Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ukhteaa Juga Punya Nafsu (No Sara)

Status
Please reply by conversation.

iramaddin

Suka Semprot
Daftar
10 Mar 2020
Post
11
Like diterima
162
Bimabet
Jam menunjukan pukul 15.00 wib, bingung antara mau pulang atau tetap nongkrong di parkiran kampus dengan pak joni. Kondisi cuaca yang mendung gelap semakin membuatku malas pulang. Ya, aktivitasku ketika perkuliahan kosong, selalu nongkrong dengan pak joni penjaga parkiran kampusku. Sebenernya aku nongkrong karena aku suka melihat cewek-cewek cakep datang atau pulang kampus sih, hehe.

Bulan desember memang menjadi bulan favoritku saat kuliah, bukan karena mau libur panjang atau karena hujan -sebenernya aku hujan addict sih sejak kecil-. Aku suka bulan desember karena disitu banyak dada mahasiswi yang terlihat seksi karena guyuran hujan. Ya, salah satu alasanku nongkrong di parkiran kampus bahkan saat hujan, karena disana banyak lekuk payudara yang jelas terlihat (tembus pandang) karena hujan. Terlebih pakaian yang dikenakan para jilboobers berdada besar, bikin sange cuk.

"Ngga pulang, ji?", tanya pak joni penjaga parkir kampusku.
"Ngga pak, aku lupa ga bawa mantel." Kataku.
"Daripada kehujanan di jalan, mending disini ngeliatin cewek cakep, ya ngga pak?, hehe,.", candaku.
"Modusmu ji, mana pacarmu ji?, kok aku ga pernah lihat kamu jalan sama cewek?", sindir pak joni.
"Ga ada pacar pak, aku ngga pacaran. Hehehe,."
"Dosa pak, hahaha,." Imbuhku sambil tertawa lepas.

Memang setelah putus 6 bulan lalu aku masih males pacaran, terlebih aku ga pernah pacaran di kampus. Bukan karena ga laku atau apa, aku sering diceramahin sama fahmi temen kosku mahasiswa alim yang menjabat sebagai ketua ormawa (organisasi mahasiswa) islam di kampusku.

Aku sempat mengalami gejolak batin gara gara si fahmi ini. Dia bilang kalo pacaran itu ga ada manfaatnya, pacaran itu aktivitas yang berujung pada dosa. Setelah aku ingat-ingat, ya memang benar sih yang dia kata, kalo pacaran memang berujung pada dosa. Selama pacaran 3 tahun aktivitasku selalu berujung pada ciuman, grepe payudara/puting, nyusu, jilmek, blowjob bahkan kalo lagi ldr-an sering PAP payudara, memek, sama kontol. Tapi aktivitas pacaranku tak lebih dari itu sih, aku ga pernah berhubungan badan jadi aku masih perjaka di usiaku yang 22 tahun ini hehe.

Si Fahmi memang benar tapi si fahmi ga akan pernah faham rasanya sakau jilatin payudara bulet 34c, aroma memek, dan gimana enaknya disluuurp cewek tepat di lobang kepala kontol, nagih banget cuk. Bagiku hal tersebut termasuk narkotika heuheu,. Enam bulan ini aku berjuang melawan kesakauanku nyusu dan blowjob. (Anjin* butuh effort cuk). Aku selalu ikut fahmi pengajian demi meredam hormon testosteron (hormon sex) yang melimpah dan pasukan Aji Jr. Yang meronta-ronta pingin berperang.

^^ masih diparkiran dengan pak joni.

Hujan pun turun dengan lebatnya tepat pukul 16.00. Memang suara hujan dan aroma hujan selalu menenangkan bagiku. Seluruh masalahku seakan terlarut oleh air hujan. Ditambah hujan sore ini tanpa guntur, petir, atau angin. Suasananya membuat damai dan menenagkan. Lamunanku tentang kedaiaman ini tiba-tiba teralihkan oleh sesosok wanita yang lari kehujanan dari arah masjid kampusku.
Wanita berpakaian tertutup dan berjilbab lebar itu berlari ke arahku dan pak joni.
"Maaf mas ikut berteduh yaa." Katanya tanpa menatapku dan sambil mencari smartphonnya di dalam tas, mungkin takut basah karena air.
"Iya kak silahkan." Ucapku yang langsung memandang ke arah payudaranya. Memang aku benci pikiranku, sudah tertutup rapat pakaiannya masih berfantasi liar, bangs*t!.
Memang tertutup rapat cuk tapi bisa dibayangkan, selebar apapun jilbabnya kalo payudaranya gede terus pakainnya basah kena hujan tetap aja lekuk payudaranya nampak cuuuuk.
Anjiii*g gede banget payudaranya cuk, ya memang ga nyembul sih putingnya, tapi gede cuuuuk. Mungkin 34D.

"Kok ngga tunggu hujan reda aja kak? Basa-basiku dan pandanganku terus terarah pada payudaranya.
"Saya mau ada acara jam 5 nanti." Jawabnya singkat sambil terus mencari Hp di dalam ranselnya. Kulihat didalam tasnya banyak buku buku bertemakan islam. Pikirku ni cewek bener bener muslimah dg iman kuat, si fahmi biasanya nyebutnya ukhti.
"Nyari apa mbak? Tanya pak joni penasaran. Sementara aku masih fokus sama payudaranya si ukhti. Gede cuk.
"Aku nyari hp ku pak, sepertinya tertinggal di masjid kampus." Ucapnya yang mulai panik.
"Tunggu di sini kak". Aku langsung berlari di tengah hujan tanpa pikir panjang karena ini investasi cuk. Aku pingin nanam budi di si ukhti ini. Oiya sebelumnya aku kuliah psikologi jadi aku tau bener gimana caranya biar aku bisa komunikasi lebih dalam dengan si ukhti ini. Iya dg nanam jasa cuk. Prinsipnya nanam sekali ambil berkali-kali.

...

"Assalamualaikum, mohon maaf pak, apa ada hp yang tertinggal di masjid ini barusan?" Aku menanyakannya langsung pada bagian takmir masjid.
"Iya pak ada barusan diinfokan, sebentar saya ambilkan", bapak takmir masuk ke kesekretariatan.
"Ini pak hpnya, ini boleh dibawa asalkan tau passwordnya." terang bapak takmir sambil memegang hpnya.
F*k! Aku ga tahu passwordnya lagi. Langsung saja ku telpon pak joni.
"Halo pak, aku perlu bicara sama mbak tadi?" Aku meminta pak joni memberikan hpnya ke ukhti.
"Iya mas Aji, sebentar!" Pak aji langsung memberikan hpnya ke ukhti tadi.
"Iya mas, ada apa?" Si ukhti ngga tahu klo aku langsung ke masjid mencari hpnya.
"Ini di masjid ada hp tertinggal, tp ada passwordnya, pak takmirnya bilang harus buka kunci hpnya biar bisa dibawa." Tegasku ke ukhti.
"Hpnya apa?" Tanya dia.
"S*ms*ng *71." Jawabku singkat.
"Iya benar mas, itu hpku." Jawab dia.
"Passwordnya kak?" Aku bertanya lagi, karena hpnya harus dibuka dulu baru boleh dibawa.
"Aku kesana mas?" Tak ingin merepotkanku sepertinya.
"Ngga perlu, hujan masih deras." Aku berusaha meyakinkan si ukhti.
"170797." Jawabnya.
"Oke, aku coba dulu." Sambil ku tutup telepon dan aku coba buka passwordnya.
Daaaaaan bisa bisa ternyata.
"Bisa pak." sambil aku tunjukan ke pak takmir kalau hp sudah terbuka kuncinya.
"Baik, silahkan dibawa hpnya." Bapak takmir mempersilahkanku membawa hp tersebut.
Aku langsung memasukan hp itu ke jaket dalam. Dan segera menuju parkiran kampus. Hujan masih deras dan akupun basah kuyub.
"Ini kak hpnya." Kuberikan hp itu ke ukhti.
Anj***ng cantik banget si ukhti ini. Pertama kali lihat wajah si ukhti ini.
"Makasih mas, nama mas siapa?" Jawab si ukhti sambil mengambil hpnya.
"Aji kak, kalo kakak namanya siapa? Aku tanya balik.
"Rima, mas." Jawabnya dingin. Aku ga tahu dia emang dingin atau kedinginan beneran. Tapi masa bodoh aku ga mau tahu. Yang aku tahu dia cantik dan berpayudara besar.
"Yaudah mas aku balik dulu, terimakasih banyak lo mas." Dia memakai mantel lalu pergi entah kemana.
Karena udah basah aku mau sekalian balik ke kos.
"Pak jon, aku balik dulu, ...eh pak cewek tadi baru pertama parkir disini ya?, kok aku ga pernah kelihatan?" Tanyaku sambil duduk diatas motor.
"Iya ji, aku juga baru lihat hari ini aja." Jawab pak joni.
"Begitu ya pak, yaudah aku balik dulu pak."
Aku nyalakan dan aku pun balik ke kosan..
Bersambung.....
 
Bimabet
Jam menunjukan pukul 15.00 wib, bingung antara mau pulang atau tetap nongkrong di parkiran kampus dengan pak joni. Kondisi cuaca yang mendung gelap semakin membuatku malas pulang. Ya, aktivitasku ketika perkuliahan kosong, selalu nongkrong dengan pak joni penjaga parkiran kampusku. Sebenernya aku nongkrong karena aku suka melihat cewek-cewek cakep datang atau pulang kampus sih, hehe.

Bulan desember memang menjadi bulan favoritku saat kuliah, bukan karena mau libur panjang atau karena hujan -sebenernya aku hujan addict sih sejak kecil-. Aku suka bulan desember karena disitu banyak dada mahasiswi yang terlihat seksi karena guyuran hujan. Ya, salah satu alasanku nongkrong di parkiran kampus bahkan saat hujan, karena disana banyak lekuk payudara yang jelas terlihat (tembus pandang) karena hujan. Terlebih pakaian yang dikenakan para jilboobers berdada besar, bikin sange cuk.

"Ngga pulang, ji?", tanya pak joni penjaga parkir kampusku.
"Ngga pak, aku lupa ga bawa mantel." Kataku.
"Daripada kehujanan di jalan, mending disini ngeliatin cewek cakep, ya ngga pak?, hehe,.", candaku.
"Modusmu ji, mana pacarmu ji?, kok aku ga pernah lihat kamu jalan sama cewek?", sindir pak joni.
"Ga ada pacar pak, aku ngga pacaran. Hehehe,."
"Dosa pak, hahaha,." Imbuhku sambil tertawa lepas.

Memang setelah putus 6 bulan lalu aku masih males pacaran, terlebih aku ga pernah pacaran di kampus. Bukan karena ga laku atau apa, aku sering diceramahin sama fahmi temen kosku mahasiswa alim yang menjabat sebagai ketua ormawa (organisasi mahasiswa) islam di kampusku.

Aku sempat mengalami gejolak batin gara gara si fahmi ini. Dia bilang kalo pacaran itu ga ada manfaatnya, pacaran itu aktivitas yang berujung pada dosa. Setelah aku ingat-ingat, ya memang benar sih yang dia kata, kalo pacaran memang berujung pada dosa. Selama pacaran 3 tahun aktivitasku selalu berujung pada ciuman, grepe payudara/puting, nyusu, jilmek, blowjob bahkan kalo lagi ldr-an sering PAP payudara, memek, sama kontol. Tapi aktivitas pacaranku tak lebih dari itu sih, aku ga pernah berhubungan badan jadi aku masih perjaka di usiaku yang 22 tahun ini hehe.

Si Fahmi memang benar tapi si fahmi ga akan pernah faham rasanya sakau jilatin payudara bulet 34c, aroma memek, dan gimana enaknya disluuurp cewek tepat di lobang kepala kontol, nagih banget cuk. Bagiku hal tersebut termasuk narkotika heuheu,. Enam bulan ini aku berjuang melawan kesakauanku nyusu dan blowjob. (Anjin* butuh effort cuk). Aku selalu ikut fahmi pengajian demi meredam hormon testosteron (hormon sex) yang melimpah dan pasukan Aji Jr. Yang meronta-ronta pingin berperang.

^^ masih diparkiran dengan pak joni.

Hujan pun turun dengan lebatnya tepat pukul 16.00. Memang suara hujan dan aroma hujan selalu menenangkan bagiku. Seluruh masalahku seakan terlarut oleh air hujan. Ditambah hujan sore ini tanpa guntur, petir, atau angin. Suasananya membuat damai dan menenagkan. Lamunanku tentang kedaiaman ini tiba-tiba teralihkan oleh sesosok wanita yang lari kehujanan dari arah masjid kampusku.
Wanita berpakaian tertutup dan berjilbab lebar itu berlari ke arahku dan pak joni.
"Maaf mas ikut berteduh yaa." Katanya tanpa menatapku dan sambil mencari smartphonnya di dalam tas, mungkin takut basah karena air.
"Iya kak silahkan." Ucapku yang langsung memandang ke arah payudaranya. Memang aku benci pikiranku, sudah tertutup rapat pakaiannya masih berfantasi liar, bangs*t!.
Memang tertutup rapat cuk tapi bisa dibayangkan, selebar apapun jilbabnya kalo payudaranya gede terus pakainnya basah kena hujan tetap aja lekuk payudaranya nampak cuuuuk.
Anjiii*g gede banget payudaranya cuk, ya memang ga nyembul sih putingnya, tapi gede cuuuuk. Mungkin 34D.

"Kok ngga tunggu hujan reda aja kak? Basa-basiku dan pandanganku terus terarah pada payudaranya.
"Saya mau ada acara jam 5 nanti." Jawabnya singkat sambil terus mencari Hp di dalam ranselnya. Kulihat didalam tasnya banyak buku buku bertemakan islam. Pikirku ni cewek bener bener muslimah dg iman kuat, si fahmi biasanya nyebutnya ukhti.
"Nyari apa mbak? Tanya pak joni penasaran. Sementara aku masih fokus sama payudaranya si ukhti. Gede cuk.
"Aku nyari hp ku pak, sepertinya tertinggal di masjid kampus." Ucapnya yang mulai panik.
"Tunggu di sini kak". Aku langsung berlari di tengah hujan tanpa pikir panjang karena ini investasi cuk. Aku pingin nanam budi di si ukhti ini. Oiya sebelumnya aku kuliah psikologi jadi aku tau bener gimana caranya biar aku bisa komunikasi lebih dalam dengan si ukhti ini. Iya dg nanam jasa cuk. Prinsipnya nanam sekali ambil berkali-kali.

...

"Assalamualaikum, mohon maaf pak, apa ada hp yang tertinggal di masjid ini barusan?" Aku menanyakannya langsung pada bagian takmir masjid.
"Iya pak ada barusan diinfokan, sebentar saya ambilkan", bapak takmir masuk ke kesekretariatan.
"Ini pak hpnya, ini boleh dibawa asalkan tau passwordnya." terang bapak takmir sambil memegang hpnya.
F*k! Aku ga tahu passwordnya lagi. Langsung saja ku telpon pak joni.
"Halo pak, aku perlu bicara sama mbak tadi?" Aku meminta pak joni memberikan hpnya ke ukhti.
"Iya mas Aji, sebentar!" Pak aji langsung memberikan hpnya ke ukhti tadi.
"Iya mas, ada apa?" Si ukhti ngga tahu klo aku langsung ke masjid mencari hpnya.
"Ini di masjid ada hp tertinggal, tp ada passwordnya, pak takmirnya bilang harus buka kunci hpnya biar bisa dibawa." Tegasku ke ukhti.
"Hpnya apa?" Tanya dia.
"S*ms*ng *71." Jawabku singkat.
"Iya benar mas, itu hpku." Jawab dia.
"Passwordnya kak?" Aku bertanya lagi, karena hpnya harus dibuka dulu baru boleh dibawa.
"Aku kesana mas?" Tak ingin merepotkanku sepertinya.
"Ngga perlu, hujan masih deras." Aku berusaha meyakinkan si ukhti.
"170797." Jawabnya.
"Oke, aku coba dulu." Sambil ku tutup telepon dan aku coba buka passwordnya.
Daaaaaan bisa bisa ternyata.
"Bisa pak." sambil aku tunjukan ke pak takmir kalau hp sudah terbuka kuncinya.
"Baik, silahkan dibawa hpnya." Bapak takmir mempersilahkanku membawa hp tersebut.
Aku langsung memasukan hp itu ke jaket dalam. Dan segera menuju parkiran kampus. Hujan masih deras dan akupun basah kuyub.
"Ini kak hpnya." Kuberikan hp itu ke ukhti.
Anj***ng cantik banget si ukhti ini. Pertama kali lihat wajah si ukhti ini.
"Makasih mas, nama mas siapa?" Jawab si ukhti sambil mengambil hpnya.
"Aji kak, kalo kakak namanya siapa? Aku tanya balik.
"Rima, mas." Jawabnya dingin. Aku ga tahu dia emang dingin atau kedinginan beneran. Tapi masa bodoh aku ga mau tahu. Yang aku tahu dia cantik dan berpayudara besar.
"Yaudah mas aku balik dulu, terimakasih banyak lo mas." Dia memakai mantel lalu pergi entah kemana.
Karena udah basah aku mau sekalian balik ke kos.
"Pak jon, aku balik dulu, ...eh pak cewek tadi baru pertama parkir disini ya?, kok aku ga pernah kelihatan?" Tanyaku sambil duduk diatas motor.
"Iya ji, aku juga baru lihat hari ini aja." Jawab pak joni.
"Begitu ya pak, yaudah aku balik dulu pak."
Aku nyalakan dan aku pun balik ke kosan..
Bersambung.....
Lanjcrotkan...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd