Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Top Secret

TOP SECRET
30. Rasa Yang Sama.




Tak tahu mengapa, Harso seolah tak menguasai kakinya lagi, seolah kakinya tak kuasa menahan daya tarik magnet dari Annisa, tangannya seolah tak dalam kuasa Harso pula.

Harso tahu2 seolah sudah memeluk Annisa dan lupa prosesnya. Pelukan Harso begitu kuat pada Annisa dan bekapan Harso seolah hendak merekatkan kepala Annisa pada dadanya. Seolah membalas pelukan erat Annisa, tubuh Harso seakan ingin memberikan sinyal pada Annisa bahwa Harso juga ingin memeluk, lebih keras malah.

Tangan Harso sesekali membelai rambut Annisa.
Mulut dan bibir Harso seolah otomatis mengecupi kepala dan rambut Annisa.
Harso seolah tak percaya tubuhnya begitu rindu akan Annisa, otaknya kali ini benar2 telah takluk tunduk pada rasanya. Rasa cintanya dan rindunya yang dalam pada Annisa.

Dada Harso membasah.
Tak ada tangis disana, hanya getar tubuh Annisa.
Benar2 Harso sangat hafal dikala Annisa pada puncak kesedihannya.

Seolah paham, tubuh Harso memeluk Annisa dengan rapat dan disertai belaian2 lembut pada tubuh Annisa, memberikan rasa tentram dan damai serta kasih sayang.
Kecupan Harso pada kepala Annisa juga menghantarkan segenap rasa cinta yang ada.

Semenit dua menit, sepuluh menit duapuluh menit, hampir setengah jam mereka hanya berpelukan erat menumpahkan segala rasa.

Setengah jam berpelukan, semua rasa seolah sudah tertumpah, isakan tangis dan getaran tubuh Annisa sudah reda. Annisa melepaskan pelukannya dan Harsopun juga demikian.

"Terima kasih mas, terima kasih telah membalas pelukanku, aku sungguh tak berharap bisa memelukmu, tetapi mimpi dan anganku adalah selalu bersamamu dan memelukmu mas, terima kasih. Setelah ini haaapppssshhh"

Annisa tak bisa menyelasaikan ucapannya. Tubuh Harso ternyata memilih untuk langsung membekab mulut Annisa dengan lumatan2 panas.

Kembali memeluk erat bahkan sambil merayapi tubuh Annisa dengan belaian mesra memanjakan. Tak perlu banyak bicara, ga perlu basa basi, Harso langsung memasukkan lidahnya ke mulut Annisa. Meremas pantatnya dan seolah memaksakan, mulutnya masuk meski tak bisa.

Rakus Harso menumpahkan segenap kerinduannya dan hasratnya pada Annisa. Annisa seolah dipacu juga berbuat sama, semua angannya akan kemesraan dengan Harso kekasih hatinya yang dikiranya selama ini bertepuk sebelah tangan dicurahkannya.

"Oooh masssss, kasih ku, miliki aku malam ini saja masssss
Sekali saja, anggap aku adalah wanitamu kekasihmu mas....
Ooohhh aaashhhhhh"

Tiba2 Harso menghentikan semua perbuatannya, diam dia memandangi wajah Annisa.

"Berjanjilah dulu..... "

"Ehhh..... "

"Berjanjilah untuk selalu bersamaku dalam suka dan duka dan tidak lagi menghilang jauh dariku... "

"Ehhh... "

"Berjanjilah padaku untuk terus mencintaiku dan memperjuangkanku, duhai sayangku, kekasihku, cintaku... "

"Oohhhh maasss"

"Berjanjilah dulu untuk terus menjadi istriku, ibu anak2ku dan tak akan meninggalkanku sayangku..... "

"Ooh hiks hiks hiks, mmaasssss Nisa mau mas, Nisa mau asal mas mencintai Nisa apa adanya, dan Nisa ga mau jadi bebannya mas....

Hiks hiks hiks, Nisa sayang mas, Cinta mas dari dulu sampai sekarang mas.

Nisaaa mau menjadi istri mas, mengabdi untuk mas"

"Husss siapa yang jadi beban ? Mas sayang banget ke Nisa, mas cinta banget ke Nisa cuma mas memang susah bilang itu, waktu itu mas takut menyakiti hati Nisa "


Image Annisa​

"Mmmm mas, maafin Nisa ya mas, telah menghilang dari hidup mas"

"Mmm yang lalu biarlah berlalu sayang, kedepan Nisa harus tepati janji untuk selalu ada disamping mas, mmmm"

"Iya mas iya, Nisa janji mas, mmmmm"


***


Dengan penuh kemanjaan akhirnya Nisa memeluk Harso dan menelusupkan kepalanya ke dada Harso.

"Nisa bahagia banget mas saat ini, kalaupun Nisa mati betulan Nisa rela setelah ini"

"Husss... Jangan bicara mati lagi, mas bisa marah lho"

"Eh maaf ya mas.... Maaf"

"He he he, ini sayang nya mas kok main peluk2 terus, kalau mas pengen bagaimana coba? "

"Iiishhh dari tadi sudah ditawarin juga kok, mas malah ngajak ngobrol we terus, hi hi hi"

"Eh nanti mas habisin lho....
Ini kancing dibuka saja ya, kok kaya kepanasen gitu sih pake acara keringatan"

"Hi hi hi, buka semuanya lah mas, kita mandi dulu yuk kaya dulu mas mandiin Nisa ? Sekarang gantian, mas yang Nisa mandiin, mmm ? "

"Iiih berani ? Nanti dimakan sama mas lho ha ha ha, dah lama ya kita ga mandi bareng sayang"

"Mmmm senangnya dipanggil sayang, duuuh kemaren aku iri beneran lho mas, denger Ghea dan Fhasya dipanggil sayang...

Mau makan ya dipersilahkan mas, hi hi hi, yuk sini mas dibukain bajunya.

Mmm
Eeehhh ini kok jadi gedhe ya mas ? Hi hi hi, beneran ternyata soal peju mustika ya...
Mmm
Asyiik"

"Eeeh Nisa sayang tahu soal peju mustika ?
Jadi ini juga yang membuat mas kaget tadi, seolah Nisa ga berubah dibanding saat kita menikah dulu...

Mmm pasti rapet ini"

"Aauchh aashhh massss kok memek Nisa dimainin, aaashhh Nisa belum kelar ini bukain baju, aaaaaaahassshhhhh aasshhhhhh"

Harso tak menggubris racauan Nisa terus saja merabai, menggosok bahkan merojok memek Nisa dengan jari jemarinya.

Mulutnya tak tinggal diam, langsung mengenyoti susu Nisa sekaligus menyupanginya dengan sangat buas penuh cinta.

"Aasshhh maassssss aaauchhhh pentilku aaaaduuuuh masassshh enaaaaaakkssssshhh, duuuhh maass duuuh aaaaahhh aasshhh"

Sambil menggerang, mendesis dan meracau, Nisa terus membukai baju Harso hingga akhirnya telanjang bulat. Sedang bajunya sudah ga karuan sekalipun belum lepas semuanya, tapi susu dan memeknya telah bebas terbuka..

Celana dalam Nisa sudah hilang entah kemana, bra Nisa sudah menggantung bebas hanya tersangkut saja di bajunya yang terbuka bagian depannya.

Segera Nisa melucuti bajunya sambil terus menggerang karena Harso tak peduli soal buka membuka baju lagi. Harso hanya peduli soal mengerjai susu dan memek Nisa habis habisan.

"Aaaasssshhh aaaaaah duuuh aku buka baju duluaaaaannn massssshh aaaaah aaaaaaah duuuh memekku aaaaaahhhsssss"

Akhirnya Nisa telanjang bulat meski susah payah dan saat itu pula

"Aaaaahhhhhh maassss aku dapaaaaaatt maassssass aaarrrgghhhh enaaaaaknyaaaa masssss"

Segera Nisa memeluk Harso menggigit putingnya saking gemesnya gara2 Harso tak melepaskan rojokan pada memeknya meski dirinya sudah banjir.

"Aaaaauuchhhhh aaaaaaaaahhh duuuuuh ya macam betinanya ngamuk ini, ha ha ha ha"

"Iiissshh mas jaahaaat, Nisa dah keluar 2 kali juga masih dikocok tuh memek Nisa sampai basah kuyub tuh lihat netes2 muncrat malah iiihh, mana capeek, dduuuh gendooong".

"Ha ha ha, ayolah, ujung2nya aku juga yang mandiin mama ya ? He he he seneng bisa ada yang dipanggil mama lagi....

Yuk sayang, hhhufft mmm mmm"

"Duuh papa nih, gendong ya gendong lah, aaashhh masa pake ciumiinnnsssuuuusuuuhhhhhssssshhhh"

Harso terus saja menggendong sambil sesekali melumat pentil susu Nisa yang memang aduhai banget. Lagi2 Nisa dengan cepat terangsang oleh lumatan dan kuluman Harso sembari menggendongnya, apalagi kemudian Harso menemukan posisi yang pas, dimana jari jemarinya bisa dengan mudah mengakses memek Nisa.

Segera saja memek Nisa jadi tempat jari jemari itu parkir.

"Aasshhhh paaaaa paaa duuuuuh nakalnyaaaa aashhh aaaahhhh aashhhh
Duuub paaaaa aaaaaaaah"

Harso memang berbeda dengan Harso sebelumnya, Harso saat ini memang luar biasa tangguh secara fisik. Menggendong Nisa bukan halangan baginya untuk bisa berjalan ke kamar mandi yang berada di ujung ruangan, didalam ruang istirahat khusus ruang kerja.

Ternyata beberapa langkah Harso menggendong Nisa Harso menemukan ide baru.

"Mmm gendongnya ganti posisi ya sayang, hhhhaaapp mmmm aaaahhhh"

Dengan mudahnya Harso kwmudian mengangkat tubuh Nisa kemudian memutar menghadapnya dan dengan segera seolah memanggulnya dengan kepala Nisa menghadap Harso.

Sedikit usaha kemudian adalah memposisikan kontolnya tepatbdi memek Nisa. Dan bleeesshhhh kontol itu masuk perlahan ke dalam memek Nisa.

Nisa jelas kelabakan,

"Aaaaahh paaaaaahh dduuuuuh koontolll enaaaaaaakk, assshhhh ayo jalan paa, duuuh enakkkk nyaaaaa, aaaaaah aaaaah aaahhh"

Sepanjang beberapa langkah itu, Annisa berteriak teriak, menjerit apalagi kala Harso sambil berjalan itu meremas pantat Nisa keras2, kadang pula jemarinya ikut membelai memek Nisa.

Harso terus berjalan, sambil menaik turunkan Annisa dalam gendongannya dan memang tanpa disadari pergerakan Harso mengakibatkan tubuh Nisa naik turun mengikutinya.

Memek Nisa yang memang sempit karena bertahun bahkan belasan tahun tak pernah "dipakai" Juga karena ramuan peju mustika, membuat Nisa seolah mendapatkan kenikmatan lebih tetapi bukan seperti perawan kala diperawani.

Ramuan peju muatika buatan eyang putri memang salah satu ramuan handal yang membuat para putri keraton menjadi rapet wangi dan menyempit memeknya serta membuat pucuk2 atau ujung2 syaraf perangsang di memek menjadi lebih peka menerima rangsang.

Membuat memek lebih elastis dan lebih peka sehingga pasangannya senang. Karena sekecil apapun kontol yang masuk akan membuat peminumnya merasa nikmat dan nikmat. Apalagi ini kontol istimewa milik Harso, pasti jauh lebih nikmat bagi peminum ramuan.

"Mmaaassssssssh gilaaaa enaknya aaaaaahhhhh asshhh aaachhhhhh dduuuuhhh masssss....
Paaa aaàà kkkhuuuuuuu dapat laaaghhiiiiii"

Hanya tinggal 5 langkah lagi masuk kamar mandi, Nisa mendapatkan orgasmenya yang luar biasa, tubuhnya meliuk gemetar dan berkelojotan seolah cacing krpanasan. Gerakan yang akibatnya malah menimbulkan daya rojokan kala Harso berjalan semakin menggila.

"Ddddduuuuuuhhhhh paaaapaaaaa tambah lagiiii akkuuuuu enaaaaaakkkpaaaaaaa
Aaahhh aaaah aaahhh"

Orgasme yang luarbiasa tadi akhirnyanmenimbulkan dampak berupa orgasme orgasme susulan yang sangat luar biasa.
Memek Nisa berkedut2 seolah meremas kontol didalamnya secara luar biasa, membuat Harso kala memasuki kamar mandi akhirnya tak kuat menahan beban birahi yang ditanggung kontolnya.

"Aaaarrrghhhhhh aaaaaaaaaaaartrgghhhh"

Harso masuk kamar mandi dengan mendengus dengus sekaligus menumpahkan pejunya yang seolah terperas muncrat jauh melesak ke rahim Nisa.

Crrooot crrrooot crrroooot

Berkali kali muncrat banyak kencang ke rahim Nisa yang membuat Nisa seolah disemprot air hangat dalam rahimnya.

"Aaaaahhhhh paaaaaa aaanggeetttttttt
Duuuh enaknya paaaah...
Enaaakkssss banget paaaaa
Aaashhhh asshhhhh"

Nisa melemah dan hanya mendesah2 nikmat akibat beberapa kali orgasme yang dahsyat dan disemprot peju Harso.
Diam mereka berdua.
Harso pun diam berdiri di pinggir bathtube.


***


Perlahan Harso menurunkan Nisa ke bak mandi.
Lepaslah kontol Harso dengan diikuti menetesnya cairan pejunya, tidak banyak yang menetes keluar. Karena Nisa cepat2 mengangkat kakinya keatas agar peju Harso tak keluar lagi.

Harso mulai menyetel air hangat yang kemudian mengalir deras melalui shower. Mengguyur tubuh lemas Nisa yang masih mengangkangkan kakinya.

"Mmmm cantiknya istriku ini, rupanya di dalam kubur belasan tahun tak merusak wajah istriku tercinta ini.... Mmmmm muuuaaachh sayang mas sayang kamu"

Harso memperlakukan Nisa dengan penuh jasih sayang layaknya belasan tahun lalu kala mereka masih berama hidup serumah. Disabuninya istrinya, dibelainya mesra, dikecupi ppipinya.

Tak terasa Nisa meneteskan air mata, tersamar oleh derasnya air shower yang mengguyur tubuhnya. Kemudian dirinya memeluk Harso erat2, seolah tak ingin lepas lagi.

Kembali mereka berpelukan disertai isak tangis berdua, mengenangkan indahnya saat bersama dan pahit getirnya hidup kala berpisah.

Tapi berbeda dari sebelumnya, kali ini Harso tak mau larut salam kesedihan, momen pertemuan ini bagi Harso harus diisi dengan kegembiraan bukan dengan tangisan kesedihan. Sehingga sebentar kemudian Harso melumat lagi bibir Nisa, kali ini langsung ditingkahi dengan remasan pada susu Nisa.

"Aaassh mmasssss, Nisa pengen sayang2an dulu maasssss, dduuuhhhhh aaaaaasshhh maasss"

"Mmmm sini kalau gitu pangku mas, sayang2an disini sayang, mmmm yuk mmm memeknya pas in sama kontolku, kita sayang2an ala orang dewasa ya, mmmm aaaahhhh enaknya memekmu"

Nisa mengikuti permintaan Harso, bagaimanapun juga ngentot sambil sayang2an jauh lebih enak memang. Perlahan Nisa memasukkan Konyol besar Harso sambil menduduki paha Harso.
Nisa memejamkan matanya seolah meresapi rasa nikmat masuknya kontol itu ke memeknya.

Harso melihatnya dengan nanar, nyalang matanya, pemandangan Nisa meringis sambil memejamkan matanya itu sungguh sexy sekali. Tak tahan, segera di kenyotnya susu Nisa sambil meremas pantat Nisa sekaligus mendorong pantatnya maju seolah hendak melesakkan pantatnya agar segera kontol Harso memenuhi memek Nisa.

Nisa jelas kelabakan sekaligus terserang rasa nikmat yang mendera luar biasa di tempat yang merupakan kelemahannya.

"Aaaaacchhhh massss, mmmm susuku enak masss ooohhhhh ya kulum disana massshhh ddduuuh enaknya kenyotanmu. Kontol nya enakasssssssssshhhhh aaaaahh"

Harso segera melumat mulut Nisa, tak ingin agar Nisa banyak bicara. Ntah mengapa, Harso memang ingin memeluk Nisa dan bercinta dengannya secara benar kali ini, mulai dengan acara mandi lebih dulu.

Nisa membalas lumatan Harso, kali ini Nisa seolah ingin memulai secara perlahan dan dengan sepenuh hati. Ibarat orang makan, ya ingin perlahan di makannya sambil diresapi setiap sensasi rasanya.

Nisa juga demikian, meski kontol Harso di dalam memeknya itu sungguh luar biasa nikmat, tapi Nisa juga ingin menikmati perlahan mulut Harso dengan penuh rasa cinta yang ada dalam dadanya.

Sesekali dilepaskannya kulumannya, dipegangnya pipi Harso perlahan dikecupinya mata Harso, hidung Harso dan pipi Harso. Perlahan Nisa memberikan kecupan2 sayangnya. Harso kadang membalas dengan kecupan yang sama.


Air shower hangat masih mengguyur badan mereka di bathtube, tapi mereka berdua tak buru2 menyelesaikan mandinya. Pengenalan mereka satu sama lain yang telah bias akibat lamanya berpisah seolah ingin mereka bayar dengan pengenalan ulang yang baru meski dengan rasa yang masih sama dengan dahulu, malah bisa dibilang lebih membara karena kerinduan yang amat sangat

"Massssshhh aku cinta kamu mas, aku sayang kamu mas, benar2 sayang kamu, duuh papa mama kangen pa.. "

"Iya ma, papa juga kangen, kangen banget, seolah rasanya kemaren2 mau mati saja. Ma jangan lagi siksa papa ya ma"

"Maafkan mama ya pa, mama dosa banyak sama papa, maafkan ya pa, mama menyesal meninggalkan papa, mama menyesal"

"Mmmm.... Duuh ma, papa seneng banget ma, rasanya kaya mimpi saja tadi pas lihat mama. Papa bahagia banget sayang, duuh ya Tuhan terima kasih... "

"Mama janji akan ada disamping papa sampai ajal menjput pa, mama janji"

"Duhai, terima kasih ya ma, papa sangat bahagia sekali, papa benar2 bahagia ma"

Harso dan Nisa masih berbisik2 dibawah pancuran air hangat dalam bathtube, mereka sungguh memanfaatkan benar kesempatan mandi itu untuk saling bercerita, menyampaikan rasa sayang, saling berjanji saling berkeluh kesah dan salin menceritakan mimpi2 di masa depan.

Entah mengapa, kali ini Harso benar2 seolah otak buntu dan buta kalau di tempat berbeda masih ada dua orang wanita luar biasa menantinya.

Itu soal nanti.
Malam ini sampai besok pagi Harso akan meluapkan semua yang ada di dadanya kepada kekasih hatinya itu. Saat ini baru permulaan, masih banyak waktu dan Harso akan memanfaatkan waktu itu bersama Nisa sebaik baiknya.
 
TOP SECRET
30. Rasa Yang Sama.




Tak tahu mengapa, Harso seolah tak menguasai kakinya lagi, seolah kakinya tak kuasa menahan daya tarik magnet dari Annisa, tangannya seolah tak dalam kuasa Harso pula.

Harso tahu2 seolah sudah memeluk Annisa dan lupa prosesnya. Pelukan Harso begitu kuat pada Annisa dan bekapan Harso seolah hendak merekatkan kepala Annisa pada dadanya. Seolah membalas pelukan erat Annisa, tubuh Harso seakan ingin memberikan sinyal pada Annisa bahwa Harso juga ingin memeluk, lebih keras malah.

Tangan Harso sesekali membelai rambut Annisa.
Mulut dan bibir Harso seolah otomatis mengecupi kepala dan rambut Annisa.
Harso seolah tak percaya tubuhnya begitu rindu akan Annisa, otaknya kali ini benar2 telah takluk tunduk pada rasanya. Rasa cintanya dan rindunya yang dalam pada Annisa.

Dada Harso membasah.
Tak ada tangis disana, hanya getar tubuh Annisa.
Benar2 Harso sangat hafal dikala Annisa pada puncak kesedihannya.

Seolah paham, tubuh Harso memeluk Annisa dengan rapat dan disertai belaian2 lembut pada tubuh Annisa, memberikan rasa tentram dan damai serta kasih sayang.
Kecupan Harso pada kepala Annisa juga menghantarkan segenap rasa cinta yang ada.

Semenit dua menit, sepuluh menit duapuluh menit, hampir setengah jam mereka hanya berpelukan erat menumpahkan segala rasa.

Setengah jam berpelukan, semua rasa seolah sudah tertumpah, isakan tangis dan getaran tubuh Annisa sudah reda. Annisa melepaskan pelukannya dan Harsopun juga demikian.

"Terima kasih mas, terima kasih telah membalas pelukanku, aku sungguh tak berharap bisa memelukmu, tetapi mimpi dan anganku adalah selalu bersamamu dan memelukmu mas, terima kasih. Setelah ini haaapppssshhh"

Annisa tak bisa menyelasaikan ucapannya. Tubuh Harso ternyata memilih untuk langsung membekab mulut Annisa dengan lumatan2 panas.

Kembali memeluk erat bahkan sambil merayapi tubuh Annisa dengan belaian mesra memanjakan. Tak perlu banyak bicara, ga perlu basa basi, Harso langsung memasukkan lidahnya ke mulut Annisa. Meremas pantatnya dan seolah memaksakan, mulutnya masuk meski tak bisa.

Rakus Harso menumpahkan segenap kerinduannya dan hasratnya pada Annisa. Annisa seolah dipacu juga berbuat sama, semua angannya akan kemesraan dengan Harso kekasih hatinya yang dikiranya selama ini bertepuk sebelah tangan dicurahkannya.

"Oooh masssss, kasih ku, miliki aku malam ini saja masssss
Sekali saja, anggap aku adalah wanitamu kekasihmu mas....
Ooohhh aaashhhhhh"

Tiba2 Harso menghentikan semua perbuatannya, diam dia memandangi wajah Annisa.

"Berjanjilah dulu..... "

"Ehhh..... "

"Berjanjilah untuk selalu bersamaku dalam suka dan duka dan tidak lagi menghilang jauh dariku... "

"Ehhh... "

"Berjanjilah padaku untuk terus mencintaiku dan memperjuangkanku, duhai sayangku, kekasihku, cintaku... "

"Oohhhh maasss"

"Berjanjilah dulu untuk terus menjadi istriku, ibu anak2ku dan tak akan meninggalkanku sayangku..... "

"Ooh hiks hiks hiks, mmaasssss Nisa mau mas, Nisa mau asal mas mencintai Nisa apa adanya, dan Nisa ga mau jadi bebannya mas....

Hiks hiks hiks, Nisa sayang mas, Cinta mas dari dulu sampai sekarang mas.

Nisaaa mau menjadi istri mas, mengabdi untuk mas"

"Husss siapa yang jadi beban ? Mas sayang banget ke Nisa, mas cinta banget ke Nisa cuma mas memang susah bilang itu, waktu itu mas takut menyakiti hati Nisa "


Image Annisa​

"Mmmm mas, maafin Nisa ya mas, telah menghilang dari hidup mas"

"Mmm yang lalu biarlah berlalu sayang, kedepan Nisa harus tepati janji untuk selalu ada disamping mas, mmmm"

"Iya mas iya, Nisa janji mas, mmmmm"


***


Dengan penuh kemanjaan akhirnya Nisa memeluk Harso dan menelusupkan kepalanya ke dada Harso.

"Nisa bahagia banget mas saat ini, kalaupun Nisa mati betulan Nisa rela setelah ini"

"Husss... Jangan bicara mati lagi, mas bisa marah lho"

"Eh maaf ya mas.... Maaf"

"He he he, ini sayang nya mas kok main peluk2 terus, kalau mas pengen bagaimana coba? "

"Iiishhh dari tadi sudah ditawarin juga kok, mas malah ngajak ngobrol we terus, hi hi hi"

"Eh nanti mas habisin lho....
Ini kancing dibuka saja ya, kok kaya kepanasen gitu sih pake acara keringatan"

"Hi hi hi, buka semuanya lah mas, kita mandi dulu yuk kaya dulu mas mandiin Nisa ? Sekarang gantian, mas yang Nisa mandiin, mmm ? "

"Iiih berani ? Nanti dimakan sama mas lho ha ha ha, dah lama ya kita ga mandi bareng sayang"

"Mmmm senangnya dipanggil sayang, duuuh kemaren aku iri beneran lho mas, denger Ghea dan Fhasya dipanggil sayang...

Mau makan ya dipersilahkan mas, hi hi hi, yuk sini mas dibukain bajunya.

Mmm
Eeehhh ini kok jadi gedhe ya mas ? Hi hi hi, beneran ternyata soal peju mustika ya...
Mmm
Asyiik"

"Eeeh Nisa sayang tahu soal peju mustika ?
Jadi ini juga yang membuat mas kaget tadi, seolah Nisa ga berubah dibanding saat kita menikah dulu...

Mmm pasti rapet ini"

"Aauchh aashhh massss kok memek Nisa dimainin, aaashhh Nisa belum kelar ini bukain baju, aaaaaaahassshhhhh aasshhhhhh"

Harso tak menggubris racauan Nisa terus saja merabai, menggosok bahkan merojok memek Nisa dengan jari jemarinya.

Mulutnya tak tinggal diam, langsung mengenyoti susu Nisa sekaligus menyupanginya dengan sangat buas penuh cinta.

"Aasshhh maassssss aaauchhhh pentilku aaaaduuuuh masassshh enaaaaaakkssssshhh, duuuhh maass duuuh aaaaahhh aasshhh"

Sambil menggerang, mendesis dan meracau, Nisa terus membukai baju Harso hingga akhirnya telanjang bulat. Sedang bajunya sudah ga karuan sekalipun belum lepas semuanya, tapi susu dan memeknya telah bebas terbuka..

Celana dalam Nisa sudah hilang entah kemana, bra Nisa sudah menggantung bebas hanya tersangkut saja di bajunya yang terbuka bagian depannya.

Segera Nisa melucuti bajunya sambil terus menggerang karena Harso tak peduli soal buka membuka baju lagi. Harso hanya peduli soal mengerjai susu dan memek Nisa habis habisan.

"Aaaasssshhh aaaaaah duuuh aku buka baju duluaaaaannn massssshh aaaaah aaaaaaah duuuh memekku aaaaaahhhsssss"

Akhirnya Nisa telanjang bulat meski susah payah dan saat itu pula

"Aaaaahhhhhh maassss aku dapaaaaaatt maassssass aaarrrgghhhh enaaaaaknyaaaa masssss"

Segera Nisa memeluk Harso menggigit putingnya saking gemesnya gara2 Harso tak melepaskan rojokan pada memeknya meski dirinya sudah banjir.

"Aaaaauuchhhhh aaaaaaaaahhh duuuuuh ya macam betinanya ngamuk ini, ha ha ha ha"

"Iiissshh mas jaahaaat, Nisa dah keluar 2 kali juga masih dikocok tuh memek Nisa sampai basah kuyub tuh lihat netes2 muncrat malah iiihh, mana capeek, dduuuh gendooong".

"Ha ha ha, ayolah, ujung2nya aku juga yang mandiin mama ya ? He he he seneng bisa ada yang dipanggil mama lagi....

Yuk sayang, hhhufft mmm mmm"

"Duuh papa nih, gendong ya gendong lah, aaashhh masa pake ciumiinnnsssuuuusuuuhhhhhssssshhhh"

Harso terus saja menggendong sambil sesekali melumat pentil susu Nisa yang memang aduhai banget. Lagi2 Nisa dengan cepat terangsang oleh lumatan dan kuluman Harso sembari menggendongnya, apalagi kemudian Harso menemukan posisi yang pas, dimana jari jemarinya bisa dengan mudah mengakses memek Nisa.

Segera saja memek Nisa jadi tempat jari jemari itu parkir.

"Aasshhhh paaaaa paaa duuuuuh nakalnyaaaa aashhh aaaahhhh aashhhh
Duuub paaaaa aaaaaaaah"

Harso memang berbeda dengan Harso sebelumnya, Harso saat ini memang luar biasa tangguh secara fisik. Menggendong Nisa bukan halangan baginya untuk bisa berjalan ke kamar mandi yang berada di ujung ruangan, didalam ruang istirahat khusus ruang kerja.

Ternyata beberapa langkah Harso menggendong Nisa Harso menemukan ide baru.

"Mmm gendongnya ganti posisi ya sayang, hhhhaaapp mmmm aaaahhhh"

Dengan mudahnya Harso kwmudian mengangkat tubuh Nisa kemudian memutar menghadapnya dan dengan segera seolah memanggulnya dengan kepala Nisa menghadap Harso.

Sedikit usaha kemudian adalah memposisikan kontolnya tepatbdi memek Nisa. Dan bleeesshhhh kontol itu masuk perlahan ke dalam memek Nisa.

Nisa jelas kelabakan,

"Aaaaahh paaaaaahh dduuuuuh koontolll enaaaaaaakk, assshhhh ayo jalan paa, duuuh enakkkk nyaaaaa, aaaaaah aaaaah aaahhh"

Sepanjang beberapa langkah itu, Annisa berteriak teriak, menjerit apalagi kala Harso sambil berjalan itu meremas pantat Nisa keras2, kadang pula jemarinya ikut membelai memek Nisa.

Harso terus berjalan, sambil menaik turunkan Annisa dalam gendongannya dan memang tanpa disadari pergerakan Harso mengakibatkan tubuh Nisa naik turun mengikutinya.

Memek Nisa yang memang sempit karena bertahun bahkan belasan tahun tak pernah "dipakai" Juga karena ramuan peju mustika, membuat Nisa seolah mendapatkan kenikmatan lebih tetapi bukan seperti perawan kala diperawani.

Ramuan peju muatika buatan eyang putri memang salah satu ramuan handal yang membuat para putri keraton menjadi rapet wangi dan menyempit memeknya serta membuat pucuk2 atau ujung2 syaraf perangsang di memek menjadi lebih peka menerima rangsang.

Membuat memek lebih elastis dan lebih peka sehingga pasangannya senang. Karena sekecil apapun kontol yang masuk akan membuat peminumnya merasa nikmat dan nikmat. Apalagi ini kontol istimewa milik Harso, pasti jauh lebih nikmat bagi peminum ramuan.

"Mmaaassssssssh gilaaaa enaknya aaaaaahhhhh asshhh aaachhhhhh dduuuuhhh masssss....
Paaa aaàà kkkhuuuuuuu dapat laaaghhiiiiii"

Hanya tinggal 5 langkah lagi masuk kamar mandi, Nisa mendapatkan orgasmenya yang luar biasa, tubuhnya meliuk gemetar dan berkelojotan seolah cacing krpanasan. Gerakan yang akibatnya malah menimbulkan daya rojokan kala Harso berjalan semakin menggila.

"Ddddduuuuuuhhhhh paaaapaaaaa tambah lagiiii akkuuuuu enaaaaaakkkpaaaaaaa
Aaahhh aaaah aaahhh"

Orgasme yang luarbiasa tadi akhirnyanmenimbulkan dampak berupa orgasme orgasme susulan yang sangat luar biasa.
Memek Nisa berkedut2 seolah meremas kontol didalamnya secara luar biasa, membuat Harso kala memasuki kamar mandi akhirnya tak kuat menahan beban birahi yang ditanggung kontolnya.

"Aaaarrrghhhhhh aaaaaaaaaaaartrgghhhh"

Harso masuk kamar mandi dengan mendengus dengus sekaligus menumpahkan pejunya yang seolah terperas muncrat jauh melesak ke rahim Nisa.

Crrooot crrrooot crrroooot

Berkali kali muncrat banyak kencang ke rahim Nisa yang membuat Nisa seolah disemprot air hangat dalam rahimnya.

"Aaaaahhhhh paaaaaa aaanggeetttttttt
Duuuh enaknya paaaah...
Enaaakkssss banget paaaaa
Aaashhhh asshhhhh"

Nisa melemah dan hanya mendesah2 nikmat akibat beberapa kali orgasme yang dahsyat dan disemprot peju Harso.
Diam mereka berdua.
Harso pun diam berdiri di pinggir bathtube.


***


Perlahan Harso menurunkan Nisa ke bak mandi.
Lepaslah kontol Harso dengan diikuti menetesnya cairan pejunya, tidak banyak yang menetes keluar. Karena Nisa cepat2 mengangkat kakinya keatas agar peju Harso tak keluar lagi.

Harso mulai menyetel air hangat yang kemudian mengalir deras melalui shower. Mengguyur tubuh lemas Nisa yang masih mengangkangkan kakinya.

"Mmmm cantiknya istriku ini, rupanya di dalam kubur belasan tahun tak merusak wajah istriku tercinta ini.... Mmmmm muuuaaachh sayang mas sayang kamu"

Harso memperlakukan Nisa dengan penuh jasih sayang layaknya belasan tahun lalu kala mereka masih berama hidup serumah. Disabuninya istrinya, dibelainya mesra, dikecupi ppipinya.

Tak terasa Nisa meneteskan air mata, tersamar oleh derasnya air shower yang mengguyur tubuhnya. Kemudian dirinya memeluk Harso erat2, seolah tak ingin lepas lagi.

Kembali mereka berpelukan disertai isak tangis berdua, mengenangkan indahnya saat bersama dan pahit getirnya hidup kala berpisah.

Tapi berbeda dari sebelumnya, kali ini Harso tak mau larut salam kesedihan, momen pertemuan ini bagi Harso harus diisi dengan kegembiraan bukan dengan tangisan kesedihan. Sehingga sebentar kemudian Harso melumat lagi bibir Nisa, kali ini langsung ditingkahi dengan remasan pada susu Nisa.

"Aaassh mmasssss, Nisa pengen sayang2an dulu maasssss, dduuuhhhhh aaaaaasshhh maasss"

"Mmmm sini kalau gitu pangku mas, sayang2an disini sayang, mmmm yuk mmm memeknya pas in sama kontolku, kita sayang2an ala orang dewasa ya, mmmm aaaahhhh enaknya memekmu"

Nisa mengikuti permintaan Harso, bagaimanapun juga ngentot sambil sayang2an jauh lebih enak memang. Perlahan Nisa memasukkan Konyol besar Harso sambil menduduki paha Harso.
Nisa memejamkan matanya seolah meresapi rasa nikmat masuknya kontol itu ke memeknya.

Harso melihatnya dengan nanar, nyalang matanya, pemandangan Nisa meringis sambil memejamkan matanya itu sungguh sexy sekali. Tak tahan, segera di kenyotnya susu Nisa sambil meremas pantat Nisa sekaligus mendorong pantatnya maju seolah hendak melesakkan pantatnya agar segera kontol Harso memenuhi memek Nisa.

Nisa jelas kelabakan sekaligus terserang rasa nikmat yang mendera luar biasa di tempat yang merupakan kelemahannya.

"Aaaaacchhhh massss, mmmm susuku enak masss ooohhhhh ya kulum disana massshhh ddduuuh enaknya kenyotanmu. Kontol nya enakasssssssssshhhhh aaaaahh"

Harso segera melumat mulut Nisa, tak ingin agar Nisa banyak bicara. Ntah mengapa, Harso memang ingin memeluk Nisa dan bercinta dengannya secara benar kali ini, mulai dengan acara mandi lebih dulu.

Nisa membalas lumatan Harso, kali ini Nisa seolah ingin memulai secara perlahan dan dengan sepenuh hati. Ibarat orang makan, ya ingin perlahan di makannya sambil diresapi setiap sensasi rasanya.

Nisa juga demikian, meski kontol Harso di dalam memeknya itu sungguh luar biasa nikmat, tapi Nisa juga ingin menikmati perlahan mulut Harso dengan penuh rasa cinta yang ada dalam dadanya.

Sesekali dilepaskannya kulumannya, dipegangnya pipi Harso perlahan dikecupinya mata Harso, hidung Harso dan pipi Harso. Perlahan Nisa memberikan kecupan2 sayangnya. Harso kadang membalas dengan kecupan yang sama.


Air shower hangat masih mengguyur badan mereka di bathtube, tapi mereka berdua tak buru2 menyelesaikan mandinya. Pengenalan mereka satu sama lain yang telah bias akibat lamanya berpisah seolah ingin mereka bayar dengan pengenalan ulang yang baru meski dengan rasa yang masih sama dengan dahulu, malah bisa dibilang lebih membara karena kerinduan yang amat sangat

"Massssshhh aku cinta kamu mas, aku sayang kamu mas, benar2 sayang kamu, duuh papa mama kangen pa.. "

"Iya ma, papa juga kangen, kangen banget, seolah rasanya kemaren2 mau mati saja. Ma jangan lagi siksa papa ya ma"

"Maafkan mama ya pa, mama dosa banyak sama papa, maafkan ya pa, mama menyesal meninggalkan papa, mama menyesal"

"Mmmm.... Duuh ma, papa seneng banget ma, rasanya kaya mimpi saja tadi pas lihat mama. Papa bahagia banget sayang, duuh ya Tuhan terima kasih... "

"Mama janji akan ada disamping papa sampai ajal menjput pa, mama janji"

"Duhai, terima kasih ya ma, papa sangat bahagia sekali, papa benar2 bahagia ma"

Harso dan Nisa masih berbisik2 dibawah pancuran air hangat dalam bathtube, mereka sungguh memanfaatkan benar kesempatan mandi itu untuk saling bercerita, menyampaikan rasa sayang, saling berjanji saling berkeluh kesah dan salin menceritakan mimpi2 di masa depan.

Entah mengapa, kali ini Harso benar2 seolah otak buntu dan buta kalau di tempat berbeda masih ada dua orang wanita luar biasa menantinya.

Itu soal nanti.
Malam ini sampai besok pagi Harso akan meluapkan semua yang ada di dadanya kepada kekasih hatinya itu. Saat ini baru permulaan, masih banyak waktu dan Harso akan memanfaatkan waktu itu bersama Nisa sebaik baiknya.
Komen dulu baru baca...

Hanupis suhu..., masih bisa nyempetin ngupdate disela kesibukan RL-nya 🙏🙏🙏


Taqobbalallaahu minna wa minkum,
Taqobbal yaa kariim,
Barokallaahu fii kum

Wilujeng Boboran Siam 1 Syawal 1442 H.

Neda panghapunten sabudayaning kalepatan Lahir sinareng Bathin.., mugi urang sadayana tiasa nyorang Romadhon taun payun

Aamiin ya robbal "alamiin.... 🤲🤲🤲
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd