Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Slavery of Alice (UPDATE 7 Oktober, SEASON 2)

Siapakah yang akan menang?


  • Total voters
    54
  • Poll closed .
Bimabet
pertamax milik TS :D
Untuk next episode, mungkin bakal lbh fokus ke bondage hu. Ane sudah ada beberapa bahan trmasuk ilustrasi2nya. Smoga berkenan :top:
 
Terakhir diubah:
Thanks gan idenya dipake ...., top markotop ceritanya .....


Agan pernah tahu Bicycle Orgasm City Tour?
https://www.empflix.com/handjobs-porn/Bicycle-Orgasm-City-Tour-2-1of5/video633976


Ket. Sepeda yang bangkunya di modifikasi pake dildo.

Jadi si cewek menduduki dildo yang secara mekanis didlo tsb akan naik turun, menyodok nyodok vagina, sesuai dengan putaran pedal kaki ......



Alternatif lain, Allice diajak ke salon dan di DPED oleh banyak Shemale yang penisnya super Jumbo secara bergantian ....

Dalam permainan ini mata Allice ditutup dan tangannya diikat dengan baju lengan panjang yang biasa dipakai dii Rumah Sakit Jiwa .......

6a077f4f2f65d3fb4dda30f7658231fa--straitjacket-solitary-confinement.jpg


Kalau ALlice bisa menebak dengan tepat siapa dua orang yang sedang mendpednya, dia boleh bebas ....

Tapi curangnya Rey, karena mata Alluce selalu tertutup. walaupun tebakan Allice benar, tetap saja dibilang salah, dan prosesi seix orgy penyiksaan Allice tetap berlangsung hingga sekian jam .....

Salah satu bentuk hukumannya adalah Triple Penetration .....
 
Thanks gan idenya dipake ...., top markotop ceritanya .....


Agan pernah tahu Bicycle Orgasm City Tour?
https://www.empflix.com/handjobs-porn/Bicycle-Orgasm-City-Tour-2-1of5/video633976


Ket. Sepeda yang bangkunya di modifikasi pake dildo.

Jadi si cewek menduduki dildo yang secara mekanis didlo tsb akan naik turun, menyodok nyodok vagina, sesuai dengan putaran pedal kaki ......



Alternatif lain, Allice diajak ke salon dan di DPED oleh banyak Shemale yang penisnya super Jumbo secara bergantian ....

Dalam permainan ini mata Allice ditutup dan tangannya diikat dengan baju lengan panjang yang biasa dipakai dii Rumah Sakit Jiwa .......

6a077f4f2f65d3fb4dda30f7658231fa--straitjacket-solitary-confinement.jpg


Kalau ALlice bisa menebak dengan tepat siapa dua orang yang sedang mendpednya, dia boleh bebas ....

Tapi curangnya Rey, karena mata Alluce selalu tertutup. walaupun tebakan Allice benar, tetap saja dibilang salah, dan prosesi seix orgy penyiksaan Allice tetap berlangsung hingga sekian jam .....

Salah satu bentuk hukumannya adalah Triple Penetration .....
Hahaa duhh binal ini, capt slanjutnya ane sudah pny ide. Thanks masukan idenya. Smoga ke pake lagi ya hahaha
 
udah mulai pasang tindikan.. selanjutnya apa lagi yah
 
rey sadis juga hu .. tapi keren .. bikin tegang banget ..
:mantap: :mantap: :mantap:
 
Part 6 -Reward and Punishment-


POV Alice

Aku yang kelelahan setelah menghadapi mimpi buruk di dalam hidup ku ini tertidur di dalam mobil yang dikendarai oleh kak rey. Aku tidak tahu kak rey membawaku, kuharap aku dapat beristirahat setelah melalui hari yang melelahkan ini. Jalanan yang kami lalui cukup macet, maklum saat ini merupakan jam pulang kantor di kota yang sangat sibuk ini.

Setelah 2 jam perjalanan aku terbangun, ternyata masih di dalam mobil. Aku heran rasa sakit pada putingku sudah hilang sepenuhnya, namun ada sensasi yang aneh yang kurasakan pada puting ku saat ini. Kurasakan ada yang mengganjal padaputingku saat ini serta aku merasa lebih sensitif dan terasa tegang terus. Hal ini membuat putingku mudah terangsang oleh karena gesekan baju.

Kak rey mengatakan “sayang, kita ke mall dulu yukk, skalian makan kita, itung-itung hiburan buat kamu hari ini. Aku tahu hari ini kamu pasti sangat capek” aku sedikit terhibur dengan kebaikan dan perhatian kak rey, namun tetap saja aku sadar bahwa aku adalah budaknya saat ini. Aku pun hanya mengangguk tanda aku setuju dengan kak rey. Sejatinya kalau bisa memilih, aku lebih memilih untuk pulang dan beristirahat, namun tidak ada ruginya ke mall, hitung-hitung aku bisa cuci mata.

Ketika sampai di mall, kak rey mengandengku dengan lembut, kami pun berjalan perlahan di dalam mall. Aku yang lemas, ditambah belt yang masih terpasang di dalam rok ku ini membuatku jalan berjalan perlahan. Aku memegang erat tangan kak rey karena rangsangan-rangsangan yang ada di dalam vaginaku ketika berjalan. Kami berjalan menuju sebuah toko baju terkenal “unik loe”. Kak rey berkata “beli mana yang kamu suka, bills on me, tapi waktumu hanya 30 mnit, karena aku lapar” mendengar itu aku pun merasa sedikit senang dan sedikit bersemangat, aku pun membeli beberapa baju yang aku suka, aku tidak tahu apakah aku akan sering-sering memakainya atau tidak, mengingat aku harus telanjang di dalam rumah kak rey. Aku mengambil beberapa baju yang modis, dan skinny jeans, beberapa hot pants dan juga tank top. Ketika melewati bagian olahraga, kak rey menyuruhku mengambil beberapa sport bra dan celana training.

Setelah membayar dan berbelanja, kak rey membuka kembali plastik belajaan, dan mengambil sebuah tank top hitam dan celana training putih. “kita ke toilet, ganti baju, baju mu sudah penuh keringat dan bau” perintah kak rey. Aku pun menjawabnya dengan senang. Siapa yang menolak, aku sejatinya juga sudah merasa gerah atas bajuku yang penuh bekas keringat ini. Aku lekas pergi ke toilet segera mengganti baju yang aku gunakan. Awalnya aku ragu dengan baju yang saat ini aku gunakan. Celana putih yang kugunakan ini, membuat chastity belt ku yang berwarna hitam agak menerawang keluar, dan lagi karena kulit beltnya cukup tebal, timbulan belt tersebut dapat jelas terlihat. Aku tidak ada pilihan lain, aku bergegas keluar karena takut kak rey menunggu terlalu lama.


Akhirnya kami melanjutkan jalan-jalan di mall, kami sempat mampir membeli boba kesukaanku, dan beberapa minuman. Sepanjang perjalanan, aku dapat merasakan beberapa pegawai laki-laki mengamati pantat indah ku karena belt yang menerawang ini. Ditambah lagi terdapat sedikit bercak kecil basah yang jelas karena rangsangan dari gesekan dildo saat aku berjalan. Ketika sampai di restoran, kak rey memilih meja yang berada agak di pojok dan tertutup, lalu kami pun memesan makanan. Kak rey membebaskan ku memilih makanan apapun yang aku mau. Karena aku juga sangat lapar, akhirnya aku segera memilih tidak hanya satu namun dua porsi.

Setelah memesan makanan, kak rey mengajakku untuk mengobrol. Saat mengobrol ini, aku benar-benar nyaman dengannya, “apakah aku jatuh cinta? Bahkan pada orang yang menjadikan ku budak sex nya?” Saat makanan tiba, kak rey berkata

Rey: “sayang, aku punya tantangan buat kamu, kalau kamu dapat menahan diri dari rangsangan dan menahan orgasme selama kamu makan, belt mu akan aku lepas, tapi kalau kamu gagal, ada hukuman buat kamu, oke? Kita mulai sekarang”

Tiba-tiba dildo yang ada di dalam vagina dan anusku bergetar, dengan tempo terputus2 yang stabil. Aku pun spontan menutup pahaku karena rangsangan geli yang ada di organ intimku. Aku berusaha menahan diri agar tidak mendesah, mengingat ini merupakan tempat umum. Tubuhku spontan bergetar, kepala ku tertunduk, tanganku menggenggam erat sendok dan garpu yang ada di tangan ku.

Rey: “ayo dimakan, nanti dingin lho, smakin lama habisnya smakin repot sendiri lhoo”

Aku menyesal memesan dua porsi makanan dan itu berarti perlu perjuangan untuk lolos dari tantangan ini. Aku pun berusaha untuk mengalihkan fokusku untuk menghabiskan makanan secepat mungkin. Agar aku bisa melewati tantangan ini. Aku pun memulai suapan pertama ku, dan mengunyah dengan cepat, aku makan secepat mungkin, menghabiskan apa yang ada di piringku, bahkan mulutku penuh mengunyah makanan. Tiba -tiba kurasakan dildo tersebut menyentak getaran sangat kuat. “hhmpphhh, uhuukkk uhhuukk” aku segera mengambil tisue dan menutup mulutku, jangan sampai makanan itu muncrat ke arah kak rey, pasti aku dapat makanan yang lain lagi. Aku berusaha menelan dan aku pun terbatuk-batuk. Sakit rasanya karena aku makanan yang aku makanan cukup pedas dan tentu tidak enak rasanya jika tersedak makanan pedas.

Aku berusaha menjaga fokusku pada makanan, namun kurasakan getaran yang ada di kemaluan ku meningkat cukup kuat. “nggghhhh” desah ku kecil mencoba menahan suara ku sendiri. aku kehilangan fokus ku dan berusaha meraihnya kembali, “aku harus berjuang, jangan sampe keluar pliss Alice kamu harus tahann” diriku yang berusaha menyemangati diri sendiri.

Kembali aku berusaha melanjutkan makan ku, namun rangsangan yang ada dibawah ini terlalu nikmat untuk diabaikan. Apalagi aku tidak mendapatkan orgasme ketika di tempat kak agus tadi. Tubuh ku lebih memilih menikmati getaran yang berasal dari vagina ku dan kurasakan ototku mulai berkontraksi menahan nikmat. Aku berjuang menghabiskan beberapa suap terakhir, namun . . . . .

“hhmmpppfffhhh” tubuh ku mengejang kuat, diriku dilanda orgasme, aku menaruh sendok ku tanpa sengaja terbanting “clingg” tangan kananku berusaha menutup mulutku agar tidak ada orang yang mengetahui aktifitas yang sedang aku lakukan saat ini, sedangkan tangan kiriku refleks mengepal erat.

“nngggaaa ahhhh crrtt crrttt crrrt ccrttr” sedikit aku keceplosan dan tubuh ku bergetar kuat mskipun ak menahannya agar orang tidak melihat ku. Aku meraskan cairan ku perlahan mulai meleleh dri sela2 dildo yang menancap di vaginaku, dan prlahan meninggalkan jejak basah di celana ku bahkan hingga mengalir membasahi kursi yang aku duduki. Rasanya ak seperti sedang mengompol. Aku sungguh malu rasanya, selain aku kalah tantangan dan dapat hukuman, aku malu jika ada orng yg menyadari ku, apalagi basah pada selangkang ku terlihat jelas serta membuat belt ku semakin terlihat.

Rey: “oke kamu kalah, hukumannya nanti di rumah aja”

Aku hanya tertunduk lesu, dan aku sadar bahwa hari ini “belum selesai”. Aku dan Kak rey pun melanjutkan makan kami. Sejujurnya aku kehilangan nafsu makan ku namun aku tidak mau menambah masalah yg membebani ku. Jadi lebih baik kuhabiskan saja makanan yang ada ini. Selesai makan aku minum banyak air, rasa pedas dan sakit karena tersedak makanan pedas masih terasa di tenggorokkanku.

Setelah kak rey membayar pesanan kami, kami pun beranjak, ketika berdiri, kulihat dengan jelas kursi yang aku duduki basah dan terdapat cairan ku, akupun segera keluar dari restaurant tersebut sembari menutupi celanaku yang basah di selangkangan ku menggunakan tas yang aku pegang. Sungguh ini momen yang memalukan. Bahkan aku sempat sedikit mendesah kecil karena aku berjalan terlalu cepat dan vagina ku masih sangat sensitif setelah orgasme ditambah lagi putingku yang mengeras kuat yang tergesek2 oleh baju yang kupakai

Kami berjalan menuju parkiran mall, sepanjang jalan banyak mata tertuju pada kami. Aku menundukkan wajahku mencoba menyembunyikan wajah ku di balik lengan kak rey. Aku yaking oran-orang menyasari chastity beltku serta putingku yang mengecap jelas karena baju yang cukup ketat ini ditambah hiasan anting di putingku yang juga mengecap jelas. Entah apa yang orang pikirkan padaku, namun aku yakin mereka berpikiran kotor terhadap ku.

Akhirnya kami tiba di mobil, sebuah perjalanan yang panjang bagiku. Sampai di mobil kak rey menyuruh ku untuk menurunkan tank top ku, ia melihat hasil karyanya pada puting ku ada mengelus lembut puting ku, “enggh” aku pun mendesah kecil

Rey: masih sakit?
Alice: ngga kak
Rey: sama sekali??
Alice: iya kak
Rey: baguslah kita sekarang kita pulang ke rumah

Kami pun perjalanan menuju rumah yang tidak jauh dr mall tersebut, sekitar 5 menit perjalanan mobil. Akhirnya kami sampai di rumah dan ia pun langsung memasukkan mobilnya ke garasi. Kami masuk rumah dr garasi dan langsung kak rey menyuruh ku untuk melepaskan sluruh pakaian ku. Kak rey kembali menyentuh putingku, tampangnya dia terpesona melihat hasil tindikan temannya itu. Kak rey berkaya “Sini ikut aku, kita ke ruangan bawah”, “Hah ruangan bawah” batin ku terkejut. Kak rey menuntunku pada sebuah pintu yang blum pernah ku buka, maklum baru malam kedua ku di sini. Di balik pintu itu, terdapat anak tangga yang turun kebawah, ia menyalakan lampu yang berwarna oranye remang, tangga ini berbalut karpet. Ketika smpai pada dasar tangga, terdapat pintu lagi, ia mengambil kunci dan membukanya, ketika masuk, aku terkejut, aku tidak menyangka ada ruangan sebesar ini di bawah tanah. Sekilas mirip studio musik yang seluruhnya dilapisi oleh karpet. Udara cukup pengap dan kak rey menyalamkan panel ac. Sepertinya menggunakan ac sentral seperti di perkantoran.

Aku melihat sekelilingku, ada banyak benda yang belum pernah kulihat sebelumnya, beberapa besi dan alat yang aku tidak tau tujuannya. Lalu kak rey tiba-tiba menarik rantai pada puting kananku yang membuat puting ku kembali tertarik kuat. “Nggghhhh” spontan ku berteriak, aku mengikuti kak rey segera guna mengurangi rasa sakit pada puting kanan ku.

“Sebentar lagi kamu terima hukuman, turuti aku kalau tidak mau hukuman mu bertambah berat, di ruang ini, panggil aku tuan, mengerti!! Ohh ya, ruangan ini dirancang kedap seutuhnya, jadi kamu bebas berteriak nanti” senyum kak rey yang tampak mengerikan bagiku. Ia mengambil sebuah alat berbentuk besi yang aku tidak tahu apa fungsinya

Kak Rey menyuruhku berlutut, tepat tulang kering ku pada alat tersebut lalu Kak Rey memasangkan pengunci yang ada di tepat di pergelangan kakiku.

Lalu ia menelikung lenganku ke belakang, lalu menekukkan pada batang besi yang terdapat di belakangnya dan mengunci pergelangan tangan ku.

Hal ini membuat tubuhku membusung kedepan dan memamerkan bentuk payudaraku yang tidak terlalu besar dengan hiasan di putingku. Posisi ini sejatinya cukup pegal buat ku karena badanku dibuat membusung dan rasa tidak nyaman pada tanganku.

Kak rey berlutut di depanku, ia mengelus tubuhku dengan lembut, ia mendekatkan wajahnya kepadaku dan mengecup dengan lembut bibirku. Perlakuan Kak Rey kepada ku ini sangat lembut. Kecupannya itu terasa sangat romantis sekali terasa. “jujur lice, kamu cantik banget, aku sayang kamu” kata kak rey sambil membelai lembut wajah ku dan mengelus rambutku. Ia kembali merapa lembut tubuhku yang membusung tersebut. Aku dibuat kegelian oleh rabaan kak rey tersebut, terkhusus ketika ia bermain perut dan pinggangku. Tangan kak rey kembali meraba ke atas dan mampir di ketiak ku. Ia menggelitik ketiaku ku, dan aku tak kuasa menahan tawa karena kegelian. “PLAAK” aku terkejut, kurasakan pipi kiri ku panas. “siapa suruh ketawa” ucap kak rey singkat. Lalu ia kembali bermain mengelus-elus tubuhku, sekali lagi ia bermain di ketiak ku dan mengelitik. Aku berusaha menahan tawa karena geli namun tak sanggu. “PLAAKK” tamparan telak kembali kurasakan. “kamu tuh lagi dihukum. Malah ketawa-tawa”


Tak kuasa aku menahan tangisku karena tamparan kak rey di wajah ku. Ia berkali-kali menampar ku dengan cukup keras. Air mataku terus mengalir dan mulai menangis sesenggukan. Aku tidak berani untuk menangis kencang karena aku takut kak rey marah padaku. Tak terhitung beberapa kali Kak Rey menamparku, yang kurasakan hanyalah sakit pada wajahku. Ia menamparku terus menerus, tamparannya turun pada payudaraku. Iya menampar payudaraku secara bergantian kanan-kiri. Kurasakan sakit apalagi ketika tidak sengaja rantai yang ada pada antingku tersangkut dan tertarik oleh jarinya ketika menampar. Aku terus menangis kesakitan.

Lalu ia mengambil sesuatu di meja alatnya, sesuatu rantai yang bercabang berbentuk huruf “Y” dan di setiap ujungnya terdapat sebuah benda yang seperti cakar yang tajam.

Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan, namun aku tahu benda itu akan menyakitkan ku. Ia lalu berjongkok dihadapanku, lalu ia mengelus kembali payudara dan putingku terasa terus menegang semenjak ditindik tadi siang. Ia memainkan putingku, lalu terasa putingku menegang lebih kuat. Lalu ia mendekatkan salah satu ujung tersebut terlihat cakar tersebut terbuka, lalu menempelkan pada putingku dan “NNNGGGGHHHH AAAAHHHH” teriak ku menahan sakit ketika kurasa seperti putingku terasa tertusuk di kempat sisi. Kak rey beralih ke puting ku yang lainnya dan “AAARRRRGGGHHHH SAAAKIIITTT” tubuhku berusaha untuk mmeberontak kesakitan, namun apa daya seluruh pergerakkan ku terkunci. Kulihat ujung terakhir yang menjuntai ke bawah namun hanya sampai sedikit di atas kemaluanku. Ia memainkan sedikit kemaluan ku dan terasa vagina ku sedikit basah dan clit ku menegang. AKU TAHU HAL BURUK SEGERA MENIMPA KU. Lalu ia menarik rantai tersebut dan membuatku kembali mengerang kesakitan, lalu ia membuka vagina ku dengan tangan kirinya, memainkan clit ku agar menegang maksimal. Lalu menedekatkan ujung yang terakhir. Aku bergidik ngeri membayangkan apa yang terjadi pada diriku sehingga aku tidak berani melihat kebahwa. Kupejamkan mataku erat dan “AAAAAARRRRRHHHHHHHHH!!!! AAMMPUUUNNN” kurasakan nyeri yang teramat sangat pada daerah yang terdapat banyak syaraf sensitif itu. memang cakar itu tidak menembus kulit, namun rasa sakit yang kurasakan, membuat diriku mengejang kuaatt, tubuhku memberontak terlempar kesana kemari, apa lagi ketika ia melepaskan tarikannya, terasa juga clitku tertarik keatas. “OHHHHHHHH AAARRRGGGGHHH” sungguh nyeri kurasakan di ketiga titik sensitif pada tubuhku. Antara sakit, namun juga perlahan ada kenikmatan yang kurasakan. Kemaluan ku semakin basa karena rasa sakit ini.

Aku pun menangis kuat, wajah ku sudah sangat berantakan, rambutku terurai kemana-mana. Ia mengangkat dagu ku, dan mengecupku kembali. Ia sedikit memainkan rantai tersebut, membuatku mengerang sakit namun sedikit mendesah. Setelah ia bosan tiba-tiba ia menarik kuat rantai tersebut hingga semua pengait itu lepas di ketiga tempat kaitnya. “AAARRRGGGGHHH” kurasakan pengait cakar tersebut menarik puting dan klit ku, dan seperti mengirisnya. Namun tidak ada luka ataupun terlihat. Hanya rasa nyeri yang amat kurasakan.

“istirahat dulu” ucap kak rey singkat. Kulihat ia keluar dari ruangan ini, mematikan ac ruangan ini, dan meninggalkan ku sendirian di ruangan ini. Ia menyalakan lampu sorot yang tepat mengarah kepada ku. Rasa pegal semakin kurasakan dalam posisi tubuh seperti ini, peluh mulai kurasakan karena pengap dan panas yang kurasakan. Terasa bulir-bulir keringatku membelai wajahku. Tubuhku kurasa basah berkeringat dan terasa anting pada putingku terasa sedikit hangat karena sorotan lampu yang panas dan menyilaukan terebut.

Sekitar 45 menit kurasa, kak rey kembali lagi ke dalam ruangan ini. Aroma rokok tercium oleh hidungku, sejujurnya aku tidak suka bau rokok. Ia kembali menyalakan ac ruangan ini dan mematikan lampu sorot tersebut. ia membelai ku, “kalo basah keringetan gini, kamu tambah cantik lice, cuppp” ia mengecup lembut perutku. Ia lalu menarik sebuah rantai kurasakan alat yang dipakai untuk menahanku ini perlahan-lahan naik, cukup tinggi sehingga kak rey tidak perlu harus ikut jongkok untuk bermain dengan tubuhku.


Ia kembali kepada ku, membelai tubuhku yang penuh keringat, dan mengecup leherku lembut. Ia menjilati lekukan pada leherku beserta dengan keringat ku dan aku pun mendesah nikmat karena jilatan kak rey ini. “asin hehehe” ucap kak rey. Lalu ia mengecup beralih bermain ke putingku, ia menghisap lembut putingku yang selalu mengeras dan sensitif ini. Tangan kanannya meremas dada kiriku. Aku di buat mendesah kenikmatan oleh cumbuan kak rey pada putingku ini. “nggghh ahhh” desahku lembut. Kurasakan tangannya mulai meraba selangkangan ku mencari-cari clitku yang bersembunyi. Ia memainkan clitku tanpa melepas cumbuan pada putingku dan remasan nikmat pada dadaku yang lainnya. “nggghhh, aaaahhhh, aaaahhhh” desah ku mulai keenakan. Tubuhku mengelijang, bergetar, dan mengejang-ejang. Kurasakan tubuhku semakin membusung “aaaaoooohhhhhhh crrtt crrtt ccrrrttt currrrrr” orgasmeku menyembur kuat dari vaginaku, diakhir dengan kecing yang tak tertahan saat orgasme. kerena aku minum cukup banyak sebelumnya saat di mall.

Kak rey: “enak ya sayang? Kamu dihukum kok malah jadi keenakan sih? awas kamu kalau orgasme lagi”

Kak rey mengambil seperti cambuk kulit yang memiliki banyak cabang, ia menyambuk tubuhku berulang-ulang, panas dan perih rasanya, sesekali ia juga mencambuk tepat pada vaginaku dan membuat diirku mengerang-erang. Aku mengerang kesakitan, namun lama-lama aku merasakan terangsang karena cambukan tersebut.

Lalu ia mengambil vibrator dildo. Ia membasukkan ke dalam vagina ku, “bleesss ahhhh” kurasakan dildo tersebut memenuhi liangku yang masih sempit meskipun sudah digagahi oleh beberapa orang. Kurasakan dildo tersebut mulai bergetar di dalam vaginaku dan kak rey mulai menaik turunkan di dalam ku. “tahan, awas jangan orgasme!” perintah rey tegas. Ia mengocok vaginaku dengan dildo tersebut cukup cepat dan dalam, hingga kurasakan sesekali dildo tersebut menyentuh dasar vaginaku dan mencium rahimku. Tubuhku mengelijang kuat, tangan dan kakiku menegang-negang, badanku membusung kuat, namun aku ingat kak rey memerintahkan ku jangan sampai orgasme. Aku berusaha untuk menahan diri, mengalihkan fokusku. Tubuh ku menggeliat tertahan, mengejang-ngejang, namun aku terus berusaha kuat agar tidak sampai orgasme.

“nggghh, aaahh, ahh, ohhh, ohhh nggghhaa, hmmppfff, amphhhuunn, uddhhaa, uddhha, gak khuaattt, mau keluarrrr, plisss sttthoopp” erangku menahan rangangan dildo tersebut

Namun kak rey tetap mengocoknya dengan cepat dan dalam di vaginaku dan tubuhku membusung kuatt, “OHHHHHHH KHHAAAAAKKK, AAKHUUU KHHEEELLUAAARRGGHH”, kak rey mencabut dildo tersebut. tubuhku mengejang kuat, membusung ke depat, namun kak rey tepat mencabut sebelum aku mencapai klimaks.

“nggghhh aahhhh ahhhh, ampun kakk, maafin akhuu” desahku sambil ngos-ngosan

Lalu ia pergi kembali ke meja peralatannya mengambil sebuah alat yang ujungnya terdapat sebuah dua penjepit buaya yang tersambung oleh kabel. Kurasakan kak rey memilin putingku dan menjepitkan jepit buaya tesebut pada puting kiri dan klit ku. “nggghhh” desahku ketika menjepit satu putingku dan klit ku. Kurasakan kak rey mulai mengocok dildo di liangku kembali, ia mengocoknya dengan cepat, dan aku kembali mendesahh, karena birahi yang sudah memuncak sebelumnya, aku pun mudah untuk kembali mencapai orgasme.

“Ngggghhh khhaaakkk, jangaann cepeet-cepeet, uddhhhaaa uddhhaa, gelhhiii aahhh ohhhh, AAAAARRRRRGGGGGHHHHHH”

Kurasakan ada aliran listrik yang menyengat keluar dari puting kiriku dan klitku yang sangat kuaat.. listrik tersebut membuat puting dan clitku kaku dan kesemutan rasanyaa. Spotan otot-otot valgina ku berkontraksi dan meremas-remas dildo tersebutt. “ahhhh ahhh ahhh” aku tidak bisa berkata apa-apa. Kembali kurasakan ia melanjutkan kembali, mengocok vagina ku, sedikit sakit rasanya akibat aliran listrik tersebut, namun aku kembali kenikmatan

“Nggghhh, ahhhh, ohhh ohh ohhhh ohhh amphhunnn khhaaakk, uddhhhaaa uddhhaa, NGGGGHHHH AAAAAARRRGGGHH ARRRRGGGGHH”

Kali ini berbeda, Kak rey terus mengocok dildo di dalam vagina ku, namun ia menyalakan arus listrik tersebut. tubuh ku berkelojotan ke sana kemari, mengerang-mengerang kuat antara kesakitan dan dan nikmat sekaligus kurasakan. Ia pun semakin cepat mengocok dildo tersebut, rasa sakit sekaligus nikmat kurasakan ketika otot vagina ku berkedut dan mengejang kuat sembari ditusuk oleh dildo tersebut.

“AAAGGGH AMMPHHUNN KHHHAKK, OHHHH AAAHH AHHHH SAKKKHHIITTT AAHHH AHHHH AHHH OHHH NGGGHHHH NGGGHHH AHHHHH, NGGGGHHH OOOOHHHHHHHH”

Aku mengerang kuat, aku mencapai orgasme, mengejang kuat, tubuh ku bergetar hebat membusung dan terbanting-banting, nikmat dari orgasme dan rangsangan listrik pada puting dan klitku membuat aku semakin tak bisa mengontrol tubuhku. Kurasakan tubuhku terus mengejang kecil, lama-lama terasa kembali kepala ku pusing, pandangan ku mulai kabur dan perlahan gelap.
 
Usul nanti alice digilir satpam kampus pas ketauan nakal, biar gak dilaporin
Terus digilirnya di Rooftop/parkiran kampus gitu
 
Bimabet
Part 6 -Reward and Punishment-


POV Alice

Aku yang kelelahan setelah menghadapi mimpi buruk di dalam hidup ku ini tertidur di dalam mobil yang dikendarai oleh kak rey. Aku tidak tahu kak rey membawaku, kuharap aku dapat beristirahat setelah melalui hari yang melelahkan ini. Jalanan yang kami lalui cukup macet, maklum saat ini merupakan jam pulang kantor di kota yang sangat sibuk ini.

Setelah 2 jam perjalanan aku terbangun, ternyata masih di dalam mobil. Aku heran rasa sakit pada putingku sudah hilang sepenuhnya, namun ada sensasi yang aneh yang kurasakan pada puting ku saat ini. Kurasakan ada yang mengganjal padaputingku saat ini serta aku merasa lebih sensitif dan terasa tegang terus. Hal ini membuat putingku mudah terangsang oleh karena gesekan baju.

Kak rey mengatakan “sayang, kita ke mall dulu yukk, skalian makan kita, itung-itung hiburan buat kamu hari ini. Aku tahu hari ini kamu pasti sangat capek” aku sedikit terhibur dengan kebaikan dan perhatian kak rey, namun tetap saja aku sadar bahwa aku adalah budaknya saat ini. Aku pun hanya mengangguk tanda aku setuju dengan kak rey. Sejatinya kalau bisa memilih, aku lebih memilih untuk pulang dan beristirahat, namun tidak ada ruginya ke mall, hitung-hitung aku bisa cuci mata.

Ketika sampai di mall, kak rey mengandengku dengan lembut, kami pun berjalan perlahan di dalam mall. Aku yang lemas, ditambah belt yang masih terpasang di dalam rok ku ini membuatku jalan berjalan perlahan. Aku memegang erat tangan kak rey karena rangsangan-rangsangan yang ada di dalam vaginaku ketika berjalan. Kami berjalan menuju sebuah toko baju terkenal “unik loe”. Kak rey berkata “beli mana yang kamu suka, bills on me, tapi waktumu hanya 30 mnit, karena aku lapar” mendengar itu aku pun merasa sedikit senang dan sedikit bersemangat, aku pun membeli beberapa baju yang aku suka, aku tidak tahu apakah aku akan sering-sering memakainya atau tidak, mengingat aku harus telanjang di dalam rumah kak rey. Aku mengambil beberapa baju yang modis, dan skinny jeans, beberapa hot pants dan juga tank top. Ketika melewati bagian olahraga, kak rey menyuruhku mengambil beberapa sport bra dan celana training.

Setelah membayar dan berbelanja, kak rey membuka kembali plastik belajaan, dan mengambil sebuah tank top hitam dan celana training putih. “kita ke toilet, ganti baju, baju mu sudah penuh keringat dan bau” perintah kak rey. Aku pun menjawabnya dengan senang. Siapa yang menolak, aku sejatinya juga sudah merasa gerah atas bajuku yang penuh bekas keringat ini. Aku lekas pergi ke toilet segera mengganti baju yang aku gunakan. Awalnya aku ragu dengan baju yang saat ini aku gunakan. Celana putih yang kugunakan ini, membuat chastity belt ku yang berwarna hitam agak menerawang keluar, dan lagi karena kulit beltnya cukup tebal, timbulan belt tersebut dapat jelas terlihat. Aku tidak ada pilihan lain, aku bergegas keluar karena takut kak rey menunggu terlalu lama.


Akhirnya kami melanjutkan jalan-jalan di mall, kami sempat mampir membeli boba kesukaanku, dan beberapa minuman. Sepanjang perjalanan, aku dapat merasakan beberapa pegawai laki-laki mengamati pantat indah ku karena belt yang menerawang ini. Ditambah lagi terdapat sedikit bercak kecil basah yang jelas karena rangsangan dari gesekan dildo saat aku berjalan. Ketika sampai di restoran, kak rey memilih meja yang berada agak di pojok dan tertutup, lalu kami pun memesan makanan. Kak rey membebaskan ku memilih makanan apapun yang aku mau. Karena aku juga sangat lapar, akhirnya aku segera memilih tidak hanya satu namun dua porsi.

Setelah memesan makanan, kak rey mengajakku untuk mengobrol. Saat mengobrol ini, aku benar-benar nyaman dengannya, “apakah aku jatuh cinta? Bahkan pada orang yang menjadikan ku budak sex nya?” Saat makanan tiba, kak rey berkata

Rey: “sayang, aku punya tantangan buat kamu, kalau kamu dapat menahan diri dari rangsangan dan menahan orgasme selama kamu makan, belt mu akan aku lepas, tapi kalau kamu gagal, ada hukuman buat kamu, oke? Kita mulai sekarang”

Tiba-tiba dildo yang ada di dalam vagina dan anusku bergetar, dengan tempo terputus2 yang stabil. Aku pun spontan menutup pahaku karena rangsangan geli yang ada di organ intimku. Aku berusaha menahan diri agar tidak mendesah, mengingat ini merupakan tempat umum. Tubuhku spontan bergetar, kepala ku tertunduk, tanganku menggenggam erat sendok dan garpu yang ada di tangan ku.

Rey: “ayo dimakan, nanti dingin lho, smakin lama habisnya smakin repot sendiri lhoo”

Aku menyesal memesan dua porsi makanan dan itu berarti perlu perjuangan untuk lolos dari tantangan ini. Aku pun berusaha untuk mengalihkan fokusku untuk menghabiskan makanan secepat mungkin. Agar aku bisa melewati tantangan ini. Aku pun memulai suapan pertama ku, dan mengunyah dengan cepat, aku makan secepat mungkin, menghabiskan apa yang ada di piringku, bahkan mulutku penuh mengunyah makanan. Tiba -tiba kurasakan dildo tersebut menyentak getaran sangat kuat. “hhmpphhh, uhuukkk uhhuukk” aku segera mengambil tisue dan menutup mulutku, jangan sampai makanan itu muncrat ke arah kak rey, pasti aku dapat makanan yang lain lagi. Aku berusaha menelan dan aku pun terbatuk-batuk. Sakit rasanya karena aku makanan yang aku makanan cukup pedas dan tentu tidak enak rasanya jika tersedak makanan pedas.

Aku berusaha menjaga fokusku pada makanan, namun kurasakan getaran yang ada di kemaluan ku meningkat cukup kuat. “nggghhhh” desah ku kecil mencoba menahan suara ku sendiri. aku kehilangan fokus ku dan berusaha meraihnya kembali, “aku harus berjuang, jangan sampe keluar pliss Alice kamu harus tahann” diriku yang berusaha menyemangati diri sendiri.

Kembali aku berusaha melanjutkan makan ku, namun rangsangan yang ada dibawah ini terlalu nikmat untuk diabaikan. Apalagi aku tidak mendapatkan orgasme ketika di tempat kak agus tadi. Tubuh ku lebih memilih menikmati getaran yang berasal dari vagina ku dan kurasakan ototku mulai berkontraksi menahan nikmat. Aku berjuang menghabiskan beberapa suap terakhir, namun . . . . .

“hhmmpppfffhhh” tubuh ku mengejang kuat, diriku dilanda orgasme, aku menaruh sendok ku tanpa sengaja terbanting “clingg” tangan kananku berusaha menutup mulutku agar tidak ada orang yang mengetahui aktifitas yang sedang aku lakukan saat ini, sedangkan tangan kiriku refleks mengepal erat.

“nngggaaa ahhhh crrtt crrttt crrrt ccrttr” sedikit aku keceplosan dan tubuh ku bergetar kuat mskipun ak menahannya agar orang tidak melihat ku. Aku meraskan cairan ku perlahan mulai meleleh dri sela2 dildo yang menancap di vaginaku, dan prlahan meninggalkan jejak basah di celana ku bahkan hingga mengalir membasahi kursi yang aku duduki. Rasanya ak seperti sedang mengompol. Aku sungguh malu rasanya, selain aku kalah tantangan dan dapat hukuman, aku malu jika ada orng yg menyadari ku, apalagi basah pada selangkang ku terlihat jelas serta membuat belt ku semakin terlihat.

Rey: “oke kamu kalah, hukumannya nanti di rumah aja”

Aku hanya tertunduk lesu, dan aku sadar bahwa hari ini “belum selesai”. Aku dan Kak rey pun melanjutkan makan kami. Sejujurnya aku kehilangan nafsu makan ku namun aku tidak mau menambah masalah yg membebani ku. Jadi lebih baik kuhabiskan saja makanan yang ada ini. Selesai makan aku minum banyak air, rasa pedas dan sakit karena tersedak makanan pedas masih terasa di tenggorokkanku.

Setelah kak rey membayar pesanan kami, kami pun beranjak, ketika berdiri, kulihat dengan jelas kursi yang aku duduki basah dan terdapat cairan ku, akupun segera keluar dari restaurant tersebut sembari menutupi celanaku yang basah di selangkangan ku menggunakan tas yang aku pegang. Sungguh ini momen yang memalukan. Bahkan aku sempat sedikit mendesah kecil karena aku berjalan terlalu cepat dan vagina ku masih sangat sensitif setelah orgasme ditambah lagi putingku yang mengeras kuat yang tergesek2 oleh baju yang kupakai

Kami berjalan menuju parkiran mall, sepanjang jalan banyak mata tertuju pada kami. Aku menundukkan wajahku mencoba menyembunyikan wajah ku di balik lengan kak rey. Aku yaking oran-orang menyasari chastity beltku serta putingku yang mengecap jelas karena baju yang cukup ketat ini ditambah hiasan anting di putingku yang juga mengecap jelas. Entah apa yang orang pikirkan padaku, namun aku yakin mereka berpikiran kotor terhadap ku.

Akhirnya kami tiba di mobil, sebuah perjalanan yang panjang bagiku. Sampai di mobil kak rey menyuruh ku untuk menurunkan tank top ku, ia melihat hasil karyanya pada puting ku ada mengelus lembut puting ku, “enggh” aku pun mendesah kecil

Rey: masih sakit?
Alice: ngga kak
Rey: sama sekali??
Alice: iya kak
Rey: baguslah kita sekarang kita pulang ke rumah

Kami pun perjalanan menuju rumah yang tidak jauh dr mall tersebut, sekitar 5 menit perjalanan mobil. Akhirnya kami sampai di rumah dan ia pun langsung memasukkan mobilnya ke garasi. Kami masuk rumah dr garasi dan langsung kak rey menyuruh ku untuk melepaskan sluruh pakaian ku. Kak rey kembali menyentuh putingku, tampangnya dia terpesona melihat hasil tindikan temannya itu. Kak rey berkaya “Sini ikut aku, kita ke ruangan bawah”, “Hah ruangan bawah” batin ku terkejut. Kak rey menuntunku pada sebuah pintu yang blum pernah ku buka, maklum baru malam kedua ku di sini. Di balik pintu itu, terdapat anak tangga yang turun kebawah, ia menyalakan lampu yang berwarna oranye remang, tangga ini berbalut karpet. Ketika smpai pada dasar tangga, terdapat pintu lagi, ia mengambil kunci dan membukanya, ketika masuk, aku terkejut, aku tidak menyangka ada ruangan sebesar ini di bawah tanah. Sekilas mirip studio musik yang seluruhnya dilapisi oleh karpet. Udara cukup pengap dan kak rey menyalamkan panel ac. Sepertinya menggunakan ac sentral seperti di perkantoran.

Aku melihat sekelilingku, ada banyak benda yang belum pernah kulihat sebelumnya, beberapa besi dan alat yang aku tidak tau tujuannya. Lalu kak rey tiba-tiba menarik rantai pada puting kananku yang membuat puting ku kembali tertarik kuat. “Nggghhhh” spontan ku berteriak, aku mengikuti kak rey segera guna mengurangi rasa sakit pada puting kanan ku.

“Sebentar lagi kamu terima hukuman, turuti aku kalau tidak mau hukuman mu bertambah berat, di ruang ini, panggil aku tuan, mengerti!! Ohh ya, ruangan ini dirancang kedap seutuhnya, jadi kamu bebas berteriak nanti” senyum kak rey yang tampak mengerikan bagiku. Ia mengambil sebuah alat berbentuk besi yang aku tidak tahu apa fungsinya

Kak Rey menyuruhku berlutut, tepat tulang kering ku pada alat tersebut lalu Kak Rey memasangkan pengunci yang ada di tepat di pergelangan kakiku.

Lalu ia menelikung lenganku ke belakang, lalu menekukkan pada batang besi yang terdapat di belakangnya dan mengunci pergelangan tangan ku.

Hal ini membuat tubuhku membusung kedepan dan memamerkan bentuk payudaraku yang tidak terlalu besar dengan hiasan di putingku. Posisi ini sejatinya cukup pegal buat ku karena badanku dibuat membusung dan rasa tidak nyaman pada tanganku.

Kak rey berlutut di depanku, ia mengelus tubuhku dengan lembut, ia mendekatkan wajahnya kepadaku dan mengecup dengan lembut bibirku. Perlakuan Kak Rey kepada ku ini sangat lembut. Kecupannya itu terasa sangat romantis sekali terasa. “jujur lice, kamu cantik banget, aku sayang kamu” kata kak rey sambil membelai lembut wajah ku dan mengelus rambutku. Ia kembali merapa lembut tubuhku yang membusung tersebut. Aku dibuat kegelian oleh rabaan kak rey tersebut, terkhusus ketika ia bermain perut dan pinggangku. Tangan kak rey kembali meraba ke atas dan mampir di ketiak ku. Ia menggelitik ketiaku ku, dan aku tak kuasa menahan tawa karena kegelian. “PLAAK” aku terkejut, kurasakan pipi kiri ku panas. “siapa suruh ketawa” ucap kak rey singkat. Lalu ia kembali bermain mengelus-elus tubuhku, sekali lagi ia bermain di ketiak ku dan mengelitik. Aku berusaha menahan tawa karena geli namun tak sanggu. “PLAAKK” tamparan telak kembali kurasakan. “kamu tuh lagi dihukum. Malah ketawa-tawa”


Tak kuasa aku menahan tangisku karena tamparan kak rey di wajah ku. Ia berkali-kali menampar ku dengan cukup keras. Air mataku terus mengalir dan mulai menangis sesenggukan. Aku tidak berani untuk menangis kencang karena aku takut kak rey marah padaku. Tak terhitung beberapa kali Kak Rey menamparku, yang kurasakan hanyalah sakit pada wajahku. Ia menamparku terus menerus, tamparannya turun pada payudaraku. Iya menampar payudaraku secara bergantian kanan-kiri. Kurasakan sakit apalagi ketika tidak sengaja rantai yang ada pada antingku tersangkut dan tertarik oleh jarinya ketika menampar. Aku terus menangis kesakitan.

Lalu ia mengambil sesuatu di meja alatnya, sesuatu rantai yang bercabang berbentuk huruf “Y” dan di setiap ujungnya terdapat sebuah benda yang seperti cakar yang tajam.

Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan, namun aku tahu benda itu akan menyakitkan ku. Ia lalu berjongkok dihadapanku, lalu ia mengelus kembali payudara dan putingku terasa terus menegang semenjak ditindik tadi siang. Ia memainkan putingku, lalu terasa putingku menegang lebih kuat. Lalu ia mendekatkan salah satu ujung tersebut terlihat cakar tersebut terbuka, lalu menempelkan pada putingku dan “NNNGGGGHHHH AAAAHHHH” teriak ku menahan sakit ketika kurasa seperti putingku terasa tertusuk di kempat sisi. Kak rey beralih ke puting ku yang lainnya dan “AAARRRRGGGHHHH SAAAKIIITTT” tubuhku berusaha untuk mmeberontak kesakitan, namun apa daya seluruh pergerakkan ku terkunci. Kulihat ujung terakhir yang menjuntai ke bawah namun hanya sampai sedikit di atas kemaluanku. Ia memainkan sedikit kemaluan ku dan terasa vagina ku sedikit basah dan clit ku menegang. AKU TAHU HAL BURUK SEGERA MENIMPA KU. Lalu ia menarik rantai tersebut dan membuatku kembali mengerang kesakitan, lalu ia membuka vagina ku dengan tangan kirinya, memainkan clit ku agar menegang maksimal. Lalu menedekatkan ujung yang terakhir. Aku bergidik ngeri membayangkan apa yang terjadi pada diriku sehingga aku tidak berani melihat kebahwa. Kupejamkan mataku erat dan “AAAAAARRRRRHHHHHHHHH!!!! AAMMPUUUNNN” kurasakan nyeri yang teramat sangat pada daerah yang terdapat banyak syaraf sensitif itu. memang cakar itu tidak menembus kulit, namun rasa sakit yang kurasakan, membuat diriku mengejang kuaatt, tubuhku memberontak terlempar kesana kemari, apa lagi ketika ia melepaskan tarikannya, terasa juga clitku tertarik keatas. “OHHHHHHHH AAARRRGGGGHHH” sungguh nyeri kurasakan di ketiga titik sensitif pada tubuhku. Antara sakit, namun juga perlahan ada kenikmatan yang kurasakan. Kemaluan ku semakin basa karena rasa sakit ini.

Aku pun menangis kuat, wajah ku sudah sangat berantakan, rambutku terurai kemana-mana. Ia mengangkat dagu ku, dan mengecupku kembali. Ia sedikit memainkan rantai tersebut, membuatku mengerang sakit namun sedikit mendesah. Setelah ia bosan tiba-tiba ia menarik kuat rantai tersebut hingga semua pengait itu lepas di ketiga tempat kaitnya. “AAARRRGGGGHHH” kurasakan pengait cakar tersebut menarik puting dan klit ku, dan seperti mengirisnya. Namun tidak ada luka ataupun terlihat. Hanya rasa nyeri yang amat kurasakan.

“istirahat dulu” ucap kak rey singkat. Kulihat ia keluar dari ruangan ini, mematikan ac ruangan ini, dan meninggalkan ku sendirian di ruangan ini. Ia menyalakan lampu sorot yang tepat mengarah kepada ku. Rasa pegal semakin kurasakan dalam posisi tubuh seperti ini, peluh mulai kurasakan karena pengap dan panas yang kurasakan. Terasa bulir-bulir keringatku membelai wajahku. Tubuhku kurasa basah berkeringat dan terasa anting pada putingku terasa sedikit hangat karena sorotan lampu yang panas dan menyilaukan terebut.

Sekitar 45 menit kurasa, kak rey kembali lagi ke dalam ruangan ini. Aroma rokok tercium oleh hidungku, sejujurnya aku tidak suka bau rokok. Ia kembali menyalakan ac ruangan ini dan mematikan lampu sorot tersebut. ia membelai ku, “kalo basah keringetan gini, kamu tambah cantik lice, cuppp” ia mengecup lembut perutku. Ia lalu menarik sebuah rantai kurasakan alat yang dipakai untuk menahanku ini perlahan-lahan naik, cukup tinggi sehingga kak rey tidak perlu harus ikut jongkok untuk bermain dengan tubuhku.


Ia kembali kepada ku, membelai tubuhku yang penuh keringat, dan mengecup leherku lembut. Ia menjilati lekukan pada leherku beserta dengan keringat ku dan aku pun mendesah nikmat karena jilatan kak rey ini. “asin hehehe” ucap kak rey. Lalu ia mengecup beralih bermain ke putingku, ia menghisap lembut putingku yang selalu mengeras dan sensitif ini. Tangan kanannya meremas dada kiriku. Aku di buat mendesah kenikmatan oleh cumbuan kak rey pada putingku ini. “nggghh ahhh” desahku lembut. Kurasakan tangannya mulai meraba selangkangan ku mencari-cari clitku yang bersembunyi. Ia memainkan clitku tanpa melepas cumbuan pada putingku dan remasan nikmat pada dadaku yang lainnya. “nggghhh, aaaahhhh, aaaahhhh” desah ku mulai keenakan. Tubuhku mengelijang, bergetar, dan mengejang-ejang. Kurasakan tubuhku semakin membusung “aaaaoooohhhhhhh crrtt crrtt ccrrrttt currrrrr” orgasmeku menyembur kuat dari vaginaku, diakhir dengan kecing yang tak tertahan saat orgasme. kerena aku minum cukup banyak sebelumnya saat di mall.

Kak rey: “enak ya sayang? Kamu dihukum kok malah jadi keenakan sih? awas kamu kalau orgasme lagi”

Kak rey mengambil seperti cambuk kulit yang memiliki banyak cabang, ia menyambuk tubuhku berulang-ulang, panas dan perih rasanya, sesekali ia juga mencambuk tepat pada vaginaku dan membuat diirku mengerang-erang. Aku mengerang kesakitan, namun lama-lama aku merasakan terangsang karena cambukan tersebut.

Lalu ia mengambil vibrator dildo. Ia membasukkan ke dalam vagina ku, “bleesss ahhhh” kurasakan dildo tersebut memenuhi liangku yang masih sempit meskipun sudah digagahi oleh beberapa orang. Kurasakan dildo tersebut mulai bergetar di dalam vaginaku dan kak rey mulai menaik turunkan di dalam ku. “tahan, awas jangan orgasme!” perintah rey tegas. Ia mengocok vaginaku dengan dildo tersebut cukup cepat dan dalam, hingga kurasakan sesekali dildo tersebut menyentuh dasar vaginaku dan mencium rahimku. Tubuhku mengelijang kuat, tangan dan kakiku menegang-negang, badanku membusung kuat, namun aku ingat kak rey memerintahkan ku jangan sampai orgasme. Aku berusaha untuk menahan diri, mengalihkan fokusku. Tubuh ku menggeliat tertahan, mengejang-ngejang, namun aku terus berusaha kuat agar tidak sampai orgasme.

“nggghh, aaahh, ahh, ohhh, ohhh nggghhaa, hmmppfff, amphhhuunn, uddhhaa, uddhha, gak khuaattt, mau keluarrrr, plisss sttthoopp” erangku menahan rangangan dildo tersebut

Namun kak rey tetap mengocoknya dengan cepat dan dalam di vaginaku dan tubuhku membusung kuatt, “OHHHHHHH KHHAAAAAKKK, AAKHUUU KHHEEELLUAAARRGGHH”, kak rey mencabut dildo tersebut. tubuhku mengejang kuat, membusung ke depat, namun kak rey tepat mencabut sebelum aku mencapai klimaks.

“nggghhh aahhhh ahhhh, ampun kakk, maafin akhuu” desahku sambil ngos-ngosan

Lalu ia pergi kembali ke meja peralatannya mengambil sebuah alat yang ujungnya terdapat sebuah dua penjepit buaya yang tersambung oleh kabel. Kurasakan kak rey memilin putingku dan menjepitkan jepit buaya tesebut pada puting kiri dan klit ku. “nggghhh” desahku ketika menjepit satu putingku dan klit ku. Kurasakan kak rey mulai mengocok dildo di liangku kembali, ia mengocoknya dengan cepat, dan aku kembali mendesahh, karena birahi yang sudah memuncak sebelumnya, aku pun mudah untuk kembali mencapai orgasme.

“Ngggghhh khhaaakkk, jangaann cepeet-cepeet, uddhhhaaa uddhhaa, gelhhiii aahhh ohhhh, AAAAARRRRRGGGGGHHHHHH”

Kurasakan ada aliran listrik yang menyengat keluar dari puting kiriku dan klitku yang sangat kuaat.. listrik tersebut membuat puting dan clitku kaku dan kesemutan rasanyaa. Spotan otot-otot valgina ku berkontraksi dan meremas-remas dildo tersebutt. “ahhhh ahhh ahhh” aku tidak bisa berkata apa-apa. Kembali kurasakan ia melanjutkan kembali, mengocok vagina ku, sedikit sakit rasanya akibat aliran listrik tersebut, namun aku kembali kenikmatan

“Nggghhh, ahhhh, ohhh ohh ohhhh ohhh amphhunnn khhaaakk, uddhhhaaa uddhhaa, NGGGGHHHH AAAAAARRRGGGHH ARRRRGGGGHH”

Kali ini berbeda, Kak rey terus mengocok dildo di dalam vagina ku, namun ia menyalakan arus listrik tersebut. tubuh ku berkelojotan ke sana kemari, mengerang-mengerang kuat antara kesakitan dan dan nikmat sekaligus kurasakan. Ia pun semakin cepat mengocok dildo tersebut, rasa sakit sekaligus nikmat kurasakan ketika otot vagina ku berkedut dan mengejang kuat sembari ditusuk oleh dildo tersebut.

“AAAGGGH AMMPHHUNN KHHHAKK, OHHHH AAAHH AHHHH SAKKKHHIITTT AAHHH AHHHH AHHH OHHH NGGGHHHH NGGGHHH AHHHHH, NGGGGHHH OOOOHHHHHHHH”

Aku mengerang kuat, aku mencapai orgasme, mengejang kuat, tubuh ku bergetar hebat membusung dan terbanting-banting, nikmat dari orgasme dan rangsangan listrik pada puting dan klitku membuat aku semakin tak bisa mengontrol tubuhku. Kurasakan tubuhku terus mengejang kecil, lama-lama terasa kembali kepala ku pusing, pandangan ku mulai kabur dan perlahan gelap.

Gan, kalau punya alat2 di atas dan tertarik bekerja sama, aku bisa sediakan kelinci percobaannya (ceweknya). :Peace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd