Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Gara-Gara Kosan Sempit.. (Permainan Lilis)

ozoon

Semprot Addict
Daftar
3 Jul 2017
Post
461
Like diterima
4.002
Bimabet
Hallo…..

Sebelumnya aku minta maaf cerita “semua kegilaan ini” belum berlanjut karena berbagai kesibukan dan hal lainnya.

Tapi ada kejadian seru beberapa minggu lalu, yang sayang jika tidak dibagikan pada kalian semua.

Cerita ini benar adanya hanya nama dan tempat sedikit disamarkan.

***​

Kejadian bermula saat aku mengajak istri dan kedua anakku main ke Bogor, tempat dimana aku mengais rezeki. Ceritanya sih liburan.

Jam satu siang aku izin pada atasan untuk menjemput keluargaku di stasiun, lalu membawa mereka ke kosan.

“Ih,,, kosannya beneran sempit ya!”

Seru Lilis sesampainya dikosan yang hanya muat satu lemari pakaian, satu dispenser, dan kasur nomor tiga, selebihnya hanya ada ruang beberapa senti yang ngepas jika dipake solat.

Aku memang baru pindah sekitar dua bulan yang lalu, karena di usir dari kosan yang lama hehehe.

“Yah, mau gimana lagi..”

“Yang cocok sama isi dompet ini doang..!”

Jawabku.

“Emang muat nih buat tidur entar?”

Lilis masih menggerutu.

Memang sih jika dipakai untuk tidur berempat sepertinya cukup merepotkan, tapi aku tak memusingkan itu karena harus segera kembali ke tempat kerja.

“Udah, istirahat dulu aja..!”

“Aku balik ketempat kerja dulu…!”

Lantas aku pergi setelah sebelumnya mengecup si bungsu yang tampak pulas di pangkuan Lilis, sementara si sulung Andre sepertinya asik melihat-lihat gedung tinggi, karena kebetulan kosanku ada dilantai dua.

Sekitar jam lima sore aku sampai dikosan, dan saat itu aku melihat Lilis sedang ngobrol dengan tetangga kosan yang tak ku tahu namanya siapa.

Yah aku memang tak pandai bersosialisasi, makanya belum kenal dengan tetangga kosan padahal kosan yang ku tempati itu ada sepuluh pintu dan semuanya terisi penuh. Orang yang sedang ngobrol dengan Lilis adalah tetangga sebelah kamar kosanku, kita belum saling kenal karena nyaris hanya saling sapa saja belum pernah ngobrol.

Yang menarik dari momen itu adalah, Lilis cuek saja memakai tangtop hitam dipadu dengan celana gemes sepaha yang sama-sama berwarna hitam.

Kontras saja kulit mulus dan bersih Lilis tampak memukau, dan pastinya bikin ngaceng.

Sementara tetangga kosan yang sedang ngobrol denganyapun hanya memakai boxer dan bertelanjang dada.

Harus ku akui hari itu cukup gerah, apalagi hampir satu bulan bogor yang katanya kota hujan belum diguyur hujan.

Tapi apa yang mereka kenakan itu membuat pikiranku menerawang kemana-mana, hingga membuat degub jantung meningkat perahan.

“Eh… mas udah pulang..!”

Sapanya, seperti hari-hari biasanya .

“Ih.. parah kamu say, masa sama tetangga kosan belum kenalan..!”

Saut Lilis sewot, dia memang lebih supel dariku dan selalu memprotes kebiasaanku yang seolah anti sosial.

“Yah, gimana lagi bawaan orok..!”

Jawabku santai saja menanggapi ocehan Lilis.

“DIh, Yaudah aku kenalin aja dah..!”

“NIh, namanya Yosep dia seumuran sama aku tapi masih jomblo..!”

“Yosep, kenalin nih suami aku namanya Rendi, harap maklum yah dia emang gak suka bergaul..!”

Bushet dah, Lilis benar-benar bikin aku malu setengah mati.

Untung si Yosep keliatan santai saja hanya mesem-mesem, tapi aku jadi bertanya-tanya sudah berapa lama mereka ngobrol karena sepertinya Lilis sudah banyak tau tentang si Yosep itu.

“Sory ya bro, bukannya gak mau kenalan…!”

“Gue, emang gini orangnya hehehe…!”

Kataku, mencoba berbasa-basi walaupun terlihat basi. Aku tak terbiasa untuk urusan seperti itu.

“Selow aja mas…!”

Jawab si Yosep menanggapi dengan santai dan ramah.

Walaupun terlihat ramah, tapi beberapa kali aku menangkap basah mata si Yosep yang jelalatan ke daerah ada Lilis yang tampak membusung, area selangkangan dan tentu saja pantat gempal Lilis.

Gilanya tampak jelas terlihat tonjolan dari balik boxer si Yosep.

Aku lumayan dibuat jengah dengan kondisi itu, tapi Lilis cuek saja .Yah, dia memang senang jadi perhatian cowo lain.

“Papah ayuck ke mall..!”

Tiba-tiba si bungsu muncul dari kamar, yang cukup berhasil menyelamatkan ku dari situasi canggung.

Maka aku bergegas menggendong si bungsu,lalu ngeloyor masuk ke kamar kosan ninggalin Lilis berdua dengan si Yosep.

Entah apa yang mereka obrolkan selanjutnya aku tak terlalu perduli, dan tak berselang lama Lilis menyusul ke kamar. Lalu kita becengkrama didalam kamar sempit itu.

Selepas magrib kami berangkat ke salah satu mall yang tak jauh dari kosan, sekedar untuk menyenangkan anak-anak yang memang jarang main ke mall karena dikampung kebetulan belum ada mall.

Sekitar jam sepuluh malam kami pulang dari mall. Sibungsu sudah tidur pulas dipangkuan Lilis, sementara si andre Nampak sudah ngantuk berat.

Kasur nomor tiga yang ada dikamar kosan ternyata hanya cukup untuk tidur sibungsu, sementara si andre tidur gelar tiker dilantai itupun hanya cukup untuk dia saja.

Aku dan Lilis bingung mau tidur dimana?

“Say kamu nebeng sama si Yosep aja gih..!”

“Aku sih masih bisa nyempil disamping si andre..!”

Seru Lilis, sambil berusaha nyempil disamping si andre yang udah pulas.

“Ah, gak enak say…!”

“Lagian kan aku gak akrab.!”

Jawabku.

“Lah terus kamu, gak tidur gitu?”

“Aku bisa ko tidur sambil duduk juga..!”

“Ye,, kamu tuh ya..!”

“Makanya sama tetangga tuh harus akrab, biar kalo butuh bantuan gampang.!”

Lilis ngoceh panjang lebar.

“Iya deh, lain kali..!”

“Udah tidur aja…!”

Jawabku, lalu nyari posisi yang enak buat tidur.

“Ih, kamu tuh ya..!”

“Mana bisa pules sih tidur kaya gitu!”

“Apa susahnya tinggal kesebelah, bilang mau nebeng tidur gitu..!”

“Si Yosep kayanya orangnya baik deh..!”

Lilis kembali nyerocos.

Aku lumayan jengah sih sama ocehan Lilis, selain itu aku takut obrolan kita kedengaran sama tetangga sebelah.

Oiya si yosep itu tetangga kamar sebelah kanan ku, sementara kamar sebelah kiri dihuni bapak-bapak yang jarang keluar kamar. Pastinya aku gak tau namaya siapa.

Sementara tetangga kosan yang lain aku tak tahu, karena belum pernah ketemu sama sekali sepertinya mereka selalu pulang malam.

“Udahlah aku gini aja gak apa-apa…!”

Aku tentu saja teguh dengan pendirianku.

Sepertinya hal itu membuat Lilis kesal.

“Yaudah deh terserah kamu aja..!”

Jawabnya lalu merebahkan tubuh indahnya yang berbalut daster tipis disamping si andre.

Ternyata memang sulit berusaha untuk tidur dengan posisi seperti itu, beberapa kali aku berhasil terlelap namun tiba-tiba terbangun karena kepalaku tak menemukan sandaran.

Sepertinya hal itu disadari oleh Lilis.

“Tuh kan, mana bisa kamu pules!”

Umpat Lilis.

Waktu itu tepat menunjukan jam dua belas malam.

Aku dan Lilis kembali mendebatkan masalah tempat tidur, dia tetap saja menyuruhku nebeng tidur di kamarnya si Yosep padahal aku jelas keberatan karena merasa gak nyaman harus sekamar dengan orang yang belum aku kenal, dan satu hal lagi aku paling males harus merepotkan orang lain.

“Yaudah deh, aku aja yang nebeng dikamarnya si Yosep..!”

Ketus Lilis, seraya bangkit berdiri.

“Jangan gila dong..!”

“Udah sih, aku tidur kaya gini juga gak masalah..!”

Aku mencoba menahan Lilis yang mau keluar kamar, kebetulan posisiku tepat disamping pintu.

“Kamu tuh ya!”

“Besok kan mau bawa anak-anak ke Ragunan!”

“Kalo kamu kurang tidur entar repot!”

Lilis kembali berargumen.

Sebenarnya bisa ku terima argumen Lilis, cuman aku benar-benar gak nyaman harus sekamar dengan si Yosep. lagian belum tentu dia mau kan?

“Yaudah..!”

“Kamu aja gih yang nebeng sama si Yosep!”

“Kaya berani aja!”

Aku terpaksa berkata seperti itu saking kesalnya, karena Lilis terus saja mendesakku dan selain itu aku ingin melihat apakah benar Lilis berani nebeng tidur di kamarnya si Yosep, atau hanya gertakannya saja?

“Yaudah, Awas..!”

Ketus Lilis, lalu dia bersiap membuka pintu kamar.

Dadaku pastinya berdebar kencang, melihat kegilaan yang akan Lilis lakukan.

Saat Lilis berada didepan pintu kosan aku masih berpikir dia hanya menggertak saja, tapi ternyata dia benar-benar membuka pintu itu dan keluar kamar tanpa menolehku sedikitpun.

Lalu pintu kamar kosanku kembali tertutup rapat.

Dadaku bergemuruh dan detakkannya semakin cepat.

“Tok… Tok… Tok…!”

“Yosep…!”

“Tok.. Tok.. Tok…!”

Terderngar pintu kamar sebelah diketuk, diiringi suara Lilis manggil si Yosep.

Gila ternyata Lilis benar-benar nekat.

Mungkin selama ini dia terbiasa melakukan hal gila bersamaku, hingga dia bisa berani dan senekat itu.

Aku berharap si Yosep sudah tidur pulas, dan tak membukakan pintu.

“Tok… Tok… Tok…!”

“Yosep…!”

Namun Lilis bukan tipe orang yang mudah menyerah.

“Kreekkkkk…..!”

Terdengar suara pintu terbuka, aku panas dingin.

“Eh.. Lis…!”

“Ada apa ya?”

“Sory ganggu malem-malem…!”

“Hmmmm…!”

“Aku boleh nebeng tidur ga?”

“DIsebelah gak kebagian tempat!”

Gila… Lilis benar-benar berniat tidur dikamar si Yosep.

Aku Pikir hanya menggertak saja.

Entah apa yang ada dipikiran si Yosep, yang pasti jika dia laki-laki normal tak mungkin dia akan menolak tidur dengan wanita cantik dan sexy apalagi malam itu Lilis hanya memakai daster tipis.

“Waduh… ini seriusan??”

“Mas Rendi aja yang disini!”

Entah itu hanya basa-basi saja,atau si yosep ini beneran suci bisa-bisanya dia menolak.

“Gak mau dianya..!”

“Malah nyuruh aku yang nebeng sama kamu!”

Gila, bisa-bisanya dia memutar balikkan fakta.

Aku makin gelisah saja.

“Masa sih Lis?”

Rendi sepertinya tak percaya.

Wajar saja, mana ada suami yang nyuruh istrinya tidur sekamar dengan laki-laki lain.

“Ih… kamu tuh!”

“Aku ngantuk banget ini…!”

“Eh Lis….!”

“Kreekkkkk…!”

Tedengar suara pintu kamar sebelah kembali bergerak.

Aku sesak nafas rasanya, membayangkan Lilis memaksa masuk ke dalam kamar si Yosep.

Lalu aku mengintip dari jendela kamar, untuk memastikan hal itu.

Ternyata benar saja sudah tak ada siapa-siapa diluar.

bersambung.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd