Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Lika Liku Lilis

Status
Please reply by conversation.
POV Lilis

Aku dibesarkan di keluarga yang menjunjung tinggi norma dan agama. Oleh karena itu aku baru mengenal sex sejak pacaran dengan Mas Ferdi, itupun karena aku meyakini dia berniat menyeriusi bakal menikahiku.

Namun tetap saja ada penyesalan dalam hati karena tidak bisa menjaga amanah ini. Dan puncak penyesalanku terjadi saat sehari sebelum Mas Ferdi berencana datang melamarku. Aku mendapati sebuah chat dia dengan wanita lain yang lupa dia hapus saat itu. Aku sangat histeris saat itu dan mengamuk sejadi jadinya setelah mengetahui perbuatan busuknya. Bahkan sempat kubanting HPnya karena saking sakitnya hati ini. Mungkin ada tetangga yang mendengar saat kami ribut besar kala itu, dan Mas Ferdi berusaha menenangkanku karena malu, namun aku tidak peduli seumpama teman temannya tahu.

Aku sempat berpikir membatalkan lamarannya dan menikah dengannya, namun mengingat kondisiku yang sudah tidak perawan membuatku menjadi serba salah. Aku bukan tipe wanita yang masa bodoh dengan kondisiku ini, walau mungkin ada saja pria yang mau menerima kondisiku apa adanya.


Keesokan harinya, tepatnya Hari Minggu dimana acara lamaran akan dilangsungkan saat malam hari, pagi pagi sekali dia datang ke rumahku untuk meminta maaf bahkan sampai menangis di hadapanku. Aku yang gamang saat itu, akhirnya kuterima maafnya dan acara lamaran tetap berjalan tanpa kendala bahkan hingga akhirnya kami menikah dan memiliki 2 orang anak.

Bahkan setelah itu pun dia masih tega mengkhianatiku dengan melakukan percakapan dengan wanita PSK di sebuah aplikasi pertemanan. Aku sudah hendak pulang ke rumah orang tuaku saat itu, dan akhirnya aku memaafkannya kembali setelah dia memohon dan menangis.

Namun tidak kali ini, ini sudah yang ke 3 kalinya kupergoki dengan wanita lain, bahkan sudah sampai berhubungan intim dengan wanita simpanannya sebagaimana pengakuannya, Namun bodohnya aku yang tidak mendokumentasikan secara tertulis maupun rekaman. Hanya bukti chatnya saja yang bisa kutunjukkan kepada Majelis Hakim dan untungnya gugatanku dikabulkan walau sebenarnya ada hal lain yang kusampaikan secara tertutup saat mediasi karena sifatnya rahasia, dan kuminta Hakim untuk tidak mengungkap hal tersebut di persidangan karena merupakan aib bagiku dan keluargaku.

Untungnya Mas Ferdi tidak pernah hadir setiap mediasi, sehingga sedikit melemahkan posisinya karena tidak pernah melakukan sanggahan apapun didepan Hakim terkait segala tuduhanku.

Beberapa tahun terakhir ini, sebelum kami berpisah, aku sebenarnya baru benar benar bisa merasakan kenikmatan dalam bercinta, terlebih saat usiaku menginjak kepala tiga. Pernah kubaca di suatu artikel yang mengatakan sebagian besar wanita yang berusia sepertiku memang memiliki hasrat seksual yang sedang tinggi tingginya. Pantas saja, kini terkadang aku yang mulai sering berinisiatif mengajak Mas Ferdi untuk berhubungan badan, bahkan saat dia lelah sepulang kerja sekalipun. Terkadang saat dia mulai iseng meraba raba payudaraku, aku malah dengan sengaja menunjukkan dan menyodorkan payudaraku yang montok ini supaya dia hisap atau sekedar eksib didepannya. Tampak sekali perubahan besar dalam diriku terhadap sex.

Namun aku hanya melakukannya sebatas kepada suamiku semata, aku tidak pernah berpikiran untuk melakukannya dengan pria lain Pernah suatu saat dia iseng menawariku namun kuacuhkan, karena tidak sesuai dengan prinsipku sebagai wanita.

Terkadang prinsip yang kita anut seringkali terbentur dengan situasi dan kondisi yang terjadi di kehidupan sehari hari, dan terkadang kita terpaksa melakoninya. Sama halnya dengan yang terjadi pada diriku, yang sangat kusesali sampai dengan saat ini hingga menjadi salah satu pertimbanganku untuk berpisah dengan Mas Ferdi.

-------------------------------------------------------------------------------

Saat itu, seingatku sekitar pertengahan Bulan Desember 2017, kebetulan Bapak Mertuaku sedang berkunjung karena hendak mengikuti reuni SMAnya di kotaku sekalian menengok kedua cucunya. Kebetulan acaranya kali ini bertempat di salah satu kediaman temannya yang sekota dengan kami.

Sore itu, kudengar suara mobil Mas Ferdi tiba di depan rumah dan kemudian hendak memarkirkannya ke dalam garasi rumah. Aku segera menyambut kedatangan mereka yang baru tiba dari bandara. Tak lama kemudian, Bapak mertuaku keluar dari pintu mobil belakang disusul anak keduaku yang duduk di depan.

"Assalamualaikum..apakabar Neng" sapa Bapak Mertua
"Waalaikum Salam..Alhamdulillah baek Pak" jawabku sambil tersenyum kecil

"Wah tambah gemukan ya Neng, lebih montok kayaknya" kata Bapak Mertua
"Hehe iya Pak.." jawabku singkat

"Gimana penerbangannya Pak?" lanjutku bertanya
"Ya cuacanya agak kurang bagus, sedikit goyang tadi di udara" jawabnya lantas memasuki ruangan rumah.

"Si Safira mana ni?" tanyanya mencari keberadaan anak kami yang pertama.
"Oh..lagi ngaji Pak, biasa sampai habis Isya baru pulang" jawabku sambil menyiapkan minuman hangat.

Bapak pun memasuki salah satu kamar yang letaknya bersebelahan dengan kamar kami sebagaimana yang kutunjukkan. Dia lalu menaruh barang bawaannya dan membongkar salah satu tas untuk mengambil baju salin dan oleh oleh untuk kami.

Tak lama, Mas Ferdi memasuki rumah sedangkan Farel anak kedua kami sudah melayap dengan sepeda kesayangannya.

"Ini ada oleh oleh dari Ibumu" kata Bapak sambil menyerahkan sebungkus plastik yang belum kuketahui isinya.

"Kenapa Ibu ga sekalian ikut si Pak? Kan biasanya seneng kalo diajak jalan jalan?" tanya Mas Ferdi
"Itulah..Bapak juga dah ngajakin..tapi besok Lusa memang kebetulan ada acara Pengajian sama Arisan di rumah. Ibumu titip salam, maaf ga bisa ikut katanya" jawab Bapak Mertua

"Waalaikum Salam" jawab kami berdua.

Sedikit kugambarkan, Bapak Mertuaku ini berusia 60 tahun namun masih terlihat sehat dan bugar walau tubuhnya sudah tidak terlalu gagah. Sedangkan Ibu Mertuaku berselisih 3 tahun lebih muda dengannya.

"Ma, ntar siapin makan malam kesukaan Bapak ya. Pesen pake aplikasi aja kalo males masak" pinta suamiku.
"Iya Pa, sebagian Mama pesan aja deh takut ga keburu masaknya. Emang Bapak sampai kapan disini Pa?" tanyaku

"Sekitar 5 sd 7 hari gitu deh, Papa juga belum mastiin" jawab suamiku
"Emang reuninya lama ya Pa sampe berapa hari gitu?" tanyaku heran

"Ya cuma sehari si, tapi kan mungkin ada keperluan lain entah nengok saudaranya disini" jawab Mas Ferdi.
"Owh" jawabku singkat sambil menyiapkan bahan keperluan memasak.

Mas Ferdi pun lantas berganti baju dan hendak bersiap mandi. Sedangkan Bapak Mertuaku sepertinya sedang berbaring di kamar sambil menonton televisi.

Malamnya setelah selesai bersantap makan, aku sibuk membereskan segala bekas peralatan makan dan mencucinya. Mas Ferdi terlihat sedang menikmati sebatang rokok dan segelas kopi susu di teras rumah, sedangkan anak anak asyik bersenda gurau dengan Kakeknya. Sepuluh menit kemudian, Mas Ferdi masuk kembali ke dalam rumah dan berjalan menghampiriku. Dia iseng meremas pantatku tanpa sepenglihatan anak anak dan Bapak Mertua.

"Ma..pengen" bisiknya pelan
"Iya bentar mama nyusul..nanggung ntar lagi kelar" jawabku

Selesai mencuci piring, kulap tangaku supaya kering. Kulihat mereka bertiga masih asyik menonton televisi di ruang tamu.

"Safira..Farel..hayoo tidur..besok pagi kan sekolah" kataku kepada anak anak
"Iya Ma, ntar lagi" jawab mereka kompak

"Pak, neng duluan ya mau istirahat" pamitku kepada Bapak
"Oh iya Neng..Bapak juga ntar lagi mau tidur" jawab Bapak

Akupun lantas memasuki kamar, kulihat Mas Ferdi sedang menonton Film Jav dari HPnya. Kadang aku suka berpikir Mas Ferdi ini seperti ada sedikit penyimpangan dengan fantasi sexnya. Kuperhatikan selama ini, adegan adengan yang ditontonnya lebih banyak menampilkan seorang wanita dengan dua orang lelaki bahkan lebih, si wanita lebih terlihat seperti diperkosa menurutku saat lubang vaginanya disodok penis lelaki dibawahnya, sedangkan anusnya dikerjai dengan penis lelaki lainnya. Bahkan wanita tersebut dipaksa sambil menghisap penis lelaki ketiga..duh membayangkannya saja aku ngilu dan jijik sebenarnya. Aku lebih suka melihat adegan normal yang romantis antara dua orang kekasih ala drama korea gitu sebenarnya, namun saat aku minta dia memutarnya malah dipilihkan yang temanya seorang istri disetubuhi oleh orang lain atau orang dekat suaminya sendiri. "Duh..entahlah fantasi laki laki kok terkadang suka aneh aneh gitu" gumamku

Pantas saja dia suka iseng menawariku berhubungan sex dengan orang lain, entah dia beneran rela atau tidak istrinya disetubuhi orang lain, karena dia tahu aku pasti bakal menolaknya mentah mentah.

Mas Ferdi lalu menyuruhku melepaskan seluruh bajuku, lantas berbaring. Dia kemudian mulai mencium bibirku dan saat aku mulai terlena tak kusadari tangannya sudah meremas remas payudaraku.

"Ugh..mas..geli" kataku saat dia mulai memainkan puting susuku.

Dia sengaja mengacuhkan perkataanku, dan mulai merangsang daerah sekitar telinga dan leherku. Dijilatnya telingaku dan menyusuri leherku dengan jilatan lidahnya yang penuh air liurnya.

"Ahh..mas geli.*** tahan" desahku saat dia mulai berpindah mengisap payudaraku.

Mas Ferdi tampak asik memainkan kedua payudaraku. Cukup lama dia bermain di area sensitifku tersebut.

Aku yang memejamkan mata selagi menikmati segala rangsangan yang dilancarkannya, tak menyadari kalau kini dia sudah merambah area kemaluanku. Vaginaku tiba tiba terasa geli dan basah terkena sapuan lidahnya. Terlebih lagi saat dia mulai menggigit kecil serta menjilat jilat klitorisku, tubuhkan serasa melayang dibuatnya.

"Aahhh...mas...enak sayang disitu" jelasku saat dia masih memainkan klitorisku. Kini vaginaku terasa ada sesuatu yang bersemayam di dalamnya. Jari Mas Ferdi dengan lihainya memainkan lubang vaginaku dengan tusukan nya yang merogoh setiap lapisan dalam vaginaku.

"Pa..buruan masukin kontolnya" pintaku karena sudah tidak tahan lagi. Lendir lendir dalam vaginaku mulai keluar bercucuran karena dirangsang terus menerus.

Mas Ferdi lalu menarik tubuhku hingga terbangun, kini gantian dia yang berbaring.

"Isep ma" pintanya

Tanpa menjawab perintahnya segera saja kupegang penisnya sambil kuusap usap sebentar, dan ajaibnya batang penis tersebut berangsur bertambah tegang. Aku mulai jilati ujung kepala penis tersebut hingga ke buah zakarnya, lalu kulumat hingga penis tersebut habis tenggelam dalam mulutku.

"Ahhh..enak ma..mama pinter ngisepnya" kata suamiku

Kulihat ekspresinya seperti sudah horny berat, sehingga membuatku tambah bersemangat mengulum penisnya naik turun.

"Ma..naik" instruksinya singkat menyuruhku mengambil posisi WOT

Kunaiki tubuhnya dan kupegang penisnya yang sudah tegang maksimal lalu kuarahkan ke lubang vaginaku.

"Blesshhhh...duh sakit pa" ujarku sambil terdiam sejenak

Mas Ferdi yang sudah tidak sabar, lantas menggerak gerakkan penisnya maju mundur disaat aku masih mematung dengan posisi telungkup ditubuhnya.

"Aahhh..pa..sakit..kontolnya keras banget" racauku

Namun dia tidak mempedulikannya dan malah mempercepat gerakannya.

"Ah..ah..ah..pa, mama pengen pipis" kataku sambil mendesah
"Ya udah keluarin" suruh Mas Ferdi

"Tapi ga bisa keluar..kayak ada yang mengganjal" jawabku bingung...kini aku yang berganti memegang kendali permainan setelah sedikit rasa perih di awal menghilang. Aku gerakkan naik turun seperti sedang menunggangi seekor kuda.

Sepuluh menit berselang, Mas Ferdi mengajakku bertukar posisi.

Kendali permainan diambil alih kembali olehnya. Aku yang belum bersiap diri, langsung mendapat serangan tiba tiba. Dihujamkan lantas disentakkannya penisnya ke dalam vaginaku.

"Awwww...ahh..ahh..ahh" jeritku sambil merasakan vaginaku sudah disodok sodok penisnya kembali. Dia menelungkupkan tubuhnya yang hendak menciumku sambil menjilat jilat telinga dan leherku kembali. Sesekali dia juga suka menjilat jilat ketiakku.

"Ahhhhhhhh..mas geli kalo digituin..ahhhhh..mama mau pipisss" teriakku panjang saat Mas Ferdi berulangkali menyerang bagian leherku.

"Ssssttttt...ma berisik banget si..ntar kedengeran Bapak lho" protesnya

Dan..srrrrr...pipisku keluar hingga membasahi sprei dan kasur. Rasanya plong saat itu. Mas Ferdi menghentikan gerakannya sejenak menungguku siap kembali.

Akhirnya setelah meneruskan penetrasinya dengan berkali kali pompaan dalam kurun waktu 5 menit, semburan spermanya membasahi daerah sekitar perutku pertanda dia sudah mencapai orgasmenya.

Kami segera bergantian menuju kamar mandi hendak membilas bekas bekas cairan kenikmatan yang menempel di tubuh. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sekitar sejam an kami telah bercinta.

Keesokan paginya, saat terbangun dari tidur segera kuraih handphone untuk melihat jam saat itu.

"Ya ampun..dah jam 6 kurang" teriakku sambil menggugah tubuh Mas Ferdi supaya terbangun.

Kami kesiangan bangun saat itu, mungkin karena kelelahan efek sehabis bercinta semalam. Mas Ferdi pun segera bangkit dari tidurnya untuk bergegas mandi. Kubangunkan anak anak agar bersiap mandi dan pergi ke sekolah. Sambil terburu buru aku pun segera menyiapkan sarapan untuk keluargaku. Kulihat pintu kamar Bapak Mertuaku masih tertutup, mungkin masih tidur pikirku. Setelah selesai menyiapkan sarapan dan bekal, kusiapkan baju senam zumbaku karena aku kebetulan ada jadwal latihan hari ini. Aku berusaha menjaga penampilanku agar supaya tetap terlihat bugar dan ideal. Selesai berganti dengan baju zumba, aku menuju ruang makan menemani Mas Ferdi dan anak anak yang sedang menghabiskan sarapannya.

"Bapak berangkat reuni jam berapa Mas?" tanyaku kepada Mas Ferdi
"Jam 8 kalo ga salah" jawabnya sambil melirik jam dinding yang telah menunjukkan jam 7 pagi.

"Owh..terus kunci rumah gimana donk? Habis nganter anak anak aku mau latihan Zumba soalnya" tanyaku
"Ya udah ntar kukasih tau Bapak lewat WA aja, supaya naruh kunci dibawah keset. Ga enak banguninnya sekarang" terangnya.

Setelah Mas Ferdi berangkat, aku lalu bersiap mengenakan Hijab dan jaket sweater berwarna pink untuk menutupi lekuk tubuhku yang terbalut kaos Zumba dengan model You Can See tanpa lengan serta ngepress body. Hal ini supaya tidak menarik perhatian orang orang yang melihatnya di sepanjang jalan.

Anak anakku sudah bersiap di teras rumah, pintu sengaja tidak kukunci saat aku keluar rumah. Lalu kukendarai sepeda motor maticku menuju sekolah. Begitu kupastikan anak anak sudah memasuki halaman sekolah, aku lanjutkan perjalananku menuju studio tempatku berlatih. Jaraknya sekitar 15 menit dari rumah.

Tak berapa lama, aku telah sampai di tempat tersebut. Kuparkirkan sepeda motorku di depan pintu masuk sebuah bangunan berlantai 2, lantas kunaiki satu persatu anak tangga yang menghubungkan antar lantai. Ruangan di lantai 2 tersebut berukuran sekitar 15 x 10 meter luasnya dengan terdapat fasilitas 2 buah kamar mandi sebagai tempat bilas, dan sebuah ruang ganti yang cukup luas dengan terdapat loker sebagai tempat menyimpan barang.

Saat itu, beberapa teman Zumbaku sudah hadir terlebih dahulu, yaitu Rianty, Siska, Firda, Ibu Ela dan Ibu Dewi, sehingga masih terdapat 4 orang lagi yang belum hadir karena biasanya kami yang berlatih jumlahnya sebanyak 10 orang ditambah 1 orang instruktur bernama mbak Melly.

"Eh Mbak Lilis baru datang ya" tegur Siska saat aku sedang melepaskan Jaket serta Hijabku.
"Eh iya mbak, tadi kesiangan bangun" jawabku malu

"Hmm..pasti semalem habis ehem..ehem ya?" ledek Siska
"Hehehe..bisa aja mbak" tangkisku

"Itu keliatan rambutnya seperti habis keramas" godanya lagi sambil senyum senyum
"Eh..iya ya?" jawabku ngambang

"Wah susunya keliatan tambah montok aja si mbak..sering dimaenin suaminya ni kayaknya...hehehe" ledeknya lagi sambil menunjuk payudaraku yang terlihat sedikit menyembul keluar dari kaosku
"Ih apaan si..mbak Siska ngeledek aja ni..kan hasil dari latihan Zumba juga" balasku sambil tertawa.

Tak lama kemudian empat kawanku telah hadir, jumlah kami sudah lengkap bersepuluh saat ini. Tapi hingga jam 08.05 wib belum terlihat tanda tanda Mbak Melly hadir di ruangan. Kamipun berinisiatif melakukan pemanasan sejenak sebelum memulai senam untuk melemaskan otot otot supaya tidak kram.

Tak lama berselang, terdengar suara pintu terbuka.

"Kriekkkkkk...selamat pagi ibu ibu sekalian. Perkenalkan nama saya Nando yang pagi ini menggantikan mbak Melly yang sedang kurang sehat" sahut seorang pria yang kutaksir berumur 25 tahun.

"Haduuhhh..." gumamku dalam hati

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Emmmmmmmmmmmmmm, masih fifty2 nih peluang siapa yg bermain belakang dengan Lilis, antara mertunya dan instruktur senam,.... Hanya suhu yg tahu,..
 
Wah emang suhu panutan ini 👍
Ampuuun Bang... saya cuma pembaca pemula. Ijinkan saya belajar di trit ini. 😀😀
3ZiIUS0.jpg
 
Siapa yg ngasih orfasme duluan, nando apa bapak mertua?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd