Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sex Magisk (1st Update)

jangan kasih kendor hu, cerita fiksi kaya gini wajib di pantau ...
 
hmm premis yg bagus
nunggu aja lah biasanya klo cerita begini lama updatenya
 
Part 2 : Exa Quaestus



Kusno menguap, tak bisa menahan kantuknya. Ia sedang istirahat di saung bambu untuk para penjaga, setelah patroli keliling kebun tebu. Posisi saungnya sangat jauh, di belakang kebun tebu, berada tepat di belokan jalan dan berseberangan dengan sawah yang luas. Sebuah lampu kuning menerangi saung yang tak terlalu besar itu.
"Aku ke warkop aja lah. Tumben ngantuk tanpa kopi. Biasanya tahan," gumamnya sembari berjalan meninggalkan saung. Ia menuju sebuah warkop di ujung jalan yang dari cahaya agak remangnya saja terlihat jaraknya cukup jauh dari saung. Sambil jalan, bapak berumur 50an ini menggerutu kenapa Ia tidak ajak anaknya menemaninya. Ia tidak menyalakan senter, karena purnama malam itu terang sekali, menerangi malam. Dan juga, sangat besar. Kusno pun berjalan sambil berpikir, tumben purnamanya dekat sekali, pasti ada yang sedang melakukan ritual sekarang. Ia pun terkekeh dan berjalam menjauhi saung.

Dari arah jalan yang lain datanglah sebuah mobil sedan sliver, tapi mobil itu tidak menyalakan lampunya. Mobil itu berhenti tepat sebelum belokan dan di samping saung. Dari pintu supir keluarlah seorang pria, dan pria itu menuju pintu penumpang depan, membukanya lalu membopong seorang wanita cantik, yang kaosnya sudah terangkat hingga ke dada dan memperlihatkan payudara masifnya terbalut bra yang sepertinya kekecilan. Celananya sudah tidak di kancing, tapi tidak melorot karena ketat. Irfan membopong Nadya menuju saung, dan mendudukannya disana.

Nadya, yang terduduk dan masih dalam keadaan horny, tiba-tiba mendapatkan sedikit kesadaran. Ia melihat Irfan berdiri di depannya, dengan risleting terbuka dan penis yang mengacung sempurna. Tepat di belakang Irfan, terlihat bulan purnama segaris dengan posisi kepalanya.
"EHHH APA APAAN INI? GUE DI MANA? KOK BAJU GUE KEBUKA?" seru Nadya, dengan reflek menutup payudaranya dengan kedua tangannya, sambil melihat kiri kanan, lalu kembali pada wajah Irfan, dengan ekspresi kaget, takut, kesal, yang sebenarnya samar-samar.

Tapi Irfan, dengan pandangan tajam, merentangkan kedua tangannya, mengucapkan sesuatu sambil tersenyum :

"RELIQUUM futuris non mutavit. SORS Fatum non mutantur. Nunc, idque persequar, FOVE QUOD ACCIPERE!"

(Masa depan tidak dapat di ubah, takdir tidak dapat di ganti. Sekarang, terima dengan lapang dada, dan turuti apa jalannya!)

"AAAHHHHHHHH" Seketika juga Nadya melenguh. Matanya tertutup, mulutnya menganga. Birahinya meningkat, tubuhnya terangsang hebat. Kesadarannya hilang, tergantikan oleh nafsu manusia yang tak terkontrol. Setiap senti tubuhnya dari ujung kaki hingga kepala menginginkan hal yang sama : Seks.

Irfan lalu mendorong Nadya hingga terbaring di saung, lalu ia mencium bibir Nadya. Nadya, lalu membalasnya dengan ciuman yang liar "Hmmmpppp.. Mmmmm... Hooohhhhh...." suara ciuman mereka terdengar jelas. Nadya menghisap bibir bawah Irfan, Irfan menghisap bibir atas Nadya. Lidah mereka juga beradu, masuk ke sela sela gusi. Suara keciprat liur makin meningkatkan gairah kedua makhluk, yang bahkan tidak kenal satu sama lain. Tangan Irfan tidak ikut diam. Tangan kanannya meremas payudara kanan Nadya yang terlalu masif dari luar branya, sedangkan tangan kirinya menggapai kuncian bra di belakang. "Hmmmmpttt..... Ooohhh yeesss.... Ahhhhh... Mmmmmm" desah Nadya yang tertutup mulut Irfan, setelah merasakan remasan Irfan. Setelah kaitan bra di belakang terlepas, tangan Irfan kembali masuk ke dalam baju, membuka kaitan bra di bahu. Setelah terlepas, dengan satu tarikan tangan Irfan melepas bra Nadya. Dan kedua payudara masif Nadya, menyembul indah terlepas dari penahannya. Sebuah payudara yang besar dan bulat sempurna, dengan puting yang tak terlalu menonjol dan aerola sedang, membuat siapapun pria terhenyak, tak percaya ada wanita di dunia ini yang di berkahi benda untuk memuaskan nafsu kaum Pria. Irfan tetap dengan ciumannya, namun kedua tangannya meremas lembut payudara besar nan halus, seperti sedang membuat adonan roti. "Hmmmpptttt... Arrgghhh.... Hooohhhhhh... Gilaaa ennn.. Hmpttt... Hsssss...." Nadya mulai meracau tak karuan, tapi terhalang pagutan Irfan. Selain kedua telapak meremas, jempol dan telunjuk Irfan juga ikut bermain di aerola dan puting Nadya. Menyentuh juga memutari aerola Nadya, kadang sedikit menyenggol putingnya. Kemudian lanjut mempelintir puting Nadya, seperti memutar kenob radio lawas untuk mencari sinyal, namun bukan suara kresek kresek yang terdengar, melainkan erangan kenikmatan Nadya yang tertutup mulut Irfan. "Hmmmmm.... Hoohhh.. HAAAHHHHHHH... Hmmmpttttt.." racauan Nadya makin menjadi, terlebih lagi putingnya di tarik pelan lalu di pelintir. Nadya merem melek, menikmati rangsangan yang terus menggetarkan tubuhnya.

Tak lama, setelah kedua jempol puas, giliran mulut Irfan yang melanjutkan estafet permainan. Irfan melepas mulut Nadya, dan kepalanya turun ke depan payudara Nadya, namun tak melakukan apapun. Hanya memandang, menikmati kedua payudara yang sangat besar, mengacung sempurna. 10 detik kemudian, saat nafsu Nadya sedikit menurun, tiba tiba Irfan menghisap puting kanan Nadya, dan tangan kanan Irfan meremas gemas payudara kiri Nadya, sambil memplintir putingnya. Dengan serangan mendadak ini, seketika birahinya melonjak, membuatnya mengerang "OOOOOHHHHHHH.... AAHHHHHHHHH....." Nadya meracau keenakan. Puting dan payudara Nadya merupakan aset, sekaligus salah satu tempat tersensitifnya. Kombinasi rangsangan di keduanya, di tambah lidah Irfan yang menari memutar di aerola Nadya, menjilat putingnya, menggigit pelan sambil menggerakkan rahangnya kiri kanan, dan di tutup dengan hisapan kasar, membuat Nadya makin menggila, terlihat dari kepalanya yang menoleh kiri kanam tak beraturan. Bahkan tangannya menekan kepala Irfan makin ke dalam. Nafsunya sudah di ubun ubun, padahal baru di salah satu daerah sensitifnya.
"Aaahhhh.... Ssshhhhhh... Oohhh gilaaaa..... Aahhhh... Haaaaahhh... Ssshh... HAAAAAAHHHHHHHHH!!!" Nadya melengos panjang. Badannya bergetar, matanya melihat keatas hingga terlihat putihnya. Ya, dia orgasme. Orgasem pertama, namun sangat nikmat. Kepalanya terasa ringan, perutnya terangkat sebentar, lalu kembali berbaring. Nadya menarik napas dalam, membuangnya, dan terulang terus. Itu orgasme ternikmat yang di rasakan tubuhnya, dan respon tubuhnya tak bisa menipu.


Namun, semenit berjalan pelan-pelan kesadarannya kembali. Pandangannya yang awalnya buram, mulai menjadi jelas. Ia mencoba mengenali sekitarnya, dia dimana. Dia tak tahu tempat itu, dan tanpa Ia sadari ada sesuatu yang di lepas dari tubuhnya. Saat Ia mencoba duduk bertelekan tangan, tiba-tiba Irfan menyerang, dan Nadya pun terkejut. "EHHHH, LOE NGAPAA... AAAAHHHHHHHH!!!!" Nadya kembali melenguh, karena mulut Irfan langsung mencaplok payudara kirinya, tangan kiri meremas payudara kanan dan memplintir putingnya, sedangkan tangan kanannya sudah di selangkangan Nadya yang terpampang jelas, karena celana sekaligus celana dalamnya telah di lepaskan Irfan saat Nadya tadi masih mencoba sadar, dan tangannya mulai meraba bibir kemaluan Nadya.
Nadya, yang masih setengah sadar, mencoba memahami apa yang terjadi, sekaligus menikmati rangsangan hebat Irfan. "Hmmmmppttt... Ahhhhh.. Ini di mana anjing, ini cowo siap...ooohhhhh... Kok gue bisaaahhhhh...." Nadya bertanya dalam hati tapi nafsunya masih menguasai.
"AstagaAAOOOOHHH... Anjingg ini kan cowo ojek tadii??ssssssshhh... Oohhh... Kok bisa dia grepe-grepe gueeee??? Tapiii... ENAK BANGEEETTT HHHAAAAHHHH" bahkan dalam hati pun, walau Nadya sudah memahami apa yang terjadi, tetap saja birahi yang menguasai.

Irfan masih asyik menyerang semua titik sensitif Nadya, yang dilanjutkan dengan jari telunjuk dan tengah Irfan mulai mencoba masuk ke vagina Nadya. Dan saat masuk, sedikit mengalir keluar cairan vaginanya. Tanpa aba-aba, jari Irfan mengocok cepat vagina Nadya yang sudah kelewat becek. Kombinasi rangsangan di payudara Nadya yang belum berhenti, di tambah kocokan cepat di vaginanya, membuatnya blingsatan.
"AAHHHHH!! Oooooohhhhhhh.. ANJINGGGG ENAK BANGEETTT AAHHHH......"
Nadya mengerang hebat, kaget sekaligus menikmati serangan Irfan. Serangan nonstop, dan juga tepat sasaran, cukup membuat Nadya orgasme untuk kedua kalinya.
"Ahhhhh... OOOHHHH... GUE KELUAAARRR AAHHHSSSSHHHHH!" Nadya sekali lagi keluar, dan badannya bergetar. Jari Irfan merasakan semprotan hangat dari vagina Nadya. Nadya, mulai bernafas pendek. Masih mencoba mencari tenaga karena orgasme yang terlalu cepat, serta mencari kesadarannya yang daritadi entah kemana. Dan Irfan, menghentikan semua aktivitasnya.

"Haahh... Haaahhh... Ehh. Loe Irfan kann?? Haahh... Gue dimana ini? Jawab!" tanya Nadya sambil mencoba mengatur nafasnya. Irfan hanya tersenyum, lalu menjawab "Entahlah, aku juga gak tau ini dimana. Aku belum pernah kesini." sembari menoleh kiri kanan lalu melihat tubuh Nadya, yang sangat indah. Tubuh yang sedikit berisi namun tidak berlebihan, vagina tembem yang tak berambut, perut yg rata, kulit putih dan wajah bak model terkenal, dan apalagi yang menarik perhatian selain kedua payudara yang besar. Bahkan bisa di bilang terlalu besar, saking besarnya salah satu di genggam dua tangan pun tak cukup.

Nadya lalu bertanya lagi "Terus, haahhh... Ini kenapa gue.. Haaahhhhh..... Bisa di garap sama loe?? " tanya Nadya ketus, tapi sambil mengatur nafas. Irfan menjawab, "Yahh, entahlah. Aku juga gak tau. Kurasa memang udah takdirnya." sambil tersenyum. " Hah?? Maksud loe? Gue di takdirkan ngentot sama loe, orang yang gue ga kenal??" cerca Nadya, sambil mencoba menarik kaosnya yang tergulung keatas. "Asal loe tau yah, gue ga sembarangan ngewe. Gue mau kalo ada yang bayaaaaAAAAAHHHHHHHH" ocehan Nadya berubah jadi erangan nikmat. Ternyata, mulut Irfan sudah ada di selangkangan Nadya. Irfan mulai bermain di bibir vagina Nadya, mulai menjilatnya naik turun segaris labianya, dan kadang masuk ke dalam vaginanya, serta tangan kanannya tak lupa memplintir klitoris Nadya. Efeknya? Seketika nafsu Nadya meledak lagi. "OOOHHHHH ANJING, GILAAA ENAK BANGET. Gue suka banget di giniin...Hoooohhh FAAKKKK!" racaunya penuh nafsu. Tetapi hati Nadya bertanya tanya "Ahhh bangsat, ini orang sapa sih? Kenal juga baru, tapiiii....mainnya jago banget. Ooohhh gila-gila. Apa gue lepas aja? Tapi malu banget anjirrr" dalam hati Nadya berkecamuk 2 hal penting, mementingkan egonya, atau nafsunya.

Sementara Nadya asyik menikmati semua serangan Irfan, tiba-tiba Irfan berhenti. Nadya, yang sedang terpejam menikmati rangsangan di vaginanya, heran kenapa Irfan berhenti. Saat Ia melihat kearah Irfan, Nadya terpana. Sebuah penis panjang 18cm diameter 5 cm, yg sangat tebal dan berurat, mengacung tegas, seakan menunjukkan kesuperioran dia, juga Ia siap bertempur kapan saja. Nadya yang syok melihat penis besar itu, lalu berkata "Ehh gila? Loe mau ngentot gue? Gak gak, jangan mimpi!" sambil mencoba menutup vaginanya dengan kedua tangannya dan menjepit pahanya. Namun, karena terlalu lemas sehabis orgasme hebat berturut-turut, mudah saja tangannya di tepis dan pahanya di buka oleh Irfan, tanpa perlawanan. Dan Irfan, tanpa aba-aba, setelah kepala penisnya sedikit menyentuh bibir vagina Nadya, langsung saja Irfan memasukkan penisnya ke dalam vagina yang sudah sangat becek itu. "AAHHHHH! Eh anjing loe ngapain ngontolin gueee?? Cepat keluarinnn!! " seru Nadya, sambil mencoba mengoyangkan badannya dengan harapan penis Irfan keluar. Namun itu adalah kesalahan besar, justru penis Irfan menggesek di dalam vagina Nadya , menyebabkan Nadya pelan-pelang terangsang. Badannya terasa semeriwing, dari kaki hingga kepala. Rangsangan yang sangat hebat, hingga vagina Nadya berkedut "Ooohhhh.... Anjingg enak bangettt. Gila, rasanya memek gue penuh sama kontolnya. Nikmat bangett" Nadya membatin.
Tapi, Irfan hanya diam. Tidak bergoyang, atau meremas payudara Nadya, diam sama sekali. Nadya, yang sudah tak tahan, akhirnya menyerah dengan nafsunya.
"UDAHH! KENTOT GUE SEKARAANGGG!! MEMEK GUE GATEEELLLL!" teriak Nadya agak serak, karena sudah terlalu lemas. Irfan lalu tersenyum, dan pelan-pelan memaju mundurkan penisnya. Nadya, hanya bisa terpejam, sambil menengadah dan menikmati setiap tusukan penis Irfan, yang entah kenapa terasa sangat nikmat sekali. Setiap gesekan penis Irfan dalam vagina Nadya, meningkatkan birahi Nadya sampai ke tingkat yang tak pernah dirasakan Nadya sama sekali.
"Ahhh... Ahhh.... Yaahhh.... Faakkkkkk... Oohh... Ohhhh... Fakkk.... Gilaa anjinggggg oooohhhhh... ENAK BANGETT KONTOL LOOOO" Nadya meracau. Payudaranya bergerak tak beraturan, kepalanya menoleh kiri kanan, matanya merem melek. Tangannya meremas rotan bambu saung, sampai hampir tertarik lepas. Mulut Nadya buka tutup, mencoba mencari nafas lebih banyak.
"Oohhh.... Yaaassshhh... Ohhh...... Huuuuhhhhh...... Gueeee.... Ooohhhhhh.... AYOOOO CEPETIINNN.... Gueee daah dekeetttt.... OHHHHHHH.....Faaaakkkkk" Nadya makin meracau, pertanda orgasme ketiganya sudah dekat. Irfan pun mempercepatan temponya, sambil meremas payudara kanan Nadya keras-keras.
"Oohhhh yaasss..... Terussiinnnnn... AAHHHHH.. YAASSSS.... FAAKKKKK..... IM CUMMMMMMIIIIIIINGGGGGG!!.. AHG.. AAHGGG..... " Nadya pun orgasme, untuk ketiga kalinya. Matanya terangkat, mulutnya badannya melengkung keatas, kata katanya tertahan. Tubuhnya bergetar hebat selama empat detik. Semua otot di tubuhnya menegang, lalu lemas secara tiba-tiba. Nadya menikmati setia milidetik orgasmenya, namun empat detik serasa lama sekali buat Nadya.


Nadya menarik nafas dalam dan cepat. Ia sudah terlalu capek dan lemas. Orgasme ini terlalu luar biasa buatnya. Namun Nadya lupa, masih ada sebuah benda dari tubuh manusia yang tegak sempurna, menunggu sarang tempatnya menghangatkan diri. "Stop.. Stopp... Haahh... Haahh... Pliss.. Gue ga kuat... Tolong, udah dulu...." ucap Nadya memelas. Di tahap ini, ia sudah terlalu capek. Nadya tak terbiasa orgasme cepat dan dekat seperti ini.

Namun, Irfan tidak peduli. Ia menarik Nadya berdiri, dan dengan susah payah Nadya berdiri, karena kakinya terlalu lemas. Mereka berjalan menuju samping mobil. Di situ, Nadya di suruh agak menunduk dengan tangan bertumpu pada atap mobil "Irfan, plis fan udah dulu. Gue ga kuat" Nadya memohon. Namun Irfan tak menggubris. Ia pun langsung menusuk vagina Nadya dari belakang, dengan gaya Doggy Style. Nadya pun sontak memekik lirih, namun Irfan langsung menghajar vagina Nadya dengan tempo tinggi.
"AAAHHHHH shiitttt..... Ooooohhhhh..... FAANNN... Ohhhhh.. Hhmmpttt... Ahh aahhh aahhhh" Nadya menjerit kenikmatan. Posisi ini adalah posisi favorit Nadya, karena penis bisa masuk hingga mentok ke vagina. Tapi penis Irfan, bisa masuk hingga mendorong dinding pemisah rahim dan vagina, membuat Nadya makin tak karuan. Belum lagi payudara Nadya yang bergerak tak beraturan, lalu di hentikan dengan tangan Irfan sambil meremas kedua payudara yang setara semangka itu, membuat Nadya makin menggila. Namun, karena tiga kali orgasme terlalu cepat, orgame ke empatnya agak lama datangnya. Tapi, Nadya sangat menikmati setiap hantaman benda asing di vaginanya yang membuat Nadya mabuk kepayang. Tangan Irfan berhenti, lalu menarik kedua tangan Nadya ke belakang, sehingga punggungnya tertarik dan membusungkan dadanya. Akibatnya, payudara semangka kembar bergerak seirama naik turunnya. Dan, sengaja Irfan mendorong Nadya agak maju, agar puting Nadya dan ujung payudaranya bersentuhan naik turun dengan kaca mobil yang dingin. Ini menyebabkan rangsangan yang luar biasa buat Nadya, sampai dia mengerang makin keras.
"OOOOHHHH AAHHHHHH... AAHH.. Aahhhhh... Haahhh... Lo apain gue siih fannn, gilaaa... Hoooohhh.. Ini enak bangeettt... OOOHH FAKKKK" Nadya terus meracau hebat. Ia sudah lupa siapa dirinya. Ia lupa, apa yang terjadi. Ia lupa, sedang berhubungan seks dengan siapa. Benar-benar kesadarannya hilang, semua tergantikan oleh birahi wanita liar, yang harus di penuhi secara jasmani. Dan saat ini, Irfan mampu melakukannya. Memuaskan hasrat kawin mengawini binatang dari Nadya.

Irfan pun berhenti, lalu melepas penisnya dan mengajak Nadya ke depan mobil. Disitu Irfan duduk, lalu menyuruh Nadya duduk di pangkuannya, semacam WOT, tapi gerakan Nadya di bantu gravitasi dan ayunan per mobil. Nadya yang sudah terlalu lemas, hanya menuruti apa kemauan Irfan, tidak banyak bicara. Sambil Nadya bergerak naik turun, mulut Irfan yang tepat di depan payudara Nadya, tentu saja tidak berdiam. Ia menghisap puting kiri kanan bergantian, dan meremasnya perlahan. Tentu saja, ini membuat nafsunya makin terbang.
"Ahh.. Ahh.... MENTOOKKK!! Ahh... Shhhh haaahhh.. Hmmpppttt enakk bangeettt anjinggggggg.. Hoohh.. Hooohh... UOHHHHHHH....." racau Nadya. Pikirannya sudah kacau, sekarang Ia sudah tak peduli dengan dirinya atau sekitarnya, yang penting rasa gatal di vaginanya bisa hilang.

Irfan lalu menghentikan posisi WOT, lalu membaringkan Nadya di kap mobil. Tanpa pikir lama, Irfan langsung memberi tusukan tempo tinggi, dan Nadya pun kembali masuk ke birahi tertingginya, namun erangannya tak se intens dan sekeras tadi karena Ia sudah terlalu lemas.
"Ahh... Ahh... Faakkk... Fakkk... Gilaa kontol loe enak banget... Ahhh.. Ahhhhh..." masih meracau, masih merem melek, geleng-geleng kepala, menikmati setiap gesekan penis tepat di titik rangsangan tersensitif vaginanya. Bayangkan, betapa indahnya hubungan seks mereka. Bermandikan sinar purnama di tengah kegelapan malam, dua orang makhluk yang di ciptakan setara dan saling melengkapi, kini dalam keadaan telanjang, saling memberikan kenikmatan jasmani yang natural, demi memuaskan keinginan birahi masing-masing, walaupun dimulai dengan hal yang tidaklah masuk akal, dan seperti sudah di rancang dengan rapih. Tapi, itulah takdir.

"Ahhh ahhh.... Hooohhh... Gueee mau keluaarrr.... Anjirrr ARGGGHHH...." Nadya makin blingsatan, badannya akan mengeluarkan orgasme ke empatnya. Namun kali ini ia tidak sendirian. Irfan juga bersiap ejakulasi. Penisnya sudah membesar, dan siap menembakkan sperma. Irfan makin mempercepat temponya, dan tangannya ikut meremas kasar kedua payudara montok Nadya. Nadya sudah tidak peduli, mau keluar di dalam atau di luar, yang dia fokuskan sekarang adalah meniktmati tiap lonjakan orgasme ke empatnya.
"Ahhhh.. Ahhh... AAHHHHH.... Yeeesss... Ahhhh teruusss.... Remas susu gueee, gueee sukaaaa HOOOOHHHH... Ahhh... Haaahh... Guee dah dekettt... CEPETIINNNNN... Haaah.. Hoohhh.... HAAAHHHHH..... GUEE.. Ahh...ahhh.. GUUEEE KELUAAARRR LAGI... ahhh... Aaaahhh.... AHHHH..... IM CUUMMMINGGG OOOHHHHHH!!"
Nadya melenguh panjang. Ini orgasme terpuncaknya. Badannya menggelinjang, bergetar hebat hingga payudaranya ikut bergetar. Badannya melengkung, matanya terpejam, mulutnya terbuka. Ia benar benar menikmati dengan sangat dalam orgasme yang ini, momen demi momen.
Croottt! Crooottt! Crooott!! Bersamaan dengan orgasme Nadya, Irfan pun menyemprotkan spermanya didalam vagina hangat Nadya, yang juga menyemprot balik penis Irfan dengan cairan vaginanya. Saat penisnya di cabut, keluar lah cairan putih yang kental dari vagina Nadya.

Nadya lemas selemas lemasnya. Tulangnya serasa hilang begitu saja. Tenaganya sudah tidak ada, hanya cukup untuk bernafas, itupun ngos-ngosan. Tapi Nadya puas. Seumur hidup belum pernah ia dapat pengalaman seks se mantap dan se luar biasa ini, walaupun ia melakukannya bersama orang yang baru di kenalnya sekian jam lalu.

Pandangannya sudah mulai gelap, sepertinya kesadarannya akan hilang, dan ia bakal tertidur. "Persetan lah tidur di kap mobil, gue udah lemes banget," pikirnya. Namun saat ia melihat kearah Irfan, samar-samar Nadya melihat sesuatu yang menjulang tinggi. Ya, penisnya Irfan, masih tegak sempurna. Nadya terhenyak, bagaimana mungkin setelah permainan se luar biasa tadi, dan ejakulasi yang banyak sekali, penis Irfan masih tegak berdiri? Irfan hanya tersenyum, lalu berkata "Ini belum selesai."
 
Bimabet
Sebenarnya ceritanya selesai di 1 karakter aja para suhu sekalian. Tapi, krn ane ngeliat potensi jadi sebuah long story, terinspirasi dari kisah legendaris Sex Note, TS mau mencoba memanjangkan ceritanya. Minta dukungan para suhu biar trit ini lancar :asyik:


Oya, kritik dan saran juga di terima yah. Ane dah bertahun* jdi silent reader, sekarang mau coba buat karya tipis-tipis. Jdi butuh saran.

Terima kasih para suhu!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd