Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Top Secret

TOP SECRET

04 Awal Petualangan


Jauh sebelum subuh, alarm rumah Harso berbunyi nyaring sekali. Sampai2 Fhasya seolah terlonjak terbangun malam2 menjelang pagi itu.

"Ha ha ha, bangun juga akhirnya ya Sya, aku pikir kamu tak akan bangun, soalnya aku bangunin susah sekali"

Harso menyapa Fhasya yang masih sangat ngantuk, kemudian dirinya kaget dan terlonjak karena ternyata Harso sudah siap berangkat, sudah rapih dan segar.

"Eeh jam berapa ini, aku belum mandi belum apa ini mas"

"Jam 04 pagi Sya, kamu punya waktu 30 menit untuk mandi dan bebersih, setelah itu 30 menit untuk bebenah diri, jam 05 teng kita berangkat"

"Ow ok, siap komandan"

Fhasya kemudian masuk kamar mandi sementara Harso memasak di dapur, membuat sarapan pagi yang sederhana dan cepat, omelet serta goreng sosis dan kentang.

Fhasya kebetulan selesai berbenah keluar kamar menuju dapur karena aroma kentang goreng khas buatan Harso.

Kentang goreng biasa, dari kentang biasa yang dia kupas sendiri kemudian dibumbui bawang dan beberapa campuran di goreng dan ditabur garam. Biasa saja, tapi olahan Harso benar2 istimewa, jarang ada yang rela meninggalkan mejanya sebelum habis kentangnya.

Fhasya tersenyum teringat dulu kala masih mahasiswi kerja praktek di workshop mas Harso, dirinya termasuk yang selalu mendapat porsi kentang goreng double dari mas Harso.

Ya memang dulu Fhasya termasuk anak ketja praktek yang diistimewakan oleh mas Harso, begitu kata kakak kelas dan adek2 kelas. Soalnya hanya padanya mas Harso berbeda sikap, tidak pada lainnya oleh karenanya hal tersebut seolah menjadi ciri khasnya, "anak kesayangan mas Harso" Itulah julukannya.

Julukan yang membuat Fhasya mendapatkan tugas memaksa Mas Harso datang di acara penganugerahan award dari civitas akademika. Jadi penunjukan Fhasya sebagai aktor yang bertugas memaksa mas Harso, bukanlah penunjukan asal tunjuk saja.

"Mmmm aromanya kayaknya jauh lebih nikmat nih dibanding dulu di workshop mas, aku nyicip ya mas"

Fhasya langsung saja ambil dan mencicipi masakan goreng kentangnya mas Harso, matanya terpejam dan mulutnya seolah menahan sakit...

"Mmmm mmmm enak mas, enal banget ini goreng kentangnya, kapan2 ajari ya mas...
Mmmm mmmmm enaknya... "

Sambil bicara Fhasya berdecap decap seolah begitu nikmatnya kentang goreng yang dia makan.

"Ha ha ha, ok ok nanti selesai kita berlibur, mas jamin kamu bisa masak enak. Ha ha ha ayo Sya kita sarapan, mmm 15 menit kita punya waktu nih

Yuk silahkan ambil sendiri ya Sya"

"Siap komandan, mmm rasanya omeletnya meleleh di mulut mas, mmmm mmmm enak nya mas....

Duh ya kaya lumer gitu ya, rempahnya juga kerasa, mmmm yam yam yam"

Sekejab saja semuanya tandas, Fhasya makan seolah kelinci yang rakus, semuanya dihabisin seolah tiada hari esok lagi, pokoknya makan enak saat ini, sekarang, besok urusan besok saja lagi"

Mas Harso disampingnya melihat Fhasya makan dengan lahap begitu senangnya sehingga hampir2 dirinya sendiri hanya makan beberapa potong kentang saja sudah kenyang.

"Eeh masss, maaaf yaaa, duh ya, asal ketemu masakan mas, rasanya Fhasya jadi aneh, kaya ga pernah makan deh Fhasyanya .
Hi hi hi maaf dihabisin semuanya mas"

"Ha ha ha Sya, bener2 nih kamu ga berubah soal makan nya, ha ha ha saya kok jadi merasakan lagi pengalaman jaman dulu kala perusahaanku masih kelas unyu2 ya....

Dulu itu kamu satu2 nya semangat mas kala pening, lihat kamu makan seneng saja masnya ini, ha ha ha"

Harso mengacak2 rambut Fhasya seolah dirinya masih anak kecil yang dulu kerja praktek, ada linangan air mata di mata mas Harso kala mengacak2 rambutnya.

Entah linangan air mata bahagia atau air mata kesedihan. Cuma memang tawanya rada2 sumbang.

"Ok kapten, mana lagi kerjaan yang musti Fhasya beresin, setelah makan, kayaknya Fhasya 5x lebih kuat nih mas.... Hi hi hi"

"Ha ha ha bener2 nih kamu mengingatkan masa2 sulit itu Sya...
Ha ha ha"

10 tahun lalu, masa2 sulit bagi Harso, benar2 sulit...

Mengenang itu air mata Harso mengucur deras, teringat kala itu hanya banyolan Fhasya kala makan menghabiskan semua masakan mas Harso membuatnya bisa tertawa...

Ya memang Fhasya memiliki ruang di hati mas Harso sebagai penyemangat dirinya. Tiga bulan itu dan kala Fhasya main ke workshop, selalu dimasakin olehnya semua masakan yang dia mampu.
Hanya agar dirinya tertawa dan tertawa, melihat Fhasya pmenyadari dia telah menghabiskan hampir seluruh jatah makan sendiri, itulah kenangan indah bagi Harso. Semangat Fhasya dalam menghadapi dunia dengan penuh optimisme itulah penyebab dirinya bisa hidup normal akhirnya dalam artian tidak gila meratapi kesedihannya.

Sejak itulah ada desas desus bahwa Fhasya adalah anak emas mas Harso, asal dari Fhasya selalu ok.
Cuma tak semua orang tahu dan paham bahwa penyebabnya adalah akibat semangat juangnya yang tinggi.


Image Fhasya​

Tiba2 Harso teringat dia belum bertanya apapun soal kehidupan Fhasya langsung main ajak ke luar pulau segala.


***


"Eeh... So sorry mas lupa mengkonfirmasi Sya, kamu selama ini kerja dimana dan bagaimana ? Duuh baru ingat aku ya, kok pake acara ke bali dan lombok segala ya. "

"Hi hi hi, mas ini habis maksa ngajak baru nyadar. Fhasya itu mas, sekarang DRS mas, di rumah saja.

Semua usaha Fhasya sudah dialihkan kepada junior Fhasya mas, cukuplah 10 tahun ini Fhasya berkarya habis2an kaya mas, lama2 bosan juga mas.

Fhasya punya perusahaan khusus bergerak di bidang spare part motor dan mobil mas, kaya bikin rem, velg dan seperti itulah mas, kmudian merambah dunia alat2 berat mas, lumayan mas akhirnya bisa menampung banyak lulusan almamater kita mas.

Sekarang angkatan 5 tahun dibawah Fhasya yang pegang, mereka Fhasya ajari persis kaya mas dulu ajari Fhasya. Bedanya Fhasya ga pernah masakin saja. Hi hi hi.

Mmm sekarang Fhasya bebas kemanapun mas, semuanya sudah bisa dilepas mas, sudah tiga tahun inilah mas"

Harso melongo, sepuluh tahun sudah bisa melepaskan diri dan menjadi sekedar komisaris yang mengarahkan dan mengawasi saja jalannya perusahaan itu sesuatu banget.

Harso sendiri baru mantap tahun ini mulai melepaskan sedikit demi sedikit banyak urusan ke level bawahnya.

"Mmm menarik, mas sendiri belum 100% bisa melepaskannya Sya, kayaknya baru 50% saja dilepas, itupun baru berjalan sekitar setahun ini"

"Khan Fhasya pengen punya anak mas, masa mikirin bisnis terus ga akan ada habisnya mas, kesenangan itu kadang kaya semu mas, ada kosongnya juga kalau Fhasya lihat teman2 pada gendong anak.

Fhasya makanya punya tekad ga mau diatur pekerjaan, pekerjaan yang musti diatur makanya Fhasya sangat shock kala mas Dafa tak bisa memberikan keturunan"

Ada air mata jatuh berlinang kala menceritakan soal Dafa nya.

"Mmm yuk ah kita ngobrol sembari berangkat ke bandara Sya...
Mm...

Mas suka pakaianmu Sya, so sexy"

"Hi hi hi bisaan mas nya ini mengalihkan pembicaraan ya, ini pakaian khusus buat mas dalam perjalanan, mas bisa akses susu dan memekku kapan saja...

Soalnya kancingnya lebar2 jaraknya mas cukup tangan mas masuk, mmmm dalamnya ga ada apa2nya lho mas...

Tara... "

Fhasya kemudian mambuka jubahnya yang tebal dan terkesan elegan, di dalamnya benar2 telanjang bulat tanpa apapun lagi. Jubah itu panjangnya hingga melewati betis, tebal dan sangat chick cocok dikenakan di saat musim hujan begini.

Dan Fhasya mengenakannya khusus untuk acara dengan mas Harso di hari pertama, dan dalam perjalanan menuju tempat berlibur mereka.

"Mas coba masuk sini mas... "

Tangan Harso diarahkan menuju kantung jaket dan luar biasanya langsung bisa akses susu Fhasya yang mengkel.
Kantongnya sudah bolong.
Ke arah bawah langsung mengakses memek Fhasya yang basah, benar2 basah kuyub.

"Ha ha ha Sya kamu benar2 cepat belajar kesukaanku...
Mas senang banget ini Sya...
Ha ha ha
Ayok lah kita berangkat, srmuanya sudah mas atur kok di dalam mobil tadi kita bisa langsung berangkat ini "

"Siap bos... "


***


Selama perjalanan, Harso benar2 sangat usil, usil sekali pada Fhasya. Seringkali tangannya srolah masuk mengambil sesuatu di kantong Fhasya, tetapi hanya alasan meremas susu Fhasya di tempat umum, bahkan gilanya saat mengantri di depan counter check in sekalipun.

Jangan tanya bagaimana Fhasya menahan desahannya bahkan pekikannya kala Harso mencubit putingnya atau merogoh memeknya dengan seolah tak melihat padanya dan fokus pada bacaannya sambil menunggu di boarding lounge.

"Maaasss aku basah mas, takut ketahuan netes ini masssss aaashhh"

Bisik Fhasya kepada Harso tetapi justru dibalas dengan semakin gila tangan Harso memainkan perannya.

Harso benar2 membuat Fhasya mengalami beberapa kali Orgasme di keramaian dalam kondisi berbisik2 memeluk Harso.
Dan aneh nya Harso menikmatinya seolah tak ada apa2 yang terjadi.

Praktis, ada tiga kali Fhasya mengalami orgasme selama perjalanan dan harus keluar masuk toilet sekedar untuk mengusap memeknya yang basah dan mengalirkan banyak cairan cinta nya.

Sungguh perjalanan "gila" telah dikenalkan padanya oleh Harso dan Fhasya yakin kesananya akan lebih gila lagi dia menghadapi tantangan dan rangsangan dari Harso.

Masih teringat dirinya kala keluar dari pesawat hingga ke tempat jemputannya, terutama menunggu kopernya di tempat pengambilan bagasi.

Itulah orgasme tergila dalam hidupnya, di depan banyak orang yang berjubel bahkan.
Berjubel banyak orang mengantri itu dan Harso seolah tak melihatnya dan fokus pada jalur bagasi memerah susu Fhasya dan mencubit puting Fhasya di keramaian.

Jangan tanya perasaan Fhasya saat itu, seolah dirinya telanjang dan diremas susunya dihadapan semua orang. Sensasinya benar2 luar biasa. Untungnya kemudian satu tas besarnya sudah ada dan akhirnya Fhasya duduk diatasnya, mencegah cairan cintanya menetes jatuh ke lantai. Sambil mendesah..

"Aashhh massh capek aku... Aaahhsss aku mau duduk saja masshhh"

Desahannya di kamuflasekan seolah kecapaian dan memang dirinya sungguh capek. Kontan saja desahannya memancing banyak orang melihat Fhasya, dan justru itulah kenangan tergila baginya. Dimana Fhasya merasa sangat sexy orgasme dilihat oleh banyak orang.

Fhasya benar2 lemas kali ini, kenakalan Harso, membuatnya merasa sangat binal dan gila, setidaknya sejak semalam, dirinya sudah mengalami orgasme lebih dari 5x. Dan sekalipun Harso tak mengalami orgasme.

Fhasya sungguh sangat puas dan merasa seolah hidupnya benar2 berwarna sekarang. Dan lebih lagi, dirinya merasa sangat sexy....
Sexy dan percaya diri akan kesexyannya. Apalagi merasakan pandangan orang lain menerka2 apa yang terjadi padanya sambil mata mereka nanar mejelajahi tubuhnya yang sexy, sungguh sangat sexy...

Di dalam mobil jemputan, Harso lebih gila lagi dia. Secara intens dia merangsang Fhasya, bengan pura2 memeluknya dengan rasa sayang kemudian berbisik2 pada Fhasya seolah mengucapkan kata2 cinta. Didepannya sopir yang tersenyum melihat pasangan yang dibawanya sangat romantis.

Padahal....

Ucapan2 Harso jauh dari romantis.

"Sya, kankangin pahamu dong, mas mau kobel2 memekmu, mmm ya gitu diam ya"

"Sya, susumu mengkel banget ini, mas jadinya pengen nyusu ini, mmm bisanya cuma plintir2 tapi enak Sya sambil memerah susumu"

"Sya, memekmu enak dirojok ini harusnya, tapi dielus2 saja dulu ya klitorisnya, pak sopirnya mupeng Sya, pengen lihat memekmu kayaknya"

"Duuh Sya, pak sopirnya pengen elus susumu juga kayaknya, dari tadi lihat dari spion kayaknya dia, kamu diam ya he he he"

Ucapan2 kotor macam begitu lah yang akhirnya sanggup membuat nafsu Fhasya terdongkrak tinggi dan mengalami orgasme berkali2 di mobil jemputan.
Dirinya hanya mampu menggigit lengan Harso yang entah kenapa seolah mampu menahan rasa sakit gigitan Fhasya sehingga perjalanan itupun sekalipun hanya sekitar 20-30 menit sanggup membuat Fhasya mengalami orgasme lebih dari sekali.

Sampai di villa private yang menjadi tempat mereka, Fhasya sudah habis. Habis terkuras energinya.
Sehingga harus berjalan sambil dipeluk oleh Harso dan dimata banyak orang malah seolah pasangan yang romantis.

Belum lagi mulai berlibur, hati dan pikiran Fhasya benar2 terpesona oleh Harso dan kemampuannya memberikan kepuasan pada pasangannya dalam batas2 yang tidak bisa dibayangkan oleh orang lain.

Masuk ke dalam Villa, dan direbahkan oleh Harso di tempat tidur membuatnya seolah letihnya tak tertahankan lagi dan langsung tertidur. Dan bermimpi indah bersama Harso, bukan lagi dengan suaminya.


***

Sesaat setelah Fhasya terlelap.
Pesanan belanjaan Harso sudah ada dan diantarkan tadi oleh petugas Villa, semua catatan bahan makanan yang dipesan lengkap tersedia.

Mungkin dulu hal semacam itu tak terbayangkan, tapi kini dengan teknologi yang semakin handal, semua keinginan Harso bisa dikomunikasikan dengan petugas Vila secara cepat jauh sebelum Harso dan Fhasya datang malah semua sudah siap tinggal mengantar ke kamar.

Seperti biasa Harso mengatur semuanya sehingga masuk dalam lemari es yang tersedia di Villa tersebut.

Kemudian seolah tanpa jeda, Harso mulai memasak, ikan bakar dengan sambal kecap khas resep ibunya. Tumis kangkung dengan tambahan udang galah besar2 dua ekor, dan yang pasti adalah kerupuk udang yang digoreng renyah.

Setelah semua tersaji, barulah Harso menuju kamar mandi dan membuka seluruh pakaiannya merasakan segarnya air hangat yang mengguyur dirinya.

CEKLEK.

Pintu kamar mandi terbuka, muncullah Fhasya dalam ketelanjangannya. Jubah atau jaketnya tadi sudah lepas luruh dengan hanya membukai kancingnya...

Tubuh indah itu kemudian memeluk Harso dalam guyuran air shower yang hangat. Tubuh itu jelas lebih hangat, panas dan memanaskan hati. Susunya padat mengkal menekan punggungnya.

Harso kemudian membalikkan badannya dan memegang dagunya menengadahkan wajah Fhasya dan selanjutnya melumat bibirnya.

Kesegaran Fhasya setelah tidur tadi dan guyuran air shower membuat Fhasya kali ini begitu segar dan penuh semangat. Kecantikannya memukau, kesexyannya menggelorakan hari siapa saja. Fhasya membalas lumatan Harso tak kalah panas.

Lidah keduanya saling membelit, susunya berdigik bergesekan dengan dada Harso yang bidang namun sedikit ada gumpalan lemak karena teledor menjaga berat badan. Namun secara overall Harso mamang layak bangga dengan dirinya, masih terlihat gagah dengan tingginya yang 175 cm.

Entah kenapa, Fhasya kini tak lagi seperti kemaren yang seolah kelaparan akan sex. Perlakuan Harso padanya membuat nafsunya saat ini seolah mengalami perubahan, lebih lembut melenakan dan lebih smooth halus meningkat secara bertahap.

Ibarat makan, kali ini seolah makan dengan meresapi rasanya, perlahan namun pasti, dengan begitu citarasanya juga pasti didapat.

Bukan soal banyaknya makan, tetapi bagaimana bisa menikmati secara maksimal makanan yang tersaji.

Bukan soal cepat habisnya makanan, tetapi lebih bagaimana seluruh makanan ternikmati secara benar dan dalam suasana yang menggugah selera.

Saling menyabuni kemudian saling belai dan remas saat mandi benar2 kali ini diresapi oleh Fhasya sebagai jamuan kenikmatan yang perlu diresapi nikmatnya sebagaimana makanan masakan mas Harso dia nikmati.

Bagi Fhasya semuanya benar2 seolah sesuatu yang baru. Birahinya meningkat tajam tapi tak terlonjak lonjak, meningkat signifikan tapi smooth mulus.

Rasanya sungguh berbeda dengan kala dirinya memacu hasrat dengan partner sexnya kala ber"swing" dengan pasangan rekan nya atau rekan "suami"nya. Semuanya berlangsung dengan gairah yang luar biasa gila dan memang mereka gila2an.

Dengan mas Harso tak ada gairah yang menggebu2, semuanya naik secara lembut melenakan. Seolah meresapi makanan nikmat. Butuh waktu lama untuk menikmati dan meresapi setiap elusan dan rabaan bahkan remasan. Kenikmatan yang menancap lebih di dalam hati. Sangat tertancap di dalam hati Fhasya.

Kala Harso melumat putingnya dan menghisapnya, Fhasya bukan tak menikmati, sangat menikmati bahkan tapi tidak dengan lonjakan2 birahi yang Dahsyat.

Desahannya hanya berupa desisan semata kali ini tetapi desisan yang sarat akan lontaran betapa dirinya menikmati semua rabaan dan hisapan Harso..

"Aashhhhhhhhhhhhh aaaahhhssssss".

Fhasya mulai belajar mengenali sex dengan cara Harso, sebab tanpa itu, dirinya akan habis sebelum Harso mencapai puncak kenikmatannya, itulah Harso, lelaki yang fokus memberikan kenikmatan pada pasangannya sementara dirinya sungguh sangat terpuaskan bila pasangannya puas.

Konsep itulah yang membuat Fhasya benar2 merasa takluk padanya saat ini dan rela mengubah pola pikirnya soal sex. Dirinya mulai bisa mengimbangi Harso.

Kontol Harso mulai dielusnya. Hanya dielus semata, bukan dengan kocokan dahsyat yang bergelora atau selomotan mulutnya yang menyepong dengan kecepatan tinggi.

Bukan itu yang dilakukan oleh Fhasya, tetapi sekedar mengelus kontol itu yang kemudian hanya dengan elusannya kontol itu bisa tegak berdiri mengacung kokoh tak tertandingi.

Ini seolah jawaban elusan Harso pada memeknya, hanya elusan semata, bukan kocokan atau rojokan keras dan bertenaga, hanya elusan tetapi bisa membuat memeknya meleleh mengeluarkan cairan cintanya dengan deras.

Kala mandi itu, Fhasya belajar banyak bagaimana membuat pasangannya terlena dan ikut dengan iramanya.

Guyuran shower masih hangat dan kencang, birahi Fhasya terdongkrak tajam dengan kelembutan rabaan dan elusan Harso, kemudian kala semuanya sudah pada puncak gairahnya, gairah keduanya, Harso membungkukan badan Fhasya dan memasukkan kontolnya dalam memek Fhasya.

Perlahan saja gerakannya, tapi bagi Fhasya getaran birahinya seolah terlecut tinggi secara tajam.

" Aaaaaaaassshhh massshhhh aaaahhhh"

Berkali kali Fhasya harus melenguh dan berdesis menikmati setiap gesekan antara kontol dan dinding memeknya. Juga rabaan Harso pada susu dan putingnya.

Gerakan Harso masih saja perlahan, tetapi birahi Fhasya terdongkrak tajam semakin menjulang tinggi, Fhasya membiarkan dirinya melepaskan semuanya pada insting yang paling purba. Membiarkan tubuhnya merasakan kenikmatan tertinggi hanya dengan meresapi setiap gerakan Harso.

Desisannya berubah menjadi jeritan2 kecil yang semuanya seolah begitu saja adanya pada instingnya akibat proses paling purba bagi manusia itu...

"Maasshhh ooohhhhhhh maaassshhh"

"Aaaasssh aaaaaah aaaahh"

Tubuh Fhasya terlonjak2 kemudian, akibat kenikmatan yang dirasakannya, bukan akibat ingin memberikan kenikmatan, Fhasya pasif meresapi kenikmatannya tapi membiarkan tubuhnya bergerak aktif untuk mengatakan dirinya menikmati semua perlakuan lelakinya.

Kepasrahannya begitu dalam sehingga seolah semua gerakan dan rancauan mulutnya bahkan jeritannya adalah akibat perbuatan lelakinya. Semuanya diserahkan pada lelakinya semata.

"Aaaaaaahnsssshhhh maasssss enaaaakkknyaaaa maasshhhh aaaah"

Ucapan2 dalam lenguhannya seolah merupakan wujud rasa terima kasihnya pada pejantannya yang memberikan kenikmatan padanya.
Gerak tubuhnya yang berkelojotan tak tentu tanpa dikekang oleh penalarannya membuat semuanya seolah klop dengan gerakan Harso.

Harso menikmati itu semua dengan mengimbangi semata setiap gerakan wanitanya. Wanitanya menggila, dia ikut menggila dengan rojokan kontolnya yang semakin keras dan kuat membelah memek Fhasya.

Akibatnya Fhasya semakin menggila seolah effek domino keduanya semakin lama semakin menggila dan bergelora mengikuti begitu saja kenikmatan yang ada hendak membawa mereka kemanapun.

Remasan2 pada susu Fhasya semakin keras dan kadang seolah memerah, cubitan dan pelintiran pada puting Fhasya mulai penuh tekanan, mengiringi rojokan kontol Harso yang juga semakin kencang..

"Aaaaaah maassshhhhh ooooohhhhhhh aaaaaahhhhhhhh "

"Aaarreghhhhhhhh haaaaassshhhrrrgggg"

Keduanya kemudian menggelepar2 seolah kesetanan dan melolong dan menggeram menuju puncak orgasme mereka secara bersamaan...

Keduanya kemudian lemas duduk dilantai kamar mandi sambil berpelukan saling merabai muka dan tubuh pasangannya.

Bagi Fhasya inilah sex terindah dalam hidupnya, bukan karena telah orgasme bersama, juga bukan karena rasa nikmatnya yang dalam, tetapi karena dirinya seolah dengan sex itu benar2 menyatu dengan Harso seutuhnya.
Jiwa dan raganya.

Shower itu masih mengucurkan air hangat dengan kencang dan kedua insan yang telanjang telah memperoleh lagi kesegaran jiwa dan raganya. Kesegaran yang menggumpal dan utuh telah mereka raih akibat kebersamaan mereka.

Fhasya tersenyum mesra pada Harso...

I'm fallin in love with you mas....
Me too....

Kemesraan itu walau masih diawal waktu mereka telah membuat keduanya sungguh saling mencintai satu sama lainnya.
Dalam benak Fhasya sudah tinggal sedikit lagi tempat buat Dafa "suami"nya.

Entah esok....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd