Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Unfaithfull

Bimabet
Sebenarnya cerita ini ga kalah menarik dengan keluarga konyol, tapi kok belum bisa menandingi cerita suhu Juvon yang pertama dalam hal komentar ya?
 
Hari ini skip dulu... besok malam di update 2 chapter.

sibuk ngurusin thread baru :D

sorry :Peace:
 
Fokus ke season 3 ya suhu,,hehehe
Duhh jgn bsok malam napa suhu,kasih satu lah malam ni,,hehehehe
 
Sebenarnya cerita ini ga kalah menarik dengan keluarga konyol, tapi kok belum bisa menandingi cerita suhu Juvon yang pertama dalam hal komentar ya?

komentar yang bagaimana, mas..:)
yang banyaknya jumlah, berhitung mengharap ganjil itu.. justru kwalitas komentar sebab rasa ingin tau banyak juga di seri Hans..
walau sempat di buat bingung tak mengurangi penasaran pembaca nya hingga tarjadi komunikasi dua arah penulis-pembaca juga para pembaca yang lain..

kalau untuk cerita ini, mungkin baru sebagian saja atau baru masuk konflik ringan.

kita lihat saja kedepan nanti seperti apa.
:kretek:
 
komentar yang bagaimana, mas..:)
yang banyaknya jumlah, berhitung mengharap ganjil itu.. justru kwalitas komentar sebab rasa ingin tau banyak juga di seri Hans..
walau sempat di buat bingung tak mengurangi penasaran pembaca nya hingga tarjadi komunikasi dua arah penulis-pembaca juga para pembaca yang lain..

kalau untuk cerita ini, mungkin baru sebagian saja atau baru masuk konflik ringan.

kita lihat saja kedepan nanti seperti apa.
:kretek:
Suhu Mtroyes dan suhu Juvon ini sepertinya saling berhubungan, ibarat nya Hans dan Nathan dalam cerita, bener bener misteri yang belum terpecahkan
 
Keren suhu Juvon, beres Hans Antoline nubie kira bakal fokus ke thread ini, ternyata bikin lagi yang baru. Btw yg ini ditunggu updatenya...
Terimakasih suhu
 
Suhu Mtroyes dan suhu Juvon ini sepertinya saling berhubungan, ibarat nya Hans dan Nathan dalam cerita, bener bener misteri yang belum terpecahkan

saling:takut: berhubungan!

sungguh:ampun: ane juga sama seperti reader lain penikmat cerita ini. tak ada yang khusus atau apapun itu.

kebetulan kerasan saja di cerita nya, cak Juvon..
:)

untuk menikmati cerita dengan POV orang pertama begini. jadikan diri anda seolah tokoh utamanya. Anda akan merasakan seru nya seperti bermain di dalam nya.

kira-kira seperti itu:)
 
untuk menikmati cerita dengan POV orang pertama begini. jadikan diri anda seolah tokoh utamanya. Anda akan merasakan seru nya seperti bermain di dalam nya.

kira-kira seperti itu:)[/right][/QUOTE]

:jempol: dan setuju sama om oyes,
masukkan yg bajak eh bijak..
:D:D:D
 
Suhu, ditunggu update nya.
Gak sabar lihat anggun nanti akan bertekuk lutut ke natan, sambil ngemut2
 
Chapter POV

Yohan Garnett

Aku adalah seorang pilot dengan jam terbang yang sangat tinggi, jadwalku juga sangat padat sekali bahkan dalam sebulan aku hanya menyisakan waktu sekitar 5-7 hari saja untuk keluargaku, selebihnya aku habiskan di atas langit. seperti itulah rutinitasku sehari-harinya, bekerja dan bekerja untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupku dan keluargaku.

Ngomong-ngomong soal keluarga, aku adalah seorang suami dari seorang wanita yang cantik walaupun usianya lebih tua dariku tapi hal tersebut tidak menghalangiku untuk mencintainya dan kemudian menjadikannya istriku sampai saat ini. namanya adalah Bella Aprillia seorang pembisnis online yang ulung, sangat pandai dalan mengelolah bisnis kecil-kecilan yang kemudian menjadi besar, istriku ini merupakan kakak kandung dari artis ternama ibu kota yaitu Christine Aprillia.

Sudah lebih dari 10 tahun aku dan bella menikah tapi kita belum juga di karuniai seorang anak, karena salah satu dari kita memang tidak bisa memberikan keturunan. menyadari hal tersebut aku dan bella pun memutuskan untuk bersabar saja menghadapi cobaan ini dan kita juga melalui hari-hari seperti biasanya, hanya dengan video call dan telepon menelepon saja untuk melepas kangen.

Sebagai seorang pria kadang aku jga pernah terbesit rasa ingin memiliki keturunan tapi apa daya jika suratan sudah menentukan hal ini. oleh sebab itulah aku berusaha untuk menyibukan diriku dengan pekerjaanku ini, terbang dan terbang melintasi beberapa negara dan juga benua hanya untuk mendapatkan efek ketenangan dari segala cobaan ini, begitu pula dengan istriku bella, dia juga menyibukan dirinya dengan segala bisnis onlinenya untuk melupakan masalah ini.

Aku merupakan seorang naturilisasi karena aku bukannya warga negara indonesia, semenjak aku menikahi bella aku pun memutuskan untuk pindah warga negara menjadi warga negara indonesia, dahulunya aku adalah warga negara Australia. saat aku sudah berpindah warga negara aku pun juga berpindah dari australia ke indonesia, dan untuk memenuhi kebutuhan hidupku aku melamar sebagai salah satu pilot di maskapai ternama di indonesia yaitu Delay Air.

Sebagai seorang pria aku sama saja dengan pria-pria lainnya yang memiliki kebutuhan untuk hubungan sex, karena rutinitasku yang begitu padat dan sibuk sekali yang hanya bisa pulang beberapa hari saja dalam sebulan, membuat kebutuhan rohaniku ini sering kali tidak terlampiaskan, oleh karena itu pula aku beranikan diri berselingkuhan dengan wanita lain, salah satunya dengan beberapa pramugari di maskapaiku ini.

Tapi di antara beberapa selingkuhanku aku memiliki hubungan khusus dan special dengan seorang wanita pembisnis yang hebat, wanita begitu special bagiku karena dirinyalah aku bisa memanjakan semua fantasi sexualku. semua gaya dan berbagai macam variasi dalam percintaan dia lakukan untuk memuaskan nafsuku, soal usia dia tidak jauh berbeda denganku dan lebih mudah dari istriku.

Dan saat ini aku bersama dengan temanku sedang berada di mall terbesar di kota surabaya, yaitu tunjungan plaza. aku sedang mencari sebuah kado untuk kuberikan pada seorang wanita yang menjadikanku raja di atas ranjang, selingkuhan yang selalu memanjakanku. aku bermaksud memberikannya sebuah dildo atau vibrator dan sebuah lingerie untuk fantasi sex ku dengannya, maklumlah sudah hampir 2 minggu aku tiak bertemu dengannya.

"Di mall seperti ini mana ada barang yang kau maksud !", ucap dari jack, temanku.

"Sudahlah.. kita muter-muter dulu barang kali nemu di tengah jalan !", sautku.

"Kalau saranku seh mending kau pesan saja online, percuma saja kau cari mter-muter juga gak bakal ketemu di mall ini !", ucap lagi si jack temanku.

"Toko online dimana ?", tanyaku pada jack.

"Mending kita cari teman nongkrong aja yang ada wifi dan hotspotnya !", saran dari jack.

"Ehmm... bener juga ide lu, yukk !', sautku.

"Menurutmu dimana yang enak ?", tanya temanku.

Aku pun berpikir keras mencari tempat tongkrongan yang enak di mall ini, tentu saja yang free wifi dan juga ada hotspotnya. lalu aku pun teringat pada kejadian 2 minggu yang lalu saat aku berantem dengan seorang bocah di basemant mall ini gara-gara dia melindungi seorang pelacur yang telah aku sewa untuk memuaskan nafsu sex ku. udah di bayar mahal-mahal tapi gak bisa kasih service yang memuaskan.

Karena hal tersebut aku pun melabrak bocah itu hingga ke tempat kerjaannya sampai dua kali, aku sangat ingat kalau bocah lelaki itu bekerja di salah satu caffe ini, dan aku juga sempat bicara dengan ownernya. ownernya juga memberikanku sebuah vocher gratis untuk dua orang sebagai tanda permohonan maafnya atas kelakuan bodoh karyawannya itu, aku pun berpikir untuk menggunakan voucher ini dan di caffe itu juga rasanya ada wifi serta hotspotnya.

"Ehmm.. ikuti aku, aku tau tempat yang enak dan free !", ucapku pada jack.

"Kemana kita ?", tanya jack.

"Sudah ikuti saja aku, nanti juga tau sendiri !", ucap dengan berjalan di depan jack.

Aku pun berjalan menuju ke tempat caffe yang kumaksud, dan barang kali saja aku bisa bertemu dengan bocah laki-laki itu, jadi aku bisa bikin perhitungan lagi dengannya. aku akan mencoba mencari gara-gara disana untuk memberika sedikit perhitungan dengannya agar dia tau siapa diriku ini dan tidak lagi berani macam-macam denganku.

Dengan langkah cepat dan dikuti oleh jack di belakangku, aku pun sampai di caffe tersebut dan memasuki caffe itu, semua pelayan pun perhatiannya tertuju padaku dan jack. karena aku dan jack merupakan bule yang gampang sekali menarik perhatian dari mereka apa lagi aku masih mengenakan seragam kerjaku yang hanya tertutup oleh jaket hitam.

Kuperhatikan sekeliling dan temapt dimana bocah itu biasanya bekerja, karena dia merupakan seorang barista di caffe ini. rupanya dia sedang tidak ada di sini, mungkin saja hari ini dia libur jadi rencanaku untuk mencari perkara dengannya pun terpaksa aku urungkan, kemudian aku duduk di salah satu tempat yang kosong dan memesan menu ringan untuk menemani obrolanku dengan jack sambil membahas tentang hadiah yang akan kuberikan pada kekasihku.

"Ohh disini tempatnya ?", tanya jack.

"Tentu saja, aku disini bisa beli apa saja secara gratis !", ucapku pada jack.

"Serius !", sautnya.

"Aku mendapatkan voucher gratis untuk dua orang, tapi hanya sekali pakai saja !", ucapku.

"Dapat dari mana ?", tanya jack.

"Dari owner caffe ini langsung, hahahaha... !", ucapku.

"Kok bisa.. kau kenal dengan pemilik caffe ini ?", tanyanya lagi.

"Aahh.. sudahlah ceritanya panjang, yang penting sekarang nikmati saja apa yang ada !", ucapku pada jack.

Aku pun membuka tabletku dan mencoba untuk membrowsing sebuah toko online yang menjual sex toys, dan di bantu dengan temanku si jack yang sudah paham akan hal ini. setelah mendapatkan situs yang di maksud aku pun memilih-milih sex toys yang sekiranya cocok untuk kuhadiahkan pada selingkuhanku nantinya.

"Eehh..lihat nih, bagus gak bentuknya ?', tanyaku pada jack dengan menunjukan gambar yanga da di tabletku.

"Terlalu gede itu, kasian pasanganmu nanti !", ucap dari jack.

"Kalau cari tuh yang sedeng-sedeng aja jangan terlalu besar, kalau terlalu besar bisa-bisa pasanganmu gak demen lagi ama barangmu !", saran dari jack.

"Bener juga omonganmu jack !", ucapku.

Disaat sedang asyik-asyiknya melihat-lihat gambar sex toys, seorang pelayan pun datang dengan membawakan pesanan kami, dengan santun dan hati-hati dia pun menaruh pesanan kami di atas meja. kemudian aku pun menyempatkan diri untuk bertanya padanya tentang keberadaan bocah yang menjadi musuhku itu pada pelayan ini.

"Mas, yang jadi barista selain dia siapa namanya ?", tanyaku pada pelayan tersebut dengan menunjukan seorang barista yang sedang bekerja.

"Barista yang bekerja disini ada empat orang tuan, maksud tuan yang mana ?", tanya balik pelayan tersebut.

"Kalau gak salah 2 minggu yang lalu dia shift malam, aku lupa namanya siapa !", jelasku pada pelayan tersebut.

"Shift malam disini 2 hari sekali di rotasi tapi ada satu orang barista yang memang kerjanya di malam hari !", ucap dari pelayan tersebut.

"Siapa barista itu namanya ?", tanyaku.

"Nathael !", jawab singkat dari pelayan tersebut dengan nada ragu.

"Hah.. aku ingat itu dia namanya, nathael... mana dia sekarang ?", tanyaku lagi pada pelayan tersebut.

"30 menit lagi akan ganti shift, bentar lagi dia juga akan datang !", jawab dari pelayan itu.

"Ok, makasih banyak atas informasinya !", ucapku pada pelayan tersebut.

"Siapa yang kau cari ?", tanya jack.

"Bocah yang mau cari masalah denganku !", jawabku.

Baiklah, aku akan menunggunya sampai dirimu tiba disini. sepertinya aku perlu mencatat namamu di dalam otakku ini, karena jarang sekali seorang bocah ingusan mencari masalah dengan pria yang sudah mapan sepertiku. hari ini aku akan membuatmu mengerti dengan siapa kau sedang berurusan, 30 menit lagi !.
 
Chapter 11

Nathael, PHK !



12:00, Beberapa jam yang lalu...


"Woi berhenti.. !", teriakku pada mobil misterius itu.

Berlari dengan sekuat tenaga dengan meneriaki pengemudi yang mengemudikan mobil misterius dengan plat nomor L 3513 IAN, dengan maksud supaya dia mau berhenti tapi apa daya mobil itu malah tancap gas dan melaju dengan kencangnya. aku benar-benar dibuat mati penasaran dengan mobil tersebut, tidak ada angin tidak ada hujan tapi secara tiba-tiba saja mobil itu melintas di tempat ini.

Karena tidak mungkin lagi aku mengejar mobil tersebut akhirnya aku pun memutuskan untuk menghentikan pengejaranku ini. sudah ketiga kali ini aku hampir di tabrak oleh mobil tersebut namun kali ini benar-benar sangat parah, dia telah menyerempetku sampai-sampai aku hampir saja terjatuh, saat ku lihat mobil tersebut ini berhenti aku pun segera menghampirinya tapi melihat orang-orang di sekitarku juga ikut menghampiri jadi mobil itu pun terpaksa tancap gas dan berlalu pergi begitu saja tanpa sempat aku mencari tau siapa pengemudi mobil tersebut.

"Anjrit... hampir aja tadi gue celaka gara-gara mobil itu !", ucapku sendiri.

"Mobil siapa seh itu ?", gumam dengan bertanya sendiri.

"Sampeyan piye cak.. ora opo-opo ta ?", tanya salah satu warga sekitar.
(Dirimu gimana mas... gak apa-apa ?).

"Ora opo-opo cak.. !", jawabku.
(Gak apa-apa mas).

"Kurang ajar ancen wong kuwi... mentang-mentang sugeh, maen serempet ae !", ucap warga ini.
(Kurang ajar emang tuh orang... mentang-mentang kaya, maen serempet aja).

"Yo wes lek ora opo-opo.. ati-ati cak lek mlaku !", sambungnya.
(Ya udah kalau gak apa-apa... hati-hati mas kalau jalan).

"Iyo cak.. suwon !", ucapku.
(Iya mas.. makasih).

Sudah beberapa kali aku bertemu dengan mobil tersebut namun sampai sekarang aku tidak juga bisa mengetahui siapa pemilik mobil tersebut. mobil sialan, aku pun hanya bisa memaki saja karena ulahnya yang membahayakan diriku. lain kali aku tidak akan membiarkan mobil ini lolos lagi dari genggamanku, saat aku tau siapa pemilik dari mobil ini aku akan membuat perhitungan dengannya, pastinya dia juga tidak akan asing lagi melihat wajahku, wajah orang yang sudah tiga kali hampir dia celakai.

Aku kembali berjalan menuju ketempat tujuanku yaitu tempat service jam tangan yang ada di salah satu sudut kota ini tempatnya tidak jauhlah dari kontrakanku, mungkin bisa di tempuh dengan waktu sekitar 30 menitan dengan berjalan kaki. jam tangan kesayanganku ini rusak setelah terjatuh kedalam bak mandi di kamar mandiku.

Blauran adalah nama tempat yang sekarang aku tuju, sebenarnya bisa saja aku menaiki becak tapi bakal membuang-buang duit saja jadi lebih baik jika jalan kaki saja walaupun panas terik menyayat kulitku. di kota surabaya ini menemukan bangunan-bangunan kuno bekas penjajahan belanda sangatlah muda, bahkan di tengah kota seperti ini saja kita masih bisa melihat bekas-bekas bangunan sejarah ini masih kokoh berdiri dan masih digunakan sampai saat ini, hal ini mengingatkanku dengan kota tua di jakarta.

"Aahh.. apaan ini, pikiranku ini selalu aja terbuai jika mengingat masa lalu !", ucapku sendiri dengan memukul-mukul kepalaku.

"Selalu saja seperti ini !", gumamku.

Langkah demi langkah akhirnya aku pun sampai pada tujuanku dan aku segera memperlihatkan jam tanganku pada tukang service tersebut, seorang kakek yang sudah cukup berumur sedang mengotak-atik jam tangan pemberian dari seseorang yang di anggap sebagai pahlawan, ahh sudahlah masa itu sudah lewat sekarang, dan saat ini adalah dimana aku harus kembali menata kehidupanku untuk lebih baik lagi.

Kakek tersebut sangat tekun dan serius sekali memperbaiki jam tanganku ini, satu persatu jam tanganku pun di bongkar hingga terlihat semua dalaman dari jam tersebut. dibersihkan dan di cek satu persatu dari komposisi jam tanganku, dan akhirnya di rangkai kemali satu persatuu sampai kembali ke bentuk semula, semua proses tersebut aku pun menyaksikannya dengan cermat, dan kulihat jam tanganku normal kembali.

"Berapa kek ?", tanyaku pada tukang jam tersebut.

"50ribu nak !", jawabnya.

"Nih kek !", ucapku dengan menyerahkan selembar 50ribuan pada kakek tersebut.

"Makasih yaa nak !", ucap dari kakek tersebut.

"Sama-sama kek.. mari !", ucapku dengan berpamitan.

"Hati-hati !", saut ddari kakek.

Setelah 30 menit menunggu service jam tangan akhirnya aku pun kembali pulang dengan jalan kaki lagi, mencoba untuk mengirit pengeluaran karena beberapa hari yang lalu bencana menimpaku sampai harus menguras isi tabunganku. di saat aku berjalan tiba-tiba saja dari belakang ada yang menegurku dengan menepuk pundak kananku, aku pun berpaling untuk melihat siapa orang tersebut.

"Oohh.. bu gina toh !", ucapku setelah melihat orang yang menyapaku.

"Dari mana ?", tanya bu gina.

"Ini benerin jam tangan !", jawabku.

"Ohh.. udah selesai apa belum nih ?", tanya lagi dari bu gina.

"Barusan aja selesainya !", jawabku lagi.

"Terus sekarang mau kemana nih ?", tanya lagi bu gina.

"Mau pulang bu !", jawabku.

"Bareng ama ibu aja yuk !", ucap bu gina menawarkan tumpangan padaku.

"Naik apa ?", tanyaku pada bu gina.

"Naik becak aja, murah meriah !", jawab dari bu gina.

Weleh.. weleh.. naik becak dengan bu gina, dengan badannya yang tembem gitu, kayaknya bakal dempet banget kita berdua duduknya apa lagi ada anaknya yang masih kecil. tapi emang dasar otak kotor yang penuh dengan pikiran mesum selalu saja datang di saat-saat seperti ini, sepertinya otak mesum ini tau dimana ada kesempatan dalam kesempitan di situ dia harus keluar merasuki pikiranku.

Aku pun membayangkan saat bu gina dan diriku duduk di atas becak, dah kayak apaan tau tuh rasanya paha ketemu paha. karena otak ini sudah terasuki pikiran mesum akhirnya aku pun mengiyakan saja tawaran ari bu gina ini, itung-itung sebagai pelepas lara setelah tadi terkena musibah karena di serempet mobil misterius.

"Pak becak, pak !", ucap bu gina pada tukang becak.

"Iya bu kemana ?", tanya tukang becak.

"Ke kali asin, turun di depan TP aja yaa !", jawab bu gina.

"10ribu bu !", ucap dari tukang becak dengan mematok harga.

"7ribu pak biasanya !", tawarku pada tukang becak.

"Kalau sendiri seh gak apa-apa mas.. bertiga, berat !", ucap tukang berat dengan ekspresi yang memelas.

"Berat.. berat.. nyindir yaa !", saut bu gina pada tukang becak tersebut.

"Hahaha.. maaf bu !", ucap ari tukang becak tersebut.

"Yaa uah nath gak apa-apa... yuk !", ucap dari bu gina padaku.

Aku pun menyuruh bu gina menaiki becak tersebut lebih dulu dari pada aku karena tubuhnya yang tembem bakal butuh space yang lebih jadi aku mengalah saja untuk dirinya. saat bu gina menaiki becak tersebut gesturnya benar-benar membuatku konak, dengan pantatnya yang menungging saat menaiki becak lalu dia pun mendudukan bokongnya tersebut dengan mantap ke atas becak tersebut.

Kulihat hanya ada sedikit saja space untuk kududuki dengan otak kotor yang sedang bergejolak aku pun menaiki becak tersebut dan mencoba duduk di tempat sempit itu, kurasa paha besar dari bu gina begitu menempel pada pahaku, sedikit kurasakan rasa hangat dari pahanya. aku dengan sengaja menggesek-gesekan pahaku pada paha bu gina untuk mendapatkan kehangatan yang lebih.

"Sini nak makan permennya !", ucap bu gina pada anaknya dengan menyuapkan sebuah permen.

"Ngaceng yaa !", ucap lirih bu gina di telingaku.

"Gak !", sautku dengan menggeleng-gelengkan kepala.

"Bo'ong !", ucap dari bu gina.

"Titip tas donk !", ucap dari bu gina dengan memberikan tasnya padaku.

Saat tas tersebut berada di atas pangkuanku, tiba-tiba tangan bu gina pun meraba area kemaluanku lalu dia pun dengan gemasnya meremas kemaluanku yang sudah tegang. sentak saja aku kaget dan mencoba untuk bersikap senormal mungkin karena posisi ini benar-benar tiak menguntukan, di belakang ada bapak tukang becak dan kanan kiri merupakan jalanan dimana banyak pengguna jalan yang wara-wiri.

Kubungkukkan sedikit punggungku untuk menutupi tangan bu gina yang masih meremas-remas kemaluanku, lalu kututupi tangannya dengan tas bu gina yang berada di pakuanku. ku lihat wajah bu gina pun tersenyum-senyum genit menggodaku, dan tangannya masih saja meremas penisku dengan nafsunya.

"Masih berani bo'ong !", ucapnya dengan berbisik lirih pada telingaku.

"Udah bu.. ini di tempat umum !", sautku lirih meminta bu gina untuk menghentikan aksinya ini.

"Enak gak ?", tanya bu gina dengan menguatkan remasannya.

"Enaaaakkk... !", jawabku dengan menahan rasa nikmat karena remasan bu gina.

Tangan bu gina pun semakin menjadi-jadi, bukannya mengakhiri hal ini tapi malah semakin parah, kali ini bu gina secara pelan-pelan membuka resleting celanaku dan aku pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena keenakan, aku pun membantunya dengan melurukan kakiku tapi tetap dengan menutupi area kemaluanku dengan tas dan kedua tanganku ini. perlahan tapi pasti akhirnya resletingku pun terbuka lalu bu gina pun merogoh kedalam resletingku untuk mengeluarkan penisku.

Aku pun melepaskan jaketku lalu taruk di atas tangan bu gina biar tidak kelihatan kalau tangan dan lengannya sedang menjalar ke penisku, setelah penis berada di luar bu gina pun perlahan mengkocok-kocok penisku. di antara malu karena takut orang melihat dan berprasangka buruk aku pun mencoba memalingkan mukaku dan bersifat masa bodoh sambil menikmati kocokan dari tangan bu gina.

Kulihat wajah bu gina dengan sengaja menggodaku dengan menjulurkan lidahnya ke arah permen lolipop anaknya, dia pun menjilat permen tersebut dan mengkulumnya sambil melirik kearah, sedangkan tangannya masih saja terus mengkocok penisku dengan perlahan. lalu bu gina memberikan permen yang sudah penuh dengan ludahnya tersebut kepadaku, dia pun menyuapkan permen tersebut masuk kedalam mulutku, rasa manis dari permen berbaur dengan rasa hampa dari ludahnya.

"Buruan keluarin udah hampir sampai ini !", ucap lirih dari bu gina.

"Gak usaaahh... !", jawabku lirih dengan mendesah.

"Hehehe... udahan nih !", ucap bu gina.

"Udah !", jawabku pelan dengan menunduk malu.

"Beneran gak nyesel !", rayu kembali dari bu gina.

"Gak !", jawabku lagi.

Akhirnya bu gina pun melepas kocokannya sesaat sebelum kita tiba di tempat tujuan, sebelum turun aku pun dengan cepat membetulkan kemaluanku yang sedang keluar dari sarangnya, tanpa sempat membetulkan resletingku, aku pun turun dari becak karena sudah sampai i tempat tujuan, dan dengan jaketku aku berusaha menutupi resletingku yang terbuka tersebut, ku ikat melingkar kedua lengan jaketku pada pinggangku lalu ku putar hingga bagian punggung jaketku menutupi resletingku dan kedua lengan jaketku berada di belakang punggungku, layaknya koki masak.

"Hahaha... lucu banget kamu tuh !", ucap bu gina dengan tertawa.

"Ssssttt... !", ucapku untuk mendiamkan bu gina.

Setelah bu gina membayar ongkos dari becak tersebut, kita pun berjalan bebarengan menuju ke kontrakan dengan menelusuri lorong-lorong gang ini. aku pun mencuri-curi kesempatan saat sepi tak ada orang yang memperhatikan, dengan cepat aku pun membetulkan resletingku yang terbuka tersebut, lalu aku pun bisa melepas jaketku dan mengenakan dengan semestinya.

"Naahh gitu kan lebih ganteng... masak jaket di taruh di bawah !", sindir dari bu gina.

"Hussshh.. !", ucapku dengan menyuruh bu gina untuk diam.

Dan akhirnya aku pun sampai di kontrakanku dengan selamat dan puas, disamping itu juga perasaan malu, deg-deg'an dan juga was-was bercampur dengan sebuah sensasi yang luar biasa karena baru pertama kali ini di kocokin di atas becak walaupun gak sampai keluar, tapi adrenalin ini benar-benar terpacu habis.

"Dasar wanita binal !", ucapku dalam hati.

Kulihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 14:50, sebentar lagi waktunya untuk kerja. dan aku pun menyiapkan semua keperluan yang akan aku bawa dalam pekerjaanku, mulai dari tas dompet dan juga handphone tak lupa aku siapkan semuanya, lalu aku pun merebahkan sejenak tubuh ini sebelum berangkat mandi kemudian pergi kerja.
 
Terakhir diubah:
Hmmm, sepertinya sudah memasuki episode pertarungan yang serius lagi, sip lah suhu juvon👍
 
Bimabet
Aduh... kayaknya masih jauh dari, hampir ke "misteri kematian tante" ya?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd