Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Top Secret

Bimabet
Awal cerita nya aja bagus, kok kata ts nya gak berkonsep
Merendah aja ni ya nya
Hehe ..

Mantab & lanjut
 
namanya cuma Harso coba kalo Bejo Suharso si legend dunia perlendiran....lanjut bos
 
TOP SECRET

02. TITIP




Harso menutup pintu rumahnya setelah mengeluarkan belanjaannya tadi di supermaket dalam perumahannya. Memang perumahan tempat tinggalnya termasuk berkelas juga, ada supermaket besar dan mall di bagian depan, terpisah dengan perumahannya.

Ada pagar pembatas tinggi dan keamanan 24 jam, taman2 yang luas dan indah tertata rapi serta ada beberapa zona bermain anak yang lengkap dengan alat2 permainan anak, zona bersepeda juga ada.

Yang pasti nyaman untuk dihuni.

Segera setelah masuk ke dapurnya, Harso menyimpan belanjaannya dalam lemari pendingin besar miliknya. Ada kotak2 yang kemudian diisi belanjaannya, diaimpan teratur dalam lemari es nya.

Harso terbiasa bekerja dengan teratur dan hidup teratur pula, semuanya serba teratur, demikian juga caranya menyimpan makanan dalam lemari es, dalam lemari2 di dapurnya juga rak2 di dapurnya.

Kompor besar, oven dan semua peralatannya serba modern dan teratur. Setelah berbenah dan siap untuk mulai memasak, tiba2 bel rumahnya berbunyi.

Diliriknya jam dinding di dapurnya, masih 16.35, belum jam 7 malam. Harso terheran tetapi dia tetap beranjak dari dapurnya dan membuka pintu rumahnya. Dilihatnya Fhasya dan seorang lelaki di depan pagar rumahnya.

Segera dihampiri dan dibukakan pagar rumahnya.

"Mmm ada apa ya Fhasya ? Masih jam 5 juga belum ini ? "

Kebiasaan to the point Harso berkata2 seolah tak sopan menanyakan kedatangan Fhasya pada pukul 5 padahal janjiannya jam 7.

"Ha ha ha, maaf mas Harso, maaf saya Dafa mas, suami Fhasya mas, gimana ya bilangnya ya, duh saya sedang ada acara mas, sementara Fhasya pengen pergi jam 7, jadinya kayaknya saya titip istri saya ya mas "

"Eh, maaf saya sampai tidak sopan mas Dafa, mari masuk mas, Fhasya gimana ini, saya masih belum siap ini untuk berangkat"

"Maaf mas ya, lha suamiku buru2 keluar ini, katanya emergency soalnya, jadi ya saya nebeng kemari biar ga ditinggal, saya nunggu disini ga papa khan mas ? "

"Ya ga papa sih, mmm nunggu agak lama ga papa ? Soalnya saya belum siap2 sama sekali ini"

"Ga papa mas, mmm Mas Dafa boleh pergi mas kalau buru2 mas"

"Duuh maaf ya Mas, saya kebetulan ada panggilan emergency ini mas, titip istri saya ya mas... "

"Duh ya ga papa mas, silahkan mas berangkat mas"

"Mari mas, dek mas Dafa berangkat ya"

Kemudian Dafa mencium kening istrinya yang mengambil tangannya dan mencium punggung tangan Dafa.

Setelah itu pergilah Dafa dengan mobilnya meninggalkan istrinya di rumah Harso. Meninggalkan Harso yang makin bingung dengan banyak kejadian hari ini, ga masuk akalnya betul soalnya, kok ada suami menitipkan istrinya pada lelaki lainnya ya ? Lha lelakinya itu ganteng lho, gagah dan belum menikah. Aneh saja rasanya bagi Harso.


***


"Maaas, aku ga disuruh masuk kah ? Hi hi hi"

"Eeh duh ya, sampai lupa, yo mari masuk...
Duh ya gimana ini ya, sini masuk...
Mmm mbak Fhasya duduk dulu ya, mmm saya tinggal ke dapur dulu ga papa ? Sudah kadung mau masak tadi soalnya"

"Oooo jadi lagi masak tho tadi mas ? Makanya bingung Fhasya datang lebih awal ya ? Hi hi hi mas Harso lucu kalau bingung soalnya mas, ga papa yuk Fhasya bantuin masak deh mas"

"Eeeh waduh gimana ya ? Jadi sungkan sayanya soalnya dek, mmm ayolah kita ke dapur .... "

Harso yang sejak tinggal di rumah ini belum pernah ada tamu wanita dewasa yang benar2 matang dan sangat anggun serta sexy, apalagi diantar suaminya, titip lagi, jelaslah bingung dan bengong.

Lebih bengong lagi kala Fhasya seolah cuek dengan kerikuhan Harso tiba2 mengamit tangan Harso digandengnya menuju dapur. Harso jelas menjadi semakin ga karuan saking bingungnya.

Keringat Harso menetes besar2, rikuh dan serbah salah dirinya.

"Eeh dapurnya bagus banget mas ini, mmm mau masak apa mas ? "

"Tadinya cuma mau bikin sambel lalap sama bakar ikan pari itu...
Sebentar ya, mas mau masak dulu bentar"

Fhasya dengan santainya melihat2 kondisi dapur Harso, sesekali membuka2 pintu2 dan laci2 nya...

"Iya mas, silahkan saja, Fhasya masih pengen lihat dapurnya mas, kok rasanya enak banget ya bisa punya dapur begini, nyaman mas... "

Memang Dapur Harso berbeda dari kebanyakan dapur orang indonesia, Dapur itu seolah dirancang khusus di tengah2 ruang santai dan ruang makan dan dapurnya merupakan pusat nya. Ada cerobong/exhouse asap besar ditengah dapur sehingga ruang lainnya tak pengap oleh asap waktu memasak.

Ada meja bar di sebelah dapur yang menghadap ke ruang nonton. Semuanya didisain sempurna dan enak.

"Mmm enak mas pengaturan rumahnya, kayaknya aku betah disini mas, gimana kalau aku sering main kesini mas ? "

"Memangnya kamu ini ga ada suami apa ? Kok bisa main kesini ? "

"Ya ga papa mas, tahu tidak suamiku kemana tadi mas ? "

"Ya ga bilang mana aku tahu Sya... "

"Emergency itu dia artinya ke laut lepas mas, dia kerjanya di rig tambang di laut lepas mas, itu maknanya bisa berhari2 bahkan berminggu2"

"Lho anakmu sama siapa ini ? "

"Halah mas, ditengokin jarang akunya, mana bisa punya anak mas, makanya dititipin sini. Biar bisa punya anak kayaknya...? "

"Kok...? "

"Hi hi hi ya bikin sama kamu lah mas... "

"Kamu tuh ya, kalau guyon bikin merinding lho sya.. "

Harso entah bagaimana seolah merasa nyaman saja masak ditemani oleh Fhasya, lalapanya sudah mateng, bakar ikan pari nya juga sudah hampir matang, sambal terasinya sebentar lagi dia gerus di cobek khas buatan magelang.

Pastinya Harso konsentrasi penuh membuat sambel kegemarannya, sambel terasi khas resep ibunya dulu.


***


"Ayo makan Sya, temani mas sini..."

"Eeh... Mmmm wanginya mas, jadi laper Fhasyanya, hi hi hi makasih ya mas, sudah dimasakin... "

Harso makan dengan lahapnya, entah karena memang masakannya enak, atau karena dia lapar atau karena didepannya ada ibu2 yang matang dan cantik serta sexy habis.

Yang pasti, sudah piring ke dua Harso makan, dan mukanya merah karena kepedasan atau saking banyaknya dia makan. Jarang2 bisa makan ikan pari bakar plus sambel terasi bagi Harso.

Di hadapan Harso, Fhasya tak kalah rakus melahap makanan buatan Harso, entah kenapa rasanya nendang betul di lidah Fhasya. Sejak jaman kerja praktek dulu, Fhasya suka makan bareng2 teman2 dan pak Harso yang kala itu masih muda, pak Harso yang masak memang, masak di dapur kantor nya pak Harso.

Bukan dapur umum, dapur khusus pak Harso. di dalam ruang kerjanya ada dapur dan ruang makan, cuma disekat terpisah dengan ruang kerja. Di dapur itulah pak Harso memasak dan di ruang makan dekat dapur itu mereka beramai makan.

Sampaipun setelah kelar kerja praktek, Pak Harso masih suka memasakkan tamunya, Fhasya dan kawan2 kala main kesana, soalnya Mas atau Pak Harso enak diajak ngobrol apalagi soal bisnis. Suka menjadi mentor pemula bisnis dengan ikhlash membantu.

Kadang kawan2 membawa bahan makanan ramai2 masak, cuma ga pernah seenak kalau pak Harso yang memasak.

Jamuan khas pak Harso inilah yang membuat pak Harso akrab dengan adek2 kelas dan kakak2 kelas alumni yang mampir dan berkunjung.

"Kenapa merem2 gitu Sya ? "

"Eeh, hi hi hi, meresapi masakan mas Harso lah, enaknya beneran enak, kangen bener mas Fhasya sama masakan mas, dulu sering makan masakan mas soalnya.

Teman2 juga suka ngobrolin masakan mas kalau ketemuan, beberapa kali pengen masak2 lagi di kantornya mas, cuma katanya susah sekarang, securitynya galak2 belum2 diusir... "

"Eeh ada memang yang diusir ? Kamu nih ya, hoax itu paling, mana pernah sih mas usir2 tamu ? "

"Iya mas iya, maksud kawan2 tongkrongan pabrik mas sekarang kurang humble dan bersahabat gitu, belum2 seolah ngusir soalnya.. Hi hi hi"

"Mmm gitu ya, mmm nanti mas bilang deh sama yang disain, biar diubah agak bersahabat lah tampilan entrance nya "

"Hi hi hi besok2 boleh ya kita masak2 lagi mas ? Teman2 soalnya pengen makan2 bareng sama mas....
Gratis enak lagi hi hi hi"

"Boleh lah, mana pernah mas ga ngasih ijin sama kamu dan teman2mu masak2? Cuma kadang kalau yang masak teman2 kamu apalagi kamu, rasanya amburadul banget, ha ha ha"

"Iya tahu mas, makanya tadi ga bantuin aku, tahu dirilah aku, cuma aku bantu2 habisin dikit mas hi hi hi"

"Makasih ya dah nemenin makan, habis ini aku mau mandi dulu siap2, kamu nonton di sana ya atau baca2 lah buku disana. Mas tinggal ya"

"Ok mas, siap piring2 nya bagian aku bersihin lah, masnya mandi sana"

"Ok thanks tinggal dulu ya... "

"Ok mas, mmmm apa mas mau dimandiin ? Hi hi hi"

"Kamu nih ya....
Dah ya, aku mandi dulu, kamu baca2 tuh banyak buku koleksiku disana"

Harso bicara sambil menunjukkan rak buku koleksinya, setelahnya dirinya menghilang di kamarnya.


***


Mandi kali ini bagi Harso seolah mandi dalam tekanan, harus cepat dan tepat seolah mandinya seorang pegawai yang telat bangun, soalnya diluar kamarnya ada wanita cantik dan sexy yang menunggunya.

Ya entah kenapa daritadi Harso seolah susah sekali bernafas, disuguhi wanita cantik dan sexy menemaninya makan dirumahnya pula, suaminya nitipin pula padanya, gimana ga kacau balau pikiran Harso.

Susu Fhasya memang sesuatu sekali, bahkan sejak masih mahasiswi susunya sering membuatnya gagal fokus kala memberikan arahan padanya. Bagaimanapun juga Fhasya dalam bimbingannya kala itu, bersama kawan2nya yang semuanya lelaki. Cuma Fhasya memanglah gadis yang tomboy, kemana2 pake celana jeans kadang robek2, kaos oblong kadang dirangkap sama baju flanel belelnya.

Kecantikannya memang sudah ada sejak masih gadis, cuma memang tertutupi oleh gaya pakaiannya yang terkesan cuek dan tampil maskulin.

Cuma tadi sungguh berbeda, susunya seolah saat ini diexpose secara benar, bajunya sebenarnya buat wanita. Susunya semakin membahana, apalagi belahan dadanya memang luar biasa.
Lipatannya benar2 mulus seolah pipi tembem yang minta dicubit.

Harso kali ini mandi sedikit tersiksa, bagaimanapun juga kontolnya sedari tadi ngaceng pol berdiri bak meriam dan ingin dituntaskan. Tetapi dia ditunggui oleh pembuat kontolnya ngaceng.

Harso makan cepat dan masak cepat salah satunya ya gara2 susu Fhasya yang luber kemana2 dan belahannya mulus membahana. Kali ini dia harus cepat mandi karena si empunya susu padat kenyal manis sedang menunggunya.

Setengah gila Harso mandi, setengah gila dia berpakaian dan setengah gila dirinya mematut diri didepan cermin serta menyemprotkan parfum nya. Parfum berlogokan mahkota ratu victoria kesukaannya.

Mengenakan jam tangan kesukaannya, dan sekilas dia melirik waktu sudah menunjukkan pukul 18.30. Saatnya pergi.


***


Pergi bersama seorang wanita dari rumahnya menuju acara pesta, sungguh berbeda dibandingkan kala dirinya harus menjemput dulu. Jelas berbeda dilihat dari segi apapun.

Apalagi ini bareng Fhasya yang tampil luar biasa, dengan baju yang super feminim dan sexy, sebelum berangkat bahkan Fhasya rela merapihkan bajunya, baju garis2 kesukaannya berikut celana kain yang sangat chic. Fhasya begitu dekat dengan dirinya kala itu, tubuhnya nyaris hampir melekat pada tubuhnya, wangi parfumnya memukau.

Belahan dadanya seolah makin dalam yang terlihat. Ada butiran keringat yang kurang ajar menempel sedikit. Iri rasanya Harso melihatnya.

"Ayo berangkat mas, kalau lama sedikit aku jamin mas aku perkosa... Hi hi hi mas nya cakep banget "


Image Fhasya​

Fhasya membisikkan kata2 itu di dekat telinga Harso, dengan tubuhnya nyaris melekat pada tubuh Harso.

"Mmm kamu ga minggir beneran mulutmu aku sumpal dengan mulutku.... "

"Beneran mas...? Monggo mas dinikmati sajiannya. "

Fhasya kemudian memeluk Harso dan memejamkan matanya, mendongakkan kepalanya membuka bibirnya.

Harso jelas tak tahan melihatnya, segera mulutnya benar2 menyumpal mulut Fhasya, melumatnya dan mengelitiki rongganya dengan lidahnya. Diluar dugaan Harso, Fhasya membalas tak kalah beringasnya, tanganya sudah memeluk leher Harso dan menariknya sehingga dirinya dan Harso lebih melekat lagi.

Harso seolah lepas kendali, tangannya mlkemudian kemana2, awalnya hanya sebatas mengusap punggung Fhasya, kemudian meremasi pinggangnya dan kemudian meremasi pantat Fhasya yang menonjol hampir seolah menungging saking sexynya..

"Aaah... Massh enak masss, gilaaaa... "

Fhasya rupanya tak tahan untuk melepaskan ciuamannya sambil dirinya mengambil nafas dirinya melenguh meresapi kenikmatan dari Harso.

Seolah mendapatkan lampu hijau, Harso kemudian menggerakkan tangan kanannya menuju dada Fhasya, perlahan saja gerakan tangannya seolah memberikan sinyal pada Fhasya arah telapak tangannya kemana...

Rupanya Fhasya tak tahan akan gerakan lambat telapak tangan Harso, seolah buru2 dia lepaskan pelukannya kemudian mengambil tangan Harso diletakkannya di susunya yang membahana.

"Ayo mas remesin, Fhasya dah ga tahan mas pengen diremes sejak tadi. "

Harso tak banyak bicara, sesuai dengan kharakternya, kerja kerja kerja, sebentar saja susu Fhasya menjadi seolah bahan roti yang diremas2 olehnya...
Sesekali seolah diputar2 dan saking gemasnya kadang Harso meremasnya dengan agak brutal.

"Aaaaahhh enak massh terussss masshhh aaahh"

Desahan Fhasya tak tertahankan lagi kala tangan Harso satunya meremas pantatnya dengan sangat keras mungkin saking gemesnya Harso melihat ada pantat kok segitunya nungging dan besar.

Tiba2...
Alarm belnya berbunyi, menunjukkan waktunya dia berangkat, pas pukul 19.00. Benar2 harus pergi sekarang.
Harso yang biasa teratur kala masuk rumah memang seolah otomatis mengeset alarm rumahnya berbunyi jam 7 ini. Alarm rumah, bukan di HP, satu rumah kedengaran soalnya berisik dan mau ga mau menganggu Harso dimana saja berada di dalam rumah.

Lekas Harso mematikan alarmnya dan itu harus melangkah menjauh dari Fhasha, soalnya tempatnya panelnya dekat dengan ruang baca di samping dapur sana.

Bunyi alarm masih terus bertalu2 sampai akhirnya mati.
Mati jugalah gairah yang tadinya menggebu.
Lekas Harso membenahi pakaiannya dan kemudian mengamit Fhasya keluar rumah.
Membukakan pintu mobilnya dan dia kemudian masuk mobil dan mengendarainya keluar rumah.

Nafas Fhasya masih terasa berat, tersengal juga matanya masih memejam seolah meresapi kejadian tadi di dalam rumah, sementara mobil Harso sudah membelah malam hampir sampai pada portal perumahan.

Tiba2 hp Fhasya berbunyi.
Entah sengaja atau tidak Fhasya mengaraskan suaranya. Speaker aktif.

"Halo ma... Sudah berangkat ? "

"Halo pa, ini sedang di jalan, mau keluar kompleks pa, hampir saja tak berangkat tadi"

"Kenapa ma ? "

"Latihan jadi pemeran film porno mas, cuma ga jadi, baru juga ciuman da bubar"

"Ha ha ha, kenapa ? Jadi nanggung dong ma"

"Iya pa, mas Harsonya kayaknya ga berani pa, alarmnya juga meraung2 dalam rumahnya ngusir kita pa hi hi hi"

"Waah ga asyik itu alarm nya ya ma, eh ya ma, aku kayaknya bakalan stay disini antara 10 sd 2 minggu ma, troublenya lumayan berat ma, kamu stay di rumah mas Harso ya, kan bisa nerusin yang tadi ha ha ha"

"Eh papa ngomong dulu sama mas Harsonya lah, nitip istri kok seenaknya gitu"

"Ini di speaker aktif khan ma ? "

"Iya pa, mas Harso juga denger kok, asli mas Harso bingung nih pa"

"Ha ha ha, ya udah, papa bicara sama mas Harso dulu ya ma, malam mas Harso, maaf sebelumnya kalau istri saya nakal ya mas, cuma kayaknya dia mau saya titipin sampai saya kelar kerjaan boleh mas ? "

"Mmm dek Dafa tahu kah kalau saya ini masih lajang ? Dititipin istrinya dek Dafa itu beneran sesuatu lho dek, he he he habisnya dia sexy habis dek mana cakep lagi, tadi hampir saja saya apa2in lho dek"

"Kok katanya cuma peluk cium mas, ha ha ha mama bohong ya? "

"Mama ga bohong pa, kan tadi bilang hampir pa, gara2 alarm jadinya nanggung deh, tapi susu sama pantatku sudah diuyel2 sama mas Harso lho pa...
Hi hi hi enak pak, gila enak banget"

"Ha ha ha, mas Harso, boleh bicara agak serius mas ?"

"Monggo dek Dafa, silahkan"

"Begini mas, silahkan mas sama Fhasya ngapain saja mas, saya ga papa kok, kalau bisa saya minta Fsasya sekalian dihamilin ya mas, saya ga bisa ngasih soalnya. Saya minta tolong ya mas"

"Eh... Kenapa ga pake program bayi tabung atau sejenisnya dek Dafa ? "

"Mmm kita belum pengen kesana sih mas, lagian saya juga sering keluar lama kayak begini mas, makanya saya titipin ke mas Harso, orang yang sejak lama jadi panutan atau pujaan Fhasya mas. "

"Mmm dek Dafa sudah tahu konsekuensinya kah, kalau sampai Fhasya hamil misalnya ? "

"Sudah kami bicarakan sejak lama mas itu"

"Ok, kita lanjut pembicaraannya nanti saja ya mas, ini sudah mau menjelang gedung juang tempat acara kami dek... "

"Ok mas, intinya saya minta tolong ya mas, jagain dan hamilin Fhasya mas, titip Fhasya ya mas, monggo mas"

"Monggo dek.... "

Pembicaraan itu akhirnya selesai, sebuah pembicaraan yang benar2 gila dan luar biasa membuat gelegak dalam dada. Harso terkenang masa lalunya, masa lalu dengan sebuah rahasia besar, sebuah rahasia yang membuatnya seolah dipenjara.

Bagi Harso saat ini waktunya reunion time, waktu ketemu sohib2nya dulu semasa kuliah, waktu ketemu dengan semua kenangan indah dan buruknya di masa lalu, Harso bertekad, kali ini akan dia nikmati.

Keluar dari mobil, dibukakan pintu untuk wanitanya saat ini, Fhasya yang memang tampil memukau diantara semua yang hadir.
Kecantikannya dan kesexyan tubuhnya benar2 luar biasa.

Entah bagaimana, Harso membiarkan tangan Fhasya mengamit tangannya memasuki gedung tempat perhelatan reuni kabar kali ini dengan tema penganugerahan penghargaan bagi alumni berprestasi...

Dirinya termasuk didalamnya.
Harso berjalan beriringan dengan Fhasya seolah mereka adalah sejoli yang berpasangan, padahal hampir semuanya tahu bahwa Fhasya adalah istri seorang alumni juga.

Ketua panitia sampai melongo melihat betapa serasinya keduanya berjalan memasuki ruangan.

"Duuh mas Harso, cepet lepas tangannya mas, mati aku mas, itu Fhasya kamu apain, suaminya bisa mampus kalau lihat ini. Ini Fhasya juga kok bisa terlalu menghayati tugasnya sih, dah lepas, mas Harso kaga kemana2 lagi kok, tugasmu top deh Sya ha ha ha"

Sang ketua dengan lucunya menyambut kedatangan keduanya seolah dengan begitu bisa meredam keheranan para kolega teman dan semua yang hadir melihat Fhasya datang bersama bergandengan mesra

"Iih mas Fadli ini, kemaren awas2 kalau sampai mas Harso ga datang, kalau ga dirantai begini gimana mau datang dia mas hi hi hi"

"Ha ha ha selamat datang mas Harso, maaf mas kami harus menugaskan seorang yang paling nekat buat memastikan mas Harso datang, tapi enak khan mas...
Ha ha ha"

Harso tertawa mendengar lelucon Fadli yang masih adek kelasnya dua tingkat, dipeluknya Fadly tanda kangen dan persahabatan. Kemudian Harso duduk ditempat yang telah disediakan bersama Fhasya tentunya.


***


Malam ini memang malam penghargaan bagi alumni berprestasi yang memiliki sederet keunggulan diantaranya adalah jabatan atau perusahaan yang dibangun tinggi/besar, kepedulian terhadap almamater dan kiprahnya dalam pembangunan juga yang terpenting adalah prestasinya di mata dunia dan nasional.

Dalam gelar temu alumni yang sekaligus ulang tahun ke 80 jurusan kali ini, achiefment seumur hidup alumni jatuh pada Harso yang memiliki sederet keunggulan dan itu terus menerus menjadi keunggulannya sampai dengan saat ini.

Ya, hampir semua civitas akademika tahu dan kenal beliau yang selalu terbuka bagi adek2 tingkat nya untuk belajar, sumbangan terhadap kampus nya juga luar biasa. Dan hampir setiap acara penganugerahan dirinya tak hadir.

Oleh karena itu khusus kali ini, memang ada petugas khusus yang akan memaksa dirinya hadir, yaitu Fhasya. Dan memang Fadil khusus minta tolong kepada Dafa suami Fhasya agar membolehkan Fhasya mengajak dengan cara apapun Harso di acara tersebut.

Salah satu penyebab ketidak mauan Harso hadir selama ini adalah kesendiriannya, oleh karena itu Fhasya khusus menjadi pendamping Harso selama acara.

Fadil memang gila, bahkan untuk kesuksesan acara kali ini dia rela berjuang merayu Fhasya dan Dafa....
Sementara Fhasya dan Dafa punya maksud yang tersembunyi juga.
Siapa yang memanfaatkan siapa yang dimanfaatkan entahlah, tapi jalinan kisahnya memang seperti itu. Yang pasti acaranya akhirnya sukses dengan Harso bersedia datang karena memang dialah pemilik acara kali ini.

Harso memang sesuatu, tampil memukau didepan kawan2 dan adek2 kelas juga para dosen yang sebagian juga dosen yang mengajarnya dulu.
Seolah bercerita saja bagaimana dirinya dulu dan perjuangannya, sumbangsih kawan2 dan adek2 kelasnya, dorongan semangat para dosen pada dirinya.

Semua Harso ceritakan, tanpa secuil pun kisah kerja kerasnya membangun perusahaannya. Harso bercerita tentang bagaimana perusahaannya maju berkat dorongan bantuan dan semangat para sahabat, adek kelas dan orang lain, Harso lebih menitik beratkan pada jasa orang lain padanya bukan sebaliknya.

Itulah yang memukau bagi hadirin.

Malam itu memang malamnya Harso, semua antri membludak ingin memeluk dan bersalaman dengannya..

Bukan apa, semua merasa kenal dan memang kenal melalui keakraban yang dibentuk oleh Harso.
Semua merasa dekat dan memang Harso selama ini menjadikan semuanya dekat dengannya.
Semua merasa ikut memiliki perusahaannya dan memang Harso selalu merasa begitu dengan sahabat dan adek2 kelasnya juga almamaternya.
Itulah Harso sebenarnya.
Seolah dirinya itu buat orang lain...
Bukan buat dirinya....

Hanya satu orang yang nampak sedih melihat bagaimana Harso datang bersama wanita yang memang luar biasa cantik dan sexy, bagaimana Harso dipeluk tangannya dan susu sang wanita menempel ketat di lengannya.

Bagaimana si wanita berbisik padanya dan kemudian tertawa cekikikan.
Bagaimana Harso pulangpun tetap diamit lengannya oleh si wanita yang terus tertawa menerima godaan kawan2 karena si lelaki bukan suaminya.

Semuanya seolah wajar saja karena Harso memang "raja" nya di hari itu dan wajar bila memperoleh hak istimewa termasuk dipeluk istri seorang lelaki yang juga sealmamater.

Semuanya seolah guyonan dan candan semata dan seolah tak akan masuk ke dlaam hati karena mereka semua tahu, sang suami si wanita telah memberi ijin sambil tertawa2 saat istrinya dimintai tolong hal khusus.

Semuanya seolah permainan panggung semata, seolah film yang diperankan oleh aktris dan artis pemeran film, sekedar bohongan dan sekaligus jadi bahan tertawaan segar yang bukan olok2.

Semua itu karena Harso malam itu memang "raja" nya.

Si wanita yang sedih itu menyembunyikan kesedihannya dalam2 dan membungkusnya rapih dalam senyumnya, kala dirinya menghampiri sosok Harso yang sampai saat ini masih memiliki tubuh dan cintanya.
Menyalami Harso dengan senyum tulusnya.

Harso sebentar saja melihatnya seolah terpaku sebentar namun kemudian tersenyum lebar dan menerima salam si wanita dalam ketulusan yang nyata.
Ketulusan seorang sahabat, entah dalam hati, tapi ketulusan itulah yang nampak.

Malam ini memang miliknya Harso, yang tertawa diantara candaan kawan2 nya soal bagaimana mereka membuat skenario bahkan mereka sebut "Harso Project" hanya untuk membuatnya keluar dari tempat persembunyiannya.

"Ha ha ha Fhasya si tukang makan memang adek imutnya Harso, dari jaman dulu ya, asal ada Fhasya, Harso bersemangat.

Bersemangat masak karena Fhasya si tukang makan selalu menyikat habis...
Ha ha ha"

"Eh mas Fadil kamu nih dah dibantuin masih olok2 juga, gini2 Fhasya bisa menggaet mas Harso gara2 sexynya kali mas, hi hi hi"

Fhasya melenggak lenghokkan badannya yang memang sexy, tapi suara koor kawan2nya menenggelamkannya.

"Ha ha ha, Sya, tadi di rumah mas Harso makan ga ? "

"Ha ha ha, dia ga makan kok dirumahku, tapi di hatiku deh, hatiku benar2 hancur karena semua makan malamku, masakanku dihabisin oleh Fhasya, hiks hiks hiks"

Harso ikut membully Fhasya dengan berlagak kenes yang dibalas tawa terbahak2.

Malam itu malamnya Harso dan itu nampak jelas di mata seorang wanita yang merasa cemburu pada Fhasya, kecemburuan yang dibalut olehnya dengan senyun dan tawanya ikut membully Fhasya.

Bagaimanapun juga Fhasya adalah teman nongkrong mereka semua kala penat dan perlu ide dan gagasan mendobrak kemapanan dalam hal berbisnis.

Ya Fasya adalah bisniswomen yang seolah tak ada matinya dalam mengeluarkan ide dan kreasi.

Malam itu adalah malamnya Harso, tapi belum selesai. Sepulang acara masih malam juga dan dia akan memulai acara baru dengan istri orang lain Fhasya..


***


Perjalanan pulang kali ini berbeda, sungguh berbeda. Ada suatu acara setelah ini yang masih membutuhkan klarifikasi lagi..

Tiba2 telponnya berbunyi, ada nomor suami Fhsya yang tadi dia masukkan dalam list contact nya...
Dia set aplikasi audio mobilnya menerima telpon suami Fhasya.

"Halo mas Harso, selamat ya mas, akhirnya mas dapat juga penghargaan paling bergengsi dari almamater kita mas. Sekali lagi selamat ya mas, tadi saya lihat masnya gagah banget didampingi oleh istriku mas...
Ha ha ha
Saya bangga mas sama mas Harso. "

"Terima kasih dek Dafa, mmm dek Dafa menelpon bukan karena acara itu khan ?"

"Iya mas, saya nelpon ini karena tadi seolah mas belum confirm keinginan kami mas, keinginan saya dan istri saya mas.

Saya sekali lagi nitip istri saya mas, selama mas bisa, silahkan mas berbuata apa saja dan kita sudah sama2 dewasa dan tahu konsekuensi dari peristiwa ini mas.

Saya juga mohon dengan sangat mas Harso bisa membuat istri saya hamil mas, kebetulan hari2 kedepan adalah masa subur buat istri saya mas"

"Sebentar dek Dafa, ini saya mau tanya kepada dek Fhasya di depan dek Dafa ya, mmm Sya, beneran kamu mau aku hamili ? "

"Iya mas, ga papa, yang paling penting itu bukan hamilnya mas, hi hi hi, pa mas Harso tegang banget mas. Yang penting itu enaknya mas, hi hi hi, daripada aku main ga jelas sama siapa khan, mending yang diijinin sama suamiku lah mas Harso"

"Ha ha ha betul ma, betul mas Harso, have fun saja lah mas, have trouble juga hidup bareng Fhasya lah, dia suka nyubit mas, goyangannya duuuh gila mas"

"Ha ha ha ya sudah dek Dafa, memang sering main sama siapa sih dek kalian berdua kok rasanya ga cuma main sama aku deh"

"Mmm gimana ya mas, kami ini open minded mas, terbuka soal sex mas, kami juga saling jujur mas, ga pake hati sih. Sejauh ini aman2 saja mas, cuma pas giliran saya mau buat proyek bayi, kok sayanya difonis sulit punya keturunan.

Ha ha ha awalnya menyenangkan mas bisa main sana sini ga pake punya monumen bayi, giliran begini stres saya.

Saya sudah main sama banyak wanita mas selain Fhasya, dia juga begitu, cuma setahun ini kami sudah ga begitu mas, kami memang setahun ini pengen punya bayi, cuma ya itu tadi mas.

Saya dan Fhasya pengen bayinya jelas dari siapa jalurnya. Makanya kami pilih mas"

"Ok deh, kita lihat saja nanti ya dek, ga tahu ngomongnya gimana, yang pasti aku ikutin apa kata nanti saja ya dek, aku ga masalah kok Fhasya bareng sama aku sepuluh atau seminghu atau sebulan juga

Dititipin wanita sexy dan cantik sehat dan cerdas kalau nolak ya ngawur itu namanya ha ha ha, dah ya dek, kita dah mau sampai, da memang dekat ini sama rumahku tempat acaranya."

"Ok mas, makasih ya mas, ma have fun ya"

"Ok dek Dafa selamat bekerja"

"Ya papa, nanti aku kirim video kaya biasanya kalau mas Harso bolehin ya mas"

"Ha ha ha ok ok selamat menempuh hidup baru ya..."

KLIK

Gila bener percakapan tadi bagi Harso, tak pernah dia bayangkan ada kehidupan yang serba bebas seperti itu dimana suami dan istri masing2 bebas berpasangan dengan siapa saja.

Seolah kedok saja. Yang pasti bagi Harso, dirinya luar biasa terangsang, karena sebentar lagi dirinya bisa menikmati wanita luar biasa disampingnya. Dalam usianya yang cukup berumur dan kemaren divonis tak sehat pula.

Harso masih mengendarai mobilnya memasuki komplek perumahan dan sebentar lagi dirinya seolah menjadi pria beristri yang cantik, ga cuma boleh dipamerin saja kaya tadi di acara anugerah alumni.

Boleh juga ditusuk tusuk.
Ini membuat Harso serasa gila saking bingungnya.
 
Wiiiiihh.. :mantap: .. gue sependapat dg harso.. gila memang jika ada kehidupan suami istri yg bebas spt itu... Tp gue sih yakin, di real nya skrg ini udah ada yg spt itu di negeri ini.. cm msh off the record..
Lanjuuut huuu.. udah :konak: nih.. nungguin edisi harso proses bikin anak di bini org dg ijin suaminya.. bikin ngiri aja nih si mas harso, wkwkwkwk.. 😀😀😀
Makasih updatednya @Begundal_pasar
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Begundal_pasar ...
Wah Hokinya Harso bisa bikin anak dan enak, tp ga perlu mikir tanggung jawab..
Tp klo nanti Baper gmn yak?
Tp sayangnya di Fasya udah seting dipake sama yg lain jg..
Apakah masih rapet?
Penasaran siapa itu wanita yg cemburu..
Sekalian embat suhu..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd