Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

HIDUP ITU PILIHAN

Part 2

Hari itu pekerjaan selesai sebelum waktunya. Robin dengan girang pergi meninggalkan kantor menuju ke sebuah kampus.

Sepanjang jalan menuju ke sebuah halte, Robin terus bersiul dengan senangnya. Dia, Jonathan dan Viona berhasil mendapatkan tender besar dari sebuah maskapai ternama di Asia.

Bonus kenaikan jabatan pun bakal mereka dapatkan. Proyek prestius yang sangat di impikan oleh setiap Marketing, proyek bernilai Rp.2 Triliun.

Robin berdiri di halte yang sedang sepi itu. Tidak lama setelah itu, sebuah mobil Rolls royce tipe phantom berhenti di depannya.

Sepasang mata pun melirik dari sebuah mobil yang membawanya. Sepasang mata yang sangat mengenal Robin.

"Itu bukannya salah seorang si pembuat onar di ulang tahun Michella" Usapnya dalam hati.

"Kok karyawan rendahan itu bisa naik mobil semewah itu" Lanjutnya dalam hati.



Kampus Univeraitas Negara (Uneg).

"Pak, berhenti disini saja" Pinta Robin ke sopir.

"Baik Tuan"

"Langsung pulang saja, jangan tunggu saya" Perintah Robin sebelum turun dari mobil yang tadi menjemputnya.

Dari kejauhan Robin sudah bisa melihat gadis yang dicarinya. Dengan wajah tegang, Robin berusaha mendekati Hayati, yang sedang berjalan dengan dua orang temannya.

"Hai" Sapa Robin.

Hayati yang terkejut dengan kedatangan Robin, membalas sapaan itu.

"Mas Robin kok ada disini?, ada pekerjaan disekitar sini apa tadi?" Tanya Hayati.

"Ngak, aku sengaja datang kesini" Jawabnya santai.

"Kami duluan ya Ti" Kata temannya dan meninggalkan Hayati.

Mengingat sikap baik yang selama ini di tunjukan Robin, ditambah kata - kata dari Ayahnya, Hayati pun mulai bisa menerima kehadiran pria yang tergolong ganteng itu.

"Boleh aku nganter kamu pulang" Kata Robin.

"Aku naik angkot loh baliknya" Kata Hayati.

"Ya ngak apa-apa, aku juga biasa naik angkot" Terang Robin.

Hayati merasa aneh dengan penuturan Robin dan bertanya - tanya dalam hatinya.

Robin yang menyadari ada sesuatu pada diri Hayati itu pun, memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Kenapa?, ada yang aneh pada diriku?" Tanya Robin.

"Ya aneh aja, masak kayawan di perusahaan ternama mau naik angkot" Ujar Hayati.

"Loh, memangnya salah?" Tanya Robin kembali.

"Bukan salah sih, cuma aku tahu dari Ayah dan orang - orang kalau karyawan di REG itu berlabel kelas atas, jadi mereka anti naik angkutan umum" Jelas Hayati.

"Itu kan yang lain bukan aku, ayo balik nanti keburu senja" Ajak Robin.



Disebuah restoran mewah di tengah Ibukota.

Lima orang wanita berpenampilan berkelas, sedang asyik bercanda tawa. Mereka adalah staff dan karyawan di perusahaan - perusahaan besar negeri ini.

Barang mahal dan bermerk menghiasi tubuh indah yang selalu mengoda birahi kaum adam.

"Eh La, tadi gue lihat si pembuat onar di party lue naik mobil mewah loh" Kata Irish ke Marchella.

"Si Jonathan?" Tanya Michella.

"Bukan, si karyawan baru Robin"

"Punya teman atau yang nyimpan dia kali, dia kan lumayan ganteng" Ujar Michella.

"Hahahaha, lue tahu aja La, jaman sekarang kan banyak kejadian gitu" Tawa teman - teman mereka yang lain.




Setelah turun dari angkutan umum, Robin dan Hayati berjalan beriringan. Hanya obrolan ringan yang terdengar dari kedua muda - mudi itu.

"Apa kamu sudah punya pacar Ti?" Tanya Robin di sela obrolan mereka.

"Kok Mas Robin nanya begitu?" Hayati bukannya menjawab, malah melempar pertanyaan juga ke Robin.

"Takut aja pacar kamu marah, lihat kamu jalan berdua dengan Mas" Jawab Robin.

"Mas ini ada - ada saja, sama tidak punya pacar, pacar Mas kali nanti yang marah" Ujar Hayati.

"Mana ada wanita yang mau sama aku Ti" Kata Robin.

"Jangan berkecil hati Mas, kalau nanti udah ketemu sama jodohnya, pasti ada yang mau kok sama Mas". Hibur Hayati.

Tidak terlalu jauh jarak mereka turun tadi ke rumah Hayati. Obrolan ringan mereka pun juga membuat waktu berlalu begitu cepat.

"Sudah sampai Mas, mari mampir" Kata Hayati menawarkan.

"Oh terima kasih Ti, Mas cuma mau nganter saja" Tolak halus Robin.

"Karena rumahku jelek ya Mas Robin ngak mau mampir?"

"Eh, bukan Ti, Mas segan sama orang tua kamu, takut di kira kita ada apa - apanya" Terang Robin.

"Oh" Desah Hayati.

Mendengar suara anaknya yang sedang bicara dengan seseorang di luar rumah, Pak Norman mencoba mengintip ke luar rumah. Dia terkejut mengetahui dengan siapa anaknya sedang bicara di luar.

"Eh ada Pak Robin, mari Pak mampir dulu" Panggil Pak Norman.

"Selamat sore Pak, saya cuma mau antar Hayati pulang saja kok Pak, terima kasih atas tawarannya" Ujar Robin sambil tersenyum.

"Oh, baiklah kalau begitu, lain kali mampir ya Pak" Tawar Pak Norman.

"Iya Pak, kalau begitu saya permisi dulu, mari Ti" Lanjut Robin.

"Iya Mas, terima kasih sudah nganter pulang" Jawab Hayati.



Pagi itu di kantor REG, Robin, Jonathan dan Viona di panggil Bu Mayang atasan mereka.

"Selamat kalian sukses mendapatkan proyek besar itu"Buka Bu Mayang.

"Terima kasih Bu" Ujar Robin, Jonathan dan Viona.

"Tentu saja perusahaan memberikan apresiasi kepada karyawan yang berprestasi, berupa bonus dan lain - lain" Sambung Bu Mayang.

Jonathan tersenyum kepada Robin dan Viona. Hatinya sungguh berbunga - bunga menantikan hadiah yang akan ia terima.

"Kenaikan jabatan dan bonus uang telah di sediakan perusahaan tapi, itu berlaku hanya untuk Viona" Ujar Bu Mayang dan membuat Jonathan terkejut.

"Tapi Bu" Kata Jonathan.

"Tidak ada tapi - tapian, sekarang Viona menjadi Supervisor kalian" Potong Bu Mayang.

Robin yang dari tadi hanya diam, mulai angkat bicara.

"Alasan kami berdua tidak mendapatkan itu apa Bu?" Tanya Robin.

"Baiklah kalau kalian ingin tahu. Ini imbas dari perbuatan kalian yang membuat kekacauan di pesta ulang tahun Michella" Terang Bu Mayang.

Melihat Jonathan terkejut dengan penuturan Bu Mayang itu, Robin tersenyum dan berdiri.

"Ini tidak ada hubungan sama sekali dengan pekerjaan, kejadian itu di luar jam kerja dan kantor, jadi keputusan anda tidak logis" Ungkap Robin.

"Apa pun kata kamu, keputusan ini tidak bisa di rubah" Kata sang Manager.

"Sikap anda tidak mencerminkan sosok pemimpin yang baik, keputusan anda merugikan karyawan dan membuat semangat karyawan turun" Sambung Robin dengan nada tinggi.

Melihat bawahannya berkata dan bersikap seperti itu, Sang Manager yang terkenal arogan dan suka pamer itu murka.

"Eh kamu, jangan sok mengurui saya, jabatan saya lebih tinggi dari kamu, saya bisa menendang keluar kamu dengan mudah dari sini" Teriak Bu Mayang.

"Ibu membahayakan posisi Ibu" Ujar Robin keluar dari ruangan itu.



Hari itu Robin terlihat tidak semangat dalam bekerja. Karena tuntutan tugas, terpaksa ia tetap menyelesaikan pekerjaannya hari itu.

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Kantor REG itu pun sudah sepi dan hanya para Security yang terlihat berjaga.

Di depan komputer, Robin duduk fokus membaca sesuatu. Hari itu Robin ingin menyelesaikan sesuatu dan memilih tetap berada di kantor pada malam itu.

Sebenarnya perusahaan tidak menganjurkan para karyawannya untuk lembur karena, karyawan yang menyelesaikan pekerjaannya di waktu lembur, maka karyawan itu tidak produktif.




Bu Mayang yang sedang berada di mobil Toyota Camry, sedang berbicara dengan seseorang di telepon.

"Saya harap Bapak bisa melobi Pak Direktur utama untuk mengizinkan pemecatan itu" Ujarnya.

"Nanti setelah rapat dengan para Direksi selesai, saya akan berbicara dengan Pak Dirut, saya usahakan" Balas orang itu.

"Baik Pak, pokoknya saya tidak ingin melihat si Robin lagi, saya tidak suka dengan sikapnya yang menentang saya" Lanjut Bu Mayang.

"Baik, karena saya sudah sampai di kantor untuk mengikuti rapat penting, kita sudahi saja pembicaraan itu"

"Baik Pak Richard" Kata Mayang sambil menutup panggilan teleponnya.



Sementara itu disebuah rumah yang tergolong mewah, Irish sedang menikmati makan malam bersama keluarganya.

Alam Syah sang Ayah juga terlihat sedang duduk menikmati suasana yang kental itu.

"Papa denger di kantormu ada rapat penting malam ini Rish" Kata Sang Ayah.

"Iya Pa, rapat para petinggi perusahaan" Ungkap Irish.

"Kalau begitu pasti itu rapat penting sekali, apa sang Big Bos datang juga" Kata Alam Syah.

"Papa pasti kenalkan sama Big Bos REG, gimana sih Pa orangnya?" Tanya Irish penasaran.

"Ternyata rumor itu benar adanya, para karyawan REG tidak mengenal sang Taipan" Kata Alam Syah.

Irish dan Ibunya tampak saling pandang dan penasaran, mendengar kelanjutan cerita sang kepala keluarga.

"Papa baru sekali bertemu dengan dia, saat penanda tanganan pengalihan 65% saham perusahaan Papa. Dia masih muda, mungkin umurnya antara 24 sampai 26 tahunanlah" Ujar Alam Syah.

"Masih sangat muda udah bisa memiliki usaha yang mengurita" Kata Bu Alam, Mama Irish.

"Apa mungkin dalam usia segitu dia bisa memiliki segalanya gitu Pa?, mungkin dia bisa begitu karena warisan yang ia dapat" Ucap Irish.

"Kamu salah Rish, dari informasi yang Papa dapat, Big Bos REG memulai semuanya dari nol" Terang Alam Syah.

"Karena kerja keras, Kepintaran, kecerdikan dan aura kuat yang ia miliki, maka sang Taipan bisa berhasil. Jika proyek minyaknya di laut Selatan Jawa mulai berjalan, peringkat tiga orang terkaya di negeri ini akan ia sandang, sungguh sang fenomenal" Ungkap Alam Syah.

"Agresif dan menakutkan jika sedang marah, dia akan melakukan apa saja untuk menghancurkan setiap apa yang tidak ia sukai, menghancurkan sampai ke akar - akarnya, hancur lebur tak tersisa" Sambung Alam Syah bergindik ngeri.




Di sebuah kamar Hotel..

POV Michella

Aku turunkan lagi lututku, lemas sekali dan gelora nafsuku sudah menggelegak rasanya.

“Mau lihat lagi Vin?” tantangku.

Kevin terkejut dan parau ia berkata,

“Bbbolehh”

Kutarik sedikit rok dasterku, pahaku yang putih dan berbulu halus sekali tersingkap dan bibir vaginaku pas di depan mulutnya.

“Vin…” desahku.

Suaranya tambah parau karena mulutnya terasa kering. Tiba-tiba aku tertawa karena dari sisi atas celana pendeknya mendesak keluar kepala penisnya, rupanya ia tak mengenakan celana dalam.

“Ini sih gara-gara kamu, aku jadi malu deh…”

Dia sudah tak kuat lagi dan disergahnya bibir vaginaku. Aku cepat mendekap kepalanya.

“Ssshhh… ahhh… Kevin, cium terus Vin… aku ingin sekali…” Kevin mencium kedua tepi bibir dan lidahnya mencari-cari dan menari-nari di atas tepi bibir vaginaku.

Klitorisku yang sebesar kacang merah mengeras dan keluar dari ujung atas vaginaku.

"Ahhh… ahhh…” lidah Kevin terasa melewati dan kasap sekali seperti amplas.

Aku sudah tak kuat lagi dan nafasku menderu-deru bak angin puyuh. Kevin mendekap pantatku dan diangkatnya.

Dasar playboy doyan memek, dia menggendongku dalam posisi demikian. Aku pun tak takut jatuh lagi, pikiranku nanar menikmati sedotan mulutnya.

Dibawanya aku keranjang besar dan direbahkannya lembut di sana. Sambil jalan tadi mulutnya tak lepas dari vaginaku yang sudah kuyup dengan cairanku.

Akhirnya dalam 2 menit aku menjerit.
“Aaauhhh…” dan kutekan dengan pinggangku dan kulipatkan pahaku di sisi kepalanya dengan kuat.

Mulut Kevin menyedot kencang di klitorisku dan inilah orgasmeku yang pertama sejak putus dari pacarku 6 bulan lalu.

Meski aku cukup sering di setubuhi oleh Pak Bahdrun, salah satu Direktur di tempatku bekerja, aku tidak pernah mendapatkan orgasme karena permainannya yang kaku serta penisnya kecil.

“Kevin… Vin… enakkk… enakkk sekali… terus… terus… Vin…” Teriakku.

Kulihat Kevin pun terengah-engah.

“La… Michella.. tolong lepas dong pahanya, gue hampir tidak bisa nafas nih" Katanya.

Kulepaskan kempitan pahaku dan segera kududuk bersimpuh di ranjang dan kutarik dasterku ke atas, terpana Kevin melihat buah dadaku masih keras dan berdiri dengan sedikit pongah dalam ukuran 38C.

Diulurkan secara pelan tangannya takut-takut, langsung kusambar dan kurasakkan di atas putingku, segera diremas-remasnya bak tukang roti meremas-remas adonan terigu.

Putingku terasa tertekan di telapak yang kasap sekali dan terasa nanar kembali pandanganku. Mataku berkaca-kaca. Nikmatnya langsung seperti listrik mengalir spontan ke arah vaginaku yang baru saja orgasme.

Kutarik dan kutindih si Kevin yang merayuku setelah pesta ulang tahunku lalu, sambil menarik ke bawah celana pendeknya.

"Waw.. ini yang aku suka" Ucapku sambil tersenyum.

Batang penisnya yang sudah keras sekali terpental kena pipiku. Di ujungnya terlihat cairan bening tanda ia sudah benar-benar bernafsu sekali.

Cepat kukulum kepala penisnya dan kusedot sambil kumasukkan sampai hampir ke belakang mulutku. Perlahan kugerakkan kenyotan dan lidahku terputar-putar di sekeliling kepala penisnya.

Kevin terguncang di ranjang dan mengejang, terasa menahan geli enak dan dalam 1 menit meledaklah mani dari buah zakarnya yang kuelus-elus.

Telapak tanganku yang satu meraba daerah antara zakar dan pantatnya, dan Kevin tambah nikmat mengeluarkan orgasmenya. Wah maninya banyak sekali dan memenuhi mulutku.

Aku telan semua mani Kevin tak bersisa sedikitpun, kupijat batang penisnya yang masih keras itu sampai akhirnya bersih semua. Kukeluarkan penisnya dan kelihatan berkilat merah darah tua gundulnya itu. Berkilap-kilap basah.

“Luar biasa, enak sekali” Ujarnya.

Aku menerkamnya dan memeluknya dan buah dadaku terasa kempes di atas dadanya yang keras. Kevin memerah wajahnya karena kemesraan yang kulakukan.

Di pahaku terasa penisnya mulai mengeras lagi, aku geli merasakannya, segera membesar, membesar dan kuremas lagi dengan tanganku.

Aku mulai menggosok- gosokkan dan menggeser-geser ke atas dan ke bawah dengan mulut bibir vaginaku di atas batang penisnya.

Terasa rambut kemaluannya menggelitik ke bibir vagina dan ke batang panas itu. Kevin ternganga dan tergagap-gagap menyaksikan dan di depan matanya berayun-ayun buah dadaku, ia masih tak percaya apa yang sedang terjadi.

“Vin.. remas-remas buah dadaku lagi dong…” Pintaku manja.

Kuarahkan klitorisku dan terasa belakang kepala penisnya menggaruk-garuk, enaknya tak terkira nikmatnya. Cairan dari lubang vaginaku mengalir dan aku mulai jongkok.

Kupegang penisnya dan kuarahkan ke mulut lubang kenikmatan itu. Perlahan kuturunkan pinggangku dan.

“Aahhh…” kepalanya kugaruk-garukkan di bibir vaginaku sebelum perlahan kumasukkan.

Kevin terbalik-balik matanya menahan nikmat yang tak terkirakan itu.

Sengaja aku berhenti setelah kepalanya masuk sedikit, dan senut-senut kupermainkan otot bibir vaginaku (ilmu ini kudapat dari si Bu Mayang si Tante girang itu).

Kevin merasakan kepala penisnya seakan dipijat-pijat dan dinding bibir vagina itu seolah menyedot dan menghimpit dengan halus. Lekukan bibir vagina itu pas sekali ke kepala penisnya.

Dia mencoba mengangkat pinggulnya akan memasukkan lebih dalam dan aku terdiam saja masih jongkok.

“Bless…” masuk lagi beberapa inci.

Pahaku menganga di kiri kanan dengan seksi sekali, dan akhirnya seluruh penis sudah amblas ke dalam lubang vaginaku. Rambut kemaluanku tersibak ke kiri dan ke kanan di antara batang penisnya.

"Oh nikmatnya.. owhhh" Desahku yang selalu ingin bersetubuh demi memuaskan hasrat binalku.

Aku terpejam menikmati betapa panas dan kerasnya batang itu, meregangkan seluruh lubangku yang sempit sekali. Agak sakit memang.

Perlahan-lahan kunikmati dan aku mulai menggerakan naik-turun, kemudian teratur aku gerakkan pinggangku ke depan dan ke belakang.

Enak luar biasa, Kevin mengimbangi dengan gerakan naik-turun juga. Aku sudah seperti penunggang kuda. Buah dadaku tak dilupakan Kevin.

Aku membungkuk sedikit sehingga kedua melonku bisa diremas-remasnya oleh si blesteran playboy tengik itu.

Aku percepat gerakanku dan sekarang aku mulai gerakan penari Hawaii, hanya pinggulku yang bergoyang dan gerakannya memutar lingkaran.

“Hehhh… ahhh…” garukan kepala penis di dinding vaginaku terasa luar biasa.

Seluruh lekuk-lekuk lubangku terasa digaruk. Aku ingin tahu berapa lama Kevin kuat menghadapi manuverku, kukerahkan otot-otot vaginaku dan kulihat lagi mata Kevin sudah terpana, terbeliak-beliak sehingga kelihatan hanya putih biji matanya saja dan mulutnya mengeluarkan suara seperti tak ada artinya.

“Ahhh… ahhh… akkkhh… c'mon baby” Tangannya sekarang memegang dan meremas bukit pantatku.

Dan aku sendiri merasa orgasmeku mulai bergelora menuju puncaknya. Aku seperti penunggang kuda menaiki kuda liar dan naik-turun putar… putar… putar…

Buah dadaku terasa bebas sekali terpental pental, rambut kemaluanku dan rambut kemaluan Kevin terasa bersatu tiap aku meremas memutar di atasnya.

Akhirnya aku lemas rebah di atas dadanya.




Kembali ke gedung REG..

Beberapa mobil mewah sudah menurunkam penumpangnya di lobi.

Para Direktur pun menyambut tamu - tamu penting yang datang menghadiri rapat malam itu.

Malam itu terlihat seperti pameran mobil mewah di parkir khusus gedung itu.

Asraff Majid salah satu tamu penting pada malam itu. Ia menjabat sebagai salah satu Direksi di perusahaan induk itu.

"Semuanya sudah menunggu Bapak di atas" Kata Bahdrun sang Direktur sambil menyalami atasannya itu.

Bahdrun mendampingi sang Direksi menuju ke ruang rapat. Obrolan ringan pun menemani mereka.

Pada sebuah ruangan, mata Asraff melirik. Ia melihat seorang sedang asyik di depan komputer.

"Kenapa ada yang kerja lembur?, bukankah itu dilarang" Ujar Asraff ke Bahdrun.

"Oh, maaf Pak, saya sama sekali juga baru mengetahui ada karyawan yang melakukan kesalahan itu" Jawab Bahdrun ketakutan sambil mengikuti langkah atasannya itu ke tempat karyawan yang sedang lembur itu.

Habislah dia bakal dimarahi karena kesalah itu, desah Bahdrun dalam hati.

Karena ia tidak ingin mendengar kata pedas dari sang atasan, Bahdrun memilih untuk memarahi karyawan itu duluan, sebagai pengalih dan pelindung buatnya.

"Hey kamu" Teriak Bahrun ke Robin yang terkejut melihat kedatangan dua orang itu.

"Kamu benar - benar sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Tidak boleh ada karyawan yang lembur di perusahaan ini. Itu adalah perintah langsung Big Bos" Kata Bahdrun kepada Robin yang sedang melihat Asraff.

Raut wajah Asraff pun berubah 360 derajat melihat kepada Robin.

"Dasar karyawan bodoh, kamu akan mendapat hukuman yang berat, apa sebaiknya kita pecat saya dia Pak?" Ujar Bahdrun yang mengetahui kalau orang itu adalah Robin, salah satu karyawan yang di inginkan oleh Michella untuk di pecat.

Momen yang pas dan ternyata keberuntungan memihak kepadanya, pikir Bahdrun. Ia tidak perlu repot membujuk Dirut untuk memecat Robin, karena salah satu Direksi melihat langsung kesalahan fatal yang sudah dibuat Robin.

"Aku akan dapat hadiah tubuh indahnya lagi nih dari Marchella" Ucap Bahdrun girang di dalam hati.

Di sebelah Bahdrun tampak Asyaff Majid sang atasan Bahdrun, terdiam bergetar ketakutan seperti melihat hantu, setelah mengetahui wajah sang karyawan yang dimarahi, dibentak dan diancam oleh Bahdrun, bawahannya itu.
Lanjuttt hu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd