Keyzfile 01 :
Me, Hacker Idiot, dan Luka Lama
"SIAPA YANG MASUKIN BERITA ITU?"
Aku adalah gadis ceria baik hati yang jarang marah! Maka, pada acara rapat klub
Pers Siswa SMU DNS di siang hari terik nan bolong ini, aku berdoa agar wajahku terlihat sangat menyeramkan!
Koreksi. Lebih tepatnya, sangat sangat sangat MENYERAMKAN!
Tak semua anggota yang kuharapkan datang, hadir, memang. Namun itu nggak jadi masalah! Kupandangi satu per satu muka-muka tolol yang sudah amat familiar di depanku. Sengaja, kugebrak meja keras-keras. Piring kecil berisi potongan
tiramisu apple berbunyi nyaring. Kupelototkan lebar lebar bola mata berbulu lentik ini ke segala arah. Daging pipiku menggembung bulat. Entah seperti apa jadinya paras manisku terpancar pada detik itu. Yang jelas, aku butuh jawaban!
Serius!
Kutelan dalam-dalam ludah sebelum lantas kembali bersuara. Kencang berteriak, dengan gestur
bossy-ku yang galak.
"Sekali lagi aku tanya
KERJAAN SIAPA INI SEMUA?"
"...."
"...."
"...."
Lagi-lagi, tak ada jawban. Rekan-rekanku—teman-teman sekolahku tercinta—hanya menatapku dengan pandangan kosong. Dua-tiga makhluk bahkan berekasi mengangkat bahu dengan mimik bosan tak acuh.
Well,
umm,
okay. Tadi adalah pertanyaan kelima. Dan, sebelumnya, mereka sudah tegas menjawab "tidak tahu,". Serta,
Hacker, barangkali?
Errrgh
... lalu, apa pilihanku?
Sial!
Aku membanting tubuhku kembali duduk di kursi dengan kesal. Di hadapanku, layar laptop masih membuka halaman depan situs Jurnal-DNS dot com; Portal berita serta majalah digital bergaya remaja, yang dikelola oleh ekskul media di sekolahku, Klub
Pers Siswa DNS. Atau, lebih sering dikenal dengan
nickname, Klupersid.
(Yeah, aku tahu itu kedengaran bego. Tapi, cukup
catchy juga loh kedengaran di telinga. Coba deh pekikkan yel-yelnya; Klupersid! Klupersid! Klupersid!
Hihi
......
wtf? What am I doin?)
Aku menarik napas.
Huffth, seengkanya, syukurlah
semua sudah dibereskan, berita brengsek tersebut telah dihapus
....
Aku benci sekali! Aku marah dan kaget sekali! Saat kemarin malam kutemukan
headline aneh di pojok
front page situs yang berjudul :
BENARKAH REGGY DAN KEYSHA AKAN BALIKAN? KEMBALI BERPACARAN? CHECK THIS OUT, GUYS!
And...
seingatku, isi beritanya begini,
Kabar buruk bagi para Keyshaholic dan Reggy-lovers! Diberitakan, menurut sumber, kedua insan yang pernah menjalin cinta ini tertangkap mata tengah berbicara intim di sudut koridor gedung 2. Saat itu, terdapat binar-binar cahaya rindu di mata Keysha. Akankah Keysha memaafkan Reggy? Memberikan kapten tim basket sekolah itu kesempatan kedua? Seperti kita ketahui, perselingkuhan Reggy dan Rissa telah membuat perasaan Keysha hancur. Tapi sekarang
Ah, biarkan waktu menjawabnya.
Tentu saja kita semua masih ingat kalau---blablablabla
"...."
GILA! Apa-apaan ini, coba?! NORAK tau, gak, maen-maenan kaya gini!
Huh! Sungutku gemas sambil menyilangkan dada.
Kepalaku masih sangat penasaran. Siapa manusia kurang ajar di balik rangkaian kalimat-kalimat tendensius itu? Kejadian ini sungguh tak bisa diterima. Memalukan!
Well, sudah pasti. Karena, perlu kalian ketahui, akulah KETUA Klub
Pers SMU DNS sekarang! Dan, media waras mana yang pernah nekad memberitakan gosip atau fitnah murahan tentang
BOSS-nya sendiri?! Pimpinannya?!
Oh Gawdd...
puh-leaaase
... aku meremas rambut. Dari pemilihan kata serta isi kalimatnya, aku setuju ini bukan ulah Reggy. Lalu, siapaaaaa? Apa maksudnyaaa? Aku merasa tak punya musuh di sini?
"Kak Keysha
...
emm, maaf, ya, Kak. Bukannya aku mau ikut campur. Tapi...
apa bener, Kak, Kakak bakal balikan lagi ama Kak Reggy? Kalo aku liat, sih, Kak Reggy tulus banget minta maaf, Kak. Jujur banget menyesal."
Aku mendelikkan mata, tajam. Siapa pemilik suara cempreng nan sok tahu yang berani-beraninya mengganggu kegoncangan emosiku?
Ugh, ternyata Stefani. Adik kelas anak XI-C, si pemegang
section olahraga di ekskul ini. Aku tak mampu menunjukkan gurat kemarahan lebih lanjut. Dia, anaknya baik dan asyik.
"Iya, Kak!
Ummh—" terdengar suara lagi. Friska,
section mode dan fashion. "Jujur aja, Kak. Lama-lama aku jadi nggak tega sama Kak Reggy. Sekarang, dia jadi sering murung dan menyendiri gitu, Kak, sering menerawang gak jelas di bangku
hall lapangan basket."
Murung? Hahaha! Kenapa gak mati aja sekalian? Mati di depan Clarissa cinta lo sana!
Sejenak, aku pejamkan mata helakan napas tenangkan pikiran. Walau ingin sekali menyerocos panjang dan menguliahi dua bocah polos ini, aku putuskan untuk menutup mulut saja. Tentu saja mereka tak tahu inti masalah. Tak tahu bgaimana dalamnya luka hatiku. Maaf?
Alright, aku gadis pemaaf. Tapi kesempatan kedua? Tidak. TIDAK untuk Reggy!
"Ah! Udalah! Kalian semua gak tau apa-apa," dengusku seraya bangkit dari kursi, keluar dari meja 'komando'. Suasana ruangan sekretariat mendadak hening kala aku melangkah pelan menuju sebuah cermin besar satu badan. "Kalau mau kasihan sama Reggy, silakan. Tapi jangan salahin aku kalau aku tak rela menerima dia lagi.
Finito.
Thats all." lanjutku sambil menatap lurus ke depan, membenahi penampilanku.
Di sana, kulihat bayangan diri : Sesosok siswi ramping berperut rata, berbalut seragam putih rapi serta rok abu-abu pendek ketat setengah paha—mengenakan kaus kaki putih setinggi atas lutut serta sepatu
mary jane flat hitam mengkilap. Rambutnya yang lurus hitam tebal sebahu selalu berkesan
girly, karena ia hobi memakai hiasan-hiasan
feminin beraksen pita di kepala—entah itu bando ato jepit rambut. Bola matanya? Bulat dan menantang, pancarkan kilat semangat. Hidungnya? Mancung menggemaskan, khas Indonesia, berkulit cokelat cenderung putih.
Well, thats me, Keysha Almeria Zahra! Dan, itulah penampakan normal-ku sehari-hari di sekolah.
Aku memang tidak semewah model-model atau artis-selebritis di luaran sana. Bahkan, dibandingkan teman seangkatanku Sherlina atau Fanny saja, aku akui kalau pesonaku agak kebanting. Tapi aku yakin, bagi mereka yang menggemari gadis-gadis sekolah berkategori remaja, aku berada pada level teratas!
Badanku berukuran sedang, cenderung langsing sepertinya. Namun lekukan-lekukan tubuh pertanda kedewasaanku, tumbuh secara sempurna. Kencang, padat, dan segar! Begitulah komentar orang mengenai bulatan pantat dan dadaku. Pokoknya, a
lil bit of candy in the eyes, lah.
Oh, look, pantaskah Reggy memilikiku? Pantaskah lelaki pengkhianat itu memacariku?
A drop dead cutie gorgeus sepertiku? Untuk Reggy? Haha, seriously, Guys!
Umm, well, yeah, okay. Dia murid cowok poopuler. Dia kapten tim basket yang—di mana-mana selalu—disukai banyak cewek. Tapi,
hey, apa peduliku? Selain menjadi siswi
schoolish, aktivis nan kritis di klub Pers DNS, aku juga memiliki sisi populer! Aku adalah salah satu dari tiga vokalis yang dimiliki KIMZ 37—nama band ekskul sekolahku. Bila ada wawancara atau apa, yang selalu ditunjuk menjadi juru bicara, aku. Foto? Lebih seringnya aku yang jadi fokus utama. Mau apa lagi? Dengan kata lain, AKU-TAK-BUTUH-REGGY! Paham?
"Ngomong-ngomong, Key...
kamu tau nggak, ya, kalo kesolidan klub basket kita akhir-akhir ini agak-agak
mmm, gimana, yah, bilangnya? Retak?"
"Oh ya? Masa?" jawabku ekspresikan mimik pura-pura kaget. Sinis, dan teaterikal. "Owh~ aku sangat menyesal mendengarnya. Moga-moga tidak terjadi perang saudara."
Aku delikkan mata. Pemilik suara tenang campur aura kemisteriusan yang amat dalam itu ialah Davin, siswa 'jenius' seangkatanku. Si 'profesor' pemegang hal-hal berbau internet or
high tech something di sini, yang juga penguasa
section anime plus hal-hal yang beraroma Jepang. Mengingat, dia juga adalah anak klub
anime dan
manga di sekolah.
Dingin, berkacamata, dan selalu menatap siswi perempuan dengan penuh kemesuman. Tak heran jika banyak cewek yang takut dengannya. Untung saja dia sangat berguna bagi klupersid. Kalau nggak, pasti udah kutendang jauh-jauh!
Hoho
....
Davin terkekeh, membetulkan kacamata. "Hehehe. Ini semua gara-gara kamu, Keysha! Ah, Reggy juga sih penyebabnya. Pokoknya, apa yang terjadi di klub basket menarik banget, deh, diikutin,
fufufu."
Tawaku mengalun di ruangan.
Yep, aku tahu, di klub basket sana ada sekelompok lelaki yang bersimpati denganku.
They hate their stupid and dumb-playboy captain, for sure.Terutama Zaldy, orang yang pertama 'membongkar' kenyataan tentang Reggy padaku. Kau pikir, dari mana aku tahu segala kebusukan Reggy? Perselingkuhannya?
"Itulah harga yang musti dibayar karena memiliki kapten inkompeten, Davin. Tukang mempermainkan hati wanita." Aku mengibaskan rambut. "Tak ada yang suka dengan manusia seperti itu. Apalagi, dulu aku adalah cewek polos, bersih, dan selalu berprasangka baik.
Such a lovable girl. Bisa-bisanya Reggy sia-siain aku."
"
Eeeh, Nani~ ? Polos? Bersih? Dulu?"
Aku menatap Davin. Cerpelai itu pun menatapku balas. Namun, dengan mata berkilat dan senyum cabul yang sulit dijelaskan.
Shit! Apa aku salah bicara? Apa sih yang ada di otak maniak
hentai ini?
"Apa?" sungutku.
"Lalu, sekarang? Ah, sepertinya
... sampai sejauh itu, ya, Reggy 'ngerusak' kamu...
fufufu." Nada suara Davin udah mulai agak nggak enak. "Kamu nggak pernah cerita, Key, kalo aku tanya udah
ngapain aja sama Reggy. Jadinya kan kita malah...
menebak-nebak. Berfantasi."
Mulutku lebar menganga. Kutatap sekeliling ruangan. Friska, Stefani, dan anak-anak lainnya, semua menatapku penasaran. Dengan sorot mata berbinar haus akan cerita 'lendir'.
For God Sake, Davin! Aku ini KETUA Klupersid! Bisa gak, sih, kamu jaga wibawa aku dikiiiit aja!
"Bukan urusan lo!" Bola mataku galak menyalang.
"
Naze? Kamu lebih suka kita
berfantasi? Okelah kalau begitu," lengos Davin sambil mengangkat bahu. Kembali mengetik di
notebook-nya.
Grrrr~ ini anak—
"
Hmmmph!"
Terpejam, lalu aku membuang muka. Aku tak menjawab. Hanya melangkahkan kaki ke pintu keluar untuk mencari udara segar.
Bunch of useless here, for sure!
Sebelum menutup pintu, tiba-tiba aku menemukan celetukan yang tepat untuk Davin. Berbalik ke belakang, kupasang wajah tengilku.
"
Yaaah, gak sejauh apa yang Faruk lakuin ke Dhira, sih. Aku yakin, mereka berdua udah pernah
have sex, hihihi." Kikikku dengan cabul. "
Adios! Kerja yang rajin, ya! Jurnal edisi awal tahun ajaran baru, harus mantep, oke?
Ciao!"
BRAKKK
"...."
Eh, Faruk udah pernah sampai gituin Dhira belum, Ya? Mudah-mudahan jangan, deh. Kasihan Dhira, masih perawan. Lagipula, mereka kan cuma 'temenan'.
God! Aku menepuk jidat. Tega-teganya aku gosipin Dhira! Tapi, gak apa lah, demi ngeselin Davin yang udah naksir setaun tu' cewek. hikhikhik.
Aku dan Reggy? Oh, jelas, sudah sangat jauh...
sampai planet Neptunus, malah!
Reggy. Dialah lelaki pertama kali yang mencicipi tubuhku, mengoyak selaput daraku. Berkali-kali persetubuhan kami lakukan hingga aku kini kecanduan seks dan haus sentuhan lelaki.
Mohon maaf kalau aku tak ingin terlalu terbuka mengenai hal ini. Aku masih pelajar, dan ingin menggapai masa depanku membawa nama baik yang bersih. Tapi sepertinya, penyakit
sex addict-ku ini akan semakin parah, parah, dan gila saja!
Oh,
God….
What should I do? Bijakkah aku bila menyalahkan semua kenakalanku ini pada Reggy?
Aku terdiam gelisah di sebidang bangku panjang. Sesosok tampan berjaket
Adidas yang tiba-tiba muncul dari ujung koridor dan jalan menghampiri, membuat aliran darahku sedikit berpacu kencang.
"Heyy, Cha! Mau temenin aku ke kafetaria, ga? Makan, yuk!"
Pemuda berkulit cokelat
macho itu tersenyum lebar.
------------------------------