Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ACKD - Aku Cinta Kau & Dia (By : FigurX )

Andai kamu TS, ingin Yosa berpasangan dengan siapa di akhir cerita? #vote tdk mewakili kisah akhir

  • Menjadi pasangan Tyas

    Votes: 5 6,3%
  • Menjadi pasangan Nesa

    Votes: 11 13,8%
  • Menjadi pasangan Dua2nya

    Votes: 49 61,3%
  • Tidak semuanya

    Votes: 3 3,8%
  • Menjadi pasangan Cewek lain

    Votes: 12 15,0%

  • Total voters
    80
  • Poll closed .
Ternyata Manda suka ama yg gede...........................................humornya 😅😅😅

Sehat slalu Om 🙏
Halooo om bro apa kabar??
Smoga jg sehat selalu om 🙏

Makasih hadirnya

Jd seneng klo para pasukan lama pada ngumpul gini..:semangat:

#ngomong2 udah pada punya anak brp skrg??
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @FigurX ..
Jadi darah perawan Amanda hilang karena mansturbasi Hu?
Apa kecelakaan karena naik sepeda? Hehe
Asyik kayaknya masih ada cerita gelut nya lawan Kakaknya Karjo, haha
Ini Yosa kpn ke Lamoungnya Hu?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @FigurX ..
Jadi darah perawan Amanda hilang karena mansturbasi Hu?
Apa kecelakaan karena naik sepeda? Hehe
Asyik kayaknya masih ada cerita gelut nya lawan Kakaknya Karjo, haha
Ini Yosa kpn ke Lamoungnya Hu?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
Darahnya di sedot drakuLa hu.. 😃

Adiknya karjo maksdnya?, ditunggu aja ya..
🙏
 
Wah subes ini mah..
yang bs bantu bikin Paradiso nya om jay mah bukan kelas gurem.

Terimalah salam hormat dari ane om
:ampun:

Ampun Suhu, masih pemula yang hina dan unyu-unyu.
:ampun:

Pemula yang hina dan unyu-unyu ini punya keyakinan bahwa tulisan dalam cerita itu seperti sidik jari, setiap orang pasti akan berbeda-beda dan Suhu termasuk di dalamnya. Ciri tulisan Suhu dari karya-karya sebelumnya masih melekat erat, mengingatkan pemula yang hina dan unyu-unyu pada masa-masa dimana hidup terasa lebih indah, dan mudah.

Lha kok malah curhat. :hammer:
Mohon dimaafkan ya Suhu. :malu:

Pemula yang hina dan unyu-unyu ini suka sekali dengan bagaimana cara Suhu menuturkan cerita. Penokohannya juga kuat, membumi. Bibit-bibit konflik yang ada pun juga diramu dengan baik.
Mbois, asli mbois. :shakehand

Ngomong-ngomong bila memang Suhu masih berdiam di Kota Pahlawan dan bila situasi memungkinkan, sudi kiranya kapan-kapan meluangkan waktu untuk bersua. Pemula yang hina dan unyu-unyu ini kebetulan saja tahu tempat ngopi enak di sekitaran Gubeng dan Ngagel. Tempat kopi tersebut mempunyai daya tarik tersendiri, yaitu banyak pemandangan bagus yang hilir mudik di sana. Suhu tentu paham dengan maksud saya bukan?
:)

Tetap semangat dalam menulis ya Suhu, karena terkadang tempat yang berkesan bukanlah tempat yang ramai, tapi tempat yang mampu membuat Suhu nyaman, menjadi diri sendiri, serta menghadirkan kilasan balik kenangan di masa-masa dulu.
:)
 
Ampun Suhu, masih pemula yang hina dan unyu-unyu.
:ampun:

Pemula yang hina dan unyu-unyu ini punya keyakinan bahwa tulisan dalam cerita itu seperti sidik jari, setiap orang pasti akan berbeda-beda dan Suhu termasuk di dalamnya. Ciri tulisan Suhu dari karya-karya sebelumnya masih melekat erat, mengingatkan pemula yang hina dan unyu-unyu pada masa-masa dimana hidup terasa lebih indah, dan mudah.

Lha kok malah curhat. :hammer:
Mohon dimaafkan ya Suhu. :malu:

Pemula yang hina dan unyu-unyu ini suka sekali dengan bagaimana cara Suhu menuturkan cerita. Penokohannya juga kuat, membumi. Bibit-bibit konflik yang ada pun juga diramu dengan baik.
Mbois, asli mbois. :shakehand

Ngomong-ngomong bila memang Suhu masih berdiam di Kota Pahlawan dan bila situasi memungkinkan, sudi kiranya kapan-kapan meluangkan waktu untuk bersua. Pemula yang hina dan unyu-unyu ini kebetulan saja tahu tempat ngopi enak di sekitaran Gubeng dan Ngagel. Tempat kopi tersebut mempunyai daya tarik tersendiri, yaitu banyak pemandangan bagus yang hilir mudik di sana. Suhu tentu paham dengan maksud saya bukan?
:)

Tetap semangat dalam menulis ya Suhu, karena terkadang tempat yang berkesan bukanlah tempat yang ramai, tapi tempat yang mampu membuat Suhu nyaman, menjadi diri sendiri, serta menghadirkan kilasan balik kenangan di masa-masa dulu.
:)

Makasih banyak suhu unyu-unyu 🙏 makasih banyaaaaak.

Inilah apa adanya aku dengan segala aku

Langsung PM kan id line hu.. 🙏
 
Welcome to :





●•●•●•●


Part 15


Pejantan Tangguh



●•●•●•●


_scene 1, Ilmu alat


Bukit yang berbunga. Rerumputan hijau terhampar luas bak permadani. Kuncup bunga mekar mewangi, semerbak terbitkan aroma terapi alami. Dari jauh terlihat sepasang kupu-kupu kian kemari, lalu hinggap di ruas kelopak kembang. Diatas sana pancar sinar sang surya memerah senja. Gelap merambat perlahan menodai siang. Kian lama tabir gelap kian pekat seiring tersenyumnya sang dewi malam dengan temaram cahaya ditemani kerlip bintang-bintang menjaga komposisi keindahan alam raya.

Kira-kira seperti itulah suasana hati Dodo dan Amanda saat ini. Bunga-bunga dimana-mana, begitu kalau kata iklan di tivi.

Sore baru saja menjilat malam ketika Dodo dan Amanda melangkah meninggalkan kamar kosan. Motor Dodo melaju santai menuju ke arah rumah Amanda.

"Ga maem sek a ?( ga makan dulu kah?)", tanya Dodo dari arah kemudi.

"Ayo, lemes pak mari voli hahaha. Bal e guede pisan", jawab Manda sedikit terkikik. Antara malu dan suka.

"Hahaha bisa aja. Yowes ayo mangan nang ndi? (Yaudah ayo makan dimana?), lanjut Dodo.

"Sakarep wes", Manda menaikkan dua bahunya.

Tanpa pikir panjang Dodo mengarahkan motornya ke daerah Gubeng Kertajaya.

"Mangan sego sambel cocok iki..", ucap Dodo di depan sebuah warung yang terlihat sangat ramai. Manda segera turun dan mengikuti langkah Dodo.

"Woii boss, nang ndi ae rek ga tau ketok (kemana aja nih ga pernah kelihatan)", seorang mas-mas menyapa Dodo. Mungkin dia adalah pemilik warung.

"Biasa cak, mencret kakehan sambelmu 😂 (diare kebanyakan sambelmu)", canda Dodo terkekeh.

"Asuu", mas warung misuh tapi sambil ngakak mulutnya.

"Eh mas, Sinto ga tau rene ta? (Sinto ga pernah kesini?)", tanya Dodo.

"Paling ngopi nang ngarep gapuro gang 5 koyok biasae (paling ngopi di depan gapura gang 5 seperti biasanya), onok perlu penting ta?", jawab mas e kemudian balik bertanya.

"Mendem lek iku, ga ngopi wkwkwk (mabok kalau itu, bukannya ngopi wkwkwk). Besok saja aku kesitu. Biasalah urusan preman haha", lanjut Dodo.

Sinto adalah bos diatas semua bos preman di Surabaya dan sekitarnya. Tidak ada satupun warung di kertajaya dan sekitarnya yang tidak membayar uang keamanan padanya. Dia disegani kawan dan ditakuti lawan. Namun tidak bagi Dodo, segalak apapun Sinto tetap saja sering di ledekin dan di kelitikin. Mereka sudah bersahabat sejak lama.


-----





Selepas makan, Dodo memacu kembali kuda besinya mengantarkan bidadari tak bersayap yang setia nangkring di jok belakang.

Belum terlalu malam saat mereka melintasi daerah pucang. Sejenak Dodo menoleh kearah pasar pucang dan menghela napas. Ada memori yang tersimpan disana.

Breengg !!!
Brakkk....


Mendadak motor Dodo yang berjalan santai dihantam sebuah motor dari arah kanan. Spontan motor terguling. Dodo jatuh menimpa motornya, sedangkan Amanda terlempar beberapa meter di tepian jalan. Amanda tersentak kaget kemudian berteriak kesakitan. Sebagian besar pakaian dan wajah Manda dipenuhi tanah.

Dodo segera bangkit tanpa memperdulikan rasa sakit. Tergopoh ia dekati tubuh Manda. Menggendongnya, dan ia sandarkan di pagar salah satu rumah.

"Kamu gapapa?", tanya Dodo sambil memeriksa semua bagian tubuh Manda.

Belum selesai, Dodo yang sedang jongkok menghadap Manda tiba-tiba ditendang punggungnya oleh seseorang. Dodo terjungkal.

Dua orang pengendara motor yang tadi menabrak Dodo ditambah dua orang lagi yang sepertinya baru datang terlihat berdiri angkuh di hadapan Dodo dan Manda.

"Wes ditabrak sek ga matek ae koen. (Sudah ditabrak kok ga mati)", bentak pria pertama yang berjambang lebat dan bertato disekujur tangan kanan dan kiri.

"Sopo koen (kalian siapa) ?", tanya Dodo geram.

"Gausah nyocot !!! (Ga usah banyak omong !!!)", Pria kedua ikut membentak dan di iringi oleh satu tendangan tepat di wajah Dodo. Dodo masih mampu melindungi wajahnya dengan tangan, namun ia tetap terpental menindih tubuh Amanda.

Kondisi sudah sangat gawat. Dodo tak punya pilihan lain. Dengan sangat terpaksa ia meraih pinggang Manda, ia tarik ikat pinggang yang ada dan kemudian sigap memasang kuda-kuda.

"Aku wes mandeg ga gelut suwe (aku sudah berhenti lama untuk tidak bertarung). Tapi kalian membangunkan macan tidur rupanya. Ayo sini.. satu-satu atau mau keroyokan, aku layani !!! Bangsaatt", mata Dodo memerah. Amarahnya meledak-ledak.

Pria pertama maju menghamburkan belasan tinju ke arah Dodo. Tangkisan tangan Dodo seperti besi. Sesekali Dodo menghindar dikala beberapa tangkisan tidak mampu menghalau dengan baik. Tepat saat pria tersebut menarik napas jeda beberapa detik, Dodo maju melemparkan ujung ikat pinggang Manda. Si pria kaget.. lehernya terlilit Sabuk. Namun sebentar kemudian ujung kepala sabuk ditarik kembali oleh Dodo membuat si pria tertunduk ke depan. Dengkul Dodo menyambutnya. Crasssh.. darah menyembur dari hidung dan gigi si pria. Terhuyung dan roboh.

Beberapa kembangan dimainkan Dodo menunggu lawan berikutnya yang siap ia libas.

"Ayoo cukk.. sini kalian", bentak Dodo.

Dua pria menyerang bersama. Dodo tersenyum sinis menyambutnya.

Dodo melempar kepala sabuk yang terbuat dari semacam monel. Lemparan mendadak tersebut tampak mengejutkan kedua pria. Satu pria menikmati lemparan telak di wajahnya. Spontan ia mengaduh dan memegang wajahnya. Melihat kesempatan emas, Dodo melangkah lebih maju. Seperti terbang Dodo melayangkan tendangan kearah pria yang kesakitan dan bersamaan itu siku Dodo juga ikut terbang menghantam rahang pria satunya lagi. Sangat keras dan ampuh. Kedua pria limbung meringis kesakitan.

Dodo berlari cepat mengejar satu pria sisa yang sepertinya hendak kabur. Lagi-lagi Dodo melempar sabuknya melilit leher pria yang berlari membelakangi. Si pria terbetot paksa ke belakang dan disambut dengkul Dodo menghujam tulang belikat. Pria ke empat tersebut jatuh meliuk-liuk kesakitan.

"Hehh.. opo urusanmu mengganggu kami??!!", kaki Dodo sudah menempel erat di kening pria ke empat.

"Ampun om.. saya cuma disuruh", pria itu memelas. Bersamaan dengan itu datanglah Yosa bersama Yanto dan Doni. Kemungkinan besar Manda yang telah menghubungi mereka.

"Siapa yang nyuruh hahh..!!!??", tanya Dodo gusar menekan kakinya lebih kuat.

"Aduhh sakit om.. ampunnn. Lek Sugeng om.. dia yang nyuruh", pria tersebut meringis kesakitan.

"Bilang Sugeng.. ngajak tawuran ta??. Iki kartu namaku, kasihkan Sugeng !!", Yosa menindih tubuh si Pria dan mencengkeram krah leher pria tersebut.


-----


"Bro, kondisinya ternyata lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kamu sudah jadi incaran mereka sekarang, atau bahkan aku dan yang lain sepertinya di incar Sugeng juga", ucap Yosa esok paginya setelah kejadian.

"Iyo aku paham. Rentetan urusan Mita ga onok mari ne (ga ada selesainya). Jangkrikk Mita iki bikin ruwet aja #$*&£×&*#**(!#* cukk", Dodo masih saja panas mengingat perihal tadi malam yang hampir saja merenggut nyawanya serta Amanda.

"Husss.. gaoleh ngomong ngunu rek, kabeh iku wes digarisno Gusti (ga boleh ngomong gitu, semua sudah digariskan Sang Pencipta). Bukan salahnya Tyas, dia sedang mencari cinta. Buka juga salahnya Mita. Siapa orang yang mau menderita depresi seberat itu broh. Kasihan Mita", Yosa berusaha menenangkan perasaan Dodo.

"Iyo sepurane, lambeku rodok gesrek ngene iki (iya maaf, mulutku rada ga beres). Tapi untungnya aku ga kenapa-kenapa, cuma Manda rada syok ama agak memar-memar tubuhnya, Dodo tertunduk lesu.

"Eh sek to. Kamu kok tiba-tiba bisa bertarung?", tanya Yosa penasaran karena mampu menghabisi empat orang dalam sekejab.

"Ceritane dowo Yos. Aku ringkas aja ya biar enak dengernya. Jadi gini.. dulu itu bapakku jago silat nang kampungku. Bahkan terkenal di luar daerah. Ga sedikit yang minta bantuan bapak untuk dikawal urusannya atau semacamnya. Aku sejak kecil terbiasa melihat bapak latihan. Akupun akhirnya diajari sendiri oleh bapak. Namun bapak lebih mengarahkan aku untuk fokus di ilmu alat. Tangan kosong semua bisa, tapi menguasai alat dengan benar dan baik itu lebih sulit dari yang dibayangkan. Hingga pada suatu ketika bapak melindungi klien nya yang sedang membawa uang cukup banyak untuk keperluan bisnis. Kemudian ada kawanan perampok yang datang mengusik. Bapak mampu menumpas mereka tanpa ampun. Namun bapak akhirnya menyerah terkena tembakan peluru panas dari salah satu perampok yang lolos. Dan bapak meninggal. Sejak saat itu aku bersumpah untuk tak lagi suka bertarung dan berusaha tak memakai semua ilmu beladiri yang diajarkan bapak. Aku trauma rasane bro..", Dodo tekun bercerita. Yosa terpana dan menyesal telah menyepelekan kemampuan Dodo selama ini.

"Terus rencana kita ke depan seperti apa ?, mungkin onok usulan?", lanjut Yosa mempersingkat waktu karena hari sudah semakin terik dan harus segera bekerja juga.

"Kita temui Sinto gimana, mungkin dia ada masukan?", Dodo bertanya balik.

"Yo wes, beberapa jam lagi ya. Aku mo kerja dulu", jawab Yosa.

"Eh sektalah.. Seprei ku mana?", Yosa melirik kasurnya yang telanjang bulat.

"Ketumpahan jus, dibawa pulang Manda mau dicuci", mata Dodo berusaha menghindar dari pandangan Yosa.

"Jus peju mu tah? Wkwkwk.. Yosa dikibulin..hmmm ga mempan", ledek Yosa mencibir skenario Dodo yang sangat tidak mutakhir.

Dodo pasrah dengan tersenyum kecut. Tepukan ringan Yosa di bahu sahabatnya sebagai bentuk pemahaman cukup menghadirkan ketenangan.


----


Amarah..
Api memerah,
Gundah,
Resah,
Darah.

Tak cukup senyum mencegah,
Tak pula padam merendah.

Luka merekah,
Pedih membelah,
Hasrat membuncah.

Tiup embun dalam wadah,
Peluk asa gamit cercah,
Sayup doa jemari tengadah,
Tak ingin punah,
Sembuhkan yang parah,
Menghimpit memisah,
Hadirkan berkah.

Hidup tak hanya lelehan mani lalu sudah,
Masih ada tugas dan titah,
Bukan menyerah.

Bangunkan diri susun langkah,
Tenangkan hati dan lalui dengan mudah,
Membunuh pasrah...


(Goresan pena, Membunuh Pasrah - FigurX 2020)


-----


"Opo pak bos bro..", Sinto menyapa Dodo dan Yosa yang muncul di warung kopi tempat Sinto biasa mangkal. Iyahh.. Pak bos bro adalah panggilan khusus untuk Yosa dari Sinto. Ayah Sinto adalah angkatan ayah Yosa. Dulu ayah Sinto adalah sopir pribadi ayahnya Yosa. Sedangkan Dodo, ia mengenal Sinto dari Yosa. Sudah cukup lama sejak jaman kuliah Dodo dikenalkan.

Untuk Sinto sendiri sebenarnya tak ada pembahasan yang perlu dikupas selain namanya. Sinto hanya nama panggilan yang mewakili kegendengannya yang tak pernah takut pada manusia model apapun. Namun itu dalam konteks bertarung, karena nyatanya dalam hal keseharian Sinto tampak manut dan sungkan jika berhadapan dengan Yosa. Terlebih dengan istrinya, Sinto seperti kalah gendeng dibanding istrinya 😉, Sinto paling takut kepada istrinya setelah pertama takut kepada sang ibu yang sudah almarhumah. Nama aslinya Rudi Wijaya.

"Bagi-bagi duit ta pak bos bro?, gathel ga tau ketok pean (asem ga pernah keliatan kalian)", Sinto tersenyum setengah sadar. Mungkin ia kurang tidur. Atau tepatnya, kebanyakan minum susu macan tapi sedikit tidur. Hahaha.. dulu pernah ia berkata "Mendem kok digae turu, eman tuku larang-larang rek (Mabuk kok dipakai tidur, sayang dong beli mahal-mahal)", hahaha sebuah petuah tak bijak dari gurunya Wiro Sableng.

"Kami ada masalah mas to", jawab Yosa datar.

"Jancukk sopo wani ganggu pean?, njaok dikeplek-keplekno tembok ta raine? (Siapa yang berani ganggu kalian?, minta di benturkan ke dinding kah wajahnya?)", Sinto meradang. Seorang raja diraja preman yang tak rela sahabatnya tersakiti.

"Jadi begini... bla bla bla...", Yosa dan Dodo bergantian menceritakan kejadian sejak awal kenal Tyas hingga kejadian kemarin.

"Walahh Karjo Sugeng perak tah?.. hmmm", Sinto menjentikkan jari kelingking mengisyaratkan bahwa kawanan itu tak ada apa-apa nya bagi Sinto.

"Yowes.. mene (besok) lek urgent tak hubungi. Pean stand by ae WA ne", lanjut Yosa.

"Beres pak bos bro. Eh bos.. ga ada rokok tah?", wajah jenaka Sinto memelas.

"Iyo wes njupuko nang sebelah tak bayare", Dodo membentak tiba-tiba. Membuat latah sang preman kumat lagi. Tak ada yang berani mengusik latah Sinto kecuali istrinya, Yosa, dan dodo.

"Iyo wes iyo ocol ocol manuke ocol..", Sinto merengut. Malu diperhatikan penjaga warkop.

"Wkwkwkwk preman gagah beracun mosok latah.. telek pean iku sam", Yosa tertawa ngakak melihat tingkah Sinto.

"Yo wes iki tak tambahi sekalian belikan beras buat istri pean", Yosa ikut membentak.

"Eh iyo beras beras beras ocol manuke ocol ga dike'i jatah bojoku"...

😂😂😂


●•●•●•●


_scene 2, Tarian surgawi


[POV : Tyas]





Sebenarnya aku tidak sanggup untuk jauh dari dia. Sebentar saja dia hadir sudah membuat hatiku kocar-kacir, sebentar dia pergi membuat hatiku khawatir.

Apa aku terlalu berkhayal ya. Mendambakan sosok tenang dan sabar, terutama untuk Nesya. Sampai aku harus berharap banyak pada mas Yos. Ini tentu tak adil buat dia. Dia punya masa depan dan cita-cita, dan aku menjeratnya seolah tak ingin dia pergk menjauh. Ohh betapa piciknya aku. Mencqri kebahagiaan sendiri tanpa memikirkan perasaannya. Maafkan aku mas Yos.

Aku awalnya masih berharap mas Karjo kembali. Harapanku untuk kebahagiaan Nesya lebih utama daripada keinginanku pribadi. Tapi melihat kenyataan yang sepahit ini aku seperti kalap. Marah pada mas Karjo, marah pada mas Yos, marah pada diriku sendiri. Aku ini waras ga sih??!!.

Mulai sekarang aku harus bisa berpikir lebih terbuka. Menerima apa yang ada dengan tangan terbuka. Menjauh sejenak dari mas Yos malah membuatku menutup diri.

Oh mas Yos aku rindu..

Dalam kegetiran nurani tiba-tiba bayang mas Yos kembali hadir. Bayangan kenikmatan disetubuhi badannya yang kekar. Dan... ooh batang besar itu, aku ingin lagi.

Rasa membara tumbuh dalam diri. Aku turuti hasrat ini. Kubuka semua pakaianku. Kulihat indahnya tubuhku di cermin. Dadaku membusung sempurna, aku juga masih langsing, aku ga gendut kok. Ohh memekku berkedut... aku pingin kontolmu mas Yos.. ehhmm.

Kulirik Nesya yang tertidur tenang. Kembali kuarahkan pandangan ke cermin menikmati lekuk tubuhku sendiri. Kuambil kursi dan kuhadapkan ke arah cermin. Dengan gerakan binal aku kangkangkan dua kaki jenjang hingga memek merekah basah terpampang nyata. Aku menggigit bibir menahan nafsu yang membuncah.

Ehmm.. ssstt. Bibirku terbuka dan mendesah lirih saat jemari mulai meraba lembut belahan surgaku. Tanganku yang lain mulai kujilati membayangkan batang mas Yos yang sedang ku kulum.

Perlahan ku remas buah dada montok sambil tetap jemariku memainkan organ vital dibawah sana. Ohhh.. enakk.. hmm.

Aku bukan cewek murahan. Aku ga mau cari kontol lain. Cukup kontol mas Yos saja bagiku. Entah setelah ini dia pergi atau kembali aku tak peduli.. hikss hikss. Aku menangis dalam kenikmatan. Kesadaran mulai melambung dibatas angan.

Sssttt ahhh.. nikmatnya puting ini kupilin.. ingat bibirmu mas Yos yang mengulum nya.. hiksss. Oh nikmat...

Tak lama aku sudah lupa dengan tangisku. Kini hadir hanya nafsu, birahi tinggi. Ooouhh.. aku menggelinjang saat ku tekan kelentit di ujung liang kenikmatan.

Birahi kian membumbung tinggi. Tak puas segera kulesakkan jari telunjuk merojok rongga memekku yang terus saja berkedut.. ooohh ohhh.. nikmat tak terkira. Hmmm ahh.

Kocokan telunjukkan kasar mendesak-desak dengan gesekan yang berulang. Oohh.. semakin banjir kewanitaanku dipenuhi cairan perangsang, cairan pelumas, cair entah apa aku tak paham.. yang jelas makin licin makin enak ku kocok.. aaahhh..sssthh.

Bayangan kontol gede mas Yos membuncah. Tak cukup rasanya dilambangkan dengan satu jariku. Nekad ku coba tiga jari sekaligus. Ooohh.. sensasinya luarbiasa..aahh mas Yoss ahhh...

Mataku nanar berkeliling ruangan kamar mencari sesuatu yang bisa membantu kepuasanku. Mataku terpaku pada layar handphone yang tergeletak disebelah remote televisi. Dengan gontai aku melangkah meraihnya.

Segala imajinasiku terkumpul satu mengejar kenikmatan yang lebih dan lebih. Ku nyalakan alarm dengan mode getar tanpa suara. Getar 5 menit cukup sepertinya.

Dengan getaran itu kugesek kelentit dengan ujung handphone... oooh aku menggigil menikmati sensasi getarnya.. nikmat sekaliii..aahhh.

Tak berhenti disitu, tanganku yang lain mencoba memasukkan remote televisi ke lubang memek binalku. Awalnya cukup sulit, namun lama-lama masuk juga. Ahhhh.. lengkap sudah desahanku bersama rangsangan getar di klitoris dan desakan remote di lubang memm.mm.mek.. ehhmm ssstt enakkk..ahhh..

Badanku ikut bergetar, imajinasiku memggelegar, tubuhku menggelepar-gelepar. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan bersolo karir, oooh entahlah apa istilahnya.. solo karir, mastubatir, bengawan solo, bengawan solir... otakku mentok dikuasai birahi. Aku mau kontil, aku mau kontil...
Hahaha.. aku susah gila dengan semua ini.. memekku enakk sekaliii aaahh...

Kutatap cermin yang sepertinya juga terangsang melihatku di depannya. Badanku meliuk erotis, dinamis..mengikuti nikmatnya yang menjalar hampir di sekujur tubuh. Handphone ku liar menggesek kacang hijau klitoris dengan getaran yang merangsang saraf kejutku. Tusukan binal batang remote memompa rongga memekku tanpa ampun..ooohh hhhmm...nikmaaat..

Aku tak peduli lagi dengan kata-kata lucah dan kotor yang terlontar dari bibirku. Aku tak peduli lagi dengan perbuatan binal aneh yang sekarang sedang kulakukan. Aku tak peduli lagi seandainya Nesya bangun dan melihat mamanya bertingkah gila-gilaan. Toh ini adalah tubuhku, ini adalah kamarku, ini adalah hidupku. Persetan dengan apapun.. aku hanya butuh puasss... hahaha.. puass.. ahhh ahhh.. enak sekali ahhh.. teruss mas Yos goyang memekku.. setubuhi aku dengan kontolmu, manukmu, penismu.. ahhh ahh ampun mas Yos ini enak sekali.. ahh ohhh.. kamu di mana masss.. datanglah kesini.. lihatlah aku, tonton bintang BF ini berlagaa. Aku sedang asyikk enakkk.. ahhhhh.

Keringat membanjir di wajah dan tubuhku. Dinginnya ruang ber AC tak mampu mengatasi panasnya tubuh ini. Tarian surgawi...hmmm..

Ooh dia datang.. dia dataang sebentar lagi. Oooh sssshh oooh. Terusss ahhh. Datanglah gelombang birahikuuh.. ayo lemparkan aku dengan orgasme terdahsyat di segala penjuru duniaaa.. aaahh nikmatttnya tempikkuuu.. ampunn aaahh ooohhhh ssssthhh..

Oooohh yes yess ahhhh aku sampaiii ahhh. Tubuhku kelojotan tak terkontrol. Terlepas dari kursi dan jatuh berdebam menghanyam lantai. Aku tak peduli sakitnya karen jatuh. Aaahhhh.. ahhhhhh...

Sekian detik aku mengejang, merintih, mengaduh nikmat. Tak lama kemudian badan ini terasa ringan. Aku lelah.

Aku terkapar di lantai kamarku dengan sisa nafas yang masih memburu. Sejenak aku menoleh ke ranjang, kulihat Nesya masih pulas. Aku tersenyum.

Badanku bersimbah peluh. Lantai dibawahku becek dibanjiri cairan orgasme. Handphone dan remot entah terlempar kemana aku tak ingat lagi. Aku bahagia dengan pencapaianku sendiri.

Tarian surgawi...

------

Kau sulutkan sepercik rasa di dalam hasratku
Lagukan senandung rindu terperi
Dan kini kau sibakkan anganku yang tak bertepi
Sejujurnya hatiku kini dingin

Setubuhi nafasku disini
Nyalakan lenteraku kembali
Setubuhi hatiku yang sepi saat ini

Kau sempurnakan makna cinta yang telah terjalin
Menyatukan kerasnya hati kita
Dan kini kau sibakkan anganku yang tak bertepi
Luapkanlah rindumu bersamaku

(Diskografi FigurX : Setubuhi Nafasku - Blue Savanna)



●•●•●•●


_scene 3, Bahagia dibalut resah


[POV Yosa]


Kupandangi selembar kertas ditangan. Sebuah tiket penerbangan Surabaya - Lampung yang sudah ku beli sekitar setengah bulan yang lalu tanpa memberi tahu Nesa. Tapi entah mengapa semalam ingin sekali aku berkabar kepada Nesa tentang rencana keberangkatanku besok pagi. Dan benar saja, Nesa senang bukan kepalang. Wajahnya berbinar laksana rembulan saat aku menghubunginya via Video Call. Aku larut bahagia bersamanya. Menggapai dihujung penantian.

Berrtt..
berrtt..


Kulirik layar handphone. Ada dua pesan whatsapp masuk dalam waktu yang hampir bersamaan. Aku ragu membukanya. Ada rasa enggan yang menggelayut. Aaahh.. kenapa aku ini !!?.

Dengan sedikit malas kugeser jari telunjuk menggosok layar kearah atas. Satu Pesan dari Nesa.

Nesa (N) : Pagi sayang.. sudah berkemas kah?

Aku tersenyum,

Aku (Y) : Hmm.. sudah tuan putri. Apa sih yang dibawa cowok. Pakaian seperlunya, sikat gigi, sabun, minyak wangi. Sudah. Apalagi coba?

N : Di cek lagi daripada ketinggalan lhoo

Y : Iyaaa iya..

N : Yaudah ak juga mo siap2 ahh. Luluran biar makin cling dilihat sayangku hihi 😉

Y : Nitip ya

N : Apaa

Y : Yang bawah gausah dikepang segala. Botakin aja klo perlu biar ikut cling 😁

N : Hmmm.. rahasiaah 😜 weeeek

N : Yaudah deh.. bye dlu mas sayang 👋💙💋

Y : Iya cantik.. 💋


Ku tutup layar obrolan bersama Nesa. Aku melirik satu pesan lainnya. Nomer tanpa nama.. Hmmm siapa yahh ??


? : Wooi bangsatt. Kalian apakan anak buahku hah??. Tunggu saja, bakal aku buat hidup kalian ga tenang !!!

Y : Kita lihat saja, kami atau kalian yang bakal sengsara hidupnya !!

? : Pede banget lu bocah

Y : Lebih baik pede daripada banci kayak lu 😂

? : Asuuu, tunggu yah .. bakal mampus kalian !!


Disinilah aku mulai resah. Pantas saja aku menjadi enggan membuka pesan ini.. hmm ternyata ini penyebabnya.

Aku bahagia saat akan segera bertemu Nesa. Tapi aku resah dan khawatir tentang keselamatan Dodo serta teman-teman disini. Bagaimana ini???

Tiket jika aku batalkan maka akan terkena sanksi penalti. Tapi jika aku berangkat.... aaaarrggh.

Sugeng, Susu ageng..
Jancukkk !!!


●•●•●•●


Makin panas, makin rumit, makin binal...

Bagaimana kelanjutannya?


See u di next update 👋



✋ Salam Semprul 👍


-----------

#staydisini
#pantenginterus
#jangankasihkendor
#sunduldonk
#dukungbiarteruslanjut

#cuk

>>>>>> >>>> >>>>> >>>
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd