Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Serial Petualangan Parmin

Status
Please reply by conversation.

belajarmenang

Semprot Kecil
Daftar
21 Apr 2014
Post
52
Like diterima
71
Lokasi
Jakarta
Bimabet
Halo-Halo Permisi para suhu dan sesepuh di Forum Semprot, Ini Thread Pertama ane sebagai member semprot:semangat:
Ane ingin mempersembahkan cerita baru yang berjudul Serial Petualangan Parmin.

Cerita ini hanya 100% fiksi belaka, dan tidak bermaksud menjelek-jelekan mulustrasi yang di pakai untuk mendukung cerita ini.

Saya baru belajar menulis, mohon maaf jika banyak kekurangan disana sini. Koreksi, kritik dan saran sangat saya perlukan demi terciptanya cerita yang menarik.

Udah ah pembukaannya selamat menikmati dan semoga berkenan di hati. Oh iya Untuk Update sangat mungkin rawan macet mungkin juga lancar tergantung mood untuk menulis.:bye:


1. PROLOG
2.Perkenalan Dengan Nisa Bagian Satu
3.Perkenalan Dengan Nisa Bagian Dua
4.
 
Terakhir diubah:
PROLOG
Firman Suhendra a.k.a Parmin SMA
2z7pxm1.jpg


Firman Suhendra a.k.a Parmin Kuliah
20fzy8i.jpg


Putri Una
9rlppe.jpg


Perkenalkan namaku Firman Suhendra biasa dipanggil Parmin dari kecil hingga saat ini, aku anak satu-satunya dari pasangan suami istri Suharno dan Suparti, yang hidup dengan sederhana dan bahagia. Sekarang aku sudah menjadi mahasiswa di salah satu universitas ternama di ibukota Negara Indonesia ini. Di usia ku yang sudah beranjak 25 tahun, Aku memiliki badan yang proporsional kata orang bilang dengan tinggi 175 cm dan berat badan 70 kg.


Ganteng itu relatif, tapi jika kamu lebih jelek dari temanmu, kamu juga bisa tidak percaya diri, Contohnya aku, merasa orang yang paling jelek di kelasku saat SMP maupun SMA membuat diriku minder buat menyatakan rasa sukaku kepada seorang cewek. Aku sangat addict dengan Bokep dan Coli, mungkin orang bisa bilang aku mesum. Semasa SMP dan SMA teman-teman meminjam VCD bokep padaku, mereka menjuluki ku dewa bokep.


Keadaan berubah ketika masa kuliah, akhirnya aku mempunyai pacar bernama Putri Una atau kalian kenal dengan DJ Una. Untuk pengenalan ML aku belum pernah sekalipun merasakannya, paling hanya berciuman dan paling jauh sebatas raba-meraba mungkin karena belum ada kesempatan atau pun aku minder untuk melakukannya. Terkadang aku ingin lebih dari itu, apalagi jika mendengar cerita teman-temanku saat mereka berpacaran. Untuk ukuran kontol ku dari dari SMP sampai SMA aku melakukan terapi alami pemanjangan kontol dengan berbagai cara yang di ajarkan oleh mbah Google, sehingga sekarang 18 cm adalah ukuran kontolku.
 
Terakhir diubah:
Perkenalan Dengan Nisa Bagian Satu

Nisa Beiby

2eyi2af.jpg


Rintik hujan mulai turun ketika Aku baru saja selesai konsultasi dengan dosen pembimbing tugas akhir dan keluar dari kampus. Aku terpaksa berlari-lari kecil untuk menuju halte tempat pemberhentian angkot dan bus kota yang ada di dekat kampus. Kadang-kadang aku berlari setengah bongkok untuk melindungi buku-buku yang aku bawa.

Kalau pagi tadi aku menuruti saran teman kosku, mungkin tidak kehujanan seperti sekarang. Karena lagi musim hujan, temannya menyarankanku agar membawa payung. Tapi aku menolak, cowok masa membawa payung ke kampus. Lagi pula pagi tadi cuaca langit memang cerah.

Aku masih terus berlari-lari kecil menuju halte. Dari arah berlawanan, tidak terlihat olehku sebuah mobil melaju melintasi kubangan. Ceprooot! muncratan air kubangan tepat mengenaiku. Sudah reflek menghindar, tetap saja air kubangan membasahi seluruh tubuhku. Aku sudah siap-siap marah ketika mobil tersebut perlahan menepi dan berjalan mundur ke arahku, dan berhenti tepat di sampingku.

”Hei, dimana mata...” ucapanku terputus. Dari kaca pintu mobil yang terbuka, tersenyum seorang cewek. “Maaf ya, Mas…” kata wanita tersebut, "Baru selesai kuliah ya? Kasihan deh, jadi kotor deh bajunya. Mau kemana?” tanyanya dengan genit.

Aku yang tadinya dongkol, jadi tertegun begitu melihat betapa cantiknya cewek tersebut. Menurut taksiranku, usia cewek tersebut seusia denganku. Dan juga, wajahnya kelihatan familier, tapi aku lupa pernah melihat dimana. Lamunanku hilang ketika cewek tersebut membuka pintu mobilnya dan menyuruhku untuk masuk ke mobilnya.

"Ayo. Biar aku antar!" kata cewek itu. Dengan agak ragu aku pun masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya. Dalam hatiku, “Ini baru rejeki nomplok bos.”

"Maaf, jadi basah kuyup," kata cewek itu. "Pulang kuliah ya?" tanyanya lagi.
"Ya, Mbak. Serius nih mau mengantarkan saya ke kos?" Aku bertanya balik.
"Boleh dong. Kos mu dimana?" kembali cewek itu bertanya.
"Kos ku jauh, Mbak. Sengaja cari yang jauh agar harga sewanya murah." jawabku sambil tersenyum malu.

“Ooo, namamu siapa?” kata wanita itu sambil kembali menjalankan mobilnya. “Aku Nisa Beiby dan jangan panggil aku mbak lagian umur kita ga beda jauh kok sepertinya.” lanjutnya. “Namaku Firman mbak tapi biasa dipanggil Parmin.” Balasku.

Baru beberapa lama mobil berjalan, "Min, mampir dulu sebentar ke tempatku ya. Aku mau ambil sesuatu dulu di rumah," ajak Nisa.

Aku hanya menganggukkan kepala saja. Rumah Nisa ternyata tidak jauh dari halte tadi, yang berarti dekat juga dengan kampusku. Sebuah rumah mewah di pinggir jalan besar.
Seorang Ibu muncul ketika mobil berhenti di teras. Dari cara bicaranya, ibu yang tersebut adalah pembantu Nisa.

”Min, ini Mbok Ipeh pembantu di rumah ini” Ucap Nisa mengenalkan pembantunya.
"Mbok, ini Firman, teman Nisa. Ambilkan handuk buat Firman, Mbok...!!!” perintah Nisa kepada Mbok Ipeh sambil menunjuk ke arahku.

“Gak usah, Mbak eh Nis. Toh tidak lama kan?” ujarku.
“Jangan gitu, Min, aku gak mau melihat kamu masuk angin. Pakaianmu basah kuyup gitu. Bila perlu mandi dulu.” ucap Nisa.

“Ya, Non..." jawab Mbok Ipeh sambil mendekat ke arah Tya.
“Antarkan Firman ke kamar Den Angga! Setelah mandi, tunjukkan sekalian kamar mandinya dimana. Sekalian kamu siapkan pakaian punya Den Angga yang ada di lemari kamarnya agar dapat dipakai sama Firman.” perintah Nisa kepada Mbok Ipeh.

“Mbak...” belum juga aku selesai bicara, Nisa sudah memotongnya,
"Udah dibilang jangan panggil mbak panggil nama saja dan jangan menolak, Min. Di rumah ini cuma ada aku sama Mbok Ipeh, jadi kamu jangan grogi dan malu-malu gitu. Biasa aja, anggap saja ini rumah kamu sendiri. Sana buruan mandi biar nggak masuk angin. Sementara kamu mandi, aku ganti pakaian dulu.”

Aku tidak bisa menolak perintah Nisa. Dari kamar mandi, aku bisa mendengar Nisa menyuruh Mbok Ipeh, "Mbok, siapkan makanannya. Setelah itu kamu boleh istirahat di rumah belakang. Jangan masuk rumah utama kalau tidak aku panggil!" perintah Nisa.

Setelah aku mandi dan sudah berganti pakaian, Aku keluar dengan membawa pakaian basah dengan ditemani Mbok Ipeh. Aku melihat Nisa juga sudah berganti pakaian, dan duduk di meja makan, menanti diriku. Ketika bertemu dengan Nisa di ruang makan, kami sama-sama saling pandang dan terdiam.

Aku kaget dengan baju yang dikenakan oleh Nisa. Wanita itu telah mengganti bajunya dengan kaos ketat yang agak tipis sehingga kedua susu Nisa yang bulat montok tercetak dengan jelas disana, lengkap dengan kedua pentilnya yang bulat mungil karena Nisa memang tidak mengenakan BH. Celana panjang yang tadi dikenakan gadis itu juga telah diganti hotpants super pendek dan super ketat yang mempertunjukkan bongkahan pantat bulat Nisa. Bagian selangkangannya tampak menonjol, dan karena tidak ada garis segitiga disana, sudah dapat dipastikan bahwa Nisa tidak memakai celana dalam. Ditambah paha putih mulus gadis itu, makin lengkaplah dia menjadi penyegar bagi mata nakalku.

Mungkin Nisa juga kagum dengan bentuk tubuhku yang sangat Atletis. Secara aku dari dulu sering fitness dan berolahraga daripada mencari perhatian cewek-cewek disekitarku.

Sementara aku masih kagum memandangi tubuh sintalnya, "Kasih aja pakaian basahmu sama Mbok Ipeh, biar dicuci. Toh besok kamu bisa mampir untuk mengambilnya!" Nisa berkata.

"Jadi ngrepotin nih, Nis." kataku malu-malu.
"Santai, Min. Aku nggak merasa direpoti kok.” sela Nisa.
Lalu aku menyerahkan pakaian basah kepada Mbok Ipeh sambil berjalan menuju Nisa yang sudah menungguku.

“Ayo duduk, temani aku makan. Semoga aja kamu suka dengan masakannya." ajak Nisa begitu aku sampai diruang makan. Aku tertegun melihat bongkahan susu Nisa yang mengintip malu-malu dari balik kaosnya.

4ufo14.jpg

Nisa Beiby setelah berganti baju

"Kubilang santai saja,'' kata Nisa, "Gak usah tegang seperti itu, lagian aku lagi sendiri kok disini." jelasnya dengan tersenyum.

"Makasih, Nis. Kamu baik banget," pujiku.
“Biasa aja kali..." ujar Nisa sambil berjongkok mengambil sendoknya yang jatuh. Sepertinya Nisa berlama-lama menundukkan tubuhnya agar aku dapat melihat lebih jelas dua gunung kembar yang bulat dan montok tanpa BH. Membuatku jadi salah tingkah karena mendapat pemandangan yang indah seperti itu.

Wajah Nisa memang cantik. Kulitnya putih. Meskipun agak gemuk namun hal itu malah makin menambah kesintalan tubuhnya sehingga bodynya makin mempesona. Mungkin itulah yang membuatku jadi merasa betah berada di rumah Nisa. Jantungku berdetak semakin cepat. Dia semakin penasaran ingin melihat lebih detail lagi setiap lekuk tubuh Nisa. Aku membayangkan alangkah nikmatnya jika aku dapat mengenal lebih jauh tubuh montok wanita satu ini. Rasanya aku ingin membuka kaos Nisa sehingga dapat melihat langsung kedua susu montok Nisa tanpa penghalang. Selain itu ingin rasanya kuturunkan celana pendek itu sehingga aku dapat melihat indahnya dibalik Hotpants itu.

Aku jadi terbayang tubuh montok Putri Una, pacarku. Bentuk tubuh Una tidak jauh beda dengan tubuh Nisa. Sehingga saat melihat keindahan tubuh Nisa dengan pakaian seperti itu, ingatanku melayang membayangkan tubuh Una. Karena selama aku pacaran, baru sekali aku melihat keindahan tubuh Una. Saat itu tanpa sengaja aku melihat Una yang habis berenang, tubuh Una yang molek tampak menggairahkan dibalut baju renang. Tapi begitu melihat kehadiranku, lalu Una langsung meraih handuk dan membungkus tubuhnya dan bergegas pergi menuju ruang bilas. Setelah mengganti bajunya dengan pakaian santai yang agak longgar, barulah dia menemuiku.

Karena hal itu pulalah, sambil menikmati santap makan siang bersama Nisa, Aku tidak menyia-nyiakan pemandangan indah ini. Aku terus memandangi tubuh montok Nisa sampai mereka selesai makan.

”Kamu kuliah ambil jurusan apa, Min?” tanya Nisa saat mereka berpindah ke ruang tengah.
”Teknik Arsitektur, Nis.” jawabku pendek.
Nisa mencoba bertanya lagi untuk mencairkan suasana, ”Semester berapa sekarang?"
”Sekarang tinggal nyusun Tugas Akhir." jawabku.

Wah, hebat dong kamu, Min.” puji Nisa. “Oh iya suka permen, Min? Ayo ambil saja," kata Nisa sambil menyodorkan sekotak permen coklat. Saat itu aku dapat melihat kembali dengan jelas betapa indahnya susu Nisa.

"Hei, hei, hei... kenapa matamu melihat kemari,” goda Nisa sambil menunjuk ke dadanya, “Nakal ya matanya, permennya itu disini!" lanjutnya.
"Oh! Maaf... Makasih, tapi aku sudah kenyang.” jawabku salah tingkah ketika ketahuan oleh Nisa kalau aku sedang memperhatikan susunya.

"Apa yang kamu lihat, Min?" tanya Nisa dengan nada menggoda.
"Ah, enggak, Nis." jawabku malu-malu.
"Kamu punya pacar, Min?" kembali Nisa bertanya. Aku tidak menjawabnya.

Sambil mengunyah permen, Nisa menggeser duduknya sehingga tepat berada di depanku. Posisi duduk Nisa yang mengangkangkan kaki membuatku dapat melihat dengan jelas apa yang disembunyikan Hotpants itu. Sekarang aku yakin, Nisa memang benar-benar tidak mengenakan CD. Dan karena hotpants yang dipakai Nisa dari bahan yang agak tipis, maka bayangan hitam pada selangkangannya tampak jelas membayang.

“Pasti jembut Nisa sangat lebat seperti di bokep JAV, dari luar aja sudah terlihat hitam legam begitu, dan di balik itu tentu ada sesuatu yang lebih indah. Juga pahanya, Ohh betapa indah kaki putih mulus itu.” kataku dalam hati.

Sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan di depan mataku, tiba-tiba terdengar suara Nisa, "Ngobrol dong." kata Nisa. Nisa bersuara menggodaku sepertinya.
Aku terdiam. Tidak tahu harus berkata apa, karena aku memang masih newbie dalam hal ini.
"Kenapa, sakit ya?" tanya Nisa lagi, “Jangan-jangan kamu masuk angin. Mau minum obat?" tawarnya.

Belum sempat aku menjawabnya, Nisa sudah menghilang dan sebentar kemudian kembali dengan membawa sebutir pil dan segelas air putih. Kemudian diberikannya padaku.

“Nih obatnya. Ayo minum...!!!” perintah Nisa. Seperti terkena hipnotis oleh keindahan tubuh Nisa, aku hanya menurut saja saat Nisa memberinya obat untuk diminum. Aku yang sebenarnya tidak sakit apa-apa, dengan rela meminum obat tersebut. Setelah beberapa menit aku meminum obat tersebut, tubuhku sangat berkeringat, panas sekali rasa dalam tubuhku ini dan nafsu ku semakin meningkat dengan tajam.

"Bagaimana, Min, agak baikan?" tanyanya sambil memijit-mijit kepalaku dengan tersenyum.
"Sebenarnya aku nggak sakit, Nis." jawabku dengan suara agak parau, aku berusaha dengan keras menahan gejolak nafsunya yang semakin menggelegak.

"Lalu kenapa?" tanya Nisa dengan tersenyum.

Aku yang terus digoda olehnya, kuputuskan untuk nekat juga. Gejolak birahiku entah kenapa tidak bisa kukendalikan lagi, apalagi setelah meminum obat yang diberikan oleh Nisa. Pikiranku makin buntu. Yang ada adalah bagaimana bisa melampiaskan nafsuku ini pada tubuh montok Nisa. Jadi, sambil menahan nafasnya, dalam sekejapaku memeluk erat tubuh montok Nisa lalu menyergap bibir mungil wanita cantik ini.

Nisa bukannya berontak, malah membalas lumatan bibirku dengan liar. Dari caraku mencium bibirnya, mungkin Nisa tahu bahwa aku memang belum berpengalaman dalam bercinta.

”Ah, Min, Kamu nakal!” teriak Nisa dengan suara manja.
 
Terakhir diubah:
Mantaap suhu mulustrasinya, sepertinya ini cerita greget.

Semangat hu, semoga sampai tamat :beer::khappy:
 
Perkenalan Dengan Nisa Bagian Dua

Nisa Beiby
2m7d6pu.jpg


"Kamu bikin sange sih." balasku sambil melepas ciumannya.
"Itu namanya kamu lelaki normal." jelas Nisa.
"Nis, aku pengin..." kataku ragu-ragu.

"Pengin apa, Min, ngomong aja. Kamu terangsang lihat tubuhku ya, terus kamu pingin meniduriku kan? Sekarang kamu boleh melakukan apa saja terhadap aku, Min." jawab Nisa to the point.

"Serius, Nis? Tapi terus terang aku belum pernah lho," kataku.
"Sekarang lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Dengan senang hati aku akan memenuhi semua imajinasimu!" jelas Nisa.

Aku memeluk Nisa lebih erat lagi. Pelukanku kali ini tidak ragu-ragu seperti sebelumnya. Aku mencoba mencium lebih lembut dan terarah. "Min, kamu bohong sama aku ya? Kamu sudah sering meniduri pacar kamu, ya kan?" tuduh Nisa.

"Sungguh, Nis, aku belum pernah melakukannya!!!" jawabku bersemangat, “Kalau dengan pacar, paling hanya sebatas ciuman dan saling raba. Tidak lebih dari itu. Mungkin belum waktunya kali, Nis...”

“Kasihan deh lo...” ledek Nisa, “Nah sekarang kamu akan merasakan kenikmatan yang sering kamu tonton di video Bokep. Kenikmatan surga dunia, Min... Aku akan memberikan kenikmatan itu.” lanjut Nisa.

Kemudian tangan Nisa menelusup ke dalam celanaku. "Wow, Gila, gede banget, Min!” teriak Nisa ketika tangannya menyentuh kontolku. Dengan cepat dia melucuti pakaianku hingga tinggal celana pendek. Dan karena aku tidak memakai celana dalam, maka begitu celana pendeknya ditarik Nisa hingga ke ujung kaki, kontolku yang kata Nisa besar dan panjang langsung meloncat keluar.

“Wow, Min! Ternyata dugaanku tidak salah. Saat melihatmu waktu sehabis mandi tadi, aku sudah membayangkan bahwa kamu pasti memiliki kontol yang super, dan ternyata memang benar-benar luar biasa. Udah gede, panjang lagi..." jelas Nisa kagum.

Aku tidak memperdulikan apa yang diucapkan oleh Nisa. Apa yang dilakukan cewek ini malah semakin membuat nafsu birahiku menggelora. Kucoba mulai berani membuka pakaian Nisa, semuanya, sehingga tubuh Nisa benar-benar telanjang bulat sekarang.

Saat itulah tiba-tiba aku merasakan kenikmatan pada kontolku, ketika kulihat dengan lahapnya Nisa mengulum batangku. Bibir Nisa yang merah dan seksi berputar-putar saat menghisap. Aku merasa bagai ditarik-tarik tenaga gaib. Aku menggeliat menahan nikmat yang luar biasa.

"Uuh... nikmat, Nis... ouhh… ssh… ahh… enak sekali, ssh… ahh…" Karena aku belum punya pengalaman dioral oleh cewek, aku terus mengerang merasakan kenikmatan yang baru pertama kali ini.

Sementara Nisa terus menghisap dan melumat kontolku dengan lahapnya, membuat kontolku semakin mengeras dan berdenyut-denyut kencang.
”Nis, Aku ga tahan nih.”Lenguhku. Dia pun semakin lahap melumat, menghisap dan menjilat seluruh batang kontolku hingga beberapa detik kemudian pertahananku pun jebol.

Crot... croott... crooottt... dengan denyutan cepat disertai rasa nikmat yang luar biasa, kontolku memuncratkan semua isinya. Tanpa melepaskan kontolku, Nisa melahap seluruh cairan itu. Setelah tidak keluar lagi, baru Nisa melepaskan kulumannya.

“Hmm... sekarang aku baru percaya bahwa kamu emang belum pernah ngentot dengan cewek,” kata Nisa yang dengan tidak malu-malu mulai berkata vulgar. "Pejuh kamu gurih dan wangi, Min." lanjutnya sambil terus menjilati batang kontolku. Biji kontolku pun tidak luput dari jilatan dan hisapan mulutnya. Karena Nisa terus menjilatinya, perlahan batang kontolku pun terasa tegak kembali.

"Eh, bangun lagi tuh,” kata Nisa manja, ”Kita pindah ke kamarku aja yuk, biar lebih leluasa.” ajak Nisa sambil melepaskan jilatannya pada kontolku. Dia menarik kontolku untuk diajak menuju ke kamar.

Di dalam kamar, Nisa langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tanpa disuruh, aku langsung naik ke atas tubuh polos Nisa yang sedang dalam posisi mengangkang. Kupraktekkan jurus-jurus yang telah kupelajari dalam video bokep yang sering aku tonton, kutenggelamkan wajahku diantara kedua susu Nisa yang bulat, besar dan montok itu. Mulutku mulai mengenyot dan menjilati kedua susu Nisa secara bergantian sehingga lama-lama pentilnya makin tegak dan mengeras.

“Ohh... Min... terus, Min… sedot yang kuat susuku, Min...” rintih Nisa
Sementara tangan kananku memegang susu Nisa, tangan kiriku menempel pada bagian selangkangan Nisa, tepat di atas bukit kemaluannya. Disana, aku menemukan bagian yang lembut dan lembab, yang ditutupi oleh rimbunnya bulu-bulu jembut yang sangat tebal dan hitam. Ada cairan halus tersentuh oleh ujung jariku saat berusaha membelah bibir memek Nisa dan memasukkan salah satu jariku. Aku menghisap cairan tersebut, dirasakan olehnya rasa yang belum pernah dia rasakan. Bau dan rasa khas memek perempuan yang sedang terangsang. Bau tersebut semakin menambah nafsu birahiku.

Dengan penuh nafsu aku kembali menjilati kedua susu Nisa. Putingnya yang mungil kemerahan kukulum halus, sambil sesekali kujilati ujungnya hingga basah. Lagi-lagi Nisa memejamkan matanya. Di bawah, jari-jariku merasakan memek Nisa semakin banjir oleh cairan birahinya.

Perlahan, ciumanku merambat turun dari dada Nisa. Kini aku mulai menjilati daerah sekitar pusar Nisa, kemudian jilatanku semakin turun dan turun hingga mulutku tepat berada di depan lubang memek Nisa. Perlahan aku membuka kedua paha Nisa semakin melebar. Karena memek Nisa hanya berjarak sekitar 10 cm dari wajahku, maka bentuknya itu semakin jelas terlihat olehku. Aku memperhatikannya dengan seksama tanpa berkedip, terlihat sekali kalau aku sangat kagum dan menyukai benda itu.

"Ooo, ini toh yang namanya memek itu, begini toh bentuknya...!" kataku dalam hati. Tampak jelas sekarang bentuk bibir luar memek Nisa. Benda itu terlihat sedikit terbuka, memperlihatkan bagian dalamnya yang lengket dan memerah. Sementara di bagian pucuk atas tempat pertemuan dua bibir, bertengger dengan indahnya secuil daging kecil berwarna merah muda yang terlihat menonjol keluar. Aku menduga ini pasti yang namanya klitoris.

Beberapa lama aku terpana memperhatikan semua pemandangan dahsyat yang baru kali ini aku lihat dalam hidup secara nyata. Tiba-tiba, "Aduuhh..!" aku menjerit kecil ketika tangan Nisa mencubit pipinya.
"Min, kamu ngeliatin apa sih?" tanya Nisa manja. Mungkin dia tidak tahan dengan hembusan nafasku.

"Cuma mau dilihatin aja?" kembali Nisa bertanya saat aku masih terdiam, membuatku menjadi sedikit kikuk.
"Ehh... ohh... nggak, habis baru pertama kalinya aku melihat memek cewek secara nyata. Punyamu bagus!" aku menjawab sekenanya, karena tidak tahu apa yang harus kukatakan lagi.

"Ah, masa sih?" sahut Nisa, lalu seperti memancing gairah kelelakianku, ia mulai mengusap-usap itilnya sendiri dengan menggunakan jari. Benda mungil itu ia pelintir sedemikian rupa hingga bertambah kaku dan mencuat. Nampak olehku lorong vagina Nisa yang berwarna merah semakin banjir oleh cairan birahinya.

"Masa sih punyaku bagus? Kalau bagus, kok cuma diliatin aja?" Nisa menyambung perkataannya sambil jari-jari tangannya masih mengerjai itilnya, terdengar olehku suara Nisa yang semakin seksi.

Kemudian perlahan Nisa memegang kepalaku dan menariknya agar semakin mendekat ke arah lubang memeknya. Sambil menggoyang-goyangkan pantat, Nisa seakan menyodorkan memeknya agar dinikmati olehku. Sekarang jarak liang memeknya dengan wajahku hanya tinggal sejengkal. Aroma khas bau memek cewek merebak menusuk hidungku kuat-kuat, membuatku jadi ingin bersin. Padahal memek Nisa begitu harum dan lembut seperti bau daun pandan. Sesaat aku memejamkan mata menikmati aroma yang tercium lembut menembus hidungku.

"Ihh... nih orang, ngapain sih? Tadi cuma ngeliatin aja, sekarang cuma mencium baunya! Maunya apa sih?!" suara Nisa sontak membuyarkan lamunanku.
Akupun tersenyum melihat wajah Nisa yang sedikit cemberut. "Iya, Nisa sayang! Masa nggak boleh sih aku menikmati dulu harumnya memekmu? Baru pertama kali aku mencium bau yang seperti ini. Beneran lho, Nis. Memekmu haruummm banget!" aku mencoba merayu Nisa.

Akibat cairan birahi Nisa yang terus keluar dari dalam liang vaginanya, tampak olehku bibir memek Nisa semakin mengkilat, dan bulu-bulu jembutnya juga mulai terlihat basah. Cairan birahi itu semakin banyak keluar sejalan dengan semakin memuncaknya nafsu birahi Nisa. Saat aku hendak melanjutkan aksiku menjilati lubang memek Nisa, tiba-tiba Nisa menarik kepalanya agar aku naik kembali ke atas. Begitu wajah mereka telah sejajar, Nisa langsung melahap bibirku sebentar sebelum melepaskannya kembali tak lama kemudian.

“Oughh… Min, mainin memeknya nanti aja ya, masih banyak waktu! Sshh... aghh… masukin kontolmu, Min… oughh… aku nggak tahan lagi… cepat, Min… aku ingin merasakan kontolmu yang besar itu!” Nisa mengerang, menyuruhku agar segera memasukkan kontol ke dalam memeknya.

“Ayo, Sayang, memekku udah gatal pingin digaruk sama kontol kamu!” rengeknya tak sabar, Nisa memang sudah pengen dientot.
Nisa segera meraih batang kontolku dan mengarahkannya ke depan hingga posisinya sekarang berada tepat di atas belahan memeknya. Dadaku berdebar menanti saat-saat dimana aku akan melepas perjakaku (selain coli ya) untuk pertama kali dalam hidupku, bagaimana merasakan nikmatnya ngentot dengan seorang cewek.

Seperti tahu akan perasaanku, Nisa mencoba membuatku rileks, "Min, kok kamu tegang sih? Santai saja, aku maklum kalau kamu tegang begitu, aku dulu juga seperti kamu, gelisah dan tegang. Nikmati saja ya?" kata Nisa menenangkanku, “Sekarang kamu turunkan pantatmu pelan-pelan,” ucapnya.

Pelan-pelan kemudian kucoba menekan pantatku ke bawah. Sleeep... ujung kontolku mulai membelah celah yang lembab dan hangat di selangkangan Nisa. Tangan Nisa membimbing batang kontolku untuk mendapatkan posisi yang tepat agar tusukannya bisa pas. Begitupun dengan pinggulnya, Nisa sedikit menggoyangkannya agar posisi ujung kontolku tepat berada dalam jepitan bibir memeknya. Akupun memejamkan mata saat merasakan geli bercampur ngilu akibat gesekan kulit kontolku dengan dinding kemaluan Nisa.

Aku melenguh, ”Ughh... Nisa sayang,” sambil kuremas susu cewek ini.
“Tekan lagi, Min.” Nisa memberi komando.
Aku mengangguk, lalu Bleess…! aku menurunkan pinggulku kuat-kuat hingga terasa batang penisku perlahan menerobos masuk ke dalam celah memek Nisa yang sempit. Sedikit demi sedikit kontolku terus masuk lebih dalam lagi seiring dengan dorongan pantatku yang semakin kencang.

"Ouhh... Nis!" hanya itu rintihan yang keluar dari mulutku mewakili berjuta kenikmatan yang baru kali ini aku rasakan di umurku yang sudah 25 tahun. Terasa dinding memek Nisa begitu lembut dan hangat menyelimuti sekujur batang kontolku.

"Ouuff... gimana, sayang... hegh... enak? Ahh... ssh... aduh... gila! Kontol kamu... uuff... aduh... oughh... gila! Kontol kamu gede banget... lubang memekku terasa penuh sama batang kontolmu, edan! Uufff... aduh!" rintih Nisa berulang kali.

"Ahh... Nis! Benar ya, Nis... oushh... benar k-kata orang, ngentot itu... aduh... sshh... nikmat banget!" desahku tak mau kalah.

“Shh… aghh... Min, kontolmu besar… sssh… enak, Min... puaskan aku dengan kontolmu itu... sssh!” desis Nisa. Dia mulai merem melek keenakan ketika aku mulai mencoba untuk menaik-turunkan pantatku dengan pelan hingga saling menggesek mesra. Nisa tampak begitu menikmati genjotan kontolku yang keluar masuk dengan lancar di dalam lorong sempit liang vaginanya.

Melihat Nisa begitu bernafsu, aku mulai berani melumat bibir perempuan cantik itu. Aku menjilati leher, telinga dan payudara Nisa yang membusung indah sampai akhirnya mulutku tertambat di puting Nisa yang mungil dan menghisap-hisap lembut disana. Aksiku itu semakin membuat desahan Nisa membahana keras.

“Ouhh… sssh… ahh… Min, kontolmu enak sekali... sshh… aaah!” teriak Nisa keenakan.
“Hmm… eghhm… memekmu juga enak, Nis… oohh… sempit sekali… ahh!” aku melenguh tak kalah nikmat merasakan jepitan memek Nisa yang ketat.

Sambil melenguh, aku terus menghisap-hisap puting susu Nisa. Setiap kali menggerakkan kontolku, Aku merasakan memek Nisa seperti mencekiknya hingga kontolku jadi terasa seperti diperas dan dipijit-pijit ringan. Sungguh sangat nikmat sekali. Aku merasakan tubuhku mulai ngilu yang amat sangat.

“Oughh… Min, terus sodok memekku dengan kontolmu itu… aghh!” Nisa mengerang saat aku menyodokan kontolku di lubang senggamanya.
“Hhm… ahh… memekmu benar-benar sempit... enak… aku suka... ough!“ Evan juga melenguh keenakan merasakan jepitan memek Nisa di batang kontolku.

“Tekan lebih dalam, Min... yah, begitu... shhh… ough…” rintih Nisa meminta, yang kuturuti dengan menghentak lebih kuat hingga kontolku terbenam sampai ke dasarnya.

Aku sudah tidak ingat apa-apa lagi selain menikmati persetubuhanku yang semakin menggila. Aku semakin cepat mengeluar-masukkan kontolku di dalam lubang memek Nisa yang sempit, sementara Nisa dengan penuh semangat menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangi gerakanku yang semakin lama menjadi semakin cepat. Keringat sudah mengalir deras di tubuh polosku dan juga Nisa.

“Aghh… aku sudah tidak tahan lagi, Min… oughh… aku mau keluar… ouhh... enak sekali kontolmu, Min… aaghh… aku keluaaar… aaghhh...” Nisa mengerang kesetanan. Sssrrr… ssssrrrrr… ssssrrrrr… tubuhnya mengejang saat ia mencapai puncak kenikmatannya. Kurasakan memeknya berdenyut-denyut kencang saat mengeluarkan lahar kenikmatannya.

Aku merasakan betapa memek Nisa seperti meremas-remas batang kontolku. Akibatnya, akupun tak tahan juga. “Oughh… ahhh… sshh… aaah… Nisa sayang, aku juga mau… oughh...” Akupun melenguh dan menekan dalam-dalam kontolku ke lorong memek sempit Nisa, lalu croot… crooott... croooottt… spermaku meledak mengisi rahim basah Nisa.

”Auw!” Nisa sedikit merintih merasakan saat dinding rahimnya disembur oleh cairan hangat pejuhku.
Dia segera memeluk tubuhku erat-erat dan mencium bibirku dengan mesranya, sementara kakinya ia kaitkan di belakang pinggulku. Beberapa saat kemudian, begitu kontolku sudah berhenti meludah, barulah Nisa melepaskan kaitan kakinya. Di wajahnya tersungging senyum lebar penuh kepuasan.

"Baru kali ini aku merasa nikmat seperti ini, Min..." gumam Nisa. "Jangan dicabut dulu kontolmu, biar aja di dalam, nanti juga lepas sendiri!" pintanya sambil mendekap tubuhku, "Aku senang begini." tambahnya kemudian.

”Tapi Nis, gapapa nih aku keluarin di dalem tadi? soalnya terlanjur nyemprot duluan. kata orang sih bisa hamil tuh nanti.” ucapku sedikit khawatir.
”Ya nanti kalo hamil kan kamu yang tanggung jawab dong, Min. Ya ga?” ujar Nisa yang tidak terlihat khawatir tentang pertanyaanku. Kalau menurutku rejeki nomplok jika Nisa sampai hamil, secara keluarga nya kaya sehingga dapat mengangkat derajat keluargaku yang sederhana.
 
update suhu semuanya
monggo kripik dan sarannya sangat membangun dalam membuat cerita ini
terima kasih :angel:
 
Mantap nih cerita artis. Kira-kira bakal ada banyak artis gak disini suhu.
 
Kok ky pernah baca ya, ceritany siapa ane lupa, yg pasti tar endingny ternyata pacarny tokoh utama itu ponakanny si tante yg ngajarin ml tokoh utama. Maaf kalo salah.
 
Mohon maaf nih suhu, kok ceritanya mirip kyk cerita suhu Denjo yg judulnya "Petualangan Birahi Joni" ?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd