Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Vivi Pramugari yang cantik dan Bu Maysaroh yang Bohay

Malam terakhir di bali aku dan vivi sengaja duduk di halaman depan dan sesuai janji dedek mengijikan kalau aku hanya dengan vivi

" Roy.. Maaf aku mau tanya sama kamu.. Kaya vivi sembari menyenderkan Kepala nya di bahuku

" Tanya apa Vi.. Pakai minta maaf tumben amat.. Jawabku sambil aku cubit dagunya

" Kalau kamu ga keberatan mau ga nanti sesampai nya dijakarta kamu ikat aku dan dedek, sekedar tunangan saja.. Kata vivi sambil menatap wajahku dengan serius...

Aku tidak segera menjawab, aku lihat wajahnya. Terlihat cantik hidungnya yang mancung matanya yang bulat dan bibirnya tipis sensual, kamu mendekati sempurna vi untuk seorang wanita... Kata hatiku

Aku mendekatkan wajahnya dan aku cium bibirnya dengan lembut... Tetapi aku merasakan vivi tidak merespon seperti biasanya

" Sayang.. Kalau aku tidak menjawab dengan kata-kata tetapi dengan tindakan, itulah jawabannya. Kataku... Tetapi kalau kamu mau jawab dengan kata-kata, besok sabtu aku akan melamar kamu juga dedek untuk menjadi istriku...

Begitu aku selesai bicara vivi memeluk ku erat, dan terdengar isak tangisnya

" Kamu kenapa vi... Sudah ahh jangan menangis walaupun itu mungkin tangisan bahagia, aku lebih suka kalau kamu tersenyum.. Kataku sambil menegadahkan wajahnya untuk melihat ke aku.

Aku dan vivi saling bertatap muka sebentar sebelum Vivi mencium bibir ku dan melumat nya... Kami saling berpagut untuk beberapa saat

Sampai ada suara yang mengagetkan...

" Ehem... Boleh ga aku bergabung... Ternyata indah sudah berada di samping Vivi

" Sini duduk.. Gabung aja kita cuma ngobrol biasa.. Jawab Vivi

" Hemmm... Tadi kayaknya lagi pemanasan.. Kata indah sambil mencubit Vivi dan mereka berdua tertawa

" Kita ga pernah pemanasan ndah... Kalau mau langsung aja, kamu mau ikutan... Kata ku sambil tertawa

" Huuuu... Maunya Roy itu, biar bisa dipuasin, dasar kamu Roy. Kata Vivi sambil melotot ke arah ku

" Ga ah... Kayaknya ibu ini lagi pengenya berdua aja.. Iya vi?? Kata indah sambil tertawa

" Siapa bilang.. Kalau aku sudah tau Roy seperti apa.. Jadi no problem buat ibu yang bohai ini kan Roy kalau mau ikutan

" Waduhhh kenapa aku yang jadi terpojok jawabku sambil mencium kening Vivi

Tanpa sepengetahuan mereka dedek yang mendengar tanpa sengaja langsung saja ikut Nimbrung


" Aa... Aku pengen jalan jalan keluar sebentar, gak apa apa kan kalau aku ajak kak indah tanyanya...

Kami semua terkejut dengan munculnya dedek yang tiba-tiba

Aku sempat melihat dia sekilas mengedipkan mata sebelah dan melototin matanya ke aku, awalnya aku ga paham. Tetapi setelah mendengar omongannya seperti itu, ternyata dedek tidak mau indah mengganggu acara aku dengan Vivi

Hampir saja aku tertawa... Dasar kamu ini dek..

Indah tidak bisa menolaknya mungkin ga enak sama vivi atau aku, karena indah tau dedek sangat kita sayangi

" Mau kemana dek... Tadinya ka indah pengen ngobrol disini aja... Tetapi oke lah kata indah sedikit kecewa

Setelah indah dan dedek meninggal kan baku dan Vivi, aku langsung ajak Vivi untuk ke dalam kamar

" Roy... Aku ingin menikmati malam ini sampai pagi sama kamu... Kata Vivi lirih dideket telingaku

Aku tidak menjawabnya, aku cium bibirnya pelan dengan kelembutan. Vivi yang memang sudah sangat menginginkan dengan sangat bernafsu membalas dengan melumat bibirku dan memainkan lidahnya

Ketika tanganku meremas buah dadanya yg sudah mengeras nampas rintihan mulai terdengar


Aku didorong ke ranjang, dan terduduk diatas ranjang yang lebar itu.

Vivi langsung saja mendatangiku, meloncat dan duduk diatas pahaku, kedua tangannya memegang erat rambut belakangku. Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu yang sangat besar.

" Tunjukin ke aku roy..kalau kamu emang kangen sama aku...setelah itu langsung saja dia mencium bibirku dengan buasnya, tangannya yang memegang kepalaku bergerak-gerak memegangi dan menjambaki dengan kuat seluruh rambutku.

Tubuh kami bergerak maju mundur mengikuti gerakan kepala kami. Lidahnya bergerak-gerak dengan cepat di dalam mulutku, aku membalasnya dengan menggerak-gerakan lidahku juga. Ternyata saat itu aku baru sadar bahwa nafsu seks Vivi ternyata besar sekali, dapat kulihat dari caranya, bagaimana Vivi ingin melumat lidahku. Ketika lidahku masuk dan meraba-raba rongga mulutnya, giginya mengigit-gigit dan mengisap-isap lidahku seperti mau menelannya bulat-bulat, kami seperti sedang bermain pedang-pedangan dengan lidah didalam mulut

Aku sudah tidak berpikir apa-apa lagi, kecuali aku harus menikmati dan memuaskan Vivi sampai puas, akan kulampiaskan semua nafsuku ke dia

“emmm.. emmmm.. ssshhh..aaahh.. ssshh.. aaahh..”, suaranya mendesah.

Ketika sekali-sekali Vivi mengigit bibir bawahku, aku gigit pula bibir atasnya. Begitu juga ketika Vivi mengigit bibir atasku, maka aku menggigi bibir bawahnya.

Kupegang kedua pahanya, kuleus-elus bagian dalam serta luarnya, sampai akhirnya aku menaikan kedua tanganku dan mencengkram sekuat-kuatnya kedua pantatnya yang bulat itu.

“ahhh….”, teriakannya kecil.

Tangan kananku memeluk erat-erat pada pinggangnya yang ramping itu, sampai buah dadanya itu terjepit diantara tubuh kami. Karena aku ingin merasakan kedua buah dadanya menempel didadaku, Begitu padat, begitu kenyal, dan betapa dapat kurasakan kedua putingnya mengeras

Tangan kiriku tetap memegang kedua pantatnya itu, kumasukkan tanganku kedalam celana karetnya, berulang kali aku meremas-remas pantatnya itu dengan kuat-kuat, lalu kuelus-elus dan kuraba-raba, “aaahh..”, suara itu yang sangat ingin aku dengar dari mulutnya.

Akhirnya kumasukkan jari-jariku kedalam belahan kedua pantatnya. Dengan jari-jariku dapat kurasakan hangat disekitar lubang pantatnya itu. Aku bermain-main dengan jari-jariku dan aku gelitik-gelitik luang duburnya itu, dan terasa tubuhnya berkejut-kejut kegelian, tangan kanannya memegang kuat-kuat pergelangan tangan kiriku untuk menahan rasa geli jari-jariku di duburnya. Jariku dapat merasaka bagaimana duburnya mengejang kegelian.

Setelah cukup lama kami berciuman, Vivi melepaskan bibirku, lalu dia berdiri dan membuka baju, celana dan CDnya. Dan kulihat pemandangan yang begitu menakjubkan ketika Vivi mengangkat kedua tangannya, dadanya yang bulat itu ikut terangkat, lalu turun dan begoyang-goyang, ahh… betapa menggairahkan

Maka kulepas juga semua pakaianku, sampai kami benar-benar telanjang bulat.

Setelah itu kami lanjutkan lagi ciuman kami, semakin lama mulut kami semakin penuh dengan ludah kami yang telah bercampur, begitu kental, begitu nikmat, dan begitu banyak sampai menetes keluar dari sela-sela mulut kami, dan sampai aku merasa seperti sedang meminum segelas air

Tiba-tiba vivi menyedot semua ludah-ludah itu kemulutnya dan melepas mulutku. Dengan tatapan mata dan senyuman yang nakal, Vivi mengeluarkan air ludah itu, membiarkannya mengalir seperti air terjun, dari mulutnya ke dagunya, lehernya, membasahi dadaku dan dadanya, dan akhirnya turun sampai ke pangkal paha kami, membuat gesekan tuzbuh kami terasa menjadi lebih licin.

Melihat itu, mulai kuarahkan kepalaku untuk menjilati air ludah, tapi tidak kutelan, mulai dari sudut-sudut bibirnya, lalu dagunya, lehernya, betapa air ludah itu terasa lebih nikmat, karena telah bercampur dengan keringat vivi

Kubungkukkan badanku sedikit, sehingga mendorong tubuh vivi sedikit kebelakang, dan akhirnya mukaku sampai tepat didepan dadanya,

" Royy.... Ohhhh ketiak buah dadanya aku remas dan aku sedot puntingnya

Kubaringkan badanya ke ranjang, vivi dibawah dan aku diatas menindihnya. Lalu kuciumi, kusedot-sedot dan kugigit-gigit kecil puting susunya, tanganku meremas dadanya yang lain, jariku secara refleks mulai memutar-mutar dan mencubit-cubit kecil puting susunya.

“aaahh..”, desahnya.. Kembali terdengar, Kubuka mulutku selebar-lebarnya dan dengan sedikit memaksa aku mencoba “memakan” dadanya sebanyak mungkin.

Aku ingin “menelan” semua dadanya. Kuremas, Kugigit, kujilat dan kusedot, semua itu kulakukan berulang-ulang kali sampai aku puas.

“ssshhh..aahhh..aah..aah..”, desahannya semakin membuat nafsuku menggebu-gebu.

Setelah puas dengan dadanya, aku mulai turun menciumi perutnya, menjilat-jilat pusarnya, kedua tanganku tetap memegangi dadanya, tangan Vivi tetap memegang kepalaku, mengikuti kemana kepalaku bergerak.

Akhirnya aku sampai di depan vagina, yang ternyata sudah basah, aku mencium bau harum dan lembut dari vagina dan disekitar pangkal pahanya

Bersambung
Ijin gabung hu... Pokoknya "aa roy idola aink" 🍺🍺
 
Aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kujilat dan kugigit-gigit kecil klitoris nya, aku memainkan lidahku dengan cepat di duburnya, naik-turun dari pantat ke klitnya, berulang-ulang sampai daerah itu basah oleh ludahku.

“aaaaaaaaahhhh………..ohhasss royy”, suara desahannya yang rendah, dan semakin kuat vivi menjambak rambutku dan tubuhnya sedikit mengejang

Kujilati vagina nya seperti sedang menjilat es krim, dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, sehingga kedua lututnya berada di dekat dengan kepalanya, selama dalam posisi kepala dan kaki dibawah tapi pantatnya terangkat seperti itu, kedua tangannya hanya bisa memegang pantatnya, menarik kekanan dan kekiri, sehingga lubang vagina dan lubang pantatnya dapat kulihat dengan jelas.

Tangan kiriku memegang perutnya, dengan badan kutahan punggungnya supaya posisinya tidak berubah. Dan dengan jari tengah serta telunjuk tangan kanan, kumasukkan kedalam vaginanya, kedua jariku bermain-main, berputar kiri-kanan, dan keluar masuk di lobang vaginanya.

“aaaahh… aaaahh..aaaahhh.. eennaaaakkk…”, kata vivi sambil memejamkan mata, membuatku semakin bersemangat memainkan vaginanya.

“jangan berhentii…. trussss…. aaaahh…Roy... Kembali terdengar rintihannya

Setelah cukup lama aku bermain-main dengan vaginanya, akhirnya tubuh vivi seperti kejang-kejang, dan bergerak-gerak dengan cepat serta kuat, sampai aku sedikit kewalahan menahan posisinya.

“aaaah.. aaaa..aaaaaaaaaaaaahh..”, kata vivi sembari tubuhnya mengejang-ngejang, lalu keluar cairan putih kental yang cukup banyak dari dalam vaginanya, suaranya kecapekan, disertai keringat yang bercucuran dan tubuhnya mulai melemas.

Tangannya pun jatuh terkulai keranjang, Vivi mencapai orgasmenya yang mendekati sempurna


Padahal penisku saja belum kumasukan kedalam vaginanya, tapi vivi sudah kecapekan. Tapi aku juga sebenernya sudah kecapekan berada di posisi seperti itu, tanganku sudah pegal-pegal, tapi nafsu dan semangatku masih besar, karena aku belom puas, jadi tidak boleh putus di tengah jalan.

“hahh.. Roy.. jari kamu bener-bener nakal..kamu ga seperti biasanya begini..katanya terengah-engah.

Aku segera menindih badannya,buah dadanya yang padat itu mengganjal tubuhku, dan kubiarkan juga penisku terjepit diantara tubuh kami. Aku dapat merasakan detak jantungnnya, desahan nafasnya yang telah kecapekan. Kedua tangannya melingkar memeluk leherku, kakinya juga mengangkat dan melipat di punggungku.

Tanganku memegang pinggangnya, meraba-raba dari atas ke bawah, dan satunya lagi mengelu-elus rambutnya dan terurai itu. Tubuhnya benar-benar dibasahi oleh keringat. Aku sengaja menggerakkan tubuhku maju-mundur, sengaja membuat penisku yang masih tegang itu mengosok-gosok vagina nya, sengaja kuraba-raba pinggiran dadanya yang ikut berbergerak maju mundur, kulakukan supaya dapat membuatnya bernafsu lagi.

"Roy.. Lakukan sekarang sayang... Aku sudah ga tahan lagi.. Rintihan vivi

Tanpa banyak bicara lagi, langsung saja aku mencium bibirnya.. Petanda mulainya ronde kedua.

“hhmmppp… hmmppp.. hemmmpp…”, desahannya menjukkan bahwa Vivi sudah mulai bernafsu. Perlahan-lahan aku mulai merasakan putingnya mengeras kembali didadaku, tangan dan kakinya memeluk tubuhku dengan lebih erat.

Tampaknya memang benar, nafsu dan stamina Vivi sudah kembali.

Cukup berapa menit saja, dan air ludah mulai memenuhi mulut kami.
Vivi mendorong tubuhku ke samping, dan kami pun berganti posisi, aku dibawah dan Vivi diatas. Disedotnya kembali semua air ludah itu, perlahan-lahan vivi menegakkan badannya. Vivi pun melakukan hal tadi, mengeluarkan air ludah itu sedikit demi sedikit ke dadaku, perutku, lalu akhirnya membanjiri tubuhnya sendiri, air ludah itu terus turun dengan cepat sampai membasahi penisku yang berada terjepit diantara bagian dalam pangkal pahanya dan tubuhku.

Dengan senyuman dan tatapan mata nakal, vivi memundurkan tubuhnya, lalu membungkuk, sambil memegang penisku, Vivi menumpahkan sisa air ludah itu ke penisku.

“wow.. Roy punya kamu masih keras begini…”, katanya dengan bernafsu, sambil memegang erat penisku.

Tangan yang satunya memegang, memainkan dan menekan-nekan, bahkan kadang digenggamnya dengan kuat buah zakar.

“Aaah…”, kataku karena rasa nyeri di buah zakar ketika dengan gemasnya Vivi sedikit meremas.

Dengan posisi kakiku yang terbuka lebar, tanpa banyak bicara lagi, vivi dengan tatapan nakalnya mulai menjilati dari pangkal batang sampai keujung penisku. Tanganku memegangi rambutnya, karena aku ingin melihat pemandangan yang tak ingin aku lewati, bagaimana vivi menjilati penisku dengan nafsunya. Digititnya kecil ujung penisku, rasanya geli sekali. Dikulum-kulumnya penisku, dijilatnya kenikmatan yang terasa luar biasa

Penisku sudah basah sekali oleh air ludah vivi nafsunya seperti sudah tidak tertahan lagi. Penisku teraa panas gara-gara bergesekan dengan mulut dan tangannya. Kepalanya naik turun dengan cepat diikuti dengan tangannya. Sesekali kepala penisku ditarik dengan kuat oleh giginya. Geli sekali.

Cukup lama vivi bermain-main dengan penisku, kira-kira hampir setengah jam, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.

"Vivi kita mulai sekarang.. Kataku

Aku perkuat rangkulanku sambil meremas buah dadanya, aku cium lehernya dan tanganku yang lain meraba-raba pusat kewanitaannya yang masih basah dan hangat tanganku kuat memegang pahanya aku buka selangkangannya, aku telusuri vaginanya yang kenyal aku elus belahannya.

“Royss..ohhh.”, kata vivi dan memang aku merasakan cairan hangat keluar dari vaginanya.


Dia mulai gemetar, dan aku arahkan penisku yang keras itu kelubang kemaluan Vivi aku tekan sekali dan tangan vivi membantu mengarahkan ke lubang kemaluannya yang sudah menginginkannya dan akhirnya BLees kepala penisku menembus lobang vagina vivi yang rapet, sesak rasanya. Aku maklum vagina vivi sering dirawat apalagi kepala penisku memang besar meski. Aku sadar siapa yang aku setubuhi, vivi yang memang aku sayangi

Vivi ambil alih kendali senggama, dia goyangkan pantatnya enggak terlalu cepat, tapi dia kerja dengan tenaga otot-otot vaginanya mencengkeram erat penisku memiji-mijit batang kemaluanku, aku betul-betul keenakan, jarang sekali perempuan bisa empot-empot ayam seperti Vivi. , aku naik turunkan penisku pelan-pelan dan dalam-dalam di lubang senggama Vivi

Sementara empot-empot vaginanya terus mengurut-urut batang penisku sedangkan mulutku menyedot buah dada putih yang sangat men gairahkan hidangan yang harus dinikmati, tangan Vivi memelukku erat, tangan kananku meremas bokong dia dan tangan kiriku menahan berat badanku.
" shhssh, sshh. desis Vivi terus menerus ada sekitar 10 menit, lalu Vivi mengerang

”Roy, aku keluar Roy....ohhssss.”. Rintihan nya

Aku cium keningnya, bukannya Vivi melemah tapi dia pindahkan kedua tanganku dikiri kanan mepet buah dadanya dan tangan dia dua-duanya memegang sandaran ranjang Vivi keluarkan tenaga lebih hebat lagi pantat memutar teratur sekali lebih keras dan, empot-empot-empot-empot vagina Vivi lebih sering dan lebih kencang memijat-mijat penisku.

“Roy..ahsss aku ga tahan lagi.....Vivi orgasme lagi, tapi pantatnya terus berputar dan empot-empotnya enggak berhenti berhenti.

Penisku dengan kuat aku gosokkan kekiri-kanan bibir vaginanya, aku senggol-senggolkan ke Clitorisnya Vivi sementara aku senang sekali pandangin wajah Vivi yang merem melek, mulut terbuka agak lebar aku jawab haus gairah Vivi dengan tusukan-tusukanku kejantananku, aku penuhin dahaga hasratnya Vividengan sodokan-sodokan kemaluanku yang kuat, aku bikin Vivi menggelinjang mengerang penuh nikmat birahi.

“Aah. aah. aahh.”, erangan erotis Vivi yang semakin keras sampai akhirnya aku tumpahkan air maniku dalam-dalam ke vagina Vivi.

“Roy..Roy ss..ohhsss.”, jerit kecil Vivi sambil kakinya mengejang, dan gigit leherku.

Air maniku ternyata cepat direproduksi, cairan kelaki-lakianku banyak masuk ke vagina Vivi, memenuhi hasrat terpendam kewanitaan Vivi

Sampai akhirnya kami terdiam lelah

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd