Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Top Secret

Bimabet
TOP SECRET
28. Keliling Kerajaan



Makan malam kali ini Harso berniat menyuguhkan masakan ala Chinese Food dan dengan penutup es dawet atau cendol nangka atau kolak nangka mana saja yang ada bahannya.

Entah kenapa, Harso setelah selesai mandi membuka kulkas, tersihir dengan adanya buah nangka kupasan di dalam kotak penyimpanan.
Harso paham yang menyiapkan bahan makanan pasti Ghea, karena pola atau caranya menyimpan benar2 khas Ghea.

Satu lagi : Nangka !

Buah kegemaran mereka berdua, sejak jaman masih kuliah dulu. Nangka Khas daerah Klakah, Jember dekat Banyuwangi. Tebal bijinya lumayan besar tapi memang buahnya besar juga, dan aroma serta rasanya tahud punya.

Harso selalu hunting buah Nangka di Klakah kalau pas lewat, karena keunggulannya tadi. Dan Ghea suka.
Salah satu buah favorit mereka berdua dulu.

Ada kupasan kelapa juga dalam kotak dan masih terendam air. Khas Ghea, dirinya tak suka santan instan, rasanya ga nendang katanya, dan Harso pasti mengaminkan.

Ada ubi dan ketela pohon serta pisang, semuanya sudah rapih tinggal dimasak.

KOLAK

Minuman kesukaan mereka berdua juga selain dawet atau cendol.

Untuk makan malamnya.
Udang, ayam, kwetiau semua bumbu siap dimasak.
Ada sotong besar,

Kwetiau Goreng, Sotong Goreng tepung, Koloke Ayam, Udang saus asam manis.

Itulah daftar rencana Harso dan dengan cekatan dia mulai memasak. Mengiris dengan cepat, menumis menggoreng merebus.
Ada 4 kompor nyala semuanya dan semuanya ditangani satu orang sambil menyiapkan bumbu2 nya.

Kalau orang tak melihatnya langsung, sungguh tak akan percaya kalau semuanya disiapkan oleh seorang lelaki sendirian.

Candle Dinner Night.
Itu konsep penyajiannya.

Meja diatur oleh Harso berbarengan dengan proses memasak. Begitu luar biasa cepat dan cekatan cara bekerja Harso. Kalau melihat acara master Chef, kayaknya seperti itulah Harso memasak. Tangannya seolah punya mata sendiri kala mengiris bahkan, karena mata Harso digunakan mengawasi makanan yang sedang dimasak juga.

Caranya memberikan bumbu mirip dengan nenek2 jaman dulu, seolah asal masuk saja, seolah tangannya sudah merupakan timbangan yang sempurna.


***

Ada sekitar 2 jam Harso menyiapkan semuanya dengan sangat sempurna. Meja sajian dihias sempurna juga oleh Harso. Ada lilin aroma therapi, menyala menebarkan aroma khas yang sangat romantis.

Piring dan alat2 makan ditata sedemikian rupa hingga mirip dengan sajian berkelas hotel bintang 5.

Done !!!


Saatnya mambangunkan para bidadarinya.


***


Ghea membuka matanya perlahan kala Harso mencium pipinya mesra, lantas Harso membisikkan,

"Mmmm ayo bangun, mandi gih yang seger, lantas makan malam yuk, aku dah bikin KOLAK nangka, he he he"

Ghea melihat Harso bicara lantas memejamkan matanya lagi. Harso tersenyum, khas Ghea kalau lagi kumat manjanya.
Sekali lagi Harso mencium pipi Ghea. dan Ghea menyorongkan pipi satunya, Harso mencium lagi, di sorongkan lagi pipi satunya bergantian, terus begitu.

"He he he, muach muach muach nuach"


Image Ghea​

Lantas Harso berkali kali mencium pipi Ghea setiap disorongkan pipi lainnya.
Akhirnya Ghea membuka matanya lebar2 dan mengangkat tangannya keatas, tanda minta dibangunin.

Harso tersenyum menarik tangan Ghea dan memeluknya duduk di pinggir ranjang, kemudian menciumi mesra mata Ghea perlahan kiri kanan bolak balik, Baru Ghea seolah bangun 100% dan tersenyum mesra ke arah Harso kemudian membalas ciuman ke pipi kiri dan kanan Harso.

"He he he, makasih ya sayang, dah ah mandi, nanti masakanku keburu dingin, mmm"

"Ok Boss"

Sambil tersenyum riang, Ghea lantas ke kamar mandi telanjang begitu saja, karena memang sejak masuk kamar membuka pakaian dan tak pernah dipakai lagi.

Tubuh Ghea melenggak lenggok sungguh sexy sekali.

Entah karena perubahan akibat ramuan atau karena ketelanjangannya atau karena memang Ghea sexy, yang pasti Harso suka memandangi Ghea berjalan hingga menghilang di pintu kamar mandi.


***

Menghadapi Fhasya lain lagi cara Harso membangunkan. Harso segera menjilati puting Fhasya sambil tangannya membelai memek Fhasya perlahan.

Semakin lama semakin ditekannya memek itu dan gesekannya agak cepat, bersamaan dengan jilatan Harso pads puting Fhasya berubah menjadi selomotan dan sedotan.

Sedotan diputing Fhasya dibarengi remasan pada susu Fhasya oleh Harso juga diperbuas oleh jemari Harso yang berubah menjadi merojok memek Fhasya membuat Fhasya kelojotan.

"Aashhhh aasshhhh maasshhh dduuuh"

Jelas akhirnya.!! Fhasya Bangun!!

Setelah Fhasya bangun karena serangannya, Harso segera memberhentikan serangannya dan mengecup mesra pipi kiri kanan Fhasya dan berbisik.

"Duuuh tuan putri, ratunya mas yang mas sayangi bangun gih, mmm mas bikin Chinese Food pasti kesukaanmu sejak jaman dulu kala, mmm dijamin enak deh"

Mendengar kata Chinese Food dari Harso, Fhasya langsung terbelalak sempurna. Matanya langsung 100% menyala. Tak lagi ingat lumatan di susunya tadi, atau gesekan di memeknya tadi. Ingatannya hanya satu, masakan mas Harso untuk Chinese Food adalah kelas Juara.

"Eh, bener mas ? "

Harso hanya tersenyum mesra, mencium pipi kiri dan kanan Fhasya lantas menganggukkan kepalanya,

"Mmmm iya, yuk mandi dulu sayang habis itu kita makan besar, mmm"

"Hi hi hi, senangnya iiih dimasakin Chinese Food, siap komandan, Fhasya mau mandi dulu"


Image Fhasya​

Penuh semangat Fhasya akhirnya bisa "diusir" Ke kamar mandi. Harso tersenyum2 sendiri melihat Fhasya berjalan seolah sangat riang sambil melompat2 dan bersenandung ke kamar mandi.

Sama sekali tak nampak keseksiannya, tinggal lucu dan menggemaskan.

Benar2 bagi Harso memiliki dua wanita sebagai kekasih yang berbeda sifat yang jauh sekali membuatnya harus ekstra perhatian sesuai dengan watak mereka.


***

Makan malam itu benar2 sangat berbeda bagi mereka, para wanitanya Harso. Yang memasak adalah kelas master soalnya.

Fhasya berkali kali nambah makannya, dan begitu khusuk menikmati makanan yang disajikan.

Ghea juga sama, ini adalah masakan mas Harsonya lengkap full series satu paket seluruhnya dimasak oleh mas Harso dan rasanya memang sangat berbeda dari masakan orang lain.

Sangat nancap di lidah dan di hati.

"Mmmmm mmmmm enaknya mbak udangnya, rasanya beda banget ini, duuh tinggal sepotong itu buat aku ya mbaak, please... "

"Hi hi hi ok deh, tapi sisa sotong gorengnya buat aku ya, gimana? "

"Iiih duuh ya sudah setengah2 saja deh, aku masih pengen sotongnya juga, duuh mas Harso ini masak kok cuma sedikit sih mas?"

"Isshhhh dek, makan kita yang kebanyakan kali ya, hi hi hi"

"Hi hi hi iya kali mbak ya, kita makan rakus bener nih mbak, duuuh gara2 tadi aku tepar dihajar mas Harso, kalau mbak tadi tepar ga, mbak ?"

"Memang tadi mas Harso hajar aku juga terus langsung tidur deh, bangun2 makan begini, ya kaya orang rakus lah, hi hi hi, eeeh"

"Eeeh mbak jadi mas Harso tadi belum keluar jadinya ?"

"Kirain main lagi sama kamu dek, waaahh, ternyata kita ini habis oleh mas Harso dan mas Harso dapat kentang dek hi hi hi"

Harso memandang wanitanya makan dan ngobrol tentang masakannya hingga soalan tadi bisa meng K.O. mereka berdua tanpa balas sambil tertawa, membuat Harso ikut tertawa.


***


"Mmm mas kita makan kolak nya di ruang kerja kita saja yuk, ada yang aku pengen kasih tahu ke mas soalnya"

Harso memandang ke Ghea dan Fhasya seolah heran dan bertanya dengan tatapan matanya soal kenapa pindah, dan mereka hanya menganggukan kepala mereka saja.

"Mmmm ok ok, he he he, kalian ke sana dulu sambil pindahin kolak nya, mas beberes dulu nanti nyusul ya ? Mmmm"

"Ok, deal deh mas, Sya kamu bawa gelas dan alat2 itu ya, aku bawa kolaknya"

"Siap, ok mbak"

Semuanya bekerja dan bergotong royong membersihkan dan mengatur macam2, entah kenapa Ghea lebih suka tak ada pembantu di bagian dalam, sama halnya Harso suka sendiri mengatur dan membersihkan rumah, Fhasya sebenarnya ga masalah juga mengerjakan semuanya sendiri.

Itulah Harso dan Ghea dulu dan sekarang, mengimbas kepada Fhasya juga akhirnya.


***


"Ok mas, duduk sini mas, aku mau bukain laporan soal perusahaanku sama mas. Ghea pengennya setelah kita menikah, semuanya adalah milik semuanya. Bagaimana mas ? "

"Eh kenapakah kok jadi ngomongin merger ? "

"Mmm karena aku mau fokus urusin suami dan anak saja sayang"

"Fhasya juga gitu mas, tapi ga gitu juga, sederhananya begitu, tapi Fhasya juga mau dikekepin tiap malam, dan itu artinya mas Harso juga harus fokus ngurusi kami, hi hi hi"

Harso bingung mau bicara apa, sebab jelas berbeda antara dia stay at home n acting as an investor dengan merger.

"Mmmmm, Sebentar toh, mas nanya merger kok dijawab soal di rumah saja. "

"Gini masku sayangku, lha kalau dirumah semua bareng2 ngapain kalau usahanya ga disatuin saja ? Biar ngurusnya enak ?"

"Lha, begini ibu2 sekalian, itu kalau kita ga bubaran lho, berdasarkan fakta, kita semua ini sudah pernah ngalami yang namanya cerai. Dan itu bisa saja terjadi lagi"

"Cerai ? Ya tinggal dibagi lagi sahamnya apa susahnya mas ? Make it simple lah"

"Mmm ok deh ok, sebelumnya kita bisnis overview dulu lah, mmm sebentar aku minta data dulu sama pak Gufron, mmm ok Ghea kamu duluan deh kalau sudah siap"

"Hi hi hi mas nya ini terlalu tegang, kolak e di unjuk mas, monggo"

Ghea tertawa kecil melihat Harso sedikit kaget dan agak stress.

"Duuuh ini ngomongin duit gedhe Nda, kok kamu ketawa2 sih!!!"

"Hi hi hi, dduuuuh mas ku ganteng sewot nih, yang penting khan fokus mas, mau gedhe mau kecil mau ketawa mau nangis ujungnya khan yang penting.

Dah ah mas Harso ga asyik ini"

Harso sungguh terkejut dengan dirinya sendiri yang bisa bicara kasar kepada Ghea sampai Fhasya juga ngambeg.

"Eeeh maaaf ya Nda sayang, duuh maaf ya Sya sayang, mas kaget dan maaf kalau reaksinya negatif.

Duuh maaf, mas selama ini seperti hidup dengan perusahaan seolah satu2nya milik mas yang membuat mas bisa hidup karena dengan itu mas merasa berarti.

Makanya mas kalau bicara soal perusahaan seolah itu adalah hidup mas. Maaf ya sayangku cintaku"

Setelah berbicara Harso diam dan merasa bingung harus bagaimana, rasanya kalau disuruh tak memikirkan perusahaan sama saja menyuruhnya bunuh diri.

Atau disuruh membagi perusahaannya buat orang lain juga ada rasa ga rela, bagaimanapun juga itu adalah harkat dan martabatnya selama ini.
Ada rasa ga utuh lagi kalau perusahaannya dibagi, dan bukan dia satu2nya penguasanya.

Ada rasa yang akan hilang dan itu menyesakkan dada karena yang memintanya adalah kedua wanitanya.

Tanpa perusahaannya, Harso seolah merasa dirinya tidak utuh lagi.
Seolah raja tanpa tahtanya.
Seolah jendral tanpa pasukannya.
Itulah mengapa sulit baginya melepaskan perusahaannya kepada orang lain.
Ada "nilai" yang susah Harso jelaskan kepada siapapun.

Fhasya tersenyum melirik Ghea yang tersenyum teduh kepada Harso.

"Diiih mas Harso ku sayang, Fhasya guyon mas, siapa yang ga bolehin mas Harso mengatur perusahaan ?

Fhasya tuh ga bolehin mas Harso ga mikirin Fhasya, itu saja, ga bolehin ga belai peluk Fhasya, ga bolehin ga kangen sama Fhasya, ga bolehin ga ngentotin Fhasya.

Maaf ya mas, Fhasya sudah cinta mati sama mas, dah lama pengen sama mas, cuma mas nya ga peka, makanya Fhasya pengen mas tahu kalau Fhasya tuh itu pengennya.

Soal perusahaan, itu ME TIME-nya mas, silahkan saja mas, ga papa, itu memang dunia mas, kerajaan mas, perusahaan Fhasya dan mbak Ghea rencananya juga kalau bisa diurus oleh mas, semua kami serahkan sama mas, tanpa reserve.

Kami nantinya hanya bantu2 mas, dibelakang mas mau digimanain itu usahanya."

"Eeh.... "

Harso jelaa terkejut dengan penjelasan Fhasya, dirinya menoleh kepada Ghea dilihatnya Ghea hanya tersenyum sangat sejuk dan dewasa kepadanya, sambil menganggukkan kepalanya.

"Maksudnya gimana ini Nda ? Kok jadi gini, lha ga bener ini"

"Ga benernya dimananya sayang ? Mmmm? Dimana mana itu, kalau Ratu sama Raja menikah, maka penguasa tahta kerajaan ya tetap satulah mas ya sang Rajanya, kerajaannya digabung. Lha gimana, Ratunya sekalipun juga sudah jadi milik Raja.

Hidup mati sang Ratu sudah menjadi di tangan Raja, apalagi kerajaannya. Sinergi keduanya hanya memunculkan satu nama, ya nama sang Raja.

Ratu mah ya ngurusi Rajanya lah, sebagai gantinya sang Raja yang ngurusi kerjaaan sang Ratu. Logika sederhananya khan begitu?"

Harso terhenyak, Ghea begitu mudahnya menisbikan hasil usahanya selama ini dan menganggap bahwa penghambaannya harus sampai ke taraf penyerahan kekuasaan atas seluruh harta dan tahtanya di perusahaan.

"Kok logikanya ke logika kerajaan sih Nda ? Apa ga salah ? Keluarga itu ada namanya harta suami, harta istri dan harta bersama, dimana nanti kalau pisah ya yang harta bersama yang dibagi.

Oke lah kalau itu kamu, karena kamu sudah bercerai bahkan ketika memulai menghidupkan usahamu.

Kalau Fhasya khan ga begitu, prinsip bahwa Fhasya memiliki harta sendiri dan usaha sendiri sebagai aktualisasi diri khan sudah betul begitu?"

"Hi hi hi, mas ini kok, Fhasya diputusin seolah ga setuju sama mbak Ghea, salah tuh mas. Fhasya setuju sama mbak Ghea 100% setuju.

Lagian perumpamaan Fhasya dan mas Dafa jelas berbeda lah mas sama mbak Ghea dan suaminya. Mas Dafa tuh menikah sama Fhasya semacam kontrak kerja saja. No love. Tak ada penyatuan macam2 hanya sekedar perjanjian nikah saja.

Jadi kami berdua memiliki harta sendiri sekarang dan itu tak ada hubungannya dengan mantan suami2 kami mas.

Kita ini mas, memiliki usaha, masing2 kita adalah pengusaha, sementara di banyak tempat, kita ini adalah semacam kompetitor lho mas. Ada usaha2 mas dan Fhasya yang masih segaris sama dan berhadapan di lapangan. Kenapa tidak disinergikan ?

Ga lucu lah mas, kalau nanti kita tengkar gara2 perusahaanku kalah bersaing atau sebaliknya. Makanya kita perlu menyelesaikan semuanya sebelum kita terlambat mengatasi masalah itu. Mmm datanya perusahaan mas apa sudah ada mas ?"

"Mmmm sebentar, mmm sudah masuk barusan dikirim, mmm saya kirim ke email kamu ya, mmmm ya sudah terkirim"

"Eh yang data milik pribadi perseorangan punya mas ada ?"

"Mmm harta pribadi ya, sebentar sayang, mmmm mmmm yap.

Sudah aku kirim juga"

"Ok aku masukkan semua data untuk di kompilasi sebentar ya. Mmm mbak Ghea merah, aku biru, mas Harso kuning, mmmm

Mmm ya... Done"


***

Harso terbelalak memlihat tayangan layar lebar di tempat kerja "di rumah sayap" Itu.

Layar monitor seluas hampir 5 x 3.5 meter itu memenuhi hampir separuh dinding, terdiri dari sekitar 70 an layar LCD yang masing2 bisa berfungsi sendiri2 atau menjadi satu gabungan seperti yang saat ini dilihat oleh Harso. Teknologi yang Harso sendiri juga punya di ruang kerjanya dikantornya, tapi yang ada disini jauh lebih besar.

Harso terbelalak bukan karena layarnya yang besar, melainkan dengan membaca data2 yang ditampilkan.


***

PT Meranti Raksa Daya.

Salah satu kompetitor kuat perusahaan milik Harso, pemiliknya adalah adek kelasnya 5 tahun dibawah Harso, awal berdiri Gara dan Bimo mendatanginya, meminta advice dan pendampingan.

Kemudian karena mereka berdua kekurangan dana dan sulit maju dengan keterbatasan itu, maka Harso menyuntikkan modal dan dinilai sebagai saham 25%. Bukan mayoritas memang, dan itulah kenapa Harso tak banyak tahu segala sesuatu di dalam perusahaan.

Tiap tahun Harso menerima deviden yang ga besar, tetapi memang begitulah hasil audit nya. Perusahaan ini telah banyak merugikannya karena berkali2 menjiplak karya hasil penelitian tim kreasi Harso.

Harso sebenarnya tahu itu, cuma kepada adek kelasnya kadang dirinya suka ga tega untuk lterlalu tegas.

Ternyata, kepemilikan saham Ghea di perusahaan ini 20% dan Fhasya 15%, artinya bila mereka bertiga bergabung, praktis mereka lah menjadi pemilik perusahaan dan bisa menentukan arah perusahaan kedepan.

Kalau mereka di merger dengan perusahaan Harso, rasanya menjadi lebih bagus, karena kekuatan dua perusahaan yang nyaris sejenis bisa disatukan.


PT Daya Perkasa Machine
Mirip dengan perusahaan pertama tadi, yaris mereka bertiga bila bergabung memiliki 65% saham malah.

Semua 30 perusahaan yang Harso berperan sebagai salah satu pemegang sahamnya, ternyata bila mereka bertiga bergabung, merekalah yang menguasai mayoritas sahamnya.

Jelas ini kepemilikan perusahaan raksasa secara total, bukan main2 ini.


***


Masih ada lagi perusahaan yang Ghea dan Fhasya dijumlahkan sahamnya nyaris 45%, bukan main2 jumlahnya, sekalipun tidak 51% kalau ingin jadi mayoritas.

Ada yang jumlah keduanya nyaris 30%
Ada yang jumlah keduanya hanya 20%

Setidaknya ada 15 perusahaan yang semuanya dimiliki sahamnya oleh Ghea dan Fhasya secara cukup besar tetapi bukan pemilik mayoritas.


Tetapi kemudian Fhasya membuka satu persatu nama2 pemilik saham yang mereka memiliki saham minoritas tadi. Selalu ada nama PT Ratu sebagai pemilik saham dari kalangan perusahaan, entah siapa pemilik PT Ratu.

Dari bacaan data2 tersebut, sekilas terlihat bahwa PT Ratu ini sangat bisa menentukan jalannya perusahaan kalau mereka bergabung dengan Ghea atau Fahsya.
Benar2 kalau bisa menggaet PT Ratu bergabung, maka hampir semua perusahaan yang saham mereka ada didalamnya, bisa menjadi mayoritas mutlak. 45 perusahaan semuanya !!!
Luar biasa gila !!

Belum termasuk perusahaan milik Harso, Ghea dan Fhasya sendiri, atau gabungan ketiganya yang rupanya ada sekitar 12 perusahaan.

"Mmmm PT Ratu ya.....
Siapa sebenarnya dia ? Kayaknya tadi Ghea menyebut2 Ratu pasti ada hubungannya dengan ini"

"Hi hi hi, pemiliknya ya Ratunya mas lah. Istrinya mas malah, maksudnya istri sahnya mas"

"Eehhhh ! "

BLAAAAARRRRRR
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd