Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Enaknya Berbagi Kawan

Carey74

Semprot Kecil
Daftar
10 Mar 2019
Post
57
Like diterima
1.328
Bimabet
Isi Cerita

BAGIAN 1: SALING BUTUH
BAGIAN 2: MAKSUD TERSELUBUNG (UPDATE)





Saling Butuh

Rendy (33 tahun) merupakan seorang pekerja museum di sebuah instansi swasta X. Dia sudah berkeluarga. Selama bekerja di museum kurang lebih 5 tahun, Rendy mempunyai seorang teman dekat yang sudah dianggap seperti kakak perempuannya sendiri, yaitu Mita (35 tahun). Mita adalah pekerja publikasi museum merangkap seorang ibu yang terpaksa merantau ke Jakarta dan tinggal sendirian di sebuah rumah kos. Suami dan putranya di Kampung halaman. Karena interaksi kerja yang intens, Rendy dan Mita kerap berbagi cerita, menjadikan mereka berdua teman curhat. Mereka saling tahu rahasia pribadi masing-masing, terutama kesepiannya Mita karena hubungan LDR. Akibat kesepian Mita itu ditangkap cepat dan tanggap oleh Rendy yang sudah memburu sejak lama. Mereka sering jalan bareng sepulang kantor atau chat-chatan.

Istri Rendy tahu dan memaklumi hubungan dekat suaminya karena ia juga menganggap Mita seakan kakak perempuannya. Namun istri Rendy tidak mengetahui bahwa kedekatan hubungan tersebut sudah terjalin melampaui apa yang dia tidak ketahui.


Momo


Mita​

Mita kerap meminta Rendy menemaninya sepulang kantor untuk jalan jalan ke tempat perbelanjaan atau sekadar nongkrong di kafe. Setelah malam dekat dan pekat baru Rendy izin pulang. Di setiap perjumpaan Mita sering memohon Rendy menggenggam tangannya. Rendy tak sungkan. Malahan dia adalah yang awalnya berhasrat menggenggam tangan Mita. Namun ketika itu Mita menolak. Karena tak kuasa dengan beban kehidupan yang dialami, Mita mengendur. Ia merasa Rendy adalah teman dekat yang begitu spesial. Pada akhirnya, suatu momen, Mita yang memohon kepada Rendy untuk menggenggam tangannya. Setelah diberi tangan, Rendy memendam hati justru menuntut yang lain. Pada akhirnya klimaks hubungan dekat Rendy dan Mita berakhir di ranjang rebahan. Mereka sudah melakukan sudah lebih dari sekali dan itu berjalan diam-diam, bahkan rekan kerja mereka tak ada yang mengetahui hanya menyadari hubungan Rendy dan Mita layaknya kakak dan adik.

Sepulang kerja, kafe di sebuah Mall. Pukul: 17:30. Duduk berhadap-hadapan.

Rendy: suntuk amat muka lo Mba. Kenapa? Masih kepikiran yang tadi?

Mita: iya, rese banget gue sama si Vina, mentang-mentang deket sama Pak bos, dia dengan gampang aja gitu kasih pekerjaan lagi ke gue.

Rendy: maklum, si Vina kan bawahan merangkap sekretaris. Hahahaha

Mita: ya tapi tetep aja kan, dia enggak tahu apa, kerjaan yang dikasih kemarin itu juga belum kelar. Bahan publikasi kemarin yang untuk besok juga belum siap dirilis.

Rendy: Sabar, sabar Mba.

Mita: kalau sabar, gue udah tahu bakalan mesti begitu, kalau enggak lalu mesti bagaimana lagi?

Rendy: cari hiburan! Hahahah

Mita: Nah itu! Lo harus selalu temenin gue terus ya hihihi.

Rendy: lihat-lihat waktu juga, kan gue ada yang nungguin di rumah.

Mita: Ya biar fair aja, kalau bini lo lagi kerja keluar kota, pelampiasan kesepiannya selalu ke gue, kalau gue ke siapa?

Rendy: iya sih, lagian suami lo kenapa sih, masih gak mau dibujuk nemenin lo kemari? Tega bener, udah lo yang cari nafkah, eh dianya besar kepala.

Mita: kalau udah masalah suami dan anak, lo kan udah tahu sendiri. Haaaaaaaaah! (Sambil membuang nafas karena kepenatan, Mba Mita tiba-tiba menyodorkan tangannya)

Rendy: (Lekas menggenggam, mengelus punggung tangan Mita)

Mita: Gue juga kan perlu diperhatiin. Gue ngerti banget enggak berhak menuntut perhatian dari lo, Ren. Karena lo udah punya kehidupan sendiri. Ya seenggaknya gak kentara lo cuman ada maunya aja ke gue.

Rendy: Iya Mba, maaf banget ya, gue upayain, secepet mungkin balas chat lo. Ya kalau gue senggang gue chat duluan.
(Rendy menatap Mita dalam-dalam).

Mita: pulang yuk...

Rendy: lihat deh bapak-bapak di sana ngelihatin lo muluk. Hahahah

Mita: ah pasti arahnya ke sini lagi (Mita buru-buru mengenakan blazernya. Ia menangkap lelaki di sana terbuai dengan bodi Mita dan bentuk payudaranya)

Rendy: tumben dah mau pulang, biasanya sampai jam 9 malam lo masih betah.

Mita: bisa temenin ke kosan? (Sinyal kode untuk Rendy)

Rendy: (cek hapenya)

Mita: mau jemput istri ya? Kalau gak bisa enggak apa apa kok, Ren.

Rendy: bisa kok Mba, bisa. Hehe(Rendy nyengir. Ia semaksimal mungkin menyempatkan dirinya mampir ke tempat kos Mita karena dia di situ akan merengkuh kenikmatan yang langka didapatkan)

Mereka berdua beranjak meninggalkan kafe. Sambil berjalan menuju tempat parkir, Rendy menggenggam tangan Mita. Dalam batinnya, birahi sudah berkobar. Sesekali tangannya menggelitik tangan Mita. Perlakuan tersebut disambut halus oleh Mita. Ia berupaya menenangkan telapak tangan Rendy. Dia paham adik angkatnya sudah gelisah kepanasan menginginkan sesuatu. Akan tetapi, sikap Mita kali ini akan berbeda. Rendy tak akan mengira. Kemudian sambil berboncengan, mereka meluncur ke tempat kos Mita.

Mita: jangan ngebut-ngebut. Sabar. Kan katamu suruh sabar.

Rendy: iya, mBa. Hehehe. (Dalam benaknya, Rendy berpacu dengan waktu. Antara waktu menjemput istrinya dan birahi yang mesti dituntaskan)

Mita: (ia telah membaca pikiran Rendy yang berharap bisa menyetubuhi dirinya lagi, namun dengan sikap Rendy yang kurang fair dan Mita merasa kurang mendapatkan perhatian, ia mulai berubah sikap)

Setelah tiba di tempat kos, Rendy memarkirkan sepeda motornya di halaman tempat kos Mita. Mita tinggal di kamar kos yang terletak di lantai 2. Tak terhitung ini kunjungan ke berapa Rendy. Tempat kos yang bebas ditinggali, baik oleh pria maupun wanita membuat Rendy bisa datang sesuka hatinya. Di depan tempat Mita ada sebuah bangunan kecil yang menjadi pos keamanan komplek permukiman. Bangunan tersebut dihuni oleh seorang sekuriti dan istrinya. Rendy acap bertegur sapa agar kunjungannya tak mengundang kecurigaan. Sebab penghuni tempat kos Mita yang punya perilaku menyimpang tidak segan-segan akan diusir oleh penjaga kos apabila mendapatkan laporan dari petugas keamanan atau penghuni lainnya. Oleh karena itu, Mita terkadang mengingatkan Rendy agar jangan sering sering ke sini. Intensitasnya seharusnya diatur.

Mita: gak langsung jemput istri lo?

Rendy: mau mampir dulu

Mita: beneran, enggak apa?

Rendy: bener!

Mita: istri lo emang balik jam berapa? (Mita berjalan membimbing Rendy ke kamar kosnya)

Rendy: enghh... Setengah jam lagi aku berangkat dari sini.

Mita: oooh.

Berjalan menelusuri lorong-lorong hangat tempat kos lantai 1, Rendy penasaran apakah lantai 1 sudah ada penghuninya karena ia mengetahui jarang yang ada tinggal di situ. Lagi-lagi tetap sama. Dari 8 kamar kos, baru terisi 2. Sebaliknya di kamar kos bagian atas, dari 8 kamar. Yang terisi hanya 1 dan itu adalah yang dihuni oleh Mita. Tak heran, Rendy memanfaatkan keadaan ini.

Mita: duduk di luar aja ya, takut ada tukang bersihin AC datang.

Rendy: enggak ah, aku mau ngadem di dalam.

Mita: jangan. Duduk di luar aja.

Rendy: ooh yaudah kalau gitu, aku langsung balik aja.

Mita: eitss, jangan ngambek dong. (Mita sedang membuka pintu kamar kosnya)

Rendy: gak ada yang ngambek kok. Samtai aja.

Mita: yaudah sini. (Membukakan pintu dan mempersilakan Rendy masuk)

Sampai di dalam kamar kos Mita, Rendy segera membuka alas kaki dan rebahan di tempat tidur. Mita mencari remote AC dan menyalakannya. Pintu pun ditutup. Setelah mencopot alas kaki dan melepas blazer yang dikenakan, Mita masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil. Rendy asyik rebahan mengademkan badannya yang kepanasan untuk beberapa hal, terutama birahinya yang sudah meluap-luap. Sambil menunggu Mita keluar kamar mandi, Rendy mengambil ponsel Mita diam-diam yang diletakkan di atas meja. Mita mengetahui Rendy tak tahu passwordnya. Padahal Rendy hanya pura-pura tidak tahu, supaya bisa memata-matai Mita. Bahkan dari situ bermula Rendy mengetahui di balik pakaian yang dikenakan Mita selama ini yang berujung ia tahu luar-dalam soal Mita.

Rendy: Ohhh lagi dimodusin sama si Momo. Wah kok gak cerita-cerita ya Mba Mita hahahaha (Rendy melihat-lihat isi chat whatsapp Mita).

Momo (36 tahun) adalah pihak ketiga yang biasa membantu proyek pekerjaan publikasi museum tempat Mita dan Rendy bekerja. Rendy tidak terlalu kenal karena yang biasa berurusan adalah Mita karena berhubungan dengan publikasi. Momo adalah karyawan produksi perusahan penyedia jasa pembuatan film, videografis, desain web, dsb. Berangkat dari chat yang sifatnya menggoda Mita, Rendy lebih jauh ingin mengetahui seberapa dekat mereka. Dari chat yang dibaca Rendy, rata-rata Momo sering mengomentari status yang dipajang Mita. Rendy Cemburu? Malah ia berhalusinasi soal lain.

Chat 1
Momo: lagi ngopi di daerah mana?

Mita: deket kantor. Kenapa?

Momo: kapan-kapan ngopi bareng yuk. Ya tempatnya terserah kamu.

Mita: boleh. Tapi aku lebih seneng sendiri.

Momo: wah kalau ada yang nemenin lebih seru.

Chat 2
Momo: habis lari ya?

Mita: iya nih.

Momo: jangan bilang sendiri lagi.

Mita: iya habisan gak ada yang nemenin.

Momo: renang aja bagaimana? Basket?

Mita: kamu suka basket?

Momo: iya suka, kamu juga ya?

Chat 3
Momo: kamu enggak pulang bulan ini?

Mita: enggak nih. Padahal rencananya pulang.

Momo: wah kangen banget pasti suami kamu.

Mita: risiko jauh dari suami dan anak, kemana mana sendiri.

Momo: aku temenin jalan kamu enggak tanggepin sih.

Mita: boleh. Mau kapan dan di mana?

Momo: Sabtu besok, bagaimana?

Mita: di mana?

Momo: Mall X? Sambil makan malam dan nonton oke?

Mita: boleh.

Rendy penasaran dengan agenda Sabtu, pertemuan antara Mita dan Momo. Ia menyimpan informasi tersebut dan pura-pura tidak tahu saja. Rendy mengembalikan ponsel Mita ke posisi semula. Mita keluar dari kamar mandi. Rendy rebahan sambil menunggu apa yang terjadi berikutnya. Di luar dugaan, yang justru terjadi adalah Mita meminta Rendy lebih baik pulang. Rendy cemberut dalam hati. Kecewa seakan sudah tidak dianggap lagi.

Mita: lo pulang aja deh Ren, kasian istri lo gak dijemput. Gue jadi enggak enak.

Rendy: oh sekarang gue udah gak boleh mampir ke sini?

Mita: bukannya gak boleh, tapi lo hargain gue juga. Enggak bagus kalau penjaga kos dapat laporan soal gue sama lo.

Rendy: laporan bagaimana? Siapa yang melaporkan?

Mita: iya. Mereka kan tahunya gue udah punya suami. Elo juga gue bilang udah nikah. Kalau mau di sini boleh aja, tapi duduknya di luar jangan masuk ke kamar.

Rendy: gue sebentaran aja kok mba di sini (Rendy mendekati Mita, merangkul pinggangnya)

Mita: Nah, nah, mulai lagi kan.

Rendy: gak boleh nih?

Mita: bukannya gak boleh, lo boleh peluk gue, asalkan jangan sampai ke arah sana.

Rendy: ke arah sana, ke mana? (Rendy memeluk Mita. Ia menjatuhkan Mita ke ranjang. Kemudian ia mencumbu leher perempuan itu.

Mita: Aaahhh.. kan lo mulai lagi (Mita pasrah ketika Rendy memeluk dan mencumbunya karena alasan apapun tak akan mempan kalau Rendy sudah dalam kondisi dikuasai nafsu).

Rendy: sebentaran aja kok Mba, emmmffhhhh.... (Rendy membuka kancing kerah bagian atas kemeja Mita)

Mita: Aaaahh, Ren, gue maunya pelukan ajaaah.

Rendy: tapi gue gak bisa Mba. Emhhhh... (Rendy membuka kancing kemeja Mita keseluruhan, menyembul bh berwarna merah muda Mita berukuran 33d)

Mita: plisss, Ren, jangaan, aaaahh...

Rendy: Mbak, tahu gak, pas di kafe tadi ada yang merhatiin lo? (Rendy berhenti sejenak memandang Mita)

Mita: hah? Siapa?

Rendy: gue gak tahu siapa, intinya dia tergiur dengan busana lo, seperti yang gue bilang. Susu lo nyembul banget ukurannya walau lo udah pakai blazer buat nutupin bentuk ukurannya.

Mita: aaaahhhh

Rendy: emang menggoda banget. Bukannya hanya dilihat, tetapi diisep. (Rendy menyingkap Cup BH Mita bagian kanan. Tampaklah puting susu berwarna coklat disambar oleh bibir Rendy)

Mita: Aaaaccchhhhhhhhh.....

Rendy: legit susu lo.... (Rendy meremas payudara Mita.

Mita: Plisss Ren, udahan...

Rendy: dikit lagi Mba, gue cuman bentar aja di sini. (Rendy membuka kancing celana kain yang dia kenakan. Dia menyodorkan ke Mita untuk dikocok)

Mita: Begini aja? (Rendy rebahan, Mita bangkit berbalik menghadap Rendy seraya meraih batang penis Rendy)

Rendy: iya, tadi katanya gak boleh sampai begituan. (Niat Rendy kemari memang hanya sebatas ingin Mita mengakhiri birahinya dengan kocokan tangan Mita)

Mita: ya udah kalau gitu (Mita mulai memegang batang penis Rendy)

Rendy: Eemmfhhh mantap, bisa sambil nyusu (Mita menyodorkan salah satu payudaranya untuk diraba dan dihisap oleh Rendy sembari ia mengurut penis 'adik angkat'nya tersebut.)

Mita: gimana? Enaak?

Rendy: ughhh enak banget Mba, terussss, nyesel gue gak bisa lama lama, pengen gue entot lagi memek lo.

Mita: hihihi, henghhh (Mita mengocok pelan penis Rendy, bibirnya mencoba ajak berciuman Rendy, tetapi Rendy menolak karena ia masih ingin setia soal bibir kepada istrinya)

Rendy: sorry yaa Mba.

Mita: iya enggak apa

Rendy: huh, ayo Mba dikit lagi, tolong dicepetin ajah (Rendy menyadari penisnya semakin tegang dan keras)

Mita: iyaaa... Henghhh... (Mita mencengkeram batang penis Rendy, dan memaju-mundurkan sehingga aliran sperma dari penis itu mendesak ingin keluar)

Rendy: oohhhh enak manteeeephhh! Gue keluarin peju di mulut lo ya?

Mita: enggak mau. Jijik.

Rendy: oohhhh yaudah cepetin, gue mau klimaks dikit haaaahggg

Mita: Iyaaahh, aduh sakit, aahh pelen pelen hisapnya (Penis Rendy mulai berkedut-kedut, dia berupaya menuntaskannya sambil mengemut puting susu Mita)

Rendy: aaaaaarrrrhhhhhhh anjiiirrrr enaaaaaaakkt, CROOOOTTTTTT! (Cipratan Air mani Rendy tumpah mengenai wajah Mita. Mita buru-buru mengambil tisu agar sperma Rendy tidak mengotori tempat tidurnya)

Selesai nafsu birahinya lepas landas, Rendy tergesa-gesa membetulkan celana dan pakaiannya. Ia dikejar waktu untuk menjemput istrinya. Mita memandangi hal itu penuh dengan kekecewaan, seakan benar hubungannya dengan Rendy mulai timpang sebelah. Mita ingin mencegah Rendy pergi. Akan tetapi, ia harus mengerti Rendi hendak menjemput wanit kesayangannya. Mita agaknya berkesimpulan Rendy tak lagi sama. Dia sudah menjaga jarak. Bila dulu laki-laki itu acap telepon atau chat Mita, kini sudah jarang. Mita yang dituntut mengerti.

Di balik itu semua, Mita tidak tahu Rendy memang benar-benar ingin menjaga jarak, tetapi dengan tujuan lain....

Sampai jumpa di episode berikutnya.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Rendy (33 tahun) merupakan seorang pekerja museum di sebuah instansi swasta X. Dia sudah berkeluarga. Selama bekerja di museum kurang lebih 5 tahun, Rendy mempunyai seorang teman dekat yang sudah dianggap seperti kakak perempuannya sendiri, yaitu Mita (35 tahun). Mita adalah pekerja publikasi museum merangkap seorang ibu yang terpaksa merantau ke Jakarta dan tinggal sendirian di sebuah rumah kos. Suami dan putranya di Kampung halaman. Karena interaksi kerja yang intens, Rendy dan Mita kerap berbagi cerita, menjadikan mereka berdua teman curhat. Mereka saling tahu rahasia pribadi masing-masing, terutama kesepiannya Mita karena hubungan LDR. Akibat kesepian Mita itu ditangkap cepat dan tanggap oleh Rendy yang sudah memburu sejak lama. Mereka sering jalan bareng sepulang kantor atau chat-chatan.

Istri Rendy tahu dan memaklumi hubungan dekat suaminya karena ia juga menganggap Mita seakan kakak perempuannya. Namun istri Rendy tidak mengetahui bahwa kedekatan hubungan tersebut sudah terjalin melampaui apa yang dia tidak ketahui.


Mita​

Mita kerap meminta Rendy menemaninya sepulang kantor untuk jalan jalan ke tempat perbelanjaan atau sekadar nongkrong di kafe. Setelah malam dekat dan pekat baru Rendy izin pulang. Di setiap perjumpaan Mita sering memohon Rendy menggenggam tangannya. Rendy tak sungkan. Malahan dia adalah yang awalnya berhasrat menggenggam tangan Mita. Namun ketika itu Mita menolak. Karena tak kuasa dengan beban kehidupan yang dialami, Mita mengendur. Ia merasa Rendy adalah teman dekat yang begitu spesial. Pada akhirnya, suatu momen, Mita yang memohon kepada Rendy untuk menggenggam tangannya. Setelah diberi tangan, Rendy memendam hati justru menuntut yang lain. Pada akhirnya klimaks hubungan dekat Rendy dan Mita berakhir di ranjang rebahan. Mereka sudah melakukan sudah lebih dari sekali dan itu berjalan diam-diam, bahkan rekan kerja mereka tak ada yang mengetahui hanya menyadari hubungan Rendy dan Mita layaknya kakak dan adik.

Sepulang kerja, kafe di sebuah Mall. Pukul: 17:30. Duduk berhadap-hadapan.

Rendy: suntuk amat muka lo Mba. Kenapa? Masih kepikiran yang tadi?

Mita: iya, rese banget gue sama si Vina, mentang-mentang deket sama Pak bos, dia dengan gampang aja gitu kasih pekerjaan lagi ke gue.

Rendy: maklum, si Vina kan bawahan merangkap sekretaris. Hahahaha

Mita: ya tapi tetep aja kan, dia enggak tahu apa, kerjaan yang dikasih kemarin itu juga belum kelar. Bahan publikasi kemarin yang untuk besok juga belum siap dirilis.

Rendy: Sabar, sabar Mba.

Mita: kalau sabar, gue udah tahu bakalan mesti begitu, kalau enggak lalu mesti bagaimana lagi?

Rendy: cari hiburan! Hahahah

Mita: Nah itu! Lo harus selalu temenin gue terus ya hihihi.

Rendy: lihat-lihat waktu juga, kan gue ada yang nungguin di rumah.

Mita: Ya biar fair aja, kalau bini lo lagi kerja keluar kota, pelampiasan kesepiannya selalu ke gue, kalau gue ke siapa?

Rendy: iya sih, lagian suami lo kenapa sih, masih gak mau dibujuk nemenin lo kemari? Tega bener, udah lo yang cari nafkah, eh dianya besar kepala.

Mita: kalau udah masalah suami dan anak, lo kan udah tahu sendiri. Haaaaaaaaah! (Sambil membuang nafas karena kepenatan, Mba Mita tiba-tiba menyodorkan tangannya)

Rendy: (Lekas menggenggam, mengelus punggung tangan Mita)

Mita: Gue juga kan perlu diperhatiin. Gue ngerti banget enggak berhak menuntut perhatian dari lo, Ren. Karena lo udah punya kehidupan sendiri. Ya seenggaknya gak kentara lo cuman ada maunya aja ke gue.

Rendy: Iya Mba, maaf banget ya, gue upayain, secepet mungkin balas chat lo. Ya kalau gue senggang gue chat duluan.
(Rendy menatap Mita dalam-dalam).

Mita: pulang yuk...

Rendy: lihat deh bapak-bapak di sana ngelihatin lo muluk. Hahahah

Mita: ah pasti arahnya ke sini lagi (Mita buru-buru mengenakan blazernya. Ia menangkap lelaki di sana terbuai dengan bodi Mita dan bentuk payudaranya)

Rendy: tumben dah mau pulang, biasanya sampai jam 9 malam lo masih betah.

Mita: bisa temenin ke kosan? (Sinyal kode untuk Rendy)

Rendy: (cek hapenya)

Mita: mau jemput istri ya? Kalau gak bisa enggak apa apa kok, Ren.

Rendy: bisa kok Mba, bisa. Hehe(Rendy nyengir. Ia semaksimal mungkin menyempatkan dirinya mampir ke tempat kos Mita karena dia di situ akan merengkuh kenikmatan yang langka didapatkan)

Mereka berdua beranjak meninggalkan kafe. Sambil berjalan menuju tempat parkir, Rendy menggenggam tangan Mita. Dalam batinnya, birahi sudah berkobar. Sesekali tangannya menggelitik tangan Mita. Perlakuan tersebut disambut halus oleh Mita. Ia berupaya menenangkan telapak tangan Rendy. Dia paham adik angkatnya sudah gelisah kepanasan menginginkan sesuatu. Akan tetapi, sikap Mita kali ini akan berbeda. Rendy tak akan mengira. Kemudian sambil berboncengan, mereka meluncur ke tempat kos Mita.

Mita: jangan ngebut-ngebut. Sabar. Kan katamu suruh sabar.

Rendy: iya, mBa. Hehehe. (Dalam benaknya, Rendy berpacu dengan waktu. Antara waktu menjemput istrinya dan birahi yang mesti dituntaskan)

Mita: (ia telah membaca pikiran Rendy yang berharap bisa menyetubuhi dirinya lagi, namun dengan sikap Rendy yang kurang fair dan Mita merasa kurang mendapatkan perhatian, ia mulai berubah sikap)

Setelah tiba di tempat kos, Rendy memarkirkan sepeda motornya di halaman tempat kos Mita. Mita tinggal di kamar kos yang terletak di lantai 2. Tak terhitung ini kunjungan ke berapa Rendy. Tempat kos yang bebas ditinggali, baik oleh pria maupun wanita membuat Rendy bisa datang sesuka hatinya. Di depan tempat Mita ada sebuah bangunan kecil yang menjadi pos keamanan komplek permukiman. Bangunan tersebut dihuni oleh seorang sekuriti dan istrinya. Rendy acap bertegur sapa agar kunjungannya tak mengundang kecurigaan. Sebab penghuni tempat kos Mita yang punya perilaku menyimpang tidak segan-segan akan diusir oleh penjaga kos apabila mendapatkan laporan dari petugas keamanan atau penghuni lainnya. Oleh karena itu, Mita terkadang mengingatkan Rendy agar jangan sering sering ke sini. Intensitasnya seharusnya diatur.

Mita: gak langsung jemput istri lo?

Rendy: mau mampir dulu

Mita: beneran, enggak apa?

Rendy: bener!

Mita: istri lo emang balik jam berapa? (Mita berjalan membimbing Rendy ke kamar kosnya)

Rendy: enghh... Setengah jam lagi aku berangkat dari sini.

Mita: oooh.

Berjalan menelusuri lorong-lorong hangat tempat kos lantai 1, Rendy penasaran apakah lantai 1 sudah ada penghuninya karena ia mengetahui jarang yang ada tinggal di situ. Lagi-lagi tetap sama. Dari 8 kamar kos, baru terisi 2. Sebaliknya di kamar kos bagian atas, dari 8 kamar. Yang terisi hanya 1 dan itu adalah yang dihuni oleh Mita. Tak heran, Rendy memanfaatkan keadaan ini.

Mita: duduk di luar aja ya, takut ada tukang bersihin AC datang.

Rendy: enggak ah, aku mau ngadem di dalam.

Mita: jangan. Duduk di luar aja.

Rendy: ooh yaudah kalau gitu, aku langsung balik aja.

Mita: eitss, jangan ngambek dong. (Mita sedang membuka pintu kamar kosnya)

Rendy: gak ada yang ngambek kok. Samtai aja.

Mita: yaudah sini. (Membukakan pintu dan mempersilakan Rendy masuk)

Sampai di dalam kamar kos Mita, Rendy segera membuka alas kaki dan rebahan di tempat tidur. Mita mencari remote AC dan menyalakannya. Pintu pun ditutup. Setelah mencopot alas kaki dan melepas blazer yang dikenakan, Mita masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil. Rendy asyik rebahan mengademkan badannya yang kepanasan untuk beberapa hal, terutama birahinya yang sudah meluap-luap. Sambil menunggu Mita keluar kamar mandi, Rendy mengambil ponsel Mita diam-diam yang diletakkan di atas meja. Mita mengetahui Rendy tak tahu passwordnya. Padahal Rendy hanya pura-pura tidak tahu, supaya bisa memata-matai Mita. Bahkan dari situ bermula Rendy mengetahui di balik pakaian yang dikenakan Mita selama ini yang berujung ia tahu luar-dalam soal Mita.

Rendy: Ohhh lagi dimodusin sama si Momo. Wah kok gak cerita-cerita ya Mba Mita hahahaha (Rendy melihat-lihat isi chat whatsapp Mita).

Momo (36 tahun) adalah pihak ketiga yang biasa membantu proyek pekerjaan publikasi museum tempat Mita dan Rendy bekerja. Rendy tidak terlalu kenal karena yang biasa berurusan adalah Mita karena berhubungan dengan publikasi. Momo adalah karyawan produksi perusahan penyedia jasa pembuatan film, videografis, desain web, dsb. Berangkat dari chat yang sifatnya menggoda Mita, Momo lebih jauh ingin mengetahui seberapa dekat mereka. Dari chat yang dibaca Rendy, rata-rata Momokerap mengomentari status yang dipajang Mita. Rendy Cemburu? Malah ia berhalusinasi soal lain.

Chat 1


Chat 2


Chat 3


Rendy penasaran dengan agenda Sabtu, pertemuan antara Mita dan Momo. Ia menyimpan informasi tersebut dan pura-pura tidak tahu saja. Rendy mengembalikan ponsel Mita ke posisi semula. Mita keluar dari kamar mandi. Rendy rebahan sambil menunggu apa yang terjadi berikutnya. Di luar dugaan, yang justru terjadi adalah Mita meminta Rendy lebih baik pulang. Rendy cemberut dalam hati. Kecewa seakan sudah tidak dianggap lagi.

Mita: lo pulang aja deh Ren, kasian istri lo gak dijemput. Gue jadi enggak enak.

Rendy: oh sekarang gue udah gak boleh mampir ke sini?

Mita: bukannya gak boleh, tapi lo hargain gue juga. Enggak bagus kalau penjaga kos dapat laporan soal gue sama lo.

Rendy: laporan bagaimana? Siapa yang melaporkan?

Mita: iya. Mereka kan tahunya gue udah punya suami. Elo juga gue bilang udah nikah. Kalau mau di sini boleh aja, tapi duduknya di luar jangan masuk ke kamar.

Rendy: gue sebentaran aja kok mba di sini (Rendy mendekati Mita, merangkul pinggangnya)

Mita: Nah, nah, mulai lagi kan.

Rendy: gak boleh nih?

Mita: bukannya gak boleh, lo boleh peluk gue, asalkan jangan sampai ke arah sana.

Rendy: ke arah sana, ke mana? (Rendy memeluk Mita. Ia menjatuhkan Mita ke ranjang. Kemudian ia mencumbu leher perempuan itu.

Mita: Aaahhh.. kan lo mulai lagi (Mita pasrah ketika Rendy memeluk dan mencumbunya karena alasan apapun tak akan mempan kalau Rendy sudah dalam kondisi dikuasai nafsu).

Rendy: sebentaran aja kok Mba, emmmffhhhh.... (Rendy membuka kancing kerah bagian atas kemeja Mita)

Mita: Aaaahh, Ren, gue maunya pelukan ajaaah.

Rendy: tapi gue gak bisa Mba. Emhhhh... (Rendy membuka kancing kemeja Mita keseluruhan, menyembul bh berwarna merah muda Mita berukuran 33d)

Mita: plisss, Ren, jangaan, aaaahh...

Rendy: Mbak, tahu gak, pas di kafe tadi ada yang merhatiin lo? (Rendy berhenti sejenak memandang Mita)

Mita: hah? Siapa?

Rendy: gue gak tahu siapa, intinya dia tergiur dengan busana lo, seperti yang gue bilang. Susu lo nyembul banget ukurannya walau lo udah pakai blazer buat nutupin bentuk ukurannya.

Mita: aaaahhhh

Rendy: emang menggoda banget. Bukannya hanya dilihat, tetapi diisep. (Rendy menyingkap Cup BH Mita bagian kanan. Tampaklah puting susu berwarna coklat disambar oleh bibir Rendy)

Mita: Aaaaccchhhhhhhhh.....

Rendy: legit susu lo.... (Rendy meremas payudara Mita.

Mita: Plisss Ren, udahan...

Rendy: dikit lagi Mba, gue cuman bentar aja di sini. (Rendy membuka kancing celana kain yang dia kenakan. Dia menyodorkan ke Mita untuk dikocok)

Mita: Begini aja? (Rendy rebahan, Mita bangkit berbalik menghadap Rendy seraya meraih batang penis Rendy)

Rendy: iya, tadi katanya gak boleh sampai begituan. (Niat Rendy kemari memang hanya sebatas ingin Mita mengakhiri birahinya dengan kocokan tangan Mita)

Mita: ya udah kalau gitu (Mita mulai memegang batang penis Rendy)

Rendy: Eemmfhhh mantap, bisa sambil nyusu (Mita menyodorkan salah satu payudaranya untuk diraba dan dihisap oleh Rendy sembari ia mengurut penis 'adik angkat'nya tersebut.)

Mita: gimana? Enaak?

Rendy: ughhh enak banget Mba, terussss, nyesel gue gak bisa lama lama, pengen gue entot lagi memek lo.

Mita: hihihi, henghhh (Mita mengocok pelan penis Rendy, bibirnya mencoba ajak berciuman Rendy, tetapi Rendy menolak karena ia masih ingin setia soal bibir kepada istrinya)

Rendy: sorry yaa Mba.

Mita: iya enggak apa

Rendy: huh, ayo Mba dikit lagi, tolong dicepetin ajah (Rendy menyadari penisnya semakin tegang dan keras)

Mita: iyaaa... Henghhh... (Mita mencengkeram batang penis Rendy, dan memaju-mundurkan sehingga aliran sperma dari penis itu mendesak ingin keluar)

Rendy: oohhhh enak manteeeephhh! Gue keluarin peju di mulut lo ya?

Mita: enggak mau. Jijik.

Rendy: oohhhh yaudah cepetin, gue mau klimaks dikit haaaahggg

Mita: Iyaaahh, aduh sakit, aahh pelen pelen hisapnya (Penis Rendy mulai berkedut-kedut, dia berupaya menuntaskannya sambil mengemut puting susu Mita)

Rendy: aaaaaarrrrhhhhhhh anjiiirrrr enaaaaaaakkt, CROOOOTTTTTT! (Cipratan Air mani Rendy tumpah mengenai wajah Mita. Mita buru-buru mengambil tisu agar sperma Rendy tidak mengotori tempat tidurnya)

Selesai nafsu birahinya lepas landas, Rendy tergesa-gesa membetulkan celana dan pakaiannya. Ia dikejar waktu untuk menjemput istrinya. Mita memandangi hal itu penuh dengan kekecewaan, seakan benar hubungannya dengan Rendy mulai timpang sebelah. Mita ingin mencegah Rendy pergi. Akan tetapi, ia harus mengerti Rendi hendak menjemput wanit kesayangannya. Mita agaknya berkesimpulan Rendy tak lagi sama. Dia sudah menjaga jarak. Bila dulu laki-laki itu acap telepon atau chat Mita, kini sudah jarang. Mita yang dituntut mengerti.

Di balik itu semua, Mita tidak tahu Rendy memang benar-benar ingin menjaga jarak, tetapi dengan tujuan lain....

Sampai jumpa di episode berikutnya.
Numpang nyimek
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd