Wahai wanitaku, ijinkan aku untuk menuliskan kisah tentang perjalanan kita. Kisah dari dua orang insan manusia yang tidak jadi bersatu, sebut saja dia Tia wanita yang pernah bersuami dan gagal membina rumah tangga.
Tahun 2016 pertama kali berkenalan lebih dekat, saat itu aku sedang berkunjung ke rumah saudaranya. Di situ lah pertama kali melihatmu lagi setelah sekian tahun tidak bertemu. Kini dirinya terlihat lebih berisi, perikiraanku berat badannya mungkin 70kg an, tapi entah kenapa saat itu aku langsung jatuh hati padanya. Dari situ lah aku mulai mencari tau tentangnya, dari cerita saudaranya ternyata Tia sekarang telah berpisah dengan suami dulu karena masalah ekonomi dan perselingkuhan. Tia yang telah dikaruniai seorang anak tidak pernah dinafkahi suaminya selama 1 tahun lebih dan akhirnya menggugat cerai suaminya itu.
Setelah berhari hari memikirkan tentangnya, akhirnya aku memberanikan diri untuk mencoba stalking sosmednya. Hingga akhirnya banyak waktu telah kita habiskan bersama sama lewat chat maupun telpon, semakin hari timbul rasa sayang dan rasa ini tidak bisa dibendung lagi. Kemudian lebaran tahun itu aku berkunjung kerumahnya untuk mencoba berkenalan lebih dekat dengan Tia dan anaknya.
Saat itu Tia memakai gamis panjang dan hijab panjang tetapi tetap saja tidak mampu menutupi kecantikan dan lekung tubuhnya yang begitu sexy. Rumahnya yang masuk pelosok desa sangat sepi meskipun saat itu lebaran H+3. Ternyata anaknya sedang ikut neneknya pergi berkeliling kerumah saudaranya yang ada di kota.
Setelah mengobrol dan bercanda ria tanpa disadari hasrat kita yang telah lama terpendam akhirnya tidak bisa di kontrol lagi. Tia yang tiba tiba aku cium ternyata tidak marah dan malah membalas ciuman ku. Lama kelamaan suasana semakin hangat, toket Tia yang berukuran 42 menempel tepat didadaku. Tanpa disadari tanganku reflek meremas toket besar itu, Tia begitu sangat menikmati permainan itu. Saat itu Tia berbisik "mas kenapa gak dari dulu kita begini, andai dulu aku menikah denganmu aku pasti sangat bahagia"
Aku pun menjawab sambil melihat kedua matanya yang berkaca-kaca "dari dulu aku juga menginginkanmu, tapi aku takut tidak bisa membahagiakanmu, maaf".
Tia yang saat itu bersedih tiba tiba mencium bibir ku dan tangannya malah bergerilya di selakanganku " Tapi sekarang mas bisa kan membahagiakan ku dengan ini?"
Aku hanya tersenyum dan bergegas membuka gamisnya, kemudian mengajaknya ke kamar, tempat dimana dia pernah bercumbu dengan mantan suaminya.
Toket Tia ternyata lebih besar saat dibuka, tubuhnya yang tergolong gemuk tapi sungguh indah bagiku. Aku semakin terpesona akan kecantikannya, bahkan artis sekelas gisel pun tetap kalah cantik bagiku. Hahaha. (Saat jatuh cinta logika memang tidak berjalan ya)
Kemudian kamipun bercinta, entah berapa kali kami bercinta. Memek Tia ternyata masih sangat enak, empotannya begitu terasa sampe bikin lumer berkali kali.
Tanpa disadari anaknya beserta nenek sudah pulang, mereka sedang jajan di warung depan rumah. Suara anaknya yang begitu nyaring mengaget Tia, kamipun langsung berbegas memakai baju tanpa sempat membersihkan bekas sperma tadi. Kemudia kami pun mengobrol bersama hingga jam 9 an malam, saat berpamitan pulang Tia memelukku di ruang tamu yang sepi, begitu terasa hangatnya cinta dari seorang wanita yang pernah bersuami ini.
Tahun 2016 pertama kali berkenalan lebih dekat, saat itu aku sedang berkunjung ke rumah saudaranya. Di situ lah pertama kali melihatmu lagi setelah sekian tahun tidak bertemu. Kini dirinya terlihat lebih berisi, perikiraanku berat badannya mungkin 70kg an, tapi entah kenapa saat itu aku langsung jatuh hati padanya. Dari situ lah aku mulai mencari tau tentangnya, dari cerita saudaranya ternyata Tia sekarang telah berpisah dengan suami dulu karena masalah ekonomi dan perselingkuhan. Tia yang telah dikaruniai seorang anak tidak pernah dinafkahi suaminya selama 1 tahun lebih dan akhirnya menggugat cerai suaminya itu.
Setelah berhari hari memikirkan tentangnya, akhirnya aku memberanikan diri untuk mencoba stalking sosmednya. Hingga akhirnya banyak waktu telah kita habiskan bersama sama lewat chat maupun telpon, semakin hari timbul rasa sayang dan rasa ini tidak bisa dibendung lagi. Kemudian lebaran tahun itu aku berkunjung kerumahnya untuk mencoba berkenalan lebih dekat dengan Tia dan anaknya.
Saat itu Tia memakai gamis panjang dan hijab panjang tetapi tetap saja tidak mampu menutupi kecantikan dan lekung tubuhnya yang begitu sexy. Rumahnya yang masuk pelosok desa sangat sepi meskipun saat itu lebaran H+3. Ternyata anaknya sedang ikut neneknya pergi berkeliling kerumah saudaranya yang ada di kota.
Setelah mengobrol dan bercanda ria tanpa disadari hasrat kita yang telah lama terpendam akhirnya tidak bisa di kontrol lagi. Tia yang tiba tiba aku cium ternyata tidak marah dan malah membalas ciuman ku. Lama kelamaan suasana semakin hangat, toket Tia yang berukuran 42 menempel tepat didadaku. Tanpa disadari tanganku reflek meremas toket besar itu, Tia begitu sangat menikmati permainan itu. Saat itu Tia berbisik "mas kenapa gak dari dulu kita begini, andai dulu aku menikah denganmu aku pasti sangat bahagia"
Aku pun menjawab sambil melihat kedua matanya yang berkaca-kaca "dari dulu aku juga menginginkanmu, tapi aku takut tidak bisa membahagiakanmu, maaf".
Tia yang saat itu bersedih tiba tiba mencium bibir ku dan tangannya malah bergerilya di selakanganku " Tapi sekarang mas bisa kan membahagiakan ku dengan ini?"
Aku hanya tersenyum dan bergegas membuka gamisnya, kemudian mengajaknya ke kamar, tempat dimana dia pernah bercumbu dengan mantan suaminya.
Toket Tia ternyata lebih besar saat dibuka, tubuhnya yang tergolong gemuk tapi sungguh indah bagiku. Aku semakin terpesona akan kecantikannya, bahkan artis sekelas gisel pun tetap kalah cantik bagiku. Hahaha. (Saat jatuh cinta logika memang tidak berjalan ya)
Kemudian kamipun bercinta, entah berapa kali kami bercinta. Memek Tia ternyata masih sangat enak, empotannya begitu terasa sampe bikin lumer berkali kali.
Tanpa disadari anaknya beserta nenek sudah pulang, mereka sedang jajan di warung depan rumah. Suara anaknya yang begitu nyaring mengaget Tia, kamipun langsung berbegas memakai baju tanpa sempat membersihkan bekas sperma tadi. Kemudia kami pun mengobrol bersama hingga jam 9 an malam, saat berpamitan pulang Tia memelukku di ruang tamu yang sepi, begitu terasa hangatnya cinta dari seorang wanita yang pernah bersuami ini.
sambil garuk selangkangan 
