" Ayah sudah tau apa yg mama diam-diam lakukan, jadi klo mama tidak ingin memperumit keadaan , jujur saja ayah janji berusaha akan menerima dengan lapang dada " ane berusaha meyakinkan bini klo ane sdh mengetahui segalanya.
Bini terdiam dan ane juga diam beberapa saat. Lagi-lagi ane berusaha menetralisir keadaan dengan menyulut rokok kegemaran ane.
Utk beberapa saat saling terdiam , akhirnya bini memulai lagi percakapan tanpa berani melihat tatapan ane.
" ayah janji tidak marah ya " jawabnya memelas. Ane hanya diam menunggu kalimat-kalimat yg ane tunggu-tunggu.
" mama yg salah ... , mama lagi deket dgn sahabat mama dulu saat kuliah "
Jantung ane pelan-pelan mulai berdebar lebih cepat, nafas semakin cepat, darah seperti menuju ke ubun-ubun, namun ane berusaha tetap mengendalikan diri. Meski sebenarnya emosi semakin memuncak, namun ane sadar ane berada di tempat publik.
"Lanjutin... ceritanya jangan dikurangi , apa adanya " jawab ane sok cool.
Bini akhirnya mengawali permulaan pertemuaanya di sosmed , dari saling menyukai postingan, saling komentar, hingga akhirnya saling bertukar cerita hal-hal pribadi keadaan keluarga masing-masing.
Pria ini bukanlah si F yg ane ceritakan sblmnya dan itu yg membuat ane tertahan untuk marah. Ya ini bukan kali pertama bini digoda dan akhirnya jatuh pada teman yg pernah menyukai di bangku kuliah.
Lagi-lagi ane tidak bisa meluapkan kemarahan, yg dipikiran ane saat itu hanya bicara dan mengumpat di dalam hati.
" mama sudah tidur dengannya ? "
Bini hanya diam dan mengangguk mengiyakan.
" tapi baru sekali yah " jawabnya singkat.
" emang mau brp kali ? Tanya ane dengan nada ketus.
Bini tetap diam.
" ayah minta hp-mu sekarang mah " ane berusaha tegas kali ini.