TETANGGA KONTRAKAN
Nama ku Yuliana Citra Dewi usia ku kurang lebih 21 thn. Aku mahasiswi keperawat di salah satu akademi di kota Z salah satu kota di Jawa Barat. Wajah Yuliana mirp agak kearab-araban dengan hidung mancung kulit putih karena Yuliana memiliki turunan Arab -sunda dari kakek dan neneknya. Awal cerita Yuliana kuliah akan melaksanakan KKN di sebuah klinik di daerah terpencil di di kota Y . Karena jauh dari tempat tinggalnya Yuliana memutuskan untuk ngontrak denkat dengan tempat klinik tempat dia KKN. Karena di daerah perkampungan sehimgga harga kontrakanya cukup murah.
Yuliana mulai bekerja membantu Bu Salwa yang memiliki klinik Kesehatan karena di daerah tersebut masih jarang sekali rumah sakit sehingga klinik nya cukup ramai. Selesai bekerja Yuliana pulang ke kontraknya yang baru sehari di tempatinnya. Tiba -tiba terdengar suara laki-laki paruh baya menyapanya dengan cukup ramah Ketika hendak msuk ke dalam kontraknnya “ Neng, kerja di klinik bu Salwa ya?” kata pria paruh baya. Yuliana cukup kaget mendengar suara ya tiba-tiba muncul. Setel;ah menolah ternyata pemilik kontrakan Bernama Pak Darmin yang berusia mendekati 60 thn memiliki perawakan kurus dan berkulit gelap memiki kumis dan rambut yang hamper semuanya putih. “ iya, saya kerja magang di klinik bu salwa paling sekitar 4 bulanan” Jawab Yuliana dengan ramah. “ Maaf neng, boleh bapak minta foto copy KTP neng? Soalnya disini setiap pendatang wajib melapor ke pak RT neng.” Kata Pak Darmin. “ ohh, Iya pak saya paham kok. Kebetulan saya punya photo copy KTP. Bentar ya pak saya masuk ambilkan dulu poto copynya.” Kata Yulina sambil masuk ke dalam kontrakannya. Selang berapa lama Yuliana keluar menyerahkan photo copy KTP nya ke Pak Darman. “ohhh, nama neng Yuliana ya . Saya manggil;nya a[a nih neng?” Tanya Pak Darmin “Yuli, aja ga apa-apa pak.” Jawab Yuliana dengan senyuman. “ Neng Yul, bisa panggil saya kalau butuh sesuatu ya, rumah saya dekat kok.” Kata pak Darmin dengan ramah. “ ohh,iya pak makasih banyak “ jawab Yuliana dengan singkat. Tak berapa lama kermudian pak Darmin pergi meninggal kontrakan Yuliana dan Yuliana masuk kedalam rumah melepas kerudung dan menganti pakaian kerjanya dengan pakai kaos dan celana pendek.
Pagi harinya Ketika Yuliana hendak berangkat ke klinik, Yuliana menoleh ke samping tetangga kontraknya terlihat seorang pria berumur sekitar 40 tahunan sedang menyiapkan dagangan basonya. Tiba- tiba pria tersebut menyapa “ neng, baru ya tinggal disini ?” Kata pria paruh baya tersebut “ Iya, Pak saya magang di klinik bu slawa.” Jawab Yuliana. “ oohhh, nama saya Manto jangan panggil bapak dong neng, panggil aja mas. Ngomong nama neng siapa?” Tanya Manto . “Nama saya Yuliana mas, panggil Yuli aja” Jawab Yuliana dengan ramah. “Saya jualan baso di pasar di terminal neng, kebetulan saya tinggal sendiri disini anak dan istri saya tinggal di jawa.” Manto membuka pembicaraan biar terlihat lebih akrab. ‘Ohh, ya sudah ya mas saya buru-buru nih takut telat di klinik bu Salwa sudah ada pasien yang nunggu.” Kata Yuliana mengakhiri pembicaraan sambil melihat jam tangan nya Yuliana bergegas jalan meninggal Manto. Terlihat Manto melihat Yuliana sambal tersenyum mesum. Manto sudah beristri dan memiliki 3 orang anak yang tinggal di Jawa. Memiliki perawakan sedikit gemuk dan berewok cukup tebal berkulit hitam.
Sore harinya Yuliana selepas kerja langsung masuk ke dalam kontrakanya ,melepas pakaian kerja dan segera mandi. Selesai mandi Yuliana memakai pakaian daster longgar bercorak bunga tanpa mengenakan BH. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan Ketika melihat di jendela Nampak Manto sudah berada di depan pintu. Yuliana langsung membukaan pintu “ ada apa ya mas?” Tanya Yuliana Nampak bingung. Manto melihat Yuliana mengenakan daster tanpa kerundung Nampak terlihat menelan air liurnya apalagi terlihat jendolan puting yulina. “ eehhh, anu neng saya mau ngasihin baso soalnya masih sisa nih, biar neng nyobain basonya mas.” Kata manto sedikit gugup melihat sosok Wanita cantik ya berada di depannya. “oohh, makasih mas, kebetulan saya belum makan mala mini.” Jawab Yuliana dengan senyuman. “ohh,iya saya lupa neng masukin mie sama sambalnya, nanti saya bawa lagi smbel sama mienya.” Kata Manto sambil menggaruk-garuk kepalanya. “ oh, ya sudah mas, klau boleh seklaian pinjem mangkoknya mas soalnya saya belum beli mangkok.” Kata Yuliana. Manto pun bergegas pergi dan mebawa Kembali mangkok yang berisikan mie. “Neng, ini mangkok sama mienya.” Kata Manto. “Makasih Mas “ jawab Yuliana sambil mengambil mangkok dan menaruh basonya ke dalam mangkok. Tiba-tiba Manto masuk duduk di ruang ke depan kontrakanya Yuliana, Kontrakan Yuliana memliki 3 kamar : Kamar dengan, Temgah, Dan Kamar mandi. “Boleh Neng mas ngobrol-ngobrol sama neng habis jenuh banget neng sudah lama ga ada tetangga kontrakan baru ada lagi bidadari cantik kaya neg yuli.” Kata Manto sedikit menggoda. Yuliana hanya diam saja sambil menikmati bakso buat Manto. Melihat Yuliana sedang makan bakso, Manto mengamati belahan dada Yuliana ya sedikit keliatan di sela-sela dasternya. “Gimana neng Baksonya enak ga?” Tanya manto. “Iya Mas enak banget baksonya keras gede-gede lagi, pasti laris ya mas baksonya?” Tanya Yuliana sambil melahap bakso. “Sukur deh kalua neng suka mah” Kata Manto. Manto pun mulai bercerita panajng lebar pengalaman dirinya berjualan bakso sambil memperhartikan bibir Yuliana Nampak merah kepedesan dan sela-sela dadanya yang putih. Sete;ah makan bakso dan Yuliana pergi mengambil air minum tiba-tiba badan Yuliana berkeringat dingin dan mulai pusing. “ Neng Yul Kenapa Kok mukanya pucet neng?” tanya Manto pura-pura kebingungan. “Iya,mas tiba-tiba kepala saya pusing nih.” Kata Yuliana. Manto memapah Yuliana Keruang tengah dan menggelarkan Kasur lantai nya. Yuliana pun berbaring di Kasur lantai sambil memegang kepalanya yang masih pusing. “Mas,tol;ong ambilkan kayu putih di tas kerja saya.” Kata Yuliana. Manto pun mengmabil kayu putih dan menutup pintu kontraknya Yuliana sambil menguncinya dari dalam. Manto pun Kembali duduk disamping Yuliana sambil mengeloskan kaya putih ke kepala Yuliana. “Akhirnya aku bisa juga dapatkan barang bagus ini.” Pikir Manto dalam hatinya. Manto pun mulai memballur kayu putih dari kepala Yuliana, leher , dan tangan dengan berani memegang buah dada Yuliana. “Mas,apa-apa sih jangan ga sopan dong.” Tolak Yuliana sambil memegang tangan Manto agar keluar dari dalam dasternya. Tapi apadaya Yulliana yang terpengaruh obat perangsang yang dimasukan Manto ke dalam baksonya tidak bisa berbaut apa. “Neng Yul, nikmatin aja mas sudah lama ga merasakan kehangatan Wanita, melihat neng kontol mas langsung ngaceng.” Kata Manto sudah mulai bicara vulgar. Manto mulai melumat bibir merah dan tipisnya Yuliana dengan nafsu sambil meremas remas payudaranya. Yuliana sudah mulai terbuai dengan nafsu birahinya sudah kehilangan akal sehatnya mulai mebalas ciuman Manto. “aaahhh,,masss sudah jangan di terusin.” Yuliana memohon agar Manto tidak berbuat lebih jauh lagi. Manto yang sudah nafsu melihat mangsangnya tidak berdaya mulai membuka bajunya dan celana nya hanya menggunakan celana dalam saja. Manto pun mulai mendudukan Yuliana dan membuka dasternya meleparnya. Melihat Yuliana hanya mengenakan CD berwarna pink manto semakin bernafsu. “Nemg Yul, putting warna pink. Mas hisap ya putingnya:” Tanya Manto dengan senyum licik. Tanpa menunggu jawaban dari Yuliana. Manto pun mulai menjilat dan menghisap puting susunya. Ahhhh….mas pelan-pelan Yuliana mulai mendesah. Manto pun terus menjilati puting dengan nafsu tangannya mulai masuk kedalam CD pink Yuliana. Sambil mencium bibirnya jarinya mulai masuk ke dalam lubang memek Yuliana dari dalam CD nya. Yuliana yang sudah terbakar birahi terus ,endesah dan menikmati permainan dari mas Manto. Mas Manto pun mulai menurunkan CD Yuliana dan membuang entah kemana. Melihat memek Yuliana yang begitu indah Manto pun mulai menjilat memek Yuliana dengan rakusnya. “ aahhh..Mas … Geli banget berhenti mas.” Desah Yuliana yang sudah terbuai birah. Manto mulai menghisap itil Yuliana sambil mengigitnya. “ahhhhh…Mas sakit banget.” Teriak Yuliana. Setelah puas menjilatin memek Yuliana Mas manto pun mulai meleaps celana dalamnya terlihat kontolnya yang sudah tegang berukuran cukup besar. Melihat ukuran kontol Manto yang cukup besar membuat Yuliana sedikit kaget. Manto Mulai menempel penisnya di bibir memek Yuliana dan mulai menerobos masuk. “ahhhh…sakit Mas pelan-pelan.” Jerit Yuliana. Walaupun Yuliana sudah tidak perawanan lagi namun memeknya terasa sempit. “ Memek kamu sempit banget Yul, enak banget.” Desah Mas Manto. Manto pun mulai mengenjot Yuliana dengan cukup lama dengan posisi Yuliana di bawah kakinya di lebarkan Manto menggenjot dari perlahan sampai dengan kecepatan cukup tinggi. Pok..pok..pok terdengar suara gesekan memek Yuliana dan Kontol Manto. Manto menggenjok Yuliana sambil mencium bibir merahnya. “ Aku sudah ga tahan lagi Yul, mau keluar ini” Kata Manto sambil mendesah. Tak lama kemudian Manto mengeluarkan cairan kental kedalam memek Yuliana. Mereka terbaring lemas tanpa menggunakan sehelai kain pun. Manto tersenyum puas “ Akhirnya aku bisa merasakan memek kamu Yul, ini baru permulaan.” Dalam hanti Manto dengan senyum liciknya.
Nama ku Yuliana Citra Dewi usia ku kurang lebih 21 thn. Aku mahasiswi keperawat di salah satu akademi di kota Z salah satu kota di Jawa Barat. Wajah Yuliana mirp agak kearab-araban dengan hidung mancung kulit putih karena Yuliana memiliki turunan Arab -sunda dari kakek dan neneknya. Awal cerita Yuliana kuliah akan melaksanakan KKN di sebuah klinik di daerah terpencil di di kota Y . Karena jauh dari tempat tinggalnya Yuliana memutuskan untuk ngontrak denkat dengan tempat klinik tempat dia KKN. Karena di daerah perkampungan sehimgga harga kontrakanya cukup murah.
Yuliana mulai bekerja membantu Bu Salwa yang memiliki klinik Kesehatan karena di daerah tersebut masih jarang sekali rumah sakit sehingga klinik nya cukup ramai. Selesai bekerja Yuliana pulang ke kontraknya yang baru sehari di tempatinnya. Tiba -tiba terdengar suara laki-laki paruh baya menyapanya dengan cukup ramah Ketika hendak msuk ke dalam kontraknnya “ Neng, kerja di klinik bu Salwa ya?” kata pria paruh baya. Yuliana cukup kaget mendengar suara ya tiba-tiba muncul. Setel;ah menolah ternyata pemilik kontrakan Bernama Pak Darmin yang berusia mendekati 60 thn memiliki perawakan kurus dan berkulit gelap memiki kumis dan rambut yang hamper semuanya putih. “ iya, saya kerja magang di klinik bu salwa paling sekitar 4 bulanan” Jawab Yuliana dengan ramah. “ Maaf neng, boleh bapak minta foto copy KTP neng? Soalnya disini setiap pendatang wajib melapor ke pak RT neng.” Kata Pak Darmin. “ ohh, Iya pak saya paham kok. Kebetulan saya punya photo copy KTP. Bentar ya pak saya masuk ambilkan dulu poto copynya.” Kata Yulina sambil masuk ke dalam kontrakannya. Selang berapa lama Yuliana keluar menyerahkan photo copy KTP nya ke Pak Darman. “ohhh, nama neng Yuliana ya . Saya manggil;nya a[a nih neng?” Tanya Pak Darmin “Yuli, aja ga apa-apa pak.” Jawab Yuliana dengan senyuman. “ Neng Yul, bisa panggil saya kalau butuh sesuatu ya, rumah saya dekat kok.” Kata pak Darmin dengan ramah. “ ohh,iya pak makasih banyak “ jawab Yuliana dengan singkat. Tak berapa lama kermudian pak Darmin pergi meninggal kontrakan Yuliana dan Yuliana masuk kedalam rumah melepas kerudung dan menganti pakaian kerjanya dengan pakai kaos dan celana pendek.
Pagi harinya Ketika Yuliana hendak berangkat ke klinik, Yuliana menoleh ke samping tetangga kontraknya terlihat seorang pria berumur sekitar 40 tahunan sedang menyiapkan dagangan basonya. Tiba- tiba pria tersebut menyapa “ neng, baru ya tinggal disini ?” Kata pria paruh baya tersebut “ Iya, Pak saya magang di klinik bu slawa.” Jawab Yuliana. “ oohhh, nama saya Manto jangan panggil bapak dong neng, panggil aja mas. Ngomong nama neng siapa?” Tanya Manto . “Nama saya Yuliana mas, panggil Yuli aja” Jawab Yuliana dengan ramah. “Saya jualan baso di pasar di terminal neng, kebetulan saya tinggal sendiri disini anak dan istri saya tinggal di jawa.” Manto membuka pembicaraan biar terlihat lebih akrab. ‘Ohh, ya sudah ya mas saya buru-buru nih takut telat di klinik bu Salwa sudah ada pasien yang nunggu.” Kata Yuliana mengakhiri pembicaraan sambil melihat jam tangan nya Yuliana bergegas jalan meninggal Manto. Terlihat Manto melihat Yuliana sambal tersenyum mesum. Manto sudah beristri dan memiliki 3 orang anak yang tinggal di Jawa. Memiliki perawakan sedikit gemuk dan berewok cukup tebal berkulit hitam.
Sore harinya Yuliana selepas kerja langsung masuk ke dalam kontrakanya ,melepas pakaian kerja dan segera mandi. Selesai mandi Yuliana memakai pakaian daster longgar bercorak bunga tanpa mengenakan BH. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan Ketika melihat di jendela Nampak Manto sudah berada di depan pintu. Yuliana langsung membukaan pintu “ ada apa ya mas?” Tanya Yuliana Nampak bingung. Manto melihat Yuliana mengenakan daster tanpa kerundung Nampak terlihat menelan air liurnya apalagi terlihat jendolan puting yulina. “ eehhh, anu neng saya mau ngasihin baso soalnya masih sisa nih, biar neng nyobain basonya mas.” Kata manto sedikit gugup melihat sosok Wanita cantik ya berada di depannya. “oohh, makasih mas, kebetulan saya belum makan mala mini.” Jawab Yuliana dengan senyuman. “ohh,iya saya lupa neng masukin mie sama sambalnya, nanti saya bawa lagi smbel sama mienya.” Kata Manto sambil menggaruk-garuk kepalanya. “ oh, ya sudah mas, klau boleh seklaian pinjem mangkoknya mas soalnya saya belum beli mangkok.” Kata Yuliana. Manto pun bergegas pergi dan mebawa Kembali mangkok yang berisikan mie. “Neng, ini mangkok sama mienya.” Kata Manto. “Makasih Mas “ jawab Yuliana sambil mengambil mangkok dan menaruh basonya ke dalam mangkok. Tiba-tiba Manto masuk duduk di ruang ke depan kontrakanya Yuliana, Kontrakan Yuliana memliki 3 kamar : Kamar dengan, Temgah, Dan Kamar mandi. “Boleh Neng mas ngobrol-ngobrol sama neng habis jenuh banget neng sudah lama ga ada tetangga kontrakan baru ada lagi bidadari cantik kaya neg yuli.” Kata Manto sedikit menggoda. Yuliana hanya diam saja sambil menikmati bakso buat Manto. Melihat Yuliana sedang makan bakso, Manto mengamati belahan dada Yuliana ya sedikit keliatan di sela-sela dasternya. “Gimana neng Baksonya enak ga?” Tanya manto. “Iya Mas enak banget baksonya keras gede-gede lagi, pasti laris ya mas baksonya?” Tanya Yuliana sambil melahap bakso. “Sukur deh kalua neng suka mah” Kata Manto. Manto pun mulai bercerita panajng lebar pengalaman dirinya berjualan bakso sambil memperhartikan bibir Yuliana Nampak merah kepedesan dan sela-sela dadanya yang putih. Sete;ah makan bakso dan Yuliana pergi mengambil air minum tiba-tiba badan Yuliana berkeringat dingin dan mulai pusing. “ Neng Yul Kenapa Kok mukanya pucet neng?” tanya Manto pura-pura kebingungan. “Iya,mas tiba-tiba kepala saya pusing nih.” Kata Yuliana. Manto memapah Yuliana Keruang tengah dan menggelarkan Kasur lantai nya. Yuliana pun berbaring di Kasur lantai sambil memegang kepalanya yang masih pusing. “Mas,tol;ong ambilkan kayu putih di tas kerja saya.” Kata Yuliana. Manto pun mengmabil kayu putih dan menutup pintu kontraknya Yuliana sambil menguncinya dari dalam. Manto pun Kembali duduk disamping Yuliana sambil mengeloskan kaya putih ke kepala Yuliana. “Akhirnya aku bisa juga dapatkan barang bagus ini.” Pikir Manto dalam hatinya. Manto pun mulai memballur kayu putih dari kepala Yuliana, leher , dan tangan dengan berani memegang buah dada Yuliana. “Mas,apa-apa sih jangan ga sopan dong.” Tolak Yuliana sambil memegang tangan Manto agar keluar dari dalam dasternya. Tapi apadaya Yulliana yang terpengaruh obat perangsang yang dimasukan Manto ke dalam baksonya tidak bisa berbaut apa. “Neng Yul, nikmatin aja mas sudah lama ga merasakan kehangatan Wanita, melihat neng kontol mas langsung ngaceng.” Kata Manto sudah mulai bicara vulgar. Manto mulai melumat bibir merah dan tipisnya Yuliana dengan nafsu sambil meremas remas payudaranya. Yuliana sudah mulai terbuai dengan nafsu birahinya sudah kehilangan akal sehatnya mulai mebalas ciuman Manto. “aaahhh,,masss sudah jangan di terusin.” Yuliana memohon agar Manto tidak berbuat lebih jauh lagi. Manto yang sudah nafsu melihat mangsangnya tidak berdaya mulai membuka bajunya dan celana nya hanya menggunakan celana dalam saja. Manto pun mulai mendudukan Yuliana dan membuka dasternya meleparnya. Melihat Yuliana hanya mengenakan CD berwarna pink manto semakin bernafsu. “Nemg Yul, putting warna pink. Mas hisap ya putingnya:” Tanya Manto dengan senyum licik. Tanpa menunggu jawaban dari Yuliana. Manto pun mulai menjilat dan menghisap puting susunya. Ahhhh….mas pelan-pelan Yuliana mulai mendesah. Manto pun terus menjilati puting dengan nafsu tangannya mulai masuk kedalam CD pink Yuliana. Sambil mencium bibirnya jarinya mulai masuk ke dalam lubang memek Yuliana dari dalam CD nya. Yuliana yang sudah terbakar birahi terus ,endesah dan menikmati permainan dari mas Manto. Mas Manto pun mulai menurunkan CD Yuliana dan membuang entah kemana. Melihat memek Yuliana yang begitu indah Manto pun mulai menjilat memek Yuliana dengan rakusnya. “ aahhh..Mas … Geli banget berhenti mas.” Desah Yuliana yang sudah terbuai birah. Manto mulai menghisap itil Yuliana sambil mengigitnya. “ahhhhh…Mas sakit banget.” Teriak Yuliana. Setelah puas menjilatin memek Yuliana Mas manto pun mulai meleaps celana dalamnya terlihat kontolnya yang sudah tegang berukuran cukup besar. Melihat ukuran kontol Manto yang cukup besar membuat Yuliana sedikit kaget. Manto Mulai menempel penisnya di bibir memek Yuliana dan mulai menerobos masuk. “ahhhh…sakit Mas pelan-pelan.” Jerit Yuliana. Walaupun Yuliana sudah tidak perawanan lagi namun memeknya terasa sempit. “ Memek kamu sempit banget Yul, enak banget.” Desah Mas Manto. Manto pun mulai mengenjot Yuliana dengan cukup lama dengan posisi Yuliana di bawah kakinya di lebarkan Manto menggenjot dari perlahan sampai dengan kecepatan cukup tinggi. Pok..pok..pok terdengar suara gesekan memek Yuliana dan Kontol Manto. Manto menggenjok Yuliana sambil mencium bibir merahnya. “ Aku sudah ga tahan lagi Yul, mau keluar ini” Kata Manto sambil mendesah. Tak lama kemudian Manto mengeluarkan cairan kental kedalam memek Yuliana. Mereka terbaring lemas tanpa menggunakan sehelai kain pun. Manto tersenyum puas “ Akhirnya aku bisa merasakan memek kamu Yul, ini baru permulaan.” Dalam hanti Manto dengan senyum liciknya.
Terakhir diubah: