Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Dewi Anjani

TambahSejam

Adik Semprot
Daftar
20 Feb 2022
Post
113
Like diterima
6.831
Bimabet
Cerita ini terinspirasi dari ide cerita suhu @Pambujil di tahun 2020 berjudul ‘Ilmu Menggeser Langit dan Bumi’. Namun karena TS sepertinya sudah hiatus sejak 2021, maka izinkan saya melanjutkan cerita ini dengan versi saya.

PS: Karena menurut saya cerita orisinil terlalu hiperbolis, maka akan banyak ‘kekuatan’ yang dihilangkan dicerita ini dibandingkan versi aslinya. Meskipun bergenre fantasi, semoga ada sedikit bumbu drama dan tidak melulu soal seks yang bisa saya bawa di versi ini.

Oh iya, kemungkinan setelah chapter 3, saya akan buat thread alternate version untuk versi artis nya (kalau thread yg ini banyak peminatnya ya..).

Seperti biasa, semua mulustrasi hanyalah pelengkap yang gambarnya diambil random dari Google. Tidak ada maksud untuk menyudutkan atau menghina dari model yang muncul di dalam thread ini.

No SARA dan semua karakter +18 tahun!

CERITA RAWAN MACET!




Indeks
Chapter 1 - Halaman 1
Chapter 2 - Halaman 5
Chapter 3 - Halaman 7
 
Terakhir diubah:
CHAPTER 1




“Awassss!! BATUUUU!!!”

Teriakan keras dari pendaki di atas sontak saja membuatku dan teman-teman ku yang sedang berada di jalur pendakian histeris.

Bruk.. bruk… brukk.. brukkkk…

Selang beberapa detik dari peringatan pendaki tadi, longsoran batu dengan beragam ukuran bergemuruh ke area kami berdiri.

“Wulan! Cepet lari ke arah atas!” pekik ku panik ketika melihat batu-batu yang berukuran lebih besar mulai bergelinding turun ke arah kami.

Wulan yang kaget diteriaki olehku pun langsung bergegas mengejar Santiko dan Dea yang ada di barisan depan. Aku pun tak tinggal diam mengekori Wulan yang berlari pontang-panting.

Hingga tersisa beberapa meter ke arah Santiko dan Dea yang berlindung dibalik batu besar, tiba-tiba Wulan kehilangan keseimbangan dan hampir saja jatuh terpeselet.

Dengan sigap aku memeluknya dan mencoba menariknya supaya lekas berlari kembali.

Namun naas, tiba-tiba saja rasa sakit menghujam bagian sisi tubuhku. Sebuah batu seukuran bola basket menghantamku kencang dan membuat tubuhku yang sedang mendekap Wulan terhempas ke arah jurang.

“GILANGGG!!! WULANNNN!!!!”

Teriakan histeris dari Santiko dan Dea lah yang terakhir kudengar sebelum pandanganku gelap.




Namaku Gilang Dewanto, mahasiswa tahun pertama di Universitas Kuning di pinggiran Jakarta. Di liburan semester pertama ini aku mengajak sahabat kosan ku, Santiko, untuk naik gunung di daerah Jawa yang terkenal lumayan angker namun memiliki pemandangan atap bumi yang menakjubkan.

Begitu mengetahui rencana kami berdua, Wulan dan Dea, sahabat kosanku yang lain pun sontak meminta ikut untuk mendaki gunung untuk pertama kalinya.

Awalnya aku sempat ingin menolak permintaan mereka karena faktor keselamatan karena mereka belum pernah naik gunung sama sekali. Tapi, karena Santiko terus membujukku untuk memperbolehkan mereka ikut, aku pun akhirnya luluh.

“Makasih ya Lang.. Kan enak kalo gini.. Nanti gue bisa nembak Dea pas sampe puncak gunung hehe” ujar Santiko kegirangan ketika aku menyanggupi permintaannya untuk membawa Wulan dan Dea ikut pendakian kami.

Karena tahu risiko yang besar membawa 3 orang pemula untuk menaiki gunung yang terkenal angker ini, aku pun menyiapkan fisik mereka lebih dari sebulan lalu.

Setelah kurasa mereka bertiga sanggup untuk ikut pendakian, akhirnya aku baru memberikan persetujuan kalau mereka boleh ikut denganku.

Sayang, ternyata peristiwa longsoran batu ini terjadi diluar prediksi ku..




“Bangun Le..”

Suara lembut yang terdengar begitu dekat dariku pun sontak membuatku terbangun.

Selepas membuka mata, aku langsung mencari sumber suara perempuan yang menyuruhku bangun barusan. Setelah menoleh kesana kemari, aku hanya melihat dinding gua yang sempit dan gelap tanpa ada sosok lain selain diriku dan Wulan yang terkulai pingsan.

“Kayaknya tadi aku jatuh ke jurang deh.. kok sekarang bisa ada di dalam gua?” gumamku kebingungan.

Bukan hanya bingung kenapa aku dan Wulan sekarang bisa berbaring rapi bersebelahan di dalam gua ini, tapi juga karena kurasakan tidak ada yang aneh pada tubuhku.

Padahal aku ingat betul hantaman batu besar tadi terasa begitu menyakitkan ke lengan dan rusuk kanan ku. Belum lagi membayangkan kalau tadi aku berguling-guling di jurang yang mungkin saja terhempas ke batang pohon atau batu besar di dasar jurang.

Pasti ada yang membantu kami untuk selamat..

“Semua tulang mu yang patah sudah kembali sehat seperti sedia kada.. Luka-luka mu juga sudah sudah kubuat mengering sembuh tanpa bekas”

Seperti bisa membaca pikiranku, suara perempuan itu dengan cepat menjawab semua pertanyaanku.

Awalnya aku mencoba rasional kalau ada warga sekitar yang menyelamatkan kami berdua hingga selamat, namun dengan kondisi kami yang sehat tanpa luka sedikitp sedikitpun ditambah suara yang entah muncul darimana, aku pun tak bisa menampik kalau ada makhluk lain yang tak kasat mata yang telah menyelamatkan kami berdua.

“Terima kasih banyak sudah menyelamatkan kami berdua.. Kalau boleh tahu, siapa kah yang telah menyelamatkan kami?” ujar ku pelan dan sopan.

“Nama ku Dewi Anjani” jawab suara itu lagi bergema di dalam gua.

“Terima kasih Dewi Anjani, kami berhutang budi karena telah menyelamatkan nyawa kami. Apakah ada yang bisa kami lakukan untuk membayar kebaikan hati Dewi?” tanyaku kembali.

“Hmmm.. Sebetulnya aku membantu kalian tanpa pamrih. Tapi aku tidak akan berbohong kalau aku bilang tidak ada yang bisa kalian bantu. Khususnya oleh dirimu, Gilang”

Aku pun kaget dengan jawaban Dewi Anjani yang membutuhkan bantuanku.

Makhluk sesakti beliau yang bisa menyembuhkan kami dengan mudah kenapa bisa sampai mau meminta pertolongan manusia biasa sepertiku?

Dan yang membuatku kaget lagi adalah seingatku aku belum memperkenalkan diri kepada Dewi Anjani. Tapi barusan beliau dengan entengnya memanggil namaku seakan sudah mengenalku.

“Hmmm.. bantuan apa yang bisa saya berikan Dewi? Tapi saya tidak memiliki kemampuan apa-apa..” ujarku ragu dapat membantunya.

“Bantu aku keluar dari dasar jurang ini. Aku sudah terkurung disini lebih dari seribu tahun..”

“Seribu tahun??” ujarku kaget. “Bagaimana caranya aku bisa mengeluarkan Dewi dari sini?”

“Nikahi aku. Dengan menikahiku aku bisa tinggal di dalam raga mu dan pergi dari sini..”

“MENIKAH?” jawabku kaget.

Aku tahu ada beberapa sakti supranatural yang bisa melakukan pernikahan lintas alam. Tapi aku hanyalah manusia biasa tanpa kemampuan spiritual apapun, bagaimana caranya aku menikahi Dewi Anjani.

Selain itu, apakah ini berarti aku tidak dapat menikah dengan manusia di kemudian hari?!

“Tenang saja, aku bukan pencemburu seperti kalian kaum manusia,” jawabnya kembali membaca isi hatiku.

“Meskipun kita sudah menikah, kamu bebas menikahi perempuan sebanyak pun yang kamu mau. Syaratku cuma 1, setiap malam ke 100, kamu harus bersetubuh denganku”

“Oh iya, dengan menikahi ku, aku bisa memberikan mu ilmu yang begitu diincar-incar oleh kalian kaum manusia..” lanjutnya lagi tanpa sempat memberiku kesempatan bicara.

“Ilmu apa Dewi?” tanyaku penasaran.

“Kalau kamu berhasil menjebol keperawanku, kamu bisa kebal serta memiliki kemampuan untuk menghilang.

Kalau kamu berhasil membuatku orgasme, kamu akan memiliki kemampuan untuk membaca dan mengatur pikiran orang lain.

Dan yang terakhir, kalau kamu berhasil menyemprotkan sperma mu diliang kewanitaanku, kamu akan memiliki kekuatan untuk membuat setiap wanita yang sudah kamu setubuhi dan menerima semprotan sperma mu di dalam rahim nya akan cinta mati kepadamu tidak perduli walaupun dia sudah memiliki pacar maupun sudah bersuami..”

AKU MAU!” tanpa pikir panjang aku pun langsung mengiyakan penawaran Dewi Anjani tersebut.

Awalnya aku sempat ragu menikahinya apalagi bersetubuh dengan sesosok makhluk tak kasat mata. Aku takut ada efek negatif yang akan kuterima dikemudian hari kalau aku melakukan hal tersebut.

Namun ketika Dewi Anjani memberitahu ilmu yang dapat kumiliki nanti, aku pun tak kuasa untuk menolak penawaran itu. Maklum lah, sebagai pemuda normal, aku memiliki rasa penasaran dengan seks yang begitu membuncah.

Sayang hingga kini belum ada gadis yang mau kupacari apalagi sampai bersedia kutiduri. Penawaran tadi terlalu menarik untuk ku tolak.

“Hehehe..” kekeh Dewi Anjani seperti tahu kalau aku dengan mudahnya termakan pancingannya “Baiklah kalau kamu mau membantuku, sekarang cepat nikahi aku, Gilang..”

“Bagaimana caranya Dewi?” jawabku kebingungan.

“Sama seperti cara manusia melamar istrinya, sebutkan nama lengkapmu dan nama lengkapku..” jelasnya.

“Hmm.. baiklah..” sambil menghela nafas panjang aku pun memulai ‘melamar’ nya.

“Dewi Anjani, bersediakah engkau menerima aku, Gilang Dewanto, sebagia suami mu?”

“Aku bersedia..”

Seketika seusai jawaban Dewi Anjani terlontar, dadaku terasa begitu hangat dengan rasa yang sulit untuk diceritakan.

Aku merasakan kehangatan dan kenyamanan seperti saat-saat aku jatuh cinta untuk pertama kali nya.

Mungkin ini adalah efek dari ‘pernikahan’ astral yang kulakukan. Meskipun aku tak tahu bagaimana wujud istri ku ini, aku merasakan rasa sayang dan cinta seketika kami telah menjadi suami istri.

Hingga beberapa menit, akhirnya rasa itu mereda.

“Suami ku..” tiba-tiba ada suara yang begitu ku kenal memanggil ke arahku. Aku pun sontak menoleh dan melihat Wulan sudah terbangun dari pingsannya dengan tubuh yang sudah telanjang bulat.

“WULAN?”

“Hehehe… aku bukan teman mu Wulan, aku hanya meminjam tubuhnya untuk bersetubuh dengan suamiku..” jawab Wulan sambil tersenyum manis.

“Dewi Anjani?”

“Iya suamiku, aku istrimu Anjani. Jangan panggil aku Dewi, kini kamu suami ku, panggil saja nama ku saja..”

“Ya udah aku panggil kamu Jani dari sekarang, kamu juga jangan panggil aku suamimu”

“Boleh aku panggil kamu Kakanda?” aku pun mengangguk mengiyakan. Jani yang kini merasuki tubuh Wulan pun tersenyum lepas seakan betul-betul bahagia.

Dan tanpa berlama-lama, Wulan pun bergerak maju mendekat ke arahku.

Wajahnya yang cantik. Tubuhnya yang begitu seksi. Payudaranya yang ranum. Serta bagian selangkangannya yang tertutup bulu-bulu halus.

Sebuah kombinasi yang sempurna untuk membangkitkan gairahku.

Sambil bergerak maju dengan gerakan yang sensual. Wulan pun berbisik..

“Kakanda.. nikmatilah tubuh istrimu ini..”
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd