Ketemu sama seseorang yang ternyata masih ada hubungan kekerabatan dengan orang yang telah menyakiti dendy pada saat dia belum reinkarnasi..si dendy terlihat conflik dengan dia dan....exp bertambah..wkwk
Istri dari om Dandy. Tidak mempunyai hubungan darah dengan Dandy. Tinggal bersama Dandy semenjak Dandy ditinggal oleh orang tuanya. Tante Shanti adalah seorang janda muda pemilik kost-kostan putri yang diisi oleh 7 karyawati dan 2 mahasiswi.
Aku semalaman tak bisa tidur dengan nyenyak. Beberapa kali aku mencoba memejamkan mataku tapi hasilnya sama saja. Semua ini bermula ketika sudah hampir jam 9 Dandy dan Olive belum pulang-pulang, padahal Olive bilang pemotretannya hanya sampai sebelum maghrib. Dan perjalanan dari sini ke sana harusnya tak terlalu jauh dan hanya memakan waktu beberapa jam saja.
Kekhawatiranku makin menjadi ketika aku mendapat pesan Whatsapp dari Olive yang memberitahu ternyata pemotretan itu palsu dan dia hampir menjadi korban perkosaan. Beruntung Dandy yang atas saranku meminta Olive untuk mengajaknya dapat menolongnya sebelum kejadian terkutuk itu terjadi kepada sahabatku. Olive bilang bahwa Dandy sempat memberi pelajaran kepada mereka dan menghancurkan hasil pemotretan mereka.
Lewat pesan Whatsapp itu pula Olive meminta ijin kepadaku untuk tidak pulang kerumah dan ingin menginap di hotel dengan alasan bahwa dia malu apabila yang lainnya mengetahui kejadian yang menimpanya. Segera saja kutelpon Olive.
βHalo, Oliveβ sapaku ketika telponku diangkat oleh Olive.
βIyya Shanβ jawabnya.
βOlive kamu yang sabar ya. Mungkin ini musibah buat kamu biar kamu kedepannya makin ati-atiβ ucapku.
βHuumβ jawabnya singkat. Sepertinya Olive masih merasa shock dengan kejadian itu.
βYa udah kamu nginep di hotel aja duluβ saranku kepadanya.
βIyyaβ jawabnya masih singkat.
βYa udah Dandy kamu ajakin nginep disana aja sekalian biar gak bolak balik. Kasian dia. Ntar kamu pesenin aja kamar buat Dandy sendiri. Ntar duitnya aku gantiinβ
βTenang aja Shanβ
βYa udah kamu baik-baik ya disana. Jangan murung terus. Anggep aja ini musibah buat kamuβ
βHuumβ
βYa udah kamu yang ati-ati ya disanaβ
βIyya Shanβ
βYa udah kalo udah nyampe kamar buruan istirahatβ
βIyya, ya udah ya Shan byeβ
βByeβ
Itulah percakapan kami yang akhirnya mengijinkan mereka untuk menginap di hotel. Tapi itu semua tidak membuat kekhawatiranku berkurang. Aku hanya akan merasa lega apabila melihat mereka baik-baik saja secara langsung.
Mataku terasa perih dan kantung mataku membengkak. Di hari minggu ini, kost-kostan yang biasanya ceria mendadak menjadi suram. Kami semua, para penghuni kostan, terduduk di ruang tengah. Walaupun mata kami menatap layar televisi, tapi pikiran kami khawatir dengan kondisi Olive. Kami semua sepakat bahwa sebelum kami melihatnya sendiri.
Hampir jam 8 pagi tapi mereka belum pulang juga. Kuputuskan untuk menelpon Olive untuk menanyakan keadaannya. Aku beranjak ke kamar dan mengambil hapeku. Kucari kontak nomor Olive dan kutelpon. Beberapa kali aku mencoba untuk menelponnya tapi masih tak diangkat olehnya. Akhirnya kucoba menelpon Dandy.
βIya, halo Shan.β
Hah kenapa yang mengangkat Olive. Kenapa hape Dandy ada di Olive. Beribu pertanyaan ada di kepalaku.
Dandy?? Keluar?? Kenapa sama Dandy?? Apa yang sebenarnya terjadi?? Semua pikiranku penuh dengan pertanyaan.
βHah Hah Hahβ¦Dandyβ¦.mbak udah lamaβ¦gak ngerasain iniβ¦.terakhir mbak ngerasain ini waktu mbak kuliah semester 5β
Samar-samar kudengar Olive mengucapkan kata-kata itu. Sepertinya dia lupa menutup telponnya dan membiarkan aku untuk menutupnya.
Tapi tunggu. Ngerasain ini terakhir kali semester 5?? Bukankah itu terakhir kali Olive berpacaran?? Yang aku tau dulu waktu kuliah sudah bukan rahasia umum lagi antara aku, Olive dan Thalia bahwa Olive sudah sering berhubungan intim dengan pacarnya. Dan yang baru saja Olive katakan adalah dia ingin keluar. Dan juga semua suara-suara desahan ini. Semua ini membuatku berpikir sejenak untuk mencari kesimpulannya.
DUAR!!! Tidak mungkin!!! Tidak mungkin kalau Dandy yang aku kenal berani berbuat seperti ini. Apa yang terjadi dengan Dandy?? Dan aku tau pasti bahwa Olive tidak akan mau berbuat seperti ini dengan sembarangan orang. Kalau dia berani berbuat seperti ini dengan sembarangan orang, sudah pasti dia akan bercerita denganku dan Thalia. Apa yang sebenarnya terjadi.
Badanku terasa lemas setelah mengetahui Dandy berani berbuat seperti ini kepada sahabatku. Dandi, keponakanku satu-satunya yang kukenal kalem dan kepolosannya berani berhubungan intim dengan sahabatku.
Akupun keluar dari kamarku dan memberi tahu Thalia bahwa Olive sudah merasa baikan dan akan segera pulang. Yang lainpun merasa lega dan menunggu kepulangan mereka.
Setelah memberi tahu kondisi Olive dan kepulangan mereka, aku memutuskan untuk masuk ke kamarku dan menunggu mereka sambil tiduran. Aku akan menanyakan kepada Olive tentang apa yang terjadi antara dia dan Dandy.
Suara mobil yang masuk ke area rumah membuatku terbangun. Ternyata aku baru saja ketiduran. Mungkin karena aku semalaman tidak bisa tidur.
Aku keluar dari kamar dan melihat mereka. Kulihat Olive memasuki rumah dan menyapa semua penghuni rumah dan tak lupa juga menyapaku. Raut wajahnya terlihat sangat ceria. Terakhir kali aku melihatnya adalah saat dia masih berpacaran dengan mantan pacarnya saat kuliah dulu.
Olive bercerita kepada semuanya tentang apa yang terjadi kepadanya dengan raut wajah yang ceria. Seolah-olah kejadian itu tak pernah terjadi kepadanya. Dia bercerita betapa hebatnya Dandy menangani orang-orang itu dan betapa Dandy sangat menjaga Olive. Kulihat Dandy hanya senyam-senyum menanggapi semua itu.
Dalam hati aku sebenarnya ingin marah kepada Dandy, kenapa dia sangat berani berbuat seperti itu kepada sahabatku sendiri. Tapi mengingat bahwa dia telah menolong sahabatku membuatku merasa bangga kepada dirinya. Tapi kenapa juga dia harus berani memanfaatkan situasi ini untuk berhubungan badan dengan sahabatku.
Ingin rasanya aku memarahinya sekarang juga atas perbuatannya kepada sahabatku. Ingin aku mengusirnya dari tempat ini sekarang juga. Tapi melihat Dandy adalah satu-satunya anggota keluarga yang kupunya dan juga bahwa dia telah menolong sahabatku, jadi kuurungkan niatku itu. Kuharap bahwa kejadian itu akan terjadi sekali itu saja dan tidak akan terjadi lagi di lain waktu.
*****
POV Dandy a.k.a. Aku a.k.a. Main Character
Kulihat di ruang keluarga, mbak Olive bercerita tentang kejadian yang dialaminya dengan wajah yang ceria seolah tanpa beban sama sekali. Dia pun juga bercerita tentang sikap kepahlawananku. Dan juga bagaimana aku menenangkannya saat dia menangis di pelukanku.
Huft. Aku hanya bisa tersenyum menanggapi semua cerita mbak Olive dan semua pujian dari penghuni kost-kostan. Tapi kulihat tante Shanti melihatku sedikit berbeda. Hmmm, kenapa ya dengan tante Shanti?? Kenapa dia melihatku seperti itu.
Tunggu, jangan-jangan tante Shanti sudah tau apa yang telah aku lakukan kepada mbak Olive. Bukankah tadi mbak Olive mendesah-desah saat menerima telpon tante Shanti. Aaaaarrrrrrrgggggghhhhhhh. Apa 0yang harus aku lakukan?? Bagaimana jika aku sampai diusir dari kost ini?? Dimana lagi aku harus tinggal?? Hanya tante Shantilah satu-satunya keluarga yang kumiliki saat ini. Tidak ada lagi keluarga yang kumiliki selain tante Shanti.
Kepalaku rasanya penuh dengan ribuan penyesalan. Aku memutuskan untuk masuk ke kamar. Ku istirahatkan tubuhku di atas kasur. Dan tak berapa lama, akupun terlelap dalam tidurku.
Aku terbangun di sore hari. Aku menatap langit-langit memikirkan apa yang harus kulakukan kedepannya.
Kubangunkan tubuhku dan duduk di kursi meja belajarku setelah tidak menemukan pemecahan masalah untuk semua ini. Kuambil robot nyamukku dan kulanjutkan pekerjaan perbaikan yang sebelumnya sempat terhenti.
Akhirnya robotku telah sukses. Dengan pengetahuan mekatronikku, aku dapat membuat robot ini terbang dengan lancar di dalam kamarku. Robot nyamuk ini berukuran kecil dan tidak gampang untuk terdeteksi. Bunyi yang dihasilkan pun cukup halus tidak berisik.
Sebelum aku mencoba menerbangkannya agak jauh, aku mengecek terlebih dahulu reward-reward yang telah aku terima.
βSystemβ panggilku.
ββ
βLu kenape Sis??β tanyaku
βLu kenape, lu kenape?? Elu yang kemane aje bozz. Seharian ane dilupain gitu aja. Udah gak butuh pemandu ape gimane??βgerutunya.
βHehehehe. Bukan gitu Sisβ¦..β
βStop!!!! Jangan panggil gua Sis lagi. Gua bukan Sis-sis salon. Gua sistem pemandu hidup luβ potongnya.
βTerus gua manggil lu apaan dongβ
βPanggil gua Dave. Dave si Developperβ
βOke, oke. Dave, tolong buka inventoryβ
Pip. Inventory telah terbuka. 2 reward belum terbuka dan 2 item belum terpakai.
Kuambil Mini Camera Hi-Resku dan kutempelkan di robot nyamukku. 2 item masih tersisa di inventoryku yaitu 1 Tali Jiwa dan 1 botol Obat Perangsang Dosis Tinggi.
βDave, tolong buka reward pertamaβ
Pip. Selamat anda mendapatkan 1 buah Kondom Bekas.
Kondom Bekas
Sebuah kondom yang telah dipakai.
VIT +1
Effect : Mencegah pregnancy
βHah!! Kondom bekas??β tanyaku keheranan.
βYoi bozz. Kondom bekas bisa dipakai untuk mencegah pregnancy atau kehamilan. Jadi kalo bozz make ni item, bozz bisa bebas crot dimana aja. Bozz gak perlu bingung sama ukurannya. Sekali pakai sistem ini, bisa otomatis menyesuaikan ukuran penis saat mengkerut ataupun mengembang.β
βHmmmmβ¦.boleh juga sih effectnya. Ya udah pakai aja dehβ kupakai kondom tersebut di Leonardo. Rasa dingin dan berlendir membuat Leonardo kegelian.
βHehehehe. Gimane bozz rasanya make kondom bekas??β
βAnjing lu. Rasanya dingin-dingin berlendirβ
βHahahahahahahaβ
βKetawa aja lu sono. Ya udah buka reward keduaβ
βHahahahaβ¦.oke bozzβ
Pip. Selamat anda mendapatkan 1 pack tissue magic (5 ply).
Tissue Magic (5 ply)
Tissue yang dapat digunakan untuk membersihkan apapun. Terdapat kandungan disinfektan per lapisan tissue untuk mensterilkan.
Jual : 4 Point Sex-Change
βAnjing. Item apaan ini. Jual aja deh.β
βOke bozz. Bozz punya skill trader jadi bozz dapet 5 Point Sex-Change.β
βOkeβ
βAda lagi bozz??β
βUdah itu dulu ajaβ
Kututup system dan mencoba menerbangkan robot nyamukku. Pip. Sebuah layar langsung muncul saat aku mencoba menerbangkan robotku. Tampak wajahku berada di layar karena robot nyamuk itu mengarah ke arahku. Kucoba terbang ke arah ventilasi di atas jendela kamarku dan terbang keluar.
Di layar nampak sebuah ukuran panjang bertuliskan 5m dan semakin aku mencoba membuat robotku menjauh ukuran itu semakin membesar. Ketika aku mencoba mendekatkan ukuran itu menjadi mengecil. Mungkin itu adalah jarak antara aku dan robotku atau mungkin kameraku.
Aku sambungkan sarung tanganku dengan headset dan dapat kudengar suara-suara yang tertangkap oleh kameraku. Kujalankan menjauh robotku untuk mengetahui sejauh apa robotku dapat bertahan. Dan itu hanya terbatas di jarak 1 km. Lebih dari itu akan membuat robotku kehilangan kontrol dariku.
Kutarik kembali robotku. Kujelajahi rumah kost ini dengan robotku. Kulihat Vanya sedang berada di ruang tengah sendirian dan sedang belajar buku diklatnya. Kudengar suara guyuran air yang berasal dari lantai 2.
Teman kampus sekaligus sahabat Aisyah. Bersahabat dengan Aisyah semenjak mereka SMA. Satu kelas dan satu jurusan dengan Aisyah. Mengontrak di tempat tante Shanti karena diberitahu oleh Aisyah setelah Aisyah mendapatkan pamflet kost-kostan kosong milik tante Shanti.
βHmmm, sepertinya ada yang sedang mandiβ batinku.
Ini saat yang tepat buat mengintip menggunakan kameraku. Memang tujuanku membuat robot itu adalah untuk mengintip para penghuni kost saat ada kesempatan.
Kuarahkan robotku ke salah satu kamar mandi lantai 2. Hasilnya adalah kosong. Kucoba mengarahkan ke kamar mandi lantai 2 yang satunya. Saat akan sampai ternyata Aisyah baru saja keluar dari kamar mandi. Haduh, gagal total rencanaku buat mengintip orang yang mandi.
Mahasiswi semester 1 jurusan informatika. Satu kampus dengan Dandy. Kenal dengan Dandy saat Dandy menempel info kost kosong milik tantenya waktu ospek beberapa bulan lalu.
Tapi sebagai gantinya aku melihat Aisyah yang keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di badannya. βHmmm, kalau ini sih masih ada kesempatan. Bisa ngintip orang ganti bajuβ batinku.
Kubuntuti Aisyah hingga ke kamarnya. Di dalam kamar kutaruh robot nyamuknya di atas lemari. Aisyah dan robotku saling berhadapan. Aisyah mulai membuka handuknya, dibalik handuknya dia tak memakai apapun. Segera saja kurekam aksi ini.
Di layarku, payudara ukuran 32B itu sungguh terlihat menggairahkan. Dan puttingnya yang berwarna pink itu sungguh menggoda imanku. Belum lagi dibawah sana. Vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan terlihat masih sangat rapat.
Aksi ganti baju ini membuatku benar-benar terangsang. Awalnya Aisyah memakai celana dalamnya yang berwarna pink lalu dilanjut dengan memakai bra yang senada. Setelah itu dia tutup dengan memakai celana santainya dan kaos yang agak longgar. Rambutnya yang panjang dia kuncir dulu dan ditutup dengan jilbab segitiga yang langsung pakai.
Setelah selesai berganti pakaian, dia turun kebawah sambil membawa buku diktatnya. Robotku masih membuntutinya. Ternyata dia berhenti di ruang tengah dan mengambil duduk di sebelah Vanya. Ternyata dia ingin belajar bersama Vanya di ruang tengah.
Kusudahi acara intip-mengintipku. Kupanggil kembali robotku dan kusimpan di Inventory Sistem. Aku lalu keluar kamar dan bergegas mandi. Tak lupa di kamar mandi, aku melakukan onani sambil melihat hasil rekaman Aisyah di layar.
Selesai mandi aku bergabung dengan Vanya dan Aisyah. Kusapa mereka dan mereka menyapaku balik. Tapi mereka balik lagi ke buku mereka.
βYang lain pada kemana sih kok rumah sepi banget??β tanyaku ke mereka.
βYang lain pada keluar kak. Katanya buat ngebuang duit sialnya mbak Olive, mereka mau makan-makanβ jawab Vanya.
βTadinya kakak mau diajakin. Tapi kakak diketokin pintunya gak bangun-bangunβ tambah Aisyah.
βOhβ¦.Lha kalian kok gak ikutan??β tanyaku.
βGak kak. Soalnya besok kita ada ujian makanya kita gak ikutanβ jawab Vanya. Ohβ¦pantesan mereka sibuk sama buku-buku mereka.
βHmmm, ya udah kalian belajar aja dulu. Sama sekalian bilangin ke mereka, kalo pulang minta tolong bawain makanan. Kakak laperβ ujarku.
βKata mbak Olive, mereka bakalan pulang malem kak. Soalnya mereka mau nungguin mbak Gaby sama mbak Alya pulang kerja dulu. Abis itu baru mereka berangkat makan-makan kakβ jelas Aisyah.
βHmmm. Ya udah deh. Kalian laper gak?? Kakak mau pesen makanan online. Kalo laper biar sekalian kakak peseninβ tawarku ke mereka.
βKalo dibayarin sih mau aja kakβ jawab Vanya dengan senyum yang berkembang. Aisyah pun melihatku dengan senyumnya.
βHmmm. Iyya iyya. Kakak bayarinβ
βYey!!!β jawab mereka kompak dan diakhiri dengan saling tos.
Kupesan 3 porsi makanan cepat saji lengkap dengan minumannya. Sembari menunggu pesananku datang, aku duduk-duduk di teras dan menghisap rokokku sekaligus untuk memberi mereka waktu agar bisa belajar dengan tenang.
Saat sedang enak-enaknya menikmati rokokku, aku teringat lagi bentuk badan Aisyah. Badannya yang putih mulus tanpa cacat sedikitpun dan putingnya yang berwarna pink serta rambut kemaluannya yang terawat membuatku makin penasaran. Akhirnya aku mendapatkan sebuah ide agar aku bisa menikmatinya.
Tak berapa lama makanan yang kami pesan pun datang. Selain karena hari masih sore dan hari minggu jadi waktu yang dibutuhkan untuk si pengantar tidak terlalu lama. Kubayar dan memberi sedikit tips buat si pengantar. Kuambil salah satu minuman itu dan kuminum 1/4 sebagai tanda bahwa minuman itu adalah jatahku dan aman dari obat perangsang. Sedangkan sisanya kutetesi racun obat perangsang dosis tinggi.
Obat Perangsang Dosis Tinggi Sebuah ramuan yang dapat merangsang seseorang hingga maksimal. Isi 10 tetes.
Pemakaian 3/10.
Setelah meneteskan racun tersebut, kubawa keruang makan. Kupanggil mereka agar segera makan, karena aku sudah tidak sabar buat menikmati mereka.
βAisyah, Vanya, ayok makan dulu mumpung masih angetβ ajakku.
βIya kakβ jawab mereka berdua kompak.
Kuatur makanan berjejer dengan aku ditengah-tengah mereka dan mereka pun tak mempersoalkannya. Kami pun makan dengan lahap. Kulihat minuman mereka masih belum tersentuh, karena minuman mereka masih penuh. Aku menunggu mereka untuk segera terjebak ke obat perangsangku.
Penantianku sepertinya sedikit tertunda. Setelah makan dan membuang bungkus makan mereka, mereka membawa minuman mereka ke ruang tengah. βHuft. Kayaknya aku harus bersabarβ batinku.
Tapi aku salah, ternyata mereka jalan ke ruang tengah sambil meminum sedikit minuman mereka. Senyum mulai mengembang di bibirku. Kubuntuti mereka dan mereka duduk di sofa panjang dengan ada jarak di antara mereka dan melanjutkan membaca buku mereka. Aku mengambil duduk di sela antara mereka.
βGeseran donkβ ujarku.
βIhhhct. Kakak, dateng-dateng langsung maen ngedusel-dusel ajaβ protes Vanya sambil menggeser duduknya. Aisyah juga memberi jarak padaku dengan bergeser.
βHehehehe. Biar gak sepi. Kalian betah amat sih belajarnya??β tanyaku.
βBiar besok ujiannya lancar kakβ jawab Vanya.
βOh, oke. Kakak mau disini aja ngejagain kalian. Biar kalo kalian gak belajar bisa langsung kakak jewerβ ancamku bercanda dan mereka pun hanya membalas dengan juluran lidah mereka.
Mereka pun tenggelam lagi dalam bukunya. Kulihat minuman mereka tinggal setengah.
Baru beberapa menit aku diamkan, Vanya sudah menyandarkan kepalanya pada bahuku. Tangan kirinya memegang buku dengan gemetaran dan tangan kanannya dijepit di antara pahanya.
Kutengok keadaan Aisyah. Ternyata dia kurang lebih parah daripada Vanya. Kepalanya tersandar di bagian ujung sandaran punggung. Tangannya tampak lemas seperti tak bertulang.
βKalian kenapa??β tanyaku berpura-pura.
βGak tau kak. Aku rasanya lemes banget terus rasanya pengen pipisβ jawab Vanya sambil menutup bukunya.
βKamu, Aisyah??β tanyaku ke Aisyah
βAku juga gak tau kak. Badan aku lemes banget. Rasanya juga pengen pipis jugaβ jawab Aisyah.
βSakit mungkin kalianβ kucoba menempelkan punggung tanganku ke dahi mereka.
βUmmmmpppppβ lenguh mereka tertahan karena mereka sama-sama menggigit bibir mereka.
βBadan kalian gak kenapa-kenapa. Ya udah kalian istirahat dulu aja di kamarβ saranku ke mereka.
Pip. Skill : Intimidate β Activated Intimidate (Passive Skill) β 1/5 (Min lv.2) Dapat lebih mudah mempengaruhi orang lain melalui tatapan mata/perkataan. Tingkat kesuksesan dipengaruhi oleh besarnya INT anda.
βOh, jadi gua bisa pake bisa digunain kayak giniβ batinku.
βIya kak. Kita masuk kamar dulu yaβ jawab Vanya.
Vanya mencoba berdiri tapi baru saja berdiri dia langsung terjatuh dan menimpaku. Tanganku reflek menangkapnya. Tapi tanganku mendarat di atas gundukan payudaranya yang kutaksir besarnya sama seperti milik Aisyah. Vanya langsung saja melenguh panjang dan badannya menegang lalu melemas.
βHaduh, kalian ini sebenernya kenapa sih??β tanyaku masih berpura-pura.
βGak tau kak. Tadi pas jatuh tiba-tiba aku ngerasa pipis terus badan aku rasanya lemes bangetβ jawab Vanya.
βHuft. Ya udah kakak bopong kalian satu-satu ke kamar kalianβ ujarku.
Akhirnya aku bopong Vanya ke kamarnya. Kamarnya nampak sangat girlie. Rapi, tertata, dan wangi. Beda dengan kamarku. Setelah membopong Vanya, aku balik ke ruang tengah dan membopong Aisyah ke kamar Vanya.
βAisyah kamu sementara tidur di kamar Vanya dulu ya. Biar kakak bisa ngawasin kalian sekaligusβ ujarku ke Aisyah.
Pip. Skill : Intimidate β Activated
βIya kakβ jawab Aisyah.
βTadi kalian bilang kalian habis ngompol?? Ganti celananya sekarang yahβ suruhku ke mereka.
βIyya kakβ jawab mereka berbarengan.
Kuambil celana Vanya dari lemarinya dan celana Aisyah dari lemari di kamarnya. Tak lupa kuambilkan juga mereka celana dalam hanya agar kepura-puraanku masih berjalan lancar.
βKalian bisa ganti celana sendiri gak?? Mas disini dulu aja takutnya kalian nanti jatuh lagiβ tanyaku ke mereka.
Vanya dan Aisyah mencoba bangkit tapi sepertinya mereka masih merasa lemas. Tubuh mereka masih terlihat sempoyongan. Dengan susah payah akhirnya mereka berhasil mengganti celana dan celana dalam mereka. Akupun tak menyia-nyiakan apa yang aku lihat. Aisyah masih seperti yang tadi dengan bulu kemaluan yang tipis dan halus sedangkan Vanya agak terlihat rimbun. Kusuruh mereka berbaring kembali untuk beristirahat.
βKakak pijitin ya kaki kalian sapa tau abis kakak pijitin kalian jadi agak baikanβ ujarku dan dijawab anggukan oleh mereka.
Kupijit kaki Aisyah terlebih dahulu. Baru saja aku sentuh kakinya, Aisyah langsung menegang badannya. Tangan kirinya mencengkram pergelangan tangan Vanya yang berada di kirinya dan tangan kanannya menutup mulutnya. Matanya melotot ke langit-langit. Tapi aku pura-pura tak memgetahui bahwa Aisyah sedang orgasme jadi aku tetap memijat kakinya yang terbalut celananya.
βKakβ panggilnya lirih.
βYa. Kenapa??β tanyaku.
βAkuβ¦.pipis lagiβ ucapnya lirih.
βHah??!! Ngompol lagi??!!β aku pura-pura kaget. βHaduh kalo gini sih bisa habis celana kalian. Ya udah kalian gak usah pake celana dulu aja ya sampe badan kalian mendingan.β
Mereka hanya mengangguk pelan.
βSini biar aku copotin celana kalianβ tawarku.
Kulepas celana dan celana dalam mereka bergantian. Nafsuku sebenarnya sudah mencapai ubun-ubun tapi aku harus menahannya. Aku harus pelan-pelan kepada mereka.
βAh, ini sih kalian bukan pipis. Tapi kalian orgasme. Kalian ngeboongin kakak ya??β omelku ke mereka.
Raut wajah mereka tampak berubah menjadi penyesalan tapi bercampur rasa malu.
βMaafin kita kakβ ucap Vanya.
βHuft. Ya udah deh kakak maafin. Terus kalo kalian udah kayak gini, kalian mau gimana??β tanyaku.
βKita juga gak tau kak. Jujur ini pertama kali buat akuβ jawab Aisyah.
βAku juga kak. Kita gak tau harus gimanaβ timpal Vanya.
βHmmm, ya udah deh. Sini biar kakak bantuin kalian ngilangin apa yang udah kalian rasainβ
βGimana caranya kak??β tanya Aisyah.
βGampang. Kakak bisa bantu kalian tapi kalian harus nurut sama kakakβ
Mereka pun mengangguk. Kuarahkan mereka duduk di kasur Vanya dan mengangkangkan kaki mereka. Kumasukkan jari tengahku ke dalam vagina mereka.
βUuuuuuhhhhhhβ rintih mereka bersamaan.
Kukocok vagina mereka dengan jari tengahku. Desahan-desahan dari mereka keluar bersahut-sahutan.
Tak berapa lama, Vanya mencapai orgasme terlebih dahulu dan disusul Aisyah setelah beberapa menit.
βGimana rasanya??β tanyaku sambil kubersihkan jariku dengan tissue yang ada di kamar Vanya.
βKalian pengen yang lebih enak apa gak??β tanyaku.
βApaan itu kak??β tanya Vanya.
βBerhubungan badanβ jawabku.
βHah??!! Tapi kita belum pernah ngelakuin itu kakβ ucap Aisyah kaget.
βTenang aja nanti kakak ajarin kok. Itu juga bisa dipake buat ngilangin horni kalian ituβ ujarku.
βBeneran bisa kak??β tanya Vanya untuk meyakinkannya.
βBisa kok. Pengen??β tanyaku ke mereka. Mereka menjawab dengan anggukan mantap. βYa udah kalian buka baju dulu ajaβ lanjutku.
Mereka pun akhirnya membuka semua baju mereka. Aku melarang mereka membuka jilbab mereka saat mereka akan membuka jilbab mereka. Akhirnya mereka telah telanjang bulat di depanku dan hanya menyisakan jilbab yang masih terpasang di kepala mereka.
Kini giliranku membuka pakaianku. Kumulai dari kaos yang kupakai, celana santai dan terakhir celana dalamku. Mereka tercengang ketika melihat Leonardo. Sepertinya mereka baru pertama kali melihat penis secara langsung.
βGede bangetβ timpal Vanya. Aku hanya tersenyum dengan omongan mereka.
Kudekati mereka dan kusuruh mereka untuk mengulum Leonardo. Kusuruh mereka memperlakukan Leonardo seperti permen lolipop panjang. Kusuruh mereka bergantian mengulum Leonardo.
Setelah kurasa Leonardo hampir muntah, kusuruh mereka membuka mulut dan menjulurkan lidah mereka tepat diujung kepala Leonardo. Kukocok Leonardo di depan mulut mereka.
CROT. CROT. CROT. CROT.
Muntahan Leonardo sebagian masuk ke mulut mereka dan sebagian mengenai wajah mereka. Setelah itu kusuruh mereka mengambil muntahan Leonardo dengan jari mereka dan menelannya. Dengan bantuan skill intimidate, aku berhasil menyuruh mereka.
Karena aku masih penasaran dengan Aisyah maka aku putuskan untuk bermain dengan Aisyah terlebih dahulu. Aku dudukkan tubuhku di atas kasur dan kusuruh Aisyah untuk naik kepangkuanku. Sebelum pantatnya turun ke pangkuanku, aku menyuruhnya mengarahkan Leonardo ke vagina miliknya. Vanya aku suruh untuk duduk di sebelahku agar dia bisa belajar dari Aisyah.
βAhhhcccctttβ¦.aduhβ¦.sakit kakβ¦.aduhhhhhβ rintih Aisyah saat kepala Leonardo mulai menyeruak masuk ke dalam vaginanya.
βTenang Aisyahβ¦tenangβ¦pelan-pelan. Ntar lama-lama juga jadi enak kok. Emang kalo pertama kali ngelakuin itu sakitβ ujarku.
Kubantu Aisyah naik turun perlahan-lahan. Saat aku merasa Leonardo terhalang oleh sesuatu aku mencoba mengarahkan Aisyah agar lebih menekannya agar selaput daranya dapat aku tembus.
Aisyah langsung merangkul leherku dan memelukku untuk meredakan sakitnya. Vanya melihat itu menjadi sedikit ketakutan. Kupeluk Vanya dengan satu tanganku dan dia pun ikut memeluk kami erat. Jadilah kami saling berpelukan.
Setelah mendiamkan agak lama kucoba dengan satu tangan menggerakkan pinggul Aisyah untuk mengocok Leonardo.
Lama kelamaan rintihan Aisyah berubah menjadi desahan lirih dan pelan seirama dengan gerakan pinggulnya. Pelukan Vanya pada kami mulai mengendur. Langsung saja kusambar bibir Vanya.
Awalnya Vanya hanya menerima serangan bibir dan lidahku. Tapi lama kelamaan dia mulai bisa mengimbanginya dan membalas seranganku. Tanganku kuarahkan ke payudara Aisyah dan Vanya. Satu tangan di payudara Aisyah dan satu tangan di payudara Vanya. Kuremas-remas dengan lembut payudara mereka. Sesekali kupelintir putting mereka yang berwarna pink itu.
Aisyah tampak sudah terbiasa dengan vaginanya. Gerakan pinggulnya yang sekarang bergerak sendiri makin dipercepat. Desahannya pun mulai tak karuan. Hingga akhirnya dia mencapai orgasmenya. Saat mencapai orgasmenya, badan Aisyah menelikung.
Setelah Aisyah mencapai orgasmenya, kini giliran Vanya untuk naik ke pangkuanku. Kubiarkan Aisyah beristirahat di sebelahku. Vanya melakukannya sama seperti Aisyah. Dia sangat kesakitan di awal-awal tapi lama kelamaan gerakannya mulai menggila. Sepertinya sisi kebinalan Vanya mulai keluar.
Setelah Vanya orgasme, kutarik badan Aisyah hingga telentang di atas kasur. Kutindih badannya dan kumasukkan Leonardo ke dalam vaginanya.
Beberapa menit berlalu dan Leonardo sudah tak kuat menahan mabuknya hingga akhirnya dia harus muntah di dalam rahim Aisyah.
Kulihat Leonardo masih tegak menjulang perkasa dan kulihat Vanya telah selesai beristirahatnya. Langsung saja Vanya kutarik dari kasur dan kusuruh menungging dengan tangannya bertumpu pada pinggiran kasur.
Kumasukkan lagi Leonardo ke dalam vaginanya dan kupompa vaginanya hingga Leonardo muntah di rahimnya.
Tak terasa bahwa jam sudah di angka 22:45. Kami harus mengakhiri pertempuran kami. Sebenarnya Aisyah dan Vanya masih ingin melanjutkan tapi setelah aku menjelaskan kepada mereka akhirnya mereka pun mau memahaminya. Kusuruh mereka untuk berpakaian dan turun ke ruang tengah. Di ruang tengah kami duduk bersebelahan dengan aku berada di tengah-tengah mereka. Tanganku merangkul mereka dan mereka pun menyandarkan kepalanya ke bahuku. Tak lama kemudian mereka tertidur di pelukanku.
Nama Pemain : Dandy Putra Purnama
Usia : 19/23 tahun -> 19/24 tahun
Level : 4 -> 5
Experience : 905/4000 -> 3510/5000
Point Sex-Change : 881 -> 2202
STR : 6 -> 9
DEX : 6 -> 6
AGI : 6 -> 6
VIT : 7 -> 7
INT : 9 -> 9
Title : Orang berotak cabul -> Pencabul
Skill :
-Intimidate (Passive Skill) β 2/5 (Min lv.2)
-Escape Plan (Passive Skill) β 0/5 β Terkunci. (Min lv.2)
-Smart View (Active Skill) β 1/1 (Min lv.2)
-Trader (Passive Skill) β 1/1 (Min lv.3)
-Lust (Active Skill) β 0/1 β Terkunci. (Min lv.4)