Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Yaelah 2

Bimabet
2​


Saat ini, kami sudah kembali ke ruko.

Aku sedang berada di lantai dua bersama wanita yang kami jumpai di mini market tadi, sementara fadil sedang berada di lantai 1.

"Duduk aja"
Ucapku pada wanita tersebut.

Wanita tersebut nampak enggan walau akhirnya memberanikan diri untuk duduk di kursi. Aku memilih untuk berjalan ke kamar, melepaskan jaket lalu kembali ke ruang tamu lantai dua.

"Namanya siapa?"
Tanyaku sembari menurunkan tubuh duduk di lantai dengan punggung bersandar pada tembok.

"Fina"
Jawabnya singkat, masih menundukan kepala.

"Saya fauzan"
Balasku.

Aku mengeluarkan sebungkus rokok yang kami dapat dari mini market tadi, mengambil satu batang lalu menyulutnya.

"Di sini sendirian?"
Tanyaku lagi sambil memasukan bungkus rokok ke dalam kantong celana.

Fina hanya menggelengkan kepala.

"Sama siapa?"

Belum sempat fina menjawab, sebuah langkah kaki terdengar menaiki tangga.

"Makan dulu nih"
Ucap fadil yang sudah berada di lantai dua, membawa 3 bungkus mie instan.

Fadil melempar dua bungkus mie instan ke arahku, aku menangkapnya..

"Makan dulu fin"
Ucapku pada fina sembari menyodorkan satu bungkus mie instan ke padanya.

Fina dengan lemah menjulurkan tangan dan meraih mie instan dari ku.

"Makasih"
Ucap fina lemah.

Aku hanya mengangguk.

Kami bertiga kemudian kompak menghancurkan mie instan masing - masing, membuka bungkusnya, lalu menaburkan bumbu yang sudah tersedia.

Kami bertiga mulai memakan mie instan tersebut untuk mengisi perut.

"Namanya siapa mba?"
Tanya fadil mencoba membuka obrolan dengan fina..

"Fina"
Jawabnya lemah di sela gerakan mulutnya yang sedang mengunyah mie.

"Disini sendirian?"
Tanya fadil lagi yang masih berdiri di dekat tangga.

"Engga"
Jawab fina singkat.

"Sama siapa?"

"Abang"

"Trus abangnya kemana?"

Fina terdiam.

Aku melihat ke arah fadil, fadil juga melihat ke arahku kemudian menganggukan kepala, nampaknya ia mengerti bahwa lebih baik tidak menanyakan keberadaan abangnya fina.

Kami melanjutkan makan dalam diam.

Makan selesai, fadil segera turun ke lantai satu.

"Ohiya fin, kalo mau tidur di kamar aja ya"
Ucapku pada fina mengisyaratkan keberadaan kamar menggunakan gerakan kepala.

Fina hanya terdiam.

Aku bangkit berdiri lalu melangkah menuruni tangga ke lantai satu.
Di lantai satu, aku melihat fadil sedang melepas dahaga meminum air mineral hasil jarahan kami tadi.

"Dil, itu fina gua suruh tidur di kamar ya"
Ucapku sembari melangkah mendekati fadil.

"Terserah dah"
Balas fadil saat ia baru saja minum lalu meletakan botol plastik berisi air di meja.

Aku segera meraih botol tersebut.

"Itu fina kasih minum dulu dah mending...ohiya jan, rokok dong"
Ucal fadil.

Aku memberikan sebungkus rokok dari kantong celana kepada fadil lalu meminum air dari botol.

"Lu jaga siang kan dil?"
Tanyaku setelah selesai minum.

"Kenapa? Lu mau jaga?"
Balas fadil.

"Kaga dah, berat banget mata gua"
Jawabku.

Kami berdua tersenyum.

Aku segera melangkah menaiki tangga membawa sebotol minuman.

Di lantai dua, fina masih terduduk dalam diam dengan tangan menggenggam bungkusan mie.

"Minum dulu fin"
Ucapku meletakan botol minuman di meja.

Aku memberanikan diri untuk duduk di bangku seberang fina.

Fina sempat terdiam, namun beberapa saat kemudian ia mengangkat wajahnya menatapku.

"Makasih ya"
Ucap fina lemah.

Aku tersenyum..

Fina meraih botol di meja lalu menegak air di dalamnya.

"Kamu fauzan kan?"
Tanya fina sambil meletakan botol di meja..

"Iya, panggil ojan aja"
Balasku.

Fina menatapku, kini wajahnya nampak lebih hidup.

"Aku sebenernya ke sini sama abangku dan pacarnya......"
Ucap fina mulai berani untuk bercerita.

Aku hanya terdiam menunggu fina melanjutkan ucapanya.

"Tapi kemarin kita ketemu orang......aku kabur ke mini market...abang gatau kemana....dwi, pacar abangku........dikasir mini market"
Lanjut fina..

Otakku langsung bekerja mengingat mayat perempuan yang ku lihat di belakang kasir mini market tadi.

Aku sejenak terdiam sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak mengungkit kondisi abang dan pacar abangnya.

"Eh....emang kalian rencananya mau kemana?"
Ucapku ragu takut salah bertanya.

"Mau ke rumah temennya abangku"

"Ngapain?"

"Kita rencananya mau ke gudang peluru"

"Ah? Gudang peluru?"

"Iya...markas militer yang ada di timur....abangku bilang kalo kita bisa kesana, kita bakal di ungsikan keluar kota"
Jawab fina.

Otakku bekerja, melihat kesempatan bagi kami untuk dapat keluar dari kota neraka ini.

"Rumah temen kamu dimana?"
Tanyaku.

"Komplek pohon palem, gajauh dari sini"

"Kamu tau rumahnya?"

Fina mengangguk.

Aku sejenak terdiam

"Yaudah..sekarang kamu mending istirahat aja dulu fin"
Ucapku.

Fina menunduk, namun beberapa saat kemudian ia kembali mengangkat kepalanya.

"Makasih banyak yah jan"
Balas fina tersenyum.

"Sama - sama..udah kamu istirahat di kamar gih"
Jawabku ikut tersenyum.

Fina mengangguk, kemudian berdiri dan mulai melangkah menuju kamar.

"Makasih juga buat temen kamu"
Ucap fina saat ia sudah berdiri di pintu kamar.

"Ohiya...namanya fadil...nanti aku bilangin ke dia"
Balasku.

Fina lagi - lagi tersenyum mengangguk lalu melangkah masuk ke dalam kamar.

Aku duduk sendirian di lantai dua, menikmati sebatang rokok sambil menatap langit dari jendela yang sudah mulai bercahaya.

Setelah beberapa saat.

"Fina udah tidur jan?"
Tanya fadil yang ternyata sudah berdiri di belakangku.

"Udah...ohiya dil, ada yang mau gua omongin"
Balasku.

Fadil berjalan melewati aku kemudian duduk di seberang, tempat dimana fina duduk sebelumnya.

"Lu tau gudang peluru dil?"
Tanyaku membuka obrolan.

"Hah? Apaan tuh?"

"Markas militer di timur"

"Ah, kaga tau gua...emang kenapa?"

"Fina bilang kalo kita bisa ke sana, kita bakal di ungsikan keluar kota"

Fadil sontak mengangkat kedua alisnya..

"Seriusan?"
Tanya fadil nampak tak percaya.

"Iya...terus fina bilang kalo di komplek pohon palem deket sini, ada rumah temen abangnya yang mau berangkat ke gudang peluru"
Balasku.

Fadil terdiam, wajahnya nampak berfikir.

"Lu mau ke sana?"
Tanya fadil.

"Menurut lu?"
Ucapku balik bertanya..

"Kalo emang bisa di ungsi'in keluar kota mah ayo"
Jawab fadil yang nampaknya juga ingin keluar dari kota neraka ini.

"Mau berangkat kapan?"
Tanyaku

"Terserah, sekarang juga ayo gua mah"
Jawab fadil semangat.

"Ntar kalo fina udah bangun gua coba ngomong ke dia dulu dah ya"
Balasku.

Fadil mengangguk semangat.

Beberapa saat kami terdiam membayangkan indahnya kenyamanan bila kami sudah berhasil di ungsikan nanti.

Tiba - tiba fadil berdiri.

"Lu kalo mau tidur, tidur aja jan"
Ucap fadil melangkah ke belakangku.

"Yaudah, hati - hati lu ya"
Balasku ikut berdiri kemudian mengambil alih kursi yang tadi di duduki fadil.

"Yoiyoi"
Ucap fadil seraya berjalan menuruni tangga.

Aku sudah terduduk membelakangi jendela, tempat duduk yang memang sering kami gunakan untuk tidur karena posisinya yang tidak terkena silau matahari..

Aku menaikan kedua kakiku bersandar pada kursi seberang, lalu memejamkan mata untuk menghapuskan keletihan selama sehari ini.

**

"Jangan nakal - nakal yah nak"
Ucap ibuku saat aku sudah turun dari mobil.

"Iya mah..dadah"
Jawabku melambaikan tangan kepada ibu yang berada di dalam mobil.

Ibu sebentar melambaikan tangan tersenyum, lalu mulai melajukan mobilnya meninggalkanku.

"Hey....ayo cepet masuk"
Ucap seorang satpam di belakangku.

"Eh....iya pak"
Balasku kemudian segera berlari memasuki area sekolah..

Aku, di balik seragam sd ini segera melangkah masuk ke dalam kelas.

"Eh fauzan... Ayo cepat duduk nak"
Ucap wali kelasku saat aku baru saja memasuki kelas.

"Iya bu guru"
Jawabku kemudian berlari kecil mencari meja yang masih kosong

"Jan...duduk sini aja sama aku"
Ucap seorang teman sekelasku yang bernama kanya.

"Eh...engga"
Balasku singkat terus berlari melewatinya.

Hingga akhirnya aku memilih untuk duduk sendirian di kursi paling belakang.

"Loh, fauzan. Kok di belakang? Itu kan masih ada yang kosong"
Ucap bu guru menunjuk kursi yang berada di samping kanya..

"Dia suka sama kanya bu"

"Hihi ojan malu bu"

"Cie..cie ojan"

Seru teman - teman mengejekku.

Aku hanya terdiam menundukan kepala

"Eh..***boleh gitu anak - anak... Yasudah kalo fauzan lebih nyaman duduk di belakang gapapa"
Balas bu guru mencoba membelaku.

Menahan rasa malu, aku mencoba untuk kembali mengangkat pandanganku. Baru saja aku melihat ke depan, aku menemukan kanya sedang melihat ke arahku. Reflek aku segera kembali menunduk menghindari tatapannya.

**

"Oi dil, gantian"
Suara fadil yang membuat aku terbangun dari tidur.

Aku melihat ke sumber suara, ternyata fadil sudah berdiri di sebelah kiriku.

"Ah...iyaiya"
Balasku malas.

Aku menurunkan kaki dari kursi yang berada di depan, kemudian mengusap mata untuk memaksa kesadaranku kembali.

"Jam berapa dah dil?"
Aku terus mengusap mata.

"Jam 2"
Jawab fadil.

Setelah memastikan bahwa kesadaranku kembali, aku bangkit berdiri.

"Tidur dah lu"
Ucapku melangkah menjauhi fadil.

"Di kamar aja"
Suara fina, tepat di depanku.

Aku menyingkirkan telapak tangan dari wajah, menemukan fina sedang berdiri di pintu kamar.

"Serius nih?"
Tanya fadil kepada fina.

"Iya, gantian aja, gapapa kok"
Jawab fina.

Fadil segera melangkah mendekati fina, fina bergeser ke samping memberikan jalan bagi fadil untuk masuk ke kamar.

Fina melihat ke arahku. Aku melangkah mundur dan kembali duduk di kursi tempat ku tidur tadi.

"Kalo masih ngantuk lanjut tidur aja jan"
Ucap fina seraya melangkah mendekatiku lalu duduk di kursi yang berada di depanku.

"Engga, aku emang tiap hari ganti - gantian jaga sama fadil"
Balasku.

"Tapi kan sekarang ada aku"

"Maksudnya?"
Balasku bingung.

"Sekarang biar aku yang jaga, kamu sama fadil tidur aja. Nanti kalo ada apa - apa langsung aku bangunin kok"

Aku mengangguk..

"Makasih ya fin"
Ucapku..

Fina tersenyum.

"Justru aku yang makasih karena udah di tolongin"
Balas fina.

Aku ikut tersenyum, kemudian menarik nafas panjang dan kembali memejamkan mata.

**

"Jan.. rere lagi sendirian tuh"
Ucap amar salah satu teman smpku

Aku melihat ke arah rere yang sedang menunggu jemputan di depan sekolah.

"Apaansih mar"
Protesku membalas ucapan amar.

"Cieee...gua bilangin ke dia ya?"
Tawar amar.

"Jangan lah.....

Belum sempat aku menjawab, amar segera melangkah menghampiri rere.

Mereka tampak sedang berbicara, aku hanya bisa berharap amar tidak mengucapkan perasaanku kepada rere.

Hingga tiba - tiba rere melihat ke arahku kemudian tersenyum.

Aku panik, dengan cepat aku melangkah pergi menaiki angkot untuk segera pulang ke rumah.

**

Aku terbangun membuka mata dan menemukan fina masih duduk di hadapanku sambil terus menatap wajahku.

"Udah bangun jan?"
Tanya fina.

Aku melebarkan kedua tanganku untuk mengendurkan otot - otot yang tegang.

"Ahh....iya fin, kamu dari tadi di sini?"
Tanyaku.

Fina mengangguk.

Aku beberapa saat terdiam untuk mengumpulkan nyawa.

"Ohiya fin, kalo kita ke rumah temen abang kamu, mau?"
Tanyaku menyampaikan rencana aku dan fadil tadi malam.

"Mau jan, kalian mau ikut ke gudang peluru kan?"
Balas fina semangat.

"Iya...kalo emang bisa di ungsi'in keluar kota"

"Aku gatau pasti sih, tapi nanti kamu coba omongin aja sama bang andre"

"Bang andre?"

"Temennya abangku"

"Oh"
Balasku mengangguk.

Aku kemudian berdiri dan mulai melangkah menuju tangga.

"Yaudah, nanti aku omongin sama fadil"
Ucapku.

Saat aku hendak melewati fina. Fina dengan cepat meraih tanganku lalu bangkit berdiri.

"Makasih banyak yah jan"
Ucap fina.

Aku hanya tersenyum.

Fina masih menggenggam tanganku.

Merasakan mulus sentuhan tangan fina di tambah lagi dengan wajah cantiknya, entah kenapa membuat aku memberanikan diri untuk memajukan kepala mendekati wajah fina.

Fina menutup mata.

Melihat tak ada perlawanan dari fina, aku segera memiringkan kepala lalu mengecup bibir tipisnya.

Kami berciuman, namun hanya sesaat karena aku segera menarik kepalaku mundur.

"Maaf fin"
Ucapku panik menyadari apa yang baru saja ku lakukan.

Fina membuka mata, ia justru tersenyum.

"Gapapa kok jan"
Balas fina masih terus mengenggam tanganku.

Fina justru memajukan kepalanya dan kembali mencium bibirku.

Kali ini, kami ciuman cukup lama hingga akhirnya fina melepaskan ciumannya.

"Kita bertiga harus selamat yah jan"
Ucap fina tersenyum.

Aku membalas senyumannya kemudian mengangguk setuju.
Akhirnyaa diupdatee, setelah sibuk sm 2 kamar sebelah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd