Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiar Series: Anak magang ikut perjalanan dinas

Bimabet
Episode 6

Putra dan Tiar masih terlelap, hingga bunyi HP Tiar membangunkan dirinya, tubuhnya masih lemas sisa pertempuran semalam, ia harus bangkit dari tempat tidurnya perlahan agar tidak membangunkan Putra. Ternyata panggilan itu dari Vino “Halo” sapa Tiar singkat “Iya Aku tau, nanti aku kasih.” Jawab Tiar “Ok, bye.” Tiar menghentikan panggilan tersebut, Tiar duduk dengan masih telanjang di sofa dekat jendela yang masih tertutupi gorden yang tebal, jam baru menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Tiar mengingat lagi kejadian semalam, betapa nikmatnya permainan mereka berdua. Ia melihat Putra yang masih tertidur lelap dan Tiar tersenyum. Akhirnya Tiar memutuskan untuk kembali berendam di bath tub sambil menunggu Putra bangun. Ia menyalakan kran untuk mengisi bath tub tersebut. Setelah air di bath tub di rasa cukup, Tiar menambahkan sabun di bath tub tersebut dan secara perlahan menenggelamkan tubuhnya di bath tub yang kini sudah dipenuhi busa sabun.


Setelah hampir 1 jam berendam di bath tub, Tiar bangkit dari bath tub dan membilas tubuhnya, ia menghanduki tubuhnya dan juga rambutnya dan keluar dari kamar mandi, wangi semerbak tercium dari tubuh Tiar yang baru saja mandi. Tiar melihat arah tempat tidur, Putra masih terlelap dalam tidurnya. “Nih orang kebo juga ya?” Tiar bingung melihat Putra. Tiar melihat jam sudah menunjukkan setengah 8 lewat, Tiar melihat HP nya, ada pesan dari Mbak Ani dan Tiar memutuskan untuk membangunkan Putra “Hei, bangun.” Tiar mengusap wajah Putra lembut, Putra tak bergeming, Tiar yang iseng, kemudian memilih mencium bibir Putra yang sedikit terbuka, Tiar memasukkan lidahnya kemulut Putra. Putra pun reflek membalas lidah Tiar dan merangkul Tiar didalam mimpinya. Perlahan Putra membuka matanya dan ia Terkejut, ternyata itu benar Tiar yang menciumnya, dengan cepat Tiar melepas bibirnya dari Putra “Akhirnya bangun juga.” Kata Tiar. “Banguninnya enak banget kayak gitu.” Kata Putra setengah sadar dan masih memejamkan matanya. “Ayo mandi, abis itu breakfast.” Kata Tiar. “jam berapa sekarang Ti?” tanya Putra “Jam 8” jawab Tiar “Oh, masih 2 jam lagi. Putra kembali merebahkan tubuhnya ke kasur “IIIHHHH malah tidur lagi.” Tiar menggoyang-goyangkan tubuh Putra untuk bangun “Breakfast tutup jam setengah 9.” Kata Tiar berbohong, Putra langsung bangkit dan masuk ke kamar mandi, Tiar hanya tersenyum berhasil mengerjai Putra.


15 menit kemudian Putra keluar kamar mandi dengan keadaan telanjang, Ia langsung mengambil pakaiannya di tas yang Ia bawa. “Lah Ti, cepet amat ganti bajunya?” Tanya Putra yang melihat Tiar sudah mengenakan kaos dan juga celana. “Ngapain lama-lama? Nunggu breakfast tutup?” tanya Tiar “Go go, 15 menit lagi nihh.” Putra mencabut HP nya yang sedang di cas. “Ayo.” Jawab Tiar yang bangun dari kasur dan mereke menuju restoran.



Di restoran, Putra dan Tiar menyapa beberapa staff yang dari semalam sudah menginap di hotel lalu mengambil makanan dan duduk di meja untuk berdua.

“Yahh malem terakhir ya Ti?” tanya Putra

“Untuk?”

“Ya gitu Ti.” Putra agak nunduk malu dan merasa tak enak.

“Hhhhmmm.” Tiar nampak berpikir. Lalu tersenyum. “Kalo Lu mau lagi, tinggal kasih tau aja. Mungkin Gue free.” Jawab Tiar tersenyum. Putra menoleh tak percaya lalu tersenyum.

“Hihihihihi makasih Ti.” Putra tersenyum lebar lalu melahap makanannya.

“Dek!” Panggil Mbak Ani.

“Kenapa Mbak?” tanya Tiar

“Kalian kalo bisa stand by dari setengah 10 ya. Biar bantuin ngurus in focus dan siapin dokumen di meja-meja. Kalian bawa laptop kan?” Tanya Mbak Ani.

“Iya Mbak, abis sarapan, Kita langsung ganti pakaian kok, Aku sama Putra juga bawa laptop, aman kok.” Jawab Tiar. “Ok deh.” Jawab Mbak Ani sambil mengacungkan jempol “Putra, rambutnya dirapiin ya.” Perintah Mbak Ani “Siap 86, pokoknya nanti aku paling ganteng Mbak.” Jawab Putra pede “Dek Dek” Mbak Ani geleng-geleng lalu meninggalkan mereka. Setelah Mbak Ani pergi, Putra dan Tiar melanjutkan obrolan “Oh ya, nanti ditengah acara, Aku balik ke kamar Aku dulu ya. Temen-temen Aku pada dateng.” Kata Tiar “Rame Ti? Ajak Gue kenalan dong?” Tanya Putra antusias. “Gak boleh, kasian mereka.” Jawab Tiar bercanda “Yahh Ti, Gue kan pengen punya di real life juga, ga halu mulu gitu.” Bela Putra. “Udah pelan-pelan aja, pasti ada yang suka sama Lu, Cuma malu-malu. Makanya, Lu juga aktif, jangan nunggu mulu.” Tiar menceramahi Putra. “Iya Bu, makasih loh.” Jawab Putra, lalu mereka berdua tertawa.


Setelah puas bercanda, Putra dan Tiar memilih untuk kembali ke kamar untuk berganti pakaian. Mereka juga berpamitan untuk duluan kembali ke kamar dengan beberapa staff yang masih makan dan merokok didekat kolam. “Ti, Gue ngevape dulu ya?” Izin Putra “Balik kamar aja sih? Entar telat.” Balas Tiar, Putra cemberut tapi mengikuti kata Tiar untuk kembali ke kamar.


Di Kamar, Tiar langsung memilih pakaian yang akan ia gunakan di pertemuan nanti, sementara Putra berbaring sambil menggonta-ganti siaran TV. “Putra ganti baju gih!” Perintah Tiar “Bentar lagi.” Jawab Putra masih menekan remote TV “Belum nanti Lu rapiin rambut Lu.” Balas Tiar, Putra baru ingat, agak sulit mengurusi rambut keritingnya. “Iya ya bener juga.” Jawab Putra, Ia bangkit lalu mengambil kaus dalam putih dan masuk ke kamar mandi, sementara Tiar baru saja melepas kaos dan celananya, Ia hanya menggunakan CD bewarna krem dan menggunakan atasan tanktop putih tanpa bra, lalu meggunakan celana bahan hitam dan kemeja bewarna krem lengan panjang. Ia menuju meja kantor yang berada didepan sofa untuk sedikit berdandan. Saat Tiar sudah selesai berdandan, Putra baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sudah rapi dan hanya mengenakan kaos dalam dan CD. “Cie yang dandan.” Goda Putra “Gpp, biar lebih cakep.” Jawab Tiar sambil menggunakan eyeliner. Putra mengambil kemudian mengenakan celana bahan bewarna hitamnya juga dan mengenakan kemeja biru dongker lengan panjang.


“Udah beres?” tanya Tiar “Bentar Ti.” Putra masih ngevape “Nih anak malah ngevape, bukannya make sepatu terus turun!” teriak Tiar “Kalem, 15 menit lagi kita turun.” Jawab Putra santai, tiba-tiba Tiar menyambar vape Putra ketika ia sedang menghisap, membuat Putra terbatuk-batuk “Ti, lagi ngisep tadi.” Kata Putra “Ayo turun.” Ajak Tiar “Kalo ga vape Lu Gue banting?” ancam Tiar, Putra dengan cepat mengenakan sepatunya lalu menyiapkan laptopnuya untuk pertemuan nanti. “Beres, ayo turun!” Putra menjadi bersemangat, Tiar juga membawa laptop di tangannya “Vapenya Ti?” tanya Putra meminta vapenya kembali. “Nanti Gue balikin pas makan siang.” Jawab Tiar, sambil memasukkan vape Putra ke dalam kantong celananya “Ti, itu belum dimatiin.” Kata Putra


“Cara matiinnya gimana?”

“Sini Ti.”

“Gue aja yang matiin, kalo Gue balikin, Lu bakal tidur-tiduran lagi kalo nggak cabut-cabutan nanti.”

“Ga bakal Ti.” Putra menyatukan kedua telapak tangannya.

“Gue banting nih?” Ancam Tiar sambil bersiap untuk membanting vape Putra.

“Ketek 5 kali Ti, yang item-itemnya, cepet gitu.” Putra menjelaskan, vapenya menandakan indikator mati lalu mereka turun ke hall.

Putra, Tiar, dan beberapa staff terlihat sedikit sibuk untuk menyiapkan bahan presentasi, menyambut petinggi-petinggi yang mulai berdatangan. Sesi 1 acara itupun berjalan lancar, Putra bertugas menjadi notulen dan Tiar mengedarkan absen lalu bergantian menjadi notulen untuk pertemuan ini.


“Baik, karena jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, sesi 1 acara ini kita akhiri dulu, para peserta bisa menikmati hidangan siang yang sudah disiapkan di restoran, sampai bertemu lagi jam setengah 2 nanti.” Kata moderator mengakhiri sesi 1 tersebut. Orang-orang yang menghadiri pertemuan tersebut mulai bangkit dan menuju restoran. “Ahhhh capekkkk.” Keluh Putra sambil ngulet lalu mengambil snacknya yang di piring kecil sebelah laptopnya. “Abis ini, biar Gue aja yang duluan.” Kata Tiar. “Ok, Ti, BTW temen-temen Lu jamber datengnya?” tanya Putra “Kepo Lu.” Jawab Tiar “Nih vape Lu, Gue balikin dulu.” Tiar memberikan kembali vape Putra. “Uuuuhhh kesayangan kuuhh, kamu kembali.” Kata Putra sambil mengelus vape nya itu “Apaan sih Tra, lebay banget.” Tiar geli melihat aksi temannya itu. “Yuk makan Ti.” Putra mengajak Tiar untuk menikmati makan siang.


Putra dan Tiar kini tidak duduk hanya berdua, Mereka duduk bareng beberapa staff sambil bercanda ria. “Kalian berdua tuh kayak orang pacaran loh.” Kata salah satu staff di meja makan itu. “Apaan sih Mas?” kata Tiar malu-malu, sementara Putra hanya cengengesan. “Lu kalo pacaran sama Tiar mau Tra?” tanyanya “Hahahaha, gimana Tiar aja Gue Mas.” Jawab Putra salah tingkah. “Anak muda tuh emang malu malu Bhak.” Jawab salah satu staff senior disitu. “Hahahaha.” Meja itu memang paling ramai karena memang mereka sedang bercanda dan ngobrol. “Abis ini ngerokok ga Tra?” tanya Pak Janap yang merupakan staff senior itu “Nambah dulu Pak. Kurang ini.” Jawab Putra “Hahahahahha, anak sehat.” Kata Pak Janap.


Setelah puas makan, Putra, Mas Bhakto, Pak Janap, Mas Ran, dan juga Tiar duduk dekat kolam untuk menikmati rokok dan vape mereka. “Tiar, kamu ga ngerokok atau ngevape?” tanya Mas Ran “Aku bisa Mas, Cuma ga harus gitu.” Jawab Tiar. “Oalah.” Jawab Mas Ran. “Kamu mau?” Tanya Mas Bhakto menawarkan rokok mentholnya “Ga usah malu-malu Ti.” Kata Putra, Tiar kemudian mengambil 1 batang rokok menthol itu lalu menyalakannya. “Makasih Mas.” Kata Tiar sambil tersenyum, Mas Bhakto jadi senyum malu-malu. Setelah puas menikmati batang terakhir, Mereka memutuskan untuk kembali ke hall melanjutkan sesi 2 acara tersebut.


Sesi 2 sama seperti sesi 1, berjalan normal, dimana para narasumber menjelaskan materi mereka, para staff memperhatikan sambil sesekali mencatat, Putra juga memperhatikan sambil kadang menguap, dan Tiar fokus dengan notulennya. “Hei, nguap mulu.” Kata Tiar yang duduk disebelah Putra “Ngantuk Ti, kopinya nggak ngefek, kayaknya kopi palsu nih.” Jawab Putra smebarangan, Tiar hanya geleng-geleng sambil memperhatikan apa yang dibicarakan narasumber didepan. Menjelang setengah 4, Sesi 2 diakhiri agar para peserta bisa menjalani ibadah “Wuuuhh kelar.” Kata Tiar sambil ngulet, Ia melihat Putra yang ketiduran sambil menundukkan kepalanya. “Untung ga ngorok nih anak.” Kata Tiar lalu membangunkan Putra, Putra terkaget “Hah? Apa?” “Lu ketiduran” jawab Tiar, Putra mengusap mukanya. “Abis ini Lu ya yang notulen.” Kata Tiar, Putra hanya mengangguk lemas karena ngantuk. “Gue ke kamar mandi dulu ya.” Tiar pamit, Putra malah menempelkan kepalanya ke meja sambil melipat kedua tangannya.


Tiar ternyata tidak benar-benar ke kamar mandi, Ia menuju lobby dan melihat beberapa orang sudah menunggunya “Nah, ini dia bintang kita.” Kata si Pria, Tiar menatap marah kepada orang-orang itu. “Nih kartu kamar Gue.” Kata Tiar jutek, Ia memberikan kartu kamarnya kepada Vino, pacar Tiar “Kok pake Gue sih?” Tanya Vino “Udah Gue mau balik ke hall.” Tiar hendak berbalik namun, pergelangan tangannya ditahan “Eiitts mau kemana? Kenalan dulu dong sama temen-temen aku.” Kata Vino. Agar cepat usai, Tiar mulai berkenalan dengan teman-teman Vino yang berjumlah 4 orang. Yang pertama bernama Gon, merupakan orang timur, brewok, badan gemuk dan lebih pendek sedikit dibanding Tiar, yang kedua bernama Steve, keturunan Australia. Yang ketiga bernama Ojan, berewok, badan sedikit berisi. Dan yang terakhir adalah Rio, lebih pendek dari Tiar, mukanya mirip bule tapi bukan keturunan luar negeri. Mereka semua menatap Tiar dengan penuh nafsu. “Ok, sampai ketemu nanti jam 6 ya sayang.” Pamit Vino sambil meremas toket Tiar dari balik kemejanya tanpa ada rasa takut sedikitpun karena mereka sedang berada di lobby hotel. Tiar menatap mereka kesal, lalu memilih kembali ke hall. Ia melihat Putra yang masih tertidur lalu beralih untuk mengambil snack dan kopi untuk Putra terlebih dahulu. “Bangun Tra, dah mau mulai.” Tiar menggoyang-goyangkan tubuh Putra. Putra pun terbangun dan lagi-lagi menguap “Nih snack sama kopinya.” Tiar menawari “Makasi Ti.” Jawab Putra. “Nanti Gue kasih foto-foto Gue ke Lu. Tapi Lu harus semangat notulennya ya.” Tiar memancing semangat Putra dan agar Ia tak lagi mengantuk, mata Putra langsung terang dan bersemangat “Soalnya nanti Gue mau main sama temen-temen Gue.takutnya Lu sange, malah nyamperin ke Kamar.” Jawab Tiar dengan tersenyum nakal “Temen-temen Lu dah dateng Ti?” tanya Putra “Jam 6 mereka sampe.” Jawab Tiar. “OK, Gue semangat.” Kata Putra.


Sesi 3 pun dimulai, kini giliran Putra yang menjalani tugas notulensi sambil sesekali makan snack dan meminum kopi yang tadi diberikan Tiar, sementara Tiar tetap memperhatikan dan sesekali membantu Putra kalau Dia ketinggalan saat mendengarkan materi.


“Ti, dah mau jam 6 nih, Temen-temen Lu belum nyampe?” Tanya Putra “Hmm, bentar lagi paling, Mereka belum ngabarin.” Jawab Tiar, Putra hanya mengangguk-angguk “Ti, kasih tau Mereka, Gue wangi.” Jawab Putra “Terus?” kasih tau aja, siapa tau ada yang suka.” Jawab Putra bercanda. Tiar hanya tertawa tertahan. Mereka kembali fokus pada pertmuan ini.


Vino Widianto

Sayang, ke kamar sekarang ya, Kita dah ga sabar.


Tiar melihat ada pemberitahuan di HP nya, Tiar hanya melihat dari lock screen HP nya, Tiar mendesis “Kenapa Ti?” tanya Putra “Gpp, Temen-temen Gue nyepam, bilang Mereka dah sampe.” Jawab Tiar bohong “Ohh, Ya udah naik aja, entar alesan ke Mbak Ani atau siapa gitu biar Gue aja.” Jawab Putra sambil mengetik “Makasih Ganteng, Bentar ya Gue kirimin.” Jawab Tiar semangat, lalu Ia membuka HP nya dan mengirimkan banyak foto dirinya, baik foto biasa, topless, bottomless, dan full naked. “Udah ya, selamat menikmati.” Tiar bangun sambil mengusap penis Putra secara cepat. Badan Putra sedikit bergetar, dan Tiar kini sudah meninggalkan hall tersebut. Tiar berjalan ke lift dengan wajah kesal, Ia mengutuk dirinya menerima permintaan Vino untuk di gangbang agar bisa putus tanpa menyebarkan video sex dirinya dengan Vino namun, ini satu-satunya jalan yang bisa Ia pilih agar bisa lepas dari jeratan Vino. Tiar percaya karena memang Vino adalah tipe orang yang tidak pernah berbohong dengan perjanjian yang pernah Ia buat. Tiar menekan tombol 7 di lift untuk menuju kamarnya, dimana Vino dan kawan-kawannya sudah menunggu.


Kini Tiar sudah berada depan kamarnya, Ia masih deg-degan untuk masuk, setelah menarik nafas dalam dan membuangnya, Tiar memasukkan kartu kamarnya dan memutar selop pintu itu, saat Tiar membuka pintunya, para pria disitu langsung bersorak “WUUUHHHUUUU LONTENYA UDAH DATENNGGG” teriak Gon “PARRRTTTYYYY” teriak Steve, Tiar cepat-cepat menutup pintunya, takut terdengar orang lain. Tiar berjalan dengan tatapan kesal “Sayang kenapa mukanya marah?” tanya Vino pura-pura manis “Ayo cepetan!” Jawab Tiar singkat “Wuuhh lontenya udah ga sabar nih?” tanya Steve, disambut gelak tawa teman-teman mereka.”Oke Guys, kalem kalem, malam masih panjang, Kita nikmatin aja Dia. Ok Sayang, jadi persyaratannya adalah Lu ga boleh pingsan selama kita gangbang, kalo Lu pingsan, video Lu bakal langsung Gue share ke medsos dan web-web bokep. Kalo Lu ga pingsan dan berhasil muasin Kita, HP ini bakal Gue kasih ke LU, HP ini isinya file sex kita selama ini, dan ga pernah Gue kasih ke temen-temen Gue, termasuk mereka. Dan Lu harus nurutin apapun yang kita minta sampe Kita puas, Paham?” Vino menjelaskan “Apa jaminan Mereka ga punya filenya?” Tanya Tiar “Begini cantik, Vino selalu nge share video ngentot dia sama cewek-cewek lain, sama lonte yang dia pake, tapi Dia ga pernah ngasih video ngesex kalian ke Kami.” Jawab Steve. Tiar agak ragu. “Lu boleh cek HP Gue kalo Lu ga percaya.” Steve menyerahkan HP nya. “OK Gue percaya, Deal.” Jawab Tiar mantap. “Mantap! Lu lepas sekarang semua pakaian Lu sambil striptease. Steve, musiikk!” Teriak Vino, Steve yang berada dekat laptop dan speakernya mulai menyalakan lagu dugem. Tiar perlahan merubah wajahnya menjadi lebih nakal, Ia menggigit bibir bawahnya, matanya sayu, dan mulai melenggokkan tubuhnya mengkuti irama lagunya. “WWWWUWUUUUHHHUUUUU” Teriak Pria yang berada disana, Tiar mulai melepas 2 kancing bajunya , nampak belahan payudara Tiar yang kecil yang masih dilapisis tanktop belahan sangat rendah. “HAHAHAHAHHA Tocil tocilll, lonte Lu tocilll Noooo.” Ejek Gon pada Tiar, Tiar kesal mendengar ejekan Gon. “Tapi Lu juga pengen ngentotin kan?” Balas Vino “Kalo free mah mau aja.” Jawab Gon, itu semakin membuat Tiar ingin marah namun, Ia ingin semua ini cepat berlalu, maka Ia meneruskan tariannya, Tiar menurunkan sedikit atas kemejanya menampakkan pundak Tiar yang masih ditutupi tanktopnya, tapi Gon paling semangat meneriaki Tiar. Tiar melakukan beberapa pose seksi saat pundaknya mulai terlihat, memebuat pria-pria itu teriak heboh. Tiar melepas seluruh kancing kemejanya dan melempar kemejanya ke arah Steve. Steve menciumi wangi kemeja Tiar. Tiar membuka ikat pinggang di celananya dan melepas kancing celananya, kemudian berputar, para pria itu menikmati goyangan Tiar. Tiar kemudian mencongkel bagian pundak tanktopnya lalu menurunkan tali tanktop kanannya, menampakkan pundak Tiar yang putih dan tanpa branya “Wuuuuiihhh ga pake BH Bosssss!” teriak Ojan semangat. “mantep emang lonte Lu No.” Kata Rio yang terlihat paling cool diantara mereka. Tiar kemudian menanggalkan lagi tali sebelah kiri tanktopnya dan menampakkan pundaknya yang mulus, Ia menyibakkan rambutnya kedepan agar para lelaki disana bisa melihat seluruh pundak dan sebagian besar punggungnya. “Gila... gilaaa...mulus banget, pantesan Vino ga pernah mau bagi-bagi.” Kata Ojan. Tiar kemudian menurunkan resleting celananya dan nampaklah paha putih mulus Tiar disusul dengkul, dan betisnya., hanya vaginanya yang masih dilapisi CD bewarna putih. “Waw jembutnya sampe keliatan dari luar.” Komentar Rio “Biar apa No?” lanjut Rio “Gpp, Gue demen liat jembutnya lebat kayak gitu.” Balas Vino. “Gue cukur tuh jembut entar. Biar enak ngentotinnya” Kata Gon, lagi-lagi para pria disitu tertawa. Tiar berputar menampakkan kedua bongkahan pantatnya.


Tiar kini meloloskan kedua tangannya dari tali tanktopnya, payudaranya yang kecil namun bulat sempurna kini telah nampak dihadapan 4 pria yang akan segera menjadikannya piala bergilir. “Wuiihhh bulet mantepp brroooo” teriak Ojan sambil maju, Ia ingin lihat dari dekat payudara Tiar kemudian Ia menarik puting Tiar “Aaaww” pekik Tiar “Mantep Bro.” Kata Ojan sambil berbalik badan dan megacungkan jempolnya kemudian kembali duduk di lantai karpet. Tiar melanjutkan aksinya, ia meloloskan tanktopnya turun dari kakinya yang mulus. Tiar terus berusaha menggoda pria-pria yang ada di kamar itu. Ia meletakkan jempolnya disamping CD nya lalu melebarkannya, pria-pria disitu penasaran dengan bentuk vagina Tiar kecuali Vino yang sudah sering melihat bentuk vagina Tiar. Untuk membuat para pria disitu penasaran, Tiar berbalik badan, kemudian secara perlahan menurunkan CD nya, mulai nampak lubang anus Tiar yang kelihatan belum pernah di jebol. CD Tiar sudah nampak di karpet, tapi Tiar tak kunjung berbalik badan, Ia malah melenggokkan tubuhnya dan kemudian Ia berbalik, para pria tertegun melihat vagina Tiar yang ditumbuhi bulu lebat “Gila gila Lu No, cewek cakep gini Lu biarin jembutnya selebat gitu No No, ga paham Gue sama Lu.” Gon yag merupakan penyuka jembut tipis bahkan botak mengomentari vagina Tiar “Terlalu lebat sih No.” Komentar Rio “Entar kita gundulin aja, Dia kan lonte Kita sekarang, bukan pacar Gue lagi.” Jawab Vino, Gon nampak bersemangat, Tiar agak lega mendengar bahwa Ia bukan lagi pacarnya Vino setelah ini.


“Ok Ok, sesi 1 selesai, gimana Bro?” Tanya Vino kepada teman-temannya.

“Jembutnya harus Gue gundulin.” Jawab Gon.

“Bodynya Ok, toketnya juga bulet mantep.” Komentar Ojan.

“Nice, walaupun tocil.” Komentar Steve.

“Ok Steve, keluarin dulu buat awalan.” Perintah Vino ke Steve. Steve membuka tasnya, Ia mengambil suntikan, kapas, dan juga alkohol. Steve menempelkan alkohol pada kapasnya. lalu berjalan ke arah Tiar “Jangan gerak ya.” Kata Steve sambil mengolesi kedua bagian atas payudara Tiar dengan kapasnya “Kalian mau ngapain?” tanya Tiar takut “Nurut aja udah.” Jawab Vino santai yang duduk di sofa yang sdah Ia pindahkan ke depan kasur agar puas melihat Tiar. Steve kemudian menyuntikkan serum pada suntikan itu ke payudara Tiar sebelah kanan, Tiar agak menegang menanhan sakit di payudara kanannya, setelah isi serum itu habis setengah, Steve mencabutnya, lalu mengolesinya lagi dengan kapas, disusul di payudara kirinya. Tiar tidak merasa ada perubahan “Kita tunggu bentar, 5 menit akal bereaksi.” Steve menjelaskan. Tiar hanya berdiri, bingung harus melakaukan apa, sementara Vino dan kawan-kawan asik ngobrol.


5 menit berlalu, Tiar merasakan sedikit gejolak di payudaranya, Ia kemudian merasa kesemutan, putingnya menegang, Tiar mendesah “Aaaahhh” Para pria itu langsung melihat ke arah Tiar yang dari tadi Mereka diamkan “Udah berasksi tuh.” Kata Steve. Tiar terduduk ditopang kedua sikut kakinya, karena berusaha menahan gejolak di payudaranya, Tiar meremas kedua payudaranya untuk menghilangkan rasa aneh di payudaranya itu namun, saat Ia meremas kedua payudaranya, ia merasa tangannya basah dan agak lengket, ia kaget, kemudian ia semakin shock saat merasakan putingnya mengeluarkan cairan “In...iiii...a..aaapaan No?” tanya Tiar gemetar “HAHAHAHAHAHAHA, tadi itu suntkan buat bikin nenen Lu ada susunya, biar makin mantep.” Jawab Vino santai. “Itu dibawa Steve langsung dari Australi.” Vino menambahkan, Tiar nampak tidak percaya “Tenang, itu ga permanen kok.” Jawab Steve menenangkan. “Party STARTTT.” Vino Bersemangat.



Episode 7
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd