Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Mesum Akhwat Tuti dan Nia

Status
Please reply by conversation.

OdiSira

Semprot Lover
Daftar
3 Nov 2016
Post
200
Like diterima
132
Bimabet
Pembukaan

Permisi, Suhu-suhu dan Agan-agan sekalian. Saya mau menulis tentang cerita bersambung yang baru ini setelah cerbung saya sebelumnya selesai. Namun, maaf, cerbung ini tidak ada hubungan atau kelanjutan dari cerbung saya sebelumnya. Saya membuat cerita versi lain dari cerita yang sudah ada di situs lain sebelumnya. Maaf, saya izin bikin ceebung ini berdasarkan cerpen lama itu. Saya pun tidak tahu siapa yang membuatnya karena di weblognya akhir-akhir ini sulit diakses sedangkan yang ada di FB itu entah penulis aslinya atau pen-share ceritanya saja. Berikut ini adalah tautannya di :

Tuti dan Nia di WP

atau

Tuti dan Nia di FB

Bagian awal ino mungkin juga sebagai indeks halaman cerbungnya atau keterangan pembuka lainnya. Inti ceritanya yaitu petualangan dua akhwat yang mesum dan binal dengan para lelaki di sebagian kehidupannya. Mohon maaf bila ada kekurangannya dan mohon jangan disebarluaskan atau dicopas tanpa seizin saya sebagai penulis cerbung ini nanti. Selamat membaca. :baca:Terima kasih. :)

Untuk memudahkan pencarian, berikut ini adalah :

Daftar Isi :

Pembukaan Halaman 1
Episode 1 Halaman 1
Episode 2 Halaman 2
Episode 3 Halaman 4
Episode 4 Halaman 5
Episode 5 Halaman 8
 
Terakhir diubah:
Episode 1 : Kejadian di Toilet Pom Bensin

Sore itu tidak biasanya dua orang akhwat naik sepeda motor sambil berbincang akrab. Yang satu mengemudi dan yang satu lagi membonceng. Biasanya mereka berjalan kaki sepulang dari kuliah dan kajian di kampus sambil berolah raga ke mall untuk hiburan. Kedua akhwat itu bernama Tuti dan Nia yang masih bersaudara sepupu. Mereka berdua harus naik motor karena mengejar waktu agar cepat sampai di rumah Tuti untuk mengerjakan tugas kuliah dan kewajiban pekerjaan rumah yang berhubungan dengan dakwah.

Badan Nia sangat bagus. Tubuh ramping dengan kulit puyih yang selalu tertutup dengan busana muslimah menyimpan tubuh seksi yang sangat menggoda bila dibuka. Gunung kembar bak buah pepaya mengkal dengan puting merah jambu. Perut datar dan lekukan pinggang yang seperti gitar Spanyol. Belum lagi dengan memeknya yang kemerah-merahan lebih tepatnya merah jambu dengan itil yang agak menonjol ke depan. Ada rambut pubis halus di atasnya sehingga menambah seksi saja bila dilihat. Nia yang berusia 20 tahun sering berkacamata karena dulu hampir selalu membaca buku di tempat kurang cahaya sehingga ia lebih pintar secara akademis dan dakwah non lapangan di kampus.

Tuti sebenarnya tidak kalah cantik dengan warna kulit kuning langsat dan perut ramping serta lekukan pinggang yang lebih besar daripada pinggang Nia. Toketnya (seperti buah melon dan puting kecoklatan berukuran 38 B) dan memek seimbang bila dibandingkan keduanya, hanya Tuti lebih tinggi sedikit dibanding Nia. Memek Tuti sedikit ditumbuhi rambut pubis yang agak lebat. Tuti yang berumur 21 tahun bertubuh lebih kuat karena sering berolah raga dan aktif di luar sehingga ia lebih jago di bidang ekstrakulikuler dan dakwah lapangan di kampus. Mereka berdua adalah gadis-gadis berjilbab dan aktivis dakwah kampus yang saling bekerja sama dalam akademis, non akademis, dan dakwah. Kedua akhwat ini juga menyembunyikan kecantikan alami mereka di balik pakaian muslimah yang sebenarnya.

Di tengah perjalanan pulang, Tuti dan Nia mampir ke sebuah pom bensin karena bahan bakar motor mereka hampir habis. Setelah mengantri cukup lama karena antrian para pemotor, akhirnya motor mereka berhasil diisi bensin juga. Namun, mereka berdua segera memarkirkan motor mereka di dekat toilet pom bensin. Rupanya mereka akan menuntaskan hasrat ekskresi (pengeluaran air urine dan atau kotoran padat) dan juga gairah seks mereka karena beberapa obrolan tabu dan beberapa gesekan yang merangsang mereka tadi di perjalanan sebelumnya. Mereka berdua segera berlari kecil ke arah bangunan toilet.

"Bang, toiletnya lagi kosong, gak?", tanya Nia yang sedang jalan pelan-pelan di tempat untuk menahan urinnya. Dia berkata pada seorang petugas administrasi toilet pom bensin yang sedang duduk di beranda luar bangunan toilet. Tugasnya adalah menerima uang bayaran dari para pengguna toilet.

"Iya, udah kebelet nih, Bang.", kata Tuti sambil merapatkan kedua pahanya di dalam rok panjangnya, menahan keinginan buang air kecilnya.

"Oh, tinggal satu itu, Mbak2 berdua. Mending gantian aja pakainya.", jawab petugas bernama Tersi seraya menunjuk ke arah lorong toilet wanita di mana toilet yang kosong ada di paling ujung. Tiga toilet lainnya masih tertutup pintunya karena sedang dipakai orang lain.

"Terima kasih, Bang.", ujar Tuti dan Nia berbarengan seraya berlari kecil menuju toilet yang bersangkutan.

"Silahkan, Mbak2 sekalian. Hati-hati agak licin.", kata Prakni ramah, petugas kebersihan di dekat pangkal lorong toilet sambil mengepel lantai yang agak kotor.

"Ya, makasih, Bang." balas Tuti dan Nia bersamaan.

"Eh, mau berdua langsung, Mbak berdua?", panggil Tersi heran berusaha mencegahnya.

"Maaf, kami buru-buru, Bang." seru Tuti dan Nia dari jauh.

Setelah pintu toilet di ujung tertutup, Tersi dan Prakni melongo dan saling berpandangan karena dipanggil dengan sebutan 'Bang'. Mungkin karena wajah kedua remaja pria itu terlihat lebih tua (sekitar usia seperempat abad mirip lelaki dewasa) daripada kedua akhwat itu. Penampilan para akhwat berjilbab lebar, berjubah longgar, dan berrok panjang itu masih terbayang dalam pikiran mereka, baik dari depan, samping, dan belakang tubuh indah mereka berdua. Namun, mereka tersenyum mesum dan mengedipkan mata penuh arti. Oh, apa yang terjadi?

Rupanya mereka berdua sedang merekam para pengguna toilet baik pria maupun wanita dengan kamera tersembunyi. Benda itu disembunyikan dan ditutupi dengan kaca gelap di sisi luar namun ada kaca terang di bagian dalam jadi bisa merekam dengan jelas setiap orang dam kejadian dalam toilet. Bahkan, kaca gelap itu berhasil disamarkan dengan beberapa kaca gelap penghias toilet. Jadi, banyak orang awam yang tidak menyadarinya. Biasanya yang punya ide, rencana, dan teori pemasangan kamera tersembunyi adalah si Tresi (nama lengkap Teoritisi) berumur 17 tahun sedangkan yang memasang kamera dan eksekusi aksi adalah Prakni (nama lengkap Praktisini) berusia 18 tahun. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan dalam hal teori dan praktik sehingga mereka berkolaborasi dan bekerja sama untuk saling melengkapi dalam berbagai hal. Bahkan, mereka berdua pun sama-sama suka pelajaran Biologi terutama pada bagian bab reproduksi. Nilai Biologi mereka paling tinggi daripada nilai-nilai pelajaran lainnya, bahkan dibanding nilai Biologi teman-teman sekelasnya di sekolah mereka di sebuah SMA negeri. Akibatnya, mereka pun semakin ketagihan dengan berbagai alat kelamin, reproduksi, dan hubungan seksual.

Mulailah mereka berdua membaca, menonton, menyalin, dan mengunduh banyak cerita, komik, dan video porno. Biasanya Tresi yang berkacamata dan berkulit sawo matang dan agak kurus yang mencari dan mempelajari sumber teori dan literatur dari situs-situs internet porno dan buku-buku seks sedangkan Prakni yang berkulit agak kehitaman, berbadan kekar, dan berwajah tegas yang langsung mempraktekannya dengan mula-mula bermasturbasi sampai berhubungan seksual dengan beberapa kawan wanita SMA nya yang bergaul bebas. Tentu itu dilakukan secara sembunyi dan rahasia agar tidak ketahuan pihak sekolah, orang tuanya, dan teman-temannya yang lain. Beberapa dari teman wanitanya ada yang masih perawan saat berhasil dibobolnya dan sebagian ada juga yang sudah tidak perawan karena sudah bermain cinta dengan pacar atau kawan-kawan lelakinya yang lain.

Tresi sudah sering diajak berhubungan seksual dengan beberapa teman wanita SMA nya. Tentu hasil ajakan Prakni. Namun, Tresi hanya sering bermasturbasi saja dan belum berani praktik langsung karena masih ragu dan takut. Tapi karena bujukan Prakni yang terus-menerus membuat Tresi luluh. Kedua sahabat ini memang sangat dekat dan akrab. Tresi hanya pernah berhubungan seks dengan sedikit kawan-kawan wanita di SMA nya. Itu juga dia hanya orgasme lebih sedikit atau lebih dulu dari pada wanita seks nya. Maklum, kurang pengalaman dibanding Prakni yang kenyang asam garam di dunia lendir.

Setelah semua pengguna toilet keluar dan membayar biaya toilet pada Tresi yang duduk di kotak sumbangan toilet, Prakni lalu menghampiri Tresi. Diceknya komputer tablet kecil yang dipegang Tresi di bawah meja. Tablet itu merekam seluruh adegan buang air kecil atau besar bahkan terkadang masturbasi pengguna toilet. Namun, betapa terkejutnya Tresi dan Prakni saat melihat video Tuti dan Nia. Kedua akhwat itu sedang melakukan hubungan lesbi walau dengan suara yang kecil dan mendesah pelan setelah menuntaskan hajat buang air kecilnya. Mereka berdua sedang saling meremas kedua payudara dan memasukkan jemari ke dalam memek serta saling berciuman ganas tanpa menyadari bahwa adegan itu direkam oleh kamera tersembunyi. Kedua remaja SMA yang menonton video itu jadi mupeng dan menelan air liurnya. Tanpa sadar, kedua kontol mereka mulai menegang. Tresi sangat senang dan begitu adegan seks selesai, ia langsung menekan tombol penyimpan video dan dimasukkan ke dalam daftar putar paling atas dan rahasia. Prakni pun melihat dari video kedua akhwat itu langsung membersihkan sisa adegan seks mereka dan merapikan pakaian mereka kembali. Untung bagi mereka bahwa mereka bisa bekerja paruh waktu di toilet pom bensin ini saat liburan sekolah kelas 3 SMA sebelum masuk saat pemantapan ketika masuk semester baru di sekolah mereka. Ada hiburan gratis seksual bagi mereka.

Tresi dan Prakni lalu coba menekan dan menahan kontol mereka dari luar celana seragam mereka agar tidak semakin tegang. Tresi lalu mengunci tablet itu dan mengganti gambar depannya dengan wall paper pemandangan alam. Setelah kontol mereka kembali sedikit mengkerut, kedua remaja pria itu lalu bersikap biasa lagi. Kedua akhwat itu sudah keluar dari dalam lorong toilet dan menuju ke arah tempat Tresi dan Prakni.

"Berapa, Bang?", tanya Tuti pada Tresi.

"Empat ribu, Mbak." jawab Tresi.

"Ini empat ribu pas, Bang. Terima kasih, ya." seru Tuti ramah seraya menyerahkan dua lembar dua ribuan di atas meja dekat kotak uang biaya toilet.

"Terima kasih juga sudah bersihkan toiletnya, Bang." kata Nia ramah pada Prakni di sebelah Tresi.

"Ya, sama-sama, Mbak berdua." balas Tresi dan Prakni tersenyum bareng pada kedua akhwat itu.

Tuti dan Nia hanya tersenyum dan seraya pergi ke arah motor mereka yang diparkir di dekat toilet setelah diisi bensin tadi. Setelah kedua akhwat itu berlalu, Tresi dan Prakni saling pandang dan tersenyum mesum. Mereka lalu melihat ke arah layar tablet yang masih dikunci. Ada banyak video yang direkam di dalamnya. Biasanya mereka menonton berdua hasil-hasil video mesum mereka di kamar kosan dekat sekolah mereka. Mereka berdua pun kadang pernah bertemu dengan sebagian para korbannya di tempat secara tidak sengaja dan mereka pun memeras korbannya (rata-rata korban lelaki) dengan uang dengan ancaman bahwa video porno korban-korbannya akan disebar ke internet bila tidak mau membayar. Kadang pula mereka tidak minta uang tapi memperkosa beberapa korbannya yang wanita di tempat sepi dan aman. Para korbannya rata-rata takut, pasrah, dan menurut saja. Tentu hal itu membuat Tresi dan Prakni semakin senang dan kelewatan.

Kini mereka berdua punya target baru dan utama yakni kedua akhwat alim tadi. Kedua remaja pria itu pun hafal wajah Tuti dan Nia meskipun belum saling mengenal serta mengetahui salah satu kebiasaan kedua akhwat yang akrab tersebut yaitu jalan-jalan di mall dekat sekolah mereka yang hanya berjarak 300 meter sepanjang jalan raya kota hujan. Itulah hal yang sering mereka lihat dari jendela kelas mereka yang menghadap jalan raya yang hanya dibatasi pagar tipis. Itu karena kedua akhwat itu sering berjalan kaki melewati trotoar jalan di dekatnya. Apalagi tubuh kedua akhwat itu semok dengan kedua payudara besar dan pantat yang montok serta pinggul yang menggoda meski tertutup oleh pakaian muslimah syar'i. Mereka berdua makin penasaran ingin menikmati tubuh kedua akhwat itu selain uang penutup mulut tentunya. Setelah kedua remaja pria itu pulang setelah bekerja paruh waktu dan tiba di kamar kosannya, rencana baru pun mulai disusun mereka dengan rapi dan rasa senang agar bisa memeras dan mengeksekusi kedua akhwat tadi sebagai target terkini itu.

....(Bersambung)....

Segini dulu, Agan-agan dan Suhu-suhu sekalian. :D Maaf, bila kepanjangan dan ada kekurangannya juga. :Peace: Selamat membaca. :baca: Mohon masukannya juga. :beer: Terima kasih. :)
 
Terakhir diubah:
Cara penulisan lumayan suhu, gampang ngebayanginnya...

Cuman buat ane, tema pemerasan gini kayaknya udah jadi tema wajib yah?
Hampir semua cerita di semprot ini, asal mula nya pemerasan dengan video..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wah kok ngga bertahan di tema lesbi seperti cerita aslinya suhu?
 
Masih ada beberapa typo sih. Tapi gpp kok.
 
Teknologi yang di salah gunakan..
Tapii saya suka, saya suka.
 
Suhu, kalau boleh saran. Karakter akhwatnya jangan terlalu "gampangan" dong. Soalnya se gampang-gampangnya akhwat nggak akan memperlihatkan kegilaan mereka.

Maaf suhu, cuma saran.
 
setuju tentang "jangan gampangan", mending agak "terpaksa", eh tapi ini petualangan mesumnya ya..
ngikut aja deh
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd