Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Underestimated

Jika Suhu seorang Arga, suhu bakalan milih siapa?

  • Tari Sandra Aryagina

  • Yona Lusiana

  • Fannisa Khairani Pertiwi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
saran hu, kalau bisa jgn poligami...lebih seru tetap sepasang aja jd bisa banyak main perasaan sama intriknya...pinginnya sih tari sama madi, trus yona sama arga hu....dan icha sama kakaknya tari....biar christ jadi bad guy nya aja....

hahahaha.. saran suhu ditampung, tapi ane gak jamin ya hu, kalau saran suhu direalisasikan...

Hehehe sepertinya ga deh hu, karena sepertinya Suhu suka monogami. Dan lagi ga ada pilihan poligami, aku juga udah pilih Tari. Karena bagaimanapun aku ga suka ngambil/ganggu miliknya orang lain apalagi udah tunangan.. Hihihiii

hahaha.. iya hu.. monogami is real. hahahaha.. apa ada pengalaman sama milik orang lain hu?? eh

Maaf ya gan mungkin TS yg berhak jawab pertanyaan agan, ane ga nyebut pro lho cuman bilang pengalaman artinya udah pernah dong.
Ane ambil kesimpulan dari perkataan Christ ke Yona didepan Arga, yg Christ bilang apa ga puas dg dia. Trus Yona juga bilang ke Arga ttg masa lalunya yg suram. Kalo udah pernah SS 1x sih biasanya suka nambah lho apalagi tunangan gitu tp ga tau deh hanya TS yg tau

hahahahaha... makasih atas pembelaan suhu yang luar biasa.. ane tau kok, suhu suhu yang lain minta SS nya, jadi emang melakukan berbagai cara untuk permintaannya. ane udah pikir kok, gimana membalas konak suhu suhu semua dengan adegan adegan di kisah ini. jadi harap tunggu saja ya suhu suhu semua..

Bellaaaaaaaa :huh: eh




Up dolooooo hu :D

Salah Room Om.... Bella gak disiniiii... heheheh

Gws suhuu.....

wuihhhh.. thanks huuu.. ane jadi terharu.. ane udah sembuh kok, udah keluar dari sana, dan gak bakalan mau balik lagi.. amiiinn.. hehehe

:papi:
Baru sempat mampir lagi nih :baca: lanjutan cerita dari suhu. Nah, udah cipokan tuh Arga ma Yona berarti 50% exe nih si arga :konak:...emang gatel nih si Yona, tp bermanfaat jg bagi Tari nantinya. Arga pasti dapat banyak pengalaman dari Yona, gmana puasin Tari nantinya :pandajahat:
Si Icha dibikin gatel jg hu, tp dia ga exe cuma sering masturbasi bayangin Arga menjamah lubang kenikmatannya :pandaketawa:

No exe for Tari :galak:, keep her for happy ending.

Terakhir, makasih updatenya suhu :ampun:

hahahaha... banyak yang minta no exe for Tari nih.. hmmm... ane wujudin atau kagak yaaa...

tapi ane salut sama respon suhu suhu... mampu mengesampingkan nafsu untuk kebaikan bahkan untuk membela seorang wanitaaa.. salut untuk suhu suhu di forum iniii
 
Wah ini, motong nya oke banget ini,
Padahal paling ntar ujung ujungnya ga jdi xxx, tapi misalnya kejadian juga gpp,,,
:pandaketawa:

Wah ada yng kasih ide madi vs cris boleh juga tuh

Lanjut Om :beer:

hehehehe.. maaf huuu.. kebiasaan.. hehehe

madi VS Christ?? hmm.. layak diperhitungkan nih..


Tari tertinggal 10 poin bung :papi:

bang , lo udah sehat blm:hua:
cepet sembuh bang :)
\\

hahahaha.. ane udah sembuh kok dek.. makasih doanya yaaa.. hahahah

Cepat sembuh bro.*** sabar menunggu kelanjutannya..

makasih doanya broooo

Saya setuju Tari aja....tapi ga rela mbak Yona lepas...
mmmm....Icha kasian
:berat:

jadi suhu milih siapa nih?? hahahha

kakaknya tari christ ....arga jatuh cinta sma yona dan pengen membalas chris yg telah menyakiti yona ...instrik

???

jangan sampe tari jadi seperti afni huhuhu #TeamTari

wuihhh.. ada pendukung Afni nih yang datang...

Otw :motor1:___ ke apartemen kak yona :papi: , ngapain? Tentu dong buat nyuci baju mereka :sendiri::ngacir:

wkwkwkwkw.. sumpah ane ngakak baca koment ini.. seriusan mau cuciin baju mereka dek???
 
EPISODE 15
--AKU KOK YANG SALAH--



Sejak tadi pagi Arga bertingkah seperti orang bingung. Hal ini juga ia bawa saat berada di kantor. Dan hasilnya, pekerjaan yang harusnya dikerjakannya, harus dikerjakan oleh Pita. Bagi Pita pun, hal ini menjadi tanda Tanya di benaknya. Seorang Arga yang biasanya enggan untuk meminta tolong, sekarang malah menjadi diam seakan kerjaannya itu tidaklah penting.

Sebenarnya keanehan itu memang telah dirasakan oleh beberapa orang yang memperhatikan selama ini. Sejak Arga mengalami kecelakaan, Yona lah orang yang selalu perhatian ke Arga. Tapi hari ini sungguh berbeda. Yona yang memang datang lebih duluan, tidak bersama Arga yang datang belakangan bersama vespa hijaunya. Dan hal yang membuat orang yang selama ini memperhatikan mereka terutama Pita bertanya Tanya adalah saat Yona dan Arga yang memang berpapasan, Arga dengan sengaja tidak mengacuhkan Yona yang hanya terdiam melihat kepergian Arga meninggalkannya.

Icha pun merasakan hal yang sama dengan Pita. ingin ia bertanya langsung ke Arga. Tetapi ia masih ingat akan dinginnya Arga kepadanya semenjak pengakuannya kalau ia dan Arga memiliki bapak tiri yang sama. Setengah hari yang dilalui Arga seakan waktu terlama yang pernah ia lalui. Bukan karena bosan, tetapi ia hanya enggan bertemu langsung dengan Yona semenjak kejadian tadi malam. Dalam hidupnya, yang ia terima semalam adalah hal pertama kali baginya. Dan ia tak menyangka kalau ia akan mendapatkan untuk pertama kalinya dari seorang Yona. Selama ini, ia hanya berfikir untuk mencari uang demi mewujudkan cita citanya dan melupakan masa mudanya. Hal inilah yang membuat ia seakan bingung dengan apa yang akan ia perbuat setelah ini.


“Maaf Pak Arga, apa ada yang akan saya kerjakan lagi?”
“Ehh.. gak ada lagi mbak. Mungkin nanti habis makan saya akan langsung ke lapangan buat inspeksi saja. Laporannya segitu aja.”
“Emang sudah ada perintah dari atas ya Pak.”
“Belum sih mbak, tetapi sepertinya saya harus check juga sekali kali langsung.”
“Ya udah, saya permisi buat istirahat siang ya pak.”
“Iya mbak. Silahkan.”


Sepeninggal Pita, Arga masih berdiam diri menatap layar computer di mejanya tersebut. Arga tampak benar benar bingung kali ini. Sampai sampai ia bosan sendiri apa yang ia kerjakan saat ini. Ia memutuskan untuk istirahat siang di luar kantor bersama vespanya sambil nanti ia akan langsung ke salah satu proyek yang berjalan. Memang sih ini hanya akal akalan Arga supaya bisa menghindar dari Yona.


“Arga, bisa bicara sebentar?”


Disaat Arga bersiap siap hendak meninggalkan mejanya, Yona keluar dari ruangan dan menginstruksikan agar Arga menemuinya di ruangannya. Arga yang tak bisa menolak lagi hanya berjalan dengan beban ke ruangan Yona dengan telah membawa peralatannya. Sesampainya di ruangan Yona, Arga enggan untuk melihat langsung wajah Yona dan duduk di hadapan Yona tanpa melihat ke Yona sedikitpun.


“Kamu kenapa sih? Kamu marah sama aku?”
“Gak kok mbak.”
“Trus kenapa kamu seakan menghindar dari aku?”
“Hmmm….”
“Trus kamu ini mau kemana bawa bawa helm segala?”
“Saya mau inspeksi ke lapangan mbak.”
“Edward yang nyuruh?” Arga pun hanya bisa mengangguk lemah menjawab pertanyaan Yona.
“Mbak mau ngapain?”
“Hubungi Edward.”
“Gak usah mbak. Gak enak aku.”
“Kamu itu kan baru aja sembuh. Masa udah disuruh langsung turun ke lapangan.”
“Kan ini emang udah kewajiban aku mbak.”
“Oke kamu harus temani aku makan siang sekarang. Baru boleh ke lapangan”
“Tapi mbak?”
“Emang udah bisa ya melanggar perintahku?”


Arga hanya bisa mengikuti apa yang disuruh oleh Yona. setelah berkemas seadanya, Yona langsung memberi kode agar Arga jalan lebih dahulu menghindari tatapan aneh pegawai lainnya. Bahkan sesampainya di lobby utama, Arga hanya melintas langsung ke parkiran tanpa sedikitpun menunggu Yona yang memang berinteraksi sekejap dengan Icha. Sesampainya di dalam mobil, sambil menunggu Yona yang memang sedikit lebih lama berbicara dengan Icha kembali mengingat momen tadi malam.



“AAAAhhhhhhh… Aku gak mau kamu kenapa napa Ga. Karena aku sayang sama kamu.”
“Aku selalu nyaman kalau berada di sisimu.”


Tautan bibir Arga melemah dengan mendengar pernyataan Yona tadi. Ia tidak menyangka kalau perhatian Yona kepadanya selama ini bukan sebagai adek yang selama ini ia anggap. Tetapi lebih. Sampai akhirnya, tautan bibir mereka terlepas dan wajah Arga masih terdiam menatap wajah Yona.

“Maaf mbak, aku harus ke kamar.”

Hingga sampai dalam kamar ia masih terngiang ngiang apa yang keluar dari mulut Yona. ia mendengar kalau Yona menyayanginya. Sambil berbaring di kasurnya, Arga mengingat kembali apa yang ia dengar tadi. Ini adalah hal pertama kali di hidupnya, seorang wanita mengatakan hal demikian kepadanya langsung. Wajar saja ia bingung dengan apa yang akan ia perbuat. Ia selama ini merasa kalau Yona memang selalu berada di sampingnya selama ia sakit. Tetapi di dalam lubuk hatinya hanya ada Tari. Hanya Tari yang mampu mengusik pikirannya. Dan Yona hanya ia anggap sebagai kakaknya.

Semalaman ia memikirkan akan hal apa yang akan ia perbuat. Bahkan ia mengacuhkan ketokan di pintunya. Dan hanya terdiam seakan pintu tersebut terbuka dan Yona menghampirinya masih dengan pakaian yang sama.

“Maafkan mbak.”
“Gak kok mbak. Aku yang salah. Gak seharusnya hal itu terjadi.”
“Kamu gak marah kan sama mbak?”
“Aku gak punya alasan untuk marah ke mbak. Mungkin aku saja yang gak bisa mengontrol diri ini.”
“Hmmm.. ya udah, kamu istirahat aja ya. kalau kamu lapar, kasih tau mbak. Biar mbak yang cariin makanan.”


Arga hanya mengangguk menanggapi perkataan Yona. sampai akhirnya Yona meninggalkan ia sendiri di kamarnya. Ia juga memikirkan sikap Yona yang seakan tak mempermasalahkan hal yang sudah terjadi tadi. Ia kembali menatap langit langit kamarnya Sampai akhirnya ia tertidur dengan kondisi masih menggunakan handuk.




“Udah ngelamunnya? Yuk jalan.”

Dengan situasi serba salah, Arga tetap mengendari mobil Yona menuju tempat makan yang ditunjukkan oleh Yona. dengan masih diam, Arga hanya fokus mengendarai mobil tersebut. Yona pun masih ragu untuk memulai pembicaraan. Ia yakin kalau hal ini karena kejadian semalam. Kejadian dimana Yona ditinggal Arga ke dalam kamarnya sampai akhirnya ia hanya menyalahkan diri sendiri kenapa hal yang seharusnya tak ia katakan keluar begitu saja. Tetapi ia juga tak mau membohongi perasaannya kali ini.

Bahkan sampai pagi tadi, Arga masih seakan menghindarinya. Walau Arga masih menyempatkan membuatkan sarapan untuknya, tetapi ia tidak mendapati Arga semenjak bangun karena Arga telah berangkat pagi pagi mengendarai vespanya.


“Maafin mbak ya. mbak tahu, kamu begini karena perkataan mbak semalam kan?”
“Hmmm..”
“Tapi itu memang apa adanya Ga. Awalnya mbak nyaman sama kamu. Tetapi lama kelamaan kenyamanan mbak ini berubah menjadi sayang. Dan mbak juga tahu kalau di hati kamu itu gak nama mbak. Semalam, kenyamanan itulah yang membuat kata kata itu keluar begitu saja. Apa mbak salah?”


Arga yang mendengar hal hal tersebut hanya diam. Didalam hatinya, tak ada sedikitpun untuk menyalahkan perasaan Yona kepadanya. Tapi ia belum sanggup menerima semua ini. Ini pertama kali baginya. Dan juga datang secara tiba tiba. Dan karena hal itulah alasan semua kediaman Arga.


“Kenapa kamu diam aja? Apa mbak salah?”
“Gak kok mbak. Mbak gak salah sedikitpun. Tapi aku gak tahu harus menyikapinya bagaimana. Karena ini pertama kalinya bagiku mbak.”
“Mbak tahu kok. Dan alasan lain kamu bingung adalah Tari kan?”
“Hmmmm… “
“Mbak gak minta buat kamu membalasnya. Melihat kamu bahagia bersama Tari saja sudah membuat mbak bahagia. Tapi, jika kita dihadapkan dalam situasi berdua, mbak mohon jangan rusak kenyamanan mbak. Hanya itu. Hikksss.”


Tanpa sadar, Yona mengutarakan semua isi hatinya saat ini. Ia tak memikirkan lagi apa yang akan ia dapatkan seteleh kejujuran ini. Sebagai manusia biasa, ia tentu berharap akan balasan dari Arga dan hidup bersama Arga yang memang beberapa saat ini ia lalui dengan bahagia. Tetapi iapun sadar kalau selama ini Arga selalu menceritakan seorang Tari yang memang sempat berfikir kalau ia cemburu.


“Mbak sudah senang kalau permintaan mbak tadi terwujud. Cukup itu. mbak gak minta lebih.”



***



“Heiii.. bengong ajaaa.. kenapa lagi lo neng?”
“Eh Je. Gak kok.”
“Pasti mikirin Arga kan?”
“Hmmm.. ntar sore kan kita janjian untuk daftar ABRD, tapi sampai sekarang dia belum hubungi gue Je.”
“Heh. Ya lo lah yang hubungi. Zaman sekarang mah zaman emansipasi pria. Udah gak masa nya lagi kita jadi cewek harus menunggu neng. Lo ngerti gak?”
“Hmmm..”
“Lagian, mana tau si Arga juga nunggu kabar dari lo. Secara kan lo selalu diawasi sama bodyguard beberapa hari ini. Lo ngasih kabar gak ke dia?”


Tari memang tak bisa menjawab pertanyaan Jeje. Selama ia diantar jemput oleh Christ, interaksinya bersama Arga berkurang. Bukan hanya intensitas untuk bertemu, komunikasi pun ia jarang. Ia seakan menunggu Arga yang menghubungi dahulu. Sampai akhirnya, komunikasi mereka melemah. Dan siang ini, ia masih menunggu kabar dari Arga yang memang telah mereka janjikan untuk mendaftar di kelompok yang juga diikuti oleh Jeje tersebut.


“Sini deh HP lo. Biar gue yang ngemulainya.”
“Jangan Je.”
“Lo masih nganggap gue sahabat lo kan?”
“Hmmm…”


Tari hanya pasrah saat menyerahkan HPnya ke Jeje. Dan juga ia hanya melihat saja apa yang dilakukan oleh Jeje. Mulai membuka kontak Arga, sampai ia mengetik pesan melalui WhatsApp kepada Arga tanpa ada bantahan sedikitpun. Sampai akhirnya ia hanya membaca pesan yang sudah dikirim langsung oleh Jeje tadi. Sampai pesan tersebut bercontrengkan dua berwarna hitam.


“Ntar Sore jadi kan Ga?”



“Tinggal lo tunggu aja. Daripada lo nunggu gak jelas, lebih baik lo nunggu balesan dia kan. Yuk ah, cacing di perut gue udah kelewat brutal nih.”

Tari pun mengikuti Jeje melangkah menuju kafe tempat favorit mereka beristirahat siang. Namanya manusia pertama kali merasakan jatuh cinta. Sambil berjalan, Tari masih melihat HPnya seakan menunggu balasan dari Arga. Sampai akhirnya ia menabrak Jeje yang sengaja berhenti karena melihat ulah Tari.

BRUUUKKK…

“Lo ngapain berhenti sih Je.”
“Masih mending gue yang lo tabrak. Kalau tiang listrik atau tembok gimana? Lagian dengan lo liat tuh HP terus menerus, bakalan cepat si Arga balesnya. Malahan waktu yang lo tunggu terasa semakin lama. Kalau gak sabar sih, telpon aja.”
“Gak ah, ngapain gue nelpon segala.”
“Ya udah, makan tuh gengsi. Udah sini HP nya, ntar lo kenapa napa, gue juga yang repot.”


Jeje mengambil paksa handphone milik Tari dan langsung menarik Tari supaya mempercepat langkahnya menuju Kafe. Sesampainya mereka di kafe tersebut. Tari masih gelisah menunggu balasan dari Arga. Bahkan sering ia bertanya ke Jeje soal HP nya. Apakah sudah dibalas oleh Arga atau belum. Sambil mengunyah makanannya, Jeje santai mengeluarkan HP Tari dan melihat notif dan memasukkan kembali HP tersebut ke sakunya karena tak ada notifikasi dari Arga.

Sampai akhirnya Jeje harus menemani Tari untuk melakukan kewajibannya sebagai manusia. Sedang menunggu Tari sholat, Jeje yang sejak tadi penasaran akan Arga membuka pesan yang memang belum dibalas oleh Arga. Dan hal ia lihat sama dengan yang dilihat Tari. Pesan tersebut masih bertandakan dua ceklis berwarna hitam. Sampai akhirnya, ia beranikan diri untuk menelpon Arga juga melalui WA. Sampai akhirnya penggilan tersebut terputus dengan sendirinya karena tidak dijawab oleh Arga, Jeje mengakhiri rasa penasarannya. Dan kembali mengambil HPnya sendiri sambil menghubungi Rian.


“Halo Mas.”
“Iya sayang. Ada apa?”
“Mas tau kabar Arga gak?”
“Hmmm.. gak.. emang kenapa?”
“Biasa. Miss Perfect kehilangan arah Arga.”
“Kamu segitunya ya, buat jodohin mereka.”
“Bukan jodohin mas. Tapi kan emang mereka sama sama suka. Tapi pada bloon keduanya.”
“Hahaha… Ya udah, ntar mas coba hubungi Arga deh.”
“Makasih ya mas. Jeje makin sayang sama mas.”
“Hmmm… mas kangeennn..”
“Ihhh.. kan baru semalam mas.”
“Yaaaa….”
“Iya iya sayaaaangg.. ntar ya, semua yang ada di sini semua punya mas kok.”
“Love You.”
“Love You Too sayaang.”


Setelah Tari selesai, Jeje pun masih menunggu balasan bahkan kabar tentang Arga dari Rian. Jeje yang semakin penasaran setelah lebih 30 menit tiada kabar dari Rian, akhirnya kembali menelpon kekasihnya tersebut setelah ia dan Jeje sudah kembali ke kantor dan tinggal 10 menit lagi akan melakukan aktifitas kembali.

Namun, setelah ia menelpon Rian, hasil yang sama pun kembali ia dapatkan. Penasarannya Jeje tersebut tidak dinampakkan sedikitpun di depan Tari. Bahkan saat Tari meminta HP nya, Jeje dengan meyakinkan masih menyita HP Tari tersebut dan meyakinkan kalau hasilnya akan baik. Sampai akhirnya, HP Tari pun bergetar saat Jeje masih sibuk dengan nasabah yang sedang ia layani.

Setelah menyelesaikan urusan dengan nasabah tadi, ia meminta jeda sedikit untuk tidak menerima nasabah selanjutnya dengan alasan ingin ke kamar mandi. Setibanya Jeje di kamar mandi, Jeje langsung membuka HP Tari dan menemukan pesan WA dari Christ. Berbekal cerita Tari, dan pandangannya ke pengirim pesan tersebut, Jeje membuka dengan tanpa izin pesan tersebut.

“Dek, maaf aku nanti telat jemputnya ya. aku lagi banyak urusan. Kamu tunggu aja aku ya dek.”


Dengan mengerinyitkan alisnya, Jeje membaca dan menelaah arti dan maksud dari pesan Christ tersebut. Ia pun yang tidak mengenal Christ, sangat merasakan apa yang dirasakan oleh Tari. Dan sampai akhirnya, Jeje langsung membalas pesan tersebut.

“Gpp kak. Aku bisa sendiri kok.”

Selang beberapa saat, Christ pun langsung membalas.

“Atau aku pesankan taksi ya buat jemput kamu.”

Setelah membaca pesan tersebut, Jeje semakin jengkel dengan perlakuan Christ. Ia yang memang selama ini gak suka dengan namanya overprotektif tersebut, hanya menggerutu dalam hati dan bersyukur Rian tidak seperti yang ia benci. Ia pun tak membalas pesan dari Christ tersebut, hanya menyisakan tanda ceklis dua berwarna biru di pesan Christ. Sampai akhirnya, sebelum ia keluar dari kamar mandi, HP Tari kembali bergetar dan masih dengan pengirim yang sama.

“Kok gak dibalas? Oke, ntar kakak batalin urusan kakak. Kakak jemput seperti biasa ya.”

Jeje pun semakin jengkel atas apa yang ia baca. Ia merasa sikap Christ ke Tari sudah keterlaluan. Sebagai sahabatnya Tari, ia tak rela kalau Tari mendapatkan pasangannya seperti Christ. Dan ia semakin yakin kalau misi yang telah ia mulai harus segera terwujud. Yaitu misi mempersatukan Tari dan Arga secepatnya.


“Aku harus bergerak cepat nih.”


***


“Woiii.. lo ngelamun lagiii. Mikirin si Arga lagi?”
“Hmmm…”
“Yaaahhh ni anak. Udah didinginin malah tetap bertahan dengan perasaan lo.”


Pita yang datang ke mejanya Icha masih melihat Icha dengan kemurungannya. Pita yang memang sedikit santai siang ini. Hal ini dikarenakan Arga tidak berada di kantor. Hal ini sangat dimanfaatkan oleh Pita untuk bisa bersantai dan akhirnya ia sampai di tempat sahabatnya tersebut bekerja.

Icha sendiri memang telah beberapa hari ini seakan murung akibat Arga yang memang selalu menghindar darinya. Ia tahu kalau hal ini dikarenakan ia tak memenuhi permintaan Arga untuk mengembalikan kalung milik Arga tersebut. Icha juga memiliki alasan tersendiri kenapa ia tak mau memberikan barang yang memang bukan miliknya tersebut.


“Cha. Gue mau ngomong serius. Kenapa lo segitunya ke Arga?”
“Karena dia memang layak gue perjuangin Pit.”
“Dengan bersaing dengan Tari?”
“Iyaaaa..”


Pita pun yang mendengar hal tersebut makin mengerutkan keningnya. Ia tak menyangka dengan apa yang telah Icha sukai dari pemuda yang sehari hari hanya melihatkan kedinginannya. Apalagi dalam beberapa hari belakangan, Pita mencoba mencari tahu akan latar belakang Arga. Dan ia tak menemukan hal yang begitu membuat ia terkejut selain Arga yang memang tinggal bersama Yona, salah satu pimpinannya. Selama ia mencari tahu latar belakang Arga, ia pun sempat mengikuti aktifitas seharian Arga yang hanya berinteraksi dengan Yona dan Tari tersebut.


“Kok lo diam Pit.”
“Gak sih, gue heran aja. Padahal menurut gue, Arga bukan terlalu istimewa kok.”
“Karna lo gak tau siapa Arga Pit.”
“Maksudnya?”
“Belum saatnya lo tau Pit. Maaf.”


Icha pun meninggalkan Pita yang masih berfikir tersebut sambil menuju ke kamar mandi. Pita pun semakin penasaran tersebut hanya terdiam dan berniat untuk melakukan lebih lanjut penelusurannya ke Arga. Sampai akhirnya, ia melirik ke arah HP Icha yang memang bergetar di atas meja tersebut. Tanpa permisi, ia mencoba membuka HP tersebut. Namun karena ia tak tahu apa kode sandi yang dimaksud, Pita hanya bisa melihat wallpaper di HP tersebut. Ia melihat buah foto perempuan bersama anak lelaki yang digendongnya dan sebuah kalung putih bertuliskan ALW persis disamping foto tersebut.


“Ehmmmm…”
“Eehhh.. lo udah balik? HP lo tadi getar. Itu foto siapa?”
“Gak kok. Gue liat tuh foto di ig, ya bagus aja. Emang kenapa?”
“Eh.. gak kok. Gak kenapa napa.”
“Hmmm.. Sorry ya gue belum bisa cerita ke lo soal Arga.”
“Okay, gak apa kok. Asal lo jangan mungkem gitu terus. Ntar kinerja lo bisa kepengaruh. Lo gak mau kan kehilangan pekerjaan ini?”
“Iyaaaa.. gue tau kok. Mungkin gue harus lebih belajar lagi untuk memisahkan masalah pribadi dan masalah kerjaan.”
“Iyaaa.. gue balik ke atas dulu ya. ntar si perawan tuir malah marah.”


Akhirnya Pita pun sampai di ruangannya kembali dan duduk di kursi kerjanya. Memang sejak ia berjalan menuju tempatnya, ia masih teringat ingat dengan wallpaper HP Icha. Apalagi ia melihat sebuah kalung dengan tulisan ALW.


“Apakah ALW itu??? Tapi apa hubungannya dengan Icha?”


***


“Aku tau, tapi ini kan gak bisa aku tinggalkan.”
“Ini demi adikmu lho. Aku masih terjebak di tol. Dan aku rasa pria itu pasti memanfaatkan situasi ini.”
“Hmmm.. tapi aku juga gak bisa memaksa adikku terlalu begini. Dia punya hidup yang harus selalu ia jalani. Dan aku gak bisa terlalu mengekangnya.”
“Oke kawan. Aku hanya terlalu khawatir dengan Tari. Sedangkan aku gak bisa berbuat apa apa dengan situasi ini.”
“Aku ngerti kok Christ. Tapi aku rasa, Tari bisa jaga dirinya sendiri kok. Dan juga, jika meeting ku berjalan lancar, aku sendiri yang bakalan menjemputnya.”
“Oke kawan. Terima kasih.”
“Tari adalah adikku. Dan sudah menjadi kewajibanku untuk menjaganya.”

Bastian, kakak dari Tari barusan menerima telpon dari temannya, Christ. Christ yang beberapa hari ini intens berkomunikasi dengannya. Dan hal utama yang mereka bicarakan adalah soal kedekatan Tari dengan Arga, pria yang menurut Christ sangatlah tidak pantas untuk Tari.

Sebenarnya, Ibas ragu dengan cerita temannya. Melihat adiknya yang sangat yakin akan kebaikan dari seorang pemuda yang bernama Arga tersebut. Ingin ia sendiri yang menyelidiki semua ini. Namun, karena kesibukannya mengurusi perusahaan milik keluarga, hal ini ia serahkan kepada Christ. Dan dasar hal tersebut lah yang membuat ia kini begitu protektif dengan adik perempuannya itu. sampai sampai ia lupa kalau ia telah terlalu mempercayai sahabatnya untuk menjaga adiknya.


“Kenapa sih kakak kali ini gak percaya sama aku?”
“Kakak hanya takut kamu kenapa napa. Lagian, kalau memang dia baik baik, dia bakalan datang langsung ke rumah menjemputmu dan mampir sekedar say hello saat mengantarkanmu. Apa itu pernah dilakukannya?”
“Apa dasar itu saja kakak menilai seseorang?”
“Maksud kamu?”
“Aku gak nyangka, kakak lebih mempercayai seorang teman dibandingkan adiknya sendiri.”
“Ingat dek. Kakak lakukan ini karena kakak sayang sama kamu. Dan kakak gak mau kamu memilih orang yang salah.”
“Kakak gak sayang sama Tari. Kalau kakak sayang, pasti kakak sendiri yang antar jemput Tari bukan dia. Tari benci sama kakak.”



“Maaf pak Bastian, saya sudah ketuk pintunya. Dan pintu ini terbuka. Jadi maaf kelancangan saya.”
“Eh, iya gak apa apa kok Fem. Ada apa?”
“Kliennya sudah ada di ruang meeting. Apakah bapak baik baik saja?”
“Eh iya. Saya baik baik saja. Beritahu mereka, kalau 10 menit lagi saya akan sampai. Dan persiapkan semua dokumen untuk meeting hari ini ya Fem.”
“Baik pak.”
“Terima Kasih.”


Ingatan Ibas tentang kejadian semalam masih mengganggu harinya. Bahkan bisa dibilang ia selalu kepikiran akan Tari yang semalam marah kepadanya. Selama ini Tari selalu menjadi adik yang manja kepadanya. Sampai sampai ia ingat disaat ia sakit, adiknya lah yang merawatnya. Ibas sangat menyayangi adiknya tersebut dan akan menyeleksi baik baik siapa yang pantas bersama adiknya tersebut.

Sesaat ia hendak menuju ruang rapat, ia sempatkan untuk menuliskan pesan ke adiknya.

“Maafkan kakak ya dek. Mungkin kakak keterlaluan. Tapi Tari harus tahu kalau kakak lakukan ini juga untuk Tari. Karena kakak sayang sama kamu. Dan maafkan kakak sudah buat kamu nangis semalam. Kakak nyesal. Kakak akan kasih kesempatan untuk buktiin kalau memang Arga itu lelaki yang pantas buat kamu. Jangan marah lagi ya.”
 
Bastian rapat dengan Arga.. dan ceritapun mengalir seperti air.. lanjut suhu
 
Konfliknya udh mulai bikin greget nih.
Baca chatnya christ ane jd kesel sendiri. :stress:
Go tari go :banzai:
Ayo arga jgn trlalu lemot :ogah:
 
poligami hu, dengan berbagai konflik dan intrik yang akhir nya oke2 aja punya istri 3,....keren deh,

tuh madi gimana g di benturkan ke chris, bis nonjokin enak aja g da timbal balik nya suhu, kaya sinetron. biasanya karma selalu berjalan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd