juvon
Guru Semprot
Chapter 13
Julia Rukmana
Selasa, 29 Agustus
02:50, Diskotik Station
"Buset.. berat sekali badannya !", ucapku dalam hati.
"Mau di bantu nath !", ucap dari suami bu gina.
"Udah pak gak usah nanti malah ngamuk-ngamuk pak yohan sama saya kalau ngelihat wanitanya di sentuh lelaki lain !", ucapku pada suami bu gina.
Kuarahkan tangan kanan tante ini untuk memeluk leherku lalu kuraih pinggangnya dan ku tuntun perlahan untuk keparkiran mobilnya, jalan dari tante ini begitu sempoyongan karena terlalu banyak minum alkohol. aroma nafasnya sangat kental dengan minuman keras dan juga sesekali dia pun berkata ngelantur dengan memanggil-manggil nama yohan.
Saat aku menuntunnya untuk berjalan tiba-tiba saja burungku berdiri dengan sendirinya karena tubuhnya begitu dekat kepadaku, dua buah payudaranya sangat terasa menempel dengan tubuhku, bau tubuhnya sangat kental sekali terhirup oleh hidungku. walaupun sudah berumur tapi tubuhnya begitu sangat sintal dan seksi sekali, layaknya model yang sangat merawat tubuhnya.
"Sialan yang mana mobilnya tante ini !", ucapku sendiri.
Aku pun merogoh tas tante untuk mengambil kunci mobil tante, setelah mendapatkan kunci mobil tersebut aku pun menekan tombol kunci untuk mengetahui dimana mobil tante ini berada. "Ciittt.. ciittt.. ", suara dari mobil yang berada tidak jauh dari tempat ku berdiri sekarang ini, aku pun segera menuju ke mobil tersebut dan memasukinya. kubuka pintu mobil depan dan lalu kududukan tante di kursi depan, dan setelah itu aku pun memasuki pintu satunya untuk berada di kursi kemudi mobil ini.
"Huaahh... gila capek banget !", ucapku sendiri merasa lega.
Akhirnya aku bisa mengelabuhi para pelayan dan juga suami dari bu gina dengan mengaku sebagai orang suruhan si yohan, jadi aku bisa membawa keluar tante ini tanpa mereka curigai. setelah ini aku hanya perlu mengantar tante ini untuk pulang kerumahnya dan mencari tau siapa sebenarnya tante ini, apa hubungan dia dengan yohan dan juga bossku itu, serta hubungannya dengan seorang anggun.
Kemudian aku pun menggeledak tas tante ini, lalu kubuka dompetnya yang berwarna gold tersebut, beberapa lembar uang seratus ribuan berad didalamnya dan juga kartu kredit serta atm dari beberapa bank pun tertata rapih di dalam dompetnya. lalu aku pun mengambil kartu identitasnya untuk mengetahui dimana tempat dia tinggal.
Pada KTP-nya tertera nama Julia Rukmana, kalau dilihat dari tahun kelahirannya berarti sekarang usianya 42 tahun. lalu alamat yang tertera adalah berada di perumahan elite galaxy, melihat alamat rumahnya saja aku sudah bisa menebak kalau dia ini bukanlah orang sembarangan karena perumahan tersebut adalah perumahan orang-orang kaya. lalu aku pun menemukan sebuah kartu namanya, disitu tertulis kalau tante ini adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan yang ternama di kota surabaya ini.
Setelah menggeledah tasnya aku pun segera merapihkan kembali semuanya kedalam dompet milik tante julia ini. kemudian ku perhatikan tante julian yang sedang teler dan terbaring di kursi depan, melihatnya saja aku sudah sangat bernafsu dan ingin sekali menyentuh tubuhnya, perlahan aku pun mencoba untuk menyetuh pahanya yang putih mulus tersebut, begitu indah sekali pahanya sangat licin dan bersih.
Lalu kudekatkan wajahku ke arah wajah dari tante ini untukku bisa mencium aroma nafasnya, bibirku pun mencoba untuk memcium bibirnya yang merah merona itu, rasa alkohol terasa dari mulutnya dan bercampur dengan air liurnya, aku pun menikmati cumbuan ini walaupun tanpa perlawanan dari si tante. disisi yang lain tanganku masih saja mengelus-elus paha seksinya.
"Eeeeeehhmm.... !", desah dari tante tersebut.
Aku pun segera menghentikan cumbuanku karena desahan tante tersebut, aku takut jika dia terbangun dan mengetahui kalau aku sedang berada di dalam mobilnya dan mencumbunya. pikiranku benar-benar sudah di kendalikan oleh nafsu sampai-sampai aku tidak bisa berpikir jernih lagi, tanpa sadar aku mencumbu tante ini dengan nafsunya.
"Sialan kalau begini aku bisa menggagalkan rencanaku sendiri !", ucapku sendiri.
"Ngomong-ngomong kemana tuh bule kok belum balik-balik lagi !", ucapku lagi dengan sendirinya.
Setelah lama menunggu di tempat parkiran ini si bule tidak nonggol-nonggol juga, aku berpikir jika si bule ini sudah pergi meninggalkan tante julia yang sedang teler di dalam diskotik, dia mungkin mengira kalau ada polisi benaran yang menggeledak diskotik ini dan beranggapan kalau tante julia telah di amankan oleh polisi karena kondisinya yang teler ini, monster itu benar-benar tidak memiliki rasa tanggung jawa sama sekali.
Meninggalkan tante julia sendirian di diskotik untuk berantem dengan mol codet lalu lari kalang kabut karena ada polisi, si yohan ini benar-benar telah mencerminkan sifat lelaki yang pengecut. dan untuk melawan lelaki yang pengecut sepertinya sangatlah mudah sekali apa lagi dia juga sangat tempramental sekali orangnya, kalau begitu aku akan mengerjainya lagi.
Kulihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 04:35 dan monster itu tak kunjung datang kembali untuk menjemput tante julia, lalu aku pun memastikan kalau monster itu memang tidak ada niatan untuk menjemput tante julia, aku berpikir kalau seperti ini rencanaku tidak akan bisa kujalankan jadi aku harus membuat rencana lain yaitu dengan meneleponya, aku pun mengambil telepon tante julia dan mencari nama yohan yang berada di ponselnya tersebut, setelah ketemu aku pun segera melakukan panggilan kepadanya.
"Hallo, sayank.. kamu dimana !", langsung saut dari yohan dengan nada panik.
"Sayank.. sayank.. sok khwatir lu, dasar monyet lu !", ucapku pada yohan.
"Siapa lu ?", tanya yohan dengan membentakku.
"Gak penting siapa gue, yang penting sekarang gue lagi ngewek sama sayank lu !", ucapku memancing emosinya.
"Bangsat lu, dimana lu ?", ucapnya dengan sangat emosi.
"Gue di kantor polisi, dateng sini lu kalau berani, dasar cowok pengecut lu !", makiku pada yohan.
"Kalau lu gak dateng gue bakal obok-obok nih memek sayank lu ini !", ucapku lagi untuk membuat marah si yohan.
"Gue tau siapa lu, lu bocah yang kerja di caffe itu kan !", ucap dari yohan.
"Iye.. emang kenapa ?", tanyaku dengan nada nyolot.
"Bangsat lu, kalau berani nyentuh dia gue bakal habisin lu !", ancam dari yohan padaku.
"Kagak nyentuh gimana, wong udah gue entot nih sayank lu !", ucapku memanas-manasi yohan.
"Memeknya becek banget... sampai habis tissue mobil buat ngelap memeknya !", ucapku lagi dengan nada meledek.
"Bangsat, dimana lu anjing !", teriak dari yohan dengan marah-marah.
"Lagi di kantor polisi ******, kuping lu congek yee.. !", ucapku dengan meledeknya.
"Kantor polisi mana lu, gue bakal samperin lu ?", tanya dari yohan.
"Kantor polisi daerah sekitaran kali asin !", jawabku.
"Tunggu gue, jangan kemana-mana lu !", ucap dari yohan.
"Iye gue tunggu, buruan dateng sebelum gue entot lagi sayank lu ini !", ucapku.
"Anjing lu !", saut dari yohan.
Dengan sangat emosi yohan pun mematikan teleponnya, aku yakin sekali kalau yohan ini akan datang menemuiku jadi aku pun dengan cepat memacu mobil tante julia ke tempat yang telah aku pikirkan sebelumnya yaitu kantor polisi terdekat. saat hampir sampai di kantor polisi aku pun segera mencari tempat parkiran yang sekiranya tidak jauh dari kantor polisi tersebut tapi bisa untuk sembunyi dari keramaian, dan ada sebuah gang kecil yang muat untuk parkiran mobil, karena jam masih pagi jadi rutinitas orang-orang masih belum terlalu ramai, aku pun memarkirkan mobil tersebut di gang tersebut.
Sebelum keluar dari mobil aku pun dengan sengaja menyalakan lampu hazard dan juga mematikan seluruh cahaya yang berada di dalam mobil tersebut, dan juga dengan sengaja aku melorot celana dalam tante julia lalu sedikit mengendorkan dress yang di kenakan oleh tante julian ini, sehingga kini tubuhnya terlihat sedikit compang-camping karena pakaiannya tidak beraturan. tak lupa semua jejakku yang berada di mobil tersebut aku hilangkan dan juga panggilan terakhir yang tertuju pada yohan juga sengaja aku hapus, setelah semua beres kemudian aku pun keluar meninggalkan tante sendirian di dalam mobil, lalu mencari tempat untuk sembunyi dan memantau mobil tersebut dari kejauhan.
Tak selang berapa lama aku pun melihat kedatangan dari mobil yohan dan dengan cepat aku pun menelepon polisi untuk datang ke tempat dimana mobil tante berada, aku sengaja membuat laporan kalau ada orang berbuat asusila di dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari kantor polisi tersebut. dan benar saja tak lama setelah yohan masuk kedalam mobil tante, beberapa polisi dengan sigap dan berlari mengepung mobil dari tante itu. dan teman yohan yang ikut serta dengannya keluar dari mobil yohan dan mencoba untuk menjelaskan kepada polisi.
Apa pun penjelasannya, mereka akhirnya menjelaskan di kantor polisi karena tuduhan melakukan tidak asusila di tempat umum. kulihat mereka pun akhirnya di gelandang ke kantor polisi terdekat termasuk tante julia yang sedang mabuk itu. lalu aku pun dengan senangnya melenggang keluar dari persembunyianku dan berjalan pulang ke kontrakan untuk tidur nyenyak.
Kasus asusila di tempat umum hanya sebah kasus kecil, melihat dari latar belakang kedua pelaku pastilah hal ini akan dengan mudah diselesaikan dengan damai, apa lagi polisi di negara ini kan pada doyan duit jadi hukum pun akan berpihak pada duit. mereka tidak akan mengusut kasus ini sampai sedetailnya dengan mencari tau siapa diriku ini, lagian jika mereka berani seperti itu aku tidak perlu takut karena aku juga memiliki power di kepolisian.
Selasa, 29 Agustus
10:10, Perpustakaan kampus
Saat ini aku sedang berada di perpustakaan kampus untuk mencari buku yang aku inginkan yaitu buku tentang mendeteksi kebohongan ala agent rahasia CIA dengan judul Spy The Lie. aku mencari buku ini karena rekomendasi dari salah satu situs yang membahas tentang bagaimana cara mendeteksi seseorang yang sedang berbohong, lalu aku pun tertarik untuk mencarinya.
Berkeliling mengitari rak-rak buku di perpustakaan dan mengambil beberapa buku untuk kubaca serta mencari buku yang aku inginkan. sangat banyak sekali buku-buku yang berada di perpustakaan ini tanpa kusadari aku telah berada di perpustakaan ini selama 30 menit. karena buku yang aku inginkan tak kunjung kudapatkan akhirnya aku memutuskan untuk membaca buku lainnya yang telah aku ambil tadi.
Lalu aku pun mencari tempat duduk untuk membaca buku-buku yang telah aku ambil tadi, disebuah pojokan adalah tempat yang aku inginkan karena tempatnya strategis untuk membaca. aku mengarah kesana dan duduk di tempat pojokan perpustakaan ini, tempat yang sangat tenang untuk membaca buku. ku taruh tasku pada bangku panjang sebelah aku duduk di bangku tersebut lalu aku pun membaca satu persatu buku yang ku ambil.
Disaat aku sedang asyik membaca tiba-tiba ada seorang cewek yang mendekatiku dan dia langsung duduk tepat di depanku, siapa lagi kalau bukan anggun dan gerombolannya.
"Hi, ngapain lu duduk disini ?", tanya anggun dengan judesnya.
"Lu gak lihat gue lagi ngapain !", jawabku tanpa melihat wajah anggun.
"Ini tempat gue, pergi lu dari sini !", ucap anggun mengusirku.
"Berisik lu !", sautku pada anggun.
"Ohh.. mau ngajak ribut lagi !", ucap dari anggun.
"Emang nih kampus kepunyaan emak lu ape, bisa ngusir orang seenak udel lu !", ucapku dengan nada nyolot.
"Nyolot banget lu yee.. gak ada kapok-kapoknya lu cari masalah ama gue !", ucap anggun dengan nada kesel.
Aku pun terus melanjutkan membaca buku tak menggubris omongan anggun, tapi anggun malah semakin menjadi-jadi ocehannya yang sangat terdengar risih di telingaku. selama ini tidak pernah ada seorang cewek satu pun yang pernah mengomel-ngomel kepadaku seperti anggun ini, wanita ini benar-benar sangat menjengkelkan sekali.
"Lu bisa diem gak !", ucapku pada anggun dengan menatap tajam matanya.
"Gak bisa, kenapa ?", tanyanya sangat nyolot.
"Jangan main-main ama gue atau lu bakal nyesel nantinya !", ucapku dengan nada mengancam.
"Lu tuh yang jangan main-main ama gue !", saut dari anggun dengan mengacungkan jari telunjuknya ke arah wajahku.
Melihat tindakan tidak sopan dari anggun aku pun ingin sekali memberinya pelajaran agar tidak mengangguku lagi, dengan spontan aku pun langsung memegang pergelangan tangan anggun dengan sangat erat sekali, angun pun merontah-rontah untuk melepaskan tangannya dari genggamanku tapi aku malah semakin memegangnya sangat erat.
"Hei.. yang di pojokan tolong jangan berisik !", ucap dari penjaga perpustakaan kepadaku dan anggun.
"Maaf bu !", sautku pada penjaga perpustakaan.
"Lepasin !", ucap dari anggun lirih namun sangat marah.
"Gue ingin lu minta maaf ama gue !", ucapku pada anggun.
"Kalau lu gak lepasin gue bakal teriak !", ucap dari anggun.
"Teriak aja, paling juga lu yang bakal malu karena lu yang cari masalah duluan ama gue !", ucapku pada anggun.
"Woi.. lepasin tangan anggun !", ucap dari teman anggun.
"Diem lu berdua, gue gak ada urusan ama kacung kayak lu !", ucap dengan meledek kedua teman anggun.
"Udah kalian diem aja, ini antara gue ama dia !", ucap anggun pada kedua temannya.
"Gue minta maaf, sekarang lepasin !", ucap anggun padaku.
Setelah mendengar permintaan maaf dari anggun, aku pun melepaskan tangan anggun. terlihat anggun pun langsung memegangi pergelangannya mungkin dia kesakitan karena aku menggenggamnya terlalu erat pergelangan tangannya tadi.
"Pergi sono !", ucapku pada anggun.
"Plaaaaakkkk... ", suara tamparan dari anggun kepadaku mengenai tepat di wajahku.
Suara tamparan itu terdengar sangat keras sekali di dalam perpustakaan yang sangat sunyi ini, semua perhatiaan pun mengarah kepada kami baik itu dari siswa lainnya maupun dari penjaga perpustakaan. dan penjaga perpustakaan pun berjalan mendekati kami untuk melerai keributan yang terjadi antara aku dan anggun.
"Kalian berdua ikut saya ke ruang rektor sekarang juga !", ucap dari penjaga perpustakaan tersebut.
"Bukan berdua tapi kita berempat !", saut dari anggun.
Akhirnya aku, anggun, kedua teman anggun serta penjaga perpustakaan pun berjalan menuju ruangan rektor untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. tapi aku menaruh kecurigaan terhadap keikut sertaan dari kedua teman anggun ini, aku berpikiran kalau anggun sengaja ingin menjadikan kedua temannya ini untuk menguatkan alibinya atau di jadikan saksi atas keterangan yang akan dia berikan nanti.
Setelah sampai di depan pintu rektor, penjaga perpustakaan pun mengetuk pintu lalu memasuki ruangan rektor setelah mendapat izin dari si rektor, penjaga perpustakaan masuk diiringi kita semua di belakangnya. setelah penjaga perpustakaan menjelaskan semua kejadian yang ada dan kemudian setelah selesai menjelaskan panjaga perpustakaan itu kembali ke perpustakaan untuk melanjutkan pekerjaannya, dan sekarang giliran kami yang akan ditanya-tanya oleh si pak rektor ini.
"Bapak sudah mendengar keterangan dari petugas pepustakaan, dan sekarang tolong hubungi orang tua kalian untuk datang kesini !", ucap dari pak rektor.
"Tapi pak saya dan shinta tidak ikut-ikut dalam masalah ini !", ucap dari kedua teman anggun.
"Kalian hanya saksi saja yaa... berarti ini masalah cuma antara kalian berdua, kalau begitu kalian berdua panggilan sekarang kedua orang tua kalian dan suruh untuk segera kesini !", ucap pak rektor.
"Maaf pak tapi orang tua saya sedang bekerja kalau jam segini, dia gak akan sempat untuk datang kesini karena sibuk !", ucap dari anggun.
"Ohh begitu, kalau begitu besok tolong kamu dan salah satu orang tua kamu harus kesini bertemu dengan bapak !", ucap dari pak rektor kepada anggun.
"Dan sekarang kamu harus menelepon orang tua kamu dan jelaskan kepada orang tua tentang peristiwa yang terjadi antara kalian berdua !", ucap lagi dari pak rektor.
Tanpa banyak tanya anggun menelepon orang tuanya sesuai dengan perintah dari pak rektor, anggun terlihat sangat kesal sekali setelah disuruh untuk menelepon orang tuanya. anggun pun mengambil teleponnya lalu menelpon seseorang dan kemudian dia anggun pun berbicara pada orang yang ada di telepon tersebut.
"Hallo mama !", ucap anggun pada mamanya via telepon.
"Ma.. anggun sekarang lagi di ruangan pak rektor !", ucap lagi anggun pak mamanya via telepon.
"Tolong di loudspeaker !", ucap pak rektor pada anggun.
Terlihat anggun sangat tidak nyaman dengan kondisi ini, wajahnya ku perhatikan begitu kesal dengan perintah dari pak rektor ini. namun anggun tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintah dari pak rektor ini, dengan tidak berdaya dan terpaksa anggun pun menuruti perintah pak rektor untuk meloudspeaker perbincangannya.
"Kenapa kamu ada diruangan rektor ?", tanya mama anggun dari telepon.
"Anggun ada masalah dengan teman cowok anggun !", ucap anggun.
"Masalah apa seh kok sampai di bawa keruang rektor segala ?", tanya dari mama anggun.
"Bukan anggun yang salah tapi dia itu yang suka resek'in anggun !", jawab anggun.
"Sini biar bapak yang bicara sendiri sama mama kamu !", ucap dari pak rektor pada anggun.
"Ma.. pak rektor mau bicara dengan mama !", ucap anggun.
Anggun dengan tampang juteknya karena kesal berada dalam kondisi yang tidak nyaman ini akhirnya menyerahkan ponselnya pada pak rektor tersebut, dan pak rektor pun mulai berbicara dengan mama anggun.
"Hallo, dengan mamanya anggun wijayanata !", ucap dari pak rektor pada mama anggun.
"Iyaa.. ini mamanya anggun wijayanata !", ucap dari mama anggun.
"Dengan ibu siapa yaa ini ?", tanya pak rektor.
"Julia Rukaman, pak !", jawab dari mama anggun menyebutkan namanya.
Mendengar nama tersebut aku pun tersentak kaget tak percaya dengan apa yang barusan aku dengar, julia rukmana adalah mama dari anggun. wanita paruh baya yang semalam sempat aku cumbu di dalam mobil, mabuk di diskotik dan memiliki hubungan dengan yohan serta bossku adalah julia rukmana, mamanya anggun.
"Ohh ibu julia.. jadi begini ibu, si anggun ini sedang terlibat masalah dengan teman kampusnya, sudah dua kali ini anggun dan teman cowoknya ini bertengkar di perpustakaan !", ucap dari pak rektor.
"Pertengkaran pertama menurut cerita yang saya dengar, teman anggun marah sama anggun entah karena apa, tiba-tiba teman anggun yang cowok ini merobek-robek sejumlah uang yang cukup banyak di depan anggun yang sedang baca buku di perpustakaan !", ucap dari pak rektor pada mamanya anggun.
"Lalu pertengkaran kedua barusan terjadi lagi di perpustakaan, dimana anggun menampar teman cowoknya ini, tentang alasannya kenapa saya ingin besok ibu dan juga anggun datang ke kampus untuk menemuhi saya di ruangan saya, pagi jam 10:00 !", ucap dari pak rektor.
"Baiklah pak besok akan saya usahakan untuk kesana dengan anggun !", jawab dari mamanya anggun.
"Terima kasih atas respon positifnya !", ucap dari pak rektor tersebut.
Pak rektor itu pun mematikan telepon dari mamanya anggun tersebut, dan kemudian menyerahkan ponsel kepunyaan anggun kepada anggun. saat aku melihat wajah anggun dia nampak tidak nyaman sekali karena orang tuanya harus di panggil ke ruang rektor bersama dengannya. dan sepertinya sekarang giliranku yang akan di doktrin oleh rektor ini.
"Dan kamu nathael suryadharma.. ehh... wirabrata.. !", ucap dari pak rektor salah menyebutkan namaku.
"Ehmm... kenapa bisa bertengkar dengan anggun ?", tanya pak rektor dengan nada santai.
"Hanya salah paham saja !", jawabku.
"Bapak sangat yakin kalau setiap perbuatanmu pasti dilandasi oleh sebuah alasan yang kuat, kalau hanya salah paham kayaknya tidak mungkin !", ucap dari pak rektor tersebut.
"Mungkin besok saat anggun dan mamanya menghadap bapak, anggun yang akan menjelaskannya !", ucapku pada pak rektor.
"Hahaha.. baiklah kalau begitu kalian semua bisa keluar !", ucap dari pak rektor kepada kita semua.
"Tunggu dulu.. kenapa bapak berlaku tidak adil terhadap kita, bapak memperlakukan nathael dengan istimewa dengan membebaskannya begitu saja tapi kenapa saya harus di suruh telepon mamanya san besok disuruh menghadap bapak !", ucap dari anggun.
"Sudahlah.. suatu saat nanti kau juga bakal mengetahuinya sendiri, kau kan pintar mungkin suatu saat nanti kau akan bisa jadi pesaing untuk nathael !", ucap dari pak rektor tersebut pada anggun.
"Keluar saja jangan, jangan banyak tanya !", ucapku pada anggun.
Wajah anggun sangat kesal sekali dan begitu marah karena ketidak adilan yang dia rasakan atas keputusan yang di ambil oleh pak rektor, terlihat sangat jelas tatapan anggun begitu mencurigaiku namun aku tidak memperdulikannya, aku terus saja berjalan keluar dari ruangan tersebut.
Rektor itu mulutnya perlu untuk di sumpal, ucapanmu barusan bisa membuka aibku di masa lalu. aib yang tidak ingin aku ungkit-ungkit lagi dan sengaja ingin aku lupakan, aku tidak au apa yang bakal terjadi jika sampai aib tersebut terkuak, mungkin efeknya akan membuatku dikucilkan lagi dari masyarakat.
Julia Rukmana
Selasa, 29 Agustus
02:50, Diskotik Station
"Buset.. berat sekali badannya !", ucapku dalam hati.
"Mau di bantu nath !", ucap dari suami bu gina.
"Udah pak gak usah nanti malah ngamuk-ngamuk pak yohan sama saya kalau ngelihat wanitanya di sentuh lelaki lain !", ucapku pada suami bu gina.
Kuarahkan tangan kanan tante ini untuk memeluk leherku lalu kuraih pinggangnya dan ku tuntun perlahan untuk keparkiran mobilnya, jalan dari tante ini begitu sempoyongan karena terlalu banyak minum alkohol. aroma nafasnya sangat kental dengan minuman keras dan juga sesekali dia pun berkata ngelantur dengan memanggil-manggil nama yohan.
Saat aku menuntunnya untuk berjalan tiba-tiba saja burungku berdiri dengan sendirinya karena tubuhnya begitu dekat kepadaku, dua buah payudaranya sangat terasa menempel dengan tubuhku, bau tubuhnya sangat kental sekali terhirup oleh hidungku. walaupun sudah berumur tapi tubuhnya begitu sangat sintal dan seksi sekali, layaknya model yang sangat merawat tubuhnya.
"Sialan yang mana mobilnya tante ini !", ucapku sendiri.
Aku pun merogoh tas tante untuk mengambil kunci mobil tante, setelah mendapatkan kunci mobil tersebut aku pun menekan tombol kunci untuk mengetahui dimana mobil tante ini berada. "Ciittt.. ciittt.. ", suara dari mobil yang berada tidak jauh dari tempat ku berdiri sekarang ini, aku pun segera menuju ke mobil tersebut dan memasukinya. kubuka pintu mobil depan dan lalu kududukan tante di kursi depan, dan setelah itu aku pun memasuki pintu satunya untuk berada di kursi kemudi mobil ini.
"Huaahh... gila capek banget !", ucapku sendiri merasa lega.
Akhirnya aku bisa mengelabuhi para pelayan dan juga suami dari bu gina dengan mengaku sebagai orang suruhan si yohan, jadi aku bisa membawa keluar tante ini tanpa mereka curigai. setelah ini aku hanya perlu mengantar tante ini untuk pulang kerumahnya dan mencari tau siapa sebenarnya tante ini, apa hubungan dia dengan yohan dan juga bossku itu, serta hubungannya dengan seorang anggun.
Kemudian aku pun menggeledak tas tante ini, lalu kubuka dompetnya yang berwarna gold tersebut, beberapa lembar uang seratus ribuan berad didalamnya dan juga kartu kredit serta atm dari beberapa bank pun tertata rapih di dalam dompetnya. lalu aku pun mengambil kartu identitasnya untuk mengetahui dimana tempat dia tinggal.
Pada KTP-nya tertera nama Julia Rukmana, kalau dilihat dari tahun kelahirannya berarti sekarang usianya 42 tahun. lalu alamat yang tertera adalah berada di perumahan elite galaxy, melihat alamat rumahnya saja aku sudah bisa menebak kalau dia ini bukanlah orang sembarangan karena perumahan tersebut adalah perumahan orang-orang kaya. lalu aku pun menemukan sebuah kartu namanya, disitu tertulis kalau tante ini adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan yang ternama di kota surabaya ini.
Setelah menggeledah tasnya aku pun segera merapihkan kembali semuanya kedalam dompet milik tante julia ini. kemudian ku perhatikan tante julian yang sedang teler dan terbaring di kursi depan, melihatnya saja aku sudah sangat bernafsu dan ingin sekali menyentuh tubuhnya, perlahan aku pun mencoba untuk menyetuh pahanya yang putih mulus tersebut, begitu indah sekali pahanya sangat licin dan bersih.
Lalu kudekatkan wajahku ke arah wajah dari tante ini untukku bisa mencium aroma nafasnya, bibirku pun mencoba untuk memcium bibirnya yang merah merona itu, rasa alkohol terasa dari mulutnya dan bercampur dengan air liurnya, aku pun menikmati cumbuan ini walaupun tanpa perlawanan dari si tante. disisi yang lain tanganku masih saja mengelus-elus paha seksinya.
"Eeeeeehhmm.... !", desah dari tante tersebut.
Aku pun segera menghentikan cumbuanku karena desahan tante tersebut, aku takut jika dia terbangun dan mengetahui kalau aku sedang berada di dalam mobilnya dan mencumbunya. pikiranku benar-benar sudah di kendalikan oleh nafsu sampai-sampai aku tidak bisa berpikir jernih lagi, tanpa sadar aku mencumbu tante ini dengan nafsunya.
"Sialan kalau begini aku bisa menggagalkan rencanaku sendiri !", ucapku sendiri.
"Ngomong-ngomong kemana tuh bule kok belum balik-balik lagi !", ucapku lagi dengan sendirinya.
Setelah lama menunggu di tempat parkiran ini si bule tidak nonggol-nonggol juga, aku berpikir jika si bule ini sudah pergi meninggalkan tante julia yang sedang teler di dalam diskotik, dia mungkin mengira kalau ada polisi benaran yang menggeledak diskotik ini dan beranggapan kalau tante julia telah di amankan oleh polisi karena kondisinya yang teler ini, monster itu benar-benar tidak memiliki rasa tanggung jawa sama sekali.
Meninggalkan tante julia sendirian di diskotik untuk berantem dengan mol codet lalu lari kalang kabut karena ada polisi, si yohan ini benar-benar telah mencerminkan sifat lelaki yang pengecut. dan untuk melawan lelaki yang pengecut sepertinya sangatlah mudah sekali apa lagi dia juga sangat tempramental sekali orangnya, kalau begitu aku akan mengerjainya lagi.
Kulihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 04:35 dan monster itu tak kunjung datang kembali untuk menjemput tante julia, lalu aku pun memastikan kalau monster itu memang tidak ada niatan untuk menjemput tante julia, aku berpikir kalau seperti ini rencanaku tidak akan bisa kujalankan jadi aku harus membuat rencana lain yaitu dengan meneleponya, aku pun mengambil telepon tante julia dan mencari nama yohan yang berada di ponselnya tersebut, setelah ketemu aku pun segera melakukan panggilan kepadanya.
"Hallo, sayank.. kamu dimana !", langsung saut dari yohan dengan nada panik.
"Sayank.. sayank.. sok khwatir lu, dasar monyet lu !", ucapku pada yohan.
"Siapa lu ?", tanya yohan dengan membentakku.
"Gak penting siapa gue, yang penting sekarang gue lagi ngewek sama sayank lu !", ucapku memancing emosinya.
"Bangsat lu, dimana lu ?", ucapnya dengan sangat emosi.
"Gue di kantor polisi, dateng sini lu kalau berani, dasar cowok pengecut lu !", makiku pada yohan.
"Kalau lu gak dateng gue bakal obok-obok nih memek sayank lu ini !", ucapku lagi untuk membuat marah si yohan.
"Gue tau siapa lu, lu bocah yang kerja di caffe itu kan !", ucap dari yohan.
"Iye.. emang kenapa ?", tanyaku dengan nada nyolot.
"Bangsat lu, kalau berani nyentuh dia gue bakal habisin lu !", ancam dari yohan padaku.
"Kagak nyentuh gimana, wong udah gue entot nih sayank lu !", ucapku memanas-manasi yohan.
"Memeknya becek banget... sampai habis tissue mobil buat ngelap memeknya !", ucapku lagi dengan nada meledek.
"Bangsat, dimana lu anjing !", teriak dari yohan dengan marah-marah.
"Lagi di kantor polisi ******, kuping lu congek yee.. !", ucapku dengan meledeknya.
"Kantor polisi mana lu, gue bakal samperin lu ?", tanya dari yohan.
"Kantor polisi daerah sekitaran kali asin !", jawabku.
"Tunggu gue, jangan kemana-mana lu !", ucap dari yohan.
"Iye gue tunggu, buruan dateng sebelum gue entot lagi sayank lu ini !", ucapku.
"Anjing lu !", saut dari yohan.
Dengan sangat emosi yohan pun mematikan teleponnya, aku yakin sekali kalau yohan ini akan datang menemuiku jadi aku pun dengan cepat memacu mobil tante julia ke tempat yang telah aku pikirkan sebelumnya yaitu kantor polisi terdekat. saat hampir sampai di kantor polisi aku pun segera mencari tempat parkiran yang sekiranya tidak jauh dari kantor polisi tersebut tapi bisa untuk sembunyi dari keramaian, dan ada sebuah gang kecil yang muat untuk parkiran mobil, karena jam masih pagi jadi rutinitas orang-orang masih belum terlalu ramai, aku pun memarkirkan mobil tersebut di gang tersebut.
Sebelum keluar dari mobil aku pun dengan sengaja menyalakan lampu hazard dan juga mematikan seluruh cahaya yang berada di dalam mobil tersebut, dan juga dengan sengaja aku melorot celana dalam tante julia lalu sedikit mengendorkan dress yang di kenakan oleh tante julian ini, sehingga kini tubuhnya terlihat sedikit compang-camping karena pakaiannya tidak beraturan. tak lupa semua jejakku yang berada di mobil tersebut aku hilangkan dan juga panggilan terakhir yang tertuju pada yohan juga sengaja aku hapus, setelah semua beres kemudian aku pun keluar meninggalkan tante sendirian di dalam mobil, lalu mencari tempat untuk sembunyi dan memantau mobil tersebut dari kejauhan.
Tak selang berapa lama aku pun melihat kedatangan dari mobil yohan dan dengan cepat aku pun menelepon polisi untuk datang ke tempat dimana mobil tante berada, aku sengaja membuat laporan kalau ada orang berbuat asusila di dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari kantor polisi tersebut. dan benar saja tak lama setelah yohan masuk kedalam mobil tante, beberapa polisi dengan sigap dan berlari mengepung mobil dari tante itu. dan teman yohan yang ikut serta dengannya keluar dari mobil yohan dan mencoba untuk menjelaskan kepada polisi.
Apa pun penjelasannya, mereka akhirnya menjelaskan di kantor polisi karena tuduhan melakukan tidak asusila di tempat umum. kulihat mereka pun akhirnya di gelandang ke kantor polisi terdekat termasuk tante julia yang sedang mabuk itu. lalu aku pun dengan senangnya melenggang keluar dari persembunyianku dan berjalan pulang ke kontrakan untuk tidur nyenyak.
Kasus asusila di tempat umum hanya sebah kasus kecil, melihat dari latar belakang kedua pelaku pastilah hal ini akan dengan mudah diselesaikan dengan damai, apa lagi polisi di negara ini kan pada doyan duit jadi hukum pun akan berpihak pada duit. mereka tidak akan mengusut kasus ini sampai sedetailnya dengan mencari tau siapa diriku ini, lagian jika mereka berani seperti itu aku tidak perlu takut karena aku juga memiliki power di kepolisian.
Selasa, 29 Agustus
10:10, Perpustakaan kampus
Saat ini aku sedang berada di perpustakaan kampus untuk mencari buku yang aku inginkan yaitu buku tentang mendeteksi kebohongan ala agent rahasia CIA dengan judul Spy The Lie. aku mencari buku ini karena rekomendasi dari salah satu situs yang membahas tentang bagaimana cara mendeteksi seseorang yang sedang berbohong, lalu aku pun tertarik untuk mencarinya.
Berkeliling mengitari rak-rak buku di perpustakaan dan mengambil beberapa buku untuk kubaca serta mencari buku yang aku inginkan. sangat banyak sekali buku-buku yang berada di perpustakaan ini tanpa kusadari aku telah berada di perpustakaan ini selama 30 menit. karena buku yang aku inginkan tak kunjung kudapatkan akhirnya aku memutuskan untuk membaca buku lainnya yang telah aku ambil tadi.
Lalu aku pun mencari tempat duduk untuk membaca buku-buku yang telah aku ambil tadi, disebuah pojokan adalah tempat yang aku inginkan karena tempatnya strategis untuk membaca. aku mengarah kesana dan duduk di tempat pojokan perpustakaan ini, tempat yang sangat tenang untuk membaca buku. ku taruh tasku pada bangku panjang sebelah aku duduk di bangku tersebut lalu aku pun membaca satu persatu buku yang ku ambil.
Disaat aku sedang asyik membaca tiba-tiba ada seorang cewek yang mendekatiku dan dia langsung duduk tepat di depanku, siapa lagi kalau bukan anggun dan gerombolannya.
"Hi, ngapain lu duduk disini ?", tanya anggun dengan judesnya.
"Lu gak lihat gue lagi ngapain !", jawabku tanpa melihat wajah anggun.
"Ini tempat gue, pergi lu dari sini !", ucap anggun mengusirku.
"Berisik lu !", sautku pada anggun.
"Ohh.. mau ngajak ribut lagi !", ucap dari anggun.
"Emang nih kampus kepunyaan emak lu ape, bisa ngusir orang seenak udel lu !", ucapku dengan nada nyolot.
"Nyolot banget lu yee.. gak ada kapok-kapoknya lu cari masalah ama gue !", ucap anggun dengan nada kesel.
Aku pun terus melanjutkan membaca buku tak menggubris omongan anggun, tapi anggun malah semakin menjadi-jadi ocehannya yang sangat terdengar risih di telingaku. selama ini tidak pernah ada seorang cewek satu pun yang pernah mengomel-ngomel kepadaku seperti anggun ini, wanita ini benar-benar sangat menjengkelkan sekali.
"Lu bisa diem gak !", ucapku pada anggun dengan menatap tajam matanya.
"Gak bisa, kenapa ?", tanyanya sangat nyolot.
"Jangan main-main ama gue atau lu bakal nyesel nantinya !", ucapku dengan nada mengancam.
"Lu tuh yang jangan main-main ama gue !", saut dari anggun dengan mengacungkan jari telunjuknya ke arah wajahku.
Melihat tindakan tidak sopan dari anggun aku pun ingin sekali memberinya pelajaran agar tidak mengangguku lagi, dengan spontan aku pun langsung memegang pergelangan tangan anggun dengan sangat erat sekali, angun pun merontah-rontah untuk melepaskan tangannya dari genggamanku tapi aku malah semakin memegangnya sangat erat.
"Hei.. yang di pojokan tolong jangan berisik !", ucap dari penjaga perpustakaan kepadaku dan anggun.
"Maaf bu !", sautku pada penjaga perpustakaan.
"Lepasin !", ucap dari anggun lirih namun sangat marah.
"Gue ingin lu minta maaf ama gue !", ucapku pada anggun.
"Kalau lu gak lepasin gue bakal teriak !", ucap dari anggun.
"Teriak aja, paling juga lu yang bakal malu karena lu yang cari masalah duluan ama gue !", ucapku pada anggun.
"Woi.. lepasin tangan anggun !", ucap dari teman anggun.
"Diem lu berdua, gue gak ada urusan ama kacung kayak lu !", ucap dengan meledek kedua teman anggun.
"Udah kalian diem aja, ini antara gue ama dia !", ucap anggun pada kedua temannya.
"Gue minta maaf, sekarang lepasin !", ucap anggun padaku.
Setelah mendengar permintaan maaf dari anggun, aku pun melepaskan tangan anggun. terlihat anggun pun langsung memegangi pergelangannya mungkin dia kesakitan karena aku menggenggamnya terlalu erat pergelangan tangannya tadi.
"Pergi sono !", ucapku pada anggun.
"Plaaaaakkkk... ", suara tamparan dari anggun kepadaku mengenai tepat di wajahku.
Suara tamparan itu terdengar sangat keras sekali di dalam perpustakaan yang sangat sunyi ini, semua perhatiaan pun mengarah kepada kami baik itu dari siswa lainnya maupun dari penjaga perpustakaan. dan penjaga perpustakaan pun berjalan mendekati kami untuk melerai keributan yang terjadi antara aku dan anggun.
"Kalian berdua ikut saya ke ruang rektor sekarang juga !", ucap dari penjaga perpustakaan tersebut.
"Bukan berdua tapi kita berempat !", saut dari anggun.
Akhirnya aku, anggun, kedua teman anggun serta penjaga perpustakaan pun berjalan menuju ruangan rektor untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. tapi aku menaruh kecurigaan terhadap keikut sertaan dari kedua teman anggun ini, aku berpikiran kalau anggun sengaja ingin menjadikan kedua temannya ini untuk menguatkan alibinya atau di jadikan saksi atas keterangan yang akan dia berikan nanti.
Setelah sampai di depan pintu rektor, penjaga perpustakaan pun mengetuk pintu lalu memasuki ruangan rektor setelah mendapat izin dari si rektor, penjaga perpustakaan masuk diiringi kita semua di belakangnya. setelah penjaga perpustakaan menjelaskan semua kejadian yang ada dan kemudian setelah selesai menjelaskan panjaga perpustakaan itu kembali ke perpustakaan untuk melanjutkan pekerjaannya, dan sekarang giliran kami yang akan ditanya-tanya oleh si pak rektor ini.
"Bapak sudah mendengar keterangan dari petugas pepustakaan, dan sekarang tolong hubungi orang tua kalian untuk datang kesini !", ucap dari pak rektor.
"Tapi pak saya dan shinta tidak ikut-ikut dalam masalah ini !", ucap dari kedua teman anggun.
"Kalian hanya saksi saja yaa... berarti ini masalah cuma antara kalian berdua, kalau begitu kalian berdua panggilan sekarang kedua orang tua kalian dan suruh untuk segera kesini !", ucap pak rektor.
"Maaf pak tapi orang tua saya sedang bekerja kalau jam segini, dia gak akan sempat untuk datang kesini karena sibuk !", ucap dari anggun.
"Ohh begitu, kalau begitu besok tolong kamu dan salah satu orang tua kamu harus kesini bertemu dengan bapak !", ucap dari pak rektor kepada anggun.
"Dan sekarang kamu harus menelepon orang tua kamu dan jelaskan kepada orang tua tentang peristiwa yang terjadi antara kalian berdua !", ucap lagi dari pak rektor.
Tanpa banyak tanya anggun menelepon orang tuanya sesuai dengan perintah dari pak rektor, anggun terlihat sangat kesal sekali setelah disuruh untuk menelepon orang tuanya. anggun pun mengambil teleponnya lalu menelpon seseorang dan kemudian dia anggun pun berbicara pada orang yang ada di telepon tersebut.
"Hallo mama !", ucap anggun pada mamanya via telepon.
"Ma.. anggun sekarang lagi di ruangan pak rektor !", ucap lagi anggun pak mamanya via telepon.
"Tolong di loudspeaker !", ucap pak rektor pada anggun.
Terlihat anggun sangat tidak nyaman dengan kondisi ini, wajahnya ku perhatikan begitu kesal dengan perintah dari pak rektor ini. namun anggun tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintah dari pak rektor ini, dengan tidak berdaya dan terpaksa anggun pun menuruti perintah pak rektor untuk meloudspeaker perbincangannya.
"Kenapa kamu ada diruangan rektor ?", tanya mama anggun dari telepon.
"Anggun ada masalah dengan teman cowok anggun !", ucap anggun.
"Masalah apa seh kok sampai di bawa keruang rektor segala ?", tanya dari mama anggun.
"Bukan anggun yang salah tapi dia itu yang suka resek'in anggun !", jawab anggun.
"Sini biar bapak yang bicara sendiri sama mama kamu !", ucap dari pak rektor pada anggun.
"Ma.. pak rektor mau bicara dengan mama !", ucap anggun.
Anggun dengan tampang juteknya karena kesal berada dalam kondisi yang tidak nyaman ini akhirnya menyerahkan ponselnya pada pak rektor tersebut, dan pak rektor pun mulai berbicara dengan mama anggun.
"Hallo, dengan mamanya anggun wijayanata !", ucap dari pak rektor pada mama anggun.
"Iyaa.. ini mamanya anggun wijayanata !", ucap dari mama anggun.
"Dengan ibu siapa yaa ini ?", tanya pak rektor.
"Julia Rukaman, pak !", jawab dari mama anggun menyebutkan namanya.
Mendengar nama tersebut aku pun tersentak kaget tak percaya dengan apa yang barusan aku dengar, julia rukmana adalah mama dari anggun. wanita paruh baya yang semalam sempat aku cumbu di dalam mobil, mabuk di diskotik dan memiliki hubungan dengan yohan serta bossku adalah julia rukmana, mamanya anggun.
"Ohh ibu julia.. jadi begini ibu, si anggun ini sedang terlibat masalah dengan teman kampusnya, sudah dua kali ini anggun dan teman cowoknya ini bertengkar di perpustakaan !", ucap dari pak rektor.
"Pertengkaran pertama menurut cerita yang saya dengar, teman anggun marah sama anggun entah karena apa, tiba-tiba teman anggun yang cowok ini merobek-robek sejumlah uang yang cukup banyak di depan anggun yang sedang baca buku di perpustakaan !", ucap dari pak rektor pada mamanya anggun.
"Lalu pertengkaran kedua barusan terjadi lagi di perpustakaan, dimana anggun menampar teman cowoknya ini, tentang alasannya kenapa saya ingin besok ibu dan juga anggun datang ke kampus untuk menemuhi saya di ruangan saya, pagi jam 10:00 !", ucap dari pak rektor.
"Baiklah pak besok akan saya usahakan untuk kesana dengan anggun !", jawab dari mamanya anggun.
"Terima kasih atas respon positifnya !", ucap dari pak rektor tersebut.
Pak rektor itu pun mematikan telepon dari mamanya anggun tersebut, dan kemudian menyerahkan ponsel kepunyaan anggun kepada anggun. saat aku melihat wajah anggun dia nampak tidak nyaman sekali karena orang tuanya harus di panggil ke ruang rektor bersama dengannya. dan sepertinya sekarang giliranku yang akan di doktrin oleh rektor ini.
"Dan kamu nathael suryadharma.. ehh... wirabrata.. !", ucap dari pak rektor salah menyebutkan namaku.
"Ehmm... kenapa bisa bertengkar dengan anggun ?", tanya pak rektor dengan nada santai.
"Hanya salah paham saja !", jawabku.
"Bapak sangat yakin kalau setiap perbuatanmu pasti dilandasi oleh sebuah alasan yang kuat, kalau hanya salah paham kayaknya tidak mungkin !", ucap dari pak rektor tersebut.
"Mungkin besok saat anggun dan mamanya menghadap bapak, anggun yang akan menjelaskannya !", ucapku pada pak rektor.
"Hahaha.. baiklah kalau begitu kalian semua bisa keluar !", ucap dari pak rektor kepada kita semua.
"Tunggu dulu.. kenapa bapak berlaku tidak adil terhadap kita, bapak memperlakukan nathael dengan istimewa dengan membebaskannya begitu saja tapi kenapa saya harus di suruh telepon mamanya san besok disuruh menghadap bapak !", ucap dari anggun.
"Sudahlah.. suatu saat nanti kau juga bakal mengetahuinya sendiri, kau kan pintar mungkin suatu saat nanti kau akan bisa jadi pesaing untuk nathael !", ucap dari pak rektor tersebut pada anggun.
"Keluar saja jangan, jangan banyak tanya !", ucapku pada anggun.
Wajah anggun sangat kesal sekali dan begitu marah karena ketidak adilan yang dia rasakan atas keputusan yang di ambil oleh pak rektor, terlihat sangat jelas tatapan anggun begitu mencurigaiku namun aku tidak memperdulikannya, aku terus saja berjalan keluar dari ruangan tersebut.
Rektor itu mulutnya perlu untuk di sumpal, ucapanmu barusan bisa membuka aibku di masa lalu. aib yang tidak ingin aku ungkit-ungkit lagi dan sengaja ingin aku lupakan, aku tidak au apa yang bakal terjadi jika sampai aib tersebut terkuak, mungkin efeknya akan membuatku dikucilkan lagi dari masyarakat.