Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Terobsesi kakak ipar muslimah

Status
Please reply by conversation.

sextaur

Semprot Kecil
Daftar
28 Dec 2015
Post
59
Like diterima
139
Bimabet
***Cerita ini adalah fiktif, bila ada kesamaan cerita maka nikmati dan kalau bisa berbagi. Semoga memberi kesan baik***

Sebagai perkenalan, namaku Ahmad Hamdi, saat ini usaku sudah masuk kepala 3 tepatnya 31. Aku sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Saat ini aku bekerja di perusahaan swasta sebagai staf komunikasi perusahaan di Jakarta.

***

"Saya terima nikahnya Siti Fatimah binti Mad Tobi'i dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ujarku tegas dengan sekali napas.

Pikiran ku kembali pada tahun 2015 lalu dimana aku menikahi perempuan pujaanku. Ya ia adalah istriku saat ini. Ibu dari anak-anakku Umar (5) dan Zainab (3). Keluarga ku cukup bahagia dengan balutan agama yang cukup baik.

Istriku sebelumnya bekerja di perusahaan swasta sebagai salah satu tim humas. Namun, setelah hamil anak pertama ia mengaku lelah dan memutuskan untuk menjadi ibu penuh waktu.

Istriku masih cantik meski di umur 30 telah melahirkan dua anak yang tampan dan cantik. Kecantikannya selalu ia tutupi dengan baju muslimah lebar lengkap dengan kerudung yang menutup hingga bokongnya yang membulat. Payudara ukuran 38C yang sudah sedikit kendur itu hanya bisa dinikmati oleh orang seberuntung diriku di rumah. Meski cantik dan bertubuh menggoda, ia adalah perempuan yang monoton dalam masalah seks. Tak pernah sekalipun ia mencoba menggoda hasrat seksku. Tiap akan berhubungan, akulah yang selalu memulai rangsangan.

Saat di rumah, Fatimah memang kerap mengenakan daster pendek dan kadang tersingkap memperlihatkan celana dalamnya. Namun, hal itu tidak menggodaku justru menjadi pemandangan yang biasa. Meski begitu, nafsuku yang menggebu-gebu membuat seks dalam keluarga kami berjalan dengan panas tiap minggunya.

Namun, bukan laki-laki namanya yang hanya cukup hanya dengan satu perempuan saja. Hasrat untuk meniduri perempuan lain pun muncul dalam hariku. Bahkan belakangan, perempuan yang kerap membayangi hasrat seksualku adalah kakak iparku sendiri, Khadijah. Ya perempuan yang sampai saat masih melajang diusianya yang 33 ini kerap menarik perhatianku.

Tak berbeda dengan istriku, Khadijah juga selalu menutupi dirinya dengan busana sesuai yang diperintahkan agama. Termasuk saat bertemu diriku, ia tak pernah menunjukkan bagian tubuh dan rambutnya tersebut. Ia sendiri bukan tidak cantik, wajahnya yg smart mirip Dewi Nur Aisyah yg kerap muncul di TV menjelaskan data mengenai pandemi Covid-19. Ia memang pemilih karena menginginkan pasangan yang baik dalam agama dan ekonomi.

Meski membatasi diri dalam segi fisik, hubunganku dengan Mba Khadijah cukup dekat. Bahkan kami kerap becanda dan berdiskusi. Setiap obrilan dengannya pun terasa menarik yang membuatku kadang berpikir kenapa tak menikahi perempuan ini.

Dari segi bentuk
tubuh, Khadijah lebih pendek bila dibandingkan dengan tubuh istirku. Meski begitu, ukuran payudara Khadijah sama dengan istirku sebelum memiliki dua anak yakni 36B. Khadijah juga memiliki bentuk oinggil yang besar sehingga bila dilihat dengan pakaian yg ketat maka akan npak bentuk tubuh yang aduhai.

Bentuk tubuh tersebut aku ketahui dalam percobaanku secara diam-diam terhadap Khadijah. Saat itu, Khadijah tengah melakukan video call dengan anak-anakku. Sebagai tante yang menyayangi ponakannya, ia memang kerap menelpon anakku. Karena anakku masih belum diperbilehkan memegang HP, maka harus didampingi oleh orang tuanya.

Malam itu, istriku sibuk di dapur sehingga aku yang mendampingi anak-anak menelpon auntynya itu. Posisi ku disamping tidak masuk dalam layar kamera video call sehingga Mba Dijah tidak bisa melihat keberadaanku. Sedikit-sedikit aku melirik penampilan Mba Dijah malam itu. Kamera yang dekat membuat hanya memperlihatkan mukanya saja dengan kacamata dan rambut lurus dipotong pendek. Bagiku, tampilan tersebut membawa kesan seksi tersendiri.

Setelah mengobrol berbagai topik, Zainab mulai melompat-lompat di kasur. Anak kecil memang memiliki tenaga berlebih saat malam hari. Umar yang melihat aksi Zainab tak mau kalah ikut melompat di kasur. Mba Dijah pun tertawa melihat kedua ponakannya itu. Ide nakal pun terbesit di otakku.

"Bilang, Aunty ikut lompat doong," ujar ku kepada Zainab untuk memancing Mba Dijah berdiri menampilkan tubuhnya secara penuh.

"Aunty ayo ikut lompat doong, olahraga," teriak Zainab. Umar pun ikut memaksa Autnynya itu untuk melompat.

Awalnya memang Mba Dijah tidak mau karena alasan capek. Ia memang bekerja seharian menjadi pengajar di salah satu sekolah swasta. Waktu malam memang dimanfaatkannya untuk
berisitirahat. Namun, namanya anak-anak bila tidak dituruti pasti akan merajuk.

"Iya iya, Aunty ikutan yaaaa," ujar Mba Dijah yang menbuat jantungku ikut berdegup cepat. Tak kusia-siakan kesempatan ini. Rupanya malam itu, Mba Dijah sudahbsiap dengan pakaian tidur. Karena di rumahnya tidak ada AC maka ia tidur hanya denga tanktop, dan celana pendek. Toketnya yang bulat tercetak indah . Ingin rasanya aku meremas daging kenyal tersebut lalu menyucup putingnya.

Belum selesai kekagumanku, Mba Dijah melompat mengikuti instruksi anakku. Toket kenyal itu ikut melompat yang membuat kontolku ikut melompat. Sungguh sebuah momen yang sangat indah untuk dilewatkan. Darahku pun semakin panas ingin rasanya aku menghujamkan penis ini ke sarangnya.

Kuhampiri isitirku yang sedang sibuk di dapur, lalu langsung kupeluk dan kuremas toketnya. Farimah sempat kaget lalu bertanya tentang serangan tiba2 ini. Aku pun hanya menjawab, ibu seksi sekali malam ini.

Dia hanya tersenyum, perempuan memang suka dipuji. Sayup-sayup kudengar anak-anak masih menelpon tante kesayangannya. Sambil mendengar suara renyah Mba Dijah aku pun mulai menurunkan celana dalam istriku. Kubungkukkan sedikit tubuhnya, lalu kujilat vaginanya yang merekah itu.

Istirku menahan desahannya, kubayangkan bagaimana posisi tersebut digantikan oleh Mba
Dijah. Penisku semakin berontak karena membayangkan Mba Dijah. Langsung saja kumasukkan penisku ke vagina Fatimah lewat belakang. Farimah menjerit tertahan sambil menutup mulutnya.

"Jangan teriak nanti Umar sm Zainab dengar loh," godaku.

"Ahhh masss enak betuuullll, kamu sih na ammmhhhh," jawab istriku yg terputus karena kuhentakkan kontolku kembali.

Kuremas-remas toket besar istirku sambil kujilati dan gigit kecil tengkuk istriku. Hal itu semakin membangkitkan gairahnya ditambah dengan mengusal-usap kelentitnya. Istriku pun keluar yang ditandai dengan erangan tertahan sambil bibir digigit.

Aku pun membalik tubuh istriku menghadapku. Tak tahan lagi aku naikkan Fatimah ke meja dapur yang cukup kokoh menopang berat tubunnya yg 57Kg itu. Kumasukkan lagi kontolku dari depan sambil menghisap putingnya.

"Aaaaah masss enak bangeett yg kenceeeng," ungkap Fatimah.

Aku memejamkan mata membayangkan tengah menggenjot tubuh mungil Mba Dijah. Aku pun semakin mempercepat gerakan pinggulku dan akhirnya klomaks memuncratkan pejuku di dalam rahim istriku. Setelah keluar aku cabut penisku dan kubersihkan dengan cealna dalam Fatimah

Sementara istriku langsung ke kamar mandi untuk membersihkan vaginanya yang penuh sperma. Aku pun kembali melihat anak-anakku yang masih melakukan video call dengan tante cantiknya tersebut. Terbayang beberapa rencana diriku untuk bisa meniduri kakak iparku muslimah yang cantik tersebut.

***

Hari ini suhu rumah cukup gerah, beberapa kali aku minta pasang AC tapi selaku ditolak oleh papa dan mama. Alasannya agar aku tidak terlalu nyaman di rumah dan cepat menikah. Padahal menikah adalah salah satu keinginanku, hanya saja masih belum ada orang yang mampu menggerakkan hatiku.

Telepon masuk di ponsel pintarku, kukihat itu dari adikku yg meminta video call. Aku cuek saja tak mengambil kerudung sebagaimana tampilan biasaku didepam orang banyak dengan kerudung lebar dam gamis, karena aku tau keponakankulah yang menelpon.

Panjang lebar kami menelpon dan kutahu adikku sedang berada di dapur. Sehingga dua anak kecil ini lasti diawasi oleh ayahnya. Meski begitu aku tak khawatir karena jarak kamera yang dekat, aku tahu Ahmad tidak bisa melihat tubuhku.


"Aunty ayo ikut lompat doong, olahraga," teriak Zainab dan Umar memintaku menemani mereka bermain di kasur. Aku bingung karena saat ini hanya menggunakan tanktop dan celana pendek. Aku tahu di belakang kedua anak itu ada Ahmad yanG bisa jadi melihat ke kamera.

Setelah berpikir dan menimbang-nimbang, setan pun lewat membangunkan rasa kecil di dalam hatiku. Iseng aku ingin melihat reaksi adik iparku, aku ikut berdiri memperlihatkan tubuhku yang terbungkus tanktop yang cukup ketat. Aku lun melompat dengan lumayan keras sehingga mengguncangkan payudaraku.

Tak lama aku lihat Ahmad lewat dibelakanh kedua anaknya menuju entah kemana. Aku pun tertawa kecil bersama Umar dan Zainab dengan alasan berbeda. Aku membayangkan Ahmad akan ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya atau kalau ia berani akan langsung
menghajar adikku.

Bersumbang, semoga bisa disambung.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd