Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT 30 Days Fall in love in Bali

Thx updatenya om

Kesampaian juga fantasy Shanty untuk 3some. Seandainya "gula palsu" Dony gak dicampurin ke dalam jus jambu keknya gak bakal tercapai deh fantasynya :pandaketawa:
 
Trisome ya .... Wah sukses shanti tercapai sudah fantasi mu .... Thank suhu semoga update nya lancar.
 
Nice twist...
more drama to come?
 
Tujuh Belas

Jebakan
rey

Kamar udah kayak kapal pecah, seprei bantal tegeletak dimana-mana. Gue lupa tadi malam kita laluin malam yang panjang.

Ini salah donny, kenapa di ceroboh sampai shanty kira obat perangsang itu adalah gula. Hasilnya kita bertiga minum tanpa sengaja.

Sekarang donny menghilang entah kemana, shanty pasti tidur pulas padahal udah jam Sembilan. Tubuh shanty penuh sperma yang udah mengering.

Yang jelas, gue sama donny gak klimaks di dalam vagina shanty. Se nafsu-nafsu gue masih bisa atur untuk soal klimaks. Hasilnya dari wajah, leher, buah dada, perut paha, dan bongkahan pantat shanty penuh sperma.

“Ini gak akan terulang lagi, kejadian tadi malam pertama dan terakhir” bisik gue ke kuping shanty, walau fantasy shanty threesome, gue gak akan lakukan lagi.

Rasanya dengkul gue juga lemas, mungkin ini yang shanty rasain kena efek perangsang. Di paksa untuk selalu horny termasuk klimaks lebih dari biasanya.

“Panggilan tak terjawab” gue sempat terkejut karena yang telepon bukan dari donny, maupun thalita. Melainkan itu dari papa. Gak lama ponsel gue bordering lagi.

“hallo pa”

“Kamu dimana???”

“Masih liburan pa, kenapa?” suara papa sedikit seperti menahan sesuatu. Tepatnya menahan emosinya, atau ini ada hubungannya dengan perkejaan atau thalita.

“Cepat ke Novotel Bali Ngurah Rai Airport, Sekarang!!!!” nada papa benar-benar emosi, firasat gue ini ada hubungannya dengan thalita gue yakin. Pasti ada masalah cukup besar sampai papa ke susul ke bali.

Gue langsung mandi, terpaksa tinggalin shanty yang masih tidur nyenyak, “Love youu” bisik gue cium keningnya.

***

Pikiran gue kali ini terbagi dua, antara masalah dengan thalita sama shanty. Dan yang utama selesai dulu ke papa buat jelasin semuanya.

Dari kejauhan donny udah berdiri di lobby hotel,

“sorry rey, gue gak bisa bantu lagi.” kata donny memelas.

“Papa dimana?” gue cuman tepuk pundaknya, gue gak salahin donny juga.

“di kamarnya, mama lo juga ikut,”

“Thalita?”

“gak ada kok, dia lagi ke jalan-jalan keliling” jawab donny dengan ekpresi tegang. Langkah kaki gue terasa berat pas mau masuk kamar,

Papa udah duduk belakangin gue,” stop berdiri di situ” ucap papa tau gue yang datang, gak lama papa putar kursinya sampai saling berhadapan sama gue.

“Ada masalah serius?”

“BODOHHH,!” teriak papa sampai terdengar se isi ruangan.

“Rey benar-benar gak paham pa, ada apa?” gue gak ngerti kenapa papa bisa marah seperti itu.

“KAMU HAMILIN THALITA benarrr??” ucapan papa bikin gue terkejut, termasuk mama juga,

“Hamil??? Mana mungkin?” apa jangan-jangan saat gue mabuk, tapi gue masih sadar gue pakai pengaman saat itu.,

“iniii” papa lempar sesuatu, yang jelas ini alat tes kehamilan dan juga selembar kertas. Yang isinya thalita positif hamil.

“gak mungkin pa, rey benar malam itu sama thalita, dan lakuin hal itu, tapi rey sangat yakin gak buat thalita hamil”

“pasti ini kerjaan thalita, rey yakin, thalita pasti hamil dari lelaki lain!”

“Jangan bodoh reyy, kamu harus tanggung jawab perbuatanmu, kalau tidak harga diri papa jatuh gara-gara kelakuan bodoh kamu, paham?” nada papa sedikit berkurang. Dan gue tau kenapa papa bilang bodoh ke gue.

“Bulan depan kamu tunangan sekaligus menikah dengan thalita, sebelum perut thalita membesar,” kata papa Tarik nafas dalam-dalam.

“Tapi,, rey gak cinta sama thalita, “

“gak cinta?? Kenapa kamu hamilin kalau tidak cinta?”

“rey sama thalita cuman satu kali, itu juga dalam keadaan mabuk pa, tapi rey yakin pakai pengaman” jelas gue, gak mungkin gue salah.

“Mau gak mau kamu harus menikah sama thalita, keluarga thalita juga udah tau kalau dia hamil” entah kenapa dada gue terasa sesak saat dengar seperti itu.

“apa kamu punya cewek lain rey?” suara mama yang bikin suasan tegang jadi mencair sejenak.

“Iah, ma, rey ketemu satu yang bikin rey nyaman” jawab gue senyum ke mama.

“Perempuan itu?”

“papa tau?”

“donny yang kasih tau semuanya, termasuk rencana kamu sama donny” helaan nafas panjang gue

“Lebih baik besok kamu pulang, buat urus pernikahan kamu, lebih cepat lebih baik” lanjut papa,

“Rey butuh waktu pa”

“Tinggalin cewek itu, lebih baik dia tau sebenarnya. Lagian dia dari keluarga biasa-biasa aja”

“Papa setuju sama thalita karena perusahaan papa sama papanya thalita masih ada kerja sama beberapa tahun ke depan??” tanya gue

‘Lancang kamu bicara seperti itu??!!!” nada papa kembali tinggi.

“Shanty memang dari keluar biasa-biasa aja, tapi dia orang pertama yang bikin rey nyaman pa!”

“Beda sama thalita,”

“Dulu papa pernah cerita kan ketemu mama??”

“Mama saat itu dari keluarga orang kaya?, gak kan pa, sama dari keluarga biasa-biasa aja” jelas gue bikin papa terdiam, termasuk mama juga. Langkah papa menghampiri gue, pasrah apa yang bakalan papa lakuin ke gue setelah bilang seperti itu.

“Tapi kamu gak bisa hindarin rey, kamu harus menikah. Urusan suka gak suka kamu yang urus setelah kalian menikah.” Ucap papa tepat di hadapan gue.

“setidaknya lebih baik mendengar kalian tidak saling cinta, di banding terdengar kamu hamilin thalita” kata papa langsung jalan keluar dari kamar.

“Kamu harus jelasin ke namanya shanty, setidaknya dia harus tau. Dan kalau mau cinta sama dia yakinin dia sepenuh hati.” lanjut mama berdiri di depan gue.

“Ma, soal ini rey seriusan” kata gue dengan nada memelas,

“Dengar kata papa kamu, itu pilihan terbaik untuk saat ini rey” senyum mama elus rambut gue dan ikut keluar dari kamar.

***

Gak ada yang bisa gue lakuin sekarang, selain rebahan tanpa bisa bebuat apa-apa. Gue gak tau harus bicara apa sama shanty.

“masih disini rupanya” suara donny masuk ke kamar.

“failed semuanya rey,” ucap pelan donny duduk di samping gue.

“Kenapa lo bilang rencana kita sama shanty ke bokap gue?”

“Terpaksa rey, thalita laporin foto yang gue kirim semua ke bokap lo, mau gak mau gue harus jujur”

“kalau gak, gue bakal di mutasi ke perusahaan bokap gue. Gak kebayang gue kalau balik kepursaahannya, “

“kalau boleh jujur, gue lebih enak kerja di perusahaan lo rey, lo boss berjiwa leader. Gue akuin itu”

Gak lama suara pintu kamar kebuka, ternyata thalita yang masuk sambil membawa banyak barang,
“gue gak mau ikutan urusan lo sama thalita, “ donny langsung keluar pas thalita dekatin gue.

“Ini rencananya??” tanya gue langsung duduk tegak sambil pandang wajahnya dengan pandangan datar.

“jawab!!!”

“Berhasilkan?, tinggal satu masalah lagi yaitu pecun kamu” senyumnya

“Dia bukan pecun paham?”

“reyyy reyy.. aku udah hamil sama kamu, jadi lupain itu cewek, “ gue gak bisa bicara apa lagi, nuduh dia bohong gak bisa juga karena bukti dia positif hamil dari rumah sakit.

“Bisa aja itu hubungan hasil dari orang lain?”

“Rey, aku bukan cewek segampang cewek itu ya!!!, “ pekik thalita, tapi gak mungkin juga. Thalita pemilih soal cowok hampir mirip sama gue, tapi bedanya dia harus kelas atas.

“dan besok kita pulang,,,” lanjutnya,

“Gak mungkin, “

“telepon papa aja, tiketnya udah di pesan kok, siapa tau bisa di tunda” gue langsung telepon, tapi pas mau telepon thalita langsung ambil ponsel gue.

“thalita balikin” teriak gue, thalia jalan mundur kearah pintu dan langsung keluar.

“Thalita!!!!! Shitt!!!” pekik gue kesal, karena pintunya di kunci dari luar dan gue gak punya kuncinya.

“mau apa dia sama ponsel gue!!.” Masa ia gue harus keluar dari jendela, gak lucu banget, jangan sampai thalita lihat kontaknya shanty,

“THalita kalau kamu masih di luar, aku bakalan nikah sama kamu, tapi jangan ganggu shanty paham!!!” teriak gue dari dalam kamar sambil pukul-pukul pintu, berharap ada yang buka.

***

Udah mau malam, tanda-tanda ada orang masuk ke kamar. Thalita udah rencaian semuanya, termasuk telepon kamar yang dia putus.

“bukaaaaaaaaa” teriak gue pukul-pukul pintu pas ada suara orang di depan pintu.

“Krekkk”

“Reyy? Lo kok disini?”

“dimana thalita??”

“Dia pergi ke mall sama orang tua lo, dan shanty udah gue bawa kesini, sesuai permintaan lo” katanya.

“haa?? Kapan gue nyuruhnya?”

“Lo Chat gue, suruh bawa shanty ke hotel ini, karena lo mau jelasin empat mata, ke dia kan?”

“IDIOTTT!!!”

“Itu thalita!!!!, dia ambil ponsel gue,!!!!”

“serius?”

“Lo yang jemput??”

“iah, gue jemput dia dari villa, sesuai yang lo mau.” Rasanya gue mau berkata kasar saat ini juga.

“Sekarang shanty dimana?”

“Gue suruh di tunggu di taman dekat kolam renang belakang hotel, disana tempattnya cocok kalau buat teriak-teriakan”

“itu yang lo mau juga” lanjut donny.

“Itu thalita donnn,, bukan gue!!!”

“okeh, jadinya gimana?”

“Antar gue kesana, lo bilang shanty ketemu gue jam berapa?”

“jam setengah tujuh” gue langsung noleh udah setengah tujuh. Tanpa basa basi gue langsung lari, kearah taman dekat kolam renang yang donny maksud.

“lo tau tempatnya?”

“gue lupa dimana” donny juga kelihat panik, dan kali ini gue benar-benar panik. Gue gak tau apa yang bakalan thalita lakuin kalau ketemu shanty, yang jelas ini semua akan sangat rumit untuk di jelaskan.

“Mana gak ada donn” suasananya ramai, banyak yang berenang di sana sini, gue gak lihat dimana shanty berada, apa ini thalita mengelabui gue sama donny.

“Ponsel lo donn!!” gue langsung telepon thalita. Berharap di angkat. Dan benar di angkat

“Dimana kamu??”

“Hmmm… lagi jalan ini mau ketemu seseorang sayang” ucap manja thalita.

“Jangan sentuh shanty!!!!!” pekik gue gak perduliin orang sekitar langsung noleh kearah gue.

“Kenapa?”

“Aku nikahin kamu, tapi jangan pernah sentuh shanty.”

“Ssstt, ini urusan cewek yah, dan terima kasih kamu udah siap nikah”

“Sekarang kamu dimanaa thalita??” tanya gue benar-benar campur aduk.

“Di pantai,” jawabnya langsung tutup telepon.

“Kita ke pantai sekarang!!” gue langsung lari keluar hotel, dan cari pantai terdekat dari hotel.

“lo yakin dia di pantai?”

“gue yakin, gue bisa dengar suara ombaknya,” masalah akan bertambag besar sekarang. Dan semoga gue gak terlambat cegah tahlita. Atau gue terlambat akan kehilangan shanty tanpa penjelasan gue terlebih dahulu.

Bersambung...

#Note, update ya hu.. haha, bikin gak enak dulu.
 
Thx updatenya om

Njir sadis bener Thalita...
Pasti Shanty ngamuk nih ke Rey dan bakal minggat tuk selamanya dari hidup Rey
 
Ko Doni ikutan ngentot...dah gak asik ah...btw makasih atas cerita nya..
 
Hadeeh ..kasian bangat shanty nya .....sudah di treesome bakal ditinggal pergi rey yg mau nikah
 
Updatenya bikin galau #syanti. Tapi kalau semua itu direncanain thalita sendiri ya. Apa sana donny. Kelihatanya donny dahabat ray atau mungsuh ray sih .... Tunggu jawaban dari suhu.
 
Good quality drama....
 
Delapan Belas
Pembohong​


Shanty-

Pasti ada urusan penting, sampai rey suruh gue temuin di pinggiran pantai, walau udah malam masih banyak bule yang duduk disini gak pakai baju juga, kalau gue jadi itu bule pasti udah masuk angin,

Sedikit aneh gue rasa, kalau rey nginap di hotel yang pertama dia datang, kenapa gak ketemuan disana. Atau mungkin dia lagi meeting lagi, sampai donny jemput gue dari villa.

Yang jelas sikap donny juga berubah dari villa sampai sini, seolah dia merasa bersalah soal kejadian semalam.

Gue juga merasa gak enak, entah kenapa soal semalam itu semua di luar control gue dan mereka juga sangat begitu nafsu.

Belum lama, rasa mual itu datang lagi, gue langsung cari tempat sampah terdekat. Tapi sama seperti tadi pagi, muntahan tapi tak ada yang keluar sama sekali.

Gue pilih di pinggir jalan, dari sini masih bisa dengar deburan ombak sambil beli air mineral. Dan berharap rasa mualnya cepat hilang.

“kamu dimana shan?” chat dari rey,

“lagi di pinggir jalan beli air, kamu dimana?”

“Kamu lihat ada yang lagi jualan pinggiran pantai?” lanjut gue.

“iah aku ada di sekitar situ”

“Ohh, kamu bisa ke tempat beberapa meja yang di pinggir pantai?” gue langsung bisa lihat, di situ ada meja bundar dan di tengahnya ada payung.

“Aku lihat, kamu disana?”

“belum, limat menit lagi aku kesana, okeh lagi jalan sebentar lagi sampai” gue langsung menuju meja itu, gue duduk tapi jalan mondar mandir karena masih terasa mual.

***​

Dari kejauhan ada seorang cewek arah kesini, gue gak salah lihat dia benar arah kesini. Rambutnya terurai kena angin pantai, dan terlihat elegent saat berjalan. Mirip model dari jauh.

Apa mungkin dia turis kesasar, terus tanya gue. Kalau ia gue harus jawab apa, masa ia Bahasa inggris.

Sekarang dia berdiri di hadapan gue, benar tingginya melebihi gue, tapi masih tinggian rey daripada ini cewek.

“Lo yang namanya shanty?” tanyanya pakai Bahasa Indonesia bukan Bahasa inggris.

“Iah, betul, siapa ya?” jawab gue lihatin dari ujung kaki ke ujung kepala, gue gak kenal sama dia sama sekali.

“Rey belum kasih tau ya?” senyumnya

“apa dia udah kasih tau?” ucapnya lagi, ini yang buat gue sedikit bingung.

“Kalau belum, gue perkenalin diri lagi, gue thalita tunangan Reynold” senyumnya ke arah gue, dan rasanya nafas gue langsung sesak mendengarnya.

Sekarang gue ingat dengan nama itu, dia cewek pertama yang rey tidurin saat di tempat berendam. “ia gue inget”

“tapi rey bilang. Kalian gak ada hubungan apa-apa” kata gue pelan.

“itu mendadak memang, kita sama-sama cewek shan, wajarkan gue minta tanggung jawab ke cowoknya kalau udah di hamilin?”

“hamiil???” Nafas gue benar-benar sesak mendengar ucapnnya, walau gak langsung dari mulut rey tapi ini rasanya sesak.

“dan gampangnya dia cari cewek lagi, buatt jauhin gue” lanjutnya.

“rey bukan orang kayak gitu, dia gak suka sama lo”

“Gak selamanya manusia itu baik, termasuk rey dan donny” dia langsung kasih ponselnya dan suruh gue lihat.

“Baca chat dari donny, gue gak edit atau kok,” dari bawah ada foto gue dari pas awal jalan sama rey,

“Donny yang foto diam-diam, termasuk video lo” ucapnya langsung tunjukin bagian gue sama rey ML, gue gak paham kenapa rey sama donny lakuin itu.

“jahat yah mereka,”

“Hapuss, hapus yang itu” pekik gue malu lihatnya.

“eitss.. masih banyak kok, lo baca chat donny ke rey” dia kasih ponsel satunya, gue bisa tau ini ponselnya rey, dan baca bagian yang di tunjukin thalita. Donny bilang ke rey kalau dia harus udahanin permainannya ke gue, karena udah terlalu dalam.

“rey cuman manfaatin lo, buat gue jauh dari dia,,” bisiknya lagi.. pas gue udah lihat semua foto yang donny kirim ke thalita.

Rasanya dengkul gue lemas baca chat, harusnya gue gak begitu yakin soal ini, tapi hati gue berbicara rey lakuin itu tulus.

“gue gak percaya sebelum rey bilang langsung”

“Yang jelas lo cuman pecun bagi rey” bisiknya, bikin gue mau tampar pipinya tapi gak jadi.

“kenapa marah? Gue bilang pecun??”

“lo cuman kelas rendahan di mata rey, lo tau rey itu siapa?”

“Dia manager!!” jawab gue yakin sambil Tarik nafas dalam-dalam. Thalita cuman ketawa mendengarnya.

“Shanty,,,, terlalu bodoh “ ucapnya sambil tertawa lagi.

“Gue kasih tau, dia anak dari pemilik Perusahaan ternama yaitu Tirta Graha Mandiri”

“dan gue yakin lo gak tau nama panjangnya kan?”

“ituuu” gue benar-benar gak tau nama panjangnya, cuman tau reynold.

“Udah gue duga, lo searching dengan nama Reynold anggara wijaya” tangan gue seolah gemetar langsung searching namanya.

Dan benar muncul namanya dengan foto sekaligus berita digital, 10 pengusaha termuda. Dan rey salah satunya.

Saat itu air mata gue langsung mengalir keluar, gue merasa di bohongin oleh rey. Gue gak ngerti kenapa dia harus berbohong.. dada gue juga langsung kerasa sesak.

***​

Gue langsung duduk dengan pandangan kosong, masih gak percaya soal ini. Thalia seperti mengangkat telepon, terdengar jelas telepon dari seseorang mirip rey.

“Thalita!!, Aku pasti nikahin kamu, tapi jangan sentuh shanty, jangan ganggu dia, dia gak ada urusan sama ini!!” suara rey bikin air mata gue yang udah berhenti kembali mengalir.

“okeh, shanty udah dengar kok” jawab thalita langsung tutup teleponnya.

“Menyedihkan yah, tapi kenyaatannya harus begitu”

“SHANTYYYY!!” teriak seseorang sambil berlari ke arah sini, semakin dekat semakin jelas, itu rey sama donny.

“Selesai, tanya keorangnya langsung yah”thalita jalan menjauh pas rey dekatin arah gue.

“Kamu gak apa-apa shanty?” tanyanya langsung buat gue tatap dia tajam.

“Kamu ngomong apa ke shanty??”

“aku gak ngomong apa-apa kok, cuman dengarin kamu nikahin aku ke dia” dan lagi mendengar kata-kata itu bikin air mata gue mengalir lagi.

“aku bisa jelasin,,.. tapi bukan untuk sekarang”

“CUKUPPPP!!!!!!!” teriak gue sambil nangis,

“Shannnn, please, sekali percaya sama akuu “

“GUE GAK MAU LIHAT LO LAGIIIII!!!!!” jerit gue histeris.

“KENAPA LO BOHONGIN GUE??? SALAH GUE APA KE LOOOO??” jerit gue sekeras-kerasnya. Gue gak perduli ada orang yang lihatin kea rah sini.

“LO ANGGAP GUE BEGOO?? IAH GUE BEGOOOO… BEGOOO KARENA PERCAYA UCAPAN LO!!!”

“shan.. please. “

“KENAPA LO GAK JUJUR?? LO TAKUT GUE MAU DUIT LO DOANG??”

“GUE GAK BUTUH DUIT LOOOOOO!” gak terasa gue pukul tubuhnya berkali-kali cukup keras.

“shanty..” bisiknya lirih.

“Lepasinnn!!!” jerit gue sekuat tenaga pas rey coba peluk gue.

“Cukup sampai disini aja, lebih baik lo pergi!!!” kata gue terengah karena efek teriak sekuat-kuatnya. Gue langsung jalan tinggalin tempat itu.

“reyy.. !!” jeritny gue dalam hati buat air mata gue kini mengalir deras, pas dia hanya berdiri lihat gue jauh.

***​

Entah dimana gue jalan, yang jelas gue rasa udah jauh. Sesekali noleh ke belakang, gue masih berharap dia kejar gue. Tapi gue harus menelan pahit-pahit. dia pembohog besar, dan begitu gampangnya tinggalin seperti itu

Tatapan kembali kosong duduk melihat arah pantai, gue harap ini mimpi. Suara ponsel buat gue sadar dari lamunan.

“mama?” telepon dari mama, gue langsung lap wajah gue sambil tarik nafas dalam-dalam dan cari tempat agak sepi.

“iah ma?”

“kamu dimana?”

“di pantai, sambil santai sejenak ma, heehe”

“tangan mama kamu kena pisau baru aja shan” suara papa dari kejauhan.

“ha?? Teruss?”

“gak apa-apa, papa kamu lebay hehe, tadi mama potong manga dan keinget kamu aja,”

“heeiksss” entah kenapa gue mau coba ketawa tapi malah nangis..

“SHann? Kamu kenapa?” gue gak bisa jawab dan cuman terisak.

“Tenangin diri kamu shan… “ kata mama, gue langsung coba tapi hasilnya masih gak bisa tahan air mata

“cerita ke papa mama,” gue belum siap, yang ada gue mau nangis lagi.

“Tenangin dulu okeh.. kalau tutup telepon dulu, kalau gak bisa cerita lewat telepon, chat papa sama mama”

“okeh?” tanya papa.

“iaah” gue jawab serak. Dan lanjutin permbicaraan lewat chatiing.Dan papa mama tanya gue kenapa, gue gak berani ketik.

“ini karena rey?” pertanyaan pertama.

“iah” jawab gue singkat.

“kenapa? Dia selingkuh, atau kamu…” chattnya terpotong.

“shanty putus sama rey!!” balas gue sebelum mereka mikir macam-macam ke yang lainnya.

“kok bisa?” dengan air mata yang keluar lagi, gue ceritain apa yang terjadi tadi, dari siapa thalita dan siapa rey sebenarnya. Gue gak ceritain detail karena semakin perih gue rasain.

Berselang beberapa menit gak ada jawaban dari papa dan mama, tapi mereka kembali telepon gue pas gue masih menangis pelan.


“jangan lakuin hal yang nekat yang sayang” kata mama kwahtir,

“Papa perlu datang kesana?”

“gak gak.. gak usah.. besok.. shanty. Cari tiket buat pulang ajah”

“tapi pengumuman hasil test kamu?”

“gak tau.. hikss.. shanty mau pulang ajahhh” kata gue benar-benar gak bisa berpikir jernih, satu hal gue mau pulang secpatnya.

“ya udah, papa kirimin uang buat tiket”

“gak usah, ekhkkh” gue benar-benar gak bisa stop airmata.

“masih ada kok pa ma.. “

“inget kamau gak boleh berpikiran pendek, yahh.. “ kata papa lagi,

“iah” jawab gue pelan gak sampai berpikiran sampai situ. Papa sama mama terus mendengar tangisan gue sampai air mata gue berhenti.

"Shann..."suara mama pelan, pas tangisan gue udah mereda,

"Kamu masih disana?"

"Iahh" jawab gue pelan.

Masih antar percaya gak percaya, ini bukan mimpi tapi rasanya sangat lelah buat hari ini. Tubuh gue sempoyongan dan mata mulai gelap seketika.

Bersambung....

#Note, update ah..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd