Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Top Secret

Terimakasih atas double ceritanya suhu @Begundal_pasar
Pingin jg dunk dipijat sama Ghea biar tambah perkasa, hehe..
Knp ga langsung 3S saja Hu?
Apa di Bali 3S-nya..
Setelah mereka nikah nanti masih lanjut ga hu?
Kira2 konflik ceritanya apa yak klo lanjut?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
TOP SECRET

17. SANUR pra keberangkatan (3).



Harso melihat di maja makan telah tersaji hidangan makan malam buatan Fhasya yang memang sekarang ini rasanya sungguh luar biasa. Fhasya memang pembelajar yang baik, apapun bisa dia pelajari dengan cepat dan hasilnya sempurna, termasuk urusan masak memasak. Harso tak mengajarinya bagaimana merajang atau menggoreng, Harso hanya memberikan clue atau petunjuk terpenting dalam memasak dengan citarasa sempurna.

Harso yakin, seyakin yakinnya, Fhasya telah belajar memasak kepada banyak guru yang baik dalam hal memasak, tetapi bukan pada seorang master chef atau dalam bahasa atau tradisi jawa disebut juru masak.

Seorang juru masak itu bukan seorang koki jaman sekarang. Seorang juru masak itu sekelas empu untuk bidang membuat keris. Kata "juru" merupakan gelar atau pangkat untuk menunjukkan keahlian.

Juru tani adalah orang yang dipercaya sangat ahli dalam bidang pertanian. Juru tulis adalah seorang yang pandai menuliskan sesuatu secara sistematis, bukan asal menulis. Juru Taksir, seorang yang mempunyai kemampuan menaksir atau menilai harga suatu benda.

Saat ini, mungkin disebut insinyur ahli pertanian (harus ada kata ahlinya), Sekretaris dan Apraiser. Dulu pada jamannya para juru ini termasuk jabatan tinggi, mengikut kepada siapa beliau2 ini bekerja.

Tiap jabatan punya juru2 ini sebagai semacam staf ahli. Bupati punya seperangkat juru2 bermacam keahlian, dan tentu saja lebih jago dibanding juru2 seorang Camat.
Jabatan Juru ini makin menjadi bila melekat pada Seorang Raja.

Juru Masak Raja, malah tak pernah menggoreng misalnya, dia hanya bagian tunjuk2 dan cicip. Banyak orang rela antri untuk nyantrik (istilah untuk orang yang ikut kerja tak dibayar kadang, sekedar agar bisa menyerap ilmu sang juru masak tadi.

Harso kebetulan adalah keturunan juru masak raja2 mataram tempo doeloe, kemudian hijrah je jawatimur karena ikut serta pada seorang bupati. Jelas bupati jaman dulu yang diangkat oleh raja langsung.

Saat ini keturunannya banyak yang sukses membuka bisnis resto dan sejenisnya. Harso merupakan keturunan yang mewarisi keahlian keluarganya dalam hal masak memasak karena sejak kecil Harso diasuh oleh neneknya yang mantan juru masak bupati.

Itulah kenapa Harso paham kalau untuk Fhasya dirinya tinggal memoles sedikit pasti akan bisa memasak dengan cita rasa yang luar biasa. Salah satu alasannya karena lidah Fhasya sangat kenal cita rasa..

Lidah Fhasya bisa membedakan dan bahkan menjelaskan bumbu2 yang dipergunakan dalam memasak, cuma bedanya dirinya tak paham soal watak atau kharakter masing2 bumbu,itu saja, dan dengan memberikan clue berupa bagaimana caranya mengenal bumbu dan bagaimana caranya bumbu bisa menyatu bekerja menghasilkan rasa, done. Kesananya Fhasya pasti bisa menjadi hebat dengan sendirinya.

Harso sempat membaui masakan Fhasya dan seperti dugaanya masakan itu, apapun namanya "sempurna" sebagai sebuah masakan. Cukup dengan membauinya Harso sudah paham akan rasanya bagaimana, bagaimanapun juga Harso adalah seorang "juru masak" Tulen.

Bagaimanapun juga Harso merasa bangga telah bisa mengajarkan seni mamasak pada Fhasya, kebanggan seorang guru karena melihat betapa muridnya mampu mempelajari ilmu yang diturunkannya.

Dalam dunia pewayangan, seorang guru yang luar biasa digambarkan sebagai Durna, seorang guru yang benar2 guru. Dirinya hanya mengabdi pada ilmunya kala menjadi guru.

Siapapun yang diajarnya pasti menjadi murid yang beruntung, bahkan alkisah adipati Karno yang mencuri lihat bagaimana guru Durna mengajari Arjuna memanah, bisa memanah dengan sangat luar biasa.

Apapun orang berkata, soal jeleknya kelakuannya atau culas dan kejinya dirinya, tetapi sebagai seorang guru, dirinya mendapatkan penghormatan hampir oleh semua kalangan pencinta wayang.

Dan Harso adalah seorang yang dilahirkan di jaman yang sudah mengenal mordernitas, tetapi dididik oleh kakek dan neneknya yang merupakan orang tempo doeloe. Harso tetaplah memegang teguh bagaimana luhurnya mengajarkan sebuah ilmu apapun ilmunya. Dan sebagai guru memasak Harso pantas bangga bila muridnya adalah Fhasya.

Fhasya adalah jenius nya wanita.
Fhasya adalah seorang jenius yang pembelajar. Kegemarannya belajar dan luar biasa berani mengambil resiko. Khas orang jenius.

Betapa tidak, Fhasya belajar bisnis kala dirinya sudah level menengah dan dalam 10 tahun saja dirinya bisa sukses melewatinya. Kalau saja usianya tidak belia, yang pantas mendapatkan gelar lifetime achiefment adalah Fhasya bukan dirinya. Harso merasa begitu, Harso merasa menang tua saja dibanding Fhasya.

Dalam bisnis Pariwisata, baru masuk 2 tahun, itupun karena diajak oleh Ghea, Fhasya saat ini seolah jauh lebih menguasai segala pernak pernik urusan pariwisata sehingga dalam 2 tahun saja semuanya pesat berkembang sehingga asset mereka menjadi hampir 2x lipat.

Harso yakin asset dan harta Fhasya bukan main2 nilainya, yang pasti bukan lagi dalam bilangan M tetapi sudah dalam T. Cuma gaya hidupnya seolah dirinya hanya punya ratusan Jeti saja.


Image Fhasya​

Fhasya memang luar biasa dalam segala hal, bahkan Harso yakin dalam hal memasak, tak lama lagi dirinya pasti terlewati olehnya.

Siapa guru yang tak bangga memiliki murid macam Fhasya ? Hanya cukup dibukakan pintunya, Fhasya bisa sanggup eksplore seluruh isi ruangan sendirian dan dia paham detail. Itulah Fhasya, jeniusnya wanita tapi kecerdasannya dibalut rapih dengan keindahan tubuhnya.


***


Perlahan Harso menuju kamar Fhasya.
Melangkah memasuki kamar Fhasya, didengarnya gumanan Fhasya selama mandi, dan memang Fhasya senang bergumam, bukan menyanyi. Mmmm mmmm mmm mmm gumaman yang membentuk suatu nada sebuah lagu. Dan yang mencengangkan Harso gumaman itu adalah gumaman sebuah lagu yang merupakan lagu kesukaan Harso dan Ghea.

Lagu yang selalu mereka putar kala bersama, baik bekerja ataupun bercinta. Lagu mereka berdua, yang sering Harso dengarkan kapanpun kala dirinya merasa rindu kepada sosok Ghea.

Bukan lagu modern, pop atau jazz, bukan pula rock atau slow rock. Sebuah lagu langgam jawa yang merupakan lagu yang mengisahkan sebuah percintaan. Lagunya kakek dan neneknya. Lagu yang ngetop di jamannya di tahun 60an.

Lagi2 Harso tercengang soal selera Fhasya ini, setengah melenials yang lagi jaya2nya suka dengan langgam jawa.
Kalau tak suka ga bakalan dilagukan di kamar mandi lah.
Itulah kamar mandi, tempat ketelanjangan manusia, baik tubuh ataupun jiwanya, itulah aslinya bentuk watak seseorang.

Memandang Fhasya mandi telanjang bulat, Harso segera menutup pintu kamar sesuai pesan Ghea. Tak perlu lama, Harso segera bergabung. Memeluk tubuh indah itu erat dalam pancuran air hangat shower.

"Haaasshh lama sekali mas, telat satu menit aku seret kamu kemari masssss, yaaaa susuku diremas massss aaaahh enaknyaa massss... "

Harso tersenyum, dalam pikirannya dirinya sebenarnya bingung kenapa bisa Fhasya menebak dia akan bergabung. Harso yakin tak ada perjanjian dengan Ghea soal ini, karena semua dalam pengamatan Harso.

Tetapi Harso adalah Harso lelaki tulen yang malas mikir mbulet, dalam benaknya adanya kerja kerja dan kerja saja. Kalaupun mikir juga ga mbulet kaya ilmuwan, Harso type2 lelaki yang mikirnya lurus rus, bahwa usaha itu harus jujur dan tekun, teratur dan rapih serta penuh semangat.

Seperti saat ini, Harso tak ambil pusing mengenai bagaimana Fhasya tahu kalau dirinya akan mandi bersamanya. Harso lebih kepada bagaimana memanfaatkan peluang dihadapannya dengan sebaik2nya.

Segera susu Fhasya diremasnya, tangan kirinya meluncur kebawah mengorek memek Fhasya memberikan stimulan pada klitorisnya.
Mulutnya menciumi tengkuk Fhasya menggelitiki belakang telinga Fhasya bergantian kiri dan kanan. Harso lelaki tekun yang giat bekerja, juga dalam bercinta. Apapun sumberdaya yang dia miliki dipergunakan seutuhnya.

Bahkan kontolnya sekalipun ikut giat bekerja bersama jemari tangannya, menyelip dari belahan pantat Fhasya menuju ke depan menggesek memek Fhasya dengan ujung kontolnya kadang masuk membelah memek Fhasya. Keluar masuk tipis2 menendang klitorisnya kadang.

"Aaaauuuchhh massss main hajar we kamuuuuhhhhhh aaaaaaahh dduuuhhhhh"

Harso tak peduli apapun, dia tahunya hajar hajar hajar, tak ada istilah roman2an dengan Fhasya, atau dia akan kalah. Harso terus saja memerah susu Fhasya sambil mengecupi tengkuk Fhasya dan merojokkan kontolnya dan mengelus memeknya. Harso bahkan seolah tak mendengar raungan Fhasya yang ingin segera dientot olehnya. Terus saja Harso merangsang dan merangsang tanpa jeda.

"Gilaaaaa masssss jaaaahaaaaaattt aaaaaaaaahhhhhhhhhhsssss aaaahhhhh"

Fhasya akhirnya meraung karena memperoleh orgasmenya. Tubuhnya berkedut kedut tak keruan sambil mendesis, menjerit sampai berteriak saking kesalnya.

"Mmmaaaaasssss aaaaaahhh aaaaaaaahh uuudaaaaahhh maasss aaaaaauuuucçhhhhh maasssshhhhh"

Berkali2 Fhasya berkelojotan tetap saja Harso menyerang dan menyerang tanpa. Memasukkan kontolnya, tanpa melesakkan kontolnya ke dalam memek Fhasya. Hingga akhirnya Fhasya melemah gerakannya saking lemasnya dia dan memberosot ke lantai kamar mandi.

De javu, lagi2 seolah peristiwa ulangan...
Harso ikut duduk di lantai memeluk Fhasya yang matanya terpejam kelelahan. Harso membelai tubuh Fhasya dan mengecup tipis pipinya.

"Ya tuhaan terima kasih kamu telah memberikan padaku seorang wanita pujaan hati, bidadari yang dalam mimpipun tak sanggup aku bayangkan....

Terima kasih ya Sya sayangku, telah mau sama mas yang sudah tua ini"

"Oooh masssss Fhasya sayang mas, fhasya cinta massssh oooohhhh"

"Mee toooo Sya, me toooo, yuk bangun kita bebenah yuk"

"Iiisssh enak saja, Fhasya mau dikontolin ini malah dibikin lemas cuman digesek2, sebentar dulu napa, Fhasya ambil nafas dulu, habis itu kontolin Fhasyanya"

Satu hal yang Harso sukai dari Fhasya adalah penggunaan kosa kata yang tepat pada saat yang tepat. Fhasya tahu pilihan kata yang pas untuk suasana saat ini. Dalam suasana penuh birahi, pilihan kata2 yang jorok justru menggugah selera, ungkapan keinginan paling purba merupakan undangan yang sukar ditolak.

Fhasya tak jaim saat menyebut dirinya pengen dirojok oleh kontol Harso, terang2an dia sebutkan keinginannya tanpa malu. Ciri khas seorang genius adalah mengetahui kapan bicara apa dan pilihan kata yang tepat untuk itu.

"He he he, iya sayang, ini kontol mas darintadi tegak ga dipake2 soalnya yang mau pake dah lemes duluan. He he he mas ingin lihat Fhasya duduk diatas mas sini dan main rodeo diatas kontol mas ini. Lihat kontolnya dah siap sedia, tinggal yang mau nunggangin yang masih lemes.

Ayo ga pake lama, naik sini, kalau mau kontol mas"

"Hi hi hi, mas sekarang nakal iiih, tapi Fhasya suka kok masnya mesum sama Fhasya. Duuh Fhasyanya dah habis kayaknya, mmmm tapi undangan mas sangat menggiurkan.

Hi hi hi, lagian sayang ada kontol bagus kaya begini diabaikan, mmm ayo lah mas, Fhasya mau jadi cowgirl. Hi hi hi"

Tantangan diterima !!

Inilah hal positif yang disukai oleh Harso dalam diri Fhasya, asal ditantang, langsung bangkit. Seolah ada energi simpanan yang terpendam dan otomatis keluar bila ada tantangan.

"Ooowww massh enaknya maassh duuh kontolnya keras begini masshs duuuhhh aaashhh asshhhh"

Lagi2 khas Fhasya, sekalinya ngentot ya menggunakan gaya slugger, jual beli serangan terus main hajar dan hajar. Tubuh Fhasya membesot2 naik turun dan berputar membuat kontol Harso seolah dipilin2 dan dikocok sekaligus.

Harso melayang dalam birahi, Fhasya lebih lagi menggeram meracau dan menjerit menikmati setiap gesekan kontol Harso ke memeknya.

"Aassshhh duuh susumu cantik banget Syaa, mas ga pernah bosan lihatnya, apalagi ini lagi mentul2 ikut gerakanmu Sya, mmmmm mas mau cium jadinya ini.

Duuuh enaknya jilatin susumu, apalagi kaya ditampar2 gini Sya, duh pantat kamu beneran deh Sya ga nahan jadi pengen remes2 gemes"

Harso entah karena ingin mengalihkan perhatiannya dari rasa nikmat pada kontolnya, atau memang saking kagumnya dengan susu Fhasya, yang pasti Harso sibuk memerah susu , memlintir puting dan meremas kencang bak orang gemes pantat Fhasya.

"Duuuh aaaaasshsh maasssh naaakaaaaaalll
Aashhh jaahaaaatttssss aaaaahhhh"

Lagi lagi Fhasya terlonjak2 saking nikmatnya persetubuhan kali ini, dimana tangan Harso dengan luar biasa kompak ikut mengelus mencubiti memerah bahkan kadang meremas keras susu Fhasya dan pantat Fhasya yang bergerak terus tak luput dari sentuhan Harso.

"Mmmmmmmaaaaaaaaassssss....
Oooooooh maaasssa nakaaaaalll....
Aaaaaaarrggghhhhh aaashhhhh aaaaaahhh"

Fhasya terpental2 tersentak2 merasakan sekali lagi orgasme nya yang entah sudah berapa kali dia dapatkan.

Ini belum selesai.
Entah mendapat kekuatan dari mana Harso tenyata bisa kuat menggendong Fhasya ke tempat tidur, tanpa pake handuk lebih dulu bahkan. Begitu direbahkan di tempat tidur, Harso mendengus memompa memek Fhasya langsung dengan kecepatan tinggi.

"Ooooh maaassss kontolin Fhasyaaaa maaassss pejuuuinnn Fhasssyyyaaaa..
Maaasss bikin Fhasya hamil maassss"

Sambil berteriak Fhasya memutar mutar pantatnya menerima hujaman kontol Harso pada memeknya. Kali ini suasananya sungguh berbeda, kali ini memang Harso ingin menuntaskan rasanya, menembakkan pejunya ke memek Fhasya membuatnya bunting bahkan, kalau bisa.

Dengan segenap tenaga dan rasa sayang Harso mempercepat rojokan kontolnya, hanya ada satu kecepatan saja, kenceng kuat dan bersemangat, satu posisi saja, posisi paling purba.

Lelaki diatas menjajah wanita di bawah.

Nafas Harso memburu, bagaanapun juga tenaganya tak sebanding kalau main dengan sepenuh semangat semacam ini dalam waktu yang lama. Harso kemudian meningkatkan serangannya sampai puncak kemampuan dirinya tojokannya semakin menggila.

"Ooooohhhhh maaaaassss enaknya maaaassss akkkkkuu dapat lagi maaaassss oooohhh oooh"

Fhasya akhirnya tak tahan juga, diperolehnya puncak daya asmaranya, seolah dikepalanya timbul bintang2 mempesona. Mulutnya sudah tak ada lagi suara membuka matanya terbelalak. Sungguh sexy dan sangat cantik menggoda.

Sedetik dua detik kemudian giliran Harso menembakkan pejunya. Dibenamkannya kontolnya dalam2 dan dibiarkan semua sisa pejunya terperah habis oleh empotan memek Fhasya yang sedang dilanda orgasme.

"Aaaaaarrrgggghhhhh Syayang, terima benih buat anakmu Sya yang.... ".

Tubuh Harso berkedutan agak lama, kepalanya terdongak ke atas meresapi kenikmatan terperahnya seluruh isi kontolnya.
Harso memeluk Fhasya dengan erat seolah takut jatuh dan kontolnya terlepas, seolah meresapi tubuh Fhasya yang sexy menawan hati.



***


Harso ambrug menimpa tubuh indah Fhasya dan kemudian dirinya menggeser ke samping Fhasya sambil memeluknya dan menciumi pipinya mesra. Fhasya yang akhirnya reda gejolak birahinya kemudian membalas kecupan2 mesra Harso dengan tidak kalah mesranya.

Lama mereka berpelukan dan saling berciuman mesra mengiringi redanya gairah yang tadi membara.
Nafas mereka masih kencang tetapi sudah mulai datar. Keringat yang bercucuran mulai reda juga.

"Duuuh mas, semoga jadi ya mas, hari2 ini adalah masa suburku mas"

"Iya Syayang, mas juga berharap punya anak darimu Syayang"

"Makasih ya mas, tadi itu indah sekali mas, Fhasya sangat bahagia saat ini mas, mmm Fhasya benar2 puas.

" Mmmm iya Syayang, mas juga sampai hampir habis nafas nih, kayaknya tadi terlalu bersemangat kali ya.

Haaaah nafas mas hampir2 putus tadi Syayang"

"Iya mas, setelah ini mas harus rajin olah raga ya mas, nanti Fhasya berengin deh biar seger dan kuat.

Kasihan bayi kita nanti kalau ayahnya belum2 dah loyo, hi hi hi"

"Iya Syayang, mas akan coba teratur berolah raga, kasihan bayiku nanti kalau aku loyo, lebih kasihan lagi ibunya he he he"

"Hi hi hi iya ya, kasihan ibunya juga lah mas kalau mas nya loyo, cuma tadi kok sampai bersemangat gila2an kenapa mas ?"

"Mmmm karena kamu mengingatkan untuk menghamili kamu Syayang, makanya mas bersemangat, biar bayinya bersemangat dan ga loyo Syayang, he he he"

"Makasih ya mas telah menjadi kan aku tempat benih bayimu ya mas, Fhasya sejak lama pengen jadi ibunya anak2mu mas.

Sejak jaman kerja praktek malah, iiiih masnya jelek, ga anggep Fhasya ada soalnya, iiiiiih"

"Aaduuuh iya iyaaa duuuh sakit sayang, duuh iya maaf deh sayang ya, maaf"

"Hi hi hi, sakit ya mas, duuh maaf, maaf, eh mas, bangunin mbak Ghea ya mas, Fhasya juga mau siap2 nih, kalau lama dikit, kontolnya bisa bangun lagi, ntar Fhaya pengen lagi tambah lama.

Mmm lama dikit ga papa kali ya, mmm hi hi hi ga deh, mas nya bangunin mbak Ghea dulu ya mas"

"He he he, iya sayang iya, duuh mas masih pengen lihat susundan memekmu sayang, sebentar saja"

"Hi hi hi, ga ah, nanti pengen terus nyoblos memekku lagi aku bisa pingsan mas, capeek nya, nyoblos memek di kamar sebelah saja, Fhasya mau pake baju dulu, sana masnya ke kamar sebelah, hi hi hi"

"Duuuh ya iya sayang mas ke sana dulu ya muuach"

"Mmuaach juga mas, dah sana"

Harso akhirnya bangkit dan berjalan ke kamar sebelah.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd