Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri

Tigapuluh Dua


Tepat satu minggu kemudian.

Langit lebih cerah di banding hari sebelumnya, senyum lebar mereka bertiga melihat keripik singkong yang sudah di pesan beberapa toko, walautak sebanyak kemarin, tapi ini cukup banyak.

โ€œlo mau temuin siapa?โ€ tanya anggit yang sudah selesai membawa box terakhir,

โ€œindra, dia teman gue selama kerja kayak kemarin,โ€ senyum ansel mengelus rambutnya.

โ€œgue jadi kwahtir,โ€bisiknya.

โ€œkenapa?โ€

โ€œmadam erna bilang beberapa orang cariin lo,โ€

โ€œgak gue aja, mama juga,sama mbak cecil,โ€ lanjutnya dengan menghela nafas panjang.

โ€œtenang beb, aku sekalian ambil uang hasil barang-barang di apartemen, hasilnya lumayan buat gedein ini bisnisโ€ lanjutnya.

โ€œgue ikut yah, temeninโ€

โ€œgak usah, gak nginap juga tau, kalau nginap pasti ajak buat aduk semenโ€ goda ansel.

โ€œissshh, serius ahhโ€ rengek anggit,

โ€œbukan gitu, gue gak mau indra tau, kalau gue disini tinggal sama kalian,โ€

โ€œdan amit-amit kalau gue di kejar orang, kalian gak akan terlibat, itu ajaโ€ jelas ansel memeluk anggit.

โ€œada apa-apa hubungin madam langsungโ€ potong nessa, melemparkan jaket.

โ€œiah siap..

โ€œsekalian tuh simpen nomor gueโ€ di susul cecil kasih unjuk nomor teleponya di logo keripik singkongnya

โ€œia bu managerโ€

โ€œmatamuuuuuuโ€

Mobil pun perlahan berjalan keluar, di pikirannya sekarang uang hasil penjualan barangnya itu cukup menambah modal usahanya,

Ia tak mau menggunakan haknya sebagai pewaris resmi dari kedua orangnya, selama ansel bisa melakukannya, ia akan melakukannya sampai titik terakhir. Dan harta warisan opsi terakhirnya.

***

Masih ada dua jam lagi, indra memberi tahu lokasi bertemunya, yaitu rumah makan dekat tugu naga yang ada di tengah kota singkawang,

Ansel yang sudah selesai, langsung datang ke lokasi lebih awal. Dan memberi tahu indra kalau dia telat sedikit.

Sambil menunggu ansel melihat beberapa orang yang dari tadi datang sampai sekarang belum selesai.

Memang sepi, dan di perbolehkan duduk berjam-jam. Asalkan ansel membeli makanan selama menunggu.

Dari kejauhan beberapa orang masuk, tak seperti orang kebanyakan. Tubuhnya terlihat kekar, walau pakai pakaian biasa.

โ€œfeeling gue jadi gak enakโ€ gumamnya melanjutkan makan sambil menanyakan keberadaan indra.

โ€œLo dimAna, Rambut lo dI potong Apa eNgak SEL? โ€œ isi chat indra menjadi aneh dengan huruf besar kecil.

โ€œwaittttโ€ gumamnya membaca huruf kapital dari chat indra.

โ€œLARI ANSELโ€ huruf kapital di gabung, ansel langsung bergegas membayar.

Dan bersamaan orang yang duduk sebelum ansel datang berdiri, di ikuti orang yang baru datang ikut berdiri.

โ€œGak boleh panikโ€ Feeling nessa, anggit, cecil dan bibi erna benar. Ansel berjalan santai keluar, tak lama ia pun di jegat.

โ€œbisa bicara sebentar? โ€œ kata salah satu orang yang sudah duduk lama bersamaan dengan ansel tadi.

โ€œSepertinya ngak bisaโ€. Ansel langsung berlari keluar restoran. Lalu tepat di depan restoran dua orang turun dari mobil mencegat ansel lagi, dengan jarinya ia memberi kode agar masuk ke dalam restoran.

โ€œbraaaakkk.... โ€œ orang berbadan kekar yang baru turun dari mobil mengikuti instruksi orang itu, langsung menghajar orang mencegat ansel sebelumnya, Baku hantam tak terelakan. Kursi meja terdengar saling beradu,

โ€œhehe.. Gak kabur kokโ€ ucap ansel langsung mengambil aba-aba lari. Tetapi sayang orang itu dengan sigap menahan ansel dengan menyelengkat kedua kaki dan membanting ansel ke belakang.

โ€œBrak..โ€ ansel langsung terkapar tak berdaya, ia merasakan kepalanya berputar sekarang. Salah satu dari mereka menutup kedua matanya dengan kain hitam, menyumpal mulutnya dengan lakban. Sekaligus mengikat kedua tangannya ke belakang.

Ansel pun langsung di angkat masuk ke dalam mobil. Dan bersiap pergi.

Tak lama datang sebuah mobil berhenti menghadang mobil yang membawa ansel. dan empat orang berbadan kekar keluar menghajar orang yang siap mengikat ansel. Dan baku hantam kembali terjadi.

Ansel hanya bisa mendengar suara kedua belah pihak saling baku hantam. Sampai akhirnya tubuhnya di bawa keluar dari mobil.

โ€œtidur dulu ya broโ€ ucap seseorang menyuntikan obat tidur ke ansel.

โ€œTamat riwayat gueโ€

โ€œmaaf buat semuannya, anggit, nessa, cecil dan bibi ernaโ€

โ€œgue menyayangi kalian berempatโ€ gumam ansel sebelum tak sadarkan diri.

***

Kabar ansel telah di culik langsung terdengar oleh bibi erna. Yang ternyata menghadangnya di depan kasir adalah anak buahnya sendiri.

Diam-diam bibi erna mengawasi ansel selama ke singkawang, ia mendapatkan info soal pertemuan ansel dengan temannya yang tadi kota takarja, ansel di pancing untuk bertemu, dan indra sebagai umpannya. Ia pun tak ada di singkawang sama sekali, melainkan tetap di takarja.

โ€œsiapa yang bawa? โ€œ raut wajah bibi erna terlihat panik dan memerah, sambil di genjot dari belakang oleh seseorang.

โ€œyang jelas bukan anak buahnya diaโ€ bearti bukan anak buah dari adik papanya ansel.

โ€œada pihak lain yang ikut masalah ini??โ€ gumam bibi erna dan menyuruh lelaki yang menggenjotnya suruh mencabut penisnya. Libidonya yang sedang naik-naik langsung turun karena ansel.

โ€œIa betul madam, saat kami selesai melawan mereka. Para anak buahnya terkapar di luar mobil, dan ansel tak ada di dalam mobilโ€

โ€œ apa mungkin kakeknya juga ikut turun tangan?? โ€œ bibi erna kembali meminta pria itu melanjutkan aksinya, kini bibi erna rebahan, dan kembali di genjot sambil terus menelpon. Ia seolah menuruti apa kata bibi ernah.

โ€œsetidaknya ansel tak akan mati di tangan si brengsek itu โ€œ gumamnya mengerang merasakan hentakan pria itu.

โ€œmadam.... kita harus bagaimana?โ€ tanya anak buahnya saat bibi erna termenung sesaat sambil terus mendesah, membayangkan dirinya sedang di genjot oleh ansel.

โ€œsiapakan tiket pesawat, kita ke takarja besok,โ€

โ€œuntuk berapa tiket?โ€

โ€œsatu tiket aja, anak-anak gak boleh ikut urusan ini.โ€,

โ€œsiap madam, saya urus.โ€, telepon pun di tutup,

โ€œoh yaaahh,, gituu terus yang cepat, keluar di dalam,,, ngghhhโ€ desah panjangnya bersamaan dengan semburan dari pria itu.

โ€œokeh, saya belum puas, giliran kamu, dan kamu nantiโ€ tunjuknya masih ada dua pria yang masih cukup muda.โ€

โ€œsiap madamโ€ jawab dua pria itu.

Dan madam pun di gilir tiga pria ia itu sampai bibi erna benar-benar puas, meluapkan masalah dengan seperti ini, udah tak asing baginya.

***

โ€œbyurrrrrrrโ€ ansel di siram satu ember air, itu membuat dirinya terbangun di suatu ruangan. Ia masih merasakan rasa sakit di kepalanya. Tubuhnya terikat di bangku dengan meja di depannya.

โ€œgue udah matikah?โ€ racaunya menyipitkan mataya karena lampunya terlalu terang ke arah wajahnya.

โ€œbelum bro.. masih bisa hidup sampai besokโ€ ucap salah sastu orang yang ternyata melepaskan ikatan di tangannya.

โ€œmaksudnya?โ€

โ€œada seseorang yang menemui lo besok, dan untuk memastikan aja, lo orangnya apa bukanโ€ jelasnya, orang ini terlihat ramah, tak seperti yang lainnnya.

โ€œkalau bukan?โ€

โ€œjadi umpan buaya,โ€ jawabnya dengan enteng.

โ€œini makan dulu,โ€

โ€œyang kenyang ya, buaya suka daging yang berisiโ€ lanjutnya, berjalan keluar ruangan setelah memberikan ansel makanan yang isinya steak.

Ansel benar-benar tak tau dimana, yang ada hanya ruangan kosong, dengan satu meja dan satu kursi. Tak lupa ada kamera cctv.

โ€œsiapa mereka, yang jelas bukan dari adiknya papa, kalau mereka pasti gue udah matiโ€

"apa jangan-jangan suami tante erna?"

"ahh gak mungkin, tapi bisa aja, suami tante erna berkomplot sama dia" gumam ansel ansel mondar mandir, karena bisa aja ucapaan orang tadi benar. kebanyakan orang seperti mereka dengan mudah meyingkirkan orang, apa lagi buat ansel yang ktp juga buatan tukang cetak.

ia berharap tak terjadi apa-apa, dan orang yang menahannya sekarang orang yang baik. Walau entah siapa yang melakukannya.

Dan malam ini ansel menikmati terangnya lampu, di tambah udara yang terasa cukup panas. Tapi itu bisa membuat ansel tidur malam ini.

โ€œbangunn brooooโ€

โ€œheiii,โ€ tepukan beberapa kali di wajah ansel,

โ€œmediss tolong kesiniโ€ teriaknya saat ansel tak bangun-bangun, tetapi nafasnya masih terasa,

Diam-diam ansel membuka matanya, mengintip saat orang yang menajaganya tak ada. Ia langsung bangun.

โ€œmau kemana broโ€ tepat di pintu keluar, todongan pisau mendarat di lehernya.

โ€œberniat kabur, langsung buaya loh. Seriusan, gue yang cacah daging lo nantiโ€ ucapnya membuat ansel menelan ludah. Benar-benar suara kalemnya mengintimidasi dirinya.

โ€œaman, dia cuman bohongin buat kaburโ€ lajutnya saat dokter datang membawa peralatannya.

Ansel benar-benar diam kali ini, menuruti apa yang akan terjadi sekarang. Setelah memberikan waktu mandi, ansel di berikan pakaian setelahnya.

Tepat jam dua belas, dengan pakaian rapih, ansel di persilahan menemui seseorang, di suatu ruangan. Tepat di depan pintu beberapa orang bejajar di samping pintu.

โ€œTuan sudah menungguโ€ ucap seseorang wanita berpakaian seperti seketaris, sambil membawa berkas di tangannya.

โ€œiaahโ€ jawab ansel pelan, secara gak langsung ansel merasa gugup. Tapi jaga image di depan wanita lebih penting, apa lagi ada wanita cantik di sampingnya yang menemaninya ke ruangan itu.

โ€œmbak sudak nikah?โ€ ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

โ€œwah padahl mbak cantik loh,, โ€œ lanjut ansel.

โ€œmohon diam okeโ€ gerutu wanita itu di depan pintu. Ansel langsung terdiam.

Pintu terbuka, seseorang sudah menunggu di sudut ruangan, ia tak sendiri melainkan beberapa orang sudah berada disana.

Sebelah kiri ansel merasakan tatapan mata tajam dan sinis mengarah kearahnya, berbeda dengan sebelah kanan, yang tak melihatnya seperti itu. Sampai akhirnya ansel berdiri di depan meja.

Kursi besar yang membelakanginya perlahan berputar sampai seseorang perawakan sudah tua, menyapa dengan senyum tipis, wanita yang menemaninya tadi pun memberikan berkas yang di pegangnya.

โ€œhaaaaaaaaโ€ tarikan nafas panjangnya sambil menatap ansel dari ujung kepala sampai ujung kaki.

โ€œapa kamu yakin dia orangnya hen?โ€ tanya ke salah seseorang yang duduk tak jauh dari tempat duduknya.

โ€œgak yakin pa, soalnya dia gak ada kalung yang papa cariโ€ jawabnya dengan raut wajah tersenyum. Ansel pun langsung memeriksanya, dan benar kalung ia pakai menghilang lagi.

โ€œkalau ia, pasti dia pasti pakai kalung ituโ€ ansel hanya terdiam, ia ragu untuk mengungkapkannya kalu ia memang memilikinya, dan seolah kembali terjadi lagi, ia masih tak percaya orang yang di dalam ini adalah orang dekat dari kedua orang tuanya.

Apa lagi di depannya, kemungkinan adalah tak langsung kakeknya sendiri,

โ€œya kan dia gak bisa membela diri, papa salah tangkap orang, harusnya hendra yang tangkap dan periksa,โ€ lanjutnya.

โ€œdia juga gak ada identitasnya, usir langsung paโ€ ansel tertunduk lesu, mengingat kembali awal pertemuan dengan anggit, nessa, cecil dan bibi erna. Di lain sisi ia belum bisa mengakuinya, dan tak mau mengakuinya.

Tapi bisa aja setelah ini, nyawanya akan terancam oleh orang bernama hendra, karena tatapanya begitu tajam, seolah mengancamnya.

โ€œtungguโ€ ucap ansel sebelum dua orang memegang tangannya untuk di tarik keluar, ansel pun tak sengaja melihat raut wajah kecewa dari pria tua itu.

โ€œkalung giok hijau dengan tulisan N, dan bearti nama nelson kan?โ€ ansel memberanikan dirinya, ia lakukan bukan untuk mengakui semuanya, tetapi untuk mereka berempat.

Pria tua itu kembali menoleh dan melangkah cepat kearah ansel, tatapannya begitu dingin, sampai ansel pun tak berkedip menatapnya/

โ€œpasti itu hasutan si erna pa, jangan ketipu, ucapan tanpa bukti,โ€ ucap hendra sedikit panik, yang tak lain adalah adik dari papanya. Pria tua itu kembali menghela nafas, karena ucapan hendra ada benarnya.

โ€œusirโ€ pintanya dengan bibir agar bergetar, seolah ia kembali kecewa lagi.

โ€œbiarin saya masuuuuukkkkkkkkk!!โ€ suara seseorang dari luar ruangan,

โ€œbraaakkkโ€ salah satu seorang penjaga terlempar ke dalam saat pintu satunya terpaksa kebuka, ansel sedikit kaget, karena itu bibi erna dengan anak buahnya yang babak belur, kemungkinan mereka menorbos masuk/

โ€œkamu masih hidupโ€ ucap bibi erna langsung berlari memeluk ansel,

โ€œIni yang kalian cari??โ€ bibi erna mengambil kalung dari belahan buah dadanya. Mengangkatnya tinggi-tinggi. ia sengaja mengambilnya lagi saat mereka melakukan aktraksi di kamar, bibi erna melakukannya agar ansel tak terbebani oleh siapa dirinya sendiri.

โ€œdasar pembual, jangan percaya pa, pasti kalungnya juga palsuโ€ pria tua itu mendekatinya dan mengambil kalung dari tangan bibi erna.

โ€œwalau ada tulisan N, itu bisa di buat, apa lagi bertahun-tahun,โ€ lanjut hendra saat pria tua itu menerawangnya. Terliha huruf N dengan jelas.

โ€œambilkan palu henn..โ€pintanya, dengan raut wajah yang senang, ia mengambil palu, dan langsung di berikan ke pria tua itu.

Bibi erna dan ansel terdiam sejenak karena, ia terhasut ucapan anaknya sendiri, kalau kalungnya di hancurkan pertanda, usaha bibi erna selama ini sia-sia.

โ€œbraakkk,,โ€ benar saja kalungnya langsung di pukul dengan palu dia tas mejanya. Hendra tersenyum senang,

Tak lama ia mengambil serpihan kecil di dekat mejanya, ternyata itu bukan serpihan melainkan seperti kertas kecil tergulung rapih yang di masuk ke dalam kalungnya.

Pria tua itu mengambil berangkas kecil dari brangkasnya lagi, ia pun membuka gulungkan yang berisi kode kunci berangkas.

โ€œclekekโ€ kode yang di masukan ternyata benar. pria tua itu pun duduk di bangku dengan menutup wajahnya dengan dua tanganya.

โ€œpaa.. itu kebetulan doang,โ€ suara hendra yang sedikit panik, karena ia tak tau ada sesuatu di dalam kalungnya.

โ€œtolong pergi semua dari sini, โ€œ pintanya sedikit terisak karena tak percaya ini benar-benar terjadi.

โ€œselain kamu, โ€ lanjutnya menunjuk ansel yang ikutan keluar ruangan.

โ€œsaya? โ€œ ansel menunjuk dirinya sendiri.

โ€œcepat sanaaaa..โ€ bisik bibi.

โ€œkamu gak bisa nolak kenyataan, okeh sayangโ€ mata bibi erna terlihat memerah, dengan senyum bahagia.

Ansel perlahan berjalan mengarah kakeknya, dan baru di sadari tinggi mereka sama.

โ€œada apa pak tua? โ€œ ucap ansel sedikit menggigit bibirnya.

โ€œPak tua. Pak tuaa. . Saya kakek kamu... Jaga bicara kamuuโ€ ucapnya dengan nada tinggi.

โ€œMaaf pak tuaโ€ sahut ansel menundukan kepalanya karena ia salah berbicara lagi, tak kakeknya memeluknya erat.

โ€œyang terpenting sekarang, kamu benar-benar masih hidup, itu sudah cukup,โ€ usapan di punggung ansel.

โ€œtapi, cuman liontin aja, pak tua sudah yakin kalau saya cucu pak tuaโ€ ucap ansel bersamaan dengan lenguhan nafas panjangnya.

โ€œisi liotin itu cukup membuktikannya, karena isi dalam liontin itu adalah kode brangkas dari orang tua kamu, apa lagi saat di buka, kode nya benarโ€

โ€œjadi, perlu bukti apa?โ€ ansel terdiam, pikirannya kembali berjalan di masa kelamnya.

โ€œpasti tak mudah kan, dan gak percaya begitu aja,โ€

โ€œsaat kamu menghilang dari panti asuhan, kami panik, termasuk erna,โ€

โ€œbibi erna udah cerita semuanya, termasuk kenapa mereka meninggalโ€ suasana menjadi hening sesaat. Kakeknya pun berjalan ke arah brangkas untuk memeriksa apa aja dalam isinya selain dokumen dan menemukan sebuah rekaman. Sekaligus menyetelnya.

โ€œpak.. gas mobil semakin di luar kendali, rem juga udah gak berfungsiโ€ suara supir mobil saat itu dalam rekaman.

โ€œdi depan juga ada perbaikan, jalan, begini terus mobil bakalan nabrak.โ€ Ucap seseorang yang di jok depan, yang tak lain adalah suami bibi erna.

โ€œcari jalan sampai ketemu sungai, dengan begitu nelson dan kamu bisa selamatโ€ suasana mobil menjadi hening,

โ€œapa maksudnya?โ€

โ€œseltbelt terkunci, ran...โ€ suara mama ansel,

โ€œsaya bisa di buka pak, โ€ suara supir.

โ€œbearti hanya kalaian berdua yang tak terkunci, jadinya kalian berdua akan selamatโ€ lanjut papa ansel saat itu.

โ€œKami minta. Jaga baik-baik nelsonzโ€, suasana kembali hening, hanya terdengar klakson mobil beberapa kali.

โ€œtest testt satuu.. duaa.. tiggaaโ€ suara papa ansel,

โ€œhai.. anakku, kamu pasti sudah besar mendengar rekaman ini,โ€

โ€œgimana kondisi kamu sekarang? Sudah umur berapa kamu sekarang?โ€

โ€œ maaf papa sama mama kamu tak bisa melihat kamu tumbuh sampai saat itu, dan pasti kamu mengalami hal yang sulit sampai akhirnya bisa mendengar rekaman ini.โ€

โ€œkamu jangan membenci yang mencelakai kami, papa sama mama tak mau kamu orang pendendamโ€

โ€œkami akan tersenyum lebar, saat kamu mendengar rekaman iniโ€

โ€œdan untuk papa, jangan juga salahkan lainnya, ini jalan yang aku ambil dan tau resikonya akan seperti iniโ€

โ€œaku gak mau adik kandungku sendiri yang sangat berambisi menjadi nomor satu di perusahan dengan cara menginjak orang-orang kecil,โ€

โ€œaku berharap, papa mendengar rekaman ini masih ada, kami sangat bersyukur untuk itu,โ€

โ€œaku juga mau bilang, ada satu lahan di kalimantan yang berpotensi menjadi tambang minyak terbesar, โ€œ

โ€œsisakan itu untuk nelson. Karena itu satu-satunya aset yang tak akan bisa di ambil olehnya.โ€

โ€œpakk.. ujung jalan sana ada sungai, dan kecepatan sekarang sudah seratus empat puluh,โ€ suara supir terlihat panik.

โ€œpa ma, aku gak bicara banyak karena waktu yang terbatas, aku, ririn, sangat sayang kalian, maaf harus pergi dengan seperti ini,โ€

โ€œdan nelson, papa mama, menyayangi kamu selamanya,โ€

โ€œini, bawa nelson. Dan bersiap lompat ranโ€ pinta papa,

โ€œiah, pesan kalian pasti akan aku sampaikan sampai akhir hayat, aku janjiโ€ suara suami erna.

โ€œmucchhhโ€ kecupan terkahir kali ke nelson kecil,

โ€œByyyuuurrrrrrrrrrโ€ tak lama mobil pun langsung melompat ke dalam sungai, suami erna dan neslon berhasil keluar dari dalam mobil, dan berenang ke tepi sungai. tapi sang sopir berusaha seatbelt yang benar-benar tak bisa terbuka. tepukan beberapa ke bahu sang sopir agar tak melakukannya, mereka berdua tersenyum lebar bersamaan mobil semakin masuk dasar sungai.


Bersambung....


#Note, update ya para suhu.... semoga tetap berkenan... terima kasih.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd