Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Slavery of Alice (UPDATE 7 Oktober, SEASON 2)

Siapakah yang akan menang?


  • Total voters
    54
  • Poll closed .
Part 8 -Treatment-

Setelah berpamitan dengan Pak Ratno, kami pun pergi, Kak Rey merangkul tubuhku dengan begitu hangat. Kami langsung menuju basement tempat kami memarkirkan mobil. Sejujurnya dalam batinku ada rasa yang belum tuntas sejak dari seminar tadi. Tubuh ku terasa masih gatal dan sensitif mengingat aku pun belum mendapatkan orgasme ketika digilir oleh puluhan orang tersebut. Kurasakan klitku masih tegang bergesekan lembut dengan chastity belt ku dan putingku yang samar menegang di balik bra ku membuat ku terus merasa horny. Kulihat kak rey sedang mengutak-atik HP nya, aku tidak paham apa yang dilakukannya, terlihat sekilas ada grafik di layar HP dan dia menekan tombol start

“Nggghh ngghh hmmp hmmp ngghh ahh ahh ahh” Desahku terkejut ketika kurasakan ada arus listrik yang muncul dari dildo bulat-bulat tersebut di dalam liang Vagina ku. Spontan aku memegang perut bagian bawahku dan tubuhku condong ke depan dalam usaha menahan rangsangan ini. Aliran listrik tersebut membuat otot-otot dalam vaginaku berkedut dengan konstan dan meremas-remas dildo bola2 besi yang ada di dalamnya. Arus listrik tersebut keluar dengan tempo yang cukup lambat sekitar 70 BPM. Aku bisa mengetahuinya karena aku cukup pandai bermain musik. Kurasakan otot vagina ku berkedut kecil sesuai tempo yang telah di setting tersebut.

Alice: “khhaaakk, ngghhaapaiiin??”

Kak rey: ini treatment buat liang vagina mu, setelah dipakai orang kayak tadi, pasti otot-ototmu sedikit mengendur karena dibuat mengejang terus menerus. Treatment ini balikin ototmu rileks, kuat dan rapet lagi. Tentu kamu ngga mau kan suami mu nanti dapetnya vagina mu sudah kendor? Udah nikmatin aja. Ohh ya chastity belt mu itu spesial besa sama yang kemarin, kamu tetap bisa kencing atapun BAB walaupun menggunakan alat itu, jadi ngga perlu merepotkan ku kalau kamu mau ke toilet.

Aku hanya bisa pasrah dan mengangguk kecil, sejujurnya aku menikmati kok, ramgsangan kecil-kecil ini membuat birahiku memucak lagi, namun aku terap tidak dapat orgasme karena rangsangan yang kurasakan masih belum cukup. Dengan sembunyi-sembunyi aku mencoba merangsang clit ku dari luar tapi tidak bisa karena terhalang chastity belt yang kupakai. Sepanjang perjalana kaki terus mengapit selangkangan ku karena rangsangan yang kurasakan.

Kak rey membawaku kembali ke Mall yang berada di dekat rumah dan menggunakan jasa vallet untuk memarkirkan mobil dirasa parkiran penuh dan susah dapat. Ketika aku turun dapat kurasakan semua orang yang ada di situ memandangi ku, bagaimana tidak, aku menggunakan pakaian sport bra dengan legging ketat yang memamerkan seluruh lekuk tubuhku. Orang dapat jelas melihat seluruh sudut tubuh ku ini. Aku hanya berharap semoga orang-orang tidak menyadari selangkangan ku yang basah akibat keringat dan cairan cintaku.

Kak rey menuntunku masuk ke dalam mall. Aku kesusahan berjalan, rangsangan listrik yang kurasakan ini membuat kakiku reflek mengapit dan otot perut ku seperti menegang. Aku berusaha seperti normal, namun rangsangan ini terlalu nyata untuk diacuhkan. Untungnya Kak Rey cukup memahami ku dan kami berjalan cukup lambat. Kak rey mengajak ku menonton di dalam bioskop. Ia membelikan kami tiket dan sembari menunggu jam tayang ia mengajak ku berbelanja.

Banyak hal ku beli, mulai dari make up harian ku, karena yang ada di rumah kak rey hanya terbatas, tas-tas yang mahal, baju-baju dan masih banyak lagi. Kak Rey mengatakan semua ini mengunakan uang 15 juta yang diberikan oleh Pak Ratno. Aku merasa senang aku bisa belanja banyak, meskipun sepanjang berbelanja aku terus menahan rangsangan dan kedutan yang terus dilakukan oleh otot vagina ku. Karena jam sudah mendekati waktu tayang, kami pun menuju ke bioskop. Kami pun masuk, kulihat sekitar tidak banyak orang yang datang, maklum film yang kami tonton sudah keluar berminggu-minggu yang lalu, sepertinya kak Rey belum sempat menontonnya.
Tepat sebelum film dimulai kak rey mengubah lagi settingannya pada hapenya, ia mempercepat tempo arus tersebut menjadi 100 BPM, “nggghh” aku mendesah pelan berusaha meredamnya. Tangan ku mencengkram erat lengan kak rey dan badanku rebah di pundaknya. Spontan kueratkan kakiku meredam rangsangan ini, namun justru semakin kuat kurasakan rangsangan ini. Aku semakin horny dan ingin menjamah selangkangan ku namun tidak bisa. Ditambah lagi AC bioskop yang dingin ini, merangsangku lebih oleh tiupan lembut udara dinginnya. Aku yang biasa jika pergi ke bioskop selalu membawa jaket dan celana panjang, namun kali ini aku memakai pakaian olahraga yang terbuka seperti ini. Aku meremas dadaku sendiri berharap biaa menambah kenikmatan, namun kurasakan masih belum cukup karena tidak ada jamahan yang real kurasakan di liang vaginaku.

Kupandang kak Rey berusaha kurebut perhatiannya dari film yang sedang berlangsung, namun ia tidak melihatku sedikitpun. Kurasakan antara geli dan sakit bercampur aduk, aliran listrik yang keluar seakan-akan menusuk-nusuk dinidng vagina ku. Aku hanya bisa mendesah pelan dan membungkam mulut ku sendiri. Aku berharap tidak ada orang yang menyadari suaraku. Satu jam berlalu, aku dibuat mabuk kepalang oleh chastity belt ini. Kuraaakan cairanku terus mengalir membasahi celana dan sofa tempat aku duduk. Kurasakan sofa ini sudah basah dan banjir oleh cairan pelumas ku namun tak ada respon sedikit pun dari kak rey yang ku pegang erat lengannya.
Tiba-tiba kurasakan aliran listrik itu berhenti, lalu chastitu belt ku terbuka. Kak rey tiba-tiba menyergapku dan melumat bibirku. Aku yang sudah dalam birahi spontan membalas lumatan bibir kak Rey. Kami bercumbu mesrah di dalam ruang bioskop ini. Kurasakan jemari kak rey merangsek masuk ke dalam leggingku, meraba daerah bulu pubis ku (meskipun sudah gundul) lalu menyentuh tepat klit ku yangbsudah mengeras dari tadi. Aku pun langsung dibuat kelojotan oleh aksi kak rey, ia bermain penuh nafsu seakan-akan daritadi ia memendam nafaunya sendiri kepadaku. Ia memasukan dua jarinya ke dalam liang ku dan jempolnya memainkan klit ku. “cllk clkk cllk cllkk cllk cllk” begitulah suara samar-samar ku dengar. Beruntung tayangan bioskop juga sedang seru-serunya dalam pertempuran. Tak lama oleh permainan kak rey yang merangsang gspot dan klit ku bersamaan, akupun meraih orgasme yang sudah tertahan

“hmppphh hhmmpphhh ngghhhh nggghhh ngghhhh crrttt crrrttt crrttrtt”
Kak rey melumat bibirku sapaya membungkam desahan ku. Ku lihat squirtku muncrat hingga dua kursi ke depan. Setelah memainkan liang ku, ia langsung menundukkan badan ku dan memaksaku mengulum penisnya. Aku dengan haus mengulum dan menghisap penisnya yang sudah berdiri bak keadilan tersebut. Ia memainkan kepala ku maju mundur dan sekalikali ia menekan kuat kepalaku dan mendeep throat mulut ku. Ia menahan sejenak penisnya di dalak kerongkongan ku, lalu melepaskannya. Aku dibuat tersedak olehnya. Ia menurunkan legging hingga terlepas dan menggendongku duduk di pangkuannya dengan penisnya menusuk vagina ku. Dengan samar ia membisikkan “come, show me your best” aku pun menggoyangkan pinggul ku dengan ritme yang cepat namun agak berantakan. Aku belum biasa untuk bermain dalam posisi ini. Kak rey terus melumat bibirku untuk membungkam desahan ku. Aku mengenjot penis kak rey dengan cukup brutal hingga kursi yang kami duduki pun berdecit mengikuti gerakan kami. Aku menjadi sangat liat oleh karena birahi yang tertahan berjam-jam tadi sejak seminar. 30 menit aku menggenjot kak rey aku sudah meraih setidaknya empat kali. Dinginnya AC bioskop tak lagi kurasakan dikalahkan oleh birahi percintaan ku dengan kak Rey kurasakan penisnya mulai berkedut di dalam ku dan akupun juga hampir meraih orgasme ku. Aku mempercepat tempo ku
“ nggghhh ngghh nggghh hmmphff hmphff heeenggghh henggghh enggghhh”

Kami pun orgasme berbarengan. Kurasakan cairan hangat mengisi liang kewanitaan ku. Aku kelelahan karena dari tadi aku yang bergerak, kak rey meletakkan ku di kursi samping. Terdengar suara nafas kami berat setelah merasakan nikmat ini. Kami berdua pun menikmati sisa film dgn setengah telanjang. Saat film hampir selesai, kak rey memakaikan kembali belt ku dan leggingku saat lampu menyala tanda film telah usai kami pun telah selesai membereskan pakaian kami. Saat kami berjalan keluar bioskop terlihat beberapa pasang mata memandang kami dan beberapa karyawan kami tersenyum penuh makna kepada kami. Sepertinya ada yang menyadari tingkah kami tadi namun mereka tidak berani macam-macam kepada kami.

Kami pun berjalan keluar bioskop dan menuju kamar mandi. Kak rey menyuruhku untuk berganti pakaian karena pakaian yang kugunakan basah oleh keringat maupun cairan kenikmatan kami. ia memberikanku sepasang tanktop putih dengan hotpants jeans yang baru saja kami beli sebelum kami menonton tadi. Setelah usai mengganti baju tersebut, kami pun lanjut berjalan menuju sebuah restauran korea all you can eat. Tidak ada hal yang aneh selam kami makan, kami sama-sama menikmati makanan kami layaknya dua orang yang sedang berpacaran. Kami menghabiskan waktu di mall hingga cukup sore dan setelah lelah, akupun lelah khususnya otot paha bagian dalam dan otot perutku, akhirnya kami kembali menuju rumah kami.
Dalam perjalanan yang singkat tersebut, kak rey berkata kepada ku “Alice, kamu nanti istirahat aja dulu, kita ada game nanti malam” aku tahu apa yang dimaksudkan “game” oleh kak Rey, tentu sebuah permainan yang dilakukan di ruang bawah tanah tersebut. aku pun menuruti Kak rey, saat kami tiba, aku langsung melepaskan pakaian yang aku gunakan tanpa disuruh oleh Kak rey, aku gantungkan karena baru sebentar dipakai dan bisa dipakai untuk keesokannya, saat aku ingin menuju kamarku, kak rey menggandengku dan menginsyaratkan untuk tidur bersama di kamarnya. Sebelum tidur kami melihat jam, pukul 17.00 kulihat. Kami tidur berdua, kami saling berpelukan mesra dengan kak rey yang hanya bertelanjang dada. tak lama akupun terlelap di dalam diatas lengan kokohnya yang ia berikan untuk kujadikan bantal.
.
.
.
.
.
"NGGGGHHHHH AHHHHH AHHHHHH UDDAAAHHH PLIIISSS AHHHH STOOOPPHHH AAAHHHH CRRTT CRRTT

entu gambar hanya sebagai pemanis malah jadi manis beneran gans
keple otak ini memang
:adek:
 
Sabar hu, lg bangun plot story, kita akan masu ke arc yg baru heheheh.
Nubi juga lagi ada job mendadak banyak, masa corona gini ada job msti langsung takis :D

Kiirain kemana ... ternyata lagi bikin plot nya. Okee deh saya tunggu updatenya :thumbup

Tetap semangat om TS buat nulis nya.

:semangat::semangat:
 
Sabar hu, lg bangun plot story, kita akan masu ke arc yg baru heheheh.
Nubi juga lagi ada job mendadak banyak, masa corona gini ada job msti langsung takis :D
moga panjang hu ceritanya...... seneng ane kalo ada model cerita pas ada mulustrasinya gini....
heheheheh rey di universe ini sadis juga hahahah
btw izin masukan dikit... tambahin karakter ceweknya..... tp tetap kembangkan cerita sesuai keinginan ente.... ane gak mau utak utik alur cerita ente.... heheheh soalnya udah bangus gitu
 
moga panjang hu ceritanya...... seneng ane kalo ada model cerita pas ada mulustrasinya gini....
heheheheh rey di universe ini sadis juga hahahah
btw izin masukan dikit... tambahin karakter ceweknya..... tp tetap kembangkan cerita sesuai keinginan ente.... ane gak mau utak utik alur cerita ente.... heheheh soalnya udah bangus gitu
Thank you masukannya suhu. Ane salah satu pembaca setia thread suhu
 
Part 9 “Call from the past”

POV Rey


**saat seminar penelitian Pak Ratno***

*ddrrrrttt drrrttt* sebuah pesan dari sahabat Rey yang sudah lulus 2 tahun lalu dan telah menjadi dokter. Bersama sahabatnya tersebut dan beberapa temannya ia membentuk geng penggemar BDSM dan mereka sering mengadakan “pesta” di rumah Rey

Anton: oi sob lama ngga ada kabar lu
Rey: knape ton, gua sibuk sekarang, keburu DO
Anton: ahh elah, rajin amat lu. Santai dikit napa
Rey: ada perlu apa?
Anton: emang ya ngga bisa basa basi lu hahaha. Gini sob, kita sama grup kita kan lama ngga kumpul nih.
Rey: terus?
Anton: gimana kalo kita “party”? Denger-denger lu punya piaraan bagus nih?
Rey: iya ada, adik tingkat, emang lu ada?
Anton: Ada nih bagus juga, gimana kalo kita bikin taruhan bro? Antara punya gw sm punya lu, yang menang bungkus punya yang kalah?
Rey: ngga ahh ngga tertarik, slave gua baru beberapa hari ini.
Anton: tenang punya gua juga kok.
Rey: ngga deh, kalo mau kita bisa pake slave rame-rame.
Anton: lu takut kalah rey?
Rey: GUA NGGA TAKUT KALAH! GUA TERIMA TANTANGAN LO!!!

Anton tahu betul kelemahan Rey, yakni ia tidak suka “kalah”. Hanya dengan sedikit pancingan saja. Anton berhasil “merayu” Rey untuk mau mengadakan “pesta” reuni bersama teman-temannya. Sedikit info tentang geng ini, bukan sebuah geng yang besar, hanya berisikan beberapa orang dan uniknya setiap orang memiliki ciri khasnya (fetish) tersendiri. Rey, seorang tokoh utama dalam cerita ini yang selalu suka untuk menyiksa slavenya dengan cara “edgingplay”. Anton, sosok yang menantang Rey ini berkebalikan dengan kebiasaan sahabatnya tersebt. Anton suka menyiksa slavenya dengan cara “multi-forced orgasm”. Agus, tokoh yang terlebih dahulu diperkenalkan, sosok yang suka memainkan permainan “electro-orgasm” dia punya berbagai perlatan canggih. Timothy, entah kenapa ia selalu suka dengan “anal play”, Dendy, tokoh yang paling tua di geng ini yang suka “deep throat play”, dan last but not least Hendra, yang satu ini cukup aneh, karena ia sering menyiksa slave dengan permainan cambuk dan lilin panasnya, tak jarang sang slave pun pulang dengan beberapa luka lecet kecil dan kulit kemerahan karena kepanasan.

Semasa kuliah mereka berenam ini rutin melakukan pesta di rumah Rey sebulan sekali dengan 1 atau 2 slave dalam permainan. Mereka berenam secara bergantian membawakan slave, entah slave yang sengaja untuk dibayar ataupun slave yang memang sudah peliharaan mereka masing-masing. Kali ini dalam pesta reuni mereka, yang akan menjadi objek permainan mereka adalah slave milik Rey dan milik Anton. Dalam kesepakatan antara Rey dan Anton, slave yang kalah akan dibawa oleh tuan slave yang menang selama 2 minggu. Meskipun demikian, Rey benar-benar tahu bagaimana Anton mempermainkan slavenya dan ada rasa enggan bila Alice harus menjadi slave Anton meskipun hanya 2 minggu.

POV Alice


Aku terbangun dan merasakan tubuhku dalam posisi yang berbeda dari kuingat. Karena kami tadi tidur sore, kuraskan kepala ku agak pusing mungkin karena rasa lelah yang masih kurasakan. Aku merasakan tanganku terikat ke atas, tidak cukup kencang, namun membatasi pergerakan tanganku. Lalu kulihat sedikit kebawah, aku sedang terduduk pada sebuah alat yang berbentuk seperti kotak pos rumah seperti zaman dulu. Alat tersebut terbuat seluruhnya dari besi yang ditengahnya tepat di kemaluan ku kurasakan ada semaja dildo yang tidak terlalu besar terbenam di dalam liang vaginaku dan pinggiran dildo tersebut ada semacam pad yang berbintil depat mengenai klitku. Kakiku terikat dan sedikit tertarik kebawah sehingga tubuhku hanya berporos pada selangkanganku dan tubuh ku berjarak sekitar setengah meter dari lantai. Kulihat kak rey menghampiriku dan mengecup putingku dengan lembut.

Rey: “Kita akan latihan malam ini, sabtu nanti (4 hari lagi) akan ada pesta reuni aku sama geng ku yang dulu, bukan sekedar pesta biasa, kami akan melakukan pesta sex. Kamu akan menjadi salah satu slavenya. Pesta nanti, aku buat taruhan sama seseorang teman ku, kalau kamu sampai kalah, kamu bakal ikut dia dan selama dua minggu kamu menjadi slave dia. Aku jamin kamu akan tersiksa jika kamu sampai kalah dan ikut dia meskipun hanya 2 minggu. Maka dari itu aku akan mempersiapkan kamu. Kita punya 4 hari, dua hari kedepan aku akan melatihmu dengan permainan yang biasa kami lakukan. Aku akan “make sure” kamu menang.”

Aku hanya melongo mendengar penjelasan panjang kak Rey yang sepertinya tidak aku tangkap sepenuhnya. Yang kutangkap sekilas adalah pesta sex dan aku akan menjadi objeknya. Belum selesai aku menelan informasi itu, tiba-tiba kak rey memutar knob yang membuat kotak pos ini tiba-tiba bergetar.

“nggghhh ahhhh” desah ku lembut merasakan getaran seperti getaran mobil yang merangsang klit dan liang vagina ku

Rey: Pertama-tama aku akan melatih ketahanan (Endurance). Ada 3 babak (stage). Peraturannya simple, kamu akan berhitung dari 1-100 sesuai tempo yang aku setting pada metronome dengan tempo standar 40 BPM. (FYI: 60 BPM adalah tempo kecepatan detik) Tiap tahapnya menentukan tingkat RPM dari alat yang kamu duduki sekarang. Pada tahap 3, hitungan hanya sampai 20, tempo akan perlahan-lahan naik hingga 80 BPM. Kalau kamu terlambat menghitung atau lepas tempo dari metronome, ulangi dari 1, kalau kamu orgasme, ulangi dari 1, salah hitung ulangi dari 1. Kalau kamu pingsan, kamu gagal, jangan sampai pingsan, bayangkan saja hidupmu yang lebih sengsara dari saat ini. Permainan dimulai dari sekarang”

Aku pun mulai menghitung sesuai dengan perintah kak rey. Aku menyelaraskan hitungan ku dengan tempo yang telah dipasang oleh kak rey.

“sathhuuu, dhuua, tigghha, empaathh, limaah, enammh, tujhhuuu, delaphhannh”


Aku berusaha mengatur nafasku sembari berhitung. Rangsangan pada klit dan liang ku ini membuat ku harus pintar mengatur nafas agar aku tidak terlambat mengucapkan hitungan. Selain itu aku harus mencoba berfokus pada hitungan ku. “duaa puluh dhuuaa, dua puluhh tiggha, dua puluhh emphhattt” kurasakan cairan ku mulai membasahi alat yang kududuki, kenikmatan mulai menjalari tubuhku. Aku harus fokus, aku harus bisa melewati babak pertama ini. Tak terasa hitungan ku sudah mencapai 80 dan tinggal 20 hitungan lagi. Suaraku sudah mulai bergetar seiring tubuhku yang bergetar layaknya orang kedinginan. Kurasakan vaginaku mulai berkedut saat memasuki hitungan 90. Aku mulai kelabakan mengatur nafasku dan desahanku kuraskaan nafasku sangat berat

97, 98, 99, 100 “ngggaaahhhh” kurasakan mesin itu mati. Ahh vaginaku rasanya gatal sekali. Puting dan clit mengacung tegang pertanda akupun mulai dilanda birahi. Aku pun mencoba mengatur nafasku dan fokusku guna memanfaatkan jedah istirahat saat aku mneyelesaikan babak pertama ini.

Rey: great job, skarang kita masuk babak kedua. “bbbbrrrrmmmmmm”

Kurasakan RPM alat ini lebih tinggi sebelumnya dan membuat rangsangan yang lebih intens pada clit dan liang ku. Spontan tubuhku tersentak, badanku mulai mengejang-ngejang. “ngggggaaaahh, ohhhhhh sathuuu, dhuuuaa, tigghhhaaa” ketika aku baru memasuki hitungan 20. Tubuhku tak kuat menahan lagi rangsangan ini. “dua puluh sathuu, dua puluh dhuuaa, nggghhaaa, ahhhhh, ohhhhh, nggggghhhhhh, aarggghhh” karena hitungan ku berhenti, kak rey pun mematikan alat tersebut. “mulai dari 1” Ucap kak Rey

Aku pun mulai menghitung lagi dan mesin tersebut mulai bergetar kembali. Aku berusaha untuk terus fokus, mencoba mengalihkan perhatian dari kenikmatan di clit dan liang ku. Aku berhasil melewati hitungan ke 40. “aargghhh 43, huuhhh huhhh 44, nggghhhh 45, ngggggaaa 46” tubuhku sedikit mengejang-ngejang kecil, cairan ku terus mengalir deras dari liang ku. Ku lihat labia mayora ku memerah karena rangsangan intens yang diterimanya. Memasuki hitungan ke 70, badan ku mulai intens mengejang-ngejang, aku berusaha keras menjaga tempo ku. Aku tidak mau harus mengulang dari awal babak ini lagi. Semakin lama aku melewati tiap babak, semakin lemah pertahanan ku, dan semakin lelah diriku. “nggghhhaa 97, huuhhhh 98, haaaahh 99, nggaaahh 100, ngghhh, arrgghhhhh” Tepat pada hitungan keseratus, tubuhku tak kuasa menahan rangsangan yang diterimanya. “aaarrghhhh, nggaaahh, ohhhhhhhh, aaaahhhhhhhh, arrrkkkk, crrrtt” tubuhku mengejang-ngejang kuat. badanku secara spontan berkedut-kedut, kurasakan cairanku menyembur dan mengalir pada paha ku.


Tubuhku sangat lemas, aku berharap aku tidak harus mengulang di babak kedua ini. “well, karena udah 100, aku anggep kamu lolos” ucap kak rey. Aku pun sedikit lega mendengar penilaian kak rey. Ia memberikan ku istirahat selama 15 menit, membiarkan tubuh ku pulih kembali sebelum masuk pada tahap ketiga. Bulir-bulir keringat ku menetes hasil dari dua babak awal tersebut. Meskipun suhu di ruangan ini cenderung dingin, namun gelora birahi dalam tubuhku mengalahkan dinginnya AC dan membuat tubuku ini berkeringat,

Tahap ketiga segera akan dimulai, Kak Rey menyuruhku bersiap untuk melanjutkan “latihan” ini. Kak Rey menyetel mesin ini perlahan dari RPM paling lambat, “ngghhh” aku mendesah kecil. Meskipun aku beristirahat 15 menit, tubuhku masih secara spontan mereson rangsangan yang diterimanya. Kak rey mulai menaikan keceptannya, pada RPM sedang “ngghhh, haaaahhh, hufffttt huffftttt” aku mendesah sekaligus mengatur nafasku dalam-dalam agar bisa mengedalikan tubuhku sendiri ini.

*clek*

Tahap ketiga pun dimulai “nngggeeaaaahhhhhhhh haaaahhhh haaaahhh, ngghhhhh uhhhhhh” aku tidak menyangka getarannya sekencang ini. Tubuhku spontan mengejang dan meronta kuat. aku tidak tahan dengan rangsangan yang kuat ini dan “crrrttt akkhh khhhh” akupun orgasme meskipun aku belum mulai menghitung. Aku terus mendesah kuat pasca orgasme, berusaha untuk mengembalikan kontrol tubuhku. Akupun mulai menghitung sesuai dengan tempo metronome yang telah diatur. “hhhaaahhh ssaatuuu, dduuaaahhh, tiiighhaahh, emphhattt, lhiiimaaahhh, ennammm, thuuujuuhh, dheellaaphhaann, sembhiillann, ngggghhh ahhhh crrrrtt crrrtttcrrrrtttt” aku kembali mendapatkan orgasmeku dihitungan kesepuluh.

Akupun mengulang hitunganku,”ssaatuuu, dduuaaahhh, tiiighhaahh, emphhattt, lhiiimaaahhh, ngghhhhaaahhhhh crrttt crrrttt crrrrttt crrrtttt” aku orgasme kembali pada hitungan yang baru kelima. “clpash, cplash” tamparan pada payudara kiri dan pipi kiriku. “AYO HITUNG!!! DARI AWAL”. Rasa sakit tersebut seolah mengembalikan kesadaran dan kontrol diriku. Akupun mulai berhitung lagi, “ssaatuuu, dduuaaahhh, tiiighhaahh, emphhattt, lhiiimaaahhh, ennammm, thuuujuuhh, dheellaaphhaann, sembhiillann seephuluuhhh ngggaahh sebelhass” kurasakan tempo semakin cepat, aku kesusahan mengatur nafas dan menghitung dan membuatku mis-tempo” “Plaaakkk HITUNG DARI AWAL”

“ssaatuuu, dduuaaahhh, tiiighhaahh, emphhattt, lhiiimaaahhh, ennammm, thuuujuuhh, dheellaaphhaann, sembhiillann seephuluuhhh sebelhhasss, duaabelhasss, thiighha beheelasss, emphaatt bellasss, LIMA BELAGGHHHHHHSSS *crrrrttt crrrttt crrrrtttt*

Haaahhh haahhh huuuhhh huhhh” aku terus berusaha mengatur nafass

“SSAATUUUHHH, DDUUAHHH, TIIIGHHAAHH, EMMMPHHATTT, LHIIIMAAAHHH, ENNAMMM, THUUUJUUHH, DHEELLAAPHHAANN, SEMBHIILLANN SEEPHULUUHHH SEBELHHASSS, DUAABELHASSS, THIIGHHA BEHEELASSS, EMPHAATT BELLASSS, LIMA BELAGHHSS, ENAMBELHHAASS, TUJUUHH BELHHASSS, DHEELAPHHAAN BHEELAAASSS, SEMBILAN BEHHLLAASSSHHHH DUAA PULUUUHHHH AGGGHHHHHHHHHH CRRRTT”

Rey: bagus sekarang nikmati hadiah mu


Tubuhku terpental kesana kemari, mengejang heboh, aku berhasil menghitung sampai dua puluh, namun mesin ini tidak berhenti, ia terus bergetar dengan RPM maksimal, tubuhku terus meronta kesana-kemari tanpa pandang arah.

“NGGGAAAAHHHH, OHHHHHH UUDAAAAHHH AARRRGGGHHHH OOHHHHH AKHHUUU KELHUAAARR, UDDAAHHH UDDAAAHH STOOPPPP KHHAKK REEEEYYY PLISSS KAAAKK NGGGGHHHH AHHH AAHHHHH ARRGGGHHH OHHHHHHH ENAAAKKK, AAHHH OHHH ARRGGGHHH OHHHHHHH”

Aku terus berada di dalam puncak kenikmatan orgasme ku ini. Kak rey membiarkan alat ini merangsang ku terus menerus selama 5 menit dan dalam lima menit, entah berapa kali aku orgasm, belasan, mungkin puluhann. 5 menit telah lewat, kak rey mematikan alat ini, meskipun demikian masih kurasakan getaran yang di dalam liang dan klit ku. Perlahan-lahan rasanya seperti kesemutan. Kak rey menurunkan ku, tubuhku lemas sekali, pelatihan ini membuatku merasa sangat letih. Ia membiarkan ku beristirahat selama 20 menit. Setelah beristirahat, kak rey menghampiriku dan mencumbuku lembut, dan kami pun berpagutan mesrah. Aku menikmati perlakuan lembut kak rey, ia meremas dadaku, menghisap lembut putingku yang berhias anting cantik.

Rey: “pelatihan kedua, kamu harus belajar teknik deepthroat”

Ia pun mengarahkan penisnya ke wajahku dan akupun tahu apa yang harus kulakukan. Aku mulai menjilati seluruh permukan kepala penis tersebut, kulihat kak rey mengeluh keenakan oleh jilatan dan emutan ku. Lalu kak rey memasangkan pada ku sebuah alat besi yang mengunci kepala dan kedua pergelangan tanganku. Sembari ia memasangkannya, aku pun tidak melepaskan lahapan ku terhadap penis kak rey.

Ketika alat tersebut telah terpasang, kak rey mulai memainkan kepalaku, “buka mulutmu lebar-lebar” aku pun membuka mulutku lebar-lebar dan tiba-tiba, “cccllkkk cllkkkk clllggkk HOEEEKKK” ku pun terkaget ketika kak rey tiba-tiba mendorong masuk seluruh penisnya hingga menyentuh tenggorokanku sampai terasa aku ingin muntah. Hanya membiarkan ku menarik beberapa nafas, ia mendorong lagi kepalaku maju mundur dan dalam “cclloggghhh cloogghhh hhhmmphhh clllooghhhm hhkkhhhhh hhhkkhhh, huuaaakhhh” spontan aku meneteskan air mataku karena rasa tak nyaman sesuatu memasuki tenggorokan ku. Kak rey benar-benar hhanya membiarkan ku mengambil beberapa tarikan nafas dan ia pun kembali memainkan kepalaku seperti menggenjot tubuhku. “cccllgghhhh cllooggghhh cllggghhh cllggghhhh clllogggghhh” ia mendeepthroat ku selama kuran lebih 7 menit terus menerus.

Aku mulai terbiasa kapan harus mengambil nafas ku. Kurasakan ia semakin cepat menggenjot tenggorokan ku “clloohhh clloogghh cloogghhh cccllooogghhh cclloggghhh” tiba-tiba ia seperti mengejan dan menekan kuat kepalaku hingga seluruh penis nya masuk dalam ku dan muka ku terbenam sembari ia menutup hidungku. Aku pun mulai panik karena kehabisan nafas “nggghhh ngggh hhhmmpp cllgghhhkkkc cllgghhhkk ngghhhh nggghh cllkkgghhh” kurasakan sebuah cairan hangat langsung menyemprot tenggorokkan ku, membuatku tersedak kuat, namun hidupku tertutup. Kurasakan sperma itu spontan naik ke saluran hidungku namun tertahan. Ia terus menutup hidungku, aku mulai kehabisan oksigen, sperma yang sempat naik menyembur saluran hidungku, mulai turun dan kutelann. Ia pun melepaskan cengkramannya pada kepalaku. “HHHOOEEEKKK UHHHUUUKKK UHHHUUUKK UHHHHUUUKKK SRRTTT SRRRTTT (suara seperti narik ingus) HIIKKSSSS HIIKKSS” tanpa sadar akupun menangis karena merasa panik”
Ingat itu yang nanti akan mereka lakukan, masih ada lainnya, mungkin ada yang belum sempat kita latih, kita lanjut besok.

*hari sabtu pagi*
Rey: pestanya akan dimulai sebentar lagi, siapkan dirimu
Alice: siap kak, aku akan lakukan yang terbaik

*ting tong*

Anton: Heeyy halloo brooo
Rey: Heyyy halloo jugaa, mana jagoanmu?
Anton: ehh ini dia, perkenalkan, dia stela
Batin Alice: stella? Jangan-jangan??
Stella: AAALLIICCEEE???
Alice: STEELLLAAAA???

TO BE CONTINUED
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd