Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Kiai Walang Sungsang

Part 17: Awas ya kalau bohong




Rangga Dipati, S.Pd

Pov : Rangga Dipati

“Dini juga yang salah kok kangmas, ngak usah begitu merasa bersalah, Dini malah suka mas begitu sayang ke Dini bukan nafsu tapi kasih sayang antara dua insan yang saling jatuh cinta, ngak papa kok” kata Andini manja

Terdengar ketukan di pintu mauk tiga kali.

“Siapa“ kata Andini spontan

“Aku mah, Bagas“ kata Bagas di belakang pintu

“Masuk aja ngak di kunci juga“ balas Andini

Setelah Bagas masuk

“Naik apa“ kata Andini

“Naik ojek online ma“ kata Bagas

“Udah di bayar“ kata Andini

“Belum tu omnya tunggu di depan“ kata Bagas

“Berapa“ tanya Andini

“Lima belas ribu mah“ kata bagas

Andini beranjak dari tempat duduknya mau mengambil uang untuk Bagas, tapi ku tarik tangannya supaya duduk kembali, aku mengeluarkan dompet dan mengeluarkan uang dua puluh ribuan satu dan menyerahkannya ke Bagas, Bagas menerima uang yang aku beri langsung meninggalkan kami kembali ke ojek online yang di tumpangi bagas sambil mengucapkan terima kasih

Sebentar kemudian terdengar bel masuk dibunyikan dan aku berdiri ke Andini untuk mengajar kembali

“Mah, Bagas itut kak Rangga ya“ kata Bagas

“Boleh tapi jangan nakal ya“ jawab Ansini

“Asiiiik, terima kasih ma“ jawab Bagas senang

Andini Cuma tersenyum melihat tingkah anak semata wayangnya lucu

“Ayok kak” ajak Bagas sambil menarik tanganku

“Aku permisi bu” kata Rangga formil ke Andini

“Ya“ jawab Andini

Ku gandeng tangan Bagas menuju ruang guru untuk mengambil laptop ku yang ada di ruang guru baru masuk berpapasan denga guru guru yang yang mau memberi jam pelajaran kelas XII dan beberapa guru menegur Bagas

“Hallo dik Bagas Apa kabar“ kata seorang guru

“Baik tante“ kata Bagas

“Mau ke mana nih“ tanya guru yang lain

“Mau ikut kak Rangga mengajar“ kata Bagas polos

“Ikut kakak atau papa nih“ kata Astrit dari dalam rombongan itu. Aku melotot ke Astrit sambil menggelengkan kepalaku Astrit pun menyadari kesalahannya

“Op, keceplosan“ kata Astrit

Lalu Astrit mendekati Bagas yang masih bengong

“Ngak papa ya dik Bagas ganteng, tadi hanya gurau kok“ kata Astrit

“Ngak papa kok tante, hehehe santai aja“ jawab Bagas sambil tertawa kembali

“Ayok Nga, aku duluan” kata Astrit ke Rangga sambil melangkah pergi

“Tunggu di sini sebentar kakak ambil laptop kakak dulu“ kata Rangga ke Bagas

“Ya“ jawab Bagas

Aku dan Bagas meninggakan ruang guru menuju ruang kelas yang aku mengajar jam tambahan.

“Bagas ikut kakak ke kelas ingin main game kan” kata Rangga

“Iya he he he males di kantor sama mama diomelin lagi“ jawab Bagas

“Ya udah nanti main game dari laptop kakak aja ya“ kata Rangga

“Asik nih, main game yang kemarin itu ya kak“ tanya Rangga

“Ya, kan kakak belum sempat download game yang baru, nanti deh kakak download kan geme geme yang baru untuk Bagas” kata Rangga kemudian.

Rangga masuk ke kelas dan mengucapkan

“Selamat Siang teman teman“ kata Rangga

“Selamat Siang kak“ kata mereka bersama sama

“Masih semangat nih, kalau yang ngantuk keluar dulu deh basuk muka biar segar“ kata Rangga

Ada 3 orang anak bergegas keluar ruangan sambil berlari lari untuk cuci muka

“Perkenalkan ini adik kakak namaya Bagas, ingin menemani kakak mengajar boleh kan” kata Rangga

“Boleh kak“ kata anak anak serempak

“Dia kan putra bu Andini ya kak“ tanya seorang murid, lanjutnya “Dulu ketika aku masih kelas X putra bu Andini sering ikut ke sekolah masih pakai pakaian marah putih“

“Betul sekali 100 untuk ….“ Rangga sambil menuding anak yang bertanya

“Airin kak“ jawab Diah

“Ya 100 untuk Airin“ kata Rangga

“Aku kan dulu masih SD kak, masak SD terus, aku udah kelas VIII SMP tau“ jawab Bagas agak sewot

Semua anak dalam kelas tersebut tertawa lihat tingkah Bagas seorang anak perempuan yang duduk dekat Bagas berdiri langsung mencubit pipi Bagas sanbil berseru “Gemesssss deh“ dan Bagas hanya melototkan matanya

“Ya sudah sudah tolong keluarkan buku kalian dan seperti kemarin duduk sesuai kelompok masing masing ada enam kelompok ya“ kata Rangga

“Ia, kak“ jawab mereka serempak dan mereka merubah posisis duduk mereka membentuk kelompok kelompok kecil dan Rangga menyuruh Bagas duduk di bangku meja guru

“Sebentar ya dik, kakak ambil file dulu“ kata Rangga ke Bagas dan Bagas hanya mengagukan kepalanya Rangga membuka taptop nya dan mencari file yang suah di persiapkan dam menulis beberapa soal di papan tulis. Setelah selesai Rangga meletakan laptopnya di depam Bagas dan membuka game yang kemarin di mainkan Bagas. Bagas asik diem tanpa suara kadang kadang tersenyum sendiri sambil memainkan mause pada laptop yang sedang ia mainkan

Rangga berkeliling dan memberikan bantuan sekedarnya kepada kelompok siswa yang membutuhkan bantuannya, pada akhir pertemuan Rangga memberi tugas kepada para siswa yang diambil dari latihan soal ujian tingkat nasional tahun lalu dengan kode A soal pilihanganda dengan lima opsi jawaban dari situs blab la bla, tapi dijawab bukan hanya huruf nya saja tapi dengan caranya setelah memberi tugas bel tanda selesai pelajaran tambahan berakhir setelah berdoa bersama Rangga mengajak Bagas kembali ke ruang KS dan bersiap untuk pulang



Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd

Pov ke tiga

Waktu sudah menunjukan jam 3 sore ketika Rangga, Andini dan Bagas meninggalkan SMA X dan
mengarahkan mobil yang di kendari Rangga nenuju Rumah Andini yang di perumahan itu. Tidak beberapa lama mobil yang Rangga kendarai sudah sampai di depan rumah tersebut. Bagas turun membuka pintu pagar dan Rangga memarkir mobilnya di halaman rumah tersebut.

“Ayok diajeng turun” kata Rangga sambil membukakan pintu mobil untuk Andini

“Terima kasih kangmas” ucap Andini sambil tersenyum manis

“Mah, mana nih kunci rumah“ kata Bagas

“Tuh ada di kakakmu“ kata Andini sambil tersenyum kecut

Rangga segera mengeluarkan kunci pintu rumah ke Bagas dan membuka pintu rumah, Andini dan Rangga turun mengikuti langkah Bagas masuk kerumah sambil bergandengan tangan.

Sesampainya didalam rumah

“Yok kita sholad dulu ya“ pinta Bagas

Bagas masuk kamar belakang mengambil sarung dan ganti pakaian dengan kaus kuning berkrah dan mengambil air wudhu, sedang Andini masuk kamarnya salin pakaian daster warna merah muda dan keluar untuk ambil air wudhu setelah Bagas selesai. Ranggapun masuk kamar Bagas untuk ganti pakaian kaus dan bersarung dan menunggu antrian untuk berwudhu Bagas dengan cekatan mempersiapkan tempat untuk sholat berjemaah, setelah Andini memakai mekenanya mereka sholat ashar berjemaah

Selesai sholat Rangga dan Bagas langsung ke meja makan untuk belajar Matematika dan Andini membuatkan minuman untuk mereka bertiga dan menaruhnya di meja makan dekat Bagas belajar dan Andini duduk di depam Bagas dan Rangga sambil memperhatikan 2 laki laki yang sangat di cintainya sedang ber diskusi kadang kadang di selingi canda dan tawa dan kadang kadang saling eyel eyelan seperti anak anak yang sedang bermain. Andini memperhatikan Rangga dan Bagas saat ini merasa hatinya berdesir desir dengan keakrapan mereka berdua. Kadang mau tertawa sendiri kalau mendengar Bagas memanggil Rangga dengan kak dan Andini memanggil Rangga dengan kangmas yang artinya sama kakak. jadi ibu dan anak memanggil Rangga dengan kakak aneh tapi nyata ini lah yang membuat Andini kadang tertawa sendiri di dalam hati. Andini juga mengagumi Rangga bisa mengambil hati anak semata wayangnya padahal Andini tau Bagas anaknya keras dan kadang kadang ngak mau diatur sedang ayahnya sendiri romo ki Sudibyo suka ngeyel tapi lucu dan lugu dan kalau udah punya kemauan ngak bisa di penggak tapi dengan Rangga kayaknya Bagas sangat penurut apa yang di omongin ngak pernah di bantah dan Amdini sampai heran sendiri

“Kak besok rabu kan Bagas ada ulangan fisika tu, kalau besok Bagas minta ajarin seperti hari ini ada waktu ngak ? tanya Bagas

“Eh….Besok sore ya, wah kayaknya ada acara deh ngantar mama tu“ kata Rangga, mendengar jawaban Rangga muka bagas langsung cemberut gitu, sampai Rangga dan Andini ingin tertawa

“Eh….Jangan cemberut gitu adik Bagas, kakak kan belum selesai ngomongnya“ lanjut Rangga “Kalau sore kak Rangga ngak bisa tapi kalau malam bisa kok, special untuk adik kakak yang gateng sih apapun kak Rangga akan usahain kok” jawab Rangga

“Kok malam si kak“ tanya Rangga

“Ia besok malam Bagas belajar fisikanya di rumah aja jadi ngak di sini“ kata Rangga

“Horeee ….beneran nih kak, awas ya kalau bohong dosa tau“ kata Bagas

“Tu mama aja ingin tertawa tapi hanya senyum ditahan“ kata Rangga sambil melirik ke Andini

“Apaan sih mass” jawab Andini

“Ehh….mama kok ikut Bagas panggil mas sih sama kak Rangga” protes Bagas

“Ia tu mama sukanya ikut ikutan ya“ kata Rangga sambil tersenyum

“Eh…ngak boleh to nak, kan mama basain mas untuk dik Bagas“ kata Andini sambil tersenyum gemes sama Rangga

Bersambung….
Part 18
 
Terakhir diubah:
Kiai Walang Sungsang

Part 18: Pemancingan Sutra Alam




Rangga Adipati, S.Pd

Pov : Rangga Dipati

Esok harinya seperti biasa Rangga bangun pagi dan melakukan Ritual pagi dan bersih bersih rumah, rasa capek tidak dirasan hanya rasa bahagia meliputi dirinya semenjak Ranga mengenal Andini kehidupan berubah total Rangga sekarang tambah kewajibannya menjemput dan mengantarkan Andini kemana saja Andini mau inlah tugas utama Rangga saat ini

Pagi itu menjemput Andini kerumah utamanya ternyata Andini sudah siap. sementara ini oleh romo Sudibyo, Rangga diserai mobil nya untuk mobilisasi Rangga dan Andini sementara mobil Andini di biarkan istirahat di rumah

Senyum Andini menambah semangat Rangga untuk menjalankan tugas rutin pagi itu ki Sudibyo sendiri melepas Andini dan Rangga berangkat menuju tempat tugasnya dengan hati yang lebih nyaman, setelah beberapa waktu yang lalu mengenal Rangga dan ki Sidibyo yakin se yakin yakinnya bahwa Ranggalah yang dinanti selama ini untuk melanjutkan misi pemegang pusaka Kyai Walang Sungsang, secara diam diam ki Sudibyo sudah menghubungi sanabatnya kyai Baharudin Pembina ponpres Bringin kembar dari Ngawi dan menghubungi Dr. Moh Yusuf, SPD, (K) dokter Pribadinya yang selalu menemani dan tempat jurhat selama ini Baik Kyia Baharudin dan Dr Moh Yusuf merupakan sahabatnya yang paling dekat tak ada rahasia di antara mereka Mereka bertiga merupakan tiga serangkai yang tak bisa di pisahkan dengan Kyai Walang Sungsang tapi hanya ki Sudibyo seorang yang mejadi pewaris kyia Walang sungsang

Perkenalan ki Sudibyo dengan Kyai Baharudin ketika peristiwa G.30.S berlangsung karena Kyai Burhanudin tuduhan pihak TNI yang akan menangkapnya kyai Baharudin karena tuduhan makar dan atas pertolongan ki Sudibyo yang mengenal komandan pasukan yang di tugaskan untuk menangkap kyia Baharudin dan ki Sudibyo behasil meyakinkan komadan pasukan tadi dan membebaskan Kyia Baharunin dari fitnah sesorang dan persabatan berlangsung hingga kini

Sedang Dr Moh Yusuf adalah adik sepupu dari Kyai Baharudin dan ketika Dr Moh Yusuf mengabil spesialis penyakit dalam, tiba tiba keluarganya jatuh secara perekonomian dan Dr Moh Yusuf terancam DO, berkat pertolongan ki Sudibyo Dr Moh Yusuf terselamatkan dan sekarang menjadi Dr pribadi dari keluarga ki Sudibyo ki Sudibyo memimta pada ke dua sahabatnya supaya Sabtu ini datang ke rumahnya ada sesuatu yang harus di bicarani itulah pesan ki Sudibyo pada mereka berdua

Pagi hari itu tidak ada yang istimewa untuk Rangga dan Andini hanya pekerjaan rutin yang segera di selesaikan baik Andini sebagai kepala sekolah yang saat ini menjadi ketua sub rayon ujian Nasional yang mulai terasa peningkatan kerjanya dari pagi hingga siang banyak tamu yang ingin bertemu dengan Andini utuk kolsultasi mengenai Ujian Nasional yang di mulai dengan mendata calon peserta Ujian Nasional dari masing sekolah yang ada di sub rayon tersebut, dan kerja TU pun bertambah mulai mengedit peserta ujian nasional menjadi data resmi peserta ujian nasional

Kegiatan Ranggapun seperti biasa mengajar kelas dan istirahat di ruang guru dan sedikit membantu pekejaan Andini yang semakin banyak tapi Andini berusaha pekerjaan secara professional pekerjaan kantor di selesaikan di kantor dan jarang membawa pekerjaan kantor di bawa pulang, itulah prinsip Andini selama ini dan sebagai leader Andini cuma memantau dan memastikan pekerjaan selesai tepat waktu kalau perlu kerja lembur, dan itu pun ada hitungannya sendiri di mata Andini

Tak terasa hari sudah menjelang sore, setelah melaksanan sholat ashar Rangga mengantar Andini serve tempat untuk syukuran yang nanti akan di laksanakan hari minggu ini, kini Andini dan Rangga sudah berada di mobil menuju tempat Resto dan pemancingan Sutra Alam berada, dalam perjalan banyak canda dan tawa mereka berdua ada saja yang menjadi topik candaan Rangga ke Andini mulai candaan bersifat biasa sampai candaan berbau sex membuat Andini bisa tertawa lepas tanpa beban dan kecerian Andini yang keluar dari dalam dirinya itu yang membuat Rangga senang ini kan sesuai janji bahwa Rangga akan membuat hidup Andini penuh keceriaan dan meninggalkan kesedihan yang menghimpitnya di masa masa lalunya

Sesampainya di tempat Resto dan Pemancingan Sutra Alam, Andini langsung menemui sahabat nya Farah yang mempunya tempat Reato dan Pemancingan Sutra Alam dan memperkenalkan Rangga sebagai tunangannya dan mereka bicara santai menanyakan segala sesuatunga harga perporsinya sampai fasilitas yang di dapat. Rangga dan Andini memutuskan untuk syukuran di tempat ini dengan tamu diperkirakan selitar 100 sampai 125 orang, setelah hitung hitungan dengan pemilik pemancingan Andini dan Rangga dapat diskon 15 % dari semua total anggaran dan ini dan Rangga dan Andini memberikan uang muka atau tanda jadi 25% dari total Anggaran denga cacatan akan ada penambahan biyaya bila ada tambahan peserta dan kalau pesertanya tidak mencapai jumlah pesanan sisa makan untuk di bawa pulang. Rangga dan Andini pulang dengan membawa 2 potong gurami besar dengan bubu manis pedas

Setelah selesai Andini dan Rangga langsung meninggalkan tempat Resto dan Pemancingan Sutra Alam tadi kembali ke rumah Andini karena sudah sore hampir mahrib sesampainya di rumah Andini menyuruh Rangga mandi dan bersih bersih dan semua sudah dipersiapkan oleh Andini sekan baru meladeni kebutuhan sang Suami ini ke dua kalinya Rangga akan menginap di rumah Andini karena Bagas yang meminta Rangga supaya Rangga menginap di rumah ini

Ki Sudubyo juga mencegah Rangga untuk pulang kerumah Andini yang satu lagi dan Rangga lagi tidak bisa menolaknya, Andini senang kalau Rangga menginap di rumah ini

Setelah melakukan sholat magrib dan is’a dan makan malam bersama

“Kak, tadi ulangannya Bagas kayaknya bisa njawab semua, semua yang di pelajari bersama kak Rangga kemarin keluar semua deh, setelah di cocokin dengan punya teman yang pandai matematika dari 10 soal hanya 1 yang kek nya salah” kata Bagas di selah selah makan malam bersama

“Bagus dong dik, semangat ya“ jawab Rangga

“Gitu anak mama harus jadi juara, apalagi di bantu oleh kak Rangga pasti deh mama percaya kenaikan tahun ini pasti dapat ranking“ kata Andini menyemangati

“Kalau Bagas dapat rangking minimal 3 dalam kelas nanti romo akan asih hadiah special buat Bagas“ kata ki Sudibyo

“Benar romo, asik nih, Bagas harus belajar lagi nih biar dapat ranking“ seru Bagas gembira



Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd

Pov :Andini

Setelah selesai makan malam Rangga mulai mengajar Bagas di dalam kamar tidur Bagas dan Andini membuatkan minuman untuk Rangga dan Bagas dan di bawa ke kamar Bagas kemudian Andini duduk di ruang keluarga menemani ki Sudibyo melihat acara TV

“Gimana Dini, perasanmu saat ini” kata ki Sudibyo membuka percakapan

“Dini merasa hidup seperti remaja kembali romo “ saut Andini

“Tadi sore Dini dengan kangmas Rangga udah booking tempat untuk syukuran di Resto dan Pemancingan Sutra Alam romo, untuk hari minggu depan ini setelah kangmas Rangga menyelesaikan ritualnya romo “ kata Andini

“Oh, ya nanti hari Sabtu akan ada tamu kyai Baharudin dan Dr Moh Yusuf mungkin akan menginap disini sekalian minggunya diajak kepemancingan ya“ kata ki Sudibyo

Memang Andini sudah mengenal sangat dekat dengan beliau berdua di samping mereka sahabat ki Sudibyo juga sebagai penasehat rohani dan jasmani dari ki Sudibyo. Apapun masalahnya selalu ki Sudibyo minta saran ke kyai Baharudin di bidang spiritual dan kesehatan jasmani ke Dr Moh Yusuf

“Oh, ia romo, kapan mereka datang“ kata Andini

“Kalau ngak Sabtu siang ya sore, dan ini berkitan dengan ritual masmu Rangga juga” kata ki Sudibyo

“Ya deh, nanti Dini persiapkan segalanya selama mereka disini, ada lagi romo” kata Andini penuh semangat

“Sementara segitu dulu nanti kalau ada perubahan atau tambahan romo beritahu“ ucap romo

“Ya romo“ kata Andini

“Bagaimana dengan tugasmu di sekolah“ tanya Ki Sudibyo

“Baik romo malah Dini di tunjuk jadi ketua sub rayon untuk ujian nasional kok“ kata Andjni

“Bagus itu, kamu lebih serius untuk bekerja dan jadikan preoritas utama dalam kehidupanmu, walau romo tau kamu saat ini kamu mengalami semacam krisis kepercayaan tapi kedepan akan lebih baik lagi setelah krisis di hatimu berakhir, berdamailah dengan hatimu romo percaya nak Rangga akan selalu mendukungmu dan menjagamu dengan sekuat tenaganya“ kata ki Sudibyo, lanjutnya setelah menghela nafas dalam dalam “Bagaimana kabar pak Kandep mu, apa masih mengganggumu“ tanya ki Sudibyo

Andini terkecut dengan pernyataan ki Sudibyo tentang kepala dinas pendidikan kabupaten, selama ini Andini ngak pernah cerita tentang masalahnya dengan kandep kabupaten seorang duda anak 2 ditingga mati oleh istrinya 2 tahun yang lalu, dan setengah tahun yang lalu kandep nenembak Andini untuk di persunting menjadi istrinya tapi Andini selalu menolak halus karena masih terikat perkawinannya dengan ki Sudibyo, tapi dalam hati Andini sendiri seakan muak akan sikap dan perhatian kandep selama ini dan ini salah satu dari kesedihan Andini yang berlarut larut dan penunjukan dirinya sebagai ketua sub rayon mungkin juga ulah kandep agar selalu dekat dengan Andini tahun lalu sudah di tolaknya dengan alasan baru pertama kali menyelenggarakan ebtanas tapi tahun ini Andini terpaksa mau dan tidak punya alasan untuk menolaknya tapi sekarang Andini punya Rangga yang siap melindunginya

“Lho, romo kok tau sih, padahal Andini ngak perbah cerita kepada siapapun“ kata Andini

“Walaupun kamu ngak mau cerita tapi yang momong kamu yang bercerita ke romo, bahkan juga tau kalau kakandep mu melamarmu untuk menjadi istrinya walau akhrnya kamu tolak dengan alasan kami masih terikat perkawinan dengan romo, dan kapan itu kira kira2 bulan yang lalu kakandepmu mememui romo disini, untuk melamarmu tapi romo tolak dan romo katakan boleh asal kamu sanggup melanhkahi mayatku terlebih dahulu kemudian ia mengurungkan diri, tapi menurut kamu sendiri gimana Andini kalau romo sudah tidak ada lagi, apakah kamu tetap akan menolaknya“ kata ki Sudibyo

“Dini tu ya romo ngak suka sama sekali dengan orang itu, sombong, selalu mengedepankan kekuasaannya dan mau menang sendiri dan lagi Dini dengar dari beberapa sumber dia punya dukungan dari polri dan TNI begitu, sehingga kedudukannya tetap dipertahankan oleh Bupati yang sekarang itulah romo Dini ngak suka dan Dini juga dengar kalau dia sering kali bermaik perempuan, banyak juga yang Dini dengar kepribadian pak kakandep dikbut yang sekarang yang membyat Dini kurang simpati mungkin juga sampai nanti“ jawab Andini

“Ketahuilah Dini bahwa semua itu ada masanya, biar mereka saat ini masih berkuasa tapi siapa pun itu kamu udah punya nak Rangga, pasti akan melindungimu dengan kekuatan kyai Walang Sungsang, boleh romo becerita sedikit tentang wibawa dari pusaka kyai Walang Sungsang ini Ketika tahun 66 – 67 kyai Baharudin terjerat masalah pemberontakan G 30 S/ PKI padahal romo tau persis kalau kyai Baharudin seorang nasionalis dan agamis sejati, mungkin juga fitnah karena situasi pada saat itu benar benar mecekam dan kacau yang benar bisa jadi salah yang salah bisa jadi benar, ricuh sekali situasi saat itu kyai Baharudin masih menjadi santri dari ponpres di Kediri. Pada suatu saat kyai Baharudin di tangkap oleh TNI dengan tuduhan pengikut makar dengan bukti bukti sangat kuat entah bukti dari mana mereka dapat kyai Baharudin sempat di tahan oleh tentara romo dengar berita itu romo langsung menghadap komandan pasukan TNI dan bernegosisi, dengan kekuatan Kyai Walang Sungsang yang sudah meyatu dengan romo diskusipun terjadi antara romo dan komandan pasukan TNI tersebut hampir setengah hari diskusi berlangsung akhirnya komandan itu minta maaf ke kyai Baharudin atas salah informasi yang di dapat dari sumber tak jelas itulah salah satu kekuatan dari Kyai Walang Sungsang mau main halus ya monggo mau kasar ya monggo“ kata Ki Sudibyo Amdini tertegun mendengar cerita romo

“Pada dasarnya memang Dini tidak suka pada kakandep yang sekarang tapi Dini bisa apa sebab Dini hanya sebatas bawahan yang tak mempunyai kekuatan apa apa, terima kasih romo telah melindungi Dini dan selalu membawa pencerahan di hati Dini yang masih labil ini dan sampai sekarang kakandep ngak pernah menyinggung lagi soal itu mungkin juga menanti saat yang tepat untuk mengungkapkan kembali rasa hati nya tapi tetap Dini akan menolaknya sekarang alasannya Dini tidak mencintainya bahwa cinta Dini pada kangmas Rangga seorang“ kata Dini

“Bagus Dini kamu sekarang punya pendirian itu sebenarnya yang romo nanti nanti bukan Dini yang lemah dan mudah di bawa arus tapi Dini yang tegar Dini yang mampu bertahan di segala cuaca Dini yang mampu nenerima gelombang samodra yang setinggi apapun dan sebesar apapun itulah yang romo inginkan sejak dulu“ kata ki Sudibyo memberi semangat dan kekuatan pada Andini

Amdini hanya menunduk malu menyadari akan semua kelemahan hatinya selama ini hanya kesedihan dan tangisan yang selalu menemani selama 2 tahun terakhir ini ini lah yang di inginkan ki Sudibyo membuat Andini tegar dengan berbagai cobaan yang menimpa untuk Andini tapi tidak membuat Andini bertambah tegar tapi tambah ringkih mudah goyah dan labil

“Romo Dini mau bertanya sesuatu boleh” tanya Andini

“Mau tanya apa, kok kayaknya serius banget sih” jawan ki Sudibyo

“Tapi romo jangan marah ya“ kata Andini

“Romo itu ngak pernah marah ke Dini apalagi Din selalu berterus terang ke romo“ jawann ki Sudibyo

“Janji ya romo ngak akan marah“ kata Andini

“Ya, ya wis kesewen (kelamaan)“ jawab ki Sudibyo

“Gini romo bolehkah Dini nanti tidur bersama kangmas Rangga” kata Andini agak ketakutan

“Oh, itu to, boleh kok kan nak Rangga sudah menjadi tunaganmu juga, asal ngak sampai keblabassan aja“ kata ki Sudibyo

“Serius romo“ kata Andini

Bersambung ….
Part 19
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd