Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Yang udah baca minta komennya dong, jangan cuma baca doang, gak ngelike gpp, tapi aku butuh masukan biar bisa jadi penulis yang lebih baik lagi 😊
Bingung mau muji kayak apa lagi sis, udah dari season 1 suka bgt sama tulisan sist..

Tiap updatetan ngena bgt, terbaik pokoknya
 
Gila updateannya detail banget suhu, tiap langkahnya digambarin secara jelas, gak bertele" yang bikin enak bacanya. ditambah ilustrasi yang mendukung juga. Sukses bikin ane dari belum ngaceng, sampe keluar...
 
Makasih banget dah apdet 12k Dedek @Kaniamutia

Luhuuuaaaaaaarr biaaasaaaaahh.....bikin lunglai!!
Soal SS dah gk ada lawan..T.O.P mendetail banget! Tapi klo tiap chapter isinya dominan SS kedepannya bisa membosankan pembaca loh Dek! Nanti ceritanya lama2 terkesan monoton gitu aja.
 
Yang udah baca minta komennya dong, jangan cuma baca doang, gak ngelike gpp, tapi aku butuh masukan biar bisa jadi penulis yang lebih baik lagi 😊
vera nya kalau bisa kayak yang cerita pertama suhu, main dengan banyak laki yang kasar dan mendominasi. kayaknya dimas gak cocok deh buat vera, karena selalu bikin vera yang mendominasi minta dikasarin. mending vera nya yang di dominasi dan di siksa. paling suka kalau ada adegan ngelonggarin memek sama anus nya suhu
 

CHAPTER 3




Selama satu bulan ini waktu terasa seperti bulan madu bagi aku dan Dimas, kami sama-sama ingin selalu berduaan untuk terus melampiaskan syahwat nafsu kami yang tak pernah padam, meskipun waktu Dimas terbatas karena dia juga harus membagi waktu dengan Nova sepanjang hari, tapi aku selalu menunggunya dan merindukan belainya, setiap lewat tengah malam dia selalu menyempatkan datang untuk menemuiku dan melampiaskan hasrat besarnya padaku.

Dimas mengaku sangat kecanduan denganku, dia sudah tergila-gila dengan tubuh seksi ku yang dia bilang benar-benar membutakan kewarasannya, aku pun begitu, selain karena fisik, aku juga suka Dimas karena dia sangat Open Minded, dia tidak mempermasalahkan orientasiku, tak seperti laki-laki lain yang menganggap aku aneh, gila, dan menyimpang, tapi Dimas menganggapnya biasa-biasa saja dan tak ada yang salah dengan semua itu, karenanya aku berani terbuka padanya, hanya dalam kurun waktu itu Dimas benar-benar sudah berani dan beradaptasi dengan gaya mainku.




..............................

“ AHHHHHH... ”

“ Akuuu keluar sayanggg!!.. ”

Dengan teriakan khas orang orgasme, Dimas kemudian mencabut batang penisnya keluar dari lubang pantatku dan langsung mengocokinya tepat diatas lobang yang menganga itu.

Aku membantu meng-Gaping pantatku selebar mungkin dengan tanganku, Dimas meleguh yang tak lama kemudian disertai dengan lelehan lendir panas berwarna putih kental langsung menyemprot keluar dari jarak dekat dan mengalir turun ke dalam liang anusku yang baru saja dia nikmati.

272952445d8e7efb84a1276bf1a826563b49dcd3.gif


“ Ahhh Ver, nikmaaat sayaaang... ” desis Dimas dengan letupan air maninya yang mengucur.

Kami sama-sama mengambil waktu dan terengah-engah dalam kenikmatan, Dimas kemudian terduduk di ranjang, sementara aku masih dalam posisi menungging merasakan hangat sperma Dimas yang perlahan turun masuk ke perutku.

“ Sayang aku pengen tembak di dalem memek kamu kok gak pernah kamu kasih sih?.. ” tanyanya sembari mengambil nafas.

“ Engga sayang.. Gak boleh, nanti aku hamil gimana?.. ” kataku dengan centil.

Memang selama ini aku tidak mengizinkan Dimas melakukan Creampie, karena aku sengaja dan ingin membuatnya penasaran saja.

“ Yaudah gpp hamil.. ” jawabnya enteng.

“ Enak aja! Gak ah.. ” kataku.

“ Jadi kamu lebih mau hamil sama Gilang dari pada sama aku?.. ” balasnya lagi dengan nada serius kembali mengungkit soal persetubuhanku dengan Gilang ketika di rumahnya dulu.

Tampaknya Gilang dan Dimas sudah saling cerita mengenai ini, bahkan Dimas sampai tahu jika waktu malam itu Gilang mengeluarkan spermanya di dalam memekku, dan terus mengungkitnya sebagai senjata untuk merayuku agar dia bisa ngecret di dalam juga.

“ Ya pokoknya engga boleh aja Dim, kamu mau nikahin aku emang kalo aku hamil?.. ” jawabku meskipun aku selalu rutin menggunakan Birth Control atau kontrasepsi.

Dimas terdiam, dia lebih memilih memelukku dari belakang dan mengecup punggungku ketimbang menjawabnya, tak berapa lama kemudian dia menyodorkan kontolnya di depan wajahku, aku yang masih dalam posisi merangkak langsung mengulum dan melakukan Ass to Mouth sambil menatap matanya binal.

Dimas memegang kepalaku dan memaju-mundurkannya, dia mulai mengenjot mulutku hingga mentok dan aku sampai tersedak-sedak karena ukuran kontolnya tak bisa kutampung seluruhnya di mulutku.

Setelahnya, Dimas menarik tanganku untuk ikut tiduran di sebelahnya, aku mangut saja dan merebahkan diriku di atas ranjang empuk ini, sementara di sampingku, Dimas yang ngos-ngosan terlihat menatap kosong kearah langit-langit sambil terus membayangkan kenikmatan yang baru saja ia rasakan dariku.

Aku mendekat dan tiduran di lengan atasnya, Dimas merangkul bahuku, sambil tiduran kami berpelukan, Dimas masih terengah-engah, perut Six Pack nya terus kembang-kempis seiring menstabilkan nafasnya yang berat, dadanya yang atletis itu terus kutelusuri dengan jari halus lentikku.

“ Kayaknya keenakan banget kamu ya sayang?.. ” tanyaku sembari melayangkan kecupan di pipinya.

Dimas masih memejamkan matanya, hari sudah jam 8 pagi, kami sama-sama baru bangun dan seperti biasa langsung melakukan Morning Sex, sebenarnya kami baru tidur tadi jam 5 setelah habis bercinta semalaman, tapi karena Dimas ada urusan jadi dia harus bangun sebelum jam 10.

Lagi pula dia juga tak bisa berlama-lama di apartemenku, karena takutnya Nova datang kerumahnya tiba-tiba dan mulai curiga karena dia jarang berada di rumah, apalagi malah menemukannya sedang ngamar denganku, wah bisa kacau.

“ Ver enak banget malem tadi, aku kepikiran terus sayang.. ” katanya mendekapku erat dan meremas toket gedeku.

“ Kamu suka sayang?.. ” tanyaku tak bosan-bosan mencumbuinya.

“ Suka banget Ver, kamu emang nomer satu!.. ” sambungnya lagi sambil mengecup bibirku mesra.

Aku menutup mata meladeni ciuman bibirnya, dan mendesah kecil, karena aku masih birahi.

Tadi malam kami habis main ikat-mengikat, aku biarkan Dimas mengikat tubuhku di ranjang dengan beragam posisi dan membiarkannya menikmati tubuh seksi ku yang dalam keadaan tak berdaya itu, dan hasilnya, Dimas suka! Dia berejakulasi hingga muncrat-muncrat menggila, aku juga entah sudah berapa kali Squirt tadi malam, sudah lama sekali aku tak melakukan Soft Bondage, dan ketika melakukannya lagi, aku merasa benar-benar terpuaskan meskipun sisi liarku terus menginginkan hal yang lebih lebih dan lebih dari hanya sekedar Soft.

Dimas mungkin belum menyadari bahwa aku seorang Masochist, dia tak tahu jika semakin dikasari dan disakiti aku justru semakin menikmatinya, tak bisa kupungkiri hanya permainan yang begitu yang akan selalu membuatku terpuaskan dan mencapai multi orgasme dalam setiap kenikmatan sensasinya.

Pelan-pelan, akan kubuat Dimas menyadari itu dan menjadikannya pemuas nafsuku yang sesungguhnya, itulah Goal ku saat ini terhadapnya.

“ Aku juga suka banget kok Mas pas kamu entotin aku kayak malem tadi.. ”

“ Next kita lakuin yang lebih ya sayang... ” kataku terus menggodanya.

“ Iya sayang, aku bakal lakuin apapun buat kamu.. ” responnya.

Mendengar itu ide nakalku muncul.

Aku beranjak dari posisi tiduran ke posisi duduk.

“ Dim.. ” kataku agak serius.

Dimas pun ikut bangkit dan duduk, kemudian mengelus pipiku.

“ Ya sayang kenapa?.. ” dia penasaran.

“ Aku kepengen Threesome sama kamu.. ” kataku sambil menatap wajah gantengnya yang hanya berjarak 5 cm dari wajahku.

Dimas kaget.

“ Maksud kamu…? ” tanyanya heran.

“ Iyaaaa… Aku kepengen di entotin dua cowok.. ” ujarku mempertegasnya dengan manja.

“ Kamu suka aneh-aneh gitu sayang… ” Dimas menggantungkan jawabannya.

“ Beneran sayang, aku kepengen ngelakuinnya sama kamu… ” aku mencoba meyakinkannya bahwa aku ini serius.

“ Lah terus satunya lagi siapa Ver…? ” dia bingung.

“ Engga tau, terserah kamu aja, kamu yang pilih pokoknya, ya?.. ” kataku merayu sambil mengemut kupingnya.

Dimas tampak berpikir sejenak tapi kurasakan penisnya kembali menegang perlahan.

“ Kamu juga pengen kan ngeliat aku dientotin cowok lain?.. ” aku kemudian membisiki kupingnya dengan genit.

Dimas tertegun, dia menarik nafas dan mulai meraba-raba lagi tubuhku.

“ Iya Ver, aku barusan ngebayangin, gimana ya sensasinya kalo ngeliat kamu dientot cowok laen… ”

“ Hmmm oke deh sayang... ” katanya setelah agak lama berpikir dan menyanggupi permintaanku yang kontan membuatku amat girang.

“ Kamu bener-bener binal sayang, itu yang aku suka dari kamu Ver, eh tapi cowoknya siapa ya..? ” lanjutnya lagi.

“ Kan aku dah bilang terserah kamu sayangku.. ” jawabku.

“ Oh iya gimana kalau Gilang..? ” Dimas dapat ide.

“ Gilang? Siapa dia?.. ” tanyaku bingung.

“ Gilang sayang.... Masa lupa sih, itu yang kemaren ML sama kamu pas dirumah aku.. ” Dimas menjelaskan.

“ Ooow dia... Oh jadi namanya Gilang ya? Lupa aku.. ” kataku sambil tertawa.

“ Masa sih selama ini kamu gak tau namanya.. ” Dimas sampai heran.

“ Ya lupa aja, kan aku maunya kamu, bukan yang laen.. Wekz! ” cibirku pada cowok gantengku ini.

Benar juga, aku sampai lupa dengan Gilang, cowok yang waktu itu di rumah Dimas, dengan orang yang meniduriku sendiri saja aku sampai lupa, ya maklum ‘Dimas Effect’ .

Dimas tersenyum dan kembali membantingku keranjang, kemudian kami pun kembali bersetubuh satu ronde lagi sebelum akhirnya dia pulang dan aku kembali memulai hariku seperti biasa.




..............................

Tak banyak yang kulakukan di hari itu selain bermalas-malasan, karena memang kebetulan aku lagi Free, biasanya kalo lagi begini aku sering pergi Shopping bersama geng rumpiku.

Aku juga bingung harus melakukan apa untuk saat ini, tiba-tiba terbesit hasratku untuk kembali ber-eksib seperti dulu lagi, dulu kalo lagi gabut, aku sering pergi ke tempat-tempat umum dengan hanya mengenakan pakaian seksi ku, mendengar siul-siulan dan pujian dari laki-laki gadun yang akan menggodaku langsung membuatku ON, sudah lama juga aku tidak melakukannya, aku belum lupa bagaimana sensasi dari rasa ketar-ketir ketika aku sedang Flashing dan disaksikan banyak laki-laki, bahkan aku tak ragu untuk melakukan Quick Sex di tempat dimana orang masih berlalu lalang dan bisa saja memergoki kami setiap saat. Tapi biasanya aku hanya akan bereksib jika aku sedang mencari Partner baru.

Teringat akan rencana dengan Dimas tadi aku jadi mengurungkan niatku, saat ini aku sedang tergila-gila dengan cowok itu, jadi aku belum kepikiran apa-apa untuk melakukan yang lain-lain selain hanya dengannya, karenanya aku enggan menghayalkan ini-itu dulu untuk saat ini, yang mana hanya akan membuatku Horny lagi.




..............................


Berhari-hari aku dan Dimas tidak bertemu karena kesibukan kami masing-masing, dan sore ini akhirnya kami janjian bertemu, aku tidak tahu apakah Dimas akan merealisasikan janjinya padaku, But Holy Shit! Aku sudah dilanda nafsu yang berat karena sudah berhari-hari tidak disentuh olehnya, dan selama itu pula aku sengaja tidak bermasturbasi dan menyimpan tenagaku jika nanti Dimas minta jatah.

Sorenya aku naik Grab dan pergi ke tempat dimana aku dan Dimas akan janjian ketemu, setelah itu nanti baru Dimas nge-Pick aku dengan mobilnya, karena tidak mungkin dia menjemputku di Apartment, aku tidak ingin hubunganku dengan Dimas sampai terendus orang, jaman sekarang bahkan tembok pun bisa berbicara, sekali jepret maka selesailah sudah, karenanya kami ingin main belakang dengan cantik.

Dari selatan aku menuju kearah timur Jakarta untuk mampir di sebuah Caffe tempat dimana kami janjian, selama di perjalanan aku sudah gelisah karena sudah tak sabar untuk segera bertemu dengan Dimas dan melampiaskan hasratku, aku mulai membayangkan ini-itu dan langsung membuat memekku basah, sedari tadi aku tahu kalau Driver nya terus melirik-lirikku dari spionnya, karena memang aku sengaja duduk di tengah, aku menyilangkan kakiku yang saat itu memakai Jeans pendek, aku memakai pakaian yang agak terbuka dan santai karena toh nanti menghabiskan waktu dengan Dimas aku juga takkan berbusana.

Sopirnya masih muda, paling 27 tahunan, tampaknya dia salah tingkah dan terlihat sangat gugup, melihat itu aku ajak dia berkenalan, namanya Tedi dan kami pun ngobrol ringan, karena aku memang supel dan gampang bergaul, jadi membuka obrolan begini tidaklah sulit bagiku, dan Tedi pun yang tadinya kaku mulai perlahan cair dan tidak lagi tegang, tentu saja aku sesekali menggodanya, dengan berpura-pura menguncir rambut panjangku kemudian membusungkan dadaku, mata Tedi tertangkap olehku menatap ke belahan buah dadaku dari spionnya, melihat itu aku hanya tersenyum saja.

Tak terasa kami pun tiba di tempat yang dituju, setelah membayar aku turun dari mobil, tapi aku tak langsung pergi, aku menghampiri Tedi dan mengetuk kaca sopirnya dari luar, kemudian dia membuka kacanya heran.

“ Kamu ada pulpen?.. ” tanyaku menatapnya dan tersenyum genit.

Dari posisi ini buah dadaku kini benar-benar terpampang di hadapannya, sontak laki-laki ini jadi kembali salah tingkah dan terus berusaha untuk tak melihat kearah toketku, dengan kikuknya cowok itu membongkar Dashboard mobilnya mencari pulpen yang kuminta.

2728728989db680398077c8e8142ade18dc31b51.jpg

Kemudian sopir Grab ini menyerahkan pulpen itu padaku.

“ I...ii.. ini mbak... ” katanya gugup.

Aku masih menunduk bersandar kearah depan dikaca mobilnya, kemudian mengambil pulpen yang dia sodorkan, aku mengeluarkan kembali dompetku, mengambil 5 lembar uang seratus ribuan dan menuliskan sesuatu di selembar uangnya, selagi aku menulis mungkin itulah kesempatan Tedi untuk melihat bulatan buah dada padatku, kemudian aku menyerahkan kembali pulpennya dan memberikan uang itu padanya sambil tersenyum, Tedi menerima uang itu dengan wajah bingung, kemudian dia mengecek apa yang aku tulis di selembar uang tadi, dan dia menemukan sebuah nomor telepon, raut wajahnya menampakkan kebingungan dengan itu semua dan tak mengerti apa maksudku, di saat dia terlihat ingin bertanya, seketika itu pula aku langsung berikan kecupan di pipinya, kemudian mengerling nakal dan berlalu meninggalkannya.

Dimas sudah menungguku di basement kafe, sambil berjalan ke arah parkirannya aku tertawa dengan puas dan penasaran apa yang ada dipikiran sopir Grab tadi, kalau saja aku sedang tak janjian dengan Dimas, ingin rasanya aku bermain-main dengan menggodanya lebih lama, aku jamin pastilah dia sangat penasaran denganku, ya aku harap semoga saja dia berani menghubungiku, karena tadi aku menuliskan nomor Handphone ku ketika memberikan Tips untuknya.




..............................


Aku membanting pantat montokku di jok mobil Dimas, dan aku langsung memeluk cowok gantengku itu, Dimas mengecup pinggiran bibirku mesra.

“ Aku kangen banget sama kamu sayaang.. ” kataku menggelayut di bahunya.

“ Iya sayang, maaf ya, aku lagi sibuk banget kemaren, si Nova juga minta ditemenin terus, makanya susah waktu.. ” katanya mulai menyalakan mobil.

“ Kamu seksi banget deh sayang malem ini.. ” komentarnya sambil mengelus paha mulusku.

Aku tak menjawab dan terus saja mencumbuinya melampiaskan nafsuku yang sudah tinggi ini padanya, dan Dimas kalem meladeninya sambil memacu mobilnya, yang aku tidak tahu akan kemana.

Di jalan akhirnya Dimas mengatakan bahwa kami akan ke kontrakan Gilang, aku senang bukan kepalang karena Dimas menuruti permintaanku, membayangkan diriku akan segera melakukan Threesome lagi setelah sekian lama langsung membuat memekku berkedut-kedut, aku menyelipkan tanganku ke dalam celanaku dan langsung menggosoki memekku sendiri.

“ Dih sayang, tahan ih ntar di liat orang.. ” kata Dimas yang melihat aku kini bermasturbasi di dalam mobil bak cacing kepanasan.

“ Aku udah gatel banget Mas, masih jauh gak?.. aku pengen cepet-cepet kamu entotin sayang.. ” kataku lirih dan terus mengocoki memekku yang sudah basah.

“ Iya sayang sabar, aku juga udah pengen banget ngentotin kamu lagi Vera sayang.. ” jawabnya simpel.

Berhari-hari ini aku amat tersiksa karena menahan libidoku sendiri dan tak bermasturbasi, tapi aku memang sengaja melakukannya agar bisa meledakkannya di kesempatan ini. Tak heran kalau tingkahku mulai seperti orang gila dan liar, karena dalam keadaan sakau begini aku takkan bisa mengontrol diriku sendiri.

“ Sayang kamu bawa mobilnya kok kayak siput gini sih?.. Buruan dong!.. ”

“ Aku oralin kontol kamu sekarang ya Dim? Plis.. ”

“ Sayang kamu cari tempat sepi dulu dong, terus kita ML dulu di dalem mobil, aku udah gak tahan nih... ”

Aku terus saja mengoceh sendiri, badanku sudah panas-dingin, Dimas yang sudah cukup mengenal sisi gilaku ini hanya tertawa-tawa saja menanggapinya.

“ Beli Viagra dulu gih, biar kamunya kuat nanti.. Uhhh.. ” desahku masih sambil mengocoki memekku dan terus mengoceh, yang lagi-lagi ditanggapi santai dengan Dimas.

Mungkin lelah mendengar ocehanku, Dimas kemudian menarik rambutku dan mengarahkan wajahku keselangkangannya, sambil tiduran menyamping aku membuka resleting celananya, dan langsung menghisap kontol yang sudah setengah ereksi itu.

“ Nah diem kan lo kalo di kasih kontol!.. ” kata Dimas mulai gemas denganku.

Aku mulai sibuk menyepong kontolnya dan Dimas terus mengemudi, aku bahkan tak peduli jika di lampu merah orang melihat kami, meskipun Dimas tampak gelisah dan takut ada yang melihat, tapi aku terus saja mengulum kontolnya yang kini sudah ereksi maksimal di dalam mulutku.




..............................


Setelah beberapa saat kami mulai memasuki gang, lalu tiba di depan sebuah rumah, Dimas menyuruhku berhenti mengoralnya, karena kami akan segera turun, rupanya kami sudah sampai di kontrakan Gilang di ujung gang, aku ikut turun dari mobil dan menggandeng tangan Dimas, tak lama Gilang membukakan pintu, dia tersenyum menyambut kami dan mempersilahkan kami masuk.

Jantungku berdetak keras, bayangan itu semakin nyata, darahku berdesir membayangkan dua laki-laki ini akan menggarapku sebentar lagi, aku tidak tahu apakah Dimas sudah janjian dengan Gilang akan semua ini, tapi meskipun tak diberi tahu aku yakin Gilang bisa melihat hasrat besar seksku dari sorot mata yang sudah sangat sayu ini ketika menatapnya.

Kami duduk di sofa, sekilas aku melihat sekeliling, kontrakannya tak begitu besar dan terdiri dari beberapa kamar, perabotan juga sederhana tapi Who Cares? Aku cuma ingin di puaskan disini!

Dimas dan Gilang tampak asik ngobrol, aku sudah iya-iya saja dengan obrolan normatif mereka dan sesekali mencubit paha Dimas, berharap dia mengerti bahwa di momen ini aku sudah tidak bisa berbasa-basi lagi.

Kepalaku mulai pening, dan memekku terus memproduksi pelumas alaminya dan siap untuk segera di kawini, ketika Gilang ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami, seketika itu juga aku langsung melompat duduk di pangkuan Dimas dan menciumnya dengan penuh nafsu, Dimas mencoba mengucapkan sesuatu, tapi terus kubungkam mulutnya dengan bibirku, dia meronta dan mendorongku pelan, namun ajaibnya entah kenapa saat ini tenagaku jauh lebih kuat darinya.

Aku tak ingin dia banyak bicara lagi dan segera puaskan aku! Dalam kondisi ini aku memang akan nekat melakukan apapun, dengan nafas mendengus aku terus mencumbunya ganas.

272873019574bcbdfbb02195d061c414936766bd.jpg

Tanganku mulai mempreteli kancing yang dipakai Dimas, hingga dada dan perutnya yang atletis itu langsung terbuka, aku mendesis melihat kegagahannya dan mulai merabai-rabai tubuhnya, Dimas sudah tak melawan dan akhirnya menyerah juga, tangannya mulai meremas pantatku.

“ Ahhhhh... Iya sayang.. Giniin aku.. ” kataku mulai mendesah.

Aku menarik tangan Dimas yang satunya dan langsung menyelipkannya ke dalam bajuku, tak perlu kuberitahu Dimas mulai meremas-remas juga toketku.

“ Kamu ganas banget sayang.. ” komentarnya sambil menatapku.

Beberapa lama, kami terus bergumul mesra di atas sofa ini, aku baru ngeh Gilang sudah duduk di kasur lantai di depan TV memperhatikan kami, aku tak peduli lagi, dan terus saja fokus dengan Dimas.

Dimas mencium bibirku, di atas pangkuannya, aku gesek-gesekkan selangkanganku yang tepat menduduki penisnya yang masih tertutup celana, kemudian aku membisikinya.

“ Aku hisep kontol kamu ya sayang.. ” kataku tepat di kupingnya.

Dimas tak menjawab, aku langsung turun bersimpuh di lantai membuka ikat pinggangnya dan menurunkan celana Jeans nya, aku pun segera menarik Boxer yang dia kenakan dan kontol tebal Dimas langsung mengacung tegak di depan wajahku.

“ Uuhhh... ” lirihku begitu melihat kelaminnya.

Aku melakukan oral seks padanya, Dimas yang sepertinya sudah tak malu lagi dengan temannya itu langsung meleguh, aku menatapnya dengan tatapan andalanku, Dimas merem-melek menikmati hisapan di kontolnya.

“ Buka baju kamu sayang aku pengen liat toket gede kamu.. ” kata Dimas.

Masih dengan kontolnya di mulutku, aku mengangkat kaosku hingga ke bawah leher dan kemudian menurunkan BH berwarna biru langit yang kukenakan, hingga kini toketku langsung menyembul dengan baju dan BH yang tersingkap.

Dimas meraba toket besarku, tak lupa aku melemparkan pandangan ke Gilang yang masih duduk memperhatikan kami di depan TV.

Untuk menghibur Gilang aku membuka Hotpants Jeans yang kukenakan, hingga kini aku hanya menggunakan celana dalam saja, dan dia bisa melihat paha putih mulus dan bongkahan pantatku karena posisi kami agak menyerong membelakanginya, aku selipkan jariku disela celana dalamku dan mulai bermasturbasi.

Dimas semakin meleguh kuat sambil menjambak rambut pirang panjangku menaik-turunkan kepalaku mempercepat kocokannya, mataku terus kukunci di wajahnya yang tampak begitu enaknya, tak puas dengan itu, Dimas kemudian menyuruhku menaiki tubuhnya, sambil bangkit aku mencium bibirnya, Dimas mengesampingkan CD model ikatku, dan langsung mengarahkan kontolnya ke memekku, dalam ciuman kami mendesah berbarengan begitu akhirnya tubuh kami menyatu satu sama lain, kutolehkan kepalaku kebelakang untuk melihat Gilang.

Gilang menatapku tak bergeming, posisinya duduk di kasur lantai, sementara kami di atas sofa, karena posisinya yang ada dibelakang kami, aku jadi sulit untuk menggodanya dengan lirikan mataku, karenanya aku fokus saja dengan Dimas.

“ Ahhhh Ver enak banget lo sayang.. ” leguh Dimas yang mulai berbahasa Casual pertanda dia sudah Tune-In.

Aku menggigiti bibirku sendiri sambil menatap matanya dari jarak dekat, rambut pirang panjangku jatuh menutupi wajahnya.

“ Basah banget Ver memek lo, udah nafsuan banget sih, dasar jalang!.. ” umpat Dimas yang membuat aku tambah panas.

Tak terasa cairan Vaginaku terus mengalir hingga lumer ke paha Dimas, padahal aku belum orgasme, tapi cairan itu terus menetes keluar.

“ Entotin aku terus sayang, memek aku gatel banget.. Ini gara-gara berapa hari ini gak kamu entotin brengsek!.. ” ujarku padanya.

Dimas kemudian menyingkap rambut panjangku dan mengecup leherku, di rangsang begini rasanya aku sudah mau meledak, sambil terus dientoti dengan cepat olehnya aku menggigiti bahu cowokku itu, dan Dimas semakin mempercepat genjotannya, aku membalasnya dengan menggoyangkan tubuhku membuat gerakan memutar-mutar menggunakan pinggulku, Dimas kembali meringis dan mendesah.

“ Sayang aku pengen orgasme, entot aku yang kuat.. ” bisikku setengah tak sadar padanya.

Dan Dimas mulai menaikkan intensitas genjotannya, aku memejamkan mata, aku merasakan ada ombak besar yang akan datang, dalam 30 detik kedepan aku berusaha sefokus mungkin menikmati setiap tusukan dan denyut kontol Dimas di dalam memekku.

Aku terus mendesah dalam pelukan Dimas, Dimas menjambak rambutku hingga aku terdongak keatas, tubuhku melengkung di atas tubuhnya, dinding memekku semakin lama semakin mengencang pertanda ejakulasiku tiba.

“ AAAAAHHHH.... DIM... ” baru aku akan meneruskan jerit kenikmatanku telapak tangan Dimas langsung membekap menutup mulutku, dan mengunci tubuhku di pelukannya erat, leherku masih terdongak keatas tak bisa bergerak karena jambakan kuat di rambutku.

Dan aku orgasme dalam erangan yang tertahan, mulutku di bekap dan suaraku tertahan, Dimas mencabut kontolnya untuk membiarkan aku menikmati orgasmeku, aku Squirt hebat, aku merasa tubuhku seperti tersengat listrik dan terus terkejang-kejang karenanya, tak pelak cairanku keluar terus menerus, hasrat yang terus kutahan selama berhari-hari ini akhirnya meledak juga dalam sekali orgasme.

Aku langsung roboh di karpet sambil bersandar di sofa, mataku memutih dan nafasku habis seperti orang baru Sprint jarak jauh, padahal baru sebentar saja aku dan Dimas bersetubuh tapi aku sudah klimaks saja.

Kemudian kudengar suara TV hidup dan suara musik yang di nyalakan, tampaknya mereka ingin mengkamuflasekan suaraku agar tidak di dengar tetangga, karena aku benar-benar menjerit dan mendesah dengan lepas tadi meskipun di bekap Dimas.

Tak lama Dimas duduk kembali ke sofa menyodorkan kemaluannya di depan wajahku, aku turun kembali ke karpet di lantai dan berangsur balik ke posisi merangkak kemudian menghisap lagi penisnya, nafasku masih tersengal-sengal dan masih butuh waktu untuk Recovery.

Dimas mulai nyeracau dan kembali menjambak rambutku, memaksaku untuk memasukkan kontol besarnya hingga mentok di mulutku.

“ Terus Ver, hisep yang dalem sayang... Ahhh!! ” leguh Dimas sambil terus kutatap dengan mata sayuku.




..............................

Tak terasa di saat aku sedang asik-asik melakukan Blowjob dengan Dimas, tiba-tiba aku merasa ada yang memegang pantatku yang menungging itu dari belakang, Dimas masih menjambak rambutku tapi aku berusaha menoleh dan ternyata Gilang sudah bertelanjang dada dan sedang meremas-remas pantatku.

“ Uuuh brengsek, gue udah gak tahan Dim liat pantat montoknya.. ” ujarnya mendekatkan wajahnya ke memekku dari belakang.

Dimas hanya tertawa dan kembali menarik kepalaku mengarahkannya kembali ke penisnya mengentoti mulutku, dadaku langsung berdegup keras, membayangkan Gilang akan langsung ikut ambil bagian, dan mereka akan menggarapku berdua!

“ Uhh... ” desahku sambil mulai bermasturbasi dengan jariku, sementara Gilang terus menjilati memekku dan meremas bongkahan pantatku dari belakang.

Aku mulai ON lagi, aku sudah tak fokus mengulum kontol Dimas, aku terus mengerang sambil merasakan nikmat jilatan Gilang di memekku, aku menarik kepala Gilang dan membenamkan wajahnya ke pantatku dari belakang, sisi liarku bangkit dan aku ingin segera disetubuhi oleh mereka.

“ Ayo sayang, entotin aku sekarang.. ” kataku sembari menoleh kearah Gilang.

“ Tuh Gil, tunggu apa lagi lo, hajar dah!.. ” ujar Dimas memberi temannya kesempatan untuk menjajalku.

Gilang langsung membuka celana pendek yang dia kenakan lalu membuka ikat celana dalam dan juga membuka pakaian atasku yang memang masih tersangkut di tubuhku.

“ Akhirnya gue bisa ngentotin lo lagi Ver.. ” katanya kemudian mengecup pantatku sambil menjejalkan kontol ngacengnya ke memekku.

“ Ahhhhh... FAK!.. ” desahku sambil memejamkan mata menikmati tusukan dari laki-laki yang berbeda.

Gilang mencengkram pinggulku dan mulai menggagahiku dari belakang, Dimas yang berada di depanku mengocok-ngocok kontolnya sambil melihat Gilang kawin denganku, kemudian dia memegang pipiku dan mencium bibirku mesra.

“ Ini yang kamu suka kan sayang?.. ” katanya menatap wajahku yang terus berguncang karena genjotan Gilang dari belakang.

Aku menggeleng, Dimas bingung kenapa justru aku menggeleng.

“ Lebih kasar Dimm.. Uhh.. Aku pengen kamu perlakuin aku ka... kayak biasa.. Oohhh.. ” jelasku padanya sambil mendesah karena Gilang semakin buas mengentotiku.

Dimas tersenyum mengerti, kemudian dia mengecup bibirku dan menjambak rambutku lalu mengangkangkan kakinya lebar-lebar.

“ Ok, kalo gitu jilat pantat gue heh perek!!.. ” katanya mulai bermain agresif seperti yang aku inginkan.

Tak mau buang waktu aku langsung menjilat lobang pantatnya dan berusaha menatapnya, Dimas meleguh sambil mulai mengocoki kontolnya sendiri, aku tak tahu apa yang Gilang pikirkan tentang itu, tapi yang jelas tusukan dan hujamannya di memekku hanya akan membenamkan wajahku di pantat Dimas.

“ Entot dia yang kasar Gil, bacotin aja, gak usah ragu, ini perek emang mesti dikasarin biar dia puas!.. ” ketus Dimas pada Gilang.

Darahku berdesir mendengarnya, aku berusaha meraih klitorisku sendiri dan mulai bermasturbasi, melihat itu Dimas kemudian memarahiku.

“ Eits siapa yang suruh lo buat coli? Pokoknya lo gak boleh coli kecuali kita suruh, ngerti?! ” ujar Dimas sepenuhnya mendominasiku.

“ Ii.. iya sayang.. ” kataku kembali melakukan Ass Rimming padanya.

Dilarang untuk orgasme adalah hal terburuk yang paling aku takutkan ketika ngeseks, bagi wanita yang punya libido tak normal sepertiku, tentu itu adalah mimpi buruk yang sangat menyiksa, karena tujuanku melakukan seks tentu untuk mendapatkan orgasme, tapi aku tidak bisa melawan dan ikut saja apa kata Dimas, sambil berusaha sebisaku menahan orgasmeku.

Beberapa saat kemudian, Dimas menarik rambut panjangku dan memaksaku berjalan merangkak, Gilang masih terus mengentotiku selagi aku di geret Dimas, aku mendesis merasakan sensasi kenikmatan ini, aku merasa bagai binatang yang sedang berjalan merangkak dengan jambakan dirambut sebagai tali kekangnya dan masih terus dientoti dari belakang.

Gilang menggauliku perlahan karena dalam posisi merangkak ini aku mesti tetap berjalan mengikuti Dimas, setelah tiba di ruang tengah barulah Dimas menyuruhku duduk bersimpuh dan langsung menyodorkan kontolnya lagi, Gilang mencabut kontolnya dari memekku lalu ikut menyodorkan kontolnya ke wajahku, aku langsung pegang penis mereka, kini aku sudah terduduk dengan di kepung dua kontol tepat di depan wajahku.

Aku mulai menghisap kedua kontol itu, pertama-tama aku mengulum kontol Dimas dan menatap wajahnya yang mendongak di atasku seakan sedang menunjukkan hirarkinya padaku yang menatapnya memelas dibawah, sementara tanganku mulai mem-BJ kontol Gilang yang tampaknya akan bermain sebagai figuran hari ini.

2728728713a2dfefeceb0e4d33386b3ae356b84e.jpg

“ Gila lo dapet dari mana ini pecun Dim?.. Keknya haus kontol banget dia yak.. ” celetuk Gilang yang mulai tak ragu merendahkanku.

“ Emang doi haus kontol, liat aja pas pertama kali kita bawa dulu, mau-mau aja langsung dikentot kan?.. Cuuh! ” sambung Dimas sambil menuangkan ludahnya ke batang kontolnya yang sedang kukulum.

Aku menatapnya tak berkedip, aku tak peduli lagi mereka bilang apa, tubuhku terus mengeluarkan keringat, aku sudah birahi maksimal namun aku tak bisa menggosok memekku sendiri seperti biasa untuk memancing orgasmeku, karena Dimas melarangku melakukannya, kini aku pasrah dan semua terserah pada mereka.

Aku terus melakukan oral seks ke dua kontol yang sudah amat tegang ini, kubagi rata hisapan mautku di kemaluan mereka, mereka meringis dan meleguh menikmati seponganku, sesekali kutamparkan kontol mereka ke pipiku sendiri untuk membuat mereka jadi tambah panas, mereka terus menatapku angkuh dari atas.

27287285089ed31e672937b54278fb03eb483356.jpg

Gilang rupanya sudah tidak dapat menahan nafsunya pada toketku, dia mulai meremas payudaraku yang besar itu selagi aku mengulum kontol Dimas.

“ Toketnya ini Dim yang bikin sange banget, abis tuh malem gue mimpi basah terus gara-gara bayangin toketnya nih pecun.. ” kata Gilang terus meraba-rabai toket besarku.

Kemudian dari Dimas aku beralih ke Gilang, kukecupi ujung penisnya dengan lembut dan mulai menjilati perlahan lalu menghisap utuh kontol Gilang, Gilang langsung meleguh memegang kepalaku dan langsung mengentoti mulutku.

“ Cantik banget lo Ver, muka lo binal abis, gue demen ama matanya, kayak kelereng.. ” celetuknya membalas tatapan mataku.

Gilang mulai mendesah nikmat yang menjadikanku semakin bersemangat untuk membuatnya semakin blingsatan.

“ Oohh.. Yes! Terus cantik.. Kamu emang pinter banget nyepongnya.. ”

Memekku mulai berdenyut-denyut lagi, secara tak sadar tanganku terus ingin kearah klitorisku sendiri karena sudah kebiasaan, namun aku tahu aku sedang tidak boleh orgasme oleh Dimas, tapi birahiku benar-benar ingin meledak rasanya.

“ Gue pengen ngentotin tetek bulet lo perek.. ” ujar Gilang tak lama langsung memposisikan kontolnya di tengah dadaku.

Aku menjepitkan kontol Gilang ditengah dadaku dan membiarkannya mengentoti toket bulatku itu.

“ BRENGSEK! Padet banget toket lo! ”

“ Enak banget ini Dim sumpah!! Ohhh.. ” lirih Gilang saat merasakan kenikmatan Titsjob dariku.

“ Ooh.. Kontol kamu juga enak banget sayang... Uhmp.. Srupp.. Sruppp.. ” godaku sambil berusaha mengulum kontolnya ketika naik-turun membelah dadaku.

Dimas yang menganggur, mulai menunduk dan memasukkan dua jarinya kedalam memekku, aku langsung melotot karena ini yang dari tadi aku cari, tapi dia tak kunjung mengocokinya dan tampak sengaja menahan.

“ Kamu mau orgasme sayang?.. ” kata Dimas yang tampaknya akan segera membuatku muncrat-muncrat lagi.

“ Mau Mas, aku pengen orgasme dari tadi.. ” jawabku menatap wajahnya memelas.

“ Tapi lo kan belum kita entotin, gimana dong? Yaudah deh entar aja ya.. Muaaah.. ” Dimas mengecup bahuku dan kembali berdiri.

OMG!.. ” kataku dalam hati yang tadinya senang kini justru kecewa karena harus kembali menahan orgasmeku.

Kesal karena tak mendapat orgasmeku, aku mulai mencoba fokus dan melampiaskan nafsuku pada Gilang.

“ Entotin toket aku yang kuat Gil, terus aku pengen kamu entotin kayak tadi.. Pliss.. ” kataku tak sadar dan terus menatap sayu kearahnya.

“ Iya Vera cantik, cowok mana yang gak mau make bodi lo? tetek gede padet lagi, terus pantat lo juga montok gitu.. ” pujinya padaku.

Puting susu dan klitorisku sudah mencuat ereksi, aku benar-benar ingin segera disetubuhi, dan untungnya tak lama Dimas langsung menyuruh aku kembali ke sofa, kemudian dia membaringkan aku diatas sofa itu dan membuka kakiku lebar-lebar.

“ Lo tahan posisi ini, gue pengen ngentotin lo ngangkang gini perek!!... ” ujar Dimas mulai meludahi kontolnya agar basah.

“ Iyaa.. ” jawabku patuh sambil membuka selangkanganku selebar mungkin dan meladeni Gilang yang kembali menyodorkan kontolnya kemulutku.

272872842c324eb69739e52a5850f32255682aa3.jpg

Kemudian Dimas langsung mengarahkan kontolnya masuk kedalam memekku, aku melengking menahan nikmatnya, kontol berdiameter besar itu kini mulai menggaruki memekku dari dalam.

“ Oooouuh Mas enak bangeett.. ” lirihku memejamkan mata merasakan surga dunia ini.

272872831d49f26a0a00f9cff372fe7486cad7d1.jpg

“ Hoooofftt demi apa enak bangeet!!.. ” leguh Dimas dengan nafas berat.

Sambil dientoti begini aku jadi tak fokus mengulum kontol Gilang yang sejak tadi dia sodorkan ke mulutku, rasanya aku lebih ingin fokus mendesah sambil menikmati setiap tusukan Dimas di memekku.

Kepalaku terasa sangat ringan, dalam fase ini semua inderaku terasa menjadi seribu kali lebih sensitif, tentu saja semuanya seakan berpusat di klitorisku, aku benar-benar ingin me-Rubbing itilku yang mungkin sudah ereksi dan membesar, tapi aku terus mengikuti larangan Dimas tadi.

Dimas melihat wajah cantikku kini sedang menghisap buah zakar Gilang yang menggantung di atasku, kami semua sama-sama larut dalam birahi kami masing-masing, memekku memproduksi cairannya secara masif, hingga tak terasa cairan bening itu terus menerus meleleh lumer keluar.

Dimas terus menatap wajahku yang merah padam dan tampak begitu sayu, Dimas tahu aku sedang menahan orgasmeku sendiri saat ini. Dia menunduk dan mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku menatapnya dengan pandangan yang sendu, Dimas pun tampak tak tega untuk memaksaku menahan orgasmeku.

“ Yaudah sayang, kamu gak perlu nahan orgasme kamu lagi, kocok aja sayang... ” ujarnya masih mengentotiku sambil mengelus pipiku lembut.

Mendengar itu aku langsung arahkan jariku ke klitorisku yang dari tadi sudah benar-benar gatal!

272872812b4213c6d1399221b980ada1bd9abb56.jpg

“ Ahhhh... Iyaa.. Makassihh sayang.. Ahhhhh... ” desahku seketika merasakan kembali getar setruman ketika jariku mulai menggelitiki itilku.

Dimas kemudian tersenyum dan kembali menaikkan tempo entotannya.

Inilah yang membuatku suka dengan Dimas, dia tak hanya ingin dipuaskan tapi dia juga memuaskanku, Dimas beradaptasi dengan gaya mainku yang liar, dia bisa bermain dingin dengan mendominasiku kasar seperti yang aku minta, tapi di satu sisi dia juga bisa bermain lembut nan romantis.

Jujur dari semua laki-laki yang pernah menjadi Partner seksku, aku merasa Dimas yang benar-benar bisa membaca situasi antara memainkan tempo untuk bermain mesra dan main kasar, dan itu yang sangat aku sukai.

“ Ahhhh sayaaang aku suka banget entotan kamu Maass.. ” desahku lantang sambil menjilati batang Gilang.

“ Verr... Tambah banjir aja memek lo!!! Uhhh... ” balas Dimas yang merasakan memekku tambah basah.

Aku semakin menjadi-jadi, dalam sekejap aku sudah ingin orgasme lagi, tapi Dimas tampak masih jauh dari klimaksnya dan Gilang bahkan belum kuladeni, karena aku ingin bersenang-senang dengan mereka berdua semalaman ini, jadi kuputuskan untuk mencoba menahan orgasmeku lebih lama, agar aku bisa lebih menghemat energi tentunya.

“ Ahhh Ver lo kayak pelacur banget sayang... ” ujarnya kembali Toxic lagi sambil mengemut puting susuku.

27287740ca4bd419d6ad7068f7bae364cd96f0e4.jpg

Aku membiarkan Dimas menikmati tubuhku, sementara dia melakukannya, aku mengulum kontol Gilang.

Setelah beberapa saat, mereka pun bergantian.

“ Gil lo habisin!.. ” ujar Dimas kemudian mencabut kontolnya.

Gilang akhirnya mendapat jatah juga karena sejak tadi aku tak terlalu serius mengulum penisnya ketika disetubuhi Dimas.

Gilang menyandarkan punggungku di sandaran sofa dan mengangkangkan kakiku, kini aku terduduk dalam posisi mengangkang dan siap menunggunya mengentotiku.

27287278b1fff000164af803cc0cc23d55fdcadb.jpg

Gilang langsung mengarahkan kontolnya ke selangkanganku yang terbuka tanpa pertahanan, dengan kontolnya yang sudah mengacung, dia pun menembus memekku.

“ ANJINGG!.. ” leguh Gilang sambil menadahkan wajahnya keatas.

“ Ahhh.. Ahhhhh.. Ahhhhh Gil.. ” kataku memejamkan mata membiarkannya menggauliku.

27287277689b90937beca3e5f509d2a1bab006fe.jpg

“ Ohhhh Vera sayaaang.... ” leguh Gilang yang mengentotiku pelan penuh penghayatan.

Aku samakan gesekan di itilku dengan tempo Gilang, gelombang orgasme itu terasa semakin dekat, aku tak tahu apakah aku bisa menahannya lebih lama, Dimas kemudian mendekat dan langsung menyodorkan kontol gedenya ke mulutku, aku lakukan Blowjob ke kontolnya sambil menikmati tusukan Gilang.

272872768b6d51fab07f16eef66c4240c4e29e2f.jpg

Bermenit-menit kami masih dalam posisi itu, genjotan Gilang yang tak stabil membuatku jadi sulit mengatur orgasmeku sendiri, aku kembali menggila seiring dengan titik klimaks yang semakin mendekatiku.

“ Gil entotin yang kuat, entotan kamu kayak entotan anak SMP tau gak!!.. ” celetukku panas kearahnya.

Mendengar itu Gilang kemudian mempercepat genjotannya, aku tatap wajahnya yang sudah mangap-mangap menikmati tubuhku.

“ Kesiniin tangan kamu, kamu tuh harus perlakuin aku kayak gini!!... ” sambungku lagi menggila sambil mengarahkan tangannya ke wajahku dan mengayunkannya sendiri ke pipiku.

Plakk.. Plakk..

“ Ayo tampar aku Gil! Aku ini pelacur kamu, bukan pacar kamu.. So Fuck Me Hard!!! ” hardikku sambil merasakan kibasan tamparannya di wajahku.

272872758c052ed5ceb86c73493022e736aed0dd.jpg

Aku semakin menjadi-jadi karena Gilang sekarang benar-benar menggampari wajahku, aku terus percepat gesekan jariku di memekku, aku lupakan dulu Dimas yang berada di sebelahku.

“ Ahhhhhh... Iya sayang gitu terus, terus tampar aku!!! ” desahku kesetanan merasakan tamparannya di pipiku.

Aku jadi teringat soal yang tadi kupikirkan sebelumnya, jika aku orgasme maka energiku akan terkuras lagi sementara aku berniat Have Fun dengan mereka semalaman ini, sementara aku kini benar-benar sudah di ambang gerbang orgasmeku.

Aku jadi bingung harus menahan orgasmeku lagi guna menghemat staminaku dan bermain santai agar bisa menjadikan ini malam yang panjang dengan mereka berdua, atau justru All-Out tapi dengan resiko kelelalahan?

Tapi seketika aku langsung mendapat jawabannya.

“ Fuck That!.. Persetan soal stamina-stamina!! Aku bakal orgasme sebanyak yang aku mau dan aku juga bakal ngentot sampai pagi!!.. ” itu yang langsung terlintas di pikiranku.

“ AHHHHH GIL PLIS PERCEPAT ENTOTAN KAMU SAYAAANG... AKU MAU KELUAAR!! ” teriakku kembali mengarahkan tangan Gilang kali ini untuk mencekik leherku.

27287274c907c5f8d54f2ffdddcfee4a24655ff6.jpg

Dan desahanku langsung lepas seiring dengan keluarnya cairan bening di dalam memekku yang langsung tumpah ruah, Gilang tampak kaget dan mencabut kontolnya keluar dari memekku. Aku orgasme hebat, lolonganku membahana di dalam ruangan ini, suara TV dan musik yang tadi distel mereka tak seberapa di banding lengking nikmatku.

“ HOLY SHITT!! ENAK BANGET!! ” leguhku sambil menggelepar di sofa ini.

Mereka berdua hanya bisa melihatku yang baru saja diterpa badai orgasme hebat, aku bergetar-getar dan langsung ambruk, mereka membiarkanku seperti itu.

“ Gile ini lonte bener-bener hyper seks banget Dim.. ” ujar Gilang yang takjub melihat Squirt ku barusan.

Aku terkapar tak berdaya, nafasku langsung berat, mataku memutih sendiku lemas, kini aku kembali ke titik 0 diriku lagi.




..............................

Aku tak tahu berapa lama aku beristirahat tapi aku langsung tersadar ketika mereka mulai menyetel posisiku lagi.

272872736b7c2da61cc499011ecbdbfb28fbe38a.jpg

Dimas mengesampingkan tubuhku membelakanginya, sementara Gilang menyandarkan kepalaku di perutnya dan langsung menyodorkan kontolnya kemulutku, aku yang belum Tune-in sepenuhnya mencoba ikut saja ke dalam permainan mereka.

27287272d6854e76eeae7f6d0f214a0d0474a35c.jpg

Dimas kemudian mengusap-usap memekku selagi aku menyepong Gilang, kontol mereka berdua masih tetap tegang, aku mendesah merasakan jari Dimas yang menggesek di sana, sesekali cowok ganteng itu memasukkan jempolnya ke dalam memek tebal merah mudaku.

“ Gue genjot memek lo perek.. ” ujar Dimas tak lama kemudian mulai mengarahkan kontolnya.

Aku pasrah saja merasakan hujaman kerasnya kontol Dimas di memekku, dia mulai menggenjotku sementara mulutku menservis kontol Gilang.

“ Mpphhh... Mpphhhhm... Mppphhmm.. ” aku mencoba mendesah dengan mulut yang dibekap kontol Gilang.

27287326f2bad5d0e178c2da68a868b4fdf51030.jpg

Dalam posisi itu perlahan tapi pasti, aku mulai kembali menikmati permainan, tusukan kontol gede Dimas di dalam memekku kembali membuatnya berdenyut-denyut, Dimas tampak memejamkan matanya sambil menimang pahaku.

Aku mendesah dengan mulut tertahan merasakan tubuhku yang kini tengah di nikmati Dimas, merasakan kontolnya yang besar itu tiba-tiba membuatku jadi ingin dia anal, karena kontol besarnya tentu jauh lebih nikmat jika keluar-masuk di lobang anusku.

Aku melepaskan sejenak kulumanku di kontol Gilang, lalu mulai membasahi jari dengan ludahku, kemudian kuarahkan jariku masuk kedalam lubang anusku dan kembali mengemut kontol Gilang, Dimas melihat itu dan belum berkomentar.

272873258e829eb4d64ebafda8cdc5938556b6d2.jpg

Aku masukkan terus jariku yang basah itu kepantatku sendiri, Dimas menaikkan genjotannya, bunyi gesekan becek penisnya di dalam memekku terdengar dengan jelas, aku langsung memejamkan mataku dan mengadahkan kepalaku ke udara, mata kami saling bertemu, kuabaikan dulu Gilang karena memekku kembali berkontraksi sekarang.

“ Maaasss... Uuuuh ” desahku menatap wajahnya.

Dimas balik menatap wajah cantikku yang sedang mendesah merasakan hujamannya yang terasa semakin cepat.

27287324ba600dc097371133dde4c8e4fdd073a3.jpg

Tubuhku semakin berguncang karena hentakan Dimas yang semakin kuat, aku menjadikan perut Gilang tempat bersandar dan bantalan kepalaku, sambil menatap Dimas yang menggagahiku dengan wajah seriusnya.

“ Diimmmm.... ” lirihku terus saja menggobel pantatku dengan jariku.

Kemudian Dimas dengan sekali sentakan membenamkan kontolnya hingga mentok di dalam memekku, dan dia meleguh sambil menatap keatas sebelum mencabutnya. Dia membuka kakiku lebar-lebar dan menyingkirkan tanganku yang sejak tadi kuselipkan jari di lobang anusku.

“ Kenapa gak bilang kalo lo mau dipake di pantat juga? Naif banget sih lo jadi perek!!... ” ujar Dimas kemudian menunduk dan meludahi pantatku.

“ Iya Mas, entotin pantat aku.. Kontol gede kamu tuh pantesnya di pantet aku sayang.. ” kataku yang semakin terbakar birahi karena ejekannya.

Kemudian Dimas menyibak pantatku melebarkannya hingga lobang itu menganga, dan dia mulai menjilati lobang pantatku.

27287323e535c9a61d31c11296ca2fc32d8853a2.jpg

“ Ahhhhhhh... Shhhhhh... ” aku mendesah dan memejamkan mataku.

Merasakan tusukan lidah Dimas di lobang pantatku membuatku tambah panas, dengan uletnya cowok ganteng ini terus menusukkan lubang pantatku dengan ujung lidahnya.

“ Sayaaang enak banget, masukin kontol kamu sekarang Mass... Uhhh ” desisku kembali menengadah.

Dimas tak menjawab, dia meludahi lobang anusku sebelum bangkit dan kemudian mengarahkan kontolnya ke lobang itu.

“ Aghhh Dimasss.... ” aku kembali melotot saat merasakan kepala kontolnya membelah anusku.

“ Uuuh... Ver enaknya.. ” desah Dimas juga ketika kontolnya perlahan ambles di lobang pantatku.

Aku pun mendesis merasakan kenikmatan yang sulit kuungkapkan dengan kata-kata itu, aku membuka sebelah bongkahan pantatku agar dia bisa semakin dalam menusukkan kontolnya, sementara jariku kembali meraih itilku sendiri bermasturbasi sambil menikmati sensasi disodomi.

27287322897d2dfe7830c9675b7c6308563e5178.jpg

“ Wah pantet lo bisa dipake juga ya Ver?.. Lo bener-bener perek serba bisa sayang.. ” celetuk Gilang begitu sadar Dimas sedang menyodomiku.

“ Iya sayang, aku juga pengen kamu pake pantat aku nanti.. ” jawabku kembali menghisap kelaminnya.

Dimas mulai meleguh-leguh, genjotannya terasa tak begitu beraturan seperti biasa, mungkin karena dia sudah dikuasai nafsu yang hebat hingga dia tak bisa fokus lagi, semenjak pertama kali memakai anusku, sejak saat itu pula Dimas jadi lebih suka menyodomiku.

Bermenit-menit kami dalam posisi itu, lagi-lagi aku kesulitan berkonsentrasi dengan kulumanku kepada Gilang, dan Dimas kemudian memintaku mengganti gaya.

Dimas rebahan di sebelahku, dia memintaku membelakanginya, dengan tangannya dia melebarkan pantatku sejenak, kemudian mengarahkan telapak tangannya ke mulutku, aku langsung mengerti, segera aku ludahi telapak tangannya, Dimas pun memoleskan ludahku itu ke kontolnya dan kembali mengarahkan kontolnya ke pantatku.

“ Ver enak banget make pantat lo dalam posisi ini sayang.. ” ujarnya mengecup kepala belakangku yang masih bersandar di perut Gilang.

Terasa kontol Dimas mulai merangsek ke lobang anusku, aku membantu melebarkan pantatku, sebelum kembali mengulum kontol Gilang yang tersaji tepat di depan wajahku.

Mereka berdua langsung meleguh berbarengan ketika mendapatkan servis yang berbeda dariku dalam satu kesempatan yang sama, sementara aku biarkan saja menjadi korban nafsu dari dua laki-laki yang sedang merasakan kenikmatan tubuhku ini.

272873205e9c8f1197a7a6116f32987ded2e5452.jpg

Gilang semakin menjadi-jadi, desahannya lebih mendominasi ketimbang desahanku sendiri padahal aku sedang disodomi Dimas, dia terus meracau sembari merasakan permainan dahsyat mulutku yang tengah menghisap kontolnya.

27287319885c7e453354813b7260617f38a285f2.jpg

Memekku basah lagi, tapi aku sengaja tak `menggaruknya’ dulu dan mengikuti alur yang mereka mainkan, apalagi aku tahu betul stamina Dimas yang kuat dan terbukti bisa bermain lama denganku, Gilang aku tak tahu sebatas mana kemampuannya, meskipun aku pernah menghabiskan malam dengannya dulu, tapi waktu itu aku lupa-lupa ingat karena selain kondisiku mabuk, malam itu aku sebenarnya hanya menjadikan Gilang sebagai umpan untuk memperlihatkan sisi binalku kepada Dimas.

“ Sini perek ikut gue!.. ” kata Dimas mengagetkanku dan kemudian menarik rambutku memaksaku berdiri.

Dimas membawaku ke ruang tengah, dia menyuruhku menungging di sofa datar yang berbentuk meja, aku pun segera menungging merangkak di atas sofa empuk itu, mereka berdua berdiri di depan dan di belakangku, dengan tatapan polos, aku hanya menatap pasrah kearah mereka yang terdiam menyaksikanku, suasana langsung hening seketika, kami semua terdiam, hanya terdengar suara TV dan musik, mereka tampak takjub melihat Curve tubuhku dengan paduan toket besar, pinggang langsing, dan pantat yang montok.

Libidoku semakin meninggi melihat dua laki-laki yang tengah berdiri sambil mengocoki kontol mereka yang menatapku lapar dan bersiap menusukku dari depan dan belakang.

“ Gil lo entotin pantatnya.. ” ujar Dimas kepada Gilang yang memecah lamunan kami.

Gilang langsung mendekat kearahku yang menatapnya sayu, dia mengambil posisi di belakangku yang menungging dan meraba-raba bongkahan pantatku yang montok itu.

“ Uuuuh.. Pantat lo semok abis Ver.. ” ujar Gilang.

Dimas kemudian mendekat ke arahku dari depan, aku sambar kontol tegangnya yang terhunus di depan wajahku dengan tanganku dan mengocokinya.

27287317f26696e203c38088c540c7a1a3de9b4f.jpg

“ Jujur pas pertama kali liat pantet semoknya, gue udah pengen rasain nih pantet, kalo tau lobang belakangnya bispak, mending pas malem itu gue coblos juga!.. ” Gilang rupanya sudah tergiur dengan pantatku sejak malam itu.

Aku diam saja mendengar ocehan Gilang karena aku mulai mengulum penis besar Dimas.

Gilang masih terpana dengan kemontokkan pantatku, dia meremas-remasnya terus dan menampar-namparkan kontolnya sendiri ke bongkahan pantatku.

Tak cukup, dia kemudian melebarkan pantatku dan mendesis begitu melihat lobang mengaga yang menggiurkan itu.

27287339c2bb08df3937c3dd355625f7c54f0dee.jpg

“ Ahh brengsek pantat lo Ver!!! Gilaaak... ” desisnya tampak gemas.

“ Sodomi aku sekarang Gil.. Aku udah gak tahan!.. ” kataku menoleh kebelakang dan mengarahkan kontolnya langsung ke lobang anusku dengan tanganku sendiri.

Kemudian Gilang yang sudah juga tak sabaran itu langsung menusukkan kontolnya, aku sengaja mengesampingkan wajahku agar dia bisa melihat ekspresi wajah cantikku, karena aku tahu, ini pasti momen bersejarah baginya merasakan kenikmatan anal seks untuk pertama kalinya.

2728734071c978932233de50cf3880aa173f241f.jpg

Aku meringis dan memejamkan mata saat merasakan kepala penisnya masuk di dalam anusku, aku juga ingin menikmati sensasi ini, aku larut dalam sensasi kenikmatan penetrasi dari entah kontol keberapa yang pernah menyodomiku selama ini.

“ AHHHH VERAAA!!.. ” hanyut desah Gilang membenamkan penisnya masuk kedalam pantatku.

Akhirnya, dengan leguhan keras Gilang merasakan juga kenikmatan anal seks yang memang sulit dilukiskan dengan kata-kata itu.

272877473e8eb72fc7ff03b7557c0712abf1e6a6.jpg

Aku pun terbuai dalam Vibes yang disalurkan Gilang, aku bisa merasakan dengan jelas suka cita kenikmatan yang Gilang rasakan karena tubuh kami sudah terhubung saat ini.

Gilang kemudian mendengus bak banteng dan mulai menggenjot pantatku, meskipun ukuran kontolnya jauh lebih kecil dibandingkan Dimas tapi aku tetap menikmatinya, aku goyangkan pantatku seiring tusukannya.

“ BAAAANGSAAT!!!... ”

“ Baru kali ini gue maen di pantat dan rasanya enak banget gilaaa... ” teriak Gilang tak terkontrol.

Aku tersenyum puas mendengar ocehannya dan membiarkan saja dia mulai menyodomiku sementara kini aku bisa fokus kembali ke Dimas yang kontolnya minta disepong.

272873364f720c925c0d74c83ab1903033a14741.jpg

“ Uhhh Ver... Gila banget sih pantet lo sayaang... ” teriak Gilang yang masih saja ngedumel di belakangku.

Aku melirih sembari menyepong kontol Dimas, dan kedua laki-laki ini mulai mengenjotku dari depan dan belakang, sontak tubuhku kembali bergetar, aku memejamkan mataku dan terus berusaha menikmati semua ini, perasaan ini, perasaan ketika aku di sodok dari belakang dan depan selalu membuatku Excited untuk terus melakukannya, sejak dulu sebenarnya aku memang sudah sadar bahwa aku membutuhkan setidaknya dua orang laki-laki atau lebih untuk memuaskan libidoku yang tak pernah berujung ini.

Menit-menit berganti, dua laki-laki ini tampak tenggelam dalam permainan mereka masing-masing.

“ Ahhhhh gue udah pengen keluaar!! ” teriak Gilang yang tiba-tiba mencabut kontolnya dari anusku.

“ PLOP....” terdengar suara ketika Gilang mencabut plernya dari anusku.

“ Uuh kok dicabut sayang?.. ” tanyaku sembari menoleh kearahnya yang seperti terhempas terdorong terduduk kebelakang.

“ Hahhh... Gila... Hahhhh.. Gue gak tahan Dim.. Giliran lo aja lagi Dim.. ” ujar Gilang kemudian berdiri dan bertukar posisi dengan Dimas.

“ Hahaha, gak kuat kan lo? Gue dulu juga gitu Lang pas pertama make pantet nih pecun.. ” Dimas tertawa kemudian berjalan kebelakangku.

“ Asli! Pantetnya kayak vakum cleaner Dim, bentar aja dah mau bucat aja gue.. ” sambung Gilang.

Aku tak berkomentar dan tetap dalam posisiku mendengar obrolan mereka.

Terasa kemudian pantatku dipegang Dimas, kekasih sahabatku itu lantas langsung melebarkan pantatku selebar yang dia bisa.

272873351234091c0c68a29e64321b09d7fe8194.jpg

“ Dasar perek maniak anal! Kerja lo cuma bisa disodomi doang.. Cuuuh!!.. ” celetuknya kemudian meludahi lubang anusku.

2728733436522e79af449e69c5cbf56302a69d53.jpg

Dibuat begitu tubuhku jadi bergetar lagi, dadaku berdebar kencang, Dimas mulai menampar bongkahan pantatku gemas.

“ Nih pantet montok bener, kayak pantat sapi aja! ” lanjutnya lagi meneruskan tepukan tangannya di pantatku.

“ Ahhh.. Terus sayang.. ” aku mulai terlena dalam permainan kasarnya, dan secara tak sadar aku menyelipkan jariku sendiri ke dalam liang anusku selagi dia memaki dan menampari pantat bulatku.

Cowok berbadan atletis ini lalu berdiri dan bersiap menghujamkan kontol besarnya ke dalam pantatku, aku memejamkan mataku sementara terus mencoba memasukkan 4 jariku untuk mengobok lubang pantatku sendiri bersiap untuk segera Dimas nikmati.

27287333542fda4549d43265dcc6b7711d35ebfd.jpg

“ Gile! Dia nyelipin 4 jarinya sendiri ke lobang pantatnya, udah gatel banget tuh dia kayaknya pengen di sodomi lo Dim.. ” Gilang lagi-lagi menimpali.

27287332752ec893a9d5717f9b78ec10cda7e384.jpg

Aku mendesah dan semakin mengerang sambil merasakan 4 jariku yang sudah masuk kedalam pantatku, dan mulai memaju-mundurkan jariku itu, Dimas dan Gilang terdiam melihat tingkah liarku, terutama Dimas yang berada tepat dibelakangku, dia seolah membiarkanku melakukannya.

“ Diiimmm.. ” kataku lirih.

“ Ayo sayang masukin kontol kamu.. ” pintaku karena dia tak kunjung menusukku dan malah asik menonton aksiku.

Dimas kemudian kembali menarik tanganku menjauh dari pantatku, kemudian menjatuhkan kontolnya tepat dibelahan pantatku.

272873550a2251db090adf5454d5bff745925b20.jpg

“ Kamu mau banget aku sodomi sayang? ” tanyanya lembut padaku.

“ Iya sayang mau banget, aku kecanduan di sodomi kamu Mas... ” jawabku kemudian menggoyangkan pantatku yang bergesekan dengan kontol tegangnya itu.

Dimas hanya terkekeh lalu mengarahkan kontolnya kedalam pantatku dengan tangannya, sejurus saja kontol besar Dimas langsung masuk kedalam pantatku.

Aku membeliak merasakan kontol Dimas yang mulai mengisi relung anusku itu.

“ AHHHH!!! “ desahku.

“ Dim entotin aku kayak biasa... ” sambungku kemudian hanya di balas hujamannya dari belakang.

Gilang mundur, dia memilih duduk di kursi dan melihat permainan Dimas, aku mulai bacot tak karuan, gejolak birahiku kembali naik dan terasa memekku kembali basah, normalnya aku akan bermasturbasi sambil membiarkan Dimas menyodomiku, tapi saat ini aku membiarkan tanganku menumpu tubuhku yang menungging ini, hingga aku kini terlihat seperti hewan berkaki empat.

“ Ahhhh Veerr.. Goyangin pantet kamu sayang.. ” desah Dimas padaku.

Aku mengikuti maunya dan menggoyangkan pantatku, aku men-Dribble pantatku yang berisikan kontol besar Dimas yang sedang murka di dalamnya, Dimas pun langsung meringis-ringis merasakannya.

272873538211ef7ef32509d380dfc97e86847021.jpg

“ Bangsat! Yahut banget goyangan lo pereek! ” Dimas menggila.

Aku terus melakukannya, aku menundukkan kepalaku sambil memejamkan mataku, dan Dimas secara perlahan terus menaikkan tempo entotannya yang jelas saja semakin membuat memekku berdenyut-denyut.

“ Kontol gue kayak mau patah Ver.. ”

“ Terus goyang sayang, gue suka!! ” sambungnya lagi.

Aku tak menjawabnya dan mendesah sambil terus melakukan gerakan men-Dribble yang membuat Dimas amat blingsatan ini.

27287352fbf9ab7ad1759c8e88561bcf250157d4.jpg

Dimas menghentak pantatku dengan keras, dia mendorong penisnya masuk hingga mentok ke dalam pantatku, aku sudah kalap dengan semua kenikmatan ini, aku meleguh lepas.

Aku selalu merasa 100x lebih nikmat ketika di anal, apalagi dengan kontol berdiameter besar seperti milik Dimas, dan Dimas tampak gemas sekali dengan pantatku ini, leguh nafasnya menandakan dia dalam puncak kenikmatannya, mula-mula secara perlahan namun kemudian semakin cepat, bongkahan pantat bulatku di remas dan di pakainya untuk berpegangan agar dia bisa menumbuk pantatku itu semakin keras dan dalam.

“ Oh yeah.. Oh Dim.. Oouuh terus oh sayang, enak bangeet.. ”

“ Lebih keras sayang, tampar lebih keras pantatku! Auww.. ” cerocosku ketika Dimas mulai menampilkan permainan yang kuminta dengan menampar-nampar pantat putihku.

“ Ahh.. Sialan lo perek! Lobang pantet lo udah lodoh gini, siapa sih yang tega jebolin pantat semok lo ini!?... FUCK! ” bacot Dimas jadi semakin panas.

Dimas merendahkanku dan mengoceh tidak karuan, terus di tepuknya pantatku dengan keras, seolah dia kesal hanya mendapati fakta bahwa anusku sudah bekas orang, Dimas tak beruntung, karena telat bertemu denganku, dan tak bisa merasakan kenikmatan pantatku di saat masih ketat seperti dulu.

Harus kuakui, lobang anusku sudah sangat longgar karena keseringan dipakai dan dirusak cowok-cowok di masa laluku, apa boleh buat, pertemuanku baru terjadi sekarang dengannya, dan mau tidak mau dia hanya bisa merasakan anusku yang sudah lodoh ini.




..............................


Kini tepukan di pantatnya membuatku tersentak-sentak merasakan sakit yang justru semakin membuatku menggila.

Bermenit-menit aku dan Dimas sedang fokus dalam birahi kami masing-masing, Gilang yang tampak berhasil menurunkan spermanya karena tadi nyaris ejakulasi kemudian mendekat ke depanku dan menyodorkan kontolnya ke mulutku, aku agak kesal karena sedang enak-enaknya bermain panas dengan Dimas tapi malah di Interrupt olehnya, dengan terpaksa aku hisapi saja kontolnya.

Desahanku yang tadi membahana seketika menghilang saat Gilang memasukkan kembali batang kemaluannya ke dalam mulutku dan membuatku sibuk melayaninya.

Dan benar saja, kehadiran Gilang juga membuat Dimas menurunkan tempo genjotannya begitu cowok itu masuk ke permainan, padahal tadi Dimas sedang panas-panasnya menggauliku dan genjotannya sangat stabil dan jika diteruskan mungkin tak sampai 2 menit aku kembali mendapat orgasme ketigaku.

272873512d87b45bea96b839b5fd935d18652dea.jpg

Dimas tampak mengalah dan membiarkan tempo diatur dari depan, di mulutku. Gilang mulai mencekoki mulutku dengan kontolnya dan langsung menggenjotnya dengan penuh nafsu, dibuat seperti itu, tentu saja membuatku kewalahan, Gilang terus mengentoti mulutku dengan cepat, seperti seolah menyamakannya dengan menggenjot lobang Vagina dan anusku, aku sampai tersedak-sedak karena kemaluan cowok itu mentok hingga ke tenggorokanku.

“ Gue entotin mulut lo pecun! Ahhh... ” desahnya menggila.

Dimas menggenjotku dengan Slow sekali, dia tampaknya tak mau membuatku kewalahan lebih jauh, mungkin dia kasihan padaku karena Gilang terlihat buas sekali, bahkan Gilang menaikkan sebelah kakinya kepunggungku sambil memaksakan kontolnya keluar-masuk di tenggorokanku.

27287350160faad75690b5ca01289d1519a151cd.jpg

Dimas membaca situasi, dia melihat wajah Gilang yang tampaknya sudah amat tak sabar untuk kembali menyodomiku, maka Dia pun mengalah kepada temannya ini, meskipun Dimas sebenarnya masih sanggup meneruskan karena staminanya sangat kuat, dan mereka pun kembali bergantian.

Gilang amat girang, dia langsung menggantikan posisi Dimas tadi dan langsung mencelupkan kontolnya yang basah dengan ludah itu kepantatku.

“ Shhhhhh.... Bisa gila gue karena ni pantet!! ” celotehnya kemudian memegang pahaku sebagai tempat bertumpu dan mulai menyodomiku.

Aku mendesah lagi, genjotan Gilang terasa tak beraturan sekali, dia tampaknya sudah dikuasai nafsunya yang besar hingga momentum orgasmeku jadi kacau.

“ Ahhh.. Gilaaaang, pelan-pelan dulu sayaaang.. ” kataku mencoba memintanya memainkan tempo sedang dulu.

Gilang tak memperdulikannya, aku agak sebel tapi yasudah mau bagaimana lagi, aku memilih mengalihkan fokusku dengan mengulum kontol Dimas yang tersaji di hadapanku saja sambil berusaha menikmati genjotannya yang Absurd.

2728734986680b4cd9f4215ee2501c528e6e834c.jpg

Gilang semakin menjadi-jadi, dari gaya mengentotnya yang seperti ini, aku jadi langsung tahu bahwa cowok ini tak punya stamina yang bagus, karena terlihat sekali dia membiarkan dirinya di kendalikan oleh nafsu ketimbang menikmati setiap tusukan dan irama genjotan seperti yang Dimas lakukan.

Aku meraung saat Gilang tampak mengeluarkan seluruh tenaganya dengan membetot pantatku sekuat yang dia bisa dan menghujamkan kontolnya sedalam mungkin di dalam lobang pantatku itu.

27287367302fd675bf682e9b694d5366323039af.jpg

Tak sampai tiga menit, dengan ngos-ngosan kemudian Gilang meminta berganti gaya, dia langsung duduk di sofa dan memintaku untuk mendudukinya, rupanya dia ingin aku me-Riding nya.

“ Sini Bitch! Dudukin kontol gue di pantet lo, gue pengen ngerasain goyangan lo... ” ujarnya kemudian membasahi kelaminnya dengan ludahnya.

Aku langsung duduk membelakanginya, dengan memegang kontolnya, aku arahkan sendiri ke lubang analku.

“ Ooohh.. Enaknya Gil.. ” desahku sembari menaik-turunkan tubuhku di atas tubuhnya.

Gilang meringis dan membiarkan aku yang menggoyangnya, Dimas kini mengocoki kontolnya sambil menontonku, tak ingin Dimas menganggur, segera aku panggil Alpha-Male ku itu dan mengulum lagi penisnya.

Aku kembali me-Rubbing klitorisku lagi guna memacu nafsuku yang sedang di kendalikan dua cowok penuh nafsu ini.

27287366d214240aa6ae3cbd2c234ddbd8f120d6.jpg

Aku memburu orgasmeku, aku mencoba mengkalkulasikan waktu yang pas agar aku bisa orgasme saat nanti Dimas yang menggentotiku, karenanya saat ini aku mencoba memancingnya dulu dengan Gilang sebagai umpan orgasmeku.

“ Uuhhh... Gill.. Terus sayang, geber yang kuat pantat aku... ” leguhku semakin intens menggesekkan jari di itilku.

Dimas kembali mengalah, cowok ini membiarkan aku dihajar oleh Gilang dari bawah, kurang dari dua menit It Works, aku mulai merasa memekku semakin berdenyut, aku menadahkan kepalaku ke atas sambil merasakan sentakan dari dalam tubuhku yang akan mengalir keluar.

27287739d9ffb2373b37840e12daf0bb9c90e857.jpg

Aku menahan diri setelah tahap itu, aku tinggal menunggu Gilang berganti posisi dengan Dimas dan orgasme! Karena aku ingin klimaks dengan kontol gede Dimas menancap di anusku.

Cukup lama juga Gilang belum mau tumbang, padahal aku sudah berikan goyangan paling mautku padanya, aku sendiri sudah cukup menderita menahan orgasmeku ini.

“ Verrr, gue pengen keluar... ”

Tak lama akhirnya Gilang mendengus dan akan ejakulasi.

Melihat itu Dimas kemudian langsung bereaksi.

“ Tahan dulu Gil, kita pejuin bareng nih pecun.. ” kata Dimas langsung menarik tanganku dan memaksaku berdiri beranjak dari Gilang yang lagi-lagi hampir ejakulasi.

“ Uhh.. ” aku sedikit pura-pura merajuk padahal aku senang karena Gilang K.O duluan.

Gilang langsung kelimpungan, karena jika tidak dicegah Dimas sudah pasti dia akan ejakulasi tadi, dan aku juga tak tahu apakah bisa menahan orgasmeku lebih lama lagi, kini Dimas dan Gilang kembali bergantian, Dimas juga ingin ber-WOT rupanya, dengan begini aku bisa mengatur ritmenya sendiri.

Aku mengambil posisi menghadapnya, karena aku ingin menatap wajah tampannya, dengan tersenyum simpul aku berdiri mengolongi pahanya, sementara Dimas sudah terduduk tepat dibawahku.

“ Sayang aku mau keluar, kasih aku yang terbaik ya.. ” kataku menurunkan tubuh depanku dan mengecup pinggiran bibirnya.

Dimas dingin menanggapinya, dia hanya memegang penisnya agar mengacung keatas, aku pun mengerti dan langsung mengarahkan pantat montokku kearah kontol tegangnya yang terlihat sangat keras bak besi itu.

27287362e9c4cbe2d2ec0f256db9269b5b0e9ead.jpg

“ AHHHHH.... ” aku mendesah dengan lantang saat kontolnya langsung menancap di anusku.

Hukum gravitasi membuat beban tubuhku tertumpu kebawah dan saat ini titik tumpuanku tepat berada di kontol Dimas yang langsung membelah anusku.

“ HUUUUHHHH!!! ” Dimas membalas desahanku dengan leguhannya yang tak kalah lantang.

Jujur aku sudah berada di ujung klimaksku, tapi aku mencoba menahannya sedikit lagi dan memberikan Dimas servis terbaikku.

Aku lingkarkan tanganku ke lehernya dan mencumbui bibirnya mesra, sementara Dimas mulai meraba bongkahan pantatku dan mulai membalas goyanganku.

272873608b0dcc556ba745ca8a8bc22647651f64.jpg

Sekejap tubuhku bergetar, untuk menambah sensasinya aku panggil Gilang agar dia kembali menjejalkan kontolnya kemulutku, dan Gilang kemudian berdiri di depanku, kontolnya masih tegang seperti tadi, aku langsung sapih kontolnya dan kini eranganku ataupun leguhan mereka saling bersahut-sahutan di seisi rumah ini.

2728739046bb6c23eb35beeeffa435f871efa8f2.jpg

Tak sampai 3 menit aku akhirnya tak kuat lagi, aku melengking histeris, aliran listrik seketika mengalir di darahku, Dimas sampai mengingatkanku untuk menahan jeritku karena takut di dengar tetangga tapi aku tak peduli karena dalam hitungan detik aku segera klimaks.

Mendengar desahanku yang sangat keras itu, sebagai tuan rumah, Gilang panik, dia langsung bertindak cepat, cowok itu menunduk dan mencengkram leherku kemudian mencium bibirku tepat di saat aku klimaks! Suaraku langsung tertahan dan aku menggelepar di atas tubuh Dimas yang kontolnya masih kokoh di anusku, sementara mulutku di bungkam dengan mulut Gilang.

Cairan klimaksku langsung turun membasahi paha Dimas dan sofa yang kami duduki, Gilang terus membekap mulutku, aku bahkan tak bisa bernafas dibuatnya, cekikan di leher dan tarikannya di rambutku semakin menambah sensasi klimaks yang membuatku teramat puas, kali ini aku tak protes dengan aksinya, meskipun sebenarnya itu improvisasi darinya karena tak ingin jerit histerisku di dengar tetangga, dan agar aku bungkam.

272873887e419d755a1423b97b99d467c9783847.jpg

Kemudian dia melepaskan ciumannya di bibirku, aku langsung menarik nafas sebanyak yang aku bisa, membiarkan otot diagfragmaku memompa oksigen sebanyak yang dibutuhkan tubuhku saat ini.

“ Perek lo berisik banget, entar kalo di dengar tetangga gimana? ” ujar Gilang kemudian baru memprotesnya.

Aku rebah di dada kokoh Dimas kehabisan energi. Dimas mengelus-elus rambut panjangku yang terurai di punggungku.

“ Ver langsung ya?.. masih kuat gak? Aku juga udah gantung.. ” bisiknya kembali mesra di kupingku.

Nafasku memburu, aku baru saja orgasme, tapi karena saat ini aku menghadapi dua orang, maka mau tak mau aku harus siap.

“ I.. iya lanjut aja.. Terserah kalian.. ” kataku lemah.

Dimas kemudian menggendongku, lalu membawaku untuk duduk di sebuah kursi putar, dia mendudukkanku dengan bagian luar pantatku berada di ujung kursinya. Aku memposisikan diriku seperti yang dia mau, Dimas kemudian menatap wajah senduku yang sudah semraut itu, kemudian tersenyum. Aku tahu dia pastilah memuji kecantikanku dalam keadaan seperti ini, entah sudah berapa kali aku mendengar pujiannya.

Dimas mundur dan tampak bersama Gilang kembali terdiam, suasana hening kembali tercipta, hanya terdengar aku yang masih menarik nafas dengan berat, mereka kini berada di belakangku, kini mereka pasti sedang menatap bongkahan montok pantatku yang dalam posisi duduk ini pastilah terlihat amat seksi. Aku tak bisa menggoda mereka seperti biasa karena sungguh aku sedang menstabilkan tenagaku.

27287387437e0f1be1321a2ad04372c7a5e393c3.jpg

Kemudian cowok ganteng ini mulai meraba-rabai pantat semokku dan menjilati serta meludahi lubangnya, melihat posisi dudukku yang sangat Delicious ini, Dimas mulai mendesah sambil mengocoki kontolnya sendiri, dia meracau tak karuan sambil mengelus-elus pantatku, sudah kukatakan sejak awal Dimas memang terlihat agak obsesi dengan bokongku.

272873860d96b8a690b22dbc7fbe9416c3dd37ec.jpg

Gilang yang masih terduduk kelelahan di sofa perlahan menghampiriku dan mendekat.

“ Gila! Pantatnya montok banget.. ” ujarnya yang dari tadi agak vokal mengomentariku.

Dimas meludahi kontolnya dan mengarahkan kembali ke lobang favoritnya itu, aku kembali tersentak, aku merasa seperti mendapat energi Steroid, karena tiba-tiba tenagaku kembali lagi bersamaan dengan gairahku yang kembali menyala, Dimas menyodomiku dalam posisi ini, aku mendesah merasakan hujaman kontolnya di dalam anusku.

27287385c42ef3af5347f2aae56d6bc5c78c0eac.jpg

Meskipun Dimas juga sudah berada di ujung klimaksnya tapi dia tak memaksakannya, dia lebih memilih mengenjotku dengan perlahan, karena dia paham bahwa birahiku perlu dinaikkan lagi pasca klimaks.

Dan perlahan tapi pasti, saat desahanku mulai kencang di saat itulah Dimas menaikkan ritme genjotannya, kini aku mulai mendesah lagi dengan lepas seperti tadi, aku merasakan energiku terisi kembali, darahku seakan memanas, tubuhku berkeringat membakar kalorinya lagi.

272873849e0ec76190c691b8921067f9452e7133.jpg

“ Ahhh Mass.. Sodok yang dalem sayang... ” desahku di ikuti suara derit kursi yang berbunyi akibat hentakan keras Dimas ke pantatku.

Dimas meleguh semakin kencang, penisnya terasa keras sekali di dalam anusku, dalam posisi ini Dimas benar-benar ingin merasakan keseksian pantatku rupanya.

Aku tak sadar Gilang sudah ada di sebelahku, karena sejak tadi aku terus memejamkan mata dan menggigit bibirku sendiri menikmati sensasi anal dari Dimas, tak lama Dimas lalu mencabut kontolnya, dia memutar kursi yang kududuki itu dan mengarahkan pantatku langsung ke depan kontol Gilang.

272873824380c01966c428f50c3d5fedfa98e6e9.jpg

“ Nafsuin banget sih pantat lo lacur! ” ujar Gilang membuka pantatku dan melihat lobangnya yang mengaga itu.

Kini mereka akan saling bergantian menyodomiku, memekku semakin berdenyut, sepertinya inilah momen mereka menghabisiku!

Gilang terkekeh, sesekali dia gemas dan menepuk pantat semokku itu, kemudian dia meludahi tangannya dan membasahi kontolnya sendiri, lalu bersiap meng-analku.

27287381c159ea2fa481427b49ca50b7507dcae6.jpg

Seketika, cowok ini meleguh ketika penisnya kembali masuk kedalam pantatku, terasa jomplang sekali perbedaan ukuran antara kontol Dimas dan Gilang, karena tadi kontol Dimas terasa sangat menyesakkan anusku, sementara kontol Gilang terasa sangat kecil untuk ukuran anusku yang sudah lodoh ini.

“ Oohhh Verrr... ” desis Gilang mulai menggenjotku.

Aku kembali mendesah sembari menopang tubuhku ke arah meja di depanku, Dimas mendekat dan langsung menyambar toket gedeku, aku meliriknya dengan tatapan khasku, mukanya terlihat merah padam, Dimas sudah berada di level tertingginya, Gilang pun begitu, dia menyodomiku dengan tempo yang cepat.

27287409ebe5c144f7819f4dc06fe8d87f235fe2.jpg

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku sambil merasakan tusukan Gilang, Dimas terus menatap wajahku yang mungkin sudah amat sayu ini sambil mempreteli toketku.

“ Kamu suka sayang?.. ” tanya Dimas menangkap daguku dan menciumku mesra.

“ Su... suka Dim... Uhh.. aku bisa mati orgasme sama kalian sayang.. ” desahku membalas ciuman bibirnya.

Dimas tersenyum dingin dan melahap bibirku penuh nafsu.

27287408b51066619e95942c365b32f92e49d216.jpg

“ Dim estafetin aku, aku pengen kalian gilir yang cepet!! Pliss aku udah mau orgasme lagi sayang.. ” pintaku padanya karena tak terasa memekku semakin berdenyut-denyut cepat.

Aku menatap matanya, aku menggunakan salah satu keahlianku yaitu berbicara tanpa kata, aku berkomunikasi dengannya melalui kontak mata, Dimas membalas tatapan sayu mataku, tanpa bahasa kami saling membaca isi hati, cerminan hatiku coba kulukiskan di setiap gerik bola mataku saat ini, meskipun goncangan genjotan Gilang membuatku tak bisa melakukannya dengan benar, tapi aku yakin Dimas tahu apa mauku, karena dia memahami libido abnormalku.

Tak lama cowok ganteng ini kembali tersenyum, dia mencium keningku kemudian meminta ke Gilang untuk bergantian, Gilang yang sedang asik-asik menggenjotku lantas mau tidak mau melepaskan hujaman liarnya di pantatku dan langsung memutar kursi yang kududuki itu mengarahkannya ke kontol Dimas.

27287407e5d2b9a154e499c6accd146b9bba2cf1.jpg

Dimas mengocoki penisnya sebentar sebelum menusukkannya kembali ke lobang anusku.

2728740677113c98d0c7602126508e622c0d562b.jpg

Aku mengesampingkan wajahku agar Dimas bisa melihat ekspresiku, Dimas tak mau buang waktu, dia langsung menghentakkan kontolnya masuk ke pantatku yang di sambut dengan desahanku.

Dimas melebarkan pantatku dengan tangannya agar kontolnya bisa masuk hingga mentok, lagi-lagi pantatku terasa sesak sekali, transisi antara kontol kecil Gilang dan kontol besar Dimas sangat terasa berbeda sekali di dalam pantatku, kontol Dimas memang spesialis untuk menyodomiku!

27287738852258639b5a194cf70a52693b553a11.jpg

Aku mulai menggila, aku mendesah dengan lepas lagi, aku sudah tak peduli, aku sudah di fase tertinggiku, aku meracau tak karuan dan menampari pantatku sendiri, Dimas melihat ekspresiku itu dan mengadaptasinya, segera dia melakukan Rough Sex yang amat kusuka itu.

Dimas menjambak rambutku dan memepetkan tubuhku ke tubuhnya, hingga kini tubuhku jadi agak tegak berdiri, aku merapalkan kalimat-kalimat kotor untuk memperpanas suasana, Gilang yang melihat permainan panas aku dan Dimas turut serta, aku memintanya untuk mencekikku lagi sementara membiarkan aku di hajar oleh Dimas dari belakang, Gilang melakukannya dan mencekikku, dan dalam sekejap kedua laki-laki ini kini mendominasiku.

“ AAAAHHHHH.. TERUS JAMBAK RAMBUT AKU BRENGSEK!! AAHH.. ” desahku menggila seiring dengan pandanganku yang mulai membias.

Aku melakukan kebiasaanku, aku cari klitorisku dan menggeseknya dengan cepat! Sontak tubuhku seperti memancarkan gelombang birahi yang ingin segera keluar, aku menikmati momen ini, sebuah momen yang tak bisa tercipta dengan hanya tiduran di kasur apartemenku sambil menonton Video porno yang kuperankan sendiri ataupun bantuan dari Dildo.

2728773752b5e526a24c8b16fd8ce43ce3ee4e3b.jpg

Inilah realitas yang hadir saat ini, tak pelak aku berada di Higher Consciousness ku sendiri saat ini, bukan Highest, karena kesadaran manusia tak pernah punya batas, imajinasi, kreatifitas dan impian yang ada di dalam otak manusia adalah hal yang tidak punya titik batasan.

Live In The Moment, itu yang mereka katakan dalam menikmati hidup, ungkapan itulah yang aku percayai saat ini, aku yang sekarang tak lagi pusing dengan masa laluku, aku justru senang bisa melupakan semuanya, karena yang lalu-lalu memang seharusnya sudah untuk di lupakan.

Ketika orang yang sangat kusayang sekaligus pelindungku dulu pergi dari hidup ini, aku amat terpuruk, seakan semuanya di mulai dari 0 lagi, aku selalu berusaha menikmati hidup untuk saat ini dan 5 detik kedepan, aku tak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepan, dan aku juga tak perduli apa yang sudah terjadi, begitulah caraku mensugestikan diri untuk menutup lubang besar di hatiku ini.




..............................

Kali ini mereka menggilirku dengan cepat, Dimas langsung memutar kursi itu dan mengarahkannya ke Gilang, Gilang yang sedari tadi tampaknya sudah ingin ejakulasi langsung menusukku kembali dan menggeber pantatku dengan brutal.

27287424afca9c90a081a191a6381cd401abb1df.jpg

Aku terus mendesah dengan gila, aku sudah tak memikirkan apa-apa lagi, yang kurasakan saat ini hanyalah kepuasan-kepuasan yang terus diberikan kedua laki-laki ini, Gilang membabatku dengan kasar, mulutnya semakin pedas melecehkanku, dia terus menghina lobang anusku yang lodoh ini, memanggilku Wewe gombel dan masih banyak lagi oceh-ocehannya.

Hentakannya yang tak beraturan itu kali ini membuat memekku bergetar juga, dia melebarkan lobang pantatku dengan tangannya lalu mencabut-masukkan kontolnya sambil terus meleguh nikmat.

272874238c1aa0516bdfc0654f93e412bf062491.jpg

Tak sampai satu menit, Gilang kembali memutar kursi itu dan Dimas segera menggantikannya, aku menggila merasakan pantatku terus di jebol oleh mereka berdua bergantian, di gilir dengan cepat begini membuatku mendapat sensasi yang luar biasa. Apalagi ritme yang mereka mainkan juga terus meningkat seiring dengan semakin dekatnya ejakulasi mereka.

27287422a9b688a56ce8b47b69d8f82812501bc9.jpg

“ UUHHHH DIM... GEBER YANG KUAT!! AKU KELUAR!.. ” aku lagi-lagi menjerit lepas.

Dimas membetot pantatku dengan buas, kali ini bahkan seorang Dimas pun tak bisa menahan nafsunya sendiri.

“ Ahhhh Ver pantat lo enak banget sayaaang!! Gue rusakin lobang pantat lo ini pelacur!!.. ” lirihnya terus menyodomiku dengan kuat.

Aku percepat kocokan masturbasiku, terasa sekali itilku sudah ereksi dan membesar seiring libidoku yang sudah berada di titik didihnya.

Melihat kehebohanku Dimas mulai memburu klimaksnya juga, Dimas menarik tanganku menjadikannya pegangan dari sodokan kerasnya, aku mendesah kalap, bahkan bunyi tubrukan bongkahan pantatku yang mengenai selangkangannya terdengar dengan nyaring, karena Dimas menusukku sekuat mungkin.

27287736c01f1e1dc3537510e4406a1042d09ed2.jpg

“ AHHHHHH DIMM!!!!.. ” aku melolong kuat begitu energi besar ini lagi-lagi akan lepas keluar.

Selang beberapa detik dan aku pun klimaks!

Aku kelojotan di atas kursi ini, Dimas mendiamkan kontolnya yang masih tertancap kokoh di dalam anusku, sementara Vaginaku terus menerus mengeluarkan cairan beningnya, aku pun roboh kedepan.

27287418711887337608e0fa7e4a499ffd668673.jpg

Nafasku tersengal, tubuhku langsung kehilangan energinya, otakku terasa gosong aku tidak tahu seberapa banyak `kebecekan’ yang kubuat karena aku tak melihat muncratannya, tapi terasa sofa yang kududuki kini sudah basah.

Mereka berdua terdiam, Dimas mengecup punggungku dan merapikan rambutku yang sudah awut-awutan menutupi wajahku, mereka kembali mengomentari wajahku yang selalu dipuji cantik ketika aku orgasme, lagi-lagi aku tak bisa berbuat apa-apa, sungguh ini amat menguras energiku, ini bahkan belum satu ronde! Namun itu konsekuensi dari pilihan yang kuambil di awal tadi untuk bermain All-Out.

2728741771c4a0e92cc9582b2f09c004e8512a31.jpg

Dimas lalu mencabut kontolnya dari anusku, mereka berdua memegang bongkahan pantatku, Gilang beberapa kali menyelipkan jarinya kedalam lobang yang terus menjadi pusat permainan mereka ini.

“ Makanya siapa suruh punya pantat segini montok, jadi gak ada lagi kan yang mau make memek lo.. “ ketus Gilang.

“ Pantesan, pantet lo jadi jebol gini karena pantet lo tuh nagih banget!!.. ” sambungnya kembali Toxic, sambil melecut pantatku dengan kontolnya.

27287415742509e9ac4b853f1d0f3ce1f7b07f74.jpg

Mendengar itu Dimas kemudian dia menyelipkan kontolnya ke dalam memekku yang memang dari tadi mereka lupakan.

“ Uhhh.. Maass.. ” desahku lemah.

272874403c060040cf66d1bb38e5bba5db94744d.jpg

“ Memek lo banjir banget gini Ver... Nafsu lo emang gila.. ” ujarnya kembali menggagahi memekku pelan.

Aku hanya merintih kecil, bahkan untuk mendesah keras pun aku sudah tidak bisa, aku memejamkan mataku dan hanya merasakan kursi yang kududuki ini terus berputar ke kiri dan kanan, pantatku mereka gilir dengan saling dioper satu sama lain.

272874395d39a55b6978903270050fd0d4c9b4a6.jpg

Bermenit-menit, aku masih mereka setubuhi di kursi ini, lobang anusku terus mereka sodomi dengan cepat, bahkan Dimas dan Gilang amat kompak, Dimas melebarkan liang anusku dengan telapak tangannya kemudian menghujamkan kontolnya dalam sekali tusukan hingga mentok, kemudian mencabutnya, dan secepat kilat Gilang menggantikan menusukkan kontolnya kemudian mencabutnya seperti yang tadi Dimas lakukan.

Sontak dengan cepat pantatku selalu terisi dua kontol berbeda yang saling bergantian menghujamnya dengan masing-masing satu tusukan.

Gilang meleguh nyerocos dan tampak ingin ejakulasi, Dimas juga, lalu mereka menurunkanku dari kursi agar aku duduk bersimpuh di lantai, namun aku langsung ambruk karena kakiku masih lemas, maka aku meminta mereka merebahkanku saja di sofa dan meminta mereka ejakulasi di wajahku, Dimas tak mau membuang waktu karena tampaknya dia sudah sangat ingin ejakulasi, lekas lelaki bertubuh atletis ini menggendongku dan membaringkan tubuhku ke sofa datar tadi.

Gilang dan Dimas langsung mendekat dan menyodorkan kontolnya ke wajahku, aku langsung memegang dua kontol amat tegang ini dan mengocokinya dengan jariku, mereka meleguh, aku tatap ekspresi mereka satu per satu dengan tatapan senduku, dua laki-laki ini berdiri di hadapanku yang sudah pasrah akan menjadi tempat penampungan peju mereka.

Birahiku naik dengan cepat, aku merasakan sensasi liar ketika di kepung dua kontol yang siap mengeluarkan sperma kental mereka di wajah cantikku.

272874358a63670e8db915a9c24d6ccc1074d46a.jpg

Aku memulai aksiku dengan menyepong kontol mereka guna memancing sperma mereka naik.

“ ARGGGHHH VEEER... ” desah Dimas saat mulai kukulum duluan penisnya.

272874386d5fa900ef0258d4b9e219697b6af620.jpg

Setelah dari Dimas, aku membagi rata mulutku ke kontol yang ada di sebelahku juga, Gilang berdesis merasakan jilatanku di batang kontolnya, lalu langsung kumasukkan utuh kontol Gilang ke dalam mulutku dari ujung hingga mentok ke pangkal kelaminnya, dan cowok ini meracau tak karuan sembari menjambak rambutnya sendiri menikmati Deepthroat mautku.

272874373a657c63c1b033b3fe6ce0e9dea3f6bb.jpg

272874360d4a282de1b243159317168cfbac084e.jpg

Aku terus tangkap ekspresinya yang terlihat sangat ngilu itu, sementara kubiarkan Dimas meremas tetekku selagi aku asik dengan Gilang.

“ Gil... Keluarin di muka aku sekarang sayang... ” ujarku genit kearahnya.

Gilang yang sudah benar-benar di ujung, langsung mengocok kontolnya sendiri tepat di depan wajahku, Dimas yang tahu aku sengaja menggoda Gilang pun ikut mengocok kontolnya.

Dua kontol tegang ini, kini saling kocok di depan wajahku, perasaan liar ini sungguh membuatku tak kuasa menahan diri, aku mulai bermasturbasi dengan jariku sambil menatap binal ke mereka berdua sambil membayangkan ledakan sperma mereka yang akan memenuhi wajahku.

27287434a274d02eec1486e14dc04411af2da2a0.jpg

Dimas dan Gilang saling mendengus satu sama lain, kontol mereka tampak semakin membengkak dan akan segera melepaskan letupan air maninya padaku, aku sadar wajah cantikku ini sebentar lagi hanya akan menjadi tempat pelampiasan akhir nafsu mereka.

“ Pejuin aku sayang... Bikin aku mandi peju kalian, cepeet sayang!!.... Uhhh.. ” desisku menyemangati mereka.

“ AHHH LONTE GUEE KELUAAR!!.. ” desis Gilang semakin menggila, di ikuti suara khas kontol yang sedang dikocok dengan tangan sendiri.

Dan beberapa detik kemudian, mereka pun menjerit berbarengan, semprotan air mani mereka pun langsung menyembur tepat di wajahku, dan aku mendesah karena tak terasa aku orgasme kecil kembali sambil terus di pejui mereka, aku merasakan puncak kenikmatanku untuk kesekian kalinya.

272874334c38f01e00ecc1868d3693abb68da9be.jpg

Kini semprotan air mani Dimas dan Gilang silih berganti memenuhi wajahku, aku mencoba tak berkedip meskipun beberapa semprotannya mengenai mataku langsung, aku sangat menikmati hangatnya sperma mereka yang membasahi wajahku.

272874329e6eb5ef2e96fa1e513104353585f105.jpg

27287431d2b8267ae639e43162adf5a4425db9da.jpg

Mereka sama-sama merapalkan kalimat-kalimat jorok sebagai tanda penuntas dahaga mereka. Wajahku sudah dipenuhi air mani kental mereka, semprotan mereka sangat kuat bahkan beberapa kali muncrat jatuh hingga ke lantai.

2728745512b413098e0131b7d500b058f7fae38d.jpg

“ Ahhhh Ver, lo luar biasa bangeet, gue puas banget sumpah!!!.. ” teriak Dimas di saat ledakan nafsunya telah reda.

“ Mantep bener emang pecun lo Dim!! Uuhh.. Huuhh.. Huhh.. ” sambung Gilang terengah-engah yang kontolnya langsung kusepong dan kuhisap sangat kuat.

27287454cb2c9f4a49defab480a3d6fe474b45c6.jpg

Tak hanya kontol Gilang, aku beralih ke kontol Dimas dan mengulumnya dengan memfokuskan mengemut-emut kepala penisnya.

“ Ohhhh FUCK!! Shhhh... Ver, pala kontol gue ngilu abiis, Ouuw.. ” lirihnya saat kuemut-emut ujung kontolnya dan menggelitiki lobang kencingnya saat berada di dalam mulutku.

Aku tahu setelah ejakulasi kepala penis laki-laki akan sangat sensitif.

27287453e761283d0432bfe45e7c876102fb10bb.jpg

Mereka kemudian langsung terduduk dengan kepuasan yang terhias di wajah letih mereka, sementara aku hanya bisa terengah-engah karena orgasme kecilku barusan, dengan wajah di penuhi peju mereka aku benar-benar menikmatinya, tubuhku seperti terasa mengambang terbang sekarang, kepuasan nyata yang sungguh membuatku gila ketika aku hanya menghayalkannya di saat aku berpuasa untuk tidak bermasturbasi selama beberapa hari kemarin.

Mereka berdua menatapku, betinanya yang masih berbaring lemah tak berdaya buah dari lampiasan nafsu setan mereka barusan, aku mulai mengumpulkan peju mereka yang tergenang di wajahku dan menjilatinya dengan jariku, mereka tampak terpana melihatku, terlebih Gilang karena dia belum terlalu melihat sisi liarku.

272874521c51195535e1c8657071216344b1a54c.jpg

Aku mendramatisir jilatanku pada jariku yang penuh dengan campuran sperma mereka, juga aku melemparkan tatapan mata binalku kearah mereka berdua yang tampak tertegun melihat ini.

“ Ahhhh.. Aku suka banget peju hangat kalian sayang... Ummmmm... ” kataku sembari menutup mata dan menelan sperma mereka yang terkumpul di jariku.

27287451dd43c7db2e6bae0e4f1bd2a3221ce6a3.jpg

“ Edan.. Edan.. Dia minum peju kita Dim.. ” ujar Gilang melihatku menjilati sperma mereka yang ada diwajahku dan menelannya hingga bersih.

PLONG!

Itulah yang aku rasakan saat ini sambil menjilat sperma mereka hingga benar-benar bersih dari wajahku, mereka berdua masih terduduk dan tampak terpuaskan sekali dengan nafas yang masih mengas-mengas, kulihat hari diluar sudah gelap, sampai tak terasa jika sekarang sudah lewat magrib, kepuasan dan kelelahan masih mendera kami, yang lantas membuat kami hanya bisa beristirahat dengan memejamkan mata mencoba rileks sejenak.




..............................

Beberapa saat kemudian, aku membuka mata dari istirahat singkatku dan mendengar mereka mengobrol sambil membicarakan permainan kami tadi, mereka memujiku, aku yang masih goler mendengar itu cuek saja, karena aku sudah biasa dengan pujian.

Aku perlahan menghimpun tenagaku dan mencoba bangkit untuk duduk, kulihat Gilang sedang ngaso dengan rokoknya, Dimas menyodorkanku tisu untuk mengelap mukaku yang masih mengkilat bekas peju mereka.

Sambil mengelap wajah cantikku, pandanganku langsung terarah ke kontol mereka yang sudah layu, karena kami bertiga memang masih sama-sama telanjang, melihat kemaluan lawan jenisku, seketika itu pula aku sange lagi, aku mulai berjalan perlahan kearah Dimas, memanjat tubuh dan mengelus-elus dada tegap Dimas dan mengecupnya, aku mencoba membangkitkan lagi birahi mereka, agar aku bisa kembali mereka setubuhi.

Dimas membiarkan aku memanjakannya dan merespon dengan memeluk dan membelai rambut pirang panjangku, Gilang mulai memperhatikan ketika aku dan Dimas saling bercumbu di atas paha temannya itu.

“ Uhhh.. Sayang aku masih kepengen di entotin.. Ummmm.. ” desahku sembari mengulum lidah Dimas.

“ Kamu masih mau ngentotin aku kan sayang?.. ” sambungku manja.

Bak kedelai, Dimas pun mengangguk, aku terus goda dia hingga perlahan aku merasakan kontol Dimas mulai `hidup’ lagi, aku tersenyum karena berhasil membuatnya terangsang, bahkan dia tak peduli dengan aroma sperma yang ada di wajahku.

Setelah berhasil memancing cowok ganteng itu, aku berdiri dari pangkuan Dimas, aku berjalan merangkak bak seorang Slut kearah Gilang yang duduk di sofa samping kami, Gilang tertegun melihat aku yang berjalan merangkak menghampirinya, sampai di hadapannya, aku langsung melebarkan pahanya yang ditumbuhi bulu itu dan mendudukan memek tebalku tepat diatas kontolnya!

“ Shhhhss... ” desah Gilang merasakan tembemnya memekku di atas kontolnya yang layu.

Sambil menduduki kejantanannya, aku menggesek-gesekkannya, hingga batang kontol Gilang membelah bibir Vaginaku, Gilang terdiam dan terpana, aku buang rokok yang masih terselip di jarinya, karena aku ingin dia fokus dengan aksiku, aku mendekatkan wajahku tepat di depan hidungnya, dan mengunci tatapan binalku ke matanya, jariku juga mulai menelusuri dadanya, Gilang mendesis ketika jari lentik nan halusku merangsang putingnya.

“ Gil.. ” bisikku lembut tepat di sebelah kupingnya.

Terlihat bulu romanya langsung berdiri ketika kubisiki seperti itu.

“ Aku pengen ngerasain benih kamu di memek aku.. ”

Tak mendengar jawaban, aku menatap matanya dan memegang wajahnya dengan kedua tanganku dari jarak dekat.

“ Aku kepengen kamu hamilin Gil.. ”

“ Kamu mau ngehamilin aku kan sayang?.. ” lanjutku menggodanya sambil menggigit bibir bawahku.

Gilang meneguk ludah, dia mungkin bingung harus berkata apa, namun aku terus tatap wajahnya, bola mata indahku ini tak bergerak dari bola matanya, pandanganku yang sayu seolah menunjukkan betapa seriusnya aku dengan omongan itu.

“ Iii.. iya Ver... Mau.. ” bisik Gilang dengan nada yang gemetar.

Aku langsung mendesis dan menggigit bibir bawahku sendiri mendengarnya, namun dalam hatiku aku tertawa menang, dengan Mesmerizing Eyes ku ini memang tidak ada laki-laki yang tak bisa aku perdayainya, aku kecup bibir Gilang mesra sambil kembali melakukan Petting di kontolnya yang rupanya sudah tegang!

2731409681a6d7cd5920fe99038ddb6fab96160c.gif

“ Tapi kamu jangan bilang Dimas yah sayang.. ” kataku berencana membuat Dimas Jealous malam ini.

Setelah mendapat anggukan darinya, aku berdiri dan langsung menanyakan arah kamar mandi, karena aku ingin membersihkan diri dulu, dan segar ketika nanti kami melanjutkan permainan kami lagi.

Sambil berjalan gontai aku membayangkan mereka berdua akan terus meladeniku semalaman ini, karena malamku dengan mereka masih panjang, dan mereka pun tahu bahwa ini hanyalah awal dari sebuah malam yang liar.

Setelah di dalam dan menutup pintu kamar mandi aku tersenyum sendiri, bayangan-bayangan nakal mulai terlintas di benakku, dinginnya air Shower membuatku jadi tak sabar untuk kembali Fresh lalu kembali menjadi pemuas nafsu untuk mereka berdua sepanjang malam, dan menunjukkan pada mereka Threesome yang sesungguhnya.
Suhu yg budiman ada kemungkinan gak menyelipkan sedikit foot fetish buat para foot fetish lovers. Sering ngebayangin sih gimana kalo vera juga feetnya sering di worship
 
Yang udah baca minta komennya dong, jangan cuma baca doang, gak ngelike gpp, tapi aku butuh masukan biar bisa jadi penulis yang lebih baik lagi 😊
Seperti biasa, tulisan suhu selalu padat berisi. Memuaskan deh pokoknya. Tapi dari segi cerita sampai chapter 3 ini, kayak masih ada missing piece: neng Vera yang dulu suka eksib ke cowok yang "derajatnya lebih rendah" belum keliatan. Jadi intinya, aku berharap di chapter2 berikutnya ceritanya ada yg mengarah ke "beauty and the beast", Hu:D
 
Terakhir diubah:
Yang udah baca minta komennya dong, jangan cuma baca doang, gak ngelike gpp, tapi aku butuh masukan biar bisa jadi penulis yang lebih baik lagi 😊
Ahhh gila banget si Vera, gk tau kenapa ane demen bgt season 2 ini karena povnya di vera, binalnya dapet bgt..

Dah habis air mani ane sis, baca ini berkali2..
 
Penulis ini mungkin bener2 representasi dari harapan gw selama ini, gak ada CELAH bgt penulisannya, gokils!
 
Bimabet
You... Are... The Best, Sis....
Very detail in ass fucking scene...
You completely turning me on....
An Excellent work...
A True Masterpiece
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd