Kiai Walang Sungsang
Part 17: Awas ya kalau bohong
Rangga Dipati, S.Pd
Pov : Rangga Dipati
“Dini juga yang salah kok kangmas, ngak usah begitu merasa bersalah, Dini malah suka mas begitu sayang ke Dini bukan nafsu tapi kasih sayang antara dua insan yang saling jatuh cinta, ngak papa kok” kata Andini manja
Terdengar ketukan di pintu mauk tiga kali.
“Siapa“ kata Andini spontan
“Aku mah, Bagas“ kata Bagas di belakang pintu
“Masuk aja ngak di kunci juga“ balas Andini
Setelah Bagas masuk
“Naik apa“ kata Andini
“Naik ojek online ma“ kata Bagas
“Udah di bayar“ kata Andini
“Belum tu omnya tunggu di depan“ kata Bagas
“Berapa“ tanya Andini
“Lima belas ribu mah“ kata bagas
Andini beranjak dari tempat duduknya mau mengambil uang untuk Bagas, tapi ku tarik tangannya supaya duduk kembali, aku mengeluarkan dompet dan mengeluarkan uang dua puluh ribuan satu dan menyerahkannya ke Bagas, Bagas menerima uang yang aku beri langsung meninggalkan kami kembali ke ojek online yang di tumpangi bagas sambil mengucapkan terima kasih
Sebentar kemudian terdengar bel masuk dibunyikan dan aku berdiri ke Andini untuk mengajar kembali
“Mah, Bagas itut kak Rangga ya“ kata Bagas
“Boleh tapi jangan nakal ya“ jawab Ansini
“Asiiiik, terima kasih ma“ jawab Bagas senang
Andini Cuma tersenyum melihat tingkah anak semata wayangnya lucu
“Ayok kak” ajak Bagas sambil menarik tanganku
“Aku permisi bu” kata Rangga formil ke Andini
“Ya“ jawab Andini
Ku gandeng tangan Bagas menuju ruang guru untuk mengambil laptop ku yang ada di ruang guru baru masuk berpapasan denga guru guru yang yang mau memberi jam pelajaran kelas XII dan beberapa guru menegur Bagas
“Hallo dik Bagas Apa kabar“ kata seorang guru
“Baik tante“ kata Bagas
“Mau ke mana nih“ tanya guru yang lain
“Mau ikut kak Rangga mengajar“ kata Bagas polos
“Ikut kakak atau papa nih“ kata Astrit dari dalam rombongan itu. Aku melotot ke Astrit sambil menggelengkan kepalaku Astrit pun menyadari kesalahannya
“Op, keceplosan“ kata Astrit
Lalu Astrit mendekati Bagas yang masih bengong
“Ngak papa ya dik Bagas ganteng, tadi hanya gurau kok“ kata Astrit
“Ngak papa kok tante, hehehe santai aja“ jawab Bagas sambil tertawa kembali
“Ayok Nga, aku duluan” kata Astrit ke Rangga sambil melangkah pergi
“Tunggu di sini sebentar kakak ambil laptop kakak dulu“ kata Rangga ke Bagas
“Ya“ jawab Bagas
Aku dan Bagas meninggakan ruang guru menuju ruang kelas yang aku mengajar jam tambahan.
“Bagas ikut kakak ke kelas ingin main game kan” kata Rangga
“Iya he he he males di kantor sama mama diomelin lagi“ jawab Bagas
“Ya udah nanti main game dari laptop kakak aja ya“ kata Rangga
“Asik nih, main game yang kemarin itu ya kak“ tanya Rangga
“Ya, kan kakak belum sempat download game yang baru, nanti deh kakak download kan geme geme yang baru untuk Bagas” kata Rangga kemudian.
Rangga masuk ke kelas dan mengucapkan
“Selamat Siang teman teman“ kata Rangga
“Selamat Siang kak“ kata mereka bersama sama
“Masih semangat nih, kalau yang ngantuk keluar dulu deh basuk muka biar segar“ kata Rangga
Ada 3 orang anak bergegas keluar ruangan sambil berlari lari untuk cuci muka
“Perkenalkan ini adik kakak namaya Bagas, ingin menemani kakak mengajar boleh kan” kata Rangga
“Boleh kak“ kata anak anak serempak
“Dia kan putra bu Andini ya kak“ tanya seorang murid, lanjutnya “Dulu ketika aku masih kelas X putra bu Andini sering ikut ke sekolah masih pakai pakaian marah putih“
“Betul sekali 100 untuk ….“ Rangga sambil menuding anak yang bertanya
“Airin kak“ jawab Diah
“Ya 100 untuk Airin“ kata Rangga
“Aku kan dulu masih SD kak, masak SD terus, aku udah kelas VIII SMP tau“ jawab Bagas agak sewot
Semua anak dalam kelas tersebut tertawa lihat tingkah Bagas seorang anak perempuan yang duduk dekat Bagas berdiri langsung mencubit pipi Bagas sanbil berseru “Gemesssss deh“ dan Bagas hanya melototkan matanya
“Ya sudah sudah tolong keluarkan buku kalian dan seperti kemarin duduk sesuai kelompok masing masing ada enam kelompok ya“ kata Rangga
“Ia, kak“ jawab mereka serempak dan mereka merubah posisis duduk mereka membentuk kelompok kelompok kecil dan Rangga menyuruh Bagas duduk di bangku meja guru
“Sebentar ya dik, kakak ambil file dulu“ kata Rangga ke Bagas dan Bagas hanya mengagukan kepalanya Rangga membuka taptop nya dan mencari file yang suah di persiapkan dam menulis beberapa soal di papan tulis. Setelah selesai Rangga meletakan laptopnya di depam Bagas dan membuka game yang kemarin di mainkan Bagas. Bagas asik diem tanpa suara kadang kadang tersenyum sendiri sambil memainkan mause pada laptop yang sedang ia mainkan
Rangga berkeliling dan memberikan bantuan sekedarnya kepada kelompok siswa yang membutuhkan bantuannya, pada akhir pertemuan Rangga memberi tugas kepada para siswa yang diambil dari latihan soal ujian tingkat nasional tahun lalu dengan kode A soal pilihanganda dengan lima opsi jawaban dari situs blab la bla, tapi dijawab bukan hanya huruf nya saja tapi dengan caranya setelah memberi tugas bel tanda selesai pelajaran tambahan berakhir setelah berdoa bersama Rangga mengajak Bagas kembali ke ruang KS dan bersiap untuk pulang
Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd
Pov ke tiga
Waktu sudah menunjukan jam 3 sore ketika Rangga, Andini dan Bagas meninggalkan SMA X dan
mengarahkan mobil yang di kendari Rangga nenuju Rumah Andini yang di perumahan itu. Tidak beberapa lama mobil yang Rangga kendarai sudah sampai di depan rumah tersebut. Bagas turun membuka pintu pagar dan Rangga memarkir mobilnya di halaman rumah tersebut.
“Ayok diajeng turun” kata Rangga sambil membukakan pintu mobil untuk Andini
“Terima kasih kangmas” ucap Andini sambil tersenyum manis
“Mah, mana nih kunci rumah“ kata Bagas
“Tuh ada di kakakmu“ kata Andini sambil tersenyum kecut
Rangga segera mengeluarkan kunci pintu rumah ke Bagas dan membuka pintu rumah, Andini dan Rangga turun mengikuti langkah Bagas masuk kerumah sambil bergandengan tangan.
Sesampainya didalam rumah
“Yok kita sholad dulu ya“ pinta Bagas
Bagas masuk kamar belakang mengambil sarung dan ganti pakaian dengan kaus kuning berkrah dan mengambil air wudhu, sedang Andini masuk kamarnya salin pakaian daster warna merah muda dan keluar untuk ambil air wudhu setelah Bagas selesai. Ranggapun masuk kamar Bagas untuk ganti pakaian kaus dan bersarung dan menunggu antrian untuk berwudhu Bagas dengan cekatan mempersiapkan tempat untuk sholat berjemaah, setelah Andini memakai mekenanya mereka sholat ashar berjemaah
Selesai sholat Rangga dan Bagas langsung ke meja makan untuk belajar Matematika dan Andini membuatkan minuman untuk mereka bertiga dan menaruhnya di meja makan dekat Bagas belajar dan Andini duduk di depam Bagas dan Rangga sambil memperhatikan 2 laki laki yang sangat di cintainya sedang ber diskusi kadang kadang di selingi canda dan tawa dan kadang kadang saling eyel eyelan seperti anak anak yang sedang bermain. Andini memperhatikan Rangga dan Bagas saat ini merasa hatinya berdesir desir dengan keakrapan mereka berdua. Kadang mau tertawa sendiri kalau mendengar Bagas memanggil Rangga dengan kak dan Andini memanggil Rangga dengan kangmas yang artinya sama kakak. jadi ibu dan anak memanggil Rangga dengan kakak aneh tapi nyata ini lah yang membuat Andini kadang tertawa sendiri di dalam hati. Andini juga mengagumi Rangga bisa mengambil hati anak semata wayangnya padahal Andini tau Bagas anaknya keras dan kadang kadang ngak mau diatur sedang ayahnya sendiri romo ki Sudibyo suka ngeyel tapi lucu dan lugu dan kalau udah punya kemauan ngak bisa di penggak tapi dengan Rangga kayaknya Bagas sangat penurut apa yang di omongin ngak pernah di bantah dan Amdini sampai heran sendiri
“Kak besok rabu kan Bagas ada ulangan fisika tu, kalau besok Bagas minta ajarin seperti hari ini ada waktu ngak ? tanya Bagas
“Eh….Besok sore ya, wah kayaknya ada acara deh ngantar mama tu“ kata Rangga, mendengar jawaban Rangga muka bagas langsung cemberut gitu, sampai Rangga dan Andini ingin tertawa
“Eh….Jangan cemberut gitu adik Bagas, kakak kan belum selesai ngomongnya“ lanjut Rangga “Kalau sore kak Rangga ngak bisa tapi kalau malam bisa kok, special untuk adik kakak yang gateng sih apapun kak Rangga akan usahain kok” jawab Rangga
“Kok malam si kak“ tanya Rangga
“Ia besok malam Bagas belajar fisikanya di rumah aja jadi ngak di sini“ kata Rangga
“Horeee ….beneran nih kak, awas ya kalau bohong dosa tau“ kata Bagas
“Tu mama aja ingin tertawa tapi hanya senyum ditahan“ kata Rangga sambil melirik ke Andini
“Apaan sih mass” jawab Andini
“Ehh….mama kok ikut Bagas panggil mas sih sama kak Rangga” protes Bagas
“Ia tu mama sukanya ikut ikutan ya“ kata Rangga sambil tersenyum
“Eh…ngak boleh to nak, kan mama basain mas untuk dik Bagas“ kata Andini sambil tersenyum gemes sama Rangga
Bersambung….
Part 18
Part 17: Awas ya kalau bohong
Rangga Dipati, S.Pd
Pov : Rangga Dipati
“Dini juga yang salah kok kangmas, ngak usah begitu merasa bersalah, Dini malah suka mas begitu sayang ke Dini bukan nafsu tapi kasih sayang antara dua insan yang saling jatuh cinta, ngak papa kok” kata Andini manja
Terdengar ketukan di pintu mauk tiga kali.
“Siapa“ kata Andini spontan
“Aku mah, Bagas“ kata Bagas di belakang pintu
“Masuk aja ngak di kunci juga“ balas Andini
Setelah Bagas masuk
“Naik apa“ kata Andini
“Naik ojek online ma“ kata Bagas
“Udah di bayar“ kata Andini
“Belum tu omnya tunggu di depan“ kata Bagas
“Berapa“ tanya Andini
“Lima belas ribu mah“ kata bagas
Andini beranjak dari tempat duduknya mau mengambil uang untuk Bagas, tapi ku tarik tangannya supaya duduk kembali, aku mengeluarkan dompet dan mengeluarkan uang dua puluh ribuan satu dan menyerahkannya ke Bagas, Bagas menerima uang yang aku beri langsung meninggalkan kami kembali ke ojek online yang di tumpangi bagas sambil mengucapkan terima kasih
Sebentar kemudian terdengar bel masuk dibunyikan dan aku berdiri ke Andini untuk mengajar kembali
“Mah, Bagas itut kak Rangga ya“ kata Bagas
“Boleh tapi jangan nakal ya“ jawab Ansini
“Asiiiik, terima kasih ma“ jawab Bagas senang
Andini Cuma tersenyum melihat tingkah anak semata wayangnya lucu
“Ayok kak” ajak Bagas sambil menarik tanganku
“Aku permisi bu” kata Rangga formil ke Andini
“Ya“ jawab Andini
Ku gandeng tangan Bagas menuju ruang guru untuk mengambil laptop ku yang ada di ruang guru baru masuk berpapasan denga guru guru yang yang mau memberi jam pelajaran kelas XII dan beberapa guru menegur Bagas
“Hallo dik Bagas Apa kabar“ kata seorang guru
“Baik tante“ kata Bagas
“Mau ke mana nih“ tanya guru yang lain
“Mau ikut kak Rangga mengajar“ kata Bagas polos
“Ikut kakak atau papa nih“ kata Astrit dari dalam rombongan itu. Aku melotot ke Astrit sambil menggelengkan kepalaku Astrit pun menyadari kesalahannya
“Op, keceplosan“ kata Astrit
Lalu Astrit mendekati Bagas yang masih bengong
“Ngak papa ya dik Bagas ganteng, tadi hanya gurau kok“ kata Astrit
“Ngak papa kok tante, hehehe santai aja“ jawab Bagas sambil tertawa kembali
“Ayok Nga, aku duluan” kata Astrit ke Rangga sambil melangkah pergi
“Tunggu di sini sebentar kakak ambil laptop kakak dulu“ kata Rangga ke Bagas
“Ya“ jawab Bagas
Aku dan Bagas meninggakan ruang guru menuju ruang kelas yang aku mengajar jam tambahan.
“Bagas ikut kakak ke kelas ingin main game kan” kata Rangga
“Iya he he he males di kantor sama mama diomelin lagi“ jawab Bagas
“Ya udah nanti main game dari laptop kakak aja ya“ kata Rangga
“Asik nih, main game yang kemarin itu ya kak“ tanya Rangga
“Ya, kan kakak belum sempat download game yang baru, nanti deh kakak download kan geme geme yang baru untuk Bagas” kata Rangga kemudian.
Rangga masuk ke kelas dan mengucapkan
“Selamat Siang teman teman“ kata Rangga
“Selamat Siang kak“ kata mereka bersama sama
“Masih semangat nih, kalau yang ngantuk keluar dulu deh basuk muka biar segar“ kata Rangga
Ada 3 orang anak bergegas keluar ruangan sambil berlari lari untuk cuci muka
“Perkenalkan ini adik kakak namaya Bagas, ingin menemani kakak mengajar boleh kan” kata Rangga
“Boleh kak“ kata anak anak serempak
“Dia kan putra bu Andini ya kak“ tanya seorang murid, lanjutnya “Dulu ketika aku masih kelas X putra bu Andini sering ikut ke sekolah masih pakai pakaian marah putih“
“Betul sekali 100 untuk ….“ Rangga sambil menuding anak yang bertanya
“Airin kak“ jawab Diah
“Ya 100 untuk Airin“ kata Rangga
“Aku kan dulu masih SD kak, masak SD terus, aku udah kelas VIII SMP tau“ jawab Bagas agak sewot
Semua anak dalam kelas tersebut tertawa lihat tingkah Bagas seorang anak perempuan yang duduk dekat Bagas berdiri langsung mencubit pipi Bagas sanbil berseru “Gemesssss deh“ dan Bagas hanya melototkan matanya
“Ya sudah sudah tolong keluarkan buku kalian dan seperti kemarin duduk sesuai kelompok masing masing ada enam kelompok ya“ kata Rangga
“Ia, kak“ jawab mereka serempak dan mereka merubah posisis duduk mereka membentuk kelompok kelompok kecil dan Rangga menyuruh Bagas duduk di bangku meja guru
“Sebentar ya dik, kakak ambil file dulu“ kata Rangga ke Bagas dan Bagas hanya mengagukan kepalanya Rangga membuka taptop nya dan mencari file yang suah di persiapkan dam menulis beberapa soal di papan tulis. Setelah selesai Rangga meletakan laptopnya di depam Bagas dan membuka game yang kemarin di mainkan Bagas. Bagas asik diem tanpa suara kadang kadang tersenyum sendiri sambil memainkan mause pada laptop yang sedang ia mainkan
Rangga berkeliling dan memberikan bantuan sekedarnya kepada kelompok siswa yang membutuhkan bantuannya, pada akhir pertemuan Rangga memberi tugas kepada para siswa yang diambil dari latihan soal ujian tingkat nasional tahun lalu dengan kode A soal pilihanganda dengan lima opsi jawaban dari situs blab la bla, tapi dijawab bukan hanya huruf nya saja tapi dengan caranya setelah memberi tugas bel tanda selesai pelajaran tambahan berakhir setelah berdoa bersama Rangga mengajak Bagas kembali ke ruang KS dan bersiap untuk pulang
Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd
Pov ke tiga
Waktu sudah menunjukan jam 3 sore ketika Rangga, Andini dan Bagas meninggalkan SMA X dan
mengarahkan mobil yang di kendari Rangga nenuju Rumah Andini yang di perumahan itu. Tidak beberapa lama mobil yang Rangga kendarai sudah sampai di depan rumah tersebut. Bagas turun membuka pintu pagar dan Rangga memarkir mobilnya di halaman rumah tersebut.
“Ayok diajeng turun” kata Rangga sambil membukakan pintu mobil untuk Andini
“Terima kasih kangmas” ucap Andini sambil tersenyum manis
“Mah, mana nih kunci rumah“ kata Bagas
“Tuh ada di kakakmu“ kata Andini sambil tersenyum kecut
Rangga segera mengeluarkan kunci pintu rumah ke Bagas dan membuka pintu rumah, Andini dan Rangga turun mengikuti langkah Bagas masuk kerumah sambil bergandengan tangan.
Sesampainya didalam rumah
“Yok kita sholad dulu ya“ pinta Bagas
Bagas masuk kamar belakang mengambil sarung dan ganti pakaian dengan kaus kuning berkrah dan mengambil air wudhu, sedang Andini masuk kamarnya salin pakaian daster warna merah muda dan keluar untuk ambil air wudhu setelah Bagas selesai. Ranggapun masuk kamar Bagas untuk ganti pakaian kaus dan bersarung dan menunggu antrian untuk berwudhu Bagas dengan cekatan mempersiapkan tempat untuk sholat berjemaah, setelah Andini memakai mekenanya mereka sholat ashar berjemaah
Selesai sholat Rangga dan Bagas langsung ke meja makan untuk belajar Matematika dan Andini membuatkan minuman untuk mereka bertiga dan menaruhnya di meja makan dekat Bagas belajar dan Andini duduk di depam Bagas dan Rangga sambil memperhatikan 2 laki laki yang sangat di cintainya sedang ber diskusi kadang kadang di selingi canda dan tawa dan kadang kadang saling eyel eyelan seperti anak anak yang sedang bermain. Andini memperhatikan Rangga dan Bagas saat ini merasa hatinya berdesir desir dengan keakrapan mereka berdua. Kadang mau tertawa sendiri kalau mendengar Bagas memanggil Rangga dengan kak dan Andini memanggil Rangga dengan kangmas yang artinya sama kakak. jadi ibu dan anak memanggil Rangga dengan kakak aneh tapi nyata ini lah yang membuat Andini kadang tertawa sendiri di dalam hati. Andini juga mengagumi Rangga bisa mengambil hati anak semata wayangnya padahal Andini tau Bagas anaknya keras dan kadang kadang ngak mau diatur sedang ayahnya sendiri romo ki Sudibyo suka ngeyel tapi lucu dan lugu dan kalau udah punya kemauan ngak bisa di penggak tapi dengan Rangga kayaknya Bagas sangat penurut apa yang di omongin ngak pernah di bantah dan Amdini sampai heran sendiri
“Kak besok rabu kan Bagas ada ulangan fisika tu, kalau besok Bagas minta ajarin seperti hari ini ada waktu ngak ? tanya Bagas
“Eh….Besok sore ya, wah kayaknya ada acara deh ngantar mama tu“ kata Rangga, mendengar jawaban Rangga muka bagas langsung cemberut gitu, sampai Rangga dan Andini ingin tertawa
“Eh….Jangan cemberut gitu adik Bagas, kakak kan belum selesai ngomongnya“ lanjut Rangga “Kalau sore kak Rangga ngak bisa tapi kalau malam bisa kok, special untuk adik kakak yang gateng sih apapun kak Rangga akan usahain kok” jawab Rangga
“Kok malam si kak“ tanya Rangga
“Ia besok malam Bagas belajar fisikanya di rumah aja jadi ngak di sini“ kata Rangga
“Horeee ….beneran nih kak, awas ya kalau bohong dosa tau“ kata Bagas
“Tu mama aja ingin tertawa tapi hanya senyum ditahan“ kata Rangga sambil melirik ke Andini
“Apaan sih mass” jawab Andini
“Ehh….mama kok ikut Bagas panggil mas sih sama kak Rangga” protes Bagas
“Ia tu mama sukanya ikut ikutan ya“ kata Rangga sambil tersenyum
“Eh…ngak boleh to nak, kan mama basain mas untuk dik Bagas“ kata Andini sambil tersenyum gemes sama Rangga
Bersambung….
Part 18
Terakhir diubah: