Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.

Terimakasih ya Viny, hehe
2nd Season

Part 9

sCqqusho_o.jpeg

Gw membanting kepala gw sendiri ke meja, membuat cangkir kopi kami berdua bergoyang dan sebagian terciprat ke meja.

"Heh lo kenapa?" Tanya Jati khawatir.

Terasa puas sekali dapat merasakan benturan seperti ini. Rasa sakit ini tak sebanding dengan kelakuan gw menghancurkan masa depan dua gadis tak bersalah itu.

"Gw nggapapa kok, tenang aja." Gw mencoba tersenyum menyembunyikan kerisauan ini.

Disaat kami sedang asik bercengkrama, tiba tiba...

"Heh!!"

Terdengar teriakan gadis dari arah pintu masuk. Suara itu nampak familiar di telinga gw

"Viny?" Celetuk Jati terkejut melihat seseorang yang berada di pintu masuk

"Hah?" Gw terkejut ketika Jati menyebut nama Viny.

Gw buru buru menoleh ke sumber suara

Deggg

Terlihat gadis berrambut pendek, berpostur tinggi semampai, memakai kaos belang belang serta rok gombrong andalannya, ia berdiri dengan mata yang berkaca kaca serta nafas yang tersendat.

Gw sangat terkejut melihat kehadiran Viny disini, namun gw bingung harus bereaksi seperti apa, disini ada Jati yang notabennya seorang wota, apakah gw harus pura pura tak punya hubungan apapun dengan Viny? Apakah yang akan dilakukan Viny sekarang? Apakah ia akan tetap menyembunyikan hubungan ini dan memilih untuk berpura pura di depan Jati?

"Viny kenapa nangis gitu sih, ngeliat ke arah kita pula." Kata Jati bertanya tanya

Viny berjalan mendekat dengan tergesa gesa, kemudian ia menarik lengan gw dengan kasar, memaksa gw untuk berdiri

Buagghh...

Satu bogem mentah tepat menghantam perut gw, ia memukul dengan penuh kekesalan. Walaupun tidak begitu sakit, namun pukulan itu telak dan mampu memporak porandakan perasaan gw.

Tatapan Viny penuh dengan amarah, matanya sembab dan berair.

"Lo kemana aja!!!" Viny berteriak, membuat seisi cafe tertarik perhatiannya kepada kami berdua, termasuk Jati yang bengong dan bingung melihat tingkah Viny ke gw.

"Jawab!! Lo kemana aja selama ini!!"

Buagghh... buaghh... buagh...

Ia memukul dada gw berkali kali, membuat perasaan gw makin kacau.

Greppp...

"
Hikks... hikks.. hikks.."

Setelah puas memukuli gw, ia pun menarik bahu gw dan kemudian memeluk gw dengan sangat erat.

"Jangan tinggalin gw... hikss... hiks... hiks..."

Ia menangis sesenggukan di bahu gw, sampai sampai kaos gw pun basah oleh air matanya. Emosinya sungguh tak terkendali, marah dan kecewa pasti dia rasakan.

Setelah kemarahannya terpecah, kini ia menangis, sungguh kalut jiwanya saat ini.

Apa yang ada dalam pikiran gw selama ini sehingga tega teganya menyakiti gadis serapuh ini, lagi lagi kelakuan gw memang jalang.

"Please banget, jangan ngilang lagi, gw takut..." Nafasnya tersendat sendat.

"Sayang, diliatin orang loh." Gw mencoba melepas pelukannya itu

"Bodo!! Gw kangen!!" Viny makin erat memeluk gw

Gw mengusap kepala serta punggungnya beberapa kali, mencoba memberikan kehangatan serta menenangkannya dari tangis. Puluhan pasang mata memperhatikan kami berdua dengan bingung, termasuk sang barista yang menghentikan aktivitasnya untuk menuang kopi ke cangkir .

"Pleasee, jangan tinggalin gw, gw belom siap. Hikss... hikks... hikkss..." Ia berkata sambil menangis, sehingga suaranya kurang jelas

"Maafin aku sayang, aku.... aku.. ngga maksud gitu kok, iya aku salah ngga ngasih kabar,"

"Gw kira lo mati atau sakit, tapi ternyata malah seneng seneng disini," Ia masih menangis di bahu gw.

"Udah udah, aku ngga kemana mana kok, kita pindah ke tempat lain yak. Ngga enak diliatin orang."

Ia menggeleng cepat, belum mau melepas pelukan itu, emosinya sungguh kacau, tangannya sampai bergetar hebat dan detak jantungnya sangat kencang.

Kini puluhan pengunjung telah mengalihkan perhatiannya pada urusan mereka masing masing kembali, mungkin hanya Jati yang masih menyaksikan drama ini.

"Heh, udah udah, aku minta maaf." Gw mengusap rambutnya

Viny pun akhirnya mau melepas pelukannya, meninggalkan sisa basah pada bahu kiri gw, setelah itu gw mengusap air matanya menggunakan jari.

"Udah jangan nangis lagi, nanti manis nya ilang, kan aku yang repot nanti."

Setelah mengusap air matanya, Viny menarik tangan gw keluar dari cafe, meninggalkan Jati yang masih menganga bingung melihat hubungan gw dan Viny yang sebenarnya.

Viny menarik tangan gw dengan tergesa gesa, nampaknya ia ingin lekas keluar dari tempat itu dan segera menuntaskan benang kusut ini.

Atau karna ada Jati disana? Ia merasa tak enak selama ini sudah membohongi wota.


=====00000=====

GnKMsT19_o.jpeg

Setelah benar benar keluar dari Cafe, ia asal saja berbelok ke kiri dan menarik tangan gw menyusuri trotoar.

"Kita mau kemana?" Gw bertanya

"Nggatau, asal jalan aja. Yang penting jauh jauh dari tempat ini." Jawabnya

"Yeee kirain mau kemana, kita puter balik aja, ambil mobil dulu ya."

"Mobil kamu dimana emangnya." Tanya Viny

"Di parkiran studio."

"Aku belom mau pulang, kita cari tempat sepi di sekitar sini dulu. Aku mau ngomong."

"Emmm, di rooftop Studio aja kalo gitu."

"Emangya sepi disana?"

"Udah sepi kok, udah digembok juga, ntar kita lewat belakang naiknya. Kebetulan aku lagi giliran bawa kunci cadangan."

Kini gantian gw yang menarik tangan Viny dan menuntunnya untuk menuju ke studio.


=====00000=====

Langit malam itu cukup terang lantaran bulan sedang purnama, namun bintang bintang bagaikan tak mau menunjukkan dirinya ke permukaan, sinar mereka kalah benderang dibanding sinar lampu lampu gedung serta lampu jalanan. Angin semilir terasa sejuk dari atas rooftop lantai 5, namun angin itu tidak begitu dingin, mungkin sudah bercampur dengan polusi.

Rooftop lantai 5 gedung Studio ini sebenarnya bukan tempat yang biasa dipakai untuk beraktifitas, bisa dibilang fungsinya lebih mirip gudang. Karna berbagai property sisa photoshot akan di simpan disini, entah barang itu akan dipakai lagi atau tidak, setidaknya kita akan mudah mencarinya kalo membutuhkannya lagi.

Berbagai macam benda ada disini, mulai dari yang masih bagus, sampai yang rongsokan. Ada tumpukan triplek, kertas wallpaper, tumpukan bangku, kerangka sepeda, sisa sisa cat, bahkan pecahan pecahan kaca ada disini.

Sebagian ditutup oleh spanduk bekas atau banner bekas supaya tidak kehujanan, sebagian lagi bergeletak begitu saja di lantai atau disenderkan.

Tempat ini jarang di datangi manusia, kecuali ketika akan menyimpan rongsokan yang tidak layak. Saking jarangnya dijamah manusia, tempat ini dipenuhi sarang laba laba dan debu debu hitam.

Makanya gw memilh tempat ini untuk mengajak Viny, karna tempat ini yang paling aman, terhindar dari kemungkinan kemungkinan bertemu oleh wota.

Kami berdua berdiri dan bertopang pada tepian gedung. Memandangi dua ruas jalan di bawah yang lumayan padat dilalui oleh motor dan mobil. Selain itu kami juga dapat melihat gedung gedung sebelah dari atas lantai 5 ini.

Gw menoleh ke kanan ke arah Viny kemudian meraih tangan kirinya.

"Sekali lagi aku minta maaf, aku ngga akan ngulangin kesalahan ini, aku janji." Gw memohon

"Aku nggamau maafin kamu." Ucap Viny seadanya

"Yah kok gitu."

"Pokoknya aku ngga mau maafin."

"Nanti aku sedih loh."

"Biarin."

"Ayo dong maafin." Gw menggoyang goyangkan tangannya

"Aku nggamau maafin kamu, kecuali..." Ia memotong kata katanya

"Kecuali apa?"

"Kecuali kamu jelasin dulu kenapa kamu ngilang tanpa kabar selama dua minggu ini."

Ah udah gw duga pertanyaan seperti ini akan muncul dari mulut Viny. Lantas gw harus menjawab apa? Masa gw harus berkata terus terang tentang kehamilannya itu? Apakah ia siap? Apakah ia mampu menerima kenyataan pahit ini?

Tapi...

Kalo bukan sekarang.... mau kapan lagi?

Gw harus meneguhkan hati, gw ngga bisa selamanya lari. Semoga Viny kuat mendengar kenyataan ini. Cepat atau lambat ia harus mengetahui tentang kehamilannya itu. Siap ngga siap, dia harus mengetahuinya sekarang, daripada gw terus menyembunyikannya dan masalah ini akan semakin berlarut larut nantinya.

Apapun nanti reaksinya, semoga dia bisa mengerti dan tetap kuat.

"Tuh kan malah diem aja." Viny merengut

"Emmm... Aku ngilang karena...." Gw membulatkan tekad gw untuk mengatakan kebenarannya

"Apa..." Viny menatap gw tajam

"Karna... emmmm..."

"Cepetan jawab."

"Karena...."

Sial! Kenapa berat sekali mengatakannya, padahal gw udah membulatkan tekad, kenapa gw jadi sepengecut ini. Gw tau ini pasti berat buat Viny, tapi bagaimanapun ia harus tau kebenarannya

"Kamu pasti lagi cari cari alasan palsu kan." Tuding Viny

"Eh enggak, aku bakal jujur kok sama kamu."

"Yaudah cepet."

"Emmm aku ngilang karna..."

"Karna apa."

"Emmm karna...."

"Karena aku hamil kan?"

Degggg

Apa?

Apa dia bilang?

Jadi?

Jadi dia sudah tau tentang kehamilannya itu?

"Jadi... Kamu udah tau?"

Ia mengalihkan pandangannya ke gedung gedung di depan, matanya entah menatap apa, terlihat menerawang.

Kemudian ia mengangguk.

"Sejak kapan."

Ia menghela nafas...

"Sejak bulan kedua setelah kita ke Jogja waktu itu, dua bulan setelah pertama kalinya kamu kelepasan keluar di dalem. Pokoknya dua bulan setelah kita jadian."

"Maaf tentang waktu itu, aku emang kurang kontrol." Perasaan bersalah tiba tiba merebak

"Yah mau gimana lagi udah kejadian juga." Kata Viny lirih

"Tapi... kalo kamu emang udah tau sejak sebulan yang lalu, kenapa kamu ngga bilang apa apa sama aku."

Viny hanya membisu, kepalanya menunduk, sepertinya ia takut untuk mengatakannya.

"Tuh kan, gantian kamu yang diem aja, kenapa kamu ngga bilang apa apa padahal kamu udah tau tentang kehamilan kamu?"

Viny nampak berfikir keras, mungkin ia mencari kata kata yang pas agar tak menyakiti perasaan gw.

"Kamu nyembunyiin hal ini karna kamu takut ya, kalo aku bakal ninggalin kamu gara gara kamu hamil?"

Ia sedikit terkejut, nampaknya dugaan gw benar, ia takut apabila gw akan meninggalkannya, makanya ia memilih untuk merahasiakannya.

Gw memegang kedua bahunya, kemudian menatap matanya lekat.

"Aku kan udah janji waktu itu di mobil, aku ngga akan ninggalin kamu, apapun yang terjadi aku ngga akan pernah ninggalin kamu. Kamu bisa pegang kata kata aku. Kamu ngga perlu takut, lain kali kalo ada masalah, bilang sama aku." Gw meyakinkannya

"Aku takut kalo kehamilanku ini jadi penghalang hubungan kita. Aku takut kehamilanku ini nantinya hanya akan jadi beban, dan pada akhirnya kamu akan pergi ninggalin aku. Dan buktinya kamu kemarin ngilang tanpa kabar dua minggu lebih, itu aja udah bikin aku takut tau... Aku takut kalo kamu kemarin ninggalin aku gara gara aku hamil..."

"Errrgghh... iya juga sih, aku kemarin emang ngilang, tapiiii... bukan berarti aku bakal ninggalin kamu, aku cuma butuh waktu buat sendiri waktu itu. Aku sedikit kecewa sama kamu.... karna kamunya keras kepala. Tapi... yaudahlah, aku nggamau masalah ini berlarut larut, yang penting sekarang aku ada disini, di sisi kamu, aku mau kita hadapi semua ini bersama sama, ngga ada yang perlu ditakutin, aku bakal selalu ada buat kamu. Kamu juga janji ya, ngga bakal ninggalin aku?"

Viny yang semula tatapannya gundah, kini ia mulai yakin dan kuat. Nampak segelinang air mengalir dari sudut matanya, ia nampak terharu.

greppp

Ia memeluk gw lagi.

"Aku tau hamil di luar nikah itu memang berat, aku maupun kamu tak pernah mengharapkan hal itu terjadi, tapi bagaimanapun juga itu adalah anak kita, bukti cinta kita." Ucap gw kepada Viny

"Aku dari dulu takut banget sama hamil di luar nikah..." Kata Viny sambil menangis di bahu gw

"Iya aku paham posisi kamu."

"Tapi....

.... Tapi aku lebih takut kalo kamu ngilang kayak kemaren, aku takut banget bakal kehilangan kamu, aku ngga mau."

Emosinya makin down, ia menangis sesenggukan sambil memeluk gw sangat erat. Gw membalas pelukannya itu, mengusap usap punggung serta belakang kepalanya.

"Cup cup cup, udah udah... kamu kalo sedih terus, bayi kita juga ikutan sedih."

Mendengar tangisan Viny membuat air mata gw ikut bergelinang tanpa sadar. Hati gw ikut merasakan sakit.


=====00000=====​


Malam semakin larut, tanpa sadar kami berdua telah menghabiskan waktu diatas rooftop selama dua jam, sekedar melepas rindu dan penat. Suasana begitu sendu, malam ini berlalu tanpa ada senyum dari Viny. Tak ada gelak tawa darinya. Gw rindu Viny yang dulu. Gw rasa bulan purnama di langit malam ini pun seperti itu.

"Ayah..."

"Heh kok manggilnya gitu."

"Kamu kan udah jadi Ayah sekarang."

"Belom, masih 6 bulan lagi, lagian kalopun anak itu udah lahir, aku ngga mau dipanggil 'Ayah', aku lebih pengen dia manggil aku 'Bapak'"

"Kampung banget sih."

"Yaampun masa kampung sih."

"Ngomong omong, kamu besok tanggal 23 dateng ke show aku yak."

"Show apa."

"Besok pertama kalinya aku perform bareng team KIII lagi setelah aku turun trainee."

"Wah pasti ada sesuatu yang spesial dong, bertepatan sama ultah kamu juga kan."

Ia mengangguk.

"Semoga ada pengumuman kamu masuk team lagi ya."

"Tapi... tapi kan percuma aja kalopun aku bakal masuk team, mungkin beberapa bulan lagi aku harus keluar dari jeketi." Ucapnya lirih, sambil mengusap perutnya.

Gw merangkul bahunya, kemudian mengecup ubun ubunnya.

"Ini semua salah aku, gara gara aku, mimpi kamu jadi pupus, gara gara kebodohan aku, karir kamu berantakan. Aku udah ngehancurin masa depan kamu." Tak terasa air mata gw mulai bergelinang.

Viny mengusap air mata gw dengan ibu jarinya.

"Kamu jangan sedih, aku jadi makin sedih jadinya." Ucapnya

"Yaudah aku ngga sedih deh, biar kamu juga ngga sedih."

"Seenggaknya, kalaupun aku harus keluar dari jeketi, aku keluar sebagai member team KIII, dan aku bangga dengan itu...

...Sebagian mimpi aku udah tercapai semenjak aku masuk jeketi, mulai dari menjadi model majalah, model iklan, masuk tv, pergi ke jepang, dan masih banyak lagi. Selain itu berkat jeketi, aku punya penghasilan sendiri yang bisa aku pakai buat beli banyak keperluan ku. Selain itu berkat jeketi pula aku punya fans yang walaupun tidak semuanya loyal, tapi mereka tulus dukung aku. Kamu bisa tandain fans aku yang masih bertahan sampai tahun ini, berarti mereka memang benar benar support aku, kebanyakan fans aku kecewa dan pada akhirnya pergi, ya ini memang murni kecerobohan ku sendiri, aku ngga bisa menyalahkan mereka yang pergi, itu hak mereka, aku hanya bisa berusaha mempertahankan fans aku yang masih bertahan ini. Mempunyai fans banyak memang tida mudah, sulit mempertahankan kepercayaan mereka. Salah satu kebahagiaan aku ya para fans aku itu....

....Dan yang jelas... berkat jeketi aku jadi kenal teman teman member beserta staff dan jajarannya yang luar biasa selalu bekerja keras untuk terus membangun jeketi menjadi lebih baik lagi..." Viny mulai terisak

Gw merangkul bahu nya.

"... Aku sayang mereka, berkat mereka aku bisa berkembang sejauh ini. Kita semua bagaikan keluarga, saling memiliki satu sama lain. Semua hal itu memang tak akan mudah untuk ditinggalkan, aku masih ingin jadi bagian dari mereka. Tapi ya mau gimana lagi. Aku hamil, aku harus keluar "

"Maafin aku, ini semua memang salah aku, ngga seharusnya kamu menanggung beban seberat ini."

"Kamu juga udah tau mimpi besar aku yang lain kan."

"Iya aku tau, kamu udah cerita berpuluh puluh kali."

"Aku ingin keliling Indonesia."

"Iya."

"Makanya dulu aku pernah bilang ke orangtua aku bahwa, kalaupun aku mau menikah, aku ingin menikah setahun setelah kelulusan ku, nah aku ingin mengisi jeda setahun itu dengan berkeliling Indonesia, aku ingin menikmati keindahan Indonesia sebelum akhirnya aku berkeluarga, aku bilang pada orangtua ku, siapapun calonnya, kuharap ia sabar menungguku...

...Dulu aku berencana untuk grad dari jeketi tepat setelah aku lulus kuliah, tapi kenyataanya tidak semudah itu, aku harus pindah ke kampus yang lain untuk menghadapi sesuatu yang baru dan memulainya lagi dari awal, tapi tetap rencana ku tidak berubah, aku ingin keliling Indonesia setelah kelulusan ku dari kuliah maupun kelulusanku dari jeketi, walaupun mungkin akan tertunda, aku tetap akan mewujudkan mimpi aku itu. Dan pastinya aku ingin memakai uang aku sendiri, makanya selama sisa waktu aku masih di jeketi, aku ingin menabung, meminimalkan pengeluaran tak penting dan menekan budget sesedikit mungkin ketika akan membeli barang...

....Tapi gara gara kehamilan ku ini, nampaknya aku harus menunda mimpi aku tersebut lebih lama, atau bahkan aku harus melupakan mimpiku itu? Mana mungkin aku travelling keliling Indonesia sambil gendong bayi?"

Gw menarik nafas panjang

"Aku janji, aku akan bantu semua mimpi kamu tercapai walaupun kamu bukan member jeketi lagi. Aku akan kerja keras untuk itu. Gaji ku setahun ini bisa jadi cukup untuk mimpi kamu itu, yang jelas jangan traveling dalam keadaan hamil. Untuk masalah bayi, aku bisa mengurusnya sendiri selama kamu traveling, kamu ngga perlu pusing memikirkan hal seperti ini. Pokoknya kamu fokus kuliah dan selesaikan study kamu dulu, keliling Indonesianya dipikir setelah lulus."

"Makasih sayang. Tapi kamu ngga perlu terlalu kerja keras, aku juga mau usaha sendiri, kamu juga punya mimpi sendiri kan, jadi aku mau kamu juga berusaha buat mimpi kamu sendiri."

"Kamu dulu yang harus bahagia, aku mah gampang belakangan. Lagian anggap aja ini sebagai pertanggungjawaban aku atas keteledoran aku."

"Udah udah, kok jadi mellow gini sih."

"Hehe iya juga." Gw mengusap sisa air mata di ujung mata.

Gw meraih tangan Viny.

"Pokoknya, selama sisa waktu kamu di jeketi, latihan atau perform, jangan terlalu maksain yah, aku ngga mau kamu kenapa napa, terutama bayi kita."

"Aku tau batas aku kok, kamu tenang aja." Ucap Viny dengan yakin.

"Aku titip anak aku yah, jaga baik baik." Kata gw

"Kan anak aku juga."

"Iya juga ya."

Viny mengusap perutnya.

"Aku mau cium anak kita, boleh?" Gw bertanya

Ia mengangguk sambil tersenyum

Gw berlutut, kepala gw tepat sejajar dengan perut Viny. Kemudian gw menyibakkan kaos belang belangnya itu, terlihatlah perutnya yang belum terlalu membuncit. Gw membuka kancing roknya kemudian melorotkan roknya sedikit yang menutupi separuh perutnya tersebut sampai kini perutnya terlihat.

Yah bentar lagi aku akan jadi Bapak, aku akan jadi kepala keluarga.

Setelah perutnya benar benar terbuka, gw mengecup perutnya itu, berharap kecupan itu sampai ke si jabang bayi.

"Jangan takut Nak, Bapak akan jagain kamu sampai tiba waktunya, Bapak dan Ibu akan sambut kamu dengan senang hati. Kamu nggausah khawatir, kamu bukanlah sebuah musibah, kami akan merawatmu sampai kamu bisa mandiri kelak." Ucap gw kepada sang bayi di dalam kandungan sambil mengusap usap perut Viny.

"Duh, rahim aku jadi anget." Celetuk Viny


======00000=====

Setelah puas berbicara dengan janin yang ada di perut Viny, gw menaikkan dan mengancingkan roknya kembali, kemudian menurunkan kaosnya, setelah itu gw berdiri kembali.

"Ayo pulang." Gw menggandeng tangan Viny

"Ngomong ngomong... kita ngga mau ngapain dulu gitu?" Tanya Viny, wajahnya memerah.

"Mau ngapain lagi?"

"Yaaaa ngapain gitu..." Ia tersipu malu

Gw mencoba menebak arah pembicaraan Viny

Viny memejamkan matanya kemudian ia memonyongkan bibirnya.

Oh gw paham maksudnya...

Ia mendekatkan wajahnya. Ia mulai melumat bibir gw dengan perlahan.

"Emmmhh.... mmmm... hmmm..."

Tangan kanan Viny merangkul leher gw dari belakang, sementara tangan kirinya menggerayangi area leher dan pipi gw.

"Emmmm....hmmm... srlllpp... hmmm.."

Pcak... pcakk... pcak...

Decak liur mulai terdengar seiring ciuman kami yang semakin lama semain berair.

Gw memegang kepala Viny menggunakan kedua tangan, sementara itu ia mulai iseng membuka ikat pinggang gw.

Belum sempat gw protes, ia sudah menurunkan ritlsetingnya.

"Jangan." Gw melepas ciuman itu agar bisa mencegah Viny.

"Kamu diem aja. Apa kamu ngga rindu sama aku?"

Ia mendorong kepala gw dari belakang agar ciuman ini tersambung kembali.

"Emmm.... slllrpp... pcakk..."

Ia melanjutkan aktivitasnya membuka celana gw. Setelah ritsletingnya terbuka, ia menarik keluar titit gw dari celana dalamnya.

Slappp

"Rinduku sudah tak terbendung lagi, jadi biarkan aku melampiaskannya malam ini." Kata Viny lirih dengan tatapan yang membuat libido gw naik.

Ia melanjutkan melumat bibir gw, sementara gw hanya pasrah apa yang akan ia lakukan. Kali ini Viny yang mendominasi. Gw tau mungkin birahi Viny sedang berada di puncaknya, dan gw ngga akan menginterupsinya.

Tangan Viny mulai mengocok titit gw dengan tempo yang lumayan. Gw hanya bisa memejamkan mata, menikmati lumatan bibir Viny serta kocokan pada titit.

Viny masih mengocok titit gw yang tak kunjung mengeras.

Viny melepas ciuman itu dengan segera, sampai sampai air liurnya merembet ke dagunya.

"Iihh kok ngga keras keras!!" Viny ngedumel.

"Maaf maaf..."

Kini ia buru buru berlutut, ia memindah genggamanya ke tangan kanan, mengocok titit gw dengan penuh semangat.

Hauupphh

Ia memasukkan titit gw ke dalam mulutnya begitu saja, tanpa rasa jijik sedikitpun.

"Emmmh... ehmmmm.... mmmhhh..." Ia memaju mundurkan kepalanya

Ahh sial, kalo di sepong kayak gini, titit gw ngga bakalan bisa menahannya, sepongan Viny memang terbaik.

Titit gw perlahan mengeras, mengacung keatas dan menyodok langit langit rongga mulut Viny. Titit gw mulai terlihat otot otot kehijauannya, sedangkan Viny masih asik memaju mundurkan kepalanya sambil tangannya memijat mijat biji gw.

"Ahhh sayang, kurang dalem."

Selain mulutnya yang aktif melumat titit gw, lidahnya pun tak tinggal diam untuk menggelitik ujung titit, menjilat jilatinya dari dalam mulut.

Pcakk... pcak... pcaakk...

Suara decak liur yang sungguh membuat gw lemah, titit gw benar benar basah oleh air liurnya. Ia seperti kesetanan, takkan sedetikpun ia membuat celah, ia sangat berusaha keras membuat titit gw berdiri. Sesekali ia melakukan deepthroat yang membuat titit gw hampir khilaf untuk langsung menyemprotkan cairan peju.

"Ahhhhh..."

Untung gw masih bisa menahannya. Deepthroat yang sungguh luar biasa, gw dapat merasakan ujung titit gw mencapai kerongkongannya.

Berkali kali Viny melakukan deepthroat yang membuat gw hampir kelepasan, sepertinya ia sangat terobsesi dengan titit gw ini.

"Ahhhk sayangg.... ahhhh...."

Gw mendorong bahu Viny dengan paksa, membuat sepongan Viny tersebut terhenti

"Iihhhh kamu diem aja!!!" Viny menepis tangan gw

Viny kembali menyeruduk dan melahap titit gw lagi dengan semangat

"Awww... aw..." Gw merasa geli

Gw mendorong bahunya lagi, sampai sepongan itu terlepas lagi. Air liur Viny menetes beberapa kali ke lantai rooftop.

"Udah udah, aku hampir aja keluar, aku udah ngga tahan." Kata gw

Viny mendongak ke atas, melihat mata gw sambil mengusap dagunya yang penuh liur. Kemudian ia berdiri dan hendak menyosor bibir gw. Namun gw mencegahnya dan menoleh ke samping, menghindari ciuman itu.

Viny memegang kepala gw dan terus memaksa gw untuk berciuman, namun gw terus menghindari ciuman itu.

"Iiihhhh kenapa sih!!" Bentak Viny

"Kamu kan abis nyepong titit aku, masa aku ciuman sama bekas titit aku sendiri."

"Ah aku aja ngga jijik, masa kamu jijik." Kata Viny kesal

Viny memanfaatkan moment saat gw lengah, dia pun menyosor dan sukses melahap bibir gw.

"Ehhmmm... mmmmm.... ermmmhhgg..."

Ahhhh... gw kalah, Viny terlalu bernafsu malam ini. Gw ngga bisa melawannya. Gw hanya pasrah saat Viny memasukan lidahnya ke dalam mulut gw. Lidahnya sungguh liar mengobrak abrik isi mulut gw, ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah. Kedua bibirnya ikut masuk ke dalam rongga mulut gw.

Gw membuka mata gw sedikit, mengintip wajah Viny yang sangat menikmati ciuman itu.

Sllrpppp.... pcakk... sllrrlppp...

Ahhhh gw jadi ikut terbawa suasana. Gw jadi ikut semangat dalam pergulatan ini.

Gw menggamit pinggul Viny dan mendekatkan pada pinggul gw, titit gw yang sedang mengacung ke atas menyundul pada perut Viny. Tangan kanan gw mencengkram leher belakang Viny, sementara tangan kiri gw mulai bergerilya masuk ke dalam kaos belang belangnya, meraba raba pada bagian teteknya yang mungil itu.

Viny tak keberatan diraba raba seperti itu, sepertinya bukan hanya sekedar ciuman yang ia inginkan, nampaknya ia menginginkan persetubuhan malam ini.

Lidah gw mulai memerangi lidah Viny yang ada di dalam mulut gw, melilitnya beberapa kali dan memutar mutarnya. Air liur kami bercampur tak karuan, lidah kami pun kelu saking nikmatnya kami bertukar saliva.

Slllrrrpppp.... ahhhhh....

Ahhhh....

Gw menelan liurnya, membuat Viny mendesah beberapa kali

Setelah dirasa cukup, Viny melepas ciuman dengan segera, sampai sampai liur kami berdua membentuk benang juntai yang tersambung antara bibir kami berdua.

Viny menengok sekeliling rooftop, mencari cari sesuatu. Ia menemukan kursi lipat reyot tak jauh dari tempat kami berdiri dan kemudian berjalan mengambilnya. Kemudian ia kembali sambil membuka lipatan kursi.

Klakk

Ia menaruhnya di belakang gw dan mendorong gw untuk duduk di kursi lipat itu.

Brakkk

Gw sedikit terkejut, Viny kasar malam ini, tak seperti biasanya.

Setelah gw duduk, ia menarik turun celana gw sedikit sampai ke lutut, sampai benar benar titit gw bebas dari celana.

Setelah itu ia membuka kancing rok gombrongnya dan buru buru meloloskan rok dari kakinya, setelah itu ia melepas celana dalam hitamnya dengan tergesa gesa, sampai dirinya hampir terjatuh lantaran celana dalamnya tersangkut di kaki, namun ia berhasil menjaga keseimbangannya.

Setelah rok dan celana dalamnya benar benar lepas, ia berjalan mendekat dan mendorong tubuh gw agar bersandar pada sandaran kursi lipat.

Terlihat pemandangan vagina mungil Viny yang berwarna merah jambu dengan dihiasi jembut yang tidak begitu lebat. Gw amat bahagia bisa melihat hal itu lagi

Sleppp

Aarrgghhhh....

Ia duduk di pangkuan gw tanpa permisi, melesatkan titit gw pada rongga vaginanya begitu saja. Membuat gw terkejut dan menyalurkan aliran kenikmatan dari titit ke seluruh tubuh melalui syaraf.

Memeknya yang sudah basah itu berkedut kedut membuat titit gw juga ikut berkedut kedut. Cengkramannya begitu kuat dan masih sangat sensitif.

Argghh nikmat sekali jepitannya...

Pinggulnya bergetar getar secara reflek, merasakan orgasme yang sangat luar biasa, ia orgasme pada tusukan pertama, bahkan sebelom gw melakukan penetrasi apapun. Ia sudah mencapai orgasme pertamanya. Nafsunya malam ini mungkin sudah dipuncak.

"Uuuhhhhhh...." Ia mendesah manja

Gw mendongak melihat wajah Viny yang berada diatas gw, ia memejamkam mata sambil menggigit bibirnya sendiri, nampaknya ia juga merasakan kenikmatan yang haqiqi, memeknya tak berhenti berkedut, terasa basah dan hangat, sungguh memanjakan titit gw yang sudah mengeras level maksimal.

Viny mencengkram erat bahu gw, tak kuasa menahan birahinya sendiri.

Setelah gelombang orgasme selesai, ia membuka matanya dan melihat ke arah gw.

"Kali ini biar aku aja." Ucapnya sedikit terengah.

Ia mulai memaju mundurkan pinggulnya, kakinya yang panjang bertumpu pada lantai dan membantunya dalam menggerakan pinggulnya. Tangannya masih mencengkram bahu gw dengan kuat.

"Aahhhhh.... ahhhhh.... emmmmhh...." Desahan Viny tak tertahankan lagi

Gw membiarkan Viny mendesah sekencang yang ia mau, orang orang takkan melihat kami disini, kami berada di rooftop dengan angin kencang, yang akan langsung membawa suara kami hilang. Jadi aman aman aja.

Tangan gw memegang pinggul Viny sambil sesekali mengontrol gerakannya agar efektif.

Arrgghh sial, ini enak sekali. Lobang memeknya tak pernah kehilangan cita rasanya tiap gw menyetubuhinya. Selalu saja nikmat, tanpa mengurangi sensasinya tiap gw bercinta dengannya. Cengkraman otot otot vaginanya selalu kuat dan kedutannya selalu memanjakan. Takkan pernah bosan untuk bersenggama dengan Viny.

Viny masih semangat memaju mundurkan pinggulnya, melakukan penetrasi untuk dirinya sendiri. Ia pun mulai merasakan gatal pada bagian tubuh atasnya. Ia menyibakkan kaos tipisnya ke atas sampai terlihat area dadanya. Terlihatlah kutang hitamnya.

Gw paham apa kemauan Viny, tangan kiri gw mulai meremas remas dada mungilnya dalam balutan kutang. Membuat Viny makin liar melakukan penetrasi.

"Buka cepet!!" Viny berteriak padahal matanya terpejam.

Gw mengabaikannya dan terus membuat gerakan meraba raba permukaan kutangnya, membuat Viny makin geram karna rasa gatal yang memuncak itu tak kunjung terlampiaskan.

"Buka cepet!!!!!!" Ia melepas tangan kirinya dari bahu gw dan menjambak rambut gw, memaksa gw untuk membuka penutup pentilnya itu.

"Iya iya, aku buka, jangan jambakkk!!"

Gw menurunkan kutangnya perlahan menggunakan tangan kiri.

Terlihatlah kedua bulatan coklat serta puting yang mungil bewarna coklat ke-merah-muda-merah-muda-an. Gw menyibakkan kaosnya lebih tinggi dan menurunkan kutangnya lebih rendah agar gw lebih leluasa memandangi kedua buah payudaranya itu.

"Cepet jangan cuma diliatin aja, gigit kalo perlu!!! aaahhhh.... ahhh... "

Viny menjambak gw saking gatalnya, ia geram lantaran gw tak juga menjamah putingnya yang sudah berada pada puncak gatal.

Ia tak menghentikan sedetik pun pinggulnya dan terus melakukan penetrasi. Gw hanya terdiam menikmati memeknya yang terus bergesek pada titit gw.

Kritt.. kriiitt... kriiitt...

Kursi lipat tua itu mulai mengeluarkan bunyi bunyi, nampaknya bautnya ada yang kendor.

"CEPETAN BEGOOO!!!!" Viny berteriak.

Viny menjambak kepala gw dan menariknya mendekat ke dadanya.

"Iya iya sabar...."

Gw mulai menjilati bulatan areola coklat pada sekitar putingnya itu. Gw sengaja menahan untuk tidak langsung menyentuh putingnya, biar rasa gatalnya itu makin membuncah.

Viny makin kencang menggerak gerakan pinggulnya, makin panas dan gatal dia rasakan, makin tak terkontrol, titit gw bagai joystick game yang dipermainkan dan diputar putar.

Ahhhh...

Gw hampir saja keluar, gw sekuat tenaga menahannya, gw ngga mau menganggu kenikmatan Viny. Kalo gw keluar sekarang, yang ada titit gw nanti ngga keras lagi, dan akan mengurangi kenikmatan untuk Viny.

Kriit... kriiitt... kriiitt

Kursi itu berderit makin parah, satu kakinya terasa goyah

"BURUUANNN, AHHHH UDAH NGGA TAHAN AKUUUTU!!!"

Ia masih memejamkan matanya dan mendongakkan kepalanya ke atas, lalu ia menjejalkan putingnya pada mulut gw tanpa membuka matanya sedikitpun.

Emmmhhh.... mmmmhhhh...

Akhirnya gw mengalah dan mulai melahap puting mungilnya itu.

"NAHHHH GITUUU!!! AHHHH.... AHHHH... "

Viny berteriak saking nikmatnya, rasa gatal yang ia derita sedari tadi akhirnya terlampiaskan. Putingnya yang sudah mengeras gw lumat dan gw jilati dengan kasar, menambah rangsangan pada tubuh Viny.

Ia makin semangat menggenjot pinggulnya sendiri.

"AHHHH.... AHHHH... YAAAAAKKK... AHHHH... "

Gw meremas kedua teteknya masih sambil menjilati kedua putingnya secara begantian, puting yang sangat menggemaskan, membuat gw pun tambah nafsu.

"AHHHHH.... TERUSSS... JANGAN BERHENTII.... YAAKKK... YAAKKKK... AHHHHH...."

Pcakk... pcakkk.... pcakkk...

Liur gw berdecak membasahi puting Viny yang sudah memerah. Lama lama muncul sensasi manis dan agak hambar, dan cairan muncul dari puting kirinya.

Ah air susunya keluar lagi.

Viny belom mengendurkan penetrasinya sama sekali, ia masih asik memanjakan vaginanya.

Gw memasukan puting kirinya ke dalam mulut lagi dan mulai menyedotnya, air susunya hanya keluar sedikit. Gw pun memijat mijat tetek kirinya beberapa kali, kini air susunya keluar lumayan banyak. Gw menyedot dan menelannya. Yah walaupun rasanya cenderung hambar, namun hal itu memiliki sensasi kenikmatan tersendiri.

"AHHHHH... TERUSS... TERUSSSS.... AHHHHH... ENAK BANGETTT..."

Ia mendorong kepala gw dari belakang lebih kuat.

"YAAKKKK!!!"

Crooott... croottt... crooott...

"KYAAAAHHHHHH...."

Viny mendesah panjang disaat orgasme keduanya tercapai.

Pinggulnya bergerak gerak sendiri mengikuti gelombang orgasme yang sangat luar biasa. Cairan cairan mulai merembes keluar dari vaginanya.

"Ahhh... ahh.... ahhhhh....." Orgasme nya cukup panjang, ia masih mendesah desah.

Gw hanya memperhatikan wajahnya yang nampak menikmati sekali.

Hehe liar sekali Viny malam ini.

Setelah gejolak nya selesai, ia ambruk pada tubuh gw. Kepalanya jatuh pada bahu gw dan tubuhnya sangat lemas. Ia mengatur nafas dengan berat. Kaos serta kutangnya sudah basah kuyup lantaran keringat.

Ia terkulai lemah diatas tubuh gw yang sedang duduk di kursi itu. Gw merasakan detak jantung Viny yang perlahan mulai teratur kembali.

Ia pun bangkit dari pelukan gw, kemudian melihat ke arah gw sambil membenarkan duduknya agar titit gw tetap menancap di vaginanya.

"Udah lega kan, sekarang waktunya pulang, malam ini cukup menguras tenaga buat kamu." Kata gw sambil merapikan rambutnya yang berantakan menutupi wajahnya yang berkeringat.

"Hahhh... haaahhh... haaahh... " Ia masih mengatur nafasnya yang tak kunjung normal.

"Jangan pulang dulu." Katanya

"Kenapa, kamu kan udah kecapekan gini, ngga baik buat ibu hamil kalo kecapekan."

"Aku udah keluar, sekarang giliran kamu, kamu kan belum."

"Aku engga usah gapapa, kamu udah capek gini."

"Jangan ngelawan."

Viny mulai menggerakan pinggulnya lagi, namun ia mengubah gerakannya, yang semula hanya maju mundur dan memutar, kini ia naik turun dan membuat penetrasi terasa jauh lebih nikmat.

"Ahhhh sayang, aku nggausah nggapapa, ahhhh...." Gw mendesah.

Viny mengabaikan perkataan gw. Ia mulai merasakan panas dan gerah padahal angin di atas rooftop itu lumayan kencang. Ia menarik kaosnya melewati kepalanya, kemudian membuangnya ke sembarang tempat. Setelah itu ia melepas kancing kutangnya, kemudian mencopot kutangnya dan melemparnya ke sembarang tempat. Kini Viny dalam keadaan telanjang bulat.

Aroma tubuhnya yang asam berkeringat itu merebak memenuhi liang hidung gw, keringatnya tercium sangat pekat, sangat candu untuk dihirup. Gw memeluk Viny kemudian menciumi lehernya sambil menghirup aroma keringatnya.

Plakkk.... plakkk... plakkk....

Ia terus menggenjot titit gw yang sudah sedikit melunak, namun melihat dirinya yang kini sudah telanjang bulat, membuat titit gw keras kembali.

Viny menarik kaos gw naik hendak mencopotnya, gw hanya pasrah dan mengangkat tangan gw agar ia mudah melepas kaos gw. Dan akhirnya kini gw telanjang dada.

"Ahhhhh..... iya terus sayanggggg.... ahhhhh ...mmmm" Gw tak kuasa menahan kenikmatan memek Viny

Gw menarik tubuh Viny mendekat dan merengkuhnya dengan erat. Kini tubuh kami saling bersentuhan dan bergesekan lengket. Keringat keringat jagung menetes dan membasahi tubuh kami berdua. Aroma asam semerbak memancing birahi gw makin kuat.

Ahhhhhhh....

Gw menjamah leher Viny menggunakan bibir, sambil sesekali menjilati lehernya.

Titit gw terus dihujam tanpa ampun, ahhh nikmat sekali, ditambah aroma tubuh Viny yang sangat khas, betul betul persetubuhan yang selalu gw rindukan.

Gw udah ngga tahan untuk menyemprotkan peju gw.

Akhirnya kini dalam posisi duduk, kaki gw membentuk kuda kuda dan mulai menggenjot memeknya. Ikut andil dalam melakukan penetrasi.

Plakk... plakkkk... plakkk...

Suara pinggul gw dan bokong Viny yang beradu menghasilkan suara suara tepukan, menjadi semakin nyaring didengar lantaran tubuh kami sudah sama sama diselimuti oleh keringat.

Plakk... plakkkk... plakkk...

Suara itu terus mengiringi pergulatan ini.

Viny masih memejamkan matanya, saking menikmatinya.

Gw mengangkat tangan kiri Viny dan menyilangkannya di belakang kepalanya, kini terbukalah ketiaknya yang nampaknya baru saja dicukur. Tanpa basa basi langsung saja gw menyosor ketek berkeringatnya itu dengan penuh nafsu.

"Ahhhh.... geliiii..." Viny meracau di tengah tengah kenikmatan

Gw tak menghiraukannya dan terus menjilati keteknya,

Hmmmmppp.... hmmmppp... sllrppphhh...

Gw menjilati dan mengendus keteknya dengan semangat, sungguh sensasi yang luar biasa. Nafsu gw meningkat 200%.

Viny nampak sudah terbiasa dengan kebiasaan aneh gw ini, ngga semua orang hobby menjilati ketek. Hanya segelintir saja.

Dan gw beruntung bisa mendapatkan Viny, gadis dengan bentuk ketek yang sempurna.

Setelah puas dengan ketek kirinya, gw beralih ke ketek kanannya, tanpa sedetikpun menghentikan genjotan pada vagina Viny.

Ia hanya pasrah saat gw menikmati keteknya itu.

"Aarrghhhhh.... sayanggggg aku mau keluar lagi nihhhhhh...." Viny mendesah keras

"Yaaaa keluarin ajaaaa...."

"Iyaaaaaaaa....."

croott... croott... croott...

Seperti biasa, tubuh Viny bergetar hebat merasakan gelombang orgasme yang sangat luar biasa, itu adalah orgasme ketiganya dan reaksi tubuhnya masih dahsyat seperi tadi.

Disaat tubuhnya bergetar getar akibat gejolak orgasme, gw sama sekali tak menghentikan genjotan, karna gw pun mulai merasakan saluran peju gw mulai mengalirkan cairan

"Tahannn dikit sayangggg, gantian aku yang mau keluarrrrf
..."

"Iyaahhhhh.... keluarinnnnn..." Nafas Viny terngah engah hampir kehabisan nafas, tubuhnya sangat lemas dan lunglai akibat orgasme, ambruk pada pelukan gw, namun gw terus menggenjotnya,

Nanggung euy.

"Siap siap sayangggg, aku mau keluarin diluarrrrrr.... ahhhhh..."

"Di dalem ajaaaaaa.... emmmhhh..." Viny berbicara sambil menahan kenikmatan

"Tapi kan..."

"Aku udah terlanjur hamil, apa lagi yang kamu takutiiiiinnnn.... ahhhhhh....."

"Ahhhhh iya juga yaaaaaa..... ahhhhhhh....."

Croottt.... crooottt.... crooott....

"Ahhhhhh..... ahhhhh..... ahhhh....."

Gw memuntahkan seluruh peju gw dalam memek Viny dalam beberapa tembakan. Rasanya sangat melimpah peju gw malam itu, tak seperti biasanya. Memenuhi rongga vaginanya.

Titit gw bagai diperas habis habisan, setiap tetes peju yang gw muncratkan mengakibatkan ejakulasi yang memuaskan. Entah berapa kali titit gw memuntahkan peju, gw cukup terbuai oleh kenikmatan.

Tubuh gw mengejan ejan akibat orgasm yang luar biasa, pinggul gw menyodok selangkangan Viny sangat keras beberapa kali saat orgasme berlangsung. Gw mengeratkan pelukan gw dan mencium bibirnya selama peju gw tercurah.

Aarrgghhh nikmat sekali!!!

"Haaaaahh.... haaahhh... haahh..."

Setelah ejakulasi berakhir, kami sama sama mengatur nafas. Viny masih berada di dalam pelukan gw, tubuhnya lemas belum mampu bangkit.

Dadanya naik turun dan detak jantungnya sangat cepat. Dapat gw rasakan dari permukaan kulitnya yang menempel pada dada gw.

"Haaahh.... haaahhh... haahh..."

"Makasih sayang buat semuanya, aku milik kamu seutuhnya. Begitu juga sebaliknya. Hahh.. hahhh..." Kata Viny

"Iya, sama."

Kami berdua sama sama tersenyum.

Walaupun sejenak, gw maupun Viny dapat melupakan permasalahan kami. Senyum Viny sunggu tak bernilai harganya, gw senang bisa melihat senyumnya lagi malam ini. Mungkin bulan purnama diatas juga seperti itu. Nah kan, bulan purnama juga ikut tersenyum melihat dua sejoli ini saling memadu kasih. Gw tersenyum makin lebar, kamu jangan iri ya bulan purnama.


=====00000=====​


Viny pun memegang sandaran kursi yang ada di belakang gw dan mendorong dirinya untuk bangkit dari pelukan gw.

Ia perlahan berdiri sambil melepas vaginanya dari titit gw

slaapp

srrr... sssrr.... ssrrr...

Mengalirlah peju segar bercampur cairan kewanitaan milik Viny pada selangkangan dan pahanya. Cairan orgasme kami berdua bercampur pada rahim Viny.

Tiba tiba tubuh Viny pun oleng saking lemasnya

Grepp

Untung gw cekatan memegang tubuhnya. Gw menuntun Viny untuk duduk di kursi lipat.

"Kamu istirahat bentar ya."

Gw menaikan celana gw dari lutut dan mengancingkan ikat pinggang. Setelah itu gw mengambil kaos gw dan memakainya.
Gw memunguti pakaian Viny dan memberikannya ke dia.

"Ayo pulang, kamu udah kecapekan banget."

"Aku mau mandi dulu, gerah banget keringetan."

"Yaudah mandi di bawah aja, ada kamar mandi di lantai 3."

Viny memakai kembali pakaiannya, kemudian ia mengucir rambutnya.

Kami berjalan menuju tangga, hendak membersihkan diri di kamar mandi di dalam gedung studio,

Namun gw baru menyadari bahwa pintu masuk penghubung antara rooftop dan lantai 5 tersebut tidak tertutup rapat, padahal gw yakin betul bahwa gw tadi menguncinya.

Kok bisa terbuka ya?

Apa jangan jangan ada yang membuka kuncinya? Dan mengintip seluruh aktifitas gw dan Viny barusan?

Yang pegang kunci cadangan gedung ini kan hanya beberapa staff saja, termasuk gw dan Jati. Apa jangan jangan Jati ya?

Gw dan Viny pun masuk lewat pintu yang tidak terkunci itu dan hendak menuruni tangga, namun langkah gw tertahan ketika gw melihat kain slayer hitam yang tersangkut di anak tangga. Gw memungutnya.

"Ini kan punya Jati. Yang sering dia pake kalo naik motor. Kok bisa ada disini." Tanya gw bingung

Gw dan Viny saling memandang, kami berdua sama sama terkejut. Viny menutup mulutnya saking terkejutnya.

"Jangan jangan tadi...."


To be continue
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
YESSSSS AKHIRNYAAA.. TERIMAKASIH SUHUU.. sirna juga rinduku sama cerita ini wkwkwk
 
Terakhir diubah:
Ku kira akan cerita ttg yuiba juga ternyata belum. Klimaks ceritanya belum di part ini.

Terima Kasih suhu yang sudah update
 
begonya gak ilang ilang nih Rio kalo udah ketemu memek.

sampe lupa kalo itu studio bersama.
 
Satu hal yang masih ngeganggu bagi gue itu nggak konsistennya pemakaian kata 'aku' sama 'gw' didalam ceritanya. Terutama pas bagi monolognya, agak aneh si bang ngebaca monolognya Rio yang berubah rubah cara dimanggil dirinya sendiri, kadang 'gw' terus berubah jadi 'aku' pas bagian mellow. Maaf kalo gue kebanyakan protes, maaf kalo gue sok ngajarin padahal bukan siapa siapa.
kalo bener baca dengan seksama, lo pasti bisa bedain mana dialog mana monolog, ketika Rio ngomong 'gw', berarti monolog alias ngomong ke pembaca atau ke karakter lain, sedangkan pas ngomong 'aku' khusus ke Viny. Ngga ada yang kecampur aduk kok, semua udah di teliti biar mgga ada blunder
 
kalo bener baca dengan seksama, lo pasti bisa bedain mana dialog mana monolog, ketika Rio ngomong 'gw', berarti monolog alias ngomong ke pembaca atau ke karakter lain, sedangkan pas ngomong 'aku' khusus ke Viny. Ngga ada yang kecampur aduk kok, semua udah di teliti biar mgga ada blunder
Dan hanya Vinny yang ane rasa pakai kata "gw" terlalu banyak
 
Nice update hu di tunggu kelanjutannya ane masih penasaran sama sikap jati ke Viny maupun ke si rio setelah kejadian ini
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd