Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Episode 12 : Kebingungan dalam Gelap

Malam ini, Farah sedang mengecek beberapa alat peraga Biologi (tulang kerangka lengkap manusia, miniatur gigi, organ tubuh buatan, dan sebagainya) yang akan dibawa oleh dia dan rekan-rekannya besok ke sebuah sekolah menengah pertama di kota Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini adalah gilirannya dalam tahap akhir untuk melakukan persiapan terakhir kegiatan pengenalan kesehatan sekolah. Seharusnya dia bersama Martha dan Kadek sekarang. Namun, mereka berdua sedang ada urusan sebentar di luar. Dua dokter muda itu berpisah darinya sepuluh menit yang lalu. Kadek sedang membeli konsumsi sehat di supermarket untuk anak-anak sekolah besok. Martha sendiri sedang membeli beberapa peralatan kecil seperti masker, beberapa obat P3K, dan sebagainya untuj urusan yang sama. Mereka berjanji hanya sekitar lima belas menit lagi akan kembali karena tempatnya dekat. Namun terkadang, mereka bisa kembali dalam hitungan setengah jam karena butuh waktu lebih lama dalam mengecek dan membungkus serta mempersiapkannya.

Jadilah Farah hanya sendiri di ruangan klinik kecil yang menjadi tempat kerja sementara untuk tugas luar kota. Suami dan anaknya masih ada di Yogyakarta untuk berkumpul dengan keluarga besar dalam sebuah arisan. Mereka berdua hanya bisa mengantarnya sampai terminal bus dan berjanji akan menyusulnya sekitar satu hari lagi. Walaupun berat bagi Farah untuk menahan keinginannya untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya, namun dia tetap kuat bertahan. Demi tugas kerja dan kode etik kedokterannya.

Suasana malam yang dingin malam itu membuat Farah memakai jaket tebal yang membungkus tubuhnya yang memakai gamis longgar, jilbab lebar, dan rok panjang. Lumayan memberikan rasa hangat pada badannya. Tiba-tiba pandangannya tertuji pada sebuah patung laki-laki yang banyak menampilkan urat tubuhnya. Patung ini memang salah satu alat peraga. Namun, ia merasa janggal dengan patung yang masih terbungkus plastik itu karena urat otot-ototnya terlihat asli.

Tapi Farah tetap berpikiran positif. Ia memilih pada pikirannya sendiri bahwa mungkin material bahannya agak rapuh atau longgar di bagian uratnya. Namun, ia takut memeriksanya lebih jauh karena patung itu dibawa oleh Martha dari seorang temannya. Tentu, Martha yang lebih tahu kondisi sesungguhnya. Jadi, Farah terpaksa menunggunya untuk proses lebih lanjut. Ia lalu membalikkan badan dan berjalan perlahan ke arah lemari besi denga empat pintu tempat menyimpan beberapa dus dan peralatan kedokteran. Ia ingin mengeceknya juga. Pada awalnya, semua berjalan lancar saat ia membuka kedua pintu lemari bawah dan pintu lemari atas kiri. Namun, saat lemari kanan atas dibukanya, sebuah kardus ukuran sedang menimpa kepalanya.

"Aawwhhh.", teriak Farah terkejut. Ia terjatuh sambil refleks memegang dahi kirinya yang memar kejatuhan kardus berisi penuh obat pil generik. Mendadak kepalanya terasa pening. Pandangannya terasa berkunang-kunang. Meski begitu, ia tetap tenang. Setelah berjongkok beberapa menit, rasa pusingnya berkurang. Ia segera beranjak setelah mengambil kardus obat itu dan meletakkannya dengan benar di tempat semula dengan posisi lebih stabil. Nanti ia akan komplain kepada kedua temannya atau para petugas klinik atau dokter jaga yang mengurus obat dan peralatan.

Saat ia berbalik, sekilas ia melihat patung peraga otot itu mulai bergerak. Ia terkejut. Mungkinkah ia berhalusinasi atau efek ketakutannya pada penampakan? Namun, itu tidak lama karena terjadi mati listrik di area klinik itu. Farah kaget. Ia lalu mencoba berjalan menerjang kegelapan ke arah kiri menuju meja kerjanya. Seingatnya, tadi ada senter kecil untuk memeriksa pasien. Mungkin alat itu bisa membantunya untuk menerangi jalan menuju pintu keluar klinik ini. Dengan perlahan, tapi pasti, ia berjalan mendekati meja kerja itu. Namun, baru setengah perjalanan, tiba-tiba ada sebuah tangan kanan yang membekap mulutnya dengan sapu tangan.

"Mmffhh..mmffhh.", rintihan Farah yang kaget dibekap sosok itu.

Tangan kiri sosok itu memegang pisau belati yang langsung disentuhkan ujing tajamnya ke bagian payudara kirinya. Isyarat dari sosok misterius itu bahwa dia tidak segan-segan melukai bahkan membunuhnya jika ia berani macam-macam.

Farah sangat takut menerima ancaman tanpa kata itu. Ia lalu hanya bisa mengangguk pelan dan pasrah setelah bekapan dan tusukan belati itu semakin kuat. Lalu, tangan kiri sosok itu mulai terlepas dan memasukkan belati dalam saku celananya dan mulailah tangan kirinya beralih pada bagian tubuh Farah yang lain. Diremasnya vagina Farah yang masih tertutup rok panjang. Ia terkejut dan mulai mendesah. Apalagi saat tangan kanan sosok itu mulai meremasi payudara kanannya masih dari luar jaket dan jilbab lebarnya.

"Aahh... Eemmm... Oohh...", racau Farah keenakan. Ia lalu mencoba memegang kedua tangan sosok itu dan sangat kaget. Ternyata itu adalah kedua tangan patung peraga (manequin) yang kelihatan menonjol beberapa urat otot plastiknya. Berarti itu adalah orang lain yang menyamar. Terlambat sudah baginya sekarang untuk lari. Ia sudah dalam jangkauan sosok ini.

Semakin lama, sosok patung bohongan ini mulai bertindak lebih lanjut. Dibukanya resleting jaket dan dimasukannya tangan kanan di jilbab lebar. Resleting depan jubah itu berhasil dibukanya dan dibuka pengait bra di bagian depan hingga bra itu terlepas. Tersembullah kedua payudara berukuran 34 B. Tangan kanannya lalu mulai meremas bergantian kedua bukit kembar itu dengan agak keras hingga sedikit memerah. Sesekali dipelintir kedua putingnya. Hal itu membuat Farah merasa kesakitan dan nikmat serta mulai mengalami basah di bagian vagina karena rangsangan ini. Mendadak libidonya pun naik karena dilecehkan hampir sepuluh menit.

Tangan kiri sosok itu seolah tidak mau kalah. Dibukanya resleting belakang rok panjang Farah, diperosotkannya termasuk celana panjang tipis, serta celana dalam yang basah. Kemudian, sosok itu lalu memerosotkan celana kostum manequinnya dam kolornya. Tampaklah kontolnya yang tegang maksimal. Mata kanannya lalu melirik sekilas ke arah kanan di mana jam tangannya dekat tumpukan buku kedokteran di atas meja kecil dekat ranjang pasien. Karena dilengkapi fosfor, jam tangan itu bisa menyala. Tinggal dua puluh menit lagi kedua teman Farah akan kembali. Tanpa pikir panjang karena sempitnya waktu, sosok itu segera menggosok-gosokkan kontolnya di pintu vagina Farah dan memasukkannya dengan bantuan tangan kanannya sedikit demi sedikit ke dalam sana. Tangan kirinya memegang pantat kiri Farah sebagai tumpuan.

"Aargghh.", teriak Farah saat kontol itu amblas seluruhnya.

Setelah itu, sosok itu lalu mulai menggoyang-goyangkan pantat Farah dengan kedua bantuan kedua tangannya. Sambil sesekali ditamparnya kedua sisi pantat Farah. Akhwat itu merasa keenakan saat ia diperkosa oleh sosok misterius dalam kegelapan yang membuatnya sangat menghayati persetubuhan itu. Tanpa cahaya yang bisa menerangi penglihatannya membuat Farah hanya bisa pasrah dan sulit berteriak lebih keras karena kepalanya yang pening. Ditambah lagi gesekan kontol itu dengan dinding vaginanya yang makin intensif disertai siraman cairan cintanya. Farah bertambah lelah karenanya. Pergumulan seksual itu berlangsung hampir sepuluh menit. Farah dan sosok itu merasa hampir mencapai orgasmenya.

"Aargghh.", teriak Farah saat sudah orgasme. Sosok itu hanya mengatupkan bibirnya untuk menahan suara agar identitasnya tidak ketahuan.

"Ssrrtt... ssrrtt.. srtt.", suara air cinta Farah keluar merembes dari vaginanya dan melumuri kontol sosok itu.

"Crroott.. crrott.. crott.", bunyi tembakan sperma dalam vagina Farah yang juga mendekati rahimnya.

Kontol sosok itu langsung menyusut ukurannya dan bisa terlepas dari dalam vagina Farah. Namun, saat sosok itu meremas intensif kedua payudara Farah, kontol itu sedikit menegang. Dimasukannya lagi kontol itu dengan bantuan tangan kanannya dalam anus Farah yang juga licin karena air seninya.

Farah hampir berteriak keras saat kontol itu hampir masuk semua dalam anusnya. Untung mulutnya dibekap oleh tangan kiri sosok itu, jadi teriakan itu hanya berupa gumaman saja. Ia hanya meringis dan menangis karena menahan rasa sakit dan perih dalam anusnya. Kembali kedua pantatnya dipaksa bergoyang oleh kontol yang bergesekkan dalam anusnya. Hanya lima menit adegan ini. Tak lama kemudian,

"Ccroott.. crot..", bunyi sperma dalam anusnya yang sedikit keluat bersama cairan urinnya.

Kontol sosok itu mengkerut ke ukuran semula dan dengan mudah keluar dari anus Farah. Untungnya dinding anus itu berlumuran air seni sehingga tidak berdarah oleh gesekan kontol. Di saat bersamaan, Farah pun pingsan saking lelahnya dan hampir jatuh ke lantai bila tidak ditahan oleh sosok itu. Digendongnya Farah, lalu dengan bantuan senter kecil miliknya sebagai pemandu jalan, direbahkannya akhwat itu ke atas ranjang pasien dan dibersihkannya sisa-sisa pertempuran seksual di tubuhnya serta dirapikannya pakaian akhwat itu. Sosok itu juga melakukan hal yang sama pada dirinya. Ia pun membersihkan dan merapikan ruang klinik itu hingga seperti semula. Setelah dirasakan cukup ia mengecup kening Farah sebagai tanda terima kasih. Ia pun kembali menyalakan listrik via meteran listrik setelah mencabut alat timer nya, lalu ke gudang dan mengeluarkan patung asli peraga urat otot yang masih dibungkus plastik bening, dibawa masuk ke ruang klinik, dan diletakannya di tempat tadi ia menyamar berdiri mematung. Dengan hati-hati, ia lalu masuk lagi ke gudang dan melepaskan kostum penyamarannya serta berganti pakaian yang tadi ia pakai sebelumnya. Setelah beres, ia pun menuju tempat parkir di belakang gudang dan menstarter dan mengendarai sepeda motornya menyusuri jalan raya kecil menuju arah ibukota provinsi.

Di balik helm tertutupnya, sosok pria itu tersenyum menyeringai. Ternyata dia adalah Nurdin, suami Farah. Dialah yang merencanakan dan melaksanakan aksi ini. Mulai dari mendengarkan percakapan Farah dan kedua temannya kemarin di ruang klinik via alat penyadap kecil yang diselipkan dalam tas kerja dokter milik Farah. Jadi, dia bisa menyiapkan kostum mirip patung urat otot dari seorang kawannya di Sleman yang pernah dipakai dalam pesta Hallowen dua bulan lalu. Dia pun tahu kapan Farah dan kedua kawannya berpisah serta kondisi yang aman untuk melancarkan aksinya, mengatur putusnya aliran listrik di klinik dengan bantuan timer di meteran listrik, membawa belati untuk menakut-nakuti istrinya, menaruh kardus obat dengan posisi tidak stabil agar jatuh menimpa kepalanya, mengikuti gerakan jalan istrinya dalam gelap lewat suara langkahnya yang pelan, dan meminjam sepeda motor temannya di Bantul dengan alasan jalan-jalan sebentar cari angin.

Kini ia sedang menuju rumah kontrakan temannya dengan perasaan gembira karena berhasil menuntaskan hasrat seksualnya. Ia yakin sekarang istrinya sedang bingung karena hal-hal aneh tadi bila ia sudah dibangunkan oleh kedua teman kerjanya. Ya, karena istrinya terburu-buru ke Bantul untuk menyusul kedua teman kerjanya tanpa mau mengerti kemauannya di ranjang. Apalagi ada acara arisan keluarga besarnya. Dengan terpaksa, ia berpartisipasi dalam acara itu sambil menemani Aisyah, anaknya, bermain dengan saudara-saudari sepupunya.

Berhubung sejak pulang dari acara bersih-bersih kantor DPP partai, sorenya ia sekeluarga kecilnya berangkat dari Jakarta ke Yogyakarta dengan pesawat karena mendadak ada kabar bahwa ada acara arisan itu yang sangat membutuhkan keahliannya sebagai ahli perbankan. Uang hasil arisannya mau diputar lagi lewat investasi bank. Ditambah lagi ada kabar dari rumah sakit pusat untuk kerja luar kota bagi istrinya. Jadi, terpaksa ia menyusun rencana ini dan minta izin sebentar kepada keluarga besarnya untuk mengambil beberapa barangnya yang tertinggal di rumah temannya di Bantul. Ia bertekad akan merahasiakan hal ini dari istrinya karena masih menikmati sensasi istrinya kebingungan karena merasa diperkos orang lain. Dan, rencananya berjalan sukses. Ia pun terus mengendarai motornya dengan riang dalam perjalanan pulangnya seolah biasa saja tanpa terpengaruh kejadian sebelumnya.

...(Bersambung)...

Segini dulu, Agan-agan dan Suhu-suhu sekalian. Maaf, bila kepanjangan dan ada kekurangannya juga. :Peace:
Selamat membaca. :baca:
Mohon masukannya juga. :beer:
Terima kasih. :)
 
Ini kok ceritanya seragam ya kanan kiri... Coba di anu lagi suhu
Tapi oke sih fantasinya
 
Waduh baru baca chapter .......... Kok ... Ah maap2 hu kok jd sedikit agak kurang jelas alur ceritanya, pake acara pedang2 segala.

Jujur ane jd agak ilfil hehehe tp keep update.
 
Ini kok ceritanya seragam ya kanan kiri... Coba di anu lagi suhu
Tapi oke sih fantasinya
Maaf, Suhu. Sebagai babak atau ronde uji coba sebelum masuk tahap selanjutnya yang lebih hot dan seru Sip, saya cek dan ricek lagi nanti.
 
Waduh baru baca chapter .......... Kok ... Ah maap2 hu kok jd sedikit agak kurang jelas alur ceritanya, pake acara pedang2 segala.

Jujur ane jd agak ilfil hehehe tp keep update.
Maaf, Suhu. Karena saya sedang eksplore jalan cerita yang penuh kejutan dan agar lebih hot. Ya, nanti akan diperbarui lagi.
 
Bimabet
Lanjut suhu.

Plis ane minta adegan incestnya suhu
Ya, siap dilanjut, Suhu. Maaf, untuk adegan incest mungkin di cerbung season 2 atau di cerbung saya yang lain. Mohon ditunggu, ya. Terima kasih atas masukannya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd