Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG kenangan masa kuliah

Status
Please reply by conversation.
Kata-kata Nia barusan sukses membuat jantung gue berdegub kencang. Gue kehilangan kontrol dan gue gak bisa menjaga diri gue untuk tidak terkejut. Tapi yang jelas, gue marah sama Nia karena dia gak bisa menjaga rahasia.


" hehe " Nia memeletkan lidahnya
"Ciyeeeeh marah" Kata Nia
"Gak lucu ah neng, kamu ngomong apa ke Dian??" Gue penasaran
"Ngak kok, rahasia dono, aman ditangan Nia" Kata Nia sambil mengepalkan tangannya
"Dian nanya, kenapa kamu diemin dia.."

Nia memberi jeda yang lama untuk melanjutkan kata-katanya.

"terus gue bilang kamu itu.."

Gue jengkel kalau dia terus mempermainkan gue seperti ini. Kenapa Nia tidak mengatakan semuanya dalam satu tiakan nafas. Kenapa harus dipisah dengan jeda yang, menurut gue, lumayan lama.

“gak enak sama Tarno. Karena kamu tau kalau tarno lagi pedekate."

Anak ini pinter banget! Banget malah! Terima kasih NIA

"Udah-udah gak usah grogi gitu, rahasia kamu aman kok hihi" Kata Nia sambil menepuk punggung gue
"Bagus lah kalo gitu.." Jawab gue datar

Sebenarnya, sempat terlintas dalam pikiran gue. Apakah Dian juga punya rasa yang sama ke gue? Tapi buru-buru gue hapus pikiran itu. Jelas-jelas gue gak pernah melguekan pendekatan. Bagaimana dia punya rasa kepada gue?

Tapi kemudian gue merasa sedikit aneh kalau Dian bisa sampai memperhatikan gue yang emang grogi hingga gak mau ngobrol dengan dia. Untuk apa dia melguekan itu? Jika seseorang tidak mempunyai perasaan terhadap lawan jenisnya, orang tersebut tidak akan memperhatikan setiap detail perlguekan yang diterimanya.

Ahhhh.. Akhirnya gue sampai pada suatu kesimpulan. Mungkin emang sikap dan gesture gue didepan Dian terlalu mencolok. Hingga orang lain bisa menangkap perilgue aneh gue, contohnya saja Nia.

Sebentar... Tapi kenapa tidak dengan Tarno

Gue bingung. Sangat bingung. Gue kemudian beranjak berdiri. Gue mau nyari spot untuk merokok. Lagipula, gue harus beli korek lagi.

"Ehhh, mau kemana?" Tanya Nia

Kalau gue bilang merokok, entar gue bakal diomelin.

"Cari makan, laper" Kata gue ngeles
"Ikuuuut" Kata Nia
"kamu sini aja" Kata gue
"gak mauu, ikuuuuut" Rengek Nia
"yauda buru.."

Gue pun terpaksa berjalan bersama Nia mencari warung yang menjual mie rebus. Lagian ngapain sih ni anak ngikutin melulu

"Ngapain sih ngikut mulu..." Kata gue sedikit sebel
"Pokoknya gue ikut kamu terus don." Kata Nia
"Ngapain" Gue bingung

"Kalo gak gini, nanti itu mas-mas angkatan atas ngerumunin gue,
males banget kalo deket-deket mereka" Kata Nia

Hahahahahaha.. Rasanya saat itu gue pengen ketawa. Gue pengen ketawa sekeras-kerasnya. Gue gak nyangka aja. Okelah Nia emang cakep. Bidadari jurusan angkatan gue. Tapi kalo ngobrol sama dia, jengkelin banget anaknya! Gue yakin, cowok-cowok yang coba buat deketin dia bisa naik darah karena sikap dia

Iseng-iseng gue pengen ngerjain Nia

"Yauda sini sayang, deketan sama abang" Kata gue mengedipkan mata
"Ihhh, apaan sih kamu" Balas Nia
"Uda cepetan.. deketan juga sini sebelah gue" Goda gue

Tangan kiri gue melingkar dipinggang wanita yang disebelah gue. Gue bisa merasakan bagaimana indahnya lekukan tubuh seorang Nia, dan gue menyentuhnya langsung!

Kalua gue prhatiin ini cewek seksi juga, jadi sange gue mikirnya. Wangi banged lagi tubuhnya.

Acara malam pertama makrab tidak begitu mengesankan. Cuman acara makan-makan, perkenalan dengan angkatan atas, termasuk kakak angkatan dua atau tiga tahun diatas gue. Sebenarnya gue merasa, ini cuman ajang eksis kakak angkatan dihadapan adik angkatan. Gue juga merasa, mereka itu sok penting

Well, gue tau bahwa maksud mereka, apalagi yang cowok, adalah untuk menjniag adik-adik gemes yang bisa dikibulin jadi pacar. Secara esensi, makrab memang berarti malam keakraban. Tapi perlu digaris bawahi bahwa ada sebuah tujuan tersirat didalamnya. Tujuan yang menyangkut kepentingan pribadi, memenuhi hawa nafsu.

Wanita yang disebelah gue ini contohnya. Kemana gue melangkah, doi selalu ngikutin. Kalo seandainya toilet gak ada sekatnya, mungkin kita barengan di dalem .

Nia emang tidak begitu suka dengan statusnya sebagai mahasiswi angkatan baru yang populer. Ibarat, banyak kumbang berseliweran menunggu kesempatan untuk mendekat. Sayangnya, ada gue sebagai tank yang siap melindunginya.

Sebenarnya gue juga gak terpaksa-terpaksa banget kok memerankan lakon ini. Gue malah senang. Bukan senang karena gue bisa dekat dengan Nia. Tapi gue senang melihat tatapan sinis orang lain yang melihat kita jalan berdua. Apalagi cowok-cowok yang punya "maksud" kepada Nia. Gue senang dengan lirikan mata mereka. Gue merasa punya pride tersendiri. Iniloh gue, sebelah gue ini cewek paling populer yang jadi inceran kalian!

***
Ketika waktu sudah sedikit larut dan angin pantai mulai tidak bersahabat. Kita semua diizinkan buat balik ke gazebo untuk istirahat. Sebenarnya bukan gazebo sih namanya, tapi lebih seperti bangunan kecil gitu yang tembok dan lantainya dari kayu. Satu bangunan itu muat untuk 6 orang tidur terlentang.

Gue coba golek kiri, golek kanan, gue gak bisa tidur. Gue liat sekeliling gue uda tidur semua. Emang uda hampir tengah malam sih. Gue coba colok headset, siapa tau gue bisa tiba-tiba terlelap setelah mendengar musik..

Tiba-tiba gue terkejut dengan suara WA dari hp gue Secara gue lagi pakai headset dan suara WA hp gue cukup membuat gue kembali terjaga.

"don, uda tidur belum?" dari Nia
"Belum.. kenapa?" balas gue
"Keluar gih, temenin gue bentar."

Ahhh gue pun beranjak dari posisi gue tidur. Diluar, gue melihat seseorang dengan pakaian yang persis sama seperti yang dipakainya pada sore hari tadi. Bedanya kali ini, tutup kepala hoodienya dipakai.

"Kenapa neng?" Kata gue
"Donoooo... " Nia nyengir

Gue tau arti cengiran ini, dia pasti punya maksud dan tujuan untuk nyusahin gue

"Gak usah senyum, gak manis" Ketus gue
"Ihhh, abang marah-marah aja sih.. eneng kan jadi gak enak" Goda Nia

Jujur, gue gak tahan dengan gayanya yang sok centil itu. Sejak kapan dia manggil gue "abang" dan menggue dirinya sebagai "neng"

"Ke bawah bentar yuk" Ajak Nia sambil menunjuk ke arah pantai
"Ngapain?"

Nia lalu menarik tangan gue. As your information, setelah gue meluk pinggangnya tadi sore, kita makin 'agresif'. Maksud gue disini, kalo kita jalan berdua, kita bisa pegangan tangan. Trus kalo ditanya orang mengenai hubungan kita, gue langsung dipeluk sama doi. Sebagai balasan, gue pun memeluk balik.

Kita berdiri dibibir pantai memandang ke depan. Posisi kami cukup jauh dari gazebo tadi biar ga ada yang ganggu kata nia.
Gelap..
Cuman terdengar suara ombak.
Gue bahkan gak tau setinggi apa airnya, karena emang cahaya lampu cuman berasal dari gazebo dibelakang jauh sana dan itu pun minim sekali.

"Bagus ya" Kata Nia
"bang, makasih loh uda bantuin gue tadi sore" Kata Nia
"yang mana, neng?
"Itu yang kita pura-pura pacaran, bang"

Jujur aja, gue gak tau mesti ngomong apa sama Nia. Apa mungkin gue keterlaluan? Kalo dipikir-pikir, sebenarnya kan gue gak pantes buat megang-megang dia, terlebih kita gak punya hubungan apa-apa.

Alhasil, entah apa yang keluar dari mulut gue. Otak dan lidah gue gak sinkron..

"Kenapa gue dipanggil bang??" Kata gue bego
"Karena kamu manggil gue 'neng' " Balas Nia
"Hmmmm, gue emang manggil cewek pake sebutan itu kok"
"Tapi bang, seandainya kita lanjut pura-puranya gimana? Abang keberatan?" Tanya Nia

Maksudnya kita lanjut pura-pura pacaran gitu? Dalam hati, gue gak punya rasa apapun ke Nia. Gue sama sekali tidak tertiak dengan doi. Buat gue dia biasa banget.

"Gue males kalo harus meladeni mereka-mereka yang pedekate sama gue.." Kata Nia
"Bukannya bagus neng, malah gampang jodoh?"
"Gak aaaah, gue gak suka"
"Gue kayak dianggap mainan sama mereka. Satu per satu nyoba deketin gue. Kalo gue tolak, bakal datang lagi yang lain. Kalo gue terima, gue gak merasa ada satupun yang cocok. Seakan-akan mereka berlomba-lomba untuk jadi pemenang, dan gue pialanya"

Gue gak bisa melihat ekspresi apapun dari wajah Nia. Cuman terlihat samar-samar. Gelap...
Padahal gue pengen melihat ekspresi wajahnya. Entahlah, setidaknya gue pengen melihat raut mukanya ketika mengatakan hal ini.

"Yauda kalo itu mau kamu" Kata gue mengiyakan
"Asiiiiik" Kata Nia girang
"Kasih tau aja sampe kapan gue pura-puranya"
"Iya, makasih ya bang"

Entah siapa yang memulai, yang jelas kami telah berpelukan..

tanpa sadar tangan gue memegang dagunya dan gue tiak pelan untuk memposisikan kepalanya langsung gue cium bibirnya yang tipis berwarna pink natural itu,cukup lama bibir kami menempel dan setelah bibir kami terlepas nia menatap gue cukup lama dan berkata.

“kok abang cium bibir neng?”

“entahlah abang juga ga tau kenapa, maaf” jawab gue gugup Sambil memeluk semakin erat perutnya,

Nia pun tersenyum dan kembali fokus kepantai. Setelah mencium bibir Nia untuk pertama kalinya itu ada perasaan dan getaran2 aneh yang selama ini tidak pernah gue rasakan kepada Nia, dan penisku mulai menggeliat berdiri. Tak tahan ingin mencium bibirnya Nia lagi, gue membisikkan didekat telinga Nia “neng boleh abang cium bibirmu lagi?” dan tanpa menoleh Nia mengangguk kan kepala. “kalo begitu neng duduknya menghadap abang aja” kata gue kepadnya. Nia langsung berdiri menghadapku mengangkangi paha gue kemudian duduk dipangkuan gue. Karena posisi duduk Nia yang mengangkangiku sehingga gue bisa merasakan kemolekan tubuhnya, hangat gue rasakan dipangkal paha yang saling menempel.

Nia menunduk dan wajahnya memerah,mungkin gugup dan malu karena meskipun hubungan kami sangat dekat belum pernah dalam situasi yang sarat emosi seperti ini. Gue angkat dagunya kemudian gue cium bibirnya dengan lembut,awalnya hanya kecupan-kecupan lembut saja tapi lama-lama gue coba melumat dan menyedot bibirnya, Nia hanya diam saja saat gue lumat dan sedot bibirnya tapi lama-lama dia mulai membalas, terjadilah saling sedot dan saling lumat bibir dan terdengarlah berkecipak suara bibir kami yang saling beradu. Cukup lama kami berciuman sampai nafas kami tersengal-sengal dan gue mulai melepaskan tautan bibir kami, setelah bibir kami terlepas Nia memelukku dan membenamkan wajahnya di dada gue.

Suara gue bergetar menahan birahi yang semakin memuncak saat gue mengajak Nia untuk pindah tempat yang lebih aman,dia tidak menjawab hanya mengangguk saja, lalu gue berdiri dan menggendong nia. Sambil tetap menggendong Nia gue berjalan kearah dibalik pohon-pohon yang tertutup,dan sesampainya disana gue rebahkan Nia tanpa melepas pelukanku jadi gue masih setengah menindihnya. Tanpa basa basi gue langsung melumat dan menyedot bibir Nia lagi dan langsung dibalas, terjadilah saling lumat saling sedot kedua bibir kami,sesekali kumasukkan lidahku kedalam mulutnya mengail-gali lidahnya.

Tanpa melepas pagutanku mulai kuayunkan pinggul menggesek memeknya yang masih terhalang celananya dan celanague,s emakin lama ayunanku semakin cepat dan gesekan itu semakin nikmat kurasakan,mungkin Nia merasakan hal yang sama karena diantara ciuman kami terdengar lenguhan lenguhan nikmat Nia. eeennggh…eeeehhhhh…eeennnggh….. gue rasakan nafas nia semakin lama semakin berat. Semakin lama tidak tahan gue merasakan kenikmatan ini, rasanya penisku pun sudah tegang dan ngilu dari tadi. Gue pun melepas pagutan bibirku dan berkata “neng celananya abang lepas ya?” Nia hanya mengangguk mungkin juga ingin terus merasakan nikmat ini kembali. langsung gue lumat bibirnya lagi dan tanpa melepas lumatanku mulai kuturunkan celananya dan setelah celananya terlepas gue juga melepas celana gue sambil terus saling lumat dan tetap menindih tubuhnya.

Dan setelah tubuh bagian bawah kami sudah terlepas semua, gue angkat hodienya tanpa melepasnya begitu pun jilbabnya masih terpasang, gue mulai menempelkan penisku dibelahan memeknya melintang keatas mengikuti alur garis memeknya dan mulai gue ayun menggesek gesek secara pelan. Luar biasa rasanya hangat basah licin dan nikmat, Niapun tersentak mungkin kaget karena merasakan gesekan antara memeknya dan penis gue tanpa terhalang apapun. Erangan demi erangan mulai terdengar dari mulut kami, dan ciuman gue pun tidak hanya dibibir saja gue ciumi seluruh wajahnya, dadanya. Dada kecilnya yang empuk itu gue sedot bergantian membuat nia semakin mendesah.


. ooohhh…aaaaccchhh….aaaaaaaahhhhh…bang geliii….! oooohhh….ooohhh…hmmmm….neng enaaaaakkkk…..! Semakin lama memek Nia semakin basah itu memudahkanku menggeseknya semakin licin,

kuayunkan pinggulku semakin cepat.

aaaaccchhh…..aaaaaaaahhhhh…..ooooohhhhhh…neng mau pipis bang…oooohhh..neng mau pi…..pi…..sssss…..aaahhh…..! Gue rasakan tubuh Nia menegang tangannya memeluk leherku sangat erat kakinya mengapit pinggulku

erat2 dan mulai kejang kejang,tak lama kemudian.

sssseeeerrrr….sssseeeerrrr…..sssseeeerrrr….. semprotan demi semprotan keluar dari memeknya dan membasahi batang penisku yang masih menggesek bibir memeknya

kepalanya mendongak mulutnya terbuka bergetar, matanya membeliak terlihat putihnya saja dan nafasnya tersengal-sengal. Nia mendapatkan orgasme yang dasyat seumur-umur baru pertama kali dirasakannya. Guepun terus mengayunkan pinggulku menggesek semakin cepat karena gue merasakan maniku sudah diujuk dan siap meledak.

ooooohhhhhh…oooohhh…neng…neng….ooooohhhhhh.. …abang juga mau ke…..ke…luarrrr… ooohh….enak banget neng! dan. cccrrrooootttt…….ccccrrrroooot……ccccrrrroo oot…. maniku keluar berhamburan diperut rata dan mulusnya Nia, nafasku tersengal-sengal sungguh nikmat yang gue rasakan.

Setelah nafas teratur dan mani sudah tidak ada yang keluar, gue mulai membuka mata dan kupandangi wajah Nia yang cantik dan imut itu yang ternyata sudah kelelahan. Gue beranjak dari tubuh Nia mengambil sapu tangan yang ada dicelana, gue bersihkan lendir dan mani di penis gue dan gue pakai kembali celana gue,kemudian gue bersihkan mani yang ada diperut Nia dan juga lendir dimemeknya, setelah itu gue pakaikan celananya kembali.Setelah semua selesai gue ajak nia Kembali ke gazebo untuk istirahat. Sebelum berpisah nia bilang ke gue

“thanks ya abang, abang bisa nahan diri ga sampe merawanin nia dan mau pura-pura jadi pacar nia” sambil senyum malu lalu pergi gitu aja. Gue pun cuma diam tak bisa berkata apa-apa. Gue lupa kalu hubungan ini Cuma pura-pura.

Tiba-tiba perasaan gue jadi kosong lagi, terasa seperti yang gue alami ke dian. Gue pun jadi males ke gazebo buat tidur, akhirnya gue putusin buat ngerokok sebat dulu lah. Gue pun berjalan menjauhi gazebo entah kearah mana gue lupa gue jalan aja terus sambal merokok. Sampai gue liat dari jauhan ada kayak saung gitu terus ada lampunya walau agak remang-remang. Gue pun berjalan kearah saung itu.

Gue lihat dari jauh hanya terlihat saung yang kosong. Tetapi,kemudian terlihat sosok perempuan berjubah ungu dan jilbab lebar putih berlari diikuti 2 orang laki-laki ke saung itu. Karena cukup jauh mereka tidak menyadari keberadaan gue. Gue pun penasaran berusaha mendekat tanpa ketahuan oleh mereka. Perempuan itu, tia, sudah sebulan ini tia hijrah memakai jilbab. Terlihat Tia dengan wajah marah berdebat dengan kedua laki-laki itu.

Terlihat juga Tia kewalahan menepis tangan nakal laki-laki yang menjamah pangkal paha dan payudaranya. Kemudian terlihat laki-laki itu seperti marah dan mencekik leher Tia. Setelah itu, Tia sepertinya menyerah. Ia biarkan saja laki-laki itu memagut bibirnya. Laki-laki itu lalu menyeret tia dan menghempaskannya hingga terduduk di tepi saung. Tia memalingkan mukanya saat laki-laki berdiri di hadapannya melepas celananya. Laki-laki itu kemudian memaksanya mengulum penisnya. Tak lama kemudian, laki-laki itu mendorong Tia hingga terlentang. Lalu disingkapkannya jubah Tia hingga kepinggang. Dengan kasar, ia langsung menancapkan penisnya ke vagina tia. Tia terlihat menjerit kesakitan.

Laki-laki itu terus menggenjot penisnya keluar masuk vagina Tia. Terlihat juga saat laki-laki itu menjepit puting kanan Tia hingga ia menjerit kesakitan. Laki-laki itu tampak seperti kesetanan. Ia membolak-balik tubuh Tia seperti orang membanting-banting bantal. Sekali ia membuat Tia terlentang dan memperkosanya. Kali lain, dibuatnya Tia menungging dan ia menyodominya. Kali lain lagi dibuatnya tubuh Tia tertekuk dan ia dengan kasar memperkosanya sambil menusukkan jarinya ke anus tia. Sampai akhirnya kulihat laki-laki itu orgasme di dalam mulut Tia. Kulihat Tia terisak-isak. Selesai memuaskan hajatnya, laki-laki itu kemudian terlihat menghisap rokoknya sambil berbaring di pinggir saung.

Laki-laki satunya yang sejak tadi Cuma melihat kemudian bangkit dan duduk di sisi Tia. Dibukanya jubah Tia di bagian dada. Kedua payudara tia tampak membusung. Lagi-lagi, ia mempermainkan tia dengan sempurna. Dirangsangnya Tia dengan berbagai cara, hingga tia yang kelelahan itu berkali-kali orgasme. Tetapi, laki-laki itu memang pemerkosa sejati. Di saat Tia mencapai kepuasan, ia mulai menyakitinya lagi. Disumpalnya mulut Tia dengan celana dalamnya.

Lalu, dijepitnya kedua puting Tia dengan jarinya, Tia meronta-ronta dan matanya melotot. Belum lagi rontaannya berhenti, laki-laki itu melakukan hal yang sama pada klitorisnya. Laki-laki itu kemudian kembali menindihnya. Suara rintihan Tia terdengar sangat memilukan. Juga pekik tertahannya ketika laki-laki itu dengan kasar menarik lepas jepitan pada kedua putingnya.

Tak cukup sampai di situ. Laki-laki itu terus menyentil-nyentil kedua puting Tia dengan keras. Laki-laki itu akhirnya terlihat sampai pada klimaksnya. Kulihat ia mengangkangi wajah Tia, melepas sumpal di mulut Tia dan ganti memasukkan penisnya ke situ.Tubuh laki-laki itu tampak bergetar sampai akhirnya lemas dan duduk mengangkangi perut tia. Tia terbatuk-batuk, sebagian sperma pemuda itu keluar dari sisi bibirnya. Kulihat laki-laki itu menyapu dengan jarinya dan meratakannya ke seluruh bagian wajah Tia.

Terdengar Tia menangis sesenggukan saat laki-laki itu bangkit dan mengenakan celananya kembali. Kukira laki-laki itu sudah akan mengakhiri aksinya. Ternyata tidak. Kulihat laki-laki yang pertama tadi mengambil HP nya dan memotret tia yang tengah tak berdaya. Laki-laki itu membuka lebar-lebar bagian dada jubah tia. Tia memalingkan wajah Ketika laki-laki itu memotret payudaranya yang terbuka dari jarak dekat. Laki-laki itu juga memotret sambil berdiri dengan sebelah kakinya menginjak sebelah payudara Tia. Ia juga lakukan itu pada vagina Tia. Baru setelah itu gue lihat ia melepaskanTia.

Tia langsung meringkuk membelakangi laki-laki itu. Tetapi laki-laki yang kedua itu malah menyingkapkan jubahnya sampai ke pinggang. Kulihat ia memotret lagi tia dengan pantatnya yang terbuka. Ia bahkan menguakkan bongkahan pantat Tia untuk melihat vaginanya dan memotret lagi dengan dua jarinya masuk ke vagina Tia.

Aku agak kaget melihat laki-laki itu kemudian menampar keras sekali pantat Tia. Kulihat Tia sampai memekik. Ternyata, itu salam perpisahan dari laki-laki itu. Tia tiduran meringkuk. Tampaknya ia menangis karena sesekali tubuhnya terlihat berguncang. Sebelum mereka selesai aku langsung meninggalkan TKP agar tidak ketahuan, tak lupa kurekam semua adegan panas itu siapa tau nanti berguna. Kusimpan hasil rekaman rahasia itu dengan aman. Lalu aku kembali ke gazebo.









Malam ini, akhirnya gue menemani Nia menikmati desiran halus ombak,

menikmati bibir indahnya,

menikmati buah dadanya

menikmati gesekan di bibir memeknya

dan menikmati live show adegan panas pemerkosaan tak lupa direkam pula
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd