Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiar Series: Anak magang ikut perjalanan dinas

Episode 11

Putra dan Tiar berbaring sebelahan tanpa tertutupi sehelai benang pun, sama seperti saat mereka bersetubuh tadi. Tiar berbaring di lengan Putra, sambil tangan Putra mengelus rambut Tiar.

“Tra, sekarang jam berapa?” Tanya Tiar.

“Jam 10 Ti.” Jawab Putra.

“Kita mesti ke Kantor.” Tiar berusaha bangkit karena masih merasa sangat lelah akibat persetubuhan tadi.

“Udah, Lu baring aja, Gue telpon Mbak Ani dulu, ngasih tahu kalo Kita ga bisa ngantor dulu ya.” Putra bangkit dan mengambil HP nya untuk menelepon Mbak Ani.

“Halo Mbak, ini Putra........Hahahahaha, oh ya Mbak, Aku sama Tiar izin ga ngantor dulu ya, soalnya Kita mesti bimbingan, soalnya Dospem Kita mau keluar kota lusa, sempetnya Cuma hari ini....... OK Mbak, makasih ya.....Dadah.” Putra mengakhiri panggilan.

“Udah aman Ti.” Kata Putra sambil duduk di kasur.

“Lu jago ya soal bohong.” Tiar bercanda.

“Bukan boong, licik doang hahahahahaha.” Putra bangun lagi, lalu mengambil botol air mineral yang ada di spot didepan kamar mandi. “ini minum.” Putra memberikan air mineral yang sudah Ia buka dan diberikan sedotan yang bisa ditekuk.

“Makasih ganteng.” Tiar mengambil botol itu dari Putra.

“Lu istirahat aja ya dulu.” Kata Putra.

“Kita harus check out Tra.” Tiar mengingatkan.

“Lu istirahat aja. Gampang masalah itu.” Putra menenangkan Tiar.

“Lu ga ada niat buat perpanjang kan?” Tanya Tiar.

“Mungkin.” Jawab Putra santai. “Pokoknya Lu istirahat dulu. Ok?” Putra kembali meyakinkan Tiar agar istirahat.

“Pokoknya kalo Lu ngeluarin duit, Gue bakal gantiin!” Tiar mengancam.

“Iya cantik, Lu istirahat ya. Tidur.” Putra tak bosan menyuruh Tiar untuk istirahat, lalu meninggalkan kamar untuk mengurus administrasi perpanjangan durasi menginap, agar Tiar bisa istirahat dulu hari ini.

Tiar tersenyum, lalu tiba-tiba air matanya menetes “Ihhh kok Gue nangis sih?” tanya Tiar pada dirinya sendiri. Ia menyeka air matanya yang tadi sempat turun, agar Putra tak melihat dia yang baru saja menangis dan membuat Putra khawatir lagi. Ia memilih untuk duduk senderan dan menonton film yang ditayangkan di salah satu siaran TV kabel sambil menunggu Putra kembali ke Kamar.

Tiar baru menyadari bahwa HP yang tadi diberikan Vino berada di bantal sebelah kepalanya, Ia mengambil HP itu lalu membukanya, Ia melihat isi galeri di HP itu yang ternyata semuanya adalah foto dan video sex Dia dan juga Vino, ada pula foto dan video telanjang juga masturbasi dirinya bahkan mencapai ratusan file, tak sedikit request Vino ke Tiar untuk mengirimkan berbagai pose dan video dari fantasi Vino terhadap dirinya. Tiar kembali menangis meratapi dirinya yang lebih sering dijadikan budak seks oleh Vino dibandingkan mendapatkan kasih sayang dari Vino. Mereka memang sering jalan berdua, tapi Tiar tidak menikmatinya, Vino yang selalu menentukan pakaiannya dan untuk dipamerkan ke publik, bahkan pernah Vino mengajak Tiar pergi ke mall dengan vibrator yang terpasang di vaginanya dan di kontrol oleh Vino. Vino hanya mengajak Tiar jalan untuk menjalani fantasi seks nya bukan untuk quality time mereka. “Gue kok bego banget sih? Hiks..hikks” Tiar meratapi dirinya yang merasa selama ini Dia hanya di manfaatkan Vino, semestinya Dia sadar, tapi entah mengapa, Ia selalu menuruti dan mencintai Vino.

“Ti?” Panggil Putra yang sudah kembali, karena terlalu terfokus pada pikirannya, Tiar tak menyadari Putra telah kembali. “Lu kenapa nangis? Gue ga pernah ngeliat Lu nangis.” Putra turut sedih dengan kesedihan Tiar. Putra menghampiri Tiar yang masih duduk bersender lalu memeluknya “Ti, Lu kenapa? Tenang ya.” Putra mengelus pundak Tiar. Tiar tak menjawab, Ia masih menangis di dada Putra. “Gue gatau Lu kenapa? Gue bukan cowok romantis yang paham isi hati cewek, tapi kalo lu mau nangis, nangis aja. Kalo Lu sudah tenang, baru cerita ke Gue, kalo Lu mau.” Kata Putra. Tiar melepas pelukannya dari Putra “Ini, tadi Vino ngasih ini ke Gue, isinya semua file sex Gue sama Vino, foto bugil Gue, video colmek Gue, dan macem-macem Tra.” Tiar menjelaskan lalu menyerahkan HP itu pada Putra. Putra mematikan HP itu. “Lu mau file ini di apus?” tanya Putra. Tiar tak menjawab “Kalo Lu udah gamau ada kenangan lagi sama Vino, Gue bantu format, dan bahkan Kita jual aja HP ini, Ehh jangan deh, kalo perlu Kita kasih ke orang.” Putra memberi saran “Iya Tra, format saja, abis itu HP nya di buang aja.” Tiar akhirnya menjawab pertanyaan Putra. Putra kembali menyalakan HP itu lalu memformat seluruh isi file dan isi di HP itu. Putra juga membuka sim ejector dan mematahkan kartu SIM di HP itu lalu membuangnya sembarang arah “Nah udah beres.” Jawab Putra, Ia lalu menaruh HP itu di meja samping kasur lalu duduk bersender disebelah Tiar “Udah ya, kenangan Lu sama bajingan itu udah Gue apus dengan kekuatan Gue.” Kata Putra bercanda. “Apaan sih? Haha.” Tiar meninju pelan perut samping Putra. “Makasih ya.” Tiar melanjutkan. “Buat apa?” Putra bertanya “Lu sudah buat Gue bahagia.” Jawab Tiar “Hahahahahha” Putra hanya tertawa “Kok ketawa?” tanya Tiar “Gpp.” Jawab Putra singkat lalu Ia kembali membuka pakaiannya hingga telanjang. “Kok Lu ngelepasin baju Lu lagi?” tanya Tiar “Biar couple sama lu.” Jawab Putra bercanda “Apaan sih?” Tiar malah merasa malu. Putra membaringkan tubuhnya “Tidur yuk?” ajak Putra, Tiar menaruh kepalanya di lengan Putra dan memejamkan matanya “Mimpi indah ya Ti.” Putra melihat ke atas sambil mengelus kepala Tiar, lalu memejamkan matanya.



Jam sudah menujukkan pukul 1 siang, Putra terbangun lebih dulu saat perutnya keroncongan, Ia membuka matanya dan sedikit ngulet karena Ia melihat Tiar masih tertidur nyenyak di lengannya “Mesen makan online aja kali ya?” Tanya Putra pada dirinya sendiri, Putra menahan kepala Tiar dengan tangan kirinya agar Ia bisa mengangkat lengannya dari kepala Tiar “Jangan bangun ya, jangan bangun.” Ucap Putra pelan lalu perlahan menjatuhkan kepala Tiar ke bantal, Putra bangkit dari kasur lalu lagi-lagi ngulet, Ia berjalan untuk memanaskan air dan menyeduh kopi sambil melihat restoran cepat saji di HP nya. “Beli ayam aja kali ya?” Batin Putra “Beli 1 bucket, nasinya 6, minumnya 5” Putra menambah jumlah pembelian dan memesan. Ia menuang air panas yang sudah mendidih itu ke cangkir lalu mengaduknya dan duduk di meja kerja di ujung ruangan itu. “Anjir Gue lupa pakai baju.” Putra bangkit lagi lalu memungut pakaiannya dan memakainya sembari meminum kopi dan menunggu driver datang.

30 menit berselang driver itu memberitahu bahwa Ia sudah sampai didepan lobby hotel. Putra pun turun meninggalkan Tiar yang masih tidur. Terbersit dalam pikiran Putra memberikan HP Vino itu ke driver itu “anggep saja rejeki buat doi..” Putra mengambil HP itu lalu membawanya turun.

“Mas Putra ya?” Tanya driver itu ke Putra.

“Betul Mas.” Jawab Putra.

“Ini Mas pesanannya.” Driver itu memberikan plastik yang berisi pesanan Putra.

“Sip, mantap, makasih Mas.”

“Pesanannya sesuai aplikasi kan Mas?”

Putra melihat isi plastik itu, ada 1 ember yang berisi ayam, nasi 6, dan 5 botol minum. “Aman sih Mas.” Jawab Putra.

“Kalo begitu Saya selesaikan orderannya ya Mas?”

“Silahkan.” Jawab Putra, saat driver itu akan menyelesaikan orderan, Putra melihat HP itu dalam keadaan di karet dan layarnya hampir seluruhnya retak. “HP nya kenapa Mas?” Tanya Putra.

“Ohh, ini pernah jatoh Mas pas nganter pelanggan.” Jawab Driver itu sedih.

“Nih Mas.” Putra memberikan HP Vino yang bisa terbilang cukup mahal.

“Waduh Mas kenapa ini?” Driver itu nampak tidak percaya.

“HP nya udah Saya ga pakai, dari pada Saya simpen, mending Saya kasih, lagian Mas pasti lagi butuh HP buat kerja kan?” Tanya Putra.

“Tapi Mas?”

“Tenang Mas, ini bukan HP hasil maling, bukan HP haram juga, memang udah ga kepake, jadi mending buat Mas saja.” Putra meyakinkan driver itu.

“Ini kan HP mahal Mas?” Driver itu masih tidak percaya.

“Anggep aja rejeki Mas.” Jawab Putra dan memberikan HP itu di tangan si Driver.

Wajah si Driver nampak sumringah “Mas makasih banyak ya.” Driver itu salim ke Putra.

“Santai Mas. Makasih ya.” Putra pamit.

“Semoga Mas diberikan rejeki yang berlimpah oleh yang maha kuasa ya. Saya Cuma bisa doain Mas, Saya ga bisa bales budi Mas” Doa si driver dan di amini oleh Putra dan Ia kembali masuk ke Hotel meniggalkan si Driver yang masih tak percaya namun mukanya sangat bahagia.



Kamar Tiar,

Putra sudah kembali ke kamar dengan membawa 2 plastik kresek yang berisi makanan dan minuman. Ia menaruh minumannya di kulkas agar tetap dingin dan makanannya Ia taruh di meja. “Gue makan duluan atau tunggu Tiar bangun ya?” Putra bertanya pada diri sendiri. “Gue makan duluan sudah,nanti Tiar makan sendiri aja.” Jawab Putra sendiri. Ia mengambil 1 bungkus nasi dan membuka ember yang berisi ayam goreng tepung lalu mengambil 2 potong, Putra makan dengan lahap karena Ia sudah kelaparan. Hanya kurang lebih 10 menit, Putra sudah selesai memakan makanannya “Aaaahhh kenyang...... ANJIR KOPI GUEEE.” Putra menuju kopinya, Ia memgang cangkirnya yang sudah dingin “Ya, mantap udah dingin.” Putra lemas.

“Tra?” panggil Tiar yang sudah bangun.

“Ehhh, Ti, udah bangun?” Putra menghampiri Tiar yang berusaha kembali duduk. “Udah enakan?” Tanya Putra yang sudah berdiri disamping Tiar.

“Iya, udah enakan, Cuma masih lemes saja.” Jawab Tiar.

“Mau makan? Tadi Gue beli ayam.”

“Mau, Gue juga laper.”

“Bentar ya.” Putra beranjak dari kasur, Ia menyiapkan makanan untuk Tiar. “Mau paha atau dada?” Tanya Putra.

“Dada aja.” Jawab Tiar. Putra menaruh dada ayam di piring plastik yang tadi Ia kenakan sebagai alas makan.

“Udah siap. Gue suapin saja? Atau Lu bisa makan sendiri?” Tawar Putra.

“Suapin aja deh.” Jawab Tiar malu, Putra cengengesan dan mulai mengopek kulit dan daging ayam lalu mengambil nasi di tangannya dan mulai menyuapi Tiar. “Makan yang banyak ya, biar sehat.” Kata Putra.

“Memang Gue sakit?” tanya Tiar

“Lu kan cape, kalo Lu ga makan banyak, besok Kita gabisa ngantor.” Jawab Putra. Tiar tersenyum mendengar jawaban Putra dan Ia kembali disuapi Putra hingga suapan terakhir. “Nah udah abis, Gue cuci tangan dulu ya.” Putra menuju kamar mandi, membawa piringnya juga untuk dicuci.

“Ti, besok Lu mau langsung ngantor atau balik aja?” Tanya Putra setelah cuci tangan dan piringnya.

“Langsung ngantor saja kali ya? Gue juga bawa kemeja lebih sih.” Jawab Tiar.

“OK deh.” Jawab Putra lalu duduk di kasur sebelah Tiar. Tiar langsung menyenderkan kepalanya di pundak kiri Putra “Makasih ya.” Kata Tiar, Putra bingung “Cuma ayam doang Ti.” Jawab Putra polos “Hahahahahaha” Tiar tertawa “Lah, Dia malah ketawa?” Kini Putra bingung. “Udah gpp, Lu jangan jauh-jauh lagi dari Gue ya Tra.” Lanjut Tiar. “Rumah Kita jauh Ti.” Jawab Putra. Tiar mencubit hidung Putra “Iiiiihhhhhh bukan gituuuu!” Tiar gemas “Aaaaaa tatatattatata, sakit Ti.” Putra kesakitan saat hidungnya dicubit oleh Tiar. “Maksudnya itu.....” Tiar menggantungkan kalimatnya, Putra hanya menunggu “Gue pengen sama lu, Gue sayang sama Lu, Gue pengen Lu jadi pacar Gue.” Tiar menjelaskan dengan perasaan malu karena Putra tidak peka. Putra terbengong, heran dengan kata-kata Tiar barusan. Tiar jadi salah tingkah sendiri juga “Eeehh...Itu juga...eeehh kalo Lu mau, gamau juga gpp.” Tiar melanjutkan, karena merasa tak nyaman dengan Putra.

“Jadi... Kita wiw wiw ini?” Tanya Putra.

“Wiw wiw apa?” Tanya Tiar.

“Itu.... bebeb2an begitu?” Tanya Putra lagi tak percaya.

“Iya, kalo Lu mau.” Jawab Tiar malu-malu.

Putra bengong sesaat “Lu demam ya Ti?” tanya Putra sambil meletakkan punggung tangannya di dahi Tiar.

“Iiiihhhh Gue serius.” Jawab Tiar sambil menjauhkan tangan Putra dari dahinya. Mendengar jawaban dari Tiar, Putra lagi-lagi bengong. “Gue.....” Putra agak ragu mengungkapkan kalimatnya “Wuuuhhh juga sayang sama Lu.” Jawab Putra pelan. “Apa?” tanya Tiar “Gue sayang sama Lu.” Putra menaikkan sedikit suaranya “Apa ga kedengeran?” Goda Tiar lagi. “GUE SAYANG SAMA LUUU!” Teriak Putra, Tiar tersenyum, lalu memeluk Putra “Jangan tinggalin Gue ya?” pinta Tiar “Iya Ti.” Jawab Putra sambil mencium kepala Tiar.

“Kita beneran pacaran Ti?” tanya Putra lagi, Tiar melepas pelukannya, lalu melihat tajam Putra “Cuuuuppp” Kepala Tiar langsung maju menyambar bibir Putra, Ia mencium bibir Putra mesra lalu melepasnya lagi. “Iya, Gue serius.” Jawab Tiar sambil tersenyum bahagia. “Hehehehe, Gue bingung Ti.” Kata Putra, Tiar tertawa dengan kelakuan pacar barunya itu.

“Kenapa harus bingung?” Tanya Tiar.

“Gue kurang peka begitu, ga se romantis Dilan, ga se bad boy Nathan. Kalo Lu mau apa begitu, kasih tahu saja ya, jangan pakai kode-kode unik gitu.” Kata Putra.

“Hahahahaha, memang Gue tipe yang kayak begitu?” Tanya Tiar.

“kan cara komunikasi ke keluarga, ke temen, ke orang spesial itu beda-beda Ti.” Putra menjelaskan.

“Iya paham Bang komunikasi.” Kata Tiar jahil.

“Begitu Ti.” Lanjut Putra. “Oh ya Ti, Lu ga dingin telanjang mulu?” tanya Putra. Tiar juga baru sadar “Gue bakal di hangetin sama Lu kan?” tanya Tiar.

“Adduuuhhh Gue benci otak Gue.”

“Hahahahahaha” Tiar tertawa geli.

“Lu istirahat aja dulu ya? jangan ngewe dulu.” Putra mengingatkan.

“Iya, tapi Gue udah enak telanjang, gimana dong?” Tanya Tiar.

“Ya udah gpp, You always right.” Kata Putra pasrah. Putra merangkulkan lengannya di leher Tiar. Tiar melihat Putra “Cowok baik.” Kata Putra sambil menaikkan kedua alisnya dan kemudian Mereka berdua terlelap.



Sore harinya,

Tiar terbangun terlebih dulu dibanding Putra saat matahari mulai tenggelam “Aduh lama juga ya tidurnya.” Tiar ngulet dan melihat Putra yang masih terlelap. Ia mencoba bangkit dan Ia masih merasakan ngilu dibeberapa bagian tubuhnya, terutama vagina,anus, dan juga kakinya yang masih pegal. “Bath tub an lagi deh.” Tiar berjalan sedikit ngangkang dan memutar kran air untuk mengisi bath tub. Sambil menunggu air penuh mengisi bath tub, Tiar sempat bercermin pada cermin didekat wastafel, Ia tak menyangka tubunya semalam merupakan piala bergilir untuk Vino dan kawan-kawannya. “Aaaahhhh kenapa Gue harus mikirin Mereka lagi sih?” Rutuk Tiar. Air pada bath tub hampir terisi full, Tiar mematikan kran air itu, menuangkan sabun, menenggelamkan tubuhnya hingga leher, rambutnya Ia biarkan sebagian basah terkena air, Tiar merasakan perlahan tubuhnya menjadi sedikit lebih rileks dibanding sebelumnya “Aaaahhhhh enaakkk..” Erang Tiar nikmat merasakan air hangat yang sudah bercampur sabun sambil memejamkan matanya.

“HMMMHHHHHHHHHHHHH” Putra yang mulai tersadar dari tidurnya ngulet, meregangkan seluruh otot tubuhnya “Lah Tiar ilang? TIIIIIII” Putra berteriak

“KENAPAAA? AKU DI KAMAR MANDI.” Teriak Tiar dari kamar mandi

“OK.” Balas Putra.

Entah bagaimana tiba-tiba Tiar ingin mandi bareng Putra “TRAAA, MAU MANDI BARENG NGGAK?” Teriak Tiar.

“NGGAK.” Putra berteriak lalu menghisap vapenya.

Tidak ada jawaban dari Tiar, Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, tubuh Tiar yang masih basah dan masih berbalut sabun sangat menggoda iman para lelaki “Ti, basah itu karpet.” Tunjuk Putra ke karpet yang mulai basah. “Gpp kok.’ Jawab Tiar santai, Ia berjalan menghampiri Putra sambil menggigit bibir bawahnya, Putra tahu sepertinya Tiar berusaha menggoda dirinya, Ia pun meladeni godaan Tiar, Putra menepuk kedua pahanya yang tak tertutupi apapun, Tiar menghempaskan pantatnya di paha Putra dan Mereka langsung berciuman, mata mereka saling menatap dalam cium, lidah mereka saling membelit, dan bertukar liur. Tangan Putra mulai aktif merabai punggung Tiar yang basah setelah tadi ia berendam, Tiar mengalungkan kedua tangannya di punggung Putra.

Merasa ada menyentuh bagian selangkangannya, Tiar sempat melihat bagian bawah, ternyata penis Putra sudah mulai tegang, Tiar melepas ciumannya dan langsung berlutut didepan penis Putra “Aku mau hisep boleh?” tanya Tiar nakal “Silahkan.” Jawab Putra, Tiar langsung menjilati penis Putra untuk mencapai puncak ereksinya, tangannya mempermainkan kedua biji zakar milik Putra “Sssshhh Tiii sedepppp.” Putra mendesah menikmati lidah Tiar yang sedang bermain di penisnya. Kini Tiar memasukkan penis Putra kedalam mulutnya yang hangat, Tiar memaju mundurkan kepalanya, Putra masih terus mendesah sambil mengelus rambut Tiar. Putra juga tak mau kalah dengan Tiar, Ia mulai meremas kedua payudara Tiar, kemudian memelintir kedua puting Tiar, membuat Tiar semakin bersemangat menyepong penis Putra.

“Ssssshhhhh Ti, sudah dulu Ti, Kita langsung aja yuk?” ajak Putra. Tiar melepas kulumannya dan mengangguk “Kita di kamar mandi aja yuk?” ajak tiar, Putra mengiyakan dan Mereka berjalan ke kamar mandi.

“Kita main di bath tub yuk.” Ajak Tiar yang langsung masuk ke bath tub. Putra pun menyusul, air di bath tub itu sudah tidak sehangat tadi tapi tidak mengurangi nafsu mereka. “Ti, memek Lu ga keliatan.” Kata Putra bingung. “Pakai hati liatnya hahahaa.” Jawab Tiar bercanda “jago gombal juga Lu.” Balas Putra yang kemudian mendekatkan tubuhnya dan berusaha mencari lubang surgawi Tiar. “Adduuhh.” Putra memekik karena penisnya malah mengenai paha Tiar “Sini Aku arahin.” Tiar menggunakan tangan kanannya untuk mengarahkan penis Putra dan tangan kirinya membuka lubang vaginanya sehingga penis Putra berhasil memasuki lubang vagina Tiar. “Mmmmhhppphhhhh” Desah Tiar tertahan “Memek Lu masih seret Ti.” Puji Putra sambil mulai menggenjot penisnya “Aaaahhhhhh puasin akkkuuuu” Teriak Tiar.

Air pada bath tub banyak yang keluar dan membasahi lantai kamar mandi karena goyangan dan gerakan badan mereka “Aaahhh Tiii manttteeeepppp.” Desah Putra keenakan, menikmati sensasi sex di bath tub “Iyaaaa Traaa, konttoollll muuu enaaakkkk” Desah Tiar tak mau kalah. “Ti, kenapa Lu manggil Gue pakai aku kamu?” tanya Putra sambil masih menggenjot Tiar dan menyapu kuping Tiar. “Aaaahh....aaaaahhhkkkuuuu...pppacaaahhhhhaaaarrr..........AAAAHHHHHHH” Belum menyelesaikan kalimatnya, Tiar sudah mencapai orgasme pertamanya. “Haah...hhaaah...Aku...pacar..kamu.” Jawab Tiar terputus-putus karena masih menikmati gelombang orgasmenya. Putra tersenyum, Ia mencium bibir Tiar masih megap-megap namun, Tiar langsung membalas ciuman itu. Putra kembali menggenjot penisnya lumayan cepat “MMMMMPPPPHHHHHH........MMMMMPPPPPPHHHHHH” Desah Tiar yang tertahan karena mulutnya sedang dicium oleh Putra. Hanya terdengar suara air yang beriak keluar dari bath tub ke lantai. Putra melepas ciumannya, desahan Tiar yang dari tadi tertahan langsung lepas “AAAAAAHHHH......AAAAAAAHHHHHHH........KONTOL PACAR AKU ENAAAKKKK” Tiar berteriak menikmati tempo genjotan Putra yang mulai bervariasi. “Aaaaahhh Traaaaaa......eeeennnaaaaakkkkkkk” teriak Tiar lagi.

“Ti, Gue mau nyampeee.” Putra mulai merasakan penisnya akan mencapai puncaknya. “Tra, keluarin di mulut Aku.” Pinta Tiar. Putra melepas penisnya dan beranjak keluar bath tub. Sementara tangan Tiar bertumpu pada samping bath tub, ia menaruh tangannya di ujung samping bath tub, kepalanya mengadah ke atas, dan menjulurkan lidahnya. “Isep dong Ti.” Pinta Putra “padahal aku sudah siap disembur.” Ujar Tiar sambil menjilati lubang kencing Putra, lalu batang, dan juga biji zakarnya “Hahahahaha.” Putra hanya membalasnya dengan tertawa. Beberapa saat Tiar mengulum seluruh bagian penis Putra tanpa terlewat, ia mulai menyepong penis Putra secara perlahan “Sllrrrppp.....ssllrrpppp” Tiar mulai memvariasikan sepongannya, Ia menghisap penis Putra “AAAAHHHH TIIII EENNNAAAAKKKKK” Teriak Putra keenakan yang baru pertama kali merasakan sensasi seperti itu. Kini tangan Putra mulai memegangi kepala Tiar, Ia mulai memaju mundurkan kepala Tiar secara cepat sehingga membuat penisnya masuk lebih dalam ke tenggorokannya “Hhhmmmpphhhhh” Tiar tidak memberontak atas perlakuan Putra pada tubuhnya. Merasa benar-benar akan mencapai klimaksnya, Putra melakukan deep throat, Ia menekan kepala Tiar hingga hidung Tiar menempel di bulu kemaluan Putra. Tiar memukul paha Putra karena Ia mulai kehabisan nafas tapi Putra tak menghiraukannya. “Tii Akkuu NYAMPEEEEEEE Crrtt ccrrttt crrttt crrrtt crrrtt crrrtt” Beberapa kali semburan sperma memenuhi mulut Tiar, Tiar yang gelagapan berusaha menahan spermanya namun gagal dan membuat sperma itu malah dimuntahkan oleh Tiar bahkan ada yang keluar dari hidung Tiar, membasahi bulu sekitar penis Putra. “Ohok ohok ohok ohok Haahhh haaahh haahhh” Tiar terlihat megap-megap, wajahnya memerah, matanya mengeluarkan air mata. Putra melepas kepala Tiar dan Ia duduk di lantai karena kelelahan. “Enak Ti hah hah hah.” Jawab Putra yang juga ngos-ngosan. “Gilaa Aku ga nafas Tra.” Jawab Tiar “Tapi seru kan?” tanya Putra. Tiar hanya mengangguk “Mani Kamu sampe keluar dari hidung aku loh.” Jawab Tiar sambil menyeka sperma Putra dan menjilatinya “Ti bersihin dong.” Pinta Putra. “tapi Lu yang turun ya?” lanjut Putra. Tiar keluar dari bath tub tersebut, tubuhnya berkilauan karena basah dan sabun ditambah pantulan dari lampu membuat tubuhnya semakin menggoda. Putra bertumpu pada kedua tangannya, Ia mengangkang sementara Tiar menungging, kepalanya sudah berada didepan wajahnya, Ia mulai menjilati penis pacar barunya itu. Wajah tiar mengadah keatas, wajahnya dibuat imut dan sedikit nakal membuat Putra mengelusi rambut Tiar yang masih basah.

Tiar sudah selesai membersihkan penis Putra, Ia berbalik meuju bath tub, melepas penutup pada bath tub tersebut, untuk menghabiskan air yang memenuhi bath tub itu. Tiar bersandar ditepian bath tub. “Bagaimana Ti?” tanya Putra “Seru Tra.” Jawab Tiar sambil merapikan rambutnya “Makasih ya.” Tiar merangkak kemudian mencium bibir Putra yang dibalas juga oleh Putra. “Aku juga makasih.” Jawab Putra setelah melepas ciumannya. “Mandi beneran yuk? Abis itu makan.” Ajak Putra yang terlebih dahulu bangkit. Tiar minta dibangunkan, Putra menggenggam kedua tangan Tiar dan menariknya hingga mereka berpelukan. “I love you.” Kata Tiar. “I love you too.” Jawab Putra. Setelah itu Mereka mandi dan menikmati malam mereka berdua di kamar hotel sambil bersenda gurau dan membagi cinta mereka.

TAMAT
 
Selamat malam untuk readers semua, saya selaku author mengucapkan terima kasih banyak kepada kalian yang sudah mengikuti series Tiar.
Saya juga mengucap maaf juga karena sering telat update dan membuat readers semua tidak senang dengan alur cerita atau sesuai ekspektasi readers semua.

Semoga setelah ini, Tiar masih bisa berbagi ceritanya untuk kalian semua. Jika readers sekalian punya saran untuk cerita baru untuk Tiar, bisa inbox saya.

Sekian dan aura kasih
 
Terima kasih updatenya suhu, agak sedih sih ada tulisan TAMAT di akhir kalimat

Semangat dan terus berkarya suhu @Iron48will ditunggu karya karya selanjutnya :semangat:
 
selamat hu atas title tamatnya, seneng ngeliat tiar sama putra bahagia tanpa ada perasaan negatif keduanya...
kalo ada prolog, tolong isinya vino dkk tenggelem di tengah laut terus di makan hiu..
 
Bimabet
Wah akhirnya tamat juga cerita Tiar.
Makasih hu udah kasi cerita yang mantap ini

:tepuktangan: :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd