Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tawaran Kehangatan dari Istri Kakak Ipar

"Haus,"istri kakak iparku berkata kepadaku.

"Haus, Amir,"ulangnya ketika aku menatap dia yang masih berdiri di atas tempat tidur.

"Aku ambilkan."Kutahan dia yang hendak turun dari tempat tidur,"Eceu duduk saja."

"Dibawah kolong tempat tidur, ada botol minum,"ucap isteri kakak iparku.

Berjongkok aku untuk memastikan ucapan istri kakak iparku tadi dan memang ada botol bekas sirup di sana. Botol bekas sirup yang telah berubah fungsi menjadi botol minum itu aku ambil dan aku serahkan kepada istri kakak iparku yang duduk bersila di tempat tidur. Pahanya tertutup bantal guling, sementara buah dadanya dibiarkannya terlihat. Sehabis dia minum, kusambut kembali botol bekas sirup yang istri kakak iparku sodorkan. Aku pun meneguk air dari botol bekas sirup itu. Setelah itu, aku letakkan botol bekas sirup di kolong tempat tidur.

Tertegun aku dibuatnya manakala aku berdiri dan melihat pemandangan indah di atas tempat tidur. Di sana, di atas tempat tidur itu, istri kakak iparku berbaring sambil memeluk bantal guling. Paha kanannya menjepit bantal guling itu sementara kepalanya bertelekan di tangan kirinya, menghadap ke arahku. Tersenyum dia melihat aku yang berdiri mematung.

"Sini, Amir."Jemari tangannya melambai, mengajak aku untuk segera bergabung dengannya.

Tanpa harus diulang untuk kedua kalinya, aku naik ke tempat tidur. Merangkak aku mendekatinya. Mengabaikan tangannya yang telah membuka siap menerima kedatanganku, aku melangkahi tubuh telanjangnya. Kemudian berbaring aku dibelakangnya, melingkarkan tangan ke tubuhnya, dan, di telinganya, aku ucapkan,"Aku sayang Eceu."

Jemari tangan perempuan mungil itu lembut mengelus pipiku saat aku cium pipinya lama-lama. Istri kakak iparku merapatkan tubuhnya tatkala buah dadanya yang mungil dan ranum itu aku remas, aku pilin-pilin puting susunya.

"Putar berlawanan dengan arah jarum jam, Amir,"ucapnya pelan.

"Apanya?"

"Puting susunya."

"Oh..."Setelah memahami ucapannya, dua jariku memilin-milin puting susunya dengan melawan arah jarum jam, dari kanan ke kiri.

"Enak,"komentarnya kemudian.

"Aku lepas celana dulu, ya, Ceu,"bisikku.

"Perlu bantuan?"Tangan istri kakak iparku menyentuh selangkanganku.
Kubiarkan dia meremas kontolku yang masih bersembunyi di balik celana. Karena aku pun sedang meremas buah dadanya, menjilati lehernya.

"Apa ini?"Jemari tangannya berhenti di saku celanaku.

"Permen. Lupa aku kalau aku bawa permen."Segera aku keluarkan permen-permen dari saku celana dan menaburkannya di tubuh telanjangnya. Tawa genitnya terdengar.

Sambil menelentangkan diri, istri kakak iparku memilih permen kojak dari beragamnya permen yang menumpuk di atas buah dadanya. Dibukanya permen itu dan dikulumnya. Senang sekali aku melihat cara dia mengemut-emut permen kojak itu, membuat kontolku senut-senut.

"Hei,"teriak istri kakak iparku karena aku rebut permen kojak dari tangannya.

Istri kakak iparku coba merebutnya kembali, tapi dia membatalkannya karena aku memasukkan permen kojak ke dalam mulutku. Kembali dia berbaring membelakangiku. Dalam diam, dia mengambil permen lain yang berhamburan di atas tempat tidur dan membuka bungkusnya. Dengan mengacuhkan aku, dia mengemut permennya.

Masih tetap mengulum permen kojak, aku menimpakan kaki kananku ke pahanya. Kurapatkan tubuhku. Aku tempel kontolku dan kutekan ke belahan pantatnya, tapi istri kakak iparku tetap diam menikmati permennya. Aku peluk dia, dia tetap diam. Aku cium lehernya, dia tetap diam. Maka, aku cabut permen kojak dari mulutku, lalu kuarahkan permen kojak ke puting susunya. Tetap diam dia ketika permen kojak itu aku tempelkan di puting susunya.

"Puting susu rasa permen,"bisikku di telinganya.

Tetap diam dia. Masih tetap membelakangiku. Masih tetap mengulum permennya.

"Harus diemut dulu untuk membuktikan rasanya, Ceu,"bisikku lagi."Buah dada rasa permen."

Kini permen kojak itu aku oles-oleskan ke lereng gunungnya, tapi kini, meskipun dia masih membelakangi aku, tapi dari tubuhnya yang bergetar, aku tahu dia sedang menahan tawa. Aku kulum sebentar permen kojak untuk kemudian kembali aku oles-oleskan ke pusing susunya. Karena getaran tubuh istri kakak iparku makin menguat, maka aku masukkan permen kojak ke mulut, lalu aku tarik tubuhnya terlentang di tempat tidur.

Buah dadanya meninggi ketika aku mulai menelan puting susunya, mengemutnya. Kemudian mulutku bergerilya, menjilati lereng gunungnya yang terasa manis.

"Nenennya manis. Rasa permen."Aku pandang dia."Mau tidak kalau memek Eceu diolesi permen juga? Pakai rasa permen hek."

Dicubitnya aku karena permen hek adalah permen yang rasanya pedas yang dicari orang apabila tenggorokan gatal akibat batuk.
Aku ambil permen kojak dari mulutku, tapi bibirnya membungkam ketika aku coba memasukkannya ke mulutnya. Jadi, aku tempelkan saja permen kojak tadi di bibirnya. Selesai mengoles-oleskan permen kojak di bibirnya, aku ambil bibirnya,.

"Bibirnya rasa permen juga,"ucapku sambil menatap dia."Eceu pakai lipstik apa? Kok ada rasa?"

Terdengar dentang jam tiga kali. Hanya tersenyum dia. Pipiku dielusnya. Maka, kembali aku tempelkan bibirku di bibirnya. Saling kulum bibir kami, saling emut hangat. Penuh birahi lidah kami bertaut, saling memilin, keluar masuk mulut kami bergantian.
Aku lepaskan permen kojak dari tanganku. Sambil tetap mencunbui bibir hangat, lembut, dan manis itu, jari-jemariku menempel di selangkangan, memainkan bulu-bulu kemaluannya dan lubang yang sudah basah itu.

"Ah... uh... ah..."Dari sela-sela bibirnya yang masih aku kulum, terdengar desahannya karena dua jariku, jari telunjuk dan jari tengah, menusuk maju mundur di dalam lubang kemaluannya.

Desahan itu terhenti karena jari-jariku meninggalkan area kemaluannya. Terlepas bibir kami dan dibiarkannya saat aku menaiki tubuhnya. Dua pahanya melebar, menyebabkan aku terjatuh di antaranya. Sambil menghalau rambut panjangnya yang menutupi wajah manisnya, aku cium mata indahnya, mengecup hidung peseknya, dan, terakhir, kembali mengulum bibir itu.

Sambil mengulum bibirnya, perutku yang menempel di selangkangannya, aku maju mundurkan atau terkadang memutarinya. Istri kakak iparku menarik aku dan memelukku lebih erat. Dapat aku rasakan kenyal dan hangatnya buah dada itu saat menempel di tubuhku.

"Eceu,"panggilku setelah melepaskan bibirnya.

Dengan heran, istri kakak iparku menatap aku.

"Aku masukkan, ya?"

"Apanya?"Masih dengan nada heran, dia bertanya kembali.

"Burungnya."

"Memang dari tadi belum masuk?"

"Masih di luar,"ucapku gemas,"Memang Eceu tidak bisa membedakan rasanya?"

Sambil tersenyum menggoda, dia menjawab,"Dari tadi rasanya enak, Amir."

Gemas sekali aku dibuatnya, tapi itulah yang membuat aku tergila-gila dari perempuan mungil ini, selain memeknya tentu saja. Perempuan ini menyenangkan karena kelakuannya yang tak terduga. Sikap menggodanya itu sungguh dapat merusak iman. Belum lagi kelakuan jalangnya dalam melayani aku.

Segera aku angkat pantatku. Kontolku aku arahkan mencari lubang kemaluannya.

"Pelan-pelan, Amir,"ingat istri kakak iparku saat kepala kontolku telah menempel di ambang lubang kemaluannya,

"Awalnya memang pelan-pelan, Ceu, tapi, nanti, makin lama makin cepat, ya, "gurauku.

Dicubitnya lenganku manja. Senyumnya membersit, malu-malu. Dan, Aah..., lenguhan keluar dari mulutnya manakala, dengan perlahan, aku dorong kontolku masuk ke lubang kenikmatan miliknya. Kepalanya mendongak tinggi dengan mulut menganga kecil, mengeluarkan suara khasnya saat kontolku tenggelam dengan sempurna. Matanya terpejam menikmati sensasi yang aku tawarkan.

Sambil tetap kontolku menggagahi kemaluannya, aku angkat tinggi dua tangannya dan ketiaknya aku jilati. Menggeliat istri kakak iparku aku buat. Lalu, aku hisap bola kecoklatan di puncak buah dadanya, aku kulum habis-habisan. Masih tersisa rasa permen.[wk]
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd