Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Top Secret

Terimakasih atas update ceritanya suhu @Begundal_pasar ..
Jd Mas Harso paling cinta sama siapa Hu? Hehe..
Koq kayaknya dalem semua..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
TOP SECRET
33. Reposisi Hati



Harso memeluk Nisa dan menangis berdua mengenangkan apa yang telah terjadi. Bagaimanapun juga Harso jelas merasa kehilangan dan bersalah atas kematian anaknya. Anak yang dirinya tak tahu kalau itu anak kandungnya bahkan.

Ada sesuatu yang seolah hilang dalam diri Harso, kecewa jelas ada, tapi dirinya tahu kalau semuanya adalah hak Nisa untuk memberitahukan atau merahasiakan semuanya. Yang pasti, Harso benar2 kecewa pada dirinya setelah tahu apa yang terjadi.

Entah mengapa, kini dirinya seolah tak sanggup menatap wajah Nisa tanpa perasaan bersalah. Wajah wanita mulia yang demi saudara kandung nya, kembarannya seolah merasa pantas untuk menerima diperkosa olehnya demi membalas kejahatan saudaranya padanya. Seolah rela "mati" agar dirinya bebas merdeka untuk kemana saja dan berhubungan dengan siapa saja.

"Maafkan aku sayaaang, yaaa Tuhan sungguh besar dosa mas.... Duuuh maafkan aku"

Hanya itu saja yang Harso sanggup katakan, tak ada lagi yang bisa dia lakukan. Lepas dengan amarah Amalia pada Ghea akibat telah menjalin hibungan cinta dengan Harso, toh Amalia tak begitu saja merusakkan hubungan nya dengan Ghea kalau saja dirinya dulu bersikap berterus terang dan terbuka dengan Ghea.

Amalia bisa berbuat banyak karena dirinya memang terlalu pendiam dan tidak suka berterus terang. Wajar kalau akhirnya Ghea seolah tak percaya kepadanya kala menemukan "bukti" Telanjangnya Amalia di kamarnya.

Kalau saja Harso berterus terang mengapa ada kejadian itu dan bercerita secara jelas jujur dan apa adanya, mungkin Ghea hubungannya akan renggang dengan Amalia dan itu memudahkan Harso. Tapi Harso saat itu punya keyakinan bahwa Ghea masih mempercayainya dan entah kenapa Harso malas berdebat soal telanjangnya Amalia di kamarnya.

Bagi Harso kala itu, seolah berkeyakinan kalau Ghea mencintainya pasti akan memperjuangkannya dan percaya kepadanya. Itulah mengapa Harso seolah tak peduli Ghea mengetahui ada Amalia "telanjang" dikamarnya. Itulah mengapa Harso benar2 terpukul karena Ghea ternyata menikah dengan Sugi dan itu artinya Ghea sudah tak mencintainya lagi. Titik.

Itulah mengapa Harso mau menikahi Nisa dan mulai melepaskan diri nya dari bayang2 Ghea dan itulah pula sebabnya akhirnya cintanya bisa terebut oleh Annisa. Harso melakukan semuanya atas pertimbangan logikanya semata dan tanpa mempedulikan pikiran orang lain.


Image Nisa​

Dan kini, rahasia demi rahasia mulai terungkap satu persatu. Harso sangat menyesali apa yang telah terjadi, sungguh sangat menyesalinya.

Seandainya saja waktu bisa berputar balik, mungkin kejadiannya akan berbeda, karena Harso yang kini sungguh berbeda dengan Harso yang dulu.


***


Harso masih berpelukan erat dengan Nisa, sampai akhirnya kelegaan di dadanya mulai ada.

"Mmmm mas, sudah nangisnya ? "

"Mmm maafkan mas ya sayang, mas ga bisa bicara apapun selain minta maaf, mas banyak dosa.... "

"Issshhh iya mas iya, itu semua sudah masa lalu, karena salah Nisa juga main sembunyi2 menanggung semua beban sendiri. Hubungan Nisa dengan Lia memang spesial mas, sulit dicerna oleh orang biasa.

Nisa tak menyalahkan Lia yang marah kepada mas dan Ghea, tapi Nisa juga tak membenarkan perbuatannya karena secara fisik telah melukai mas.

Mudah2an mas bisa memaafkan Lia mas"

"Hassshhh iya sayang, iya, kalau mas tak bisa memaafkan Lia, lantas apa bisa mas minta maaf ke Nisa ? Ya tuhaan, baru sekarang mas rasakan kalian berdua sungguh luar biasa saling mencintai dengan cara yang luar biasa"

"Itulah kami mas, kami memang saling mencintai jauh lebih kuat dibanding orang biasa, itulah kenapa Lia juga mencintai mas dengan cepat dan bahkan melupakan mas Ridho nya karena seolah perasaanku bisa ditransfer kepadanya. Itulah kami.

Kenapa Lia marah dan menusuk mas, itu karena dia pikir mas, dibelakang Ghea selingkuh dengan ku. Atau mas telah menipuku seolah mas sudah putus dengan Ghea. Kemarahan Lia karena dia tak rela aku ditipu atau disakiti oleh siapapun.

Itulah sebabnya aku tak menyalahkan Lia, dan biarlah aku membalaskan sakit hati mas, menerima semua perlakuan mas kepadaku. Termasuk memperkosaku kala itu.

Nisa lega sebenarnya mas, karena bisa membalaskan semua kesalahan Lia. "

"Haashhh semua yang kita alami adalah kejadian yang sangat aneh dan benar2 luar biasa sehingga kalau bukan kamu, Ghea dan Fhasya yang bercerita, boleh jadi cerita kalian dibilang tak masuk akal

Mas masih bingung bersikap sayang, semua kisah2 rahasia seolah diungkap dalam waktu singkat. Mas yang dulu berangkat ke lombok bareng Fhasya, empat lima hari lalu, sungguh berbeda dengan mas sekarang. Sungguh jauh berbeda, mas seolah dihadapkan pada kenyataan yang jauh dari apa yang selama ini mas pikirkan"

"Iya mas, ga papa, nanti juga mas akan paham dan bisa menerimanya sebagai sesuatu bagian dari masa lalu. Mungkin ada hikmah dibalik itu, mmmmm.

Mas bisa tidak ga bicara soal masa lalu ? "

"Kenapa ? Ehh kok lihatnya begitu? "

"Iiiiihhhh mas ini, sambil ngomong maaf maaf terus saja tangannya uwik uwik memek sambil pelintir i pentil ku.

Aasshhhh mending bikin anak saja maaasssss aku lagi subur mas, mana minum ramuan lagi, jadi hot terus, ini memek rasanya mau nya dikocok terus mas.

Aaaahhhhssss ya mas begitu, aaaaah masukin mas, dari samping, oooooohh kakiku masssssh aaaaduuuh enaknyaaaaa...

Berasa banget kontolnya kalau begini mas, dduuuuh maassshhh aaaaaasshhh"


***


Harso memeluk Nisa dari belakang sambil kedua tangannya memerah susu Nisa kiri kanan. Lidahnya menelusuri belakang telinga Nisa sambil membisikkan kata2 mesra berbalut kemesuman.

"Dduuuh susunya enak sayang buat diremas remas, masih mengkel, mmmmm memeknya lezat betul sayang, dduuuh mas jadi ketagihan ini duuuh"

Sambil begitu, Harso memaju mundurkan pantatnya sehingga kontolnya keluar masuk memek Nisa dari samping. Kaki Nisa mengangkang di belitkan ke kaki Harso agar Harso leluasa mengocok memeknya.

"Duuuh masssssss enak beeeeetuuullll, terasa banget maas kontolnyaaaaaa aaaaaah aaaaaah asshhhhhh

Yaaa gituuu massssss kencengin duuuhhh susuku enak massss, pelintir pentilku mas aaaduuuh aaaaah enak aaaaaassh massss"

Nisa dalam posisi tidur menghadap kesamping dengan Harso dibelakangnya merojok memeknya praktis menjadi sangat pasif dan hanya bisa berteriak teriak memberikan respon terhadap semua kelakuan Harso padanya.

Akhirnya tak tahan juga Nisa menerima segala rangsang yang dilakukan oleh Harso.

"Dddiuuh maaas eeenaaaknya kontolnya masssss penuh massss mentokkksssshhhh duuh aku ga kuaaaaat maassssss.

Aaaaachhh
Aaaah aaaaah aaaaah aaaahhhhh
Aaakuuu dapaaaaattt maasssshhhhhhh
Aaaaaaaduuuh aaaaahhhh aaashhhh"

Nisa berkelojotan menerima orgasmenya yang luar biasa, dengan gaya yang memang sempit baginya untuk bergerak akhirnya Nisa ambrug melemas.

Harso yang melihat Nisa melemas, segera menelungkupkan Nisa dan mengangkat keatas pantat Nisa, seolah orang yang bersujud dengan kepala tenggelam dalam bantal.

Kontol Harso yang lepas barusan akibat merubah posisi segera oleh Harso dibenamkan lagi ke memek Nisa. Harso yang memang sedang menuju puncak kepuasannya segera menggerakkan pantatnya bak piston yang konstan bertenaga dan dengan kecepatan tinggi merojok memek Nisa.

Lagi2 Nisa berkeriak namun suaranya hilang tertelan dan teredam oleh bantal,

"Ah uh ah uh" Suara Nisa tak jelas

"Nnggeeehhhh ggggrrreeemmmmhhh" Harso menggeram2 seolah banteng yang mengamuk di medan laga

Gerakan pantat Harso merojok memek Nisa semakin cepat dan bertenaga.

"Aaaarrgghhhhhhh aaaku mau keluaaaaarr sayaaang aaaahhhhsshh aarrgggghhhhh"

"Cepetiiin maaassssssss Nisaaaa jugaaa maaaau keluaaaarrrr...... "

Harso kemudian benar2 seolah banteng dengan tenaga sangat besar merojok semakin cepat, tubuh Harso yang memang sudah terlatih bekerja dalam durasi lama, seolah Harimau menerkam anak rusa dalam pelukannya.

"Aaaaaarrrrhhhhhhhhh assshhhhh aaarrrggggg aaakuuuu keluaaaarrrrr"

"Aaaaaaaaaaaahhhhh aaaduuuuh aaaaaaku jugaaaa maasss eeeeenaaaaakkk ssshhhhh aaasshhhh aaaaaah"

Keduanya seolah meraung2 saling berbelit dan berkelojotan mengakhiri sebuah pertempuran sengit.

Harso seolah menerkam memeluk erat Nisa dan Nisa seolah meronta2 karena begitu tingginya kenikmatan yang dia dapatkan.


***


Setelah beberapa saat lamanya, Harso dan Nisa saling berpelukan, atau lebih tapatnya Harso memeluk erat Nisa dibawahnya dengan rengkuhan yang hangat dan erat, akhirnya Harso menggelosor ke samping Nisa dan kemudian merengkuh kepala Nisa dalam dadanya.

Keduanya terdiam masih mengatur nafas.

"Mudah2an kali ini anakku benar2 jadi dan kita rawat ya ma.... Haashhhh duuh mas masih merasa berdosa kepada anak kita maa... "

Harso kembali berlinang air mata mengenang meninggalnya anak Nisa yang ternyata anaknya juga.

"Iya mas semoga, mmmmm besok kita ziarah ya mas, aku kangen ziarah ke Lia juga"

"Iya ma, kita besok ziarah, supaya hilang semua dendam dan sakit hati, mas juga mau minta maaf pada anakku ma, aaashshhh tuhan, ampuni aku yaaa tuuhaaan"

Harso meneteskan air mata yang membasahi kepala Nisa, Nisa juga meneteskan air mata mengingat semua kesedihannya selama ini dan rasa bahagianya saat ini.

Keduanya bertangisan sambil berpelukan erat hingga akhirnya mereka berdua tertidur dalam kehangatan pelukan kekasih.


***

Sebelum subuh, jauh sebelum matahari terbit, keduanya bangun, saling berbisik dan memandang kemudian akhirnya mereka berdua menuju kamar mandi untuk segera bebersih.

Tak ada kegiatan bercinta dalam artian ngentot, semua nafsu birahi dan rasa kangen mereka seolah tuntas habis berserta air mata yang mengucur deras semalam.

Saling membersihkan dan menggosok serta memandikan mereka lakukan dengan riang, dan entah kenapa baik Nisa maupun Harso seolah berjanji mereka akan mandi dan cepat2 berbenah ganti baju agar segera bisa ke makam pagi pagi.

Seolah itu merupakan kewajiban pagi itu yang harus tuntas. Entah kenapa pikiran Harso selalu tertuju ke makam anaknya, ada keinginan untuk berkata2 berbincang dan memohon maaf pada putranya.

Ya anak yang lahir kemudian meninggal memang lelaki. Belum dikasih nama bahkan oleh Harso, juga Nisa.

Selesai berbenah kemudian mereka pagi2 itu pergi ke makam Lia dan anak mereka.

Matahari belum terbit.
Tetapi gelapnya malam sudah berubah meremang oleh bias fajar merah di langit.

Nampak Harso dan Nisa duduk bersimpuh di tanah di depan malam anaknya.

"Mahesa putraku, duuuh maafkan papa yang baru memberimu nama wahai anakku. Maafkan papa ya sayangku mahesa.

Ampuni papa yang lupa selama ini karena banyak hal yang membuat papa lupa, ampuni papa ya Mahesa anakku. Baik2 kamu disana ya anakku, temui kakek nenek dan paman serta bibimu di sana, kenalkan dirimu sebagai Mahesa Suharso Putra, anak lelaki pertama papa ya nak.

Mohonkan ampun pada kakek dan nenek untuk papamu ya anakku sayang, duuuu anakku, maafkan papa ya nak.

Jaga mamamu, kalau kelak adik2mu lahir, jaga juga adikmu ya nak, maaafkan papa naaak.
Maafkan papa naaak"

Harso tak mampu melanjutkan kata2nya hanya isak tangis membelah pagi yang masih gelap itu merupakan tanda betapa Harso sangat kehilangan dan bersedih karena tidak memberikan perhatian lebih disaat terakhir putaranya itu.

Nisa memeluk lengan Harso, pipinya basah oleh kucuran airmata tanpa isak tangisnya. Betapapun dirinya selalu terkenang oleh kematian putranya. Hingga detik ini rasa kehilangan itu masihlah ada dan mengalir darah kerinduan seorang ibu terhadap anaknya masih membasah, memerah.

"Duuh Mahesa, maafkan mama ya nak, namamu pemberian papa mu baru saja kami sampaikan. Kasih tahu semua teman2 mu disana namamu adalah Mahesa Suharso Putra, kabari semuanya bahwa kamu adalah anak papamu Suharso.

Jaga mama ya nak, jaga papa dan kelak jaga adik2mu ya Mahesa sayang.

Mama sayang kamu nak..
Mama selalu sayang kamu.
Maafkan mama karena baru kali ini mampu membawa papa kemari bersama mama"

Ucapan Nisa begitu mendayu merdu seolah bisikan sayang yang tulus dari seorang ibu, membuat Harso mengucurkan air matanya. Air mata seorang bapak yang merasa bersalah kepada putranya.

Kemudian Harso menghadap makam Amalia,

"Duuh Amalia, maafkan aku karena salah selama ini mengira kamu adalah Annisa, maafkan aku kalau saja selama ini aku punya salah dan dosa kepadamu.

Mohon jaga putraku disana, Mahesa Suharso Putra, keponakanmu, sayangi dia sebagaimana anakmu sendiri.

Titip anakku ya Lia, Nisa sekarang bersamaku, setidaknya niat tulusmu jadi kenyataan untuk membawa Nisa dalam pelukanku,

Aku berjanji akan menjaga Nisa, merawatnya, mengasihinya dan mencintainya seperti kamu mencintai Nisa.

Maafkan aku Lia, titip anakku disana, Mahesa Suharso Putra. "

"Lia, Nisa sekarang berbeda sayang, jangan kamu cemas lagi karena disampingku ada suamiku Suharso sayang.

Legakan hatimu, semua kisah masa lalu kita sudah jelas aku sampaikan pada mas Harso, dan legakanlah hatimu, kami semua memaafkanmu sayang, kami semua mencintaimu.

Titip anakku ya sayang, Mahesa Suharso Putra namanya kini, panggil dia dengan nama Mahesa, titip dia ya sayang, aku selalu mencintaimu sayang"

Setelah beebincang, lamakemudian mereka terdiam, melantunkan puja2 ke hadirat tuhan agar kedua orang yang mereka kunjungi makamnya bisa memperoleh kebahagiaan di sana.

Matahari akhirnya menampakkan diri, kedua orang itu, Harso dan Nisa bergandengan tangan mohon pamit.

"Mahesa, dan tante Lia, kami mohon diri ya, kalian jaga diri baik2 disana"


***


KLEK.

Harso membukakan pintu buat Nisa dan ternyata di dalam mereka disambut oleh Fhasya dan Ghea. Rupanya Mereka paham kenapa Harso ke makam dan apa yang telah terjadi.

Fhasya segera memeluk Harso dan bergantia kemudian Ghea memeluk Harso. Keduanya tak berbicara apapun hanya sekedar memberikan dorongan semangat dan keyakinan bahwa ada mereka mendukung Harso juga.

Ghea dan Fhasya juga memeluk Annisa dengan mesranya, kemudian Fhasya mengamit lengan Harso diajak menuju ruang kerja mereka.

"Eeh kesini lagi ? "

"Hi hi hi, kerja mas sekarang, semalam juga kerja sih, ngerjain mbak Nisa, hi hi hi"

"Pagi2 gini langsung kerja ? "

"Sambil makan lah mas, omelet buatan mbak Ghea tiada duanya deh, plus kentang bakar plus wedhang jahe buat sarapan "

"Waah mantap, mmmm tapi ada apakah sampai pagi2 beneran sudah kemari ? "

"Sebentar ya mas, mas duduk dulu deh, monggo mas, sarapannya dinikmati dulu, ini wedhangnya mas"

Kali ini Ghea maju mempersilahkan dan mengambilkan sarapan buat Harso. Harso mau tak mau tersenyum dengan segala keanehan yang ada, belum pernah terpikir sedetikpun juga dirinya akan diikuti oleh 3 orang wanita sebagai istri. Ada lucunya ada anehnya ada bermacam perasaan yang sedikit diluar pemikiran Harso.

"Monggo mas dilihat laporan pagi ini, sepagi ini memang ada berita luar biasa. Ini tajuk berita yang akan terbit satu jam lagi"

" PT ASMA DINAMIKA DORATANI dalam konferensi persnya oleh direktur Produksinya bapak Ir. Hadi Gustaf Efendi menyatakan akan melakukan kerjasama besar2an dan membentuk konsorsium gabungan perusahaan penbuat mesin pertanian yang dipimpin oleh bapak Ir. Gunawan Kasiepo, selaku direktur utama PT Petani Jaya Mesin, bla bla bla"

Harso membaca itu seolah aneh saja, kok bisa hal sepenting ini dirinya tak tahu ?
Ada apa ini ?
Kenapa Hadi direkturnya bergerak diluar sepengetahuannya ?

Harso seolah hidup di dunia lain yang dirinya benar2 buta akan apapun bahkan dirinya sendiri pun dia buta.

Harso bengong sebengong2nya.
Baginya berita tersebut tak masuk akal sama sekali. Bingung bukan marah.
Ini aneh.
Aneh sekali.

"Kok bisa ya ? "

Hanya itu yang terucap dari mulut Harso, bukan sumpah serapah bukan caci maki, tapi lebih menanyakan kenapa bisa ?

"Mmm mas, ini ada berita yang lebih heboh mas"

"PT ASMA DINAMIKA DORATANI milik bapak Ir. Suharso akan diakuisisi oleh PT TABAH BERTANI MULIA milik bapak...... "

"Eeeh"

Harso lebih bingung lagi, kalau berita pertama yang membuatnya bingung tapi masih dalam batas bisa dia terima, karena memang Direktur punya hak untuk melakukan perombakan dan kerja sama dengan pihak luar.

Berita terakhir justru menyangkut saham yang tak akan bisa berpindah selain dirinya yang memindahkan.

Harso bengong sebengong bengongnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd