Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The System

SS dengan Dandy yang paling suhu tungguin (max 2 character)

  • Widya, 19th (Teman Kampus)

    Votes: 50 6,5%
  • Shanti, 27th (Tante Dandy)

    Votes: 390 50,8%
  • Aprilia, 19th (Penghuni Kost #1)

    Votes: 33 4,3%
  • Aisyah, 18th (Penghuni Kost #2)

    Votes: 163 21,3%
  • Vanya, 18th (Penghuni Kost #3)

    Votes: 82 10,7%
  • Dr. Ayu, 24th (Penghuni Kost #4)

    Votes: 168 21,9%
  • Nindy, 23th (Penghuni Kost #5)

    Votes: 26 3,4%
  • Olive, 27th (Penghuni Kost #6)

    Votes: 86 11,2%
  • Thalia, 27th (Penghuni Kost #7)

    Votes: 70 9,1%
  • Alya, 21th (Penghuni Kost #8)

    Votes: 44 5,7%
  • Gaby, 25th (Penghuni Kost #9)

    Votes: 62 8,1%

  • Total voters
    767
Status
Please reply by conversation.
Part 5 – Penghuni Di Dalam Kost (Yang Kasat Mata)

Nama Pemain : Dandy Putra Purnama
Usia : 19/21 tahun
Level : 2
Experience : 1235/2000
Point Sex-Change : 455
STR : 6
DEX : 5
AGI : 4
VIT : 4
INT : 9
Title : Orang berotak cabul
Skill :
-Intimidate (Passive Skill) – 0/5 – Terkunci. (Min lv.2)
-Escape Plan (Passive Skill) – 0/5 – Terkunci. (Min lv.2)

-Smart View (Active Skill) – 1/1 (Min lv.2)
Seseorang yang awalnya berasal dari masa depan dengan gelar Sarjana mekatronik dan mempunyai keahlian meracik obat herbal yang sedang mengalami kesialan karena tertabrak bus dan meninggal seketika. Beruntung dia diselamatkan oleh system dan harus berakhir di tubuh Dandy Putra Purnama, seorang mahasiswa semester 3 yang culun, pendiam dan lemah. Dengan bantuan system, dia menjalani hari-hari menjadi player sebagai Dandy untuk menambah umurnya.



Istri dari om Dandy. Tidak mempunyai hubungan darah dengan Dandy. Tinggal bersama Dandy semenjak Dandy ditinggal oleh orang tuanya. Tante Shanti adalah seorang janda muda pemilik kost-kostan putri yang diisi oleh 7 karyawati dan 2 mahasiswi.


Seorang SPG produk elektronik yang mengontrak kamar kost di rumah tante Shanti. Mulai mengontrak di tempat tante Shanti beberapa bulan yang lalu. Memilih mengontrak di tempat tante Shanti karena dekat dengan tempat kerjanya.

Mahasiswi semester 1 jurusan informatika. Satu kampus dengan Dandy. Kenal dengan Dandy saat Dandy menempel info kost kosong milik tantenya waktu ospek beberapa bulan lalu.

Teman kampus sekaligus sahabat Aisyah. Bersahabat dengan Aisyah semenjak mereka SMA. Satu kelas dan satu jurusan dengan Aisyah. Mengontrak di tempat tante Shanti karena diberitahu oleh Aisyah setelah Aisyah mendapatkan pamflet kost-kostan kosong milik tante Shanti.



Seorang teman dekat tante Shanti yang berprofesi sebagai dokter umum di sebuah puskesmas. Mengenal tante Shanti karena puskesmas tempatnya bekerja sering dijadikan tempat berobat oleh Dandy dan tante Shanti.


Seorang pekerja kantoran yang dekat dengan Dandy. Orang yang paling jahil yang berada di kost tante Shanti, lebih suka menjahilin Dandy karena kepolosan Dandy. Tapi karena sekarang Dandy telah dirasuki oleh seseorang dari masa depan, apakah kejahilannya masih mempan terhadap Dandy??

Sahabat tante Shanti saat kuliah dan satu jurusan dengan tante Shanti. Bekerja sebagai Freelance SPG Event. Salah satu penghuni pertama kost-kostan.

Rekan kerja seprofesi dengan Olive. Sama seperti Olive, bekerja sebagai freelance SPG event. Dan juga sahabat serta teman satu jurusan dengan Tante Shanti. Olive, Thalia dan Shanti adalah 3 primadona kampus mereka dulu.


Salah satu karyawan Gaby coffee shop. Mulai mengontrak semenjak Alya dan Gaby menerima pamflet kost-kostan kosong yang ditawarkan oleh Dandy di dekat kampus Dandy.

Owner Gaby coffee shop. Memasuki kost tante Shanti bersamaan dengan Alya. Sengaja memilih hidup kost karena untuk menekan biaya hidup dan menabung untuk biaya pernikahannya dengan tunangannya.

***

“Hooooaaaaammmmmzzzzz…..” aku terbangun saat secercah sinar mentari pagi mulai menyusup menembus sela-sela korden jendela kamarku.

Aku mulai keluar sambil memasukkan tanganku ke dalam celana dan menggaruk Leonardo. Di ruang tengah nampak mbak Nindy, mbak Olive dan mbak Thalia sedang menonton tivi ditemani segelas teh manis yang mereka genggam masing-masing.

“Hooooaaaaammmmmzzzzz….” Kuarahkan tubuhku ke kamar mandi sambil menggaruk pantatku dari luar celana. Lalu sempat kucium tangan yang kupakai buat menggaruk.

“Dandy, lu jorok amat sih. Baru bangun udah garukin pantat. Pake diciumin lagi pantatnya” omel mbak Thalia yang melihatku sedang menguap sambil menggaruk pantatku dan menciumnya.

“Biarin. Emang lagi gatal pantat gua mbak. Emang mbak mau ngegarukin??” jawabku sambil ngeloyor pergi.

“Dasar wong edan!!!” ejek mbak Thalia sambil melempar bantal sofa ke arahku yang tak dapat menjangkauku.

Di kamar mandi aku sempatkan mencuci muka dan menyempatkan untuk buang air kecil serta mencuci tanganku.

Setelah dari kamar mandi, aku menuju dapur dan menemukan tante Shanti, Aisyah dan Vanya sedang menyiapkan makan pagi membelakangiku. “Hmmm, mereka berdua emang kalo dijadiin istri udah cocok dah. Dua-duanya solehah dan pinter masak lagi.” batinku.

Dari sini kulihat juga pantat bahenol tante Shanti yang bergoyang-goyang sedang menghaluskan bumbu secara manual. “Hmmm, kalo disini cuman ada aku ama tante Shanti doank udah langsung aku tarik tuh badan tante terus aku naikin dasternya langsung dah aku coblos sambil nungging” Mulai lagi aku berpikiran cabul terhadap tanteku sendiri. Ping. Kudapatkan sebuah experince karena memikirkan cabul tanteku.

Kulangkahkan kakiku mendekat tante Shanti, tanganku meraih sebuah gelas dan menaburkan kopi sachet yang disediakan di dapur. Kubuat secangkir kopi untuk menemani pagi hariku.

“Pagi tante, pagi Aisyah, pagi Vanya. Lagi bikin apa nih” sapaku ke mereka sambil tanganku meracik kopi.

“Pagi kak Dandy. Bikin nasi goreng aja kak. Kayak biasanya” jawab Vanya yang sedang mempersiapkan minuman susu hangat sebagai pendamping nasi goreng untuk semua penghuni kost.

“Susu!!! Coba aja kalo susunya bisa diperes dari semua yang ada di kost ini terus dipake buat minum 3x sehari. Bisa sehat ini badan. Tapi yang nyumbang paling gedhe paling mbak Olive kali ya?? Kan dia yang punya stock susu paling banyak. Tapi Vanya sama Aisyah yang paling sengsara. Mau diperes kayak gimana pun gak bakalan bisa keluar banyak.” Batinku.

Ping. Kudapatkan experience lagi tapi kali ini agak berbeda karena yang kupikirkan bukan hanya 1 orang melainkan 10 orang penghuni rumah. 50 point experience dan 10 point sex-change langsung saja aku dapatkan.

Kusudahi pikiran cabulku saat kopi sudah siap di dalam cangkirku. Dan aku melangkahkan kakiku kembali ke ruang tengah. Kuambil bantal yang tadi dilempar oleh mbak Thalia ke arahku dan kubawa ke sofa panjang. Kududukkan pantatku di sofa panjang di sebelah mbak Nindy. Sedangkan mbak Thalia dan mbak Olive menduduki kursinya masing2.

Baru kusadari bahwa ketiga gadis di ruang tengah ini berbeda 180 derajat dengan 3 orang di dapur. Jika di dapur semua pakaian tertutup daster lengan panjang sedangkan di ruang tengah ketiganya menggunakan tanktop berdada rendah dan celana hotpant saja. Memperlihatkan sebuah belahan payudara dan paha mereka yang putih mulus tanpa cacat.

Ping. Ping. Ping.

Beberapa experience kudapatkan saat berada di ruang tengah. Apalagi dengan kondisi badan seperti mbak Olive. Ingin rasanya kusembunyikan Leonardo di belahan dadanya itu dan dibuat mabuk perjalanan saat berada disana.

Dari pintu kulihat April masuk dengan keringat di sekujur tubuhnya. Baju tanktop ketatnya terlihat basah karena keringat. Terlihat tonjolan kecil di bagian dadanya yang menyakinkanku bahwa April sedang tidak memakai bra sama sekali. Di bagian tengah pahanya pun terlihat garis lipatan antara paha dan badannya yang berbentuk hurup V dengan lekukan di bagian bawahnya.

Otak cabulku makin bekerja lebih keras dan menghasilkan beberapa experience untukku. Kejadian itu tak berlangsung lama karena April langsung naik keatas untuk mandi.

Panggilan tante Shanti dari arah dapur untuk berkumpul untuk sarapan pagi terdengar hingga ke lantai 2. Otomatis semua penghuni bergegas menuju dapur untuk menikmati sarapan pagi buatan tante, Vanya dan Aisyah. Mbak Gaby, mbak Ayu, Alya dan April turun dengan pakaian kerja mereka. Berbeda dengan yang lain yang masih mengenakan pakaian santai di hari Sabtu ini.

Setelah makan, aku duduk-duduk di teras depan sambil menikmati sisa kopiku dan menikmati hisapan pada rokokku. Aku diperbolehkan oleh tante Shanti merokok dengan satu syarat bahwa tidak boleh merokok di dalam kamar dan harus di luar rumah.

“Dan…Dandy” kudengar panggilan mbak Olive dari dalam rumah.

“Di depan sini mbak. Ada apa??” balasku.

“Dan, hari ini lu ada acara ngga??” tanyanya saat menemukanku.

“Gua sih hari ini free mbak. Emang ada apa ya??” kubalik pertanyaannya.

“Gini, kemarin mbak dapet tawaran kerja jadi model. Lu mau kan nganterin mbak” jawabnya.

“Boleh aja sih. Kapan berangkatnya??”

“Ntar agak siangan aja Dan. Jam 1an aja lah”

“Oke.” Kutengok jam tanganku, masih jam 9:38. Setelah mbak Olive balik ke dalam rumah untuk menyiapkan keperluan take-shootnya kucek status di system.

Nama Pemain : Dandy Putra Purnama
Usia : 19/21 tahun
Level : 2
Experience : 1890/2000

Point Sex-Change : 578

Lumayan dapet beberapa experience dan beberapa sex-change point. “Sebentar lagi level-up dan bisa dapet tambahan waktu 1 tahun lagi” batinku. Aku teringat bahwa sex-change point milikku sudah mencukupi untuk membeli Digital Hard-Disk. Segera kubuka toko Sex-Change dan membeli item tersebut.

Digital Hard-Disk
Sebuah tempat penyimpanan berteknologi tinggi. Dapat digunakan untuk penyimpanan file. Berkapasitas 10 Exa-Bite.
Harga Beli : 500 Point.
Harga Jual : 100 Point
.

Aku terpikirkan sebuah ide yang cukup brillian untuk memaksimalkan Mini Camera Hi-Resku. Segera kucek dompetku di dalam kamar dan masih ada beberapa lembar uang untuk membeli peralatan dan komponen elektronik.

Dengan menggunakan motorku, aku berkeliling mencari komponen dan peralatan elektronik yang kubutuhkan. Hampir 2 jam aku berkeliling mencarinya, akan tetapi hasil yang kudapatkan sangatlah memuaskanku.

Sesampainya dirumah, aku langsung mengunci diri di kamar dan merakit sesuatu. Dengan pengetahuan mekatronika di kehidupan sebelumnya, kubuat sebuah robot nyamuk yang dapat kukendalikan lewat sarung tangan elektrik. Sebuah robot sederhana yang dapat kubuat di kehidupan sebelumnya. Kucoba menerbangkan robot tersebut tapi karena komponen yang kurang memadai menjadikan robotku sering oleng. Bagian sayapnya seharusnya menggunakan high carbon superalloy steel yang saat ini belum sempat ditemukan dan baru ditemukan beberapa tahun setelah ini. Tapi aku masih belum menyerah. Saat akan memperbaiki robotku, pintu kamarku diketuk dari luar.

Tok. Tok. Tok.

“Dan, jadi nganterin mbak gak??” tanya mbak Olive dari luar kamarku.

“Gawat, aku lupa kalo mau nganterin mbak Olive ke tempat pemotretan” batinku. Langsung kukemasi barang-barangku dan menyimpannya di laciku. Robot dan sarung tangan pengontrolnya di inventory sistem. Beruntung barang itu bisa disimpan di inventory sistem.

“Bentar ya mbak. Gua belum mandi nih” jawabku. Segera ku sambar handukku dan tanpa pakai lama, aku langsung mandi dan berdandan secukupnya.

***

Diperjalanan mbak Olive banyak bercerita tentang bagaimana dia berkenalan dengan promotor model. Mbak Olive mengenalnya saat dia bekerja di sebuah event pergelaran mobil. Orang itu menawarkan mbak Olive untuk diorbitkan. Dan katanya ini adalah langkah awalnya untuk menjadi model. Dia dan mbak Olive sudah melakukan tawar-menawar mengenai pemotretan ini melalui pesan WA. Dan jadilah saat ini aku mengantarkan mbak Olive ke lokasi pemotretan menggunakan mobil tante Shanti atau bisa dibilang mobil omku.

Lokasi pemotretan berada di sebuah villa mewah yang harus kami tempuh selama 2,5 jam. Kuparkirkan mobilku di halaman dan disana kami disambut oleh 3 orang laki-laki. Kami saling memperkenalkan diri dan kuketahui bahwa 1 orang sebagai owner agency, 1 orang sebagai fotografer dan 1 orang sebagai penata riasnya.

Awalnya aku hanya melihat pemotretan seorang model yang seperti biasanya. Pemotretan dengan beberapa gaun pesta. Kulihat beberapa gaun itu sedikit terbuka di bagian dadanya. Alhasil otak cabulku melayang-layang membayangkan bentuk badan mbak Olive. Mereka mengambil latar di kolam renang. Dengan bantuan lampu sorot dan cahaya matahari yang tak terlalu silau, karena saat itu sudah hampir jam 5an sore.

Di awal tadi mereka bilang bahwa pemotretan tak akan berlangsung lama dan akan berakhir sebelum petang. Jadi kuputuskan menunggu di depan sambil merokok. Baru habis setengah batang, kudengar teriakan mbak Olive dari arah kolam renang.

“DANDY!!!!!TOLOOOOOOOONNNNNNNNGGGGGGGG!!!!!”

Aku langsung berlari ke arah kolam renang. Disana kulihat si owner agency sedang mencoba menutup mulut mbak Olive yang berteriak meminta tolong dan mencoba memperkosa mbak Olive yang sedang memakai bikini. Si fotografernya dan penata riasnya memegang kaki dan tangan mbak Olive. Mbak Olive masih mencoba meronta-ronta agar terlepas dari pegangan mereka dan berteriak meminta tolong.

Kemarahanku segera memuncak. Kuambil bangku yang ada di dekatku dan kuhantamkan ke punggung si owner. Dia langsung saja ambruk ke atas badan mbak Olive, mukanya jatuh tepat di belahan dada mbak Olive. Uh….pasti gak kerasa gegar otaknya tuh tapi malah kerasa empuknya. Dia langsung bangun dan memutar badannya ke arahku. Aku sudah siap sedia dan langsung kuhantamkan kursi itu ke kepalanya.

Kaki kursi tepat mengenai samping kepalanya dan mengakibatkan sobek di bagian pelipisnya. Dia langsung ambruk ke dalam kolam renang. Air yang di kolam renang langsung bernoda merah. Dia sudah pingsan di dalam kolam renang. Tak menunggu lama, kuhantamkan lagi kursi ini ke arah si penata rias dan si fotografer. Karena kerasnya hantaman aku membuat si penata rias langsung ambruk dan pingsan tapi si fotografer yang memang badannya sedikit lebih besar di antara yang lainnya masih bisa berdiri.

Mbak Olive yang sudah terlepas dari cengkraman mereka segera berlari ke belakangku. Aku hantamkan lagi kursiku ke arah si fotografer tapi ternyata kursinya malah ditangkap olehnya dan terebut dariku. Setelah mendapat senjata kursi, dia langsung menyabetkan kursi itu ke badanku. Kutekuk tanganku untuk bertahan. BRAK!!!

Kursi itu hancur berkeping-keping karena kerasnya sabetannya. Tapi anehnya badanku tak berasa apa-apa. Tanpa menunggu lama kujejakkan kakiku ke perutnya hingga dia tersungkur. Kududuki badannya dan kuhantam kepalanya berkali-kali. Dia mencoba melindungi kepalanya menggunakan tangannya. Pukulanku yang berkali-kali akhirnya membuatnya tangannya lemas dan kepalanya lolos dari pertahanannya.

BUGH. BUGH. BUGH.

Beberapa kali kupukul di bagian pipinya hingga dia pingsan. Lalu aku berdiri dan kuinjak-injak kepalanya.

“DANDY!!! UDAH DAN!!! UDAH!!!” lerai mbak Olive merangkul perutku dan menarikku.

Kusudahi injakan kakiku. Kubalik tubuhku dan kudekap badan mbak Olive yang masih berbikini itu. Dia menangis di dadaku membuat pakaianku basah karena air matanya. Setelah mbak Olive tenang kuajak dia untuk pulang. Tapi sebelum itu kuambil sebuah gaun dan kamera yang tadi mereka gunakan untuk memotret. Kuambil memory penyimpanan kameranya dan kuhancurkan kameranya dengan cara kuinjak-injak.

Kupakaikan gaun itu ke tubuh mbak Olive. Setelah memakai gaun itu, sekali lagi mbak Olive menangis sesengukan di dadaku. Sambil sesengukan dia mencoba berterima kasih kepadaku dan menyesal karena kebodohannya, dia hampir saja diperkosa.

Sambil masih mendekap tubuhku, kubawa mbak Olive keluar dari villa itu menuju mobil tante Shanti. Kuantar dia ke kursi penumpang yang ada di samping supir. Lalu aku duduk di kursi supirnya dan kubawa mobil itu untuk keluar dari villa terkutuk itu.

PING. PING. PING.PING.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd