Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG bankers mindset

Status
Please reply by conversation.
Betul sekali, memang benar jika dunia perbankan itu sangatlah "keras", bahkan untuk sekelas bank plat merah dalam artian bank swasta bisa jadi lebih keras lagi tekanannya. Persaingan yang ketat bukan lagi antar instansi, namun persaingan antar rekan kerja sehingga cara cara yang kurang tepat pun dilakukan. Karena saya sendiri pun juga melakukan hal tersebut, affair dg rekan kerja, atasan dan bahkan dg customer pun adalah hal yg lumrah dalam dunia perbankan.
 
Kalo soal waktu update ane ga ngerti tips nya para suhu di sini. Tapi emang ada yg udah nyiapin stok kayak suhu RB atau om Jaya, tp ada juga yg kejar tayang kayak bro serpanth n ichi.

Semoga sukses di RL maupun di cerbungnya :)
siapp hu,, stock ada,, tp kejar tayang juga nihh,,
 
Betul sekali, memang benar jika dunia perbankan itu sangatlah "keras", bahkan untuk sekelas bank plat merah dalam artian bank swasta bisa jadi lebih keras lagi tekanannya. Persaingan yang ketat bukan lagi antar instansi, namun persaingan antar rekan kerja sehingga cara cara yang kurang tepat pun dilakukan. Karena saya sendiri pun juga melakukan hal tersebut, affair dg rekan kerja, atasan dan bahkan dg customer pun adalah hal yg lumrah dalam dunia perbankan.
betull om,, mungkin karena "keras" itu lah banyak menimbulkan efek samping,,
kayaknya om yang satu ini tau dalemnya kayak apa,, wkwkwkw
 
PART 3 REKAN KERJA



MBAK TIA BERHIJAB


MBAK TIA TANPA HIJAB



Sudah beberapa minggu sejak kejadian mengintipku yang mengejutkan. Awalnya aku begitu canggung jika harus berhadapan dengan mbak nella. Tapi kalo dipikir lagi itu bukan urusanku. Biarlah mereka berbuat apa, itung-itung aku juga dapat tontonan gratis, hahaha.

Hari ini kantor unit masih terlihat sepi seperti biasanya. Mungkin karena keadaan diluar mendung makannya banyak orang yang males mau keluar. Hanya ada beberapa nasabah yang kami layani. Namun ada wanita yang duduk disebalahku dengan ekspresi yang murung.” Apakah mbak tia lg ada masalah?” Batinku memperhatikan dia. Terkadang ia bahkan melamun sambil melayani nasabah.

“Mbak?? Sakit?? Ada yang bias aku bantu??” Tanyaku memberanikan diri. “Ehh,, gpp yu,”, jawabnya singkat. “Benar pasti lagi ada masalah,, g biasanya ia memanggil ku wahyu,,” batinku. “Mbak kalo badannya g enak mending g usah dipaksa,, mumpung sepi juga ini,,” sambungku penuh kawatir. Dia hanya diam tak menjawabku. Cukup lama dia terdiam, dan aku pun tak berani menegurnya lagi.

“King,, mbak sebenernya ada masala,,” ucapnya dengan tiba-tiba. “Mbak hari ini sebenernya harus bayar utang mbak ke BPR,, Mbak mikir mending nglunasi utang ini aja,,” sambungnya dengan ekspresi pucat.

“Kenapa dilunasi mbak??” Tanyaku menanggapinya. “Kayaknya berat king kalo diteruskan,,” jawabnya datar. “Emang berapa mbak?” Tanyaku.
“Sekitar 30jt an,,” jawabnya sambil menatapku. “masalahnya kalo uang segitu mbak g punya,, tapi kalo g di lunasi mbak sendiri yang repot,,”
sambungnya.

“Mbak pakek uangku kah?? Aku ada sih,, tapi g sebanyak itu,,cukuplah buat tambah2,,” ucapku mencoba menawarkan bantuan. “G usah king,,
mbak harus lunasi sekarang,, kalo g malah bunganya akan diitung sekalian bulan depan,,” jelasnya padaku. “BPR mana tuh mbak?? Kejem amat persyaratannya,,” ucapku dengan nada sedikit tinggi. Dia hanya tersenyum berat saat kataku itu terlontar. Nanti mbak pikirkan,,ucapnya singkat.
Mbak tia masih tampak muruh hingga waktunya pulang kerja. Aku berniat membantunya, namun mungkin ini urusannya sedikit rumit, jadi aku g berani ikut campur lebih jauh.

Dalam perjalanan pulang, aku melihat motor beat merah yang aku kenal itu milih siapa. “Mbak tia,, mau kemana dia?? Bukanya jalan ini bukanke rumahnya ya??” Batinku terus memperhatikan dia. Aku berniat mendekat ke motornya, namun karena lalu lintas pada aku hanya bias mengikutinya.
Tiba- tiba ia berbelok ke sebuah gang kecil. “Mau kemana??” Batinku sambil terus memperhatikan. “Mungkin mau BPR tadi,, sudahlah bukan
urusanku,,” batinku dengan melajukan motor ke meninggalkan mbak tia yang berbelok ke gang kecil itu.

Motor ku tiba-tiba ku hentikan, aku sedang memikirkan sesuatu,, “tunggu,,, BPR mana yang jam segini masih buka?? Apa mungkin mbak tia lagi bingung ya?? Coba ku kejar saja lah,, biar nanti kubantu sedikit,,” gumamku sambil memutar balik arah motorku.

Ketika motorku masuk ke gang tersebut aku sudah tak menemukan jejak motor mbak tia. Keadaan lingkungan yang sepi dengan beberapa rumah saja yang ada. Aku memperlambat laju motorku. Dan didepan kulihat ada motor beat milik mbak tia. “Ngapain dia berhenti di toko itu?? Tokonya kan sudah tutup,,” batinku sambil menghentikan motor. Dengan penasaran ku coba memasuki ke halaman rumah tepat disamping toko itu. “Ini ada sepatu mbak ita,, apa dia ketemu saudaranya??” batinku penuh Tanya.

“Ahhhh,, ehhhmm,, jangann pakk,, ahhh,,” rintih suara dari dalam rumah itu. “Itu kayak suara mbak tia,, jangan2 dia diapa2in,,” batinku. Dengan langkah seribu aku mendekati pintu itu,, namun langkah ku terhenti ketika mendengar pembicaraan mereka.

“Pakk pelannn-pelann ya,, bapak boleh lecehkan saya kali ini,, tapi ini untuk yang terakhir kali saya bertemu bapak,, ahh,,” ucap suara wanita yang ada didalam. “Tenang aja neng,, dengan ini bapak bakal motong sepertiga dari hutangnya neng,, tapi kayaknya neng juga suka kann,,hahaha” suara pria dari dalam rumah itu.

Aku pun penasaran, kuraih kursi yang ada didepan rumah, dan aku mencoba mengintip dari ventilasi atas pintu. “Astaga,, apa yang sedang mereka lakukan??” Batinku tak percaya dengan apa yang kuliat. “Itu pak hasyim,, nasabah yang sering ke kantor,,” batinku. Aku mengenalnya, ia adalah nasabah yang sering setor ke kantor. Dia merupakan pemilik toko bangunan yang cukup sukses. Beberapa hari yang lalu ia kekantor untuk setor. Saat itu pula aku mendengar ia mau mengambil titipan di mbak tia. “Yang dimaksud titipan ini apa utang itu ya??” Batinku.

“Ahhhhhhhh pakk,,, pelannnnn,,,” rintihan mbak tia dengan wajah yang pasrah. Ia sudah tidak mampu membendung birahinya sendiri.
Kenikmatan itu telah merengkut kesadarannya. “Ahhhhhh enakkkkk, pakkk,, ahhh,, ohhhhh,,” rintihnya berulang-ulang. Kontol pak hasyim keluar masuh ke memek mbak tia. Dengan sragam atas yang masih lengkap, mbak tia tampak menikmati pelecehan ini.

“Ahhhhh,,, ahhhh,, nenggg cantik,,, sukaaaaaa,,,” rintih pak hasyim mulai meremas dua gundukan payudara mbak tia dari luar baju.
“Ahhhhhh pakkkk,, geliiiii,,, ahhhhhhh,,” pekiknya menikmati setiap inci kontol pak hasyim. “Ahhhh ahhh ahhhh,, terussssss,, ahhh pakkkkkk,, enakkkkkk,,, ohhhhhh, aahhhhhh,,” rancunya menjadi-jadi.

“Ahhhh ohhh,, aaaaaahhh,,” genjotan kontol pak hasyim yang semakin kencang. “Tiaaaa kelluaaarr pakk,, ahhh,, dikittt aaahhh lagiiiii,, ahh,,” pekitnya. Dan “ahhhhhhhhhhhh,, cret crett crettt,,” tubuh mbak tia mengejang sambil diiringi semburan lahar kontol pak hasyim yang mengenai baju sragamnya.
Aku masih terus mengintip aktifitas mereka. Dan tadi sempat beberapa kali aku memfoto apa yang mereka lakukan. Bukan bermaksud jahat,, Cuma aku berencana membantu mbak tia.

Dengan nafas yang masih ngos-ngosan keduannya membersihkan sisa sisa cairan percintaan mereka. “Pak bapak sudah janji akan memberikan waktu saya lagi,, dan saya berharap bapak menepatinya,” ucap mbak tia kepada laki-laki itu. “Tenang aja neng,, bapak seneng kok bisa ngutangi neng,, hahaha,, neng suka kann??” Balasnya melecehkan mbak tia.

Aku sempat melihat titik air mata yang menetes dari wajahnya. “Aku tau ini bukan mau mu mbak,, aku bakal berusaha membantumu,,” batinku sambil meninggalkan rumah tersebut.

Keesokan harinya

Hari ini sepulang kerja aku mampir kerumah pak hasyim dengan maksud melunasi semua hutang mbak tia. Aku tak berniat agar mbak tia berhutang padaku atau yang lainnya. Aku hanya tak mau mbak tia dimanfaatkan oleh bandot tua ini. Sesampainya dirumahnya aku menyampaikan maksudku kepadanya. Di awalnya menertawakan ku,, tapi aku memiliki bukti fotonya, dan pasti aku telah mengedit bagian mbak tia. Dia kaget melihatnya. Dia pun terpojok dan menerima tawaranku. “Aku harap bapak g muncul lagi dihadapannya mbak tia,,” ancamku sambil keluar dari rumahnya.
Serasa jadi pahlawan memang, tapi niatku hanya membantu. Anggap saja sebagai rasa terima kasihku atas segala bimmbingannya. “Hemm,, dari kemarin aku kok Cuma dapat intipannya doing?? Kapan giliranku,, hahaha” batinku dengan pikiran gila..
 
Betul sekali, memang benar jika dunia perbankan itu sangatlah "keras", bahkan untuk sekelas bank plat merah dalam artian bank swasta bisa jadi lebih keras lagi tekanannya. Persaingan yang ketat bukan lagi antar instansi, namun persaingan antar rekan kerja sehingga cara cara yang kurang tepat pun dilakukan. Karena saya sendiri pun juga melakukan hal tersebut, affair dg rekan kerja, atasan dan bahkan dg customer pun adalah hal yg lumrah dalam dunia perbankan.
Naah ... Ini sepertinya bakalan seru kalo diangkat ke layar cerbung .. hahaha
 
Thx updatenya Om

Keknya gak lama lagi Wahyu dapat enaena, berawal dari Mbak Tia dulu baru Mbak Nella. yang penting Wahyu jangan jadi bajingan juga... :pandaketawa:
 
dapet intipan melulu nih, moga2 di update selanjutnya bisa di upgrade laah nasibnya hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd