Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

:pandapeace: Siaaaapppp.. dilanjrot brada..

Ure welcome..
Nyang penting masih bisa Bahagia.. ya nggak..? Hehe..
Aish.....
Brada @PU bisa aj....hahaha
Bener sih,harus bahagia'n binor tetangga kayak si ARI gt brada 😀😀😀😀😀
 
----------------------------------------------------------

Cerita 92 – Rumah Kontrakan

Part 8

Hari
ini aku pergi ke kantorku.. tapi sebelum aku pergi kerja sengaja kunyalakan kamera pengintaiku..
menyalakan mode merekam kegiatan di rumah Siska.
Aku ingin tau apakah apa yang telah kami lakukan semalam diketahui Anton atau tidak.

Sengaja kusibukkan diriku mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kantor dan berusaha menghindari pertemuan dengan Anton..
tapi aku mengetahui dari rekan kerjanya kalau hari ini Anton tidak masuk kerja karena sakit..
Hehe.. Skakmat deh lu..! Pikirku. Makanya jangan coba-coba nantangin aku main catur.

Setelah seharian kerja.. aku pun pulang ke rumah.
Tapi begitu aku mau masuk ke rumah.. Anton memanggilku.. “Baru pulang, Ar..?” Sapanya.
“Iya, mas. Mas tidak kerja ya..? Dengar dari bu Yuni katanya mas Anton sakit..?” Tanyaku pura-pura.

“Gak tau nih, mungkin kurang olahraga, aku mudah capek belakangan ini..” jawab Anton.
Terang aja kecapekan, lha di kantor juga olahraga sama sekretarisnya.
Makanya aku bantuin mas untuk nemenin istri mas Anton yang cantik itu olahraga malam,, hehe.. batinku.

“Oh iya.. tadi malam mas Anton ketiduran.. pules banget. Permainan caturnya jadi ketunda deh..
padahal aku dah mau menang lho kemarin. Ratunya mas Anton sudah aku culik, hehe..” kataku.

“Iya, Ar.. aku juga gak tau. Semalam aku ngantuk berat, sorry ya.. tapi permainan kamu hebat juga tadi malam.
Selama ini aku belum pernah kalah kalau main catur.. pertahanan kamu kuat juga.
Aku sih masih penasaran main sama kamu, Ar. Besok malam kita main lagi.. mau gak..?” Tantang Anton.
“Boleh, mas, siapa takut..?” Jawabku menerima tantangannya.

“Oke.. besok ya, Ar. Aku pasti bisa kalahin kamu!” balas Anton.
“Oke deh.. saya masuk dulu ya, mas. Mau mandi dulu..” kataku.

Sesampainya di dalam segera kulihat rekaman kamera pengintaiku.
Kulihat jam 7 sampai dengan 9 pagi.. Anton masih tertidur.. dan Siska pun tidur di sampingnya.
Kecapean habis tempur semalam.. pikirku, hehehe..

Sekitar jam 9.15, kulihat tubuh Anton mulai bergerak. “Sis, dah jam berapa sekarang..?” Tanyanya pada Siska.
“Eh, mas sudah bangun.. sekarang dah jam 9 lewat 15 menit. Mas Anton tidurnya pules banget..” jawab Siska.
“Waduh.. aku mesti kerja nih, tapi kepalaku masih pusing banget..!” Kata Anton.

“Kalau masih pusing mending di rumah aja, gak usah ngantor dulu, mas.
Istirahatlah.. sepertinya mas Anton kurang istirahat. Tadi malam lagi main catur sama Ardi, eh ketiduran.
Gimana sih..? Aku jadi gak enak sama Ardi. Dia yang bantuin bopong mas ke kasur..” jawab Siska.

“Iya.. aku juga heran kenapa bisa ketiduran gitu.. Ya udah.. aku gak ngantor dulu deh..” jawab Anton.
“Mas tidurnya pules amat sih.. sampai ngorok gitu..?” Tanya Siska.

“Tadi malam aku mimpi gak enak..” kata Anton.
“Mimpi apaan, mas..?” Tanya Siska.

“Aku mimpi kamu disetubuhi sama orang lain..” jawab Anton.
“Kok mimpinya aneh banget sih..? Disetubuhi siapa, mas aku dalam mimpimu..?” Tanya Siska berpura-pura.

“Aku mimpi kamu disetubuhi sama Ardi, ma..” jawab Anton.
“Hah.. sama Ardi..? Kok bisa..?” Tanya Siska lagi.

“Ya bisalah.. namanya juga mimpi..” jawab Anton.
“Trus dalam mimpimu aku diperkosa gitu, sama Ardi..?” Tanya Siska.

“Bukan diperkosa, tapi yang aku ingat kamu begitu menikmati disetubuhi sama dia.
Aku begitu cemburu dalam mimpiku, ma..” jawab Anton.

“Kalau aku menikmati.. berarti burungnya Ardi besar dan keras dong, mas..
Trus pasti dia hebat mainnya ya, mas..? Hihihi.. Wah.. boleh juga tuh dicoba.. hihi..” kata Siska menggoda.
“Ih.. kamu nakal juga ya.. awas ya kalo kamu macam-macam sama dia..!” Ancam Anton.

“Tapi aku rada bingung sama dia, mas. Sampai sekarang masih belum punya pacar..
padahal dia ‘kan lumayan ganteng dan body-nya lumayan bagus. Jangan-jangan dia punya kelainan ya, mas..?” Tanya Siska.

“Iya juga sih, aku juga gak ngerti, mah..” jawab Anton.
“Trus burung punya dia, kalau aku perhatikan juga keliatan besar, hihi..” goda Siska.

“Kamu kapan liatnya, mah, kok bisa bilang burungnya besar..?
Emangnya dia pernah tunjukin ke kamu..?” Tanya Anton menyelidik.

“Aku pernah lihat gak sengaja waktu dia lagi nyuci motor di depan rumah.. dia hanya memakai celana untuk olahraga balap sepeda..
yang ketat itu lho, mas.. aku lihat besar sekali.. menonjol tercetak di celananya, hihihi..” jawab Siska pura-pura.

“Wah.. kamu tuh ya.. ternyata diam-diam nakal juga ya, mah. Mata kamu nakal banget.
Awas ya.. jangan mikir yang macam-macam..!” Ancam Anton.

“Tapi aku penasaran sama dia, mas. Aku mau kerjai dia kalau mas sama dia main catur lagi. Boleh gak, mas..?” Bujuk Siska.
“Dikerjai gimana maksud kamu..?” Tanya Anton.

“Aku mau coba goda-goda dia pakai gaun seksi.. cuma mau tau dia tuh laki-laki atau banci sih.. hihi..
Kan seru.. nanti mas Anton pura-pura gak lihat aja ya. Mau ya, mas..?” Rajuk Siska.

“Ah, kamu ini cari-cari masalah aja, nanti kalo dia jadi mupeng gimana..?” Tanya Anton.
“Hmm.. kalau dia jadi mupeng.. berarti ketauan kalau dia laki-laki beneran. Yah aku mau deh tanggungjawab, hihihi..”
Jawab Siska nakal menggoda suaminya.

“Aku mau tau.. perkasa gak tuh burungnya yang besar, hihihi..” lanjut Siska.
“Huh, enak aja..! Iih.. mama jadi nakal gitu sih.. aku cubit loh godain aku terus..” balas Anton.

Dari kamarku.. aku tersenyum melihat keberanian Siska menggoda suaminya.
Tapi dasar suaminya bodoh.. tidak tau kalau itu sudah beneran terjadi.

Untungnya aku buat rekaman ini.. kalau tidak aku bisa masuk dalam bahaya.
Aku harus pura-pura alim waktu main catur besok malam.. hehehe.

Nakal sekali istrimu mas Anton..! Tapi justru itu yang aku suka dari istrimu..
Cocok dengan kepribadianku yang berani dan pantang menyerah sebelum mendapatkan apa yang kuinginkan.
------------------

Esoknya waktu bermain catur pun tiba.. siangnya Siska mengirim SMS kalau dia akan membuat rencana untuk mengelabui Anton..
karena dia curiga Anton mengetahui apa yang kami lakukan.

Sebelum aku ke rumah Siska.. aku melihat ke monitor laptopku untuk melihat rencana mereka menjebakku.
Kulihat Siska menggunakan gaun tidur warna pink yang transparan dan begitu mini.

Mereka berencana saat aku mengetok pintu.. maka yang membukakan adalah Siska.. seakan-akan mereka sedang bercinta.
Anton akan bersembunyi di kamar memperhatikan gerak-gerikku.. hehe..
Licik juga rencana mereka.. tapi aku suka hal ini. Kalian kira aku semudah itu dijebak..?

Sengaja kupakai celana pendek ketat yang biasa kupakai untuk bersepeda..
keliatan torpedoku begitu tercetak menonjol dan kukenakan baju kaos putih yang ketat juga..
sehingga menampilkan tubuhku yang kekar.. hehe..

Kuketok pintu rumah mereka, dan lama baru aku mendapat jawaban dari dalam. “Iya, tunggu sebentar, Ar..!” Terdengar suara Siska.
Lama juga kutunggu mereka membukakan pintu. Hehehe.. aku tau rencana kalian.

Pintu pun terbuka.. dan kulihat wajah cantik dan tubuh seksi Siska yang hanya berbalut gaun tidur pink yang sangat seksi sekali.
“Maaf ya, Ar.. tadi lagi tanggung .. ayo masuk..” undang Siska.
“Ohh.. aku menganggu ya, Sis..? Emangnya lagi ngapain..?” Tanyaku pura-pura bodoh.

“Yah biasalah.. mas Anton minta jatah susu.. hihi..” jawab Siska sambil menyandarkan tubuh sintalnya di sofa..
Ia menyilangkan kakinya yang panjang dan mulus itu.. kullihat pahanya begitu lebar tersingkap.

“Emangnya mas Anton masih suka minum susu..? Tapi memang susu bagus buat kesehatan lho..”
tanyaku pura-pura dengan wajah malu dan pura-pura kupalingkan dari Siska.

“Bukan susu yang itu, Ar.. Aah.. masa’ kamu gak ngerti sih..?” Balas Siska.
“Maksudnya apaan sih, Sis..?” Tanyaku sengit.

“Yang kumaksud susu itu.. ini lho..!” Balasnya sambil memegang kedua payudaranya dengan kedua tangannya.
“Oh, jadi maksud kamu itu.. berarti aku mengganggu kalian dong.. Maaf ya.. aku pulang aja deh..”
Kataku sambil menelan ludah melihat bongkahan payudara Siska yang bulat besar.

“Eh, gak apa-apa.. tadi kata mas Anton.. kamu disuruh tunggu sebentar.
Kita berdua sih tadi sudah selesai.. dia sekarang mungkin masih istirahat. Oya.. mau minum apa, Ar..? Aku ambilkan ya..”

“Apa aja deh, Sis.. susu juga boleh.. hehe..” jawabku sambil aku melirik ke arah pintu kamar mereka..
dan memang kulihat ada sepasang mata sedang mengawasiku.
”Ah, nakal kamu..!” Siska beranjak berdiri dan berjalan melenggak-lenggok di depanku.. tubuhnya benar-benar kelihatan seksi malam ini.

Tak lama Siska muncul kembali dengan membawa segelas kopi susu dan berjalan dengan gemulainya di depanku.
“Ini minumanmu, kutambahkan susu biar sehat..” katanya sambil membungkuk menaruh gelas di meja..
menyuguhiku pemandangan yang sangat indah. Glekk.. Aku kembali menelan ludah.

“Maksud kamu ditambahkan susunya kamu itu..?” Kataku sambil menunjuk bulatan payudaranya.
“Iih.. nakal ya kamu.. nanti aku bilangin mas Anton lho, sudah berani godain aku..” balas Siska.

“Tapi kan yang duluan godain aku, kamu Sis. Tadi kamu pegang-pegang payudara di depanku.. trus kamu pakai gaunnya seksi banget.
Kalau diginiin.. mana kuat aku..” balasku sambil kupegang-pegang torpedoku yang memang sudah mulai membesar dan mengeras.

“Iih.. nakal ah kamu, Ar..!” Kata Siska sambil pura-pura menutup matanya.
“Eh.. itu celana kamu gak kesempitan apa..?” Tanya Siska genit.

“Gak tuh.. Emangnya kenapa, Sis..?” Jawabku sambil terus kuelus-elus torpedoku.
“Kelihatannya sesak banget gitu..” jawab Siska malu-malu.

“Apa aku buka aja kali ya..? Abisnya kamu sibuk ngeliatin celanaku, hehe..” tanyaku nakal.
“Ih.. udah ah.. aku mau bangunin mas Anton dulu. Tunggu ya..” kata Siska sambil berjalan berlenggak-lenggok pergi.

Tak lama muncullah Anton dengan hanya memakai kaos kutang dan sarung.. keluar sambil menguap dan di belakangnya Siska mengikuti.
“Waduh.. maaf, Ar, aku ketiduran tadi. Dah lama nunggunya..?” Tanya Anton.
“Gak apa-apa, mas.. justru aku yang harus minta maaf karena sudah mengganggu istirahatnya mas..” jawabku.

“Mas Anton masih mengantuk ya..? Besok aja deh ya kita main caturnya.. jadi mas bisa istirahat..” kataku menambahkan.
“Gak apa-apa, Ar.. yuk kita lanjutkan permainan caturnya..” kata Anton.

“Mas, aku bisa kasih saran gak.. apa gak lebih baik main kartu aja.. jadi aku juga bisa main..?
Aku kan bosan gak ada yang temenin..” sahut Siska.

“Gimana, Ar..?” Tanya Anton kepadaku.
“Ehm.. boleh juga sih, gak apa-apa kok..” kataku.

“Tapi kartunya ada gak, mas..?” Tanya Siska.
“Sebentar aku cariin..” jawab Anton sambil melangkah masuk ke kamarnya.

Setelah Anton pergi, Siska langsung mendekatiku dan berbisik kepadaku..
“Ar, tau gak.. tadi waktu aku ke kamar ternyata mas Anton lagi asyik onani. Mungkin dia terangsang melihat pembicaraan kita..”
“Masa’ sih, Sis..?” Tanyaku penasaran.

“Iya, aku juga kaget, Ar. Trus aku tanya, mas lagi ngapain..? Tapi dia pura-pura seperti gak ada apa-apa gitu.
Pikirku.. aku mau ngerjain dia lagi, Ar..” kata Siska.

“Oh gitu, boleh juga.. yuk kita buat permainan kartu yang seru dan hot.
Aku lumayan hebat lho main kartunya. Pokoknya bisa aku atur deh..” kataku.

“Iya.. yang kalah buka baju satu per satu sesuai permintaan yang menang. Gimana, Ar..?” Tanya Siska.
“Oke.. sepertinya seru juga tuh..” jawabku.
“Sst.. dia datang, Ar..” kata Siska sambil mengedipkan matanya.

Tak lama Anton keluar dari kamar sambil membawa kartu.
“Yuk kita main, bagusnya di lantai aja. Mah, ambilin matrasnya biar bisa duduk enak di lantai..” pinta Anton.
“Ok..” jawab Siska dan tak lama diapun datang membawa matras dan meletakkannya di bawah.

“Mas, enaknya yang kalah kena hukuman ya..?” Kata Siska.
“Apa hukumannya..?” Tanya Anton.

“Buka baju satu-per satu sesuai permintaan yang menang, mau gak..?” Jawab Siska.
Lalu dia berbisik ke suaminya.. ”Aku mau buktiin si Ardi ini laki-laki atau banci, mau ya, mas..?”

“Oh gitu.. boleh juga sih. Gimana.. mau gak, Ar..?” Tanya Anton kepadaku.
“Ehm.. boleh juga, keliatannya seru juga tuh..” jawabku pasti.
“Ayo kita main..!” Seru Siska nampak tak sabar.

Dan kami pun mulai bermain. Di permainan pertama.. aku pura-pura kalah dan yang jadi pemenangnya adalah Anton.
Dia memintaku untuk membuka bajuku.

Permainan kedua.. Anton yang kalah dan Siska yang menang.. dia meminta Anton membuka bajunya juga.
Permainan ketiga ternyata Siska yang kalah.. dan Anton yang menang..

Anton kelihatan kebingungan hingga akhirnya dengan berat hati meminta Siska untuk membuka gaun tidurnya..
Sehingga sekarang Siska hanya memakai bra hitam yang seksi dan cd lingerie warna hitam yang seksi juga.

“Wah.. seksi banget istri mas Anton..” celetukku.
“Menurut kamu seksi ya, istriku..?” Tanya Anton gemetar.

“Seksi banget, mas.. mungkin bibirku bisa bohong, tapi adikku ini gak bisa bohong, mas..”
lanjutku sambil menutupi celana bagian depanku dengan kartu.
Kulihat wajah Siska memerah. ”Udah donk.. kita main lagi yuk..!” Katanya parau.

Permainan yang keempat kubuat Siska kalah lagi.. dan aku yang memenangkan permainan.
Aku meminta Siska untuk membuka bra hitamnya.

Dengan ragu-ragu dan perlahan kulihat Siska membuka kaitan bra hitamnya..
sehingga payudaranya yang montok berukuran 36B itu pun meloncat keluar dari peraduannya.
Kulihat putingnya sudah mengacung keras.. kelihatannya Siska sudah terangsang.

“Ck-ck-ck.. indah banget payudara Siska, mas. Waduh.. bisa gak kuat aku..” kataku sambil terus kupandangi payudara Siska.
“Ayo teruskan permainannya..! Awas ya kamu, Ar.. akan kubalas..” kata Siska.

Siska yang mengocok kartunya dan kulihat payudaranya bergoyang-goyang dengan indahnya..
membuat kontolku semakin mengeras saja di balik celana.

Permainan kelima dimainkan dan yang menang ternyata Siska.. dia segera memintaku untuk membuka celana.
Begitu celana kubuka.. keluarlah torpedoku yang sudah ngaceng berat.. karena aku memang tidak pakai celana dalam.

“Wah.. besar sekali tuh, Ar..” kata Siska sambil tangannya pura-pura menutup matanya.
“Iya, Ar, burung kamu kok bisa besar begitu..? Kamu pakein apaan sih..?” Tanya Anton kaget melihat kontolku yang besar dan panjang.

“Gimana burung saya gak jadi besar.. di samping saya ada mbak Siska yang telanjang bulat.. mana seksi banget lagi..” kataku berani.
“Ah, kamu bisa aja, Ar.. aku kan jadi malu..” kata Siska.

Kulihat kontol Anton juga sudah ngaceng. Situasi ini rupanya membuat semua jadi tegang..
mungkin baru kali ini Anton membiarkan tubuh istrinya yang molek jadi tontonan.

Apalagi aku terus memuji kecantikan dan kesintalan tubuh istrinya.
Yah.. mungkin saat ini di dalam hati Anton berkecamuk pikiran cemburu.. nafsu dan bangga karena istrinya dipuji-puji olehku.

“Tapi bener lho, Sis.. tubuh kamu indah banget. Lihat saja kontolku sampai keras begini..” kataku sambil kuelus-elus batang kontolku.
“Ayo ah.. teruskan mainnya..” jawab Siska dengan wajah memerah karena jengah.

Pada permainan selanjutnya aku terus memenangkan permainan.. dan kubuat mereka telanjang bulat. Karena semua sudah telanjang..
maka kami membuat satu pertaruhan lagi bahwa siapapun yang menang boleh meminta apapun kepada yang kalah.

Kesempatan ini tak kusia-siakan, aku segera memenangkan permainan tersebut.
“Duh, Ardi lagi yang menang.. kamu minta apa, Ar..?” Tanya Siska malu-malu.
“Apaan ya..?” Kataku sambil menggaruk kepala dan melirik ke arah tubuh Siska.

“Terserah kamu, Ar, kan kamu yang menang..” kata Anton mendukungku.
“Emangnya boleh apaan aja nih..? Ah, aku gak enak mintanya mas.. takut mas Anton marah..” kataku.

“Aku sih gak apa-apa, Ar.. ini bener-bener terserah kamu..” kata Anton.
“Beneran nih aku boleh minta apapun..? Ngg.. baiklah .. aku mau memegang dan menyusu sama Siska. Boleh gak mas..?”
Kataku sambil melirik ke arah Anton.

“Waduh, gimana ya, Ar..” kata Anton keberatan.
“Gimana, mas.. boleh Ardi pegang-pegang susuku..?” Desak Siska.

“Gimana ya, tapi kamu sudah menang.. jadi, terserah kamu aja deh, mah..” kata Anton pada akhirnya.
“Kalau gak boleh, aku juga gak apa-apa, mas..” kataku.

”Gimana, mas..?” Tanya Siska lagi mendesak.
”Ya udah.. aku ijinin.. tapi jangan lama-lama ya.. aku kasih waktu 1 menit aja..” kata Anton kemudian.

“Satu menit terlalu cepat, mas.. gimana kalau dua menit.. boleh gak..?” kataku berani.
“Ya udah deh..” kata Anton lagi.

Akupun segera mendekati Siska dan mulai membelai dan meremas buah dadanya.
Perlahan kudekati daging kembar yang snagat besar itu dengan bibirku..
Kudengar Anton menghela nafas dan Siska mulai mendesis keenakan saat lidahku mulai bermain-main di ujung pentilnya.

Apalagi saat kuisap-isap dengan intens..
tangan Siska langsung meremas rambutku dan matanya merem melek menikmati setiap sentuhanku.

Kulirik Anton.. ternyata dia terus memperhatikanku dan kulihat kontolnya semakin teracung..
tanda dia juga terangsang melihat istrinya yang cantik dijamah olehku.

Kurang lebih dua menit aku terus meremas..
mengisap dan menjilati kedua payudara Siska hingga akhirnya kuhentikan setelah kudengar desahan suara Anton.

“Oke.. selesai.. terimakasih ya, mas..” kataku.
“Iya..” kata Anton.

“Kita teruskan gak mainnya..?” Tanyaku.
“Teruskan donk..” kata Siska penuh semangat.

“Aku pikir kita udahan aja deh, takut kebablasan..” sela Anton.
“Ya terserah mas deh..” kataku.

“Ah, gak seru nih.. kalau gini curang dong.. aku diperlakukan gak adil..” protes Siska.
”Terusin donk..!” Rengeknya.

“Memangnya kamu mau balas aku, Sis..?” Tanyaku.
“Ya iyalah..! Enak aja kamu main-mainin punyaku.. sedangkan aku gak ngapa-ngapain..” kata Siska sengit.

”Memang kamu mau ngapain..?” Tanya Anton curiga.
“Ada deh, pokoknya terusin mainnya ya.. please..!” Rengek Siska.

”Gak ah..” Anton masih keberatan.
“Kalau mas Anton gak mau terusin, biar aku yang terusin berdua sama Ardi. Kamu mau kan, Ar..?” Kata Siska nekad.

Aku tersenyum.. ”Siapa yang bisa menolak, Sis..?” Kataku.
“Oke deh, kita terusin mainnya..” kata Anton pada akhirnya dengan berat hati.

Kamipun melanjutkan permainan.. aku melihat di payudara Siska ada tanda merah bekas kecupanku.
Memang tadi aku sengaja membuat cupang yang banyak pada payudaranya..
pentilnya kulihat juga telah begitu mengeras.. hehe.. udah gak tahan dia.

Dalam permainan selanjutnya aku sengaja membuat Siska menang.. aku mau tau apa yang akan dia minta.
“Hihi.. sekarang aku yang menang, aku boleh minta apapun kan..?” Kata Siska penuh kesenangan.
Anton mengangguk. “Iya.. terserah mamah..”

“Aku mau balas Ardi, boleh ya, mas..?” Tanya Siska.
“Kamu mau ngapain, mah..?” Tanya Anton penasaran.

”Ada deh, yang penting mas ngijinin gak..?” Tanya Siska balik.
“Tergantung.. minta apaan dulu..” kata Anton.

“Bener nih gak marah..?” Tanya Siska.
“Iya..” jawab Anton.

“Aku mau pegang-pegang burungnya Ardi, mas, boleh gak..?” Tanya Siska.
“Waduh, kamu gak salah, mah..?” Tanya Anton keberatan.

“Iya, mas, aku mau balas dia..!” kata Siska.
“Balas sih balas, tapi kok malah bikin enak si Ardi..?” Sahut Anton.

”Ayo, mas.. boleh apa gak..? Aku dah menang lho..” bujuk Siska.
Anton akhirnya mengangguk.. ”Ya udah.. terserah kamu aja deh..” katanya kemudian.
“Makasih ya, mas..!” jawab Siska sambil mencium pipi Anton.

Perlahan dia mendekatiku dan mulai memegang kontolku..
Tangannya yang kecil ternyata tidak dapat menggenggam seluruh batang kontolku.

Dia terus meraba dan berusaha untuk merangsangku..
wajahnya semakin didekatkan ke kontolku.. seperti sedang memeriksa setiap senti dari benda coklat panjang itu.

Pelan dan lembut Siska mulai mengocoknya.. akupun mulai mendesah penuh kenikmatan.
Kulihat Anton semakin gelisah melihat aksi istrinya.

“Ar, burung kamu besar dan keras sekali ya.. tanganku aja gak muat megangnya.
Kepalanya juga bulat banget kaya jamur.. lucu banget. Pacar kamu bisa kepayahan nih kalau dimasukin punyamu ini..” kata Siska.

“Gitu ya, Sis..? Emangnya kamu suka ya..? Aku sih belum pernah cobain masukin ke dalam punya perempuan..
emangnya lubang perempuan kecil ya, mas Anton..?” Tanyaku pada Anton.. pura-pura lugu.

“I-iya, Ar.. punyamu itu gede banget.. tapi lubang perempuan itu elastis.. mungkin pertamanya aja agak susah.. selanjutnya enak kok..”
Jawab Anton sok menerangkan.

Aku tidak menyahut.. begitu pula Siska.. dia masih sibuk mengocok batang kontolku.
Sementara aku asyik mendesah dan merintih keenakan. Kupegang-pegang lagi payudara Siska.

Anton yang melihatnya segera berkata.. ”Sudah ah, ayo kita lanjutin mainnya.. mama kok keterusan sih..?” Katanya pada Siska.
“I-iya, mas, sorry.. habisnya aku kaget lihat kok ada burung sebesar ini.. hampir duakalinya punya papa lho..!”
Jawab Siska sambil melepaskan pegangannya pada kontolku.

“Kamu kaget apa senang, mah..?” Tanya Anton menyindir.
“Ya dua-duanya, hihi.. aku jadi malu..” kata Siska dengan muka memerah.

Kami pun melanjutkan permainan dan kali ini aku yang menang.
“Hehe.. sekarang aku balas kamu, Sis..! Tadi aku sudah kamu buat enak.. tapi masih kurang..” kataku.

“Masih kurang gimana, Ar..?” Tanya Siska bingung.
“Aku pernah lihat di film-film blue.. si perempuan isap-isap burung lelaki..” kataku.

“Jadi kamu minta dijilati olehku..?” Tanya Siska.
“Iya donk.. menurut temanku katanya enak banget kalo dijilatin sama perempuan. Boleh gak mas Anton..?”
Kataku sambil melirik kepada Anton.

“Ya terserah kalian aja deh.. aku gak ikutan, aku mau tidur aja..” kata Anton dengan nada kesal dan beranjak menuju ke kamarnya.
Aku dan Siska kebingungan saat melihat itu. “Gimana nih, Sis..?” Tanyaku.

“Udahan aja deh mainnya, mas Anton marah tuh..” jawab Siska.
“Yah.. curang dong kalau begitu..” kataku.

“Ya udah, aku bayar dulu utangku.. sini aku isepin sebentar..” kata Siska.
Tapi sebelum melakukannya.. ia berteriak pada suaminya yang sudah berada di kamar.

“Mas Anton.. boleh gak aku isepin punyanya Ardi sebentar..!?”
“Terserah mamah aja..!” Jawab Anton dengan berat hati dari dalam kamar.

Akupun segera duduk di sofa dan meminta Siska segera menjilati batang kontolku.
Jongkok di depanku.. Siska mulai mengulum dan mengisapnya.. ia melakukannya dengan penuh gairah.

“Sshh.. aduh, Sis… enak banget bibir kamu.. aah..!!”
Desisku sengaja kukeraskan supaya kedengaran oleh Anton.. aku yakin dia pasti sedang mengintip sambil onani di dalam kamar.

Tanganku pun tak mau diam.. aku mulai bergerilya di payudara Siska.
Sambil meremas-remas.. kuraba-raba juga kemaluan Siska. Siskapun ikut mendesis-desis keenakan.

“Ooh.. nakal kamu, Ar.. uughh.. enak, Ar.. kamu juga enak diginiin..?” Kata Siska yang terus mengisap penisku.
Ia mempermainkannya seperti seorang anak kecil yang mendapatkan mainan baru.

“Ooh.. enak banget, Sis.. Ternyata kamu pintar juga ngisep kontol.. siapa yang ngajarin sih..?” Tanyaku menggoda.
“Pastinya suamiku donk.. tapi batangnya lebih enakan punyamu, Ar..” kata Siska terus terang.

“Apaan, Sis..? Aku kurang dengar, coba kerasin lagi suaranya..” kataku.
“Batang kamu besar dan enak sekali, Ar..!!” Teriak Siska alay.

“Mah, jangan keras-keras.. udah malam.. nanti didengar sama tetangga..!” Balas Anton dari dalam kamar.
“Iya, mas.. maaf.. udah hampir selesai ini. Tunggu bentar ya..” kata Siska sambil terus mengisap kontolku.

“Cepetan, mah.. inget ya.. yang jadi suami kamu itu aku lho.. bukan Ardi..!” Kata Anton lagi.
”Iya, mas..” sahut Siska.

Tapi sampai 10 menit kemudian, aku masih belum keluar juga.
Terpaksa Siska menghentikan isapannya karena tidak ingin membuat Anton marah.
Dengan berat hati kupakai pakaianku dan segera pamit pada Anton.

“Mas, aku pulang dulu ya, besok kita main lagi..!!” Teriakku.
“Iya, Ar..!” jawab Anton serak.
Sebelum berpisah.. masih sempat kuremas payudara Siska di depan pintu dan mencium bibirnya.

“Dah sana kamu pulang dulu.. oh iya.. boleh kuminta obat tidurmu, biar nanti aku bisa tidur di tempatmu. Jangan kunci pintunya..
tungguin aku ya.. Paling aku main sebentar aja dengan suamiku.. habis itu dia dah tepar sampai pagi.
Untuk menjaga supaya dia gak bangun.. aku mau kasih obat tidurmu, biar dia pules..” jelas Siska.

Segera kuberikan obat tidur yang tadi memang sudah kusiapkan kepada Siska.. dan akupun pulang.
Benar saja.. kamipun melakukannya lagi malam itu di rumahku.

Kali ini jauh lebih hot.. karena kami terbawa suasana waktu main kartu tadi.
Mungkin ada tigakali Siska orgasme dan akupun mengalami duakali orgasme.

Kami tertawa bersama dengan bahagia.. setelah itu kami tertidur dengan berpelukan dengan tubuh masih sama-sama telanjang. Ehmm..
-------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd