Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
ada typo sedikit gan....ceritanya mangstafff sensasi bercinta diatas motor yg sedang melaju....klo bisa nanti dibikin swinger aja gan...kan sudah sama sama saling mencicipi meski masih sembunyi sembunyi
 
Akan adakah adegan incest antara nurdin dan adiknya yang akhwat itu? Meskipun bahaya mengancam nurdin, tapi sensasi incest ditambah konsekuensi atas tindakan mereka akan menambah sensasi "pergulatan" incest itu. Saya berharap
Boleh, ide ditampung dengan beberapa modifikasi untuk cerita ke depannya, Gan. Terima kasih atas masukannya. :)
 
Banyak yg typo / salah penulisan tolong d cek ulang yg ke rs aisyah tw afra??trus kadang2 farah???bingung!!!
Klo mw pake nama panggilan panggilan aza terkadang orang suka lupa...
Mendingan tentuin 1 nama aza perkarakter biar g bingung kadang manggil farah kadang manggil aisyah afra juga sama 1 aza kalo menurut ane mah biar g bingung
Ya, mohon maaf, Suhu. Saya memang bersalah. :bata:
Nanti saya cek lagi secara teliti terkait typo-typo tadi. Saya juga masih belajar. :baca:
Nanti untuk seseorang yang punya 2 nama nanti coba saya beri keterangan sesekali pakai tanda kurung di sebelah namanya. Terima kasih atas masukannya.
 
ada typo sedikit gan....ceritanya mangstafff sensasi bercinta diatas motor yg sedang melaju....klo bisa nanti dibikin swinger aja gan...kan sudah sama sama saling mencicipi meski masih sembunyi sembunyi
Ya, mohon maaf, Gan. Yang typo-typo nanti saya perbaiki lagi. Oke, saran ditampung dan semoga bisa diaplikasikan dengan beberapa modifikasinya. Terimakasih atas apresiasi dan masukannya. :)
 
Ayo gan dilanjut...
Biasa hari jumat ni update...

Menunggu ummu afra...
:khappy:
 
Ayo gan dilanjut...
Biasa hari jumat ni update...

Menunggu ummu afra...
:khappy:
Sabar, Gan. Maaf, kemarin2 masih sibuk dengan agenda2 lainnya. Sedang dalam proses pembuatannya. Ditunggu, ya. :)
 
Kapan ni updte nya suhu...

Kalo bsa panjang ya...
Hehehe
 
Bercinta di atas motor pas jalan..
Belum pernah terbayangkan dech..

Btw, pepatah jawa ada yang bilang
'LALI RUPO ELING ROSO'
Nice gan..
 
update suhu :D
 
Terima kasih atas apresiasi dan masukan dari para Suhu dan Agan sekalian. Sebentar lagi saya update. Ditunggu, ya. Terima kasih. ;)
 
Episode 10 : Penyimpangan Seksual Sejenis

10a. Homoseksual Mahmud dan Nurdin

Tak terasa, sudah berlalu hampir sebulan sejak hubungan terlarang antara mereka berempat. Rizka (Ummu Afra) sering teringat dengan persetubuhannya dengan Nurdin (Abu Aisyah), bahkan saat ia berhubungan badan dengan Mahmud (Abu Afra), suaminya. Begitu juga dengan Farah (Ummu Aisyah) yang terus tergiang tentang hubungan seksualnya dengan Mahmud, walaupun sedang bersenggama dengan Nurdin, pasangan halalnya. Namun, berbeda dengan para suami mereka yang pikiran dan khayalannya terus terbawa dengan dua wanita yang berbeda yang (pernah atau sedang) disetubuhinya. Mereka berdua begitu menikmati enaknya hubungan sex itu walaupun dengan harap-harap cemas bila perbuatan selingkuh mesum mereka ketahuan. Ya, antara istri dan selingkuhan mereka masing-masing. Andai bisa threesome atau foursome. Mungkin itu dalam pikiran mereka akhir-akhir ini namun bingung cara mewujudkannya.

Hari itu, Nurdin dan Mahmud sedang melakukan bersih-bersih di kantor DPP partai mereka di Jakarta Selatan. Mereka bersama para pengurus ikhwan yang bertugas hari itu. Para istri dan pengurus akhwat sedang berbelanja ke pasar di wilayah itu untuk keperluan konsumsi para ikhwan yang sedang bebersih itu. Ya, kegiatan itu rutin mereka lakukan agar kegiatan partai seperti syuro, munas, dan sebagainya berjalan lancar. Menjelang siang hari akhirnya kegiatan itu selesai. Mahmud, Nurdin, dan para pengurus ikhwan lainnya pun memilih beristirahat sejenak di beranda kantor itu sembari menikmati angin semilir yang menyejukkan. Walau pun mereka lelah, akan tetapi dengan obrolan-obrolan ringan dan penuh canda tawa di antara mereka membuat semangat dan tenaga baru hadir lagi. Apalagi, datang beberapa akhwat dam istri pengurus partai yang datang sambil membawakan makanan kecil dan minuman ringan. Namun, sebagian dari mereka belum datang. Termasuk Rizka dan Farah, pasangan Mahmud dan Nurdin (masing-masing, bukan dua-duanya). Mungkin mereka masih dalam perjalanan.

Satu di antaranya adalah Vera Zahrani. Dia adalah istri dari Marwan Hartono. Keduanya adalah anggota muda partai itu. Baru menikah kemarin. Keduanya adalah adik kelas mereka (Rizka-Mahmud dan Farah-Nurdin) saat SMA, walau pun beda beberapa tahun angkatan.

Saat menyuguhkan konsumsi di hadapan suaminya, Nurdin, dan Mahmud, Vera tetap menundukkan kepala agar menjaga pandangan. Namun, payudara berukuran 38 B masih agak menyembul walaupun sudah tertutup jilbab lebar dan jubah longgarnya. Begitu juga dengan pantatnya yang agak bergoyang meskipun ditutupi rok panjangnya. Dia memang agak gemuk hingga tubuhnya tercetak indah walaupun tertutup pakaian syar'i. Sungguh pemandangan yang erotis tersembunyi. Itu yang ada di pikiran Mahmud dan Nurdin. Mereka berdua hanya menelan ludah dan agak linglung melihatnya sejenak walaupun setelah itu mereka menundukkan kepala karena malu.

"Silahkan, Pak Nurdin, Mas Mahmud.", seru Marwan mengagetkan mereka berdua.

"Iya, ambil aja, Pak, Mas." timpal Vera sambil tetap menunduk.

"Oh, ehm, ii..iya, Akhi, Ukhti.", ujar Mahmud dan Nurdin gelagapan seraya mengambil risoles dari piringnya.

Melihat itu, Marwan hanya tertawa.

"Langsung makan dan minum aja, Pak, Mas. Biar konsen lagi nanti.", kata Marwan agak cekikikan. Sementara Vera hanya tersenyum geli melihatnya.

"Oh, ii..iiyyaa. Betul itu.", seru Nurdin dan Mahmud bersamaan.

"Ya, sudah. Afwan, ana mau balik dulu dengan istri. Ada urusan keluarga dulu.", ujar Marwan mengedipkan sebelah matanya seraya mencomot tempe goreng dari piringnya.

"Oke, hati2, ya. Jangan banyak-banyak rondenya, Akhi.", kata Nurdin sambil tertawa.

"Dan jangan lupa variasi gerakan juga.", bilang Mahmud geli.

"Ya, beres, Mas, Pak. Kapan2 turunin ilmunya ke ana.", seru Marwan seraya menjabat tangan Mahmud dan Nurdin. Vera hanya mengatupkan kedua tangannya di depan dada kepada mereka berdua sebagai tanda bukan mahram.

"Assalamu'alaikum.", seru Marwan dan Vera berbarengan.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati, ya." jawab Mahmud dan Nurdin berbarengan.

Keduanya lalu melihat Marwan dan Vera saling berangkulan mesra sambil berlalu dan membelakangi mereka. Pasangan muda itu juga berpamitan kepada para pengurus ikhwan dan akhwat lainnya.

"Enak juga mereka. Pengantin baru, sih. Bener, ga, Akh?", obrol Mahmud pada Nurdin.

"Iya, Akh. Beruntung juga mereka akan menuntaskan hasrat yang tertunda.", setuju Nurdin pada Mahmud.

Kontol mereka berdua pun semakin tegang melihat pemandangan tubuh istri sahabat mereka tadi. Mereka pun sadar dan tersenyum kecut saat saling melihat tonjolannya masing-masing di balik celana bahan mereka.

"Kalau bukan istri teman kita, udah ana garap dari tadi tuh akhwat.", gumam Nurdin perlahan takut terdengar orang-orang sekitarnya.

"Haha. Jangan, Akh. Bahaya kalau di sini dan ketahuan. Lagipula itu istri teman kita.", gumam Mahmud perlahan agar tidak kedengaran lainnya.

Ya, bener juga, Akh. Hehe. Oiya, ada hal yang ingin ana bicarakan pada antum. Tapi jangan di sini, Akh. Di tempat biasa. Bagaimana?", tawar Nurdin pada Mahmud.

"Oh, oke, Akh. Siap.", jawab Mahmud mengerti melihat situasi yang tadi dan kini mereka hadapi.

Mereka pun minum teh kotak kemasan sekedarnya.

Setelah menawarkan piring makanan dan minuman pada teman-teman pengurus dan berbasa-basi sebentar, mereka berdua segera ke arah tempat yang dimaksud. Untunglah panjangnya baju koko yang mereka pakai mampu menutupi tonjolan kontol mereka jadi tidak ketahuan kawan-kawan mereka.

Ternyata tempat itu adalah gudang tempat penyimpanan alat-alat kebersihan. Letaknya di paling belakang kantor dan tempatnya relatif sepi.
Setelah tiba di dalam gudang, Mahmud segera mengunci pintu gudang itu agar tidak ketahuan apa yang mereka bicarakan atau lakukan.

"Begini, Akh. Ana ingin coba masukin kontol ana ini ke dubur kemaluan istri ana. Tapi ana bingung cara dan sikapnya. Bagaimana?", tanya Nurdin memulai percakapan.

"Waduh, afwan, Akh. Ana juga belum pernah gituan ke istri ana.", jawab Mahmud kebingungan.

"Ya, gpp, Akh.", kata Nurdin menenangkan. Tiba-tiba mendadak ada ide brilian di kepalanya.

"Akh, coba buka celana dan kolor kita masing-masing. Ana ingin lihat kontol kita masing.", seru Nurdin tiba-tiba.

"Wah, maksud antum apa, Akh? Ana malu, nih.", jawab Mahmud cemas seraya refleks memegangi kontolnya.

"Ya, maksud ana buat cek fisik kontol kita masing-masing apakah nanti sesuai saat bersetubuh dengan istri kita masing-masing. Bagaimana?", tawar Nurdin memohon.

"Oh, oke, Akh. Setuju. Bagaimana kalau kita perosotkan pakaian bawah kita masing?", usul Mahmud berubah cerah.

"Beres, Akh.", kata Nurdin setuju.

Mereka berdua segera saling membuka celana bahan dan kolor sahabatnya. Setelah dua pakaian itu merosot ke bawah, terlihatlah kedua kontol mereka yang tegang maksimal. Sekilas, mereka terpesona melihat kontol sahabatnya. Namun, mereka juga terperangah dengan bibir masing-masing yang menurut mereka seksi.

Sebagai pemanasan mereka berciuman dulu di bibirnya masing-masing. Lidah mereka saling beradu dan air liur mereka saling bercampur.

"Mmuauchhh... Slurpp.. Ciippakk.", bunyi air liur dan lidah mereka.

Setelah melepaskan ciumannnya, mereka saling memandang dan mengagumi kontol masing-masing. Bentuk kontol Mahmud mirip pisang ambon dan melengkung saat tegang. Urat-uratnya kehijauan. Kontol Nurdin berbentuk mirip mentimun dan urat-uratnya hijau muda saat menegang.

Lalu, mereka melakukan gerakan 69. Nurdin menghisap kontol Mahmud sedangkan Mahmud menghisap kontol Nurdin. Dipijat-pijatnya lalu diremas-remasnya dan dimasukkan ke dalam mulut mereka masing-masing maju-mundur.

"Ehhmmm, aahhhh, ooohhhhh.", racau Mahmud dan Nurdin sambil memegangi pinggang sahabatnya. Baru kali ini mereka melakukan blowjob sesama jenis.

Gesekan kulit kontol dan langit-langit mulut mereka masing-masing semakin kuat. Sambil sesekali digigit dan dijilatinya kontol itu. Membuat Mahmud dan Nurdin makin keenakan.

"Srrr.. ppooppp,, srrr..ppooppp", bunyi gesekan itu kira-kira.

Setelah sepuluh menit, tanda-tanda orgasme mereka mulai tampak dan,

"Ccrroott..ccrrottt...ccrooott", suara air sperma mereka yang keluar dan mengalir dalam mulut dan kerongkongan mereka. Rasanya campur asin, gurih, dan pahit.

"Aahhhh, ehhmm, oohhh." seru mereka berdua lega. Tubuh mereka pun lemas saat melakukan itu secara menyamping di atas samak yang ada sebelumnya. Mereka pun segera duduk jongkok dan tersenyum sambil berpelukan.

Lalu, Mahmud menyuruh Nurdin menungging. Nurdin menurut. Mahmud lalu mulai menggesek-gesekan kontolnya di bagian luar dubur Nurdin. Sedikit demi sedikit, ia mulai memasukkan kontolnya ke dalam lubang dubur itu dan mulai masuk setengahnya.

"Aawww, ssakkiitt, Akh.", seru Nurdin kesakitan.

"Sabar, Akh. Nanti juga keenakan." seru Mahmud mesum.

Dengan penuh perjuangan, akhirnya kontol Mahmud yang masih berlumuran sperma sukses masuk sepenuhnya ke sempitnya liang dubur Nurdin.

"Aakkhh.", teriak Nurdin agak keras.

Mahmud lalu menggoyangkan pantat Nurdin sambil menampar pantat kanan kiri Nurdin hingga kemerahan. Digesek-gesekan kontolnya dengan dinding liang dubur Nurdin. Hal itu berlangsung selama lima menitan.

"Ayo, perek homo. Tancap terus.", seru Mahmud keenakan.

"Aauwww, oohhh, eehhmmm.", desis Nurdin yang awalnya kesakitan jadi keenakan.

"Ccrroottt.. crrott..", bunyi tembakan sperma Mahmud di dalam lubang dubur Nurdin.

"Aahh, leganya." seru mereka berbarengan.

Mahmud segera mencabut kontolnya dari dalam lubang dubur Nurdin. Ia puas bisa menyetubuhi sahabat sekaligus murabbinya itu.

Nurdin pun tak mau kalah. Dengan segera ia menyuruh Mahmud menungging. Ia segera mengarahkan kontolnya ke lubang dubur Mahmud. Walaupun sedikit kesulitan akhirnya,

"Bllesss.", bunyi kontol Nurdin masuk semua ke dalam lubang dubur Mahmud. Kontolnya lebih kecil sedikit daripada punya Mahmud sehingga lebih mudah masuk.

"Adaouww.", seru Mahmud saat itu.

Nurdin segera memompa kontolnya yang bergesekan dalam liang dubur Mahmud. Ditampar-tamparnya pantat Mahmud hingga kemerahan.

"Yang cepat gigolo gay. Lanjut terus." seru Nurdin mesum.

"Aadduhhh, eehhhh, oohhhh.", desis Mahmud yang awalnya kesakitan jadi keenakan.

Hal itu hanya berlangsung sekitar tiga menitan. Maklum, Nurdin lebih tua daripada Mahmud sehingga tenaganya lebih lemah.

"Ccrrottt.. ccrott.", bunyi air mani Nurdin dalam lubang dubut Mahmud.

"Aahhh, leganya.", desah mereka bersamaan.

Lalu, Nurdin segera mencabut kontolnya dari lubang dubur Mahmud.

"Terima kasih, Akh. Ilmu dan prakteknya sangat berguna sekali. Maaf, ya." kata Nurdin tersenyum pada Mahmud.

"Ya, gpp, Akh. Maaf juga. Sama-sama. Kita harus saling membantu." bilang Mahmud tersenyum pada Nurdin.

Untunglah kedua kontol mereka belepotan sperma dan lubang dubur masing-masing agak licin oleh cairan ekskresi, jadi lubang dubur, salurannya, dan kontol mereka tidak sampai terluka atau berdarah.
Mereka berdua saling berpelukan dan berjanji saling merahasiakan, lalu membersihkan, dan merapikan pakaian dan gudang itu dari sisa-sisa pertempuran seks mereka dengan sabun, lap basah, dan kering. Setelah dirasa aman, mereka berdua lalu keluar dari gudang itu seolah tidak terjadi apa-apa dan bergabung lagi dengan rekan-rekan pengurus lainnya. Mereka berdua sudah dapat wawasan baru tentang seksualitas yang mungkin akan mereka terapkan kepada istri atau selingkuhannya atau sesama mereka sendiri.

10b. Lesbian Farah dan Rizka

Rizka dan Farah sudah selesai berbelanja di sebuah pasar yang dekat dengan kantor DPP partai mereka.
"Sudah beres semua belanjaannya, Mbak Far?," tanya Rizka tersenyum sambil melirik belanjaan Farah.
"Selesai, Dik Riz. Kalau kamu udah cek belanjaanmu?", jawab Farah tersenyum seraya bertanya balik kepada Rizka. Usia mereka hanya terpaut 2 tahun.
"Beres, Mbak.", seru Rizka setelah mengecek belanjaannya. Mereka berdua saling tersenyum dan akrab sejak berkenalan saat Farah jadi murrabiyah Rizka di SMA.

Rasanya seperti adik dan kakak kandung saja. Ke mana-mana dan berlibur berdua sebelum akhirnya mereka berdua berpisah dan menikah dengan suami masing-masing. Walaupun satu kota, selama ini mereka sibuk dengan urusan akademik, pekerjaan, dan rumah tangga masing-masing. Akhirnya, mereka berdua bertemu lagi saat suami-suami mereka mulai masuk ke kepengurusan DPP partai sekarang. Mereka berdua pun sangat senang dan terharu serta sejak saat itu mulai lagi mereka mengulangi nostalgia masa lalu. Bahagianya.

Namun, tiba-tiba Farah mengajak Rizka ke dalam sebuah warung yang sepi milik seorang kawannya. Rizka yang kebingungan lalu menurut saja. Mungkin ada hal yang ingin dibicarakan secara pribadi. Warung kosong itu terletak di bagian paling belakang pasar. Orang-orang sangat jarang berada di sana atau sekitarnya karena lebih fokus pada kegiatan jual beli di bagian depan dan tengah pasar. Farah lalu mengunci pintu warung itu.

"Ada apa, Mbak Far?", tanya Rizka kebingungan.
"Ya, mungkin kamu masih ingat obrolan kita dengan Ukhti Vera saat berbelanja tadi.", jawab Farah penuh arti.

Rizka menerawang ingatannya. Begitu juga Farah. Obrolan tentang suami Vera, Marwan. Vera bercerita bahwa suaminya itu adalah orang atletis dan begitu kuat otot-otot tubuhnya. Apalagi saat malam pertama kemarin. Farah dan Rizka sebenarnya risih saat mendengarnya. Apalagi mereka ada di pasar. Untunglah itu terjadi di sudut pasar yang sepi. Jadi tidak begitu mengkhawatirkan. Namun, setelah Vera pergi, keanehan mulai terjadi pada mereka. Dengan membelakangu jalan pasar, mereka mulai bermasturbasi membayangkan kegagahan dan seksualitas Marwan. Mereka meremas payudara sendiri dari balik jilbab lebarnya dengan sebelah tangan sendiri seolah tangan Marwan yang meremasnya. Lalu, sebelah tangan mereka mencolok jari-jari pada vagina mereka dari balik rok panjang seolah jari-jari Marwan yang mencoloknya. Mereka memang sempat terkejut saat saling memandang diri masing-masing. Namun, karena asyiknya bermasturbasi, mereka berdua tidak peduli, padahal mereka berdua sudah menikah dan punya satu anak.

Mengingat itu, membuat gairah seksual mereka meningkat. Kedua payudara dan vagina mereka masing-masing mulai berkedut dan menegang. Deru napas mereka menderu. Tiba-tiba saja saja Rizka langsung memeluk dan mencium ganas bibir Farah.

"Mmpphh..mmpphh.", bunyi gesekan bibir mereka.
Farah sangat kaget mendapat perlakuan itu. Ia mencoba melepaskan dekapan dan ciuman Rizka, tapi ia tidak berdaya. Itu karena badan dan tenaga Rizka lebih kuat. Maklum, masih darah muda.

Rizka ingin memasukkan lidahnya ke dalam mulut Farah, namun mulut sahabatnya itu sengaja menutup. Tak kurang akal, dia lalu meremas dubur Farah.

"Aaww.", teriak Farah kesakitan.
Hap. Lidah Rizka langsung dimasukkannya ke dalam mulut Farah.

"Sslluurrpp.. sslluurrpp.. Ccippak.. ccipppakkk.", bunyi suara air liur yang bercampur dan lidah mereka yang mengait. Lama-kelamaan, Farah pun ikut hanyut dan terlarut dalam permainan seks Rizka. Sungguh tak diduga olehnya bahwa ia akan mendapat balasan karena dulu ia setengah sadar pernah melecehkan pasien akhwatnya.

Pelukan mereka itu membuat kedua payudara dan vagina mereka saling menempel dan bergesekan. Sungguh erotis rasanya. Membuat alat-alat kelamin mereka makin bergetar dan berkedut hebat.

Setelah itu mereka saling melepaskan pelukan mereka. Tanpa pikir panjang mereka saling menelanjangi sahabat yang ada di depannya masing-masing. Dalam sekejap, jubah longgar, rok panjang, celana panjang dalaman tipis, bra, celana dalam, dan sepatu terlepas dari tubuh mereka. Hanya jubah lebar yang sudah mereka sampirkan ke samping dan kaus kaki panjang semakin menambah sensasi seks mereka.

Mereka saling mengagumi keindahan tubuh dan alat kelamin masing-masing. Kedua payudara Rizka berukuran 36 B dan berwarna putih dengan urat-urat kehijauan, puting kecoklatan, serta vaginanya yang merah muda tanpa rambut kemaluan sedikit pun. Lalu, kedua payudara Farah berukuran 34 B dan berwarna putih dengan urat hijau muda, puting pinknya serta vaginanya coklat muda dengan sedikit rambut kemaluan. Dengan cepat mereka lalu mulai meremas dan menampar bergantian payudara lawannya masing-masing sambil sesekali memintir putingnya dengan sebelah tangan. Tangan yang satunya mencolok dua jari ke vagina dan dua jari ke dubur secara maju mundur. Tak lupa mereka pun mengulum dan menggigit puting serta menjilati sedikit ASI yang keluar serta seluruh bagian payudara lawannya. Akibatnya payudara mereka jadi kemerahan dan penuh air liur serta vagina mereka memerah juga.

"Aaoowwhh..Eekkhh..Oowwhhh.", racau mereka tak karuan antara kesakitan atau menikmati.

Sekitar sepuluh menitan mereka melakukan itu. Vagina dan dubur mereka berkedut-kedut akan mengeluarkan cairan cinta dan urin karena rangsangan jari-jari mereka.

"Ssrrr..ssrr..Srrrtt..srrtt.", bunyi kedua cairan mereka keluar berbarengan.

"Aakhh.. Ooohhhh...", teriak mereka bersamaan.

Rupanya mereka orgasme bersamaan. Seketika, mereka pun lemas dan terjatuh ke dipan di samping mereka. Kedua cairan yang bercampur di jari-jari itu pun dijilati oleh mulut mereka. Lumayan asin, pahit, dan gurih rasanya.

Namun, mereka pun belum puas. Dengan segera mereka bangkit dan mengambil sesuatu dari dalam tas belanjaan masing-masing. Rizka mengambil terong ungu berukuran sedang, sedangkan Farah mengambil mentimun hijau muda berukuran kecil. Mereka lalu meregangkan tubuh mereka ke belakang dan saling membuka paha hingga mengangkang dan menampakkan kedua lubang kemaluan mereka.

Tanpa pikir panjang, secara bersamaan Rizka segera menancapkan terung itu ke dalam vagina Farah hingga setengahnya, sedangkan Farah menusukkan mentimun itu ke dalam lubang dubur Rizka hingga setengahnya.

"Aadduuhhhh.", seru mereka kesakitan bersamaan saat kedua buah sayuran itu menancap di lubang kemaluan masing-masing.

Belum cukup, mereka berdua saling mendekatkan tubuh hingga akhirnya terung itu masuk setengahnya juga ke dalam vagina Rizka dan mentimun itu masuk ke dalam dubur Farah serta dibantu oleh tangan mereka.

"Aauuoowww.", jerit mereka bersamaan karena sakitnya.

Lalu, mereka saling menumpukan kedua tangan di samping pinggang mereka di atas dipan itu. Mulailah mereka bergerak memajumundurkan tubuh mereka hingga hanya sedikit bagian tengah kedua buah itu di bagian tengahnya. Gesekan maju mundur antara terung dengan dinding vagina mereka serta mentimun dengan dinding dubur mereka semakin intensif.

"Aarrghh.. Eehhmmm.. Oohhh...", racau mereka antara kesakitan dan menikmati.

Sekitar lima menit mereka melakukannya. Terasa ada kedua cairan itu akan keluar lagi dari kedua lubang kemaluan mereka.

"Ssrrr.. ssrrr... Ssrrtt... ssrrttt..", suara kedua cairan itu keluar bareng.

"Aahh.. Leganya.", seru mereka bersamaan saat orgasme kedua mereka berlangsung.

Keduanya lantas lemas dan lalu jatuh berbaring ke samping dengan kedua buah itu masih menancap di kedua lubang kemaluan mereka.

"Wah, maafin ana, Mbak Far. Tapi makasih banget pelayanannya. Dapat ilmu dan praktikum langsung, nih.", ujar Rizka tersenyum seraya mengelus pipi Farah yang chubby.

"Ya, gpp, Dik Riz. Sama-sama. Makasih juga servisnya. Kita kan harus saling menolong. Tapi ingat juga, rahasiakan ini dari siapa pun. Oke?", seru Farah tersenyum seraya membelai kepala Rizka yang masih tertutup jilbab lebar.

"Siap, beres, Mbak Far.", kata Rizka seraya menunjukkan telunjuk yang dilengkungkannya.

"Oke, sepakat, Dik Riz.", bilang Farah seraya mengaitkan telunjuknya pada telunjuk Rizka sebagai tanda perjanjian mereka.

Mereka berdua lalu segera bangkit dan melepaskan kedua buah yang belepotan kedua cairan itu dengan memundurkan sekuat tenaga tubuh mereka dan dibantu tangan mereka. Lalu, dengan segera mereka membersihkan tubuh, pakaian dan tempat itu dengan cairan pembersih dan tisu kering hingga yakin tak ada bekas perang seksual mereka di situ. Kemudian mereka kembali berpakaian rapi menutup aurat dan merapikan diri mereka serta tempat itu. Setelah itu, mereka mengambil tas belanjaan masing-masing dan keluar dari warung kosong itu dan berbaur dengan orang-orang di pasar. Mereka pun segera ke tempat parkir depan pasar dan menaiki motor milik Farah. Rizka membonceng di belakang dan Farah mengemudikannya. Setelah memakai helm dan mengecek barang bawaan masing-masing serta membayar biaya parkir kepada petugasnya, mereka segera meluncur melintasi jalanan ibukota menuju kantor DPP partai mereka. Sepanjang jalan mereka mengobrol dan bercanda seolah-olah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Mungkin saja mereka akan menerapkannya lagi dengan suaminya atau selingkuhannya atau bahkan antara mereka sendiri. Sulit ditebak rupanya.

Penyimpangan seksual telah terjadi pada mereka berempat, terlebih terulang lagi pada Farah. Apakah itu hanya pemanasan atau selingan bagi mereka? Mungkinkah mereka melakukan threesome bergantian atau foursome bersamaan? Nantikan di episode berikutnya.

...(Bersambung)...

Segini dulu, Suhu dan Agan-agan sekalian. Maaf bila kepanjangan dan ada kekurangannya dalam ceritanya. Mohon masukannya juga. Selamat membaca. Terima kasih. Salam lancrot, ya. ;)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd