Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.


Terimakasih ya Viny, hehe
2nd Season

Part 4

piDdUo1W_o.jpg

Selesai show team J, waktu itu jam 11 malam, gw dan Jati masih asik ngopi di mas pur, niat gw mau nunggu kepulangan Viny dan sekalian mengantarnya pulang.

Disaat sedang asik ngobrol dengan Jati, gw pun merasakan hasrat buang air.

"Jat bentar yak, gw pipis dulu."

Gw pun berlari menuju toilet di F1, Ah sial, ramai sekali, akhirnya gw naik ke F2 untuk mencari toilet.

Ahh sepi...

Gw langsung menuju toilet pria dengan cepat.

Baru sampai di ambang pintu

Buuaaakkk...

Seorang gadis pun menabrak dada gw hingga tubuhnya tersungkur ke lantai.

Loh? Kok cewek ini masuk ke toilet Pria?

Eh bentar...

Kayanya gw kenal cewek ini...

jtogc5wD_o.jpg

"Eh maaf Kak, tadi aku salah masuk toilet..."

"Devi kan?"

"Iyah Kak..."

Tubuhnya masih terduduk di lantai. Sementara rok pendek serta kaos nya tersibak membuat paha jenjang nya serta perut lapangnya terlihat terbuka dan terlihat begitu menggiurkan.

Ahh siall

Darah gw mendesir...

Dan....

Plaakk..

Gw menampar diri gw sendiri.

Sial, bisa bisa nya sange disaat seperti ini.

Devi pun buru buru merapikan rok dan kaos nya.

"Sini..."

Gw pun mengulurkan tangan, seraya membantunya berdiri. Ia pun menyambut tangan gw dan menarik tangan gw.

Grepp...

Gw menahan beban tubuhnya, ia pun menariknya dengan kuat, ia berhasil berdiri, namun karna terlalu kuatnya ia menarik tangan gw, sampai sampai punggung telapak tangan gw menyentuh dadanya.

"Eh Maaf Dev, ngga sengaja."

Sial, kenyal sekali saat gw rasakan di punggung telapak tangan.

"Yaudah kak, aku ke toilet cewek dulu, udah kebelet."

"Eh iyah kakak juga kebelet."

Kami pun masuk ke toilet masing masing. Setelah selesai melakukan ritual, gw pun menunggu Devi di depan pintu toilet wanita.

Entah kenapa gw sangat tertarik dengan Devi. Ketika gw melihat dia, seperti mengingatkan gw pada seseorang.

Tapi siapa?

Gw lupa.

Maka dari itu.... gw pengen ngajakin dia ngobrol sebentar, agar supaya gw dapat memunculkan sosok yang ada di kepala gw dan mengetahui dia yang muncul di kepala gw ini siapa.

Devi pun berjalan keluar sambil merapikan roknya, dan kami pun bertemu di lorong toilet antara toilet pria dan wanita.

"Aku duluan ya Kak."

Gw pun memasang badan untuk menutup jalannya.

"Eittss... Bentar dulu, Devi member JKT48 kan?"

"Iya kak, Kakak wota yang waktu itu nonton Team T kan?"

"Jaaahhhh... udah dandan ganteng gini masa dibilang wota."

"Hahaha." Ia pun tertawa.

"Devi SMP kelas berapa?"

"Hih aku udah kelas 3 SMA kak."

"Hah? Serius? Kok masih gemes banget."

"Yah gombal banget."

"Devi umur berapa."

"Baru aja aku ultah ke 17 kak, beberapa minggu yang lalu."

"Udah 17? Wah udah legal dong, hehe..."

"Hah? Legal?"

"Ehmm maksudnya, udah bisa bikin KTP."

"Oh iya kak. Tapi bikin KTP nya nunggu aku pulang dulu."

"Pulang kemana?"

"Bali kak, aku asalnya dari Bali."

"Oalah, pantes matanya belo betul, hehhe."

Hmmm perlahan lahan gw dapat merasakan sesosok mulai muncul di kepala gw, namun masih buram. Semakin gw melihat Devi, semakin bayangan itu mendekat. Suara dan wajah Devi bagai kunci untuk memunculkan sosok itu.

Siapa sebenarnya sosok itu.

Gw makin penasaran...

Namun setelah beberapa menit gw berbincang dengan Devi, sosok di kepala gw ini tidak juga menampakkan dirinya secara jelas.

Anjir...

Gw makin penasaran.

Sepertinya gw pernah bertemu seseorang yang sangat mirip dengan Devi, mulai dari wajahnya, suaranya, tingkat kelucuannya dsb dsb. Tapi gw belom berhasil juga untuk mengingatnya.

Setelah berbincang bincang singkat guna mengakrabkan diri, akhirnya kami pun memutuskan mengakhiri percakapan itu dan kembali pada aktifitas masing masing.

Kami berdua berjalan menyusuri lorong toilet.

Tiba tiba...

Sreettt...

Kaki Devi pun menjejak genangan air yang mengakibatkannya terpeleset. Ia reflek menarik kaos gw.

Gw cukup terkejut dibuatnya

Entah kenapa, tarikan tangan Devi ini sangat kuat dan tubuh gw kalah kuat dalam menopang beban Devi, sehingga gw pun ikut terjatuh dan menimpa tubuh kurus Devi.

Gedubrak...

Gw tengkurap tepat diatas tubuh Devi yang telentang itu. Kedua payudaranya yang begitu menonjol berperan layaknya busa yang mengganjal di tengah tengah antara gw dan dirinya.

Gw dapat merasakan detak jantungnya yang berdebar begitu cepat, lantaran dada kita saling bersentuhan. Gw juga dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat. Matanya yang belo itu terbuka lebar. Terdapat semburat memerah di pipinya.

Ahhh titit gw mulai mengeras bersamaan dengan bulu kuduk yang juga berdiri.

Devi hanya diam saja, tidak ada perlawanan apa apa, bicara saja tidak.

Gw cukup penasaran melihat wajahnya yang gelisah itu, akhirnya gw mumutuskan untuk mengerjainya sebentar.

Gw mendekatkan wajah gw ke wajahnya...

Pipinya makin memerah, nafas nya makin memburu, menyebabkan dadanya naik turun.

"Dev..."

"....."

Ia hanya diam saja

"Kok Devi diem aja?"

Ia masih terbisu, wajahnya nampak panik namun ia hanya diam saja. Matanya yang belo itu menatap gw, terselip rasa was was dalam matanya itu.

Gw pun bingung, apa yang sebenarnya ia pikirkan.

Apakah sebenarnya ia tak nyaman, namun takut untuk melawan?

Atau kegelisahannya ini karna ia sebenarnya sudah terangsang?

Tangan gw pun mulai iseng meremas payudaranya.

Devi pun terkejut bukan kepalang, matanya melotot, namun tetap tidak bersuara apapun, bergerak melawan pun tidak.

"Kalo Kakak remes kayak gini, Devi marah nggak?"

Devi masih menatap mata gw gelisah. Dia masih membisu.

"Kok Devi diem aja sih, berarti gpp nih kalo kakak remes remes kayak gini?."

Tangan gw yang satunya mulai meremas tetek satunya. Kenyal sekali.

Kaos tipis serta bra trainer yang ia pakai bagai tak mampu meredam kekenyalan payudara gadis yang baru saja menginjak 17 tahun ini.

"Devi ngomong dong, kalo Devi ngga suka, ngelawan aja gapapa, dan kalopun Devi suka, ya ngomong juga, biar sama sama enak."

Dia masih diam saja dengan tatapannya yang gelisah

"Apa jangan jangan Devi belom tau caranya?"

Masih belom ada jawaban.

"Yaudah, Kakak ajarin ya."

Ucap gw bagai mentor yang hendak mengajari muridnya suatu ilmu baru.

Gw pun mendekatkan wajah gw ke wajahnya.

Semakin dekat...

Semakin dekat...

Semakin keras detak jantung Devi....

Wajahnya juga makin memerah. Kini wajah kami hanya berjarak 2 cm. Ia pun memejamkan matanya.

Gw mengecup bibirnya singkat,

Aahh segar sekali.

Diliat dari caranya menghadapi situasi seperti ini, nampaknya Devi belom pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Kemungkinan ia masih polos dan tentunya masih perawan.

Setelah mengecup bibirnya, gw meloloskan lidah gw menerobos mulut Devi yang mulai basah akibat liur gw. Ia hanya menutup matanya dan seperti pasrah akan diapakan nantinya. Betul betul tak ada perlawanan.

Setelah itu gw menurunkan kepala gw menuju lehernya. Gw menempelkan hidung gw ke lehernya, menghirup harum parfumnya serta menghirup aroma tubuhnya.

Hmmm...

Aroma tubuh ini.

Tunggu sebentar...

Aroma tubuh ini...

Mengingatkan gw akan seseorang...

Sial

Sesosok gadis yang sedari tadi tergambar di kepala gw pun perlahan lahan muncul ke permukaan...

Deeeggg.....

Hati gw terguncang...

Gw pun langsung bangkit berdiri, dan membantu Devi berdiri, gw merapikan kaos Devi yang berantakan serta rambutnya yang sedikit acak acakan.

"Maafin Kakak ya Dev, Kakak khilaf."

Gw pun langsung keluar dari toilet dengan perasaan yang campur aduk. Meninggalkan Devi disana sendirian...


=====00000=====


lE8514bd_o.jpg

Sial

Ada perasaan bersalah, perasaan tak tega, dan tentu perasaan rindu...

Sesosok yang baru saja muncul di kepala gw adalah sosok adek perempuan gw sendiri, Nindya.

Dan kalo dilihat lihat seksama, memang sosok mereka berdua banyak kemiripannya...

Aroma tubuh Devi sangat mirip dengan aroma tubuh almarhumah adek gw tersebut. Selain itu, suara dan perawakannya pun sangat mirip. Kenapa gw baru menyadarinya sekarang.

Abang macam apa gw ini...

Bisa lupa sama adek sendiri...

Almarhumah meninggal 2 tahun lalu saat berusia 15 tahun. Berarti taun ini jika ia masih hidup, ia berusia 17 tahun.

Ah sial.

Devi sungguh mengingatkan gw akan sosok manja adek gw. Mereka sama sama berusia 17 tahun..

Perasaan bersalah pun makin kuat, bisa bisa nya gw mempunyai niatan menyetubuhi adek gw sendiri. Ah maksud gw gadis yang sangat mirip dengan adek gw tersebut.


=====00000=====

Gw pun kembali ke tempat ngopi dengan perasaan kalut.

"Komuk lo kenapa, tiba tiba murung gitu." Tanya Jati.

"Gw tiba tiba keinget adek gw."

Gw pun berjalan menuju kursi gw, namun belom sempat gw duduk, Jati pun berkata.

"Eh lu punya temen wota yak?"

"Temen gw yang wota elu doang kok."

"Itu tadi hape lu bunyi, ada telfon Line. Nama kontaknya 'cumik', tapi avatarnya pake foto Viny. Anjir wota banget pake foto member sebagai avatar."

Sial

Itu emang beneran Viny woy

Hampir aja ketauan...

Gw langsung buru buru mengambil hape gw di meja. Dan buru buru keluar dari tempat itu.

"Gw duluan ya Jat, ada urusan penting."

"Woy ini lu belom bayar, gimana dah."

"Lu bayarin dulu, cash gw abis." Ucap gw sambil berlari.

"Beraag."


=====00000=====


zOcl6mkk_o.jpg

Gw pun langsung turun ke P2 menggunakan lift.

Bayangan Nindya benar benar membuat hati gw galau, sial, gw rindu akan kehadiran adek gw, membuat gw ngga fokus, membuat gw terdiam sesaat padahal pintu lift sudah terbuka.

Sesampainya disana gw langsung berlari ke tempat mobil gw terparkir. Dan Viny ternyata sudah menunggu gw di samping mobil.

"Sorry sayang, aku tadi ngga pegang hape."

"Gapapa sayang, aku juga baru nyampe kok. Udah buruan dibuka mobilnya, aku udah kangen banget."

Gw pun membuka gembok pengamanan mobil menggunakan remot kecil.

Beep... beep...

Kami berdua pun masuk melalui pintu masing masing. Belom sempat gw membenarkan posisi duduk gw, Viny pun langsung menarik lengan gw dan memeluk gw dengan erat.

Grepp...

"Apasih, tumben udah kangen, tadi siang juga udah ketemu padahal."

"Pokoknya kangennn, pengen peluukk."

Gw melingkarkan tangan kiri gw dan mengusap kepalanya dari belakang, kemudian mengecup ubun ubunnya.

"Aku sayang kamu cumik."

"Aku juga sayang monyeet."

Ia memeluk gw makin erat. Terasa kehangatan yang membuat gw sangat nyaman.

Walaupun gw sering dekat dengan perempuan, namun hanya Viny yang mampu membuat gw setenang ini. Gw benar benar berada di titik ternyaman gw. Rasanya tidak ingin terpisah satu senti pun.

Rasa gelisah akan kerinduan Nindya pun perlahan sirna.

"Makasih sayang, kamu udah bikin aku tenang."

"Wajah kamu kok was was gitu sih nyet."

"Aku tiba tiba teringat adik aku, rindu sekali."

"Nindya? Hmm... wajar kok kalo kita merindukan seseorang, apalagi itu adik kamu sendiri."

"Iyah, makasih ya, aku udah mendingan."

Viny pun mendongak dan menatap mata gw, kemudian ia memejamkan matanya.

Ah gw paham betul isyarat ini. Gw pun mendekatkan wajah gw ke wajahnya, memonyongkan bibir gw sedikit, dan mulai mengecupnya. Awalnya kering, namun kami sama sama membasahi menggunakan liur masing masing. Kemudian gw mulai memain mainkan bibir manisnya itu.

Ia pun tiba tiba menjauhkan kepalanya dari gw.

"Yah abis ngerokok yak, bau nya bikin pusing." Ucap Viny sambil mengernyitkan alisnya

"Yah lagi enak juga."

Gw pun mengambil permen mint dari dashboard dan memakannya.

"Nyet..."

"Iya?"

"Tadi aku muntah loh."

"Hah? Serius?"

Ia mengangguk.

"Kayaknya aku masuk angin deh."

Gw buru buru memegang dahinya...

"Ahh engga panas kok, bukan masuk angin..."

"Tapi aku mual mual gitu daritadi."

"Bentar bentar... kamu hari ini udah ada tanda tanda mens belom?"

Ia menggeleng...

"Belom juga?"

"Belom nihh..."

"Yaudah besok kita ke periksa ke dokter yak..."

"Mau ngapain, aku cuma masuk angin kok, ngapain pake segala ke dokter."

"Itu bukan masuk angin sayang, itu tanda tanda kalo kamu..." Gw memotong perkataan gw sendiri.

"Tanda tanda apa."

"Tanda tanda kalo kamu hamil. Aku takut nih."

"Ah ngaco, engga ah."

"Makanya besok kita periksa, biar jelas semua, kamu udah engga mens dua bulan loh. Aku ketar ketir tau ngga sih."

Ia memeluk makin erat, ia menaruh kepalanya di dada gw.

"Tenang aja sayang, aku tau kondisi tubuh aku sendiri. Aku gapapa, percaya deh."

"Aku takut kalo kamu hamil."

"Biarlah jadi misteri Tuhan, aku yakin Tuhan akan ngasih yang terbaik."

"Bukannya kamu pernah bilang, kalo kamu takut hamil."

"Yah mau gimana lagi, udah kejadian juga, kita sama sama khilaf sampe sampe keluar di dalem, dan kita sama sama menikmatinya kan? Jadi yaaaa sisanya kita serahkan ke Tuhan."

"Hmmmm... Aku orangnya keras kepala, tapi entah kenapa, aku ngga pernah bisa ngelawan kamu, kamu memang lebih keras kepala dari aku sayang. Tapi ini bukan demi aku, ini masalah masa depan kamu sayang, kamu kan masih member JKT47, kalau fans kamu tau kalo kamu hamil, gimana perasaan mereka, pikirin juga orang tua kamu, temen temen kamu."

"Udah kamu tenang aja, aku enggak hamil, percaya sama aku."

Gw menghela nafas panjang.

"Kamu memang keras kepala sayang. Aku memang ngga akan bisa ngelawan kamu untuk masalah ini. Tapi yang jelas camkan ini, kamu tenang aja, kalaupun kamu beneran hamil, aku akan jadi Ayah dari anak kita dan merawatnya sampai besar, kamu ngga perlu takut bahwa aku akan ninggalin kamu, aku akan jagain kamu serta anak kita itu."

"Huhu sosweet, jadi makin sayangggg..."

Viny memeluk gw dengan girang setelah mendapatkan kata kata itu.


=====00000=====​


"Nyet."

"Apa?"

"Pengen eskrim."

"Pengen banget?"

"Pengen banget!!"

"Sekarang juga?"

"Iyalah!"

"Tumben... biasanya abis show kamu males gituan, soalnya capek."

"Yah tapi aku pengen banget sekarang..."

"Hmmm... yaudah ayok..."

Setelah itu gw membuka pintu mobil, dan hendak keluar berjalan menuju toilet, namun baru satu kaki gw menapak tanah, tiba tiba Viny buru buru menarik lengan gw.

"Eh mau kemana..."

"Toilet lah, mau kemana lagi." Ucap gw

"Nggausah ke toilet, disini aja."

"Seriusan?"

"Iya sayanggg."

"Katanya kamu trauma."

"Aku males ke toilet, disini aja. Lagian sepong doang kok. Aman."

"Terserah nyonya aja deh."

"Nah gitu dong hehehe."

Viny pun tersenyum

"Yaudah buruan dibuka sendiri." perintah gw.

"Heh manja banget."

"Loh yang pengen eskrim kan kamu."

"Eh iya juga sih."

Tangan Viny pun mulai menyibakkan kaos gw di bagian depan, nampak perut gw yang sedikit buncit, dan memiliki bulu halus berbaris seperti garis yang tersambung dari jembut sampai pusar.

Ia mengusap usap sejenak perut gw, memberikan sensasi hangat dan nyaman. Tak lama setelah itu ia menempelkan pipinya ke perut gw.

"Ini ceritanya aku jadi ibu hamil, trus kamu jadi bapaknya yah?" Ucap gw tak sabaran

"Perut kamu enak sayang, bobokable banggeettt..."

"Nggakk, bentuknya jelek banget."

"Tapi kamu kan tau, aku sukak tiduran di perut yang buncit daripada yang kotak kotak, hehe..."

Gw pun membelai rambut Viny, dan menyelipkannya di belakang telinganya.

"Kalo kata Papah aku, cowok yang perutnya buncit itu berarti tandanya dia bahagia. Emangnya kamu bahagia sama aku?" Sambung Viny

"Pake tanya lagi." Ucap gw sambil menjewer hidungnya.

"Hehe..."

Kemudian ia barulah membuka gesper gw dan menurunkan ritsleting dengan segera. Nampak jembut yang sedikit keluar dari celana dalam secara tak beraturan, yang kemudian ia gosok gosok menggunakan jarinya.

Setelah itu, ia menarik turun celana dalam itu, dan menarik keluar si Jago dengan segera. Ia menggenggamnya dengan mantap dan tanpa rasa jijik sedikitpun.

"Si Jago kayaknya masih ngantuk nih." Celotehnya

"Yah dibangunin dong."

Viny pun memberikan pijatan pada batang si Jago, kemudian ia mulai merebahkan tubuhnya mendekatkan wajahnya pada selangkangan gw. Pertamanya ia mengecup ujung titit gw dengan bibir manisnya itu.

Muah....

Kecupannya itu bagai mengalirkan kekuatan listrik, dari ujung titit kemudian tersalur ke seluruh tubuh. Benar benar membangkitkan jiwa.

Perlahan lahan, si Jago pun bangun dan mengeras dalam genggamannya. Gw ngga mau ikut campur dalam hal ini, maka gw menyembunyikan tangan gw di belakang jok.

Merasa posisinya kurang nyaman, Viny pun berpindah tempat, jongkok di bawah kemudi, tepat di depan selangkangan gw. Setelah menemukan posisi ternyamannya, ia mulai menaik turunkan genggamannya itu secara pelan, dengan gerakan sedikit memutar.

Titit gw makin lama makin keras, ujungnya pun mulai memerah, membuktikan bahwa aliran darah gw makin kencang.

Tangan kirinya kini ikut bermain, ia memainkan biji gw yang masih mengkerut itu dengan ujung kukunya. Lama lama biji yang berkerut itu pudar.

"Kenapa ya nyet, kalo biji peler itu ada dua."

"Yah mana aku tau, itu misteri Tuhan."

"Bukan begitu."

"Trus?"

"Kenapa biji peler itu cuma ada dua, ya kalo tiga namanya salak hahaha..."

"Bangsaaatt wkwkwkw."

Kami tertawa bersama sama, sampai sampai gaungnya memenuhi basement itu. Gw langsung menutup kaca jendela mobil. Dan menyalakan AC.

Kami tertawa cukup lama, ia pun mengeluarkan liur dari mulutnya secara tak sengaja, saking hebohnya ia tertawa.

Tawa pun berakhir, terjadi hening sejenak.

"Kamu mau ngebiarin titit aku berdiri doang sampe masuk angin?"

"Sabang dor."

Ia memijat lagi batang gw dengan perlahan, membuat gerakan naik turun dengan statis. Tangan kirinya masih aktif menggelitik kedua biji keriput itu.

Kepalanya didekatkan pada kepala titit gw, seakan akan mereka berdua akan berciuman. Gw dapat merasakan nafas Viny yang hangat menghembus pada ujung titit gw itu.

"Hai Jagoan, siap siap ya." Ucapnya seraya berbicara pada titit gw.

Dan...

Hleebb...

Ia melahap titit gw bulat bulat.

Ahhhh....

Terasa sensasi geli geli basah, titit gw pun berkedut naik turun.

Ia menyedot batang titit gw dengan nikmatnya, saking basahnya sampai sampai suara decak liurnya terdengar nyaring.

Gw pun menyalakan music yang tersambung pada speaker mobil, guna menyamarkan suara suara yang muncul akibat sepongan Viny.

Ia melahapnya tanpa rasa jijik, memasukkan seluruh batang gw ke dalam mulutnya.

Gw hanya bisa merem melek, benar benar sensasi yang luarbiasa.

Ia pun melepas kulumannya dari titit gw, menyebabkan adanya liur yang menjuntai antara titit gw dan bibirnya. Kemudan putus.

Ia tersenyum sejenak, kemudian memasukan titit gw lagi ke mulutnya. Kini treatmen nya beda, ia memaju mundurkan kepalanya, tangan kanannya mengurut batangnya, sementara tangan kirinya menggelitik bijinya.

Sial, uuuhhhh

Benar benar kombinasi nikmat. Dia jago sekali memuaskan birahi gw. Gw jadi makin betah dibuatnya.

Dia menggerakan kepalanya makin cepat, membuat gesekan antara kepala titit gw dan langit langit mulut Viny makin panas.

"Arrgghh... arghhh... ssshhh..."

Sambil menyepong, matanya menatap mata gw. Sungguh sensual sekali.

Ia menggerakan kepalanya makin cepat dan memasukan titit gw makin dalam, membuat gw kelojotan tak karuan merasakan kenikmatan.

Gw merasakan peju yg mulai mengalir, sebisa mungkin gw menahan peju itu. Karna semakin ditahan, akan semakin nikmat saat tersemburkan.

"Arrgghhh... Dikit lagiiii..."

Gw memegang kepala Viny, menahannya untuk melahap titit gw sepenuhnya....

Daaannn....

Crroooottt... cxrrooorrtt... crroott...

Haaaaaaahhhh....

Gw mencurahkan seluruh peju gw di dalam kerongkongan Viny.

Ahhhhhhh...

Gw masih menahan kepala Viny, sampai ledakan peju itu usai.

Setelah dirasa cukup, gw melepas kepalanya dan ia pun perlahan lahan membangkitkan kepalanya. Mulutnya penuh dengan peju, segar yang bercampur dengan liurnya, sebagian peju sudah tertelan lantaran gw tepat meluapkan di kerongkongannya.

Ia pun menelan peju itu dengan nikmatnya, bagaikan menelan sirup favoritenya.

Gw mengelus elus rambutnya bagaikan anak yang sudah melakukan tugasnya dengan baik.

Kemudian ia membersihkan sisa sisa peju yang masih menempel di ujung titit gw dengan lidahnya. Si Jago nampak puas malam ini.

"Makasih sayang."

Viny kembali ke tempat duduk, sementara gw memasukan si Jago kembali ke celana.

"Sekarang kita pulanggg..."

"Letss Gooo.. Yuhuuu..." Teriak Viny

Kemudian gw mengeraskan volume speaker musik dan menyalakan mesin kemudian langsung tancap gas menuju Tangsel.




=====00000=====


0AGAO86c_o.jpg

"Nyet."

"Hmm?"

"Kayaknya kita beberapa hari setelah event Handshake, bakal susah ketemu deh."

"Loh kenapa?" Tanya gw, sambil fokus menyetir

"Minggu minggu ini project kuliah aku padet banget, numpuk dan masing masing tugas rumit banget. Jadi aku pengen fokus dulu. Dan aku bakalan sering lembur di kampus. Aku udah ijin sama management bakal sering bolos kegiatan JKT48, kecuali Handshake. Makanya aku bakal jarang ke theater."

"Gini aja sayang, kalo kamu lembur di kampus, biar aku yang anter pulang. Ok?"

"Nggausah nyet, aku di jemput Papah, soalnya Papah kan jarang di rumah, nah mumpung Papah aku beberapa hari lagi pulang, katanya dia kangen sama putri kesayangannya, jadi Papah yang bakal antar jemput aku, biar ada 'Quality Time' gitu. Yah aku nurut aja, aku juga kangen Papah soalnya."

"Uzzzz romantis banget, jadi iri."

"Apasihhh..."

"Yahh, aku harus nahan kangen berhari hari dong."

"Beberapa hari doang, yaampun, kayak ditinggal setahun aja."

"Kan aku ngga bisa jauh jauh sama kamu." Ucap gw sambil mengusap rambutnya.

"Aku juga ngga bisa jauh jauh sayang, tapi yah mau gimana lagi, kalo kita sering ketemu, yang ada malah keasikan, trus ngga jadi ngerjain project deh."

"Hmmm..."

"Lagian jarak kayak gini juga bagus. Kita akan belajar, betapa berharganya sebuah pertemuan. Jadi tahan rindu kamu ya untuk beberapa hari. Niscaya pertemuan setelah menahan rindu itu sangat membahagiakan."

"Siap Nyai Ratu, hamba nurut aja."

"Hehe."

"Btw kamu bikin project apa sih di kampus." Tanya gw sambil fokus melihat jalanan di depan

"Bikin portofolio sama maket, tapi karna masih semester awal, maketnya berbentuk 2 dimensi."

"Maket tentang rumah?"

"Iya jadi satu orang dikasih satu client, nah kita harus nurutin seperti apa tata ruang yang dikehendaki oleh client tersebut. Selain menuruti kemauan client, kita juga harus pandai membaca karakter si client. Jadi kita bisa bikin kejutan yang nantinya akan disukai oleh si client."

"Wah rumit juga ya, harus bisa baca pikiran client."

"Kebetulan ada matkul tentang psikologis tata ruang kok di semester ini, tapi ya gitu, prakteknya tetep aja susah."

"Kamu bikinnya pake media apa?"

"Sebenarnya dikasih pilihan antara digital atau lukis, kebanyakan milih digital, tapi aku milih lukis. Biar ilmu aku di DKV dulu kepake, aku ngga terlalu jago digital art soalnya. Menurut aku, melukis itu bebas, ngga terbatas layar beberapa inchi itu."

"Loh DKV bukannya belajar digital juga?"

"Iya, tapi konsentrasi aku ke lukis dan grafis."

"Hmmm kalo kamu butuh bantuan, bilang aja. Gini gini aku juga jago ngelukis loh. Waktu kuliah dulu aku sering bikin mural art di tembok tembok kampus, sampe pernah di suspend Dekan. Hahahaha..."

"Loh kamu kan anak sastra, mana bisa ngelukis."

"Yeh, aku dulu emang anak sastra, tapi seringnya nongkrong sama anak anak seni rupa. Mereka lebih rebel dan terbuka. Ngikutin kegiatan mereka, jadi terbiasa sama lukis melukis."

"Wah asik, kamu semua aja yang ngerjain tugas aku."

"Yah gapapa, tapi nanti yang dapet gelar sarjana aku, hahahaha..."

"Ye si monyeet hahaha.."

Kami berdua pun tertawa bersama.


=====00000=====

Waktu itu jam setengah dua pagi, sampailah kami di depan rumah Viny.

"Masuk dulu yuk."

"Ngga enak ah, udah tengah malem. Buruan kamu masuk rumah, biar aku pantau dari sini."

"Hmm yaudah, kamu jangan nakal ya sayang, sampai ketemu besok."

"Mana mungkin aku nakal cumik, kesayangan aku cuma kamu, sini peluk dulu."

Kami pun berpelukan dengan erat.


=====00000=====


UVgYOF1Y_o.jpg

Keesokan harinya, sepulang shift sore, gw hendak menjemput Viny. Malam itu sekitar jam 12 malam, mereka baru saja selesai latihan sekaligus rehearseal guna mempersiapkan event Handshake Festival esok hari.

Gw segera menuju alamat yang sempat di share oleh Viny, tempat itu adalah rumah makan cepat saji yang buka 24 jam. Viny bersama kedua temannya sedang makan sekaligus nongkrong disana.

Sesampainya disana, gw celingukan mencari meja Viny. Namun yang gw temukan disana hanyalah Yona dan beberapa tas. Gw pun segera menghampirinya.

z0k6gEQ3_o.jpg

"Hai Yon..."

"Hallo Rio..."

"Loh yang lain mana..."

"Lagi keluar bentar, beli batagor di trotoar."

"Oh gitu..."

Terjadi hening sesaat, gw bingung harus ngobrolin apa. Akhirnya gw angkat bicara.

"Yon, lu punya pacar nggak."

"Lah? Ngapa tanya begitu."

"Ngapapa, gw penasaran aja."

"Jangan jangan lu mau macarin gw?"

"Faakk, geer banget."

"Pertanyaan lu itu ngga etis di tanyain ke cewek, apalagi gw tau lu udah pacaran sama temen gw sendiri."

"Yammpun, gw basa basi doang, nggak ada maksud apa apa."

"Sekarang gantian gw yang tanya."

"Apatuh."

"Lu udah pernah ngentotin Viny?"

"Bhaakk... Ngapa lu tanya begitu."

"Tuh kan."

"Pertanyaan lu privasi banget."

"Jawab aja kali."

"Ennnggg, gw ngga mau jawab."

"Ah cemen, masa berbulan bulan pacaran belom pernah ngewek."

"Yeeehh ngeremehin bangett..."

"Hahaha berarti udah pernah kan, hayoo...."

"Eeeehhh... Sialan lu."

"Hahaha nggausah malu malu kali, udah sama sama gede ini."

"Yang gede lu doang Yon, Viny mah kecil."

"Ngeselin ya bawa bawa tetek." Yona pun melempar sendok plastik ke arah gw.

"Eh gw ngga bilang tetek yak."

"Huft..."

"Kalo lu sendiri... Udah pernah ngewe?" Gw balik bertanya

"Apasih anjir, ngobrol sama lu ngga ada benernya emang."

"Loh lu sendiri kan yang bilang, 'nggausah malu malu, udah sama sama gede ini'."

"Huft..."

"Ditanya tuh ngejawab, lu udah pernah ngewe?"

"Apasiiihhhhh..."

"Gw makin penasaran nih."

"Gw blom pernah ngewe!! Gw masih perawan."

"Bhakkkkwkkakak.... tampang lu tante tante keriput gitu ngaku ngaku perawan.. hahaa..."

"Tuh kan ngeseliiinnn..." Ia pun melempar gelas plastik yang masih basah itu ke arah gw.

"Eh santai dong..."

"Habisnya...."

"Serius lu belom pernah ngewe?"

"Auk ahhh.." Wajah Yona mulai kesal.

"Kalo misal lu belom pernah ngewe...." Gw sengaja memotong perkataan gw.

"Apaa..." Tanya Yona penasaran

"Kalo misal lu belom pernah ngewe, kuy lah ngewe sama gw..."

Yona pun terkejut, matanya terbuka lebar, wajahnya memerah, dan ia bingung harus berkata apa, sepertinya ia malu malu.

"Kok diem aja, mau nggak?"

"Gw bilangin Viny yah."

"Yeeh cepu."

"Bodo..."

Terjadi hening sejenak, Yona nampak berfikir serius.

"Gimana?"

"Lu serius ngajakin ngewe?"

"Menurut lu?"

Yona nampak terdiam, sepertinya ada pertimbangan di hatinya.... Apakah jangan jangan ia benar benar tertarik dengan ajakan gw ini?

"Eh bentar bentar, lu nganggep ajakan gw tadi serius ya? Gw bercanda kali..."

Sorot matanya pun berubah, terselip kekecewaan...

"****** ah..."

"Hahahaha..."

Disaat sedang hebohnya gw tertawa, Viny dan satu temannya pun menghampiri meja dimana gw dan Yona duduk.

"Ciehh asik banget kayaknya ngobrolnya, ngomongin apasih." Tanya Viny penasaran.

"Tanya tuh ke pacar kesayangan lu. Huft." Ucap Yona sewot.

Nampak kekecewaan di wajah Yona. Sepertinya ia baper oleh ajakan gw barusan. Dan merasa kecewa karna tenyata gw hanya bercanda. Apa jangan jangan ia beneran ngarep bisa ngewe sama gw? Halah Yon Yon...

Mata gw pun seketika terfokus kepada teman Viny yang baru saja hadir bersamanya ini, baru pertama kali gw lihat dia.

Pn84quSe_o.jpg

Sial

Cakep banget

Viny aja kalah cakep sama cewek ini...

Matanya begitu indah, rambutnya lurus dan wangi. Bibirnya tipis, senyumnya manis, walaupun tidak semanis Viny.

Gw menelan ludah...

Tiba tiba Viny menutupi wajah temannya itu menggunakan telapak tangannya..

"Heeeehh... Jangan nakal yaaaa..." Viny menatap gw dengan tatapan seperti ibu ibu yang marah kepada anaknya.

"Eh enggak sayang, aku cuma ngeliatin biasa kok, karna belom kenal aja."

"Kenalan dong." Ucap Yona masih sewot.

"Shani."

"Rio."

Kami pun berjabat tangan, sial tangannya halus banget, pasti tangan gw jadi wangi setelah berjabat dengannya.

"Udah udah jangan lama lama." Viny memisah tangan gw dan Shani yang masih berjabat itu.

"Kalo mau salaman yang lama sama Shani, besok pas Event Handshake." Kata Yona sinis ke gw.

"Yee pesek diem aja."

Gw, Viny dan Shani pun tertawa, mentertawakan mimik Yona yang sedang kesal itu.

alYOFOWt_o.jpg


1ZS8hVQT_o.jpg


UaKdz61C_o.jpg


H0hw6L9e_o.jpg


mjmAKu1u_o.jpg


=====00000=====


uWCcvo2V_o.jpg

Gw duduk di samping kanan Yona, sementara di seberang meja gw ada Viny, dan di samping kanan Viny ada Shani. Gw hanya bisa menyimak obrolan mereka bertiga, namun tidak paham sama sekali apa yang mereka bahas.

Pembicaraan seputar kebutuhan perempuan, semacam make up dan fashion, dan gw benar benar awam masalah ginian.

Terkadang mereka menggosipkan member JKT48 lain yang sekiranya norak dalam berdandan dan berfashion.

Taik lah gw jadi obat nyamuk doang disini.

Terlihat keakraban antara Viny dan Shani. Shani sering sekali gelendotan bermanja manja pada Viny, memegang tangan Viny, menaruh kepalanya di bahu Viny. Sampai sampai ketika si Shani ini kesal, ia mencubit perut Viny. Sampai sampai Viny merasa kesakitan, setelah itu Shani meminta maaf dan memeluk Viny.

Hei

Ini salah

Shani memperlakukan Viny layaknya pasangannya, dia bermanja manja dan menggrepe grepe tubuh Viny, bahkan sampai mencubitnya.

Untuk sebagian orang, mungkin menilai hal ini normal normal saja, karna mereka ini sesama perempuan.

Tapi menurut gw, disitulah letak kesalahannya. Kalo hal itu terjadi antara cowok dan cewek, itu baru normal.

Namun kenyataanya, mereka berdua sama sama perempuan. Apakah Shani ini...

Ehem...

Lesbian?

Ah sial, pikiran gw malah kemana kemana. Gw ngga boleh suudzon gitu. Mungkin ini karna efek cemburu aja kali yah.

Bangsat, bisa bisanya gw cemburu ke temen ceweknya Viny ini. Mungkin kedekatan mereka ini memang murni. Tapi kenapa Viny tidak pernah menceritakan tentang Shani?

Gw takut aja kalo Viny ini nantinya jadi objek pemuas seks temannya ini, pada akhirnya Viny ikut melenceng dan mengidap kelainan seks.

Hmmmmm...

Gw pun menghela nafas panjang, mencoba menghilangkan fikiran fikiran negatif sambil menyedot Soda Float gw dengan malas.

Tiba tiba...

Shani menatap mata gw dengan tajam, tatapan yang penuh akan makna.

VqNRGmNX_o.jpg

"Uhuk... uhukkk..."

Sial, gw tersedak minuman bersoda ini.

"Kenapa nyet?" Tanya Viny

"Ergghh gapapa."

Viny dan Yona pun kembali berbincang, sementara Shani masih menatap mata gw dengan tajam. Gw bingung maksud dari tatapannya itu apa.

Please Shani, jangan tatap gw seperti itu, hati gw meleleh anjir.

Hal tak terduga pun kembali terjadi, tiba tiba Shani tersenyum ke arah gw dengan tatapan menawan nya.

eTMQtnpv_o.jpg

BANGSAATTTT

GW GESREK ANJIINGGG...

ARGGGGHHHHH...

Hmmmmm....

Gw menghela nafas dalam dalam...

Kalemmmm..

Kalemmm...

Gw mencoba tetep kalem agar Viny tidak curiga.

Tanpa sadar gw meremas gelas plastik yang sedang gw pegang ini, sampai sampai isinya meluber tumpah. Tangan gw pun basah.

Sial

Bisa bisanya gw terjebak gini.

Tubuh gw pun panas dingin, keringat mulai bercucuran. Disenyumin kaya gitu aja bikin gw salting...

Gw melirik ke arah Shani lagi...

Tiba tiba ia memonyongkan bibirnya seolah olah mengajak gw berciuman.

ujQSFHrn_o.jpg

Deeegggg...

BANGSAATT

JANTUNG GW RASANYA KAYAK MAU COPOOTT...

Hmmmm...

Kalemmm...

Kalemmm...

Maksud Shani ini apasih, kenapa dia dengan sengaja menggoda gw seperti ini. Apakah dia naksir gw? Apakah sebenarnya yang ada di fikirannya.

Gw mengusap keringat di kening gw, suasana jadi panas banget.

"Gw ke toilet dulu yah..." Kata Shani

Kemudian ia berlalu menuju toilet di belakang.

Apa ini maksudnya?

Dia baru saja menggoda gw habis habisan, kemudian setelah itu ia pergi ke toilet, apakah ini pesan terselubung untuk mengajak gw ketemuan di toilet?

Ahh jangan ngaco...

Mana mungkin..

Setelah beberapa menit, gw pun malah merasakan hasrat ingin pipis juga, kemudian gw berdiri dari kursi.

"Gw ke toilet dulu yah."

"Mau ngapainnn, mau nyusulin Shani kan?!!" Ucap Viny lantang

"Engga lah, kalo kamu ngga percaya, kamu ikut aja ke toilet."

"Nggak ah males, yaudah kamu jangan nakal yah."

"Iya bawelll"

Kemudian gw berjalan ke toilet. Ada dua pintu disana, untuk toilet pria dan toilet wanita.

Gw hendak masuk ke toilet wanita dan menemui Shani...

Namun..

Ah ngga jadi ah, gw mengurungkan niat gw itu.

Gw memilih membuka kenop toilet pria dan masuk ke dalamnya.

Gw berjalan masuk ke ruang yang toiletnya khusus untuk pipis berdiri.

Baru beberapa langkah gw masuk, gw pun seketika terkejut.

Mata gw terbelalak.

Di dalam situ ada sosok yang tak asing sedang menghadap ke kloset pipis berdiri.

Z6kZX9ND_o.jpg

"Eh? Shani? Kok lu di toilet cowok sih?"

Terdengar kucuran air, dia lagi pipis? Masa pipis nya berdiri sih?

DEGGGGGGG....

BANGSAATT

Gw baru ngeh, mana ada cewek yang pipis nya berdiri, jangan jangan....

Dia...

Cewek jadi jadian ????!!!

AOHqI12l_o.jpg


To be continue...
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
WKAKWKAKWKAKWKWWKAKWKWKAKWK

Btw kok eug malah delusiin punya adek macam Devi
 
Anjay si shani pipisnya berdiri,:groa:
.
.
Btw emang iya ya viny lebih suka cowok yg perutnya buncit?:capek:
 
Wah ternyata Penjahat Kelamin kita masih punya hati

Mantap Rio... Devi masih kecil jgn lu embat juga

BTW, disini Shani berbatang?! Wadooo
 
Si ****** anjir. Scene shani bikin rusak alias kocak. Gua ngakak. Hahahaha

Penambahan karakter Tacil, Devi sama Yona bakalan ada kelanjutan apa sampingan biar cerita semarak nih ? Apapun itu mau ada episode sendiri ttg mereka atay tidak gw menilai tetep seru sih karakter masing - masing fungsinya di cerita ini. Jadi rame aja.

Aselik gua tetep ngakak di paragraf terakhir. Udah mana foto nya pas banget lagi. Top lah elu. Haha
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd