Lanjutan cerita Ayu...
Sambil berciuman, aku mengusap-usap punggung Ayu. Lama-lama tanganku menyusup ke dalam baju yang dipakai Ayu, dan melanjutkan mengusap-usap punggungnya. Pengait BH Ayu aku lepaskan perlahan, dan tidak lama pengaitnya pun terlepas. Ayu tidak bergeming dan tetap menikmati ciuman. Tidak lama, tanganku menyusup ke celana Ayu dan meremas-remas pantatnya. Ayu senejak menghentikan ciuman dan bilang, "geli...". Kemudian aku melanjutkan dengan mencium leher Ayu, mengecup dan menjilatinya. Tanganku juga bergerilya meremas-remas dada Ayu dari dalam baju. Dia mendesah, matanya terpejam, menikmati apa yang sedang aku lakukan padanya. Aku mengusap dada Ayu, kemudian perutnya. Sesekali meremas payudaranya dan memilin-milin puting Ayu. Aku suka tipe dada Ayu, yang cukup besar, padat dan berisi, namun empuk. Di sela-sela aku menciumi leher Ayu, sesekali aku mencium bibir Ayu. Sedari tadi Ayu hanya pasrah. Ketika yakin si Ayu sudah cukup terangsang, aku kemudian berdiri dan mengeluarkan kontolku. Ayu cukup kaget, tapi langsung aku tarik supaya posisi Ayu duduk tepat di hadapan kontolku. Dari muka Ayu, dia terlihat sangat terangsang ketika melihat kontolku. Di posisi itu pun, kontolku sudah sangat tegang. Aku memegang kontolku dan mengarahkan ke mulut ayu. Ayu tau apa yang aku mau, dan dia membuka mulutnya. Tetapi aku tidak langsung memasukkan kontolku ke mulut Ayu, tapi memainkan bibir Ayu menggunakan kontolku. Hal ini membuat aku semakin terangsang, karena wajah Ayu terlihat sangat menggemaskan. Setelah aku puas, aku memasukkan kontolku ke mulut Ayu. Ayu pun melakukan tugasnya, memberikan aku blowjob service. Tidak senikmat BJ dari Sita memang, tapi kontolku tidak kena gigi Ayu saja sudah cukup oke menurutku. Kepala Ayu maju-mundur, dan dia nampak masih bersemangat. Aku bertanya, "capek?". Ayu menggelengkan kepalanya, tetapi kontolku masih di dalam mulut Ayu. Setelah itu aku agak membungkuk menarik baju Ayu, dan kemudian aku lepaskan baju Ayu beserta BHnya. Aku minta Ayu supaya memasukkan semua bagian kontolku ke mulutnya, awalnya aku ragu apakah Ayu mau, dan ternyata dia menurutinya. Dia melahap kontolku pelan, namun bisa masuk hampir keseluruhan ke mulut Ayu, dan aku merasakan nikmat yang luar biasa. Ayu hanya sesekali melakukan ini, tapi tidak masalah buat aku.
Setelah aku rasa cukup, aku meminta Ayu kembali rebahan. Aku mencium bibir Ayu cukup lama, sambil meremas-remas dada ayu. Setelah itu, aku kembali mencium dan menjilati leher Ayu, kemudian turun ke dada, lalu turun ke perut. Kemudian naik lagi ke atas. Sambil aku mencium dan menjilati bagian-bagian sensitif, aku berusaha melepaskan celana Ayu. Aku khawatir ada penolakan dari Ayu, tetapi proses ini lancar. Ayu bahkan sedikit mengangkat pantatnya agar aku mudah melepaskan celana yang dia kenakan. Pertama kalinya aku melihat body Ayu tanpa sehelai benang pun, montok sekali. Bodynya padat berisi, membuat setiap cowok yang melihatnya pasti sangat terangsang. Aku kembali menciumi dan menjilati tubuh Ayu, kali ini berfokus pada paha dan sekitar memek Ayu. Sampai pada akhirnya aku sedikit membuka memek Ayu dan kemudian menjilatnya. Ayu sedikit memekik dan merapatkan pahanya, mungkin kaget sambil menahan nikmat. Aku perlahan membuka paha Ayu, dan melanjutkan aktifitasku menjilati sambil memasukkan jariku ke memek Ayu. Aku sangat yakin Ayu menikmatinya, karena tidak ada penolakan sama sekali, dan Ayu sudah sangat pasrah.
Sudah cukup ritual memainkan memek Ayu, aku kembali berciuman dengan Ayu. Posisiku berada di atas tubuh Ayu. Tanganku menahan badanku, sedangkan tangan Ayu melingkar di leherku. Ciuman kami sudah sangat panas dan menggairahkan. Aku menghentikan ciuman dan kemudian bertanya pada Ayu dengan ragu, "masukin ya?". Tanpa disangka, Ayu justru menganggung tanpa mengeluarkan sepatah katapun, bertanda ia setuju. Aku memainkan kontolku di bagian luar memek Ayu, dan Ayu nampak menikmatinya. Setelah itu, pelan-pelan aku dorong kontolku ke dalam memek Ayu. Masih sangat sempit, dan sangat susah memasukkan kontolku ke dalamnya. Ayu nampak menggigit bibir bagian bawahnya, menahan sakit. Setelah cukup lama berusaha, akhirnya kontolku pun bisa masuk seluruhnya. Ayu meminta berhenti sejenak, karena kata Ayu sangat sakit. Aku pun menurutinya. Pada posisi ini, aku berada di atas Ayu. Dadaku dan dada Ayu saling menempel. Sesekali aku mencium bibir dan pipi Ayu. Setelah diam cukup lama, aku meminta izin pada Ayu untuk at aktifitasku. Aku perlahan kembali menggenjot Ayu dengan ritme sangat pelan. Sebetulnya aku kurang menikmati, karena aku harus menahan gerakanku agar Ayu tidak merasakan sakit. Aku bertahan sekitar 20 menit sebelum akhirnya aku memuntahkan spermaku di perut Ayu. Dari awal sampai akhir, posisiku berada di atas. Setelah spermaku hampir keluar, aku mengocok kontolku sendiri, dan aku kaget karena ada darah di kontolku dan memek Ayu. Aku pikir, apakah Ayu masih perawan? Setelah aku ingat-ingat kembali cerita Ayu, dia mengaku mantannya pernah memasukkan setengah bagian kontolnya ke dalam memek Ayu. Awalnya aku tidak percaya dan menganggap Ayu masih perawan. Dan sekarang aku mempercayainya. Mungkin dulu mantan Ayu belum sampai memasukkan setengah kontolnya, karena akupun memasukkan setengah kontolku ke dalam memek Ayu penuh dengan perjuangan.
Setelah kejadian itu, aku dan Ayu semakin dekat. Tapi status kami tidak berpacaran, dan berjalan seperti biasanya. Ayu tau aku dekat dengan Sita, tetapi sebatas sahabat. Ayu tidak tau kalau aku dan Sita sering bercinta. Ayu tidak curiga sama sekali, mungkin karena status Sita yang sudah bersuami dan Sita memang dekat dengan hampir semua personel ojol di tongkrongan.
Bersambung...
