Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Till Death Do Us Part

Malam suhu pengarang ... selalu cerita nya buat terlena ... saya curiga asli nya seorg sastrawan yg ahli nih ... asli saya baca cerita nya selalu hanyut dalam karangan ny ... hebat benar
bukan Suhu.....

hamba 8 am - 5 pm workers.... hehehehe

sekaligus part timer consultan....

jauh dari dunia sastra... cuma jika karya hamba dianggap bagus... yah terima kasih banyak banyak ,Hu.....
 
Fia buru2 bgt ah.. Jadi terkesan seperti pelampiasan.. "Rusak" deh Aslan jadinya.. Kalo Aslan ketagihan gimana? Padahal kan LDR Jakarta-Kendari :D
Thanks up-nya, suhu @Elkintong
Kalau menurut saya, Fia buru buru bukan karena kasian sama Aslan....
Tapi karena kasian sama pembaca yang nunggu nunggu adegan wik wik.......
 
BAGIAN XVIII



Awal Bahagia??


Pagi-pagi di rumah di Bekasi

“ma.....” Linda dengan sedikit tergesa menghampiri Ulfa, Mamanya.

Ulfa yang sedang menyendok nasi goreng untuk sarapan, lalu menengok ke ponsel anaknya Linda

“ini statusnya Mbak Yani.... adminnya Abang di Kendari....”

Betapa kagetnya Ulfa melihat foto di status tersebut

Selamat datang di Kendari Bu Dokter Cantik, calon Nyonya Pak Aslan.....

Ada foto mereka bertiga, Yani dan Vika yang sedang mengapit Fia, yang dengan latar belakang kantor Aslan di Kendari. Ada 3 foto yang ditaruh di status itu, dan semua ada gambar Fia disana.

Nafas Ulfa seakan berhenti berdetak, dia tidak menyangka jika Fia dan Aslan akan senekat ini, meski dia tahu bahwa belakangan ini sudah ada signal akan hubungan mereka dimana dengan mata kepalanya sendiri dia melihat mereka berpelukan dengan mesranya.

“ya Allah..... kamu udah mulai bikin perang, Nak......” gumannya

Ulfa tidak jadi menyendok nasinya, dia terduduk di kursi meja makan. Badannya lemas seketika. Tangannya menopang kepalanya. Dia bingung harus bersikap apa, karena dia tahu apa yang akan terjadi jika pemilik rumah yang hanya berjarak 1 rumah dari rumahnya tahu akan kejadian ini.

Linda pun hanya bisa bengong melihat mamanya yang lemas dan terduduk

“ma......” sapanya

Ulfa matanya mulai bertelaga

“Ma.....”

“Iya De....”

“mau ditelpon si Abang?”

“jangan De...” potong Ulfa cepat

Linda terdiam

“dia pasti akan nekad jika kita larang......”

Linda membenarkan dalam hatinya

“dan ini bukan salah Abang saja, pasti Fia yang terbang kesana menyusulnya......”

Ulfa memijit kepalanya yang mendadak migran

“aduh abang, apa yang dikepala kamu nak.....” keluhnya pelan.

Linda hanya bisa tertegun, dia ikut sedih dan memahami apa yang mamanya rasakan. Dia menyerahkan tisu ke mamanya untuk menghapus aliran air yang tiba-tiba muncul di ujung mata sang ibu.

Ulfa menghela nafasnya dalam dalam

“ meski hingga tutup mata mereka belum berdamai.... tapi almarhum papa dan abang itu sangat mirip dalam semua hal......” bisik Ulfa pelan

“ abang itu tidak pernah mau mengenal wanita lain.... sukanya ke Fia itu sekompleks ini juga tahu....”

“ papamu pun sama.... kalau sudah sayang, ngga pernah pindah ke lain hati.... “

Ulfa meneteskan bulir air matanya

“ itu makanya Mama bertekad tidak mau menikah lagi...... karena ingat akan cinta papa yang luar biasa... ‘

“dan abang persis seperti papa... sayangnya ke keluarga, tanggungjawabnya, sampe cara mencintai perempuan pun sama.....”

Mereka terdiam sesaat

“biar aja.... ngga usah ditegur....”

“iya Ma....”

Dia lalu menutup pembicaraan mereka

“jika kalaupun keluarga mereka marah.... kita pun harus siap menghadapinya..... ‘

Aduh abang, apa tidak ada wanita lain di dunia ini yang menarik hatimu sayang? Apa Cuma Nafia saja yang ada di kepalamu? Bisik hati Ulfa



*********************


Bau harum telor dadar tercium di hidung Nafia. Dia kaget dan segera terbangun, jam di dinding menunjukan pukul 7. 50 WITA.

Selimut masih menyelimuti tubuh telanjangnya yang hanya menyisahkan celana dalam di bawah sana. Dia tersenyum sambil meraba-raba mencari ponselnya. Bunyi piring dan panci terdengar bersahutan dengan air di wastafel dapur, artinya Aslan sedang beraksi di dapur.

Senyuman Fia terkuak lebar. Baru saja malam dia dibajak 2 kali oleh Aslan, tadi subuh selesai subuhan juga kembali digoyang oleh Aslan. Gila nih anak, baru dilatih sekali udah garang aja cangkokannya, pikir Fia sambil tersenyum malu.

Dia lalu memakai kaos Aslan yang agak kebesaran di badannya, dan kemudian keluar dari kamarnya

“hai sayang....”

“hai Ka...”

Dia tersenyum melihat gadisnya

“sarapan....”

“masak?”

“ngga, beli nasi kuning tadi... Cuma barusan goreng sosis dan telur dadar buat tambahannya...”

Dia masuk kekamar mandi dulu, buang air kecil, menyikat giginya, lalu keluar ke dapur lagi.

Fia menghampiri Aslan dan memeluknya dari belakang, dan mencium pundaknya dengan mesra

Aslan lalu balik mencium pipi Fia, berbalik badan dan memeluknya dengan mesra

“ ke kantor jam berapa?”

“hmmmm jam 9an lah...”

“ngga telat?”

“ngga......”

“aku ikut khan?”

“iya dong.... masa mau tinggal sendiri disini....”

Pelukan Fia kembali dengan eratnya

“mau makan....”

“Mau...” angguk Fia dengan manja...” tapi mau pelukan dulu...”

Aslan tersenyum dan memeluk erat Fia

“bajunya aku pinjam...”

Aslan tersenyum

“pakailah Ka....”

Berpelukan dengan penuh cinta ini dan tanpa kata kadang terasa nikmat yang berbeda rasanya. Fia menikmati sekali detik demi detik bersama Aslan.

“makan yuk....”

“ayo Ka....”

Mereka lalu menyantap sarapannya sambil mengobrol kecil

“yang.... mau teh atau kopi?” tanya Fia

“ehhh.... biar aku yang buat aja Ka....”

Fia menatap dengan tatapan tajam ke Aslan

“mau teh atau kopi??” tanyanya lagi

Aslan langsung bingung

“Teh aja....”

Senyum muncul di wajah Fia

“gulanya?”

“sesendok aja Ka.....”

Dia lalu dengan cekatan meracik teh untuk Aslan.

Lalu Fia menghampirinya dari belakang, menaruh teh di meja di samping Aslan, dan memeluk Aslan yang sedang duduk, yang baru selesai makan

“makasih Ka.....”

“sama – sama Sayang.....” senyumnya sambil mencium pundak Aslan

“pas rasanya....” ucapnya

Fia memeluknya lebih erat lagi....

“yang....”

“ya Ka.....”

“jangan larang aku ke dapur yah.... “ dia menatap wajah Aslan dari samping

“aku tahu kamu memperlakukan aku dengan hebatnya.... tapi aku akan belajar untuk bisa melayani kamu... karena itu kodrat aku sebagai wanita......”

Aslan terdiam

“jangan taruh aku di menara gading yang jauh dipuncak hanya supaya indah untuk dipandang.... tapi taruh aku disisi hatimu sayang...... karena disitu aku pengennya aku berada....”

Tatapan mesra seperti meluluhkan hati Aslan seketika

“aku mau belajar jadi istri yang baik.....” bisiknya lagi

Aslan kaget mendengarnya

“istri....? emang Kaka......”

“hmmmm emang kamu ngga mau nikahin aku??”

Aslan jadi bingung harus bilang apa

“aku... aku.... “ gagap mulutnya seketika

“kenapa?” wajah Fia agak manyun

“aku ngga bisa bilang apa-apa.....” dia lalu memeluk Fia dengan erat, dia berbalik dan merangkul wanita itu kedalam pelukannya

“my most happinest day, Ka......” bisik Aslan dengan haru

“kaka.... mau nikah dengan aku...?”

Melihat wajah lugu dan penuh tanya itu, membuat dia jatuh terharu. Aslan ini memang tidak pintar merayu, tidak peka dengan wanita terkadang, karena memang dia tidak mengenal wanita lain selain obsesinya terhadap Fia

“kamu mau ngga nikah muda?” tanya Fia sambil jarinya menyentuh hidung Aslan

“ka.... ngga pernah terpikir dalam hatiku untuk hidup dengan wanita lain... selain dengan Kaka....”

Haru biru Fia mendengar pengakuan itu, dengan eratnya dia memeluk leher Aslan. Dia seketika merasakan betapa kuatnya perasaan cinta Aslan terhadapnya. Pria akan melakuakan hal-hal yang mustahil semampu dia, jika dia harus memperjuangkan cintanya, sebuah kata indah yang pernah muncul di sebuah quotation yang dia pernah baca.

“masih penasaran ngga...?” tanya Fia setelah haru biru sedikit mereda

“penasaran apa?”

Fia mendelik melihat Aslan

“sampai dulu manjat pengen tahu.... emang mau lihat apa waktu itu?” sambil mencubit manja perut Aslan

“oh.... hahahahaha.... sekarang sih ngga penasaran lagi...”

“oh gitu... udah dapat sih yah....”

“ngga juga...”

“trus....”

“sekarang ketagihan....” bisiknya sembil mencium kuping Fia

“ayang...” Fia mengeliat kegelian sambil mencubit perut Aslan

Setelah ciumannya lepas

“mandi yuk....”

“ayo...”

Mereka lalu masuk bareng-bareng ke kamar mandi, dan setelah sibuk menelanjangi diri masing masing, kembali pelukan dengan ketatnya terjadi.

“sayang...”

“hmmmmmm....”

“kalo jadi awas ngga tanggung jawab yah....” bisik Fia sambil tersenyum

“jadi apanya..”

“ih...nanya lagi jadi apanya.....”

Dia menjewer kuping Aslan

“3 kali nembak, 3 kali didalam terus....”

Aslan tertawa ngakak, ciumannya kembali menyentuh bibir Fia

“siap Kakaku.....”

********************

Sambil berbalut handuk, Aslan keluar terlebih dahulu, dia lalu mengambil bajunya dan celana yang akan dia pakai. Dia menggosok roll on di ketiaknya, lalu menyiapkan pakaiannnya dan celananya.

Fia lalu masuk, juga dengan berlapiskan handuknya, lalu membuka handuk dan menyeka rambutnya yang basah dengan handuk. Tubuh indahnya yang kini kering benar-benar menggoda Aslan. Tangannya dengan nakal lalu membelai selangkangan Aslan yang terbungkus handuk

“kaka....” bisik aslan

Fia tersenyum genit menggoda

Mulut Aslan langsung menyergap bibir Fia, ciuman panas kembali menyatukan mereka, lidah mereka saling bertautan, sementara tangan Fia dengan lembut mengocok batang tegang itu, sambil sesekali diremas.

Fia melepas bibirnya, dia lalu duduk di pinggir kasur yang menempel di lantai, dan sambil meremas remas lembut urat kejantanan Aslan yang masih dalam keadaan berdiri, dia lalu mencium dengan kepala topi baja itu dengan bibirnya.

Dan sambil wajahnya menatap syahdu ke arah Aslan, bibirnya lalu tebuka dan melahap batang kemaluan Aslan. Aliran darah Aslan bagai tersengat listrik mendapat servisan dari bibir gadisnya itu. Dia dengan lembut membelai rambut Fia

Fia dengan penuh semangat measukan dan menegluarkan batang muda yang berurat itu kedalam mulutnya, menikmati lumatannya di penis Aslan membuat matanya terpejam dan lidahnya ikut bermain, kadang menjilat, kadang saat batang itu masuk disapukannya lidahnya ke kepala bonggol yang membuat Aslan gemetar lututnya karena sensasinya.

Aslan menarik kepala Fia, dengan setengah tarikan lalu dia mencium bibirnya Fia dengan penuh nafsu, melumat bibirnya, meremas buah dadanya dengan lembut, lalu membaringkannya ke kasur agar telentang. Kini buah dada Fia yang menegang putingnya menjadi santapan bibirnya Aslan, sapuan lidah dan jepitan bibir Aslan membuat Fia menggeliat penuh kenikmatan.

Lidah Aslan kini turun ke perutnya, Fia kegelian saat pusarnya dicucuk oleh lidah Aslan

Dan akhirnya, pahanya dibentangkan lebar-lebar, dan melihat vagina yang baru selesai mandi, terbuka lebar dan bagian dalamnya yang merah menyembul dari bibir vaginanya, dan tanpa ragu Aslan langsung membenamkan bibirnya disitu.

“och,..... sayang.... nakal sekarang bibir kamu yah.....” teriak Fia sambil meremas rambut Aslan.

Tanganya meremas kepala Aslan, sedangkan ciuman ganas kadang disertai sedotan hidungnya di rambut yang tumbuh dipangkal paha Fia, membuat vaginanya kian basah.

“naikin dikit sayang.....” komando Fia, sambil mengarahkan agar lidah dan bibir itu menyentuh itilnya yang belum terekspose secara utuh. Dan saat lidah itu menyentuh bagian itilnya, badan Fia bagaikan bergetar hebat, sensasi lidah Aslan yang nakal membuatnya makin basah, dan merintih tak tentu arah, dan meremas dan menekan kepala Aslan

“masukin sayang.... ngga kuat aku...” beberapa saat setelah merasakan sedotan dan jilatan lidah Aslan, dia meminta agar segera dituntaskan, karena jika dibiarkan bisa saja dia jebol duluan dengan serangan lidah Aslan.

Kini dengan cepatnya batang Aslan keluar masuk sambil disambut jepitan vagina Fia. Bercinta pagi-pagi seperti ini memang berbeda rasanya dan terasa segar karena baru selesai mandi, dan kulit mereka yang bersentuhan memberi rangsangan berbeda rasanya, pelukan yang kencang, tautan bibir serta sodokan urat yang kencang di bagian vagina yang basah, membuat pagi ini terasa indah di kamar kecil ini.

Beberapa saat kemudian Fia menyuruh Aslan mencabut kontolnya

“kita coba gaya lain sayang....” bisiknya dengan nada binal

Dengan bertumpu di meja rias tangannya, kini dia menungging dan membuka kakinya lebar-lebar

“masukin sayang.....” pintanya

Asl;an lalu menuntun kontolnya agar terarah ke bagian vagina Fia, dan dengan sekali dorong kembali jebol vaginanya. Kini Aslan memaju mundurkan mantatnya, dan sambil menikmati jepitan vagina Fia, tangannya meremas buah dada yang beroyang goyang dari belakang tibih Fia.

Menikmati susuran kontol dari belakang ternyata membuat sosokan dan kepala kontol Aslan tersentuh tepat di titik sensitif Fia, ditambah dengan remasan dan jepitan jari Aslan di buah dadanya, rasanya ini membuat Fia sulit menahan diri untuk tetap menjepit dan menahan bentengnya.

“sayang....aough.... gila kamu sayang.....” racaunya tanpa sadar

“sayang.... lebih kencang lagi....”

Komandonya ke Aslan

Dan hantaman batang itu dari nelakang tidak berhenti, dengan perkasanya menggoyang isi vagina Fia, membuat dia tidak mampu menahan dirinya

”sayang... aku sampe........”

“oooh.... agh...... ough........ gila........”

Teriakan dari Fia sambil menahan tubuhnya yang bergetar, tangan satunya lagi menahan di tepi meja, tangan satunya meremas paha Aslan dengan keras.... orgasmenya pun tiba.

Nafasnya terengah engah, kontol Aslan copot dari vaginanya

Dia lalu terbaring lemas di tempat tidur, namun Aslan tidak membuang waktu, dibuka lebar kembali pahanya, dan dengan sekali sentak masuk lagi batang kontolnya kedalam lubang merah yang basah itu.

Dengan penuh konsentrasi Aslan mendayung lagi

Goyangan dan hentakannya kini berirama dan cepat sekali bergoyang, matanya terpejam dan konsentrasinya terpusat. Fia berusaha keras mengempotkan dinding vaginanya agar Aslan bisa segera tuntas.

Dan kemudain

“Ka....oh......o... ah......” sambil memeluk erat Fia, bibirnya melumat bibir Fia, pantatnya bergetar dan dan dia mnghujam keras kontolnya, dan menyemprotkan cairan kenikmatan sambil mendengus keras seperti sapi, kelojotan mengeluarkan cairan kenikmatan, hingga tetes terakhirnya.

Nafasnya mereka berdua terengah engah....

Fia melirik kearah Aslan yang masih mengatur nafasnya, dia membelai dadanya, matanya meleirik ke kontolnya yang lemas setelah melontarkan semua amunisi yang tersisa.

“enak sayang?”

“enak banget Ka.....”

Fia tersenyum manis

“gaya belakang enak khan?”

“iya.... nanti mau lagi yah....”

Fia berbalik dan naik ke badan Aslan, dia mencium bibirnya dengan lembut

“iya sayang....”

Aslan tersenyum sambil membelai rambut dan pipinya Fia

“makasih yah Ka....”

Ciuman Fia sebagai jawaban

“aku milik sayang sepenuhnya.....”

Sambil tangannya membelai puting dada Aslan

Tatapan mata jantan itu menghujam matanya, ada keteduhan dan kedamaian disana....

“janji ngga akan ninggkalin aku yah.... apapun halangannya....” mata Fia menuntut ketegasan

“iya Ka..... aku janji....”

Ciuman mereka kembali bertautan.....

“i Love you sayang...... so much.....”

Pelukan Aslan kini mengetat

“i love you too, Ka.... “

Rangkulan tangan singa muda itu seperti tidak mau melepas kekasihnya. Kebahagiaan yang sekian lama dia tunggu akhirnya tiba juga, dan dalam lunbuk hatinya, meski apapun halangan yang akan muncul kelak, tidak akan dia mundur dan menyerah untuk apa yang selama ini dia perjuangkan, yaitu cinta Fia untuknya.

Cinta itu harus diperjuangkan untuk dimenangkan....

Dan jika sudah dimenangkan maka akan diperjuangkan terus untuk dipertahankan....

Karena baginya cinta yang tidak diperjuangkan bukanlah cinta yang kuat... tapi cinta yang dimenangkan lewat perjuangan keras dan berliku, maka itulah yang dinamakan cinta sejati....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd