Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ISTRI BINAL

Bimabet
Akhirnya laporan relawan ku sudah kuserahkan ke bagian pemasaran
tinggal pengujian obatnya yang sudah ku persiapkan dengan pak bejo
Pak bejo menghampiri ku
"Gimana bu sudah selesai laporannya ?"
"Alhamdulillah sudah selesai pak tinggal kita uji sampel obatnya"
"Selamat ya bu Lizania ini ada Teh buat ibuk biar enggak haus"
"Eeeh iya makasih pak"
"Maaf lo pak ngerepotin"
Enggak papa bu
Nia enggak tau kalau Teh yang diberikan kepadanya
Telah di campur obat perangsang + sempel ASI BOOSTER
oleh pak bejo

NIA:
seperti biasanya saat menjelang sore
aku mulai asyik membuka-buka kisah-kisah erotis di situs semprot.com.
Suasana kantor sudah mulai sepi karena karyawan
sudah mulai meninggalkan ruangannya masing-masing.
Hal ini biasa terjadi
dan tidak menjadi sesuatu yang istimewa
sehingga saya hanya menyahut kecil
saat satu-demi satu rekan rekanku pamitan mau pulang duluan.
Aku mulai terangsang saat membaca kisah-kisah yang benar-benar erotis.
Ingatanku jadi melayang pada kontol seto dan pak bejo
yang sudah menodaiku ,dan kulihat tadi pagi.
ingatanku jadi melayang pada fantasi liar menjadi istri binal

Bejo:
Liza mulai meminum teh panas yang telah
kucampur dengan obat perangsang wanita dan Sempel ASI Booster tadi.
Sudah Habis setengah gelas ia tminum air tehnya ,
lalu Liza melanjutkan mencuci gelas dan piring tadi,
dan beberapa saat kemudian ia meminum lagi teh itu sekaligus menghabiskannya,
Dan mungkin karena gelasnya mau di cuci sekalian. Wah,
HeheHe…..jebakanku berhasil,

Nia sudah meminum semua teh tersebut,
Sekarang aku tinggal menunggu bagaiman reaksi dari
obat perangsang wanita tersebut.
Lalu Beberapa menit berlalu Nia
membuka leptopnya membuka pencarian ruang ,
Seperti biasanya aku befrpura-pura cuek dan masuk ke ruangan ku
sambil membaca koran, tetapi pintu ruangan ku kubiarkan terbuka,
supaya aku bisa leluasa memperhatikan gerak-gerik Nia dari kejauhan.
Dan ternyata benar setelah beberapa saat gelagat Nia mulai nampak aneh,
gerakan dia mengetik tak selincah biasanya
, lalu tatapannya seperti melamun mirip orang yang sedang bingung dan gelisah.
Nia pun meletakkan tangannya diatas payudaranya
sambil meremasi dadanya yang besar dan padat berisi.
Bahkan sesekali,

pak bejo melihat Nia menjilati puting payudaranya dengan gemas.

Nia merasakan keganjilan ditubuhnya terutama
di daerah sensitifnya seperti dipayudara dan divaginanya,
ia merasakan daerah gatal dan geli
yang aneh dan menyukai daerah- tersebut tersentuh , dibelai, dan diremas,
sementara lubang rekamannya menginginkan sodokan-sodokan batang lelaki lelaki.
Mona berusaha untuk menutupi hal tersebut tetapi semakin sebaliknya semakin kuat hasratnya.
Saat membaca cerita dewasa tersebut Nia membayangkan
kontol kontol besar seto ,suaminya ,serta pak bejo
Yang dibayangkannya akan megangbang dia

Ohh Seto… Isep tetekku Set..” Bisik Nia lirih sambil meremas dan mencubiti payudaranya.

“Iseep… Terus sayang… Isep yang kenceng… Sluuurpp… Nyam… Nyammm…. “Suara lidah Nia begitu seksi. Ia terus menjilati kedua puting payudaranya yang besar secara bergantian.

“Ssshhh… Terus sayang… Isep teruuusss..” Erang Nia keenakan, seolah sedang melakukan persetubuhan yang sebenarnya,

“Ooohhh.., Iyak teruuussss…”
“Buussseeeettt…. Mimpi apa aku semalam…?”
Ujar Pak Bejo sambil menelan liur birahinya.
Ia tak mengira bakal bisa melihat
wanita idolanya memamerkan tubuh telanjangnya.
“Astagaaaa… Tetekmu besar sekali Neeengg….
Remes terus Neeng… Remes yang kenceng….”
pak bejo lirih sambil terus mengocok penisnya yang sudah keras menegang.

Kemudian Nia membuka selangkangannya
dan menyelipkan jemarinya kedalam vaginanya sambil menggosoknay.
Perlahan demi perlahan Nia memasukan jari itu ke dalam vaginanya kemudian mengocoknya secara perlahan.
“Ahhh…..ahh…. uhhhhh….”
Nia mengerang seirama dengan kocokan Tangannya. Tangan satunya lagi meremas-remas dadanya yang seksi.
Panasnya gelombang birahi Nia
benar-benar membuat wanita itu kehilangan akal sehatnya.
Merasa kurang puas dengan apa yang ia lakukan,
membuat dirinya semakin nekat.
Tanpa rasa malu lagi,
Nia membuka semua kancing kemejanya
dan membiarkan payudaranya terbuka bebas.

Lalu dengan gemas, ia meremasi kedua payudara besarnya kuat-kuat.
“Setooooo… Remas tetek aku sayang… Remas yang kuat…” Jerit Nia keenakan sambil membayangkan jika remasan itu dilakukan oleh Seto.
Karena ingin segera mencapai orgasme,
Nia terus menjilat dan meremasi payudaranya.
Ia pun lalu mengangkat tepi bawah roknya,
menaikkan hingga setinggi pusar lalu mengusap klitorisnya.

” Iya Setooo sayang… Jilat memek aku…..
Cucup lendir kewanitaanku…. Ohhhsss… Nikmat sekali…” tambah Nia lagi sambil mulai menusuk-nusuk vagina gundulnya dengan jemari lentiknya…

“Ayo sayang…. Tusuk memekkuuu…Tusuk dengan Kontol besarmu…” Ucapnya berimajinasi.

Dengan cepat, jemari-Jemari itu mulai melakukan tugasnya.
Masuk, keluar, masuk, keluar.
Mengantarkan pemiliknya mendaki gunung kenikmatan yang mulai meninggi.
Lendir kenikmatannya pun mulai membanjir basah,
keluar tiada henti seiring kocokan jemari tangannya yang semakin cepat.

“CLOK…CLOK… CLOK…” Suara tusukan jemari nakal Nia
pada vaginanya mulai terdengar nyaring.

“Sodok memek aku Seettt… Ayo sodok… Ooooggghhh…. Terus Setoooo….”
Semakin lama kocokan jemari tangannya semakin cepat.

“Terus Neeeng Nia…
Kobel terus memek mulusmu Neeeng… “Erang pak bejo
sambil membelalakkan matanya,

“Puasin dirimu sayang… Ssshhh…. Kobel teruuuusss sampe moncrrroott… Dasar wanita nakaaalll…” Erang Pak bejo yang juga melakukan hal serupa,
membetoti batang penis tuanya yang sudah semakin renta.

Berusaha terus mengimbangi kenikmatan
semu persetubuhan akibat terlalu lama tak merasakan kenikmatan vagina wanita.
“Aku harus bisa mendapatkan kenikmatan tubuhnya…
Aku harus bisa memasukkan kontol tuaku kedalam memek sempit itu…
Aku harus bisa…” Kata pak bejo dalam hati.

Merasa gelombang orgasmenya mulai datang
membuat masturbasi Nia semakin dahsyat.
Jilatan lidah ke payudaranya semakin buas dan kocokan jemari lentik di vaginanya juga semakin cepat.


“Hooooohhh…. Sssshhhh.. Terus sayaaanng… Sodok terus memek aku dengan kontol besarmu… Teruuuss… OOhhh… ”

Ditusuk-tusuk sedemikian rupa, membuat vagina Nia terlihat semakin menggoda.
Vagina yang semula putih gemuk itu sekarang sudah berwarna kemerahan dan tembem.
Cairan kewanitaannya juga mengalir begitu hebat,
hingga menetes-netes jatuh keatas kursi tempatnya duduk.

“CLOK… CLOK… CLOK…”
Perlahan tapi pasti, Nia merasakan ada sesuatu akan meledak keluar dari dalam tubuhnya.
Desakannya terasa semakin lama semakin kuat,
hingga membuat tubuh indahnya meliuk-liuk dan menggeliat tidak karuan.

Bibir basahnya terus mendesah menceracau.
Nafasnya semakin cepat dan badannya menghangat,
seolah terserang demam tinggi. Hingga akhirnya ia merasa ingin ingin pipis.

“Ssshhh.. Aku nggak tahan lagi Set… ”

“NENG LIZANIA….” Mendadak, sesosok pria muncul dari balik tembok dan memutuskan rentetan pra-orgasme NIA.

“Lagi ngapain Neng…?” Tanyanya lagi dengan mata yang tak berkedip menatap ke arah NIA.

“Eee.. Eh Pak Bejo…” NIa kaget sekaget-kagetnya.
Saking kagetnya wajah Nia langsung memucat.
Ia tak tahu harus berbuat apa.
Buru-buru ia segera jongkok, berusaha menyembunyikan tubuh telanjangnya.

Sambil jongkok Nia buru-buru membetulkan semua pakaiannya yang berantakan.
Menutup kancing kemejanya yang terbuka dan menurunkan rok pendeknya yang tersingkap sampai pusar.

“Udah Neng… Nggak usah dibenerin bajunya…
Bapak sudah tahu kebiasaanmu kok…” Kata pak bejo lagi sembari mendekat kearah Nia.

Mendadak, mata Nia seolah mau copot.
Pak Bejo mendekat ke arahnya dengan
tanpa mengenakan celana sama sekali
. Ia mendekat dengan penis yang sudah mengacung tinggi.

“Bapak bisa membantumu menuntaskan nafsu birahimu Neng…”
Ucap pak beji dengan tatapan mata penuh nafsu..

Diraihnya lengan mulus Nia, dan diajaknya bangkit dari posisi jongkoknya.

” Pak… Jangan Pak..” Pinta NIa seolah tau maksud pak bejo sambil berusaha melepaskan pegangan tangannya.

“Berdiri Neng… Kamu nggak usah takut ya Cah Ayu…” Pinta Pak bejo tegas.

“Aku malu pak.. Jangan…”

Karena nafsu Pak Bejo sudah sampai ubun-ubun,
ia sama sekali tak menggubris larangan Nia
. Dengan nafas mendengus-dengus, lelaki tua itu membalik tubuh Nia dan memeluknya dari belakang.
Mulut tebalnya lalu menciumi leher jenjang Nia
dan tangannya mulai meremasi payudara NIa dengan buas.

Sadar jika ia terjebak dalam dekapan lelaki tua itu,
Nia berusaha menjauh dari.
Tapi karena tenaga wanitanya berbeda jauh,
semua itu terasa sia-sia.
Nia yang bertubuh jauh lebih kecil dari pak Bejo
merasa terkunci, sama sekali tak dapat melepaskan diri dari dekapan lelaki tua itu.

“To… Tolong ja… Jangan apa-apakan saya pak… Le-lepaskan saya Pak…”

“Nggak apa-apa kok Neng…
Kita sama-sama butuh kepuasan…
Biarkan bapak membantumu melepaskan beban birahimu…” ujar
Pak Bejo yang terus meremasi payudara Nia dari belakang,
dan mendesak tubuh rampingnya kedepan hingga ke menabrak meja kerjanya.

“Ahhh… Titit Pak Bejo tepat di sela-sela pantatku… Dia akan memperkosaku…”
Gelisah Nia ketika merasakan
tonjolan hangat penis pak Bejo yang mulai berdenyut di belahan pantatnya.
“Tititnya besar sekali…. ”

“Ayolah Neng… Mumpung kantor sepi…”
ucap Pak bejo sembari terus meremasi payudaranya
dan menciumi tengkuk leher Nia.

“Yuk Neng…… Bapak bantu muasin nafsu birahimu…. ” Tambahnya lagi sambil meremas payudara NIa keras-keras.

“Aduh pak… Sakit…”

Entah karena nafsu birahinya yang sudah terlanjur tinggi atau terkena hipnotis lelaki tua itu, Nia tiba-tiba mengangguk setuju.
Iapun lalu melemaskan pertahanan tubuhnya.
Elizania menerima tawaran mesum asisten laboratoriumnya itu.
Terlebih, pelampiasan masturbasinya beberapa saat tadi perlu penuntasan secara cepat.

Sedikit demi sedikit pak bejo menarik wajah Nia ke wajahnya
dan…hmmm…hhmmmch…..hhmmmmpff…bibir seksi nan indah seorang Nia
telah bersarang di bibir pak Bejo.
Mereka kemudian telah saling hisap bibir pasangannya
diiringi pergulatan lidah di dalamnya yang begitu seru dan basah.
Entah karena reflek atau memang disengaja, tangan kanan Nia ganti merangkul
Pak bejo hingga keduanya larut dalam pusaran syahwat yang begitu menggairahkan.
,”hmmmm…hmmmm….hhmmppph….hhhmmmmpppf.”

“Duuh, Nia. Kontol bapak jadi tegang neh.
Tetek mu merangsang banget, bikin horny.
Boleh gak bapak hidap, sedikit saja?”
Pak Bejo mulai menunjukkan nafsunya terang-terangan.
Ia mencoba memancing libido yang selalu tersimpan rapat-rapat dalam diri seorang Nia
yang tengah memagut liar bibirnya itu.

Iya pak….hisap aja tetek Nia, lakukan sesuka mu paak…”

, desahan-desahan pelan diselingi erangan binal
meluncur di antara bibir Nia
“ssshh…akkhhhh….PaaKkssshhh…Pak bejo, enak PaKkssshhh….!!”
Tetekmu benar-benar gede Neng… Montok…
Sayang banget kalo nggak diapa-apain…
Cuppp..cuuuppp” kata Pak Bejo mesum
sambil merabai perut meremas melahap payudara dan vagina Nia .
“Maafkan adek Mas…” Kata Nia dalam hati.
Aahhh….. ouh…… mmmhhhh…. eehh… Ee.. na.. kanya….. Payudara mu..Niiaa…ouhhh …”
”Ouhhh….aahhh…”
Nia mengerang penuh rangsangan.
“ouh…ouh…ohhh…..”
Pak bejo berpindah kebawah vaginaku

Nia
lidahnya menyapu bibir vaginaku yabg sudah basah karena lendir birahiku,
hidungnya terbenam dan menjilati itilku , mulutnya mengemut bibir vaginaku
dan lidahnya
, “Ssaaa…aakkkhhhh…Pak Bejo, enak sekali kulumanmu….,”
terjulur menjilati vaginaku ssslcccckkk… lllcccckkkk…
slllccckkk cupppp…, cuphhhhh cuppppp,
terdengar suara kecupan-kecupan pak bejo
yang begitu bernafsu mencumbui lekuk ketiakku.
“Aahhhhhhhhhhhh…… !! “
tubuhku tersentak dan sedikit meronta
ketika pak bejo membenamkan wajahnya pada selangkanganku
“Ahhhhhh…. Aaaaaa…. Ahhhhhhhhhhhhh……PaaKkssshhh…Pak bejo, enak PaKkssshhh….!!”
Memek Nia geli pak memek Nia enak Aaaaaaaahhhhhh...!!!
“Unnnnrrrhhhh…. Ahhhhhhhh…. Akkkkkkhhhhhhhh….Paakkksshh”
Sesekali aku menarik pinggulku untuk menghindari rasa geli dan nikmat yang menyerang belahan vaginaku.
“Aoohhh ampunnnn aaaaaaaa…., Blukkkkk Crrr Crrrrrr….. “
punggungku terjatuh ke belakang,
cairan vaginaku berdenyutan dengan nikmat, serrrr.. serrrrrrrrrrr….
Desiran kenikmatan itu mengiris – ngiris sekujur
tubuhku yang mengejang sebelum akhirnya
aku terkulai lemas dengan desah nafas yang tersendat-sendat,
butiran keringat nakal mengucur melelehi tubuh mulusku.
Aku menggelinjang kegelian ketika Pak Bejo menggesekkan kepala
penisnya pada belahan vaginaku,
digesek dan terus digesekkan kemudian pak bejo

“Ooohhh… Susah banget Neng… Kontolku
sepertinya kesulitan menjebol memek sempitmu…” Ucap Pak Bejo bingung.

Penasaran akan penis Pak Bejo, aku segera menengok ke belakang.
Dan, seketika itu pula, aku langsung tahu penyebab sulitnya penis Pak bejo untuk dapat masuk ke liang vaginaku

“Pak… Tititmu besar sekali…” Jerit ku panik.
aku buru-buru menjauh dari gesekan penis lelaki tua itu.

“Titit…? Ini KONTOL Neng… KONTOL… hak hak hak..” Jawab
Pak bejo sambil mencoba kembali menusukkan kepala penisnya ke vagina Nia dari belakang.

“Jangan Pak…. Sakit… Pasti sakiiitt…” Jerit Nia lagi.

“Paaakkk… jangaaaannn..”

“Sttt…. Udah-udah… Kamu diam dan nikmatin saja ya Neng… ”
Erang Pak Bejo yang kesulitan menusukkan batang penisnya ke liang kenikmatan Nia.

“Sakit paaaakk… Saaakiiitttt…” Jerit Nia
begitu merasakan kepala kemaluan Pak Bejo
mulai memaksa masuk kedalam vaginanya,
membuka lebar mulut celah kewanitaannya hingga batas terlebarnya.

“Sabar Neng… Bentar lagi pasti enak kok…
enakkan… Enakan KONTOL BESARKU Neng…”

Pak bejo mencengkram buah pinggulku sambil menusukkan batang penisnya menusuk belahan vaginaku kuat-kuat.
“JEBOLLL… SIAHHH…! JEBOL… !! HEUU.. JEBOLLLLL…!!“
“AWWWWWWW…….!! “ aku menjerit keras ketika merasakan tusukan-tusukan kuat yang membuat vaginaku terasa melar dan merekah
Rasa sakit menggigit selangkanganku.,
aku menatap pak bejo yang tengah asik
menjejal-jejalkan batang penisnya menusuk belahan vaginaku.
Penisnya yang perlahan mulai tenggelam dalam cepitan vaginaku.
“Sakiittt… Pakkknnngggg… ouhhh sakitttt… khhh hhkk pakkk..”
“Tenanggg Nonnnn, ntar kalau udah biasa ngentot nggak akan kerasa sakit lagi…,
malah kalau udah ngerasa enaknya ngentot, non Nia bakal ketagihan batang kontol Bapak…..”
Nia mendadak merasakan sensasi aneh.
Sensasi nikmat antara sakit dan
rasa gatal akan sodokan penis besar di vagina,
membuatnya mulai merasa keenakan.
Secara tiba-tiba
Nia semakin membuka lebar-lebar pahanya
”Auw…auw….. Uuhhhh….. uuuhhh…. Ohhh ….”
“AUW… AUW…. Auw… Ouhhh……uhhhh…… aaahhhh…”
“Ssshh…. Pak… pelan-pelan…”
Pinta Nia sambil terus merasakan
dorongan kasar penis besar Pak Bejo.
“Sesak banget memek aku Pak… Ssssakit…”
“Auuuww…. Auuuwww…… Auuuuuhhhh….. Aakkkhhhh…..”
“Oh Nia sayaaannggghh … oh Nia.., memek kamu Enak sempit banget Nia?” pak bejo membisik
penis Pak bejo yang besar keluar masuk perlahan dan
semakin lancar didalam vagina Nia,
dan menggesek semua syaraf kenikmatannya di dinding vagina Nia.
Aaaaaaaaaaaaa…., Aaaaahhhhhhhhh PaaKkkaaahhhnngggg…..!”
Tanganku terangkat berusaha mencari pegangan ketika
pak Bejo mulai menghempas-hempaskan batang penisnya
menumbuki belahan vaginaku, kubenamkan kesepuluh kuku jariku ke punggungnya,
kedua tanganku memeluk tubuh hitam
yang tengah asik menggenjoti belahan vaginaku.
Batang penisnya bergerak keluar masuk dengan teratur,
menusuk dan terus menusuki liang memekku.
Clepppp… Cleppppp… Clllppppp… Bleppp.. cleppppppp…,
terdengar suara decakan becek ketika liang vaginaku digenjot oleh batang penis Pak Bejo.

“Enak ya nonn ?? he he he cupphh cupphhh.. mmmmhhh….”
Pak Bejo menatapku kemudian wajahnya menunduk,
bibirnya melekat dibibir mungil-ku. Bibirnya menjepit bibirku sebelah bawah,
Pak Bejo mengemut bibirku bergantian sebelah atas dan sebelah bawah.
Sesekali ia menggigit kecil bibirku
, lidahnya menjilati sela-sela bibirku
, kubuka rongga mulutku, batang lidahku terjulur keluar bergelut
dan saling mengait dengan batang lidah Pak Bejo.
.Aku membalas lumatan – lumatan bibir Pak Bejo,
lidahku kembali terjulur keluar,
dengan bernafsu pak Bejo menghisapi batang lidahku.
Air liur pak Bejo belepotan di dagu,
dan bibirku,
sementara tubuhku terus tersentak-sentak dengan lembut di bawah tindihan
Asisten yang tengah menggenjotkan batang penisnya,
menyodoki liang vaginaku.
“Aaaaaaaaaaaaa… Hhhhh Hhhhoosssshhh.. Hhhhhhhhhssshhhh.. Cruttt… Crutttttt………”
kedua kakiku membelit tubuh pak Bejo.
,Hak hak hak… Mentok banget Neng…” Tawa Pak Bejo puas.
.

“Kenapa Neng…?”

” Ssaakit Ppaaakk… Terasa penuh banget…”

“Masa sih? Sakit apa enak? Hak hak hak …” Canda Pak Bejo,

“Kalo sakit, memekmu nggak mungkin bakal memijat kontolku seperti ini Neng…Hak hak hak…”

Merasa kebohongannya diketahui Pak bejo, muka Nia seketika memerah.

“Mulutmu mungkin bisa berbohong, tapi memekmu berkata sejujurnya… Kamu menikmati kontol besarku khaaaann?
Tak sadar, Nia mengangguk.
Ia mengakui kenikmatan yang sedang ia rasakan
memang membuatnya seolah terbang.
“Masukin tititmu Pak… Sodok memek aku…”

“Titit? Maksud Neng KONTOL? Neng mau bapak nyodokin KONTOL bapak ke memek kamu…. Gitu?”


“Iya Pak… KONTOL… Sodok memek aku dengan KONTOLMU…”

“Naaah Gitu donk… Khan bapak jadi ngerti maksudnya
“Mmmpphhh… Jrebbbb.. Memek Non makin licin peret,
makin enakk Jrebbb… Blessshhh… Crrrrbbbbbb… Bleeeppppp……buat dientot…
“Ennggg Mampus Aaaaaaa, Affffhhhh, Pak…,!! owwwww…….!! “Aku mengeluh merasakan tusukan-tusukannya yang semakin liar dan kasar, semakin kasar dan lebih KASAR lagi….
“Ya nggak akan lahhhh….nonn, masa mampus, yang ada juga enak dan nikmat,
“Kamu benar-benar wanita nakal Neng… Ayo sebut… Aku memang wanita nakal…”

“Iya pak… Aku nakal… Oooohh… Aayo Pak… Buruan sodok memek akuuuu…”
“Oooouuggghhh… Memekmu sempit sekali Neeeeng.. Pantatmu juga semoookk…
“iya Paaakk … oooohhh…” teriak Nia tak mau kalah.
“Sodok yang keras Pak… Sodok memek aku paaaak.. ”

“Neng Niaaa… Kamu benar-benar istri yang nakal..”
“Mmmppphhhhh…. Ooouuhh Paakk… Sodok yang kenceng Pak… Aku mau keluar… ”
“Hmmmmaanggggg, akh.. akuu.. aku mau keluarrrrr……”
“Sebentar… kita barengan….Nonnn Tahannnnn…., Tahan sebentar” Pak Bejo semakin menyentak-nyentakkan penisnya ke atas.
“Nggakkk khuatt Paaaakkkhhh akhhhh…, nggakk kuatttt… aduhhhh” aku mengeluh
Aku semakin dekat dengan puncak klimaks-ku, tubuhku tersentak-sentak tanpa daya.

“Sebentar lagi Nonnn TAHANNNNNNN……..!!!”
“Owwwhhhhh….

“Ahhhhhhhhhh aahhhhhhhh paaaakkkkk ahhh ..Srrreeetttt…. Srrreeetttt………Srrreeetttt....Srrreeetttt...niaaa gemetar meraih orgasmenya

“urghhhhh buuuuuuuu niiaaaa sayaaaa pengeeeennn ibuuu hammmmiiillllllll anak saya buuu
urghhhhh..... arghhhhhh ........sayaa mau keluarr buuuu urghhh... arrgghhhhhhhh.......
terimaaa sperrrmaaaa sayaaaa ini arghhhhhhhhh
Crot Croot Crooot..croott crooootttttttt” pak Bejo menekan penisnya dalam-dalam
tubuhku terasa pegal karena kecapaian. Aku mendesah ketika tangan kanannya merayap dan meremas-remas buah Dadakuku, sedangkan tangan kirinya mengusapi pantatkuku yang basah.


sperma panasnya, memenuhi setiap rongga vagina Nia.
Denyutan demi denyutan penis tua itu terasa begitu nyata, menghantarkan benih-benih kehidupan ke liang rahim Nia

“Neng … Makasih ya suguhan memeknya…. Memang, tak ada yang lebih enak selain ngentotin memek istri orang
“Iiiihh Bapak… Kok ngomongnya mesum gitu.. Iya pak… Sama-sama… Hihihi…” jawab Nia spontan,
rupanya ia masih tak sadar jika vaginanya baru saja disembur oleh jutaan sperma
dari penis lelaki lain. Ia hanya berharap jika sperma panas pak Bejo tak berhasil membuahi telur-telur dirahimnya.
pak Bejo pun segera mencabut penisnya yang telah lemas,

lalu iapun menghilang ke balik tembok.
Meninggalkan Nia yang masih terengah-engah keenakan di atas meja kerjanya,
telungkup tak berdaya membiarkan sperma lelaki tua itu menetes-netes keluar dari vagina mulusnya
 
Wow pak Bejo bener bener Bejo..... lanjutkan suhu makasih updatednya suhu.. sehat selalu ya
 
"Sonya iya kak ada apa"
"Hari ini kita enggak usah jualan dulu ya dek"
"Kenapa kakak"
"Masak kamu dah lupa kalau kita mau ke om erwin dek"
"Oooh iya kakak lupa e"
"Kamu tu ya dah cantik pelupanya enggak ilang ilang"sambil Andi pegang kedua pipi adeknya Sonya
"Iiiiissshh kakak nie genit"
"Kakak enggak genit cumak kamu aja yang bikin nafsuin"
Andi Pagi ini aku mengajak adek² panti asuhan untuk lari & jalan² bersama termasuk adikku Sonya"
Sonya dengan kaos warna hitam melekat di tubuhnya

serta celana setengah panjang tergantung di atas lututnya
berlari disampingku terkadang di depan adik² yang lain yang seumuran dengannya mengikutiku.
"Kak, tunggu kak" panggilnya dari belakang,
tapi aku tetap berlari,
tapi sengaja kukurangi kecepatannya agar ia bisa lebih dekat denganku.
"Iya ni kak Andi larinya cepet amat"
"Iya nie kak Andi kita kan lari bareng kak bukan balapan bareng"
ucap adik pantiku Diah dan Eva lari bersama Sonya di samping ku
Sambil berlari anak² laki laki termasuk aku kakaknya suka mencuri pandang
Melihat guncangan payudara montok
mataku mencuri pandang ke buah dada Sonya3. Uhhh.. ranum dan segarnya.


"stop dulu kakak sudah aku dah mulai capek.. “ ucap sonya

Aku : yah baik kak, gimana kalau kita jalan jalan dulu sambil balik
sedikit lagi kan sampai panti , “Ajakku..

Diah : Oh ya, boleh juga ayuk Eva,sonya..

Sesampainya di panti sonya langsung masuk mandi
Dan bantu bu desi di dapur
Setelah itu kembali ke jadwal liburan nya ,
Nongkrong di depan TV sama EVA,DIAH

Saat itu sinetron FTV tersebut sedang menampilkan
salah satu adegan ciuman yang hanya sebentar karena langsung terpotong oleh iklan.
Setelah melihat adegan tersebut aku menoleh
kepada adikku yang ternyata tersipu malu karena ketahuan telah melihat adegan tadi.

“Pantesan betah nonton film gituan” ujarku.
“Ih, apaan sih Kak” cetusnya sambil tersipu malu.
Beberapa menit kemudian serial tersebut selesai jam tayangnya,
dan adikku langsung pergi ke WC.
Kudengar dari aktifitasnya, rupanya dia sedang mencuci piring.
Karena acara di televisi tidak ada yang seru,
maka aku pun mematikan TV tersebut dan setelah itu
aku ke WC untuk buang air kecil.
Mataku langsung tertuju pada belahan pantat adikku yang
sedang berjongkok karena mencuci piring.

“Sonya, minggir dulu sebentar kakak pingin pipis nih” sahutku tak kuat menahan.
Setelah aku selesai buang air kecil,
pikiranku selalu terbayang pada bongkahan pantat adikku Ratih.
Aku sendiri tadinya tak mau berbuat macam-macam
karena kupikir dia adalah adikku sendiri,
apalagi adikku ini orangnya lugu dan pendiam.
Tetapi dasar setan telah menggoyahkan pikiranku,
maka aku berpikir bagaimana caranya agar dapat mencumbu adikku ini.

Aku seringkali mencuri pandang melihat adikku yang sedang mencuci,
dan entah mengapa aku tak mengerti,
aku langsung saja berjalan menghampiri adikku
dan memeluk tubuhnya dari belakang sambil mencium tengkuknya.
Mendapat serangan yang mendadak tersebut adikku
hanya bisa menjerit terkejut dan berusaha melepaskan diri dari dekapanku.

Aku sendiri lalu tersadar.
Astaga, apa yang telah aku lakukan terhadap adikku.
Aku malu dibuatnya, dan
kulihat adikku sedang menangis sesenggukan dan lalu dia lari ke kamarnya.
Melihat hal itu aku langsung mengejar ke kamarnya.
Sebelum dia menutup pintu aku sudah berhasil ikut masuk
dan mencoba untuk menjelaskan perihal peristiwa tadi.

“Maafkan.. Aa Sonya Aa, Aa tadi salah”
“Terus terang, Aa nggak tahu kenapa bisa sampai begitu”
Aa berbuat demikian tadi karena Aa
nggak sengaja lihat belahan pantat kamu, jadinya Aa nafsu,
“Sonya, lagian kan Sonya pingin ciuman kayak di film tadi kan?”
bujukku.
“Tapi Aa, kita kan adik kakak?” jawabnya.
“Nggak apa-apa atuh Sonya, sekalian ini mah belajar,
supaya entar kalo pacaran nggak canggung”
“Aa, Sonya takut”
“Takut kenapa, Say?” tanyaku.
“Eeehh takut sama siapa? Ama Aa? Aa nggak bakalan gigit kok”, rayuku.
“Bukan takut ama Aa, tapi takut ketahuan bu Desi” jawabnya.
"Maafin Aa ya adek"
Sambil ku memeluknya Aa sayang adek maafin Aa ya adek
"Iya Aa sonya maafin Aa kok"

Entah mengapa setelah aku bicara begitu dia jadi terdiam.
"Iiiih Aa belum mandi ya "
"Baunya Acem"
"Iya dek tau aja"

"Aa buruan mandi malesan amat sih punya Aa"
"Enggak males adek kan Aa habis ngebersihin gerobak biar laris"
Aku segera mencari handuk dan segera keluar kamar
dan melihat Sonya sudah tidak ada di depan kamarku.
Akupun segera menuju ke kamar mandi.
Di kamar mandi aku masih terdiam dan menikmati apa yang sudah kulakukan tadi.
Tak kusangka aku onani sambil melihat tubuh adikku sendiri.
Sungguh gila hal yang sudah kulakukan.
Cipratan air dari bak mandi yang dinginpun
akhirnya terhenti lamunanku akupun segera mandi.
Sehabis mandi aku Dan Sonya bantu bantu Bu Desi buat masak bersih² panti mumpung
Hari Jumat ,biasa tradisi Jum'at bersih
Setelah , Maghrib aku dan Sonya ke rumah om Erwin kami diajak makan bersama
Tak lama kemudian Tante Nia pun keluar memanggilku masuk
ke ruang dapur untuk membantu nganterin makanan ke meja makan
Waktunya menikmati hidangan makan malam bersama.
Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yang santai dan penuh canda,
sehingga tanpa terasa dan tak ku ketahui
Sonya sempat menghabiskan dua piring nas dan ayam panggang buatan Tante Nia
"Nia lahap amat makannya" ucap Tante Nia
"Makanan buatan Tante enak e sampe aku nambah lagi" ucap Sonya sambil makan
"Pantesan Sonya cepet gede bongsor lagi makannya aja gitu" ucap om Erwin ,
"Biarin biar cepet gede biar banyak yang nyariin ngangenin Sonya" ucapnya Sonya manjanya mulai keluar
Setelah acara makan-makan selesai Tante Nia dan om Erwin ngomong 8 mata dengan aku dan adekku
"Andi om mau cerita sebagian pesan ayah kalian kepada om"
"Jadi gini 5tahun ayahmu mas Arifin saudaraku juga sebelum meninggal dunia dan
"kamu masih ada di panti asuhan".
"Beliau berpesan untuk kedua anaknya agar om Erwin rawat sebagai anak sendiri ".
"Bagaimana menurut kalian , mau kah Kalian Andi dan Sonya om angkat kalian sebagai anak om
Dan Tante Nia"
Aku melihat Sonya dengan wajah bahagianya , mengisyaratkan keinginannya
"Iya om kami mau"
"Alhamdulillah terimakasih ya Andi dengan begini om bisa lega melanjutkan Amanah ayah kamu"
"Andi Sama Sonya selanjutnya jangan panggil om,Tante lagi ya , panggil aja papa/mama"
Ucap Tante Nia
"Iya Tante Nia" ucap Sonya
"Tu kan Tante lagi "
"E e e eeeeh maaf Tante/eeeh mama" ucap Sonya.
Terimakasih ya pa sudah mau Nerima kami ,ucapku sambil memeluk omku/papaku sekarang
"Dan juga umurmu sudah 22tahun om ada wasiat lagi dari ayahmu"
Bang Arifin sebelum meninggal ,dia meninggalkan investasi Robot trading Emas buat kamu Andi
dia berharap agar kamu bisa memanfaatkannya dan mengembangkannya
Robot ini bekerja di pasar perdagangan bebas dengan keuntungan 2 juta rupiah per harinya
Om papa harapa kamu bisa mengembangkannya
 
T
Lumayan suhuu ceritanya
Terima kasih mas bro masih pemula soalnya,sebenarnya ceritanya pendek apa lagi percakapannya , molorin percakapannya biar agak panjang yang bikin lama ,ampe diselipin candaan aktifitas sehari² kayak lari pagi
 
Bimabet
.Entah kenapa setelah kehadiran Andi dan Sonya kehidupan keluarga ku menjadi ceria banyak
Canda tawa yang kami lakukan bersama terkadang lari pagi bersama
Bahkan pendapatan ku bertambah
Banyak tender proyek yang aku terima dengan keuntungan besar
Bahkan lebih besar dari proyek² sebelum aku mengangkat Andi ,Sonya sebagai anakku
aku pun mau mengikuti investasi Robot trading
Yang mas Arifin wariskan kepada Andi
Pernah juga aku mengajak mereka dan Nia
Main kartu bersama
"Andi ,Sonya,Umi , gimana klo yang kita main kartu "

"Ayok bi" ucap Andi
"Ayok siapa takut main kartu aja kata Sonya"
"hukuman nya apa Abi" ucap Nia
"Hukumannya sederhana pakai Bedak bayi dibasahi air taruh di piring kecil"
"Yang kalah di coret wajahnya"

"Nanti kelihatan siapa yang jadi monyetnya"

"Wahahahaha ayok Abi di mulai"
"Eeeeh bentar umi Abi ambil dulu bedak bayinya"
"Andi tolong campur ya bedaknya di piring sama air"
"Jangan terlalu encer"
"Siap Abiii"

"Abi yang ngocok pertama "
"Yang bener ni ngocoknya"
"Permainan besar besaran biasa ya"
"OKEeee...!!! Ucap Sonya,Andi,Nia serempak
Permainan pertama Sonya kalah 2kali karena kartunya kalah
Besar dari kartu ku
Otomatis wajah Sonya yang kami coreti bersama
"Here here kalah tree" ucap Andi
"Ayo Sonya ayo Sonya hek hek ayo waktunya make up hahaha"ucapku
"Naaaah gini kan bagus kayak suku Afrika" ucap Nia ke Sonya
"Iiiih umi nie"
Aku dan Andi ngasih 2 kumis kanan kiri di wajah cantik Sonya
Permainan kedua
Waktunya Sonya balas dendam ke Andi
"Eeeh ayo kak 5hati
Andi : 4hati
"HAHA 4 hati
*Jek kriting*
"8 kriting"
"Ayo Andi masak kalah" ucap Nia
"Ayo kak nyerah aja"
"6wajik"
"5wajik"
"Kamu aja dek yang kalah
"Quiin kriting"
"Apa sih Kakak jangan sombing dulu"
"As kriting" noh
"Yahhh kalah"
"HAHA KALAH KALAH ,AYOK WAJAH BARU WAJAH BARU "
"IJINKAN KU MELUKIS ANDI" ucap Nia
"Hahaha ayo kak saatnya Nia balas dendam" HAHA

Permainan ketiga aku dan Nia yang terakhir
"Ayo umi 9 kriting"
"3kriting bi"
"Ayo umi 10 kriting"
"Kriting bi"
"8wajik mi"
"ET ET Jek wajik Bi"
"AS wajik ,
"Yah 2wajik"
"Apaan tu 2 yah kartu lemah"
"King wajik Abi"
"Hahaha ayo api wajah baru bi wajah baru"ucap Nia
"Ayo Abi Panik enggak panik enggak" ucap Sonya"
"Panik lah masak enggak" ucap Andi Hahahah"
"Tu wajah cemong amat bi kayak tuyul Ahahahaha"
Ucap Nia
Permainan
Keempat Sonya lagi yang kalah
"Ayo dek tambah Make up siap karnaval Sonya pergi kepasar Hahahahhaha"
Hahahah ucap Andi "Hiiiiiiih dikira monyet apa kakak nie ya"
"Masak monyet panggil monyet hahahaha" ucap ku
3 orang sudah jadi wajah monyet tinggal Nia saja yang belum
"Ayo biiii Umi mau rias Abi lagi"
"Sombong amat umi"
"4 waru hitam"
"3waru hitam "
"9 wajik"
*5 wajik"
"Hahahaha siap siap Abi
"Quiin keriting"
"AS KRITING UMIIII"
"Yaaaaahhhh kalah"
"HAHAHA waktunya melukis UMI"
"Pasukan SIAP balas dendam"
" SIAP ABI" jawab ANDI,Sonya serentak
"Naaaah ini kumis umi ya di jaga"
"Andi ayo mi ayo mi pipinya mana umi aaaaak aaaakkk aaaaaa hahahaha
"Cantik amat umi wajahnya kayak korban perang aja"
"UMIIII Sonya kasih lambang ketabahan di keningnya umi"
"Hiiiiiiiiisssh awas ya kalian
Permainan kami berlanjut dan semakin seru sampai Sonya wajahnya dah penuh riasan bedak dan
Andi kayak Suku Aborigin
Umi kayak monyet pergi kepasar
Dan aku kayak Reok Ponorogo Hahahaha
Pagi ini aku ada urusan sama klien buat ketemuan di Kafe ,sambil naik mobil
Mengantar Nia ke kantornya
Dan menjemput Santy untuk pengujian hasil ASI BOOSTER yang ke 4 di kantornya
2 bulan ini aku jarang mendapatkan servis yang memuaskan dari istriku.
Mungkin karena dia terlalu sibuk dengan urusan kantornya dan terlalu lelah aku kasihan
Walau aku punya hasrat ingin berhubungan tapi aku juga kasihan dengan istriku
dan aku membiarkan nya istirahat.
Apalagi dia sedang sibuk sibuknya pengujian ,dan laporan buat produk barunya
Karena itulah timbul dalam hatiku
kalau aku ingin mencari seorang pelarian untuk memuaskan
nafsu birahiku yang tak terlepaskan.
Apa lagi di rumah aku selalu dapat godaan dari tubuh semok Sonya anak angkatku
Dan Nia ingin rasanya penisku di jepit lagi oleh vagina rapat Nia ,
dan merasa nikmatnya tubuh Sonya
Setelah kuantar Nia dan Santy dan bertemu klienku aku pulang
Saat aku sedang melintas di jalan Sudirman
Aku melihat seorang wanita
dari kejauhan kulihat seperti Anisa
Istri Seto tetanggaku
aku menghentikan kendaraan ku lalu
kami pun bertegur sama
"Mbak Anisa ya?" Aku tanya
"Eeehhh mas Erwin"
"Dari mana mas?"
"Habis nganter Anisa ,Santy sama ketemu klien"
"Mbaknya kok sendirian jalan lagi"
"Tadi aku naik bis eeeh di jalan bisnya mogok"
"Apa lagi mau pulang juga"
"Jadinya jalan kaki"
"Gimana kalau naik mobilku aja mbak"
"Dari pada jalan kaki masih jauh bahaya buat perempuan secantik mbak jalan sendiri"
"Aaahh mas Erwin bisa aja"
"Iya mas enggak papa kan aku ngikut mobilnya"
"Enggak papa mbak"
Anisa dengan tinggi kurang lebih sekitar 165 dan dengan ukuran bra sekitar 34 C
Payudaranya yang besar badannya yang semok
wajah yang cantik
Memancing Hasrat ku tuk menjamahnya
Aku berniat untuk menjadikannya pelampiasan nafsuku
akhirnya kami jalan pulang tanpa ada
Mbak… Jangan melamun mbak… Haloo…” Sapaku ke Anisa sambil melambai-lambaikan tangan ke arah wajah Anisa

“Ee… Ehhh.. Iya… Kenapa mas…?” Jawab Aniasa kaget.

“Jangan melamun… mbak nanti bisa kehipnotis Lo ya"
"Aaa… Mas bisa aja"
"Nglamunin apa sih mbak kok banyak fikiran keliatannya"
" Ya kerjaan sama mas Seto"
"Eeeem emangnya kenapa Seto"
"Ya biasa mas lagi sibuk ngurusin pekerjaannya buat produk baru katanya"
"Sampai tiap sampai dirumah kesel terus"
"Maaf Lo mas kalau aku curhat"
"Iya enggak papa mbak aku denger kok keluh kesahnya
biar enggak stress jadi beban fikiran"
Dia kemudian mendekat dan banyak cerita
bahwa dia udah tidak berhubungan badan dengan suaminya
sudah lebih dari 2 bulan,
dari cerita dia tampak sekali klo dia begitu mengharapkan sentuhan laki- laki.
Saat Anisa meregangkan tangannya keatas dan aku melihat kecantikan nya
Tak kusadari di depan ada motor yang
memotong jalan melintang kekanan sebrang jalan reflek aku langsung membelokkan mobil
Kekanan tanpa di sengaja Anisa ikut jatuh di depan ku kakiku
Sambil tangan dan wajahnya berada di atas peniskxu yang sedang tegang membayangkannya
"Masss Erwin maaf ya mas"
Aku enggak sengaja"
" Iya enggak papa mbak aku juga kaget ngindari motor dari asal potong"
" Sabar ya mbak mas Seto lagi sibuk capek mungkin"
"Wajar kalau mbak kangen belaian laki laki"
"Secara tiap pagi main mulu…”
“Loh… kok mbak bisa tahu mas…?”
“Hihihi… Sekomplek kontrakan juga tahu kali Mbak…
Wong kalian kalo begituan berisiknya minta ampun… ”

“Hehehe… Habisan enak sih mas…” Jawab Anisa cengengesan.

“Ga kebayang gimana rasanya punya dua istri… Apalagi kalo nambah istrinya kaya mbak… Biiiuuuhhh… Genjot teruuuusss…”

“ Iiiiiiihhhh mas Erwin Meesssuuuummm…” Ucap Anisa lagi-lagi mencubiti tubuh Erwin

“Bisa-bisanya ya kamu ngebayangin mbak jadi istri kamu…”

“Habisan salah mbak sendiri sih jadi orang kok cantik mana semok banget lagi…
Ya sudah tak ada jalan lain… Mbak harus terima saja resikonya…”
Tak terasa perjalanan kami sudah sampai rumah
Dan berakhir dengan kami bertukar nomer WA
Keesokan paginya rumah sedang sepi aku cuma dengan Sonya
Andi sedang di luar ngurusi usaha roti barunya jadi enggak pulang ,
Nia nginep di rumah Santy biar mudah berangkat barengnya katanya
Pagi pagi aku nganter Sonya menuju sekolahnya dia sudah SMA kelas 1 lagi sibuknya UAS
ikut bimbel juga
Sonya dekat sekali sama aku ,katanya dia seneng diajak cerita curhat
Yang biasanya dia curhat sama kakaknya karena kakaknya lagi sibuk
Sekarang beralih curhat ke aku
Sambil mengendarai mobil Sonya memeluk tanganku bersandar di pundak ku dengan dadanya yang besar
Menempel di tanganku
Membuat aku tegang
dia tersenyum kearahku,
aku malah jadi bertanya-tanya ada apa gerangan dengan Sonya ini,
aku yang geer atau memang dia jadi lain hari ini,
ah mungkin hanya pikiranku saja yang ngelantur.

Sebelum kesekolahan aku ajak Sonya sarapan
"Kenapa Sonya sayang heeemmm?" Tanyaku
"Abi Sonya kangen kak Andi kapan pulang"
"Yang sabar ya adek kak Andi lagi sibuk kerja buat usaha baru buat keluarga kita"
"Adek belum sarapan kan? tanyaku"
"Belum Abi ,Umi enggak pulang soalnya jadi enggak ada yang masak"
"Ya udah adek mau makan dimana pitza gat?"
"Di McDonaldo /KFC Koncone Fread Chiken"
"Ke McDonaldo aja bi"

Sesampainya disana kami pesan makanan
Sonya nyengir manis sekali, Sambil menggandeng tanganku ke arah kasir.
“Yang ini aja...”
“Nggak ah, Bii... Enakan yang ini tau...”
“Hmm... Masa sih?”
“Kalo yang ini?” tanyaku kepadanya.
“Hmm... Boleh juga, sih...” jawabnya.
"Rica rica Chiken rice 2 ya mbak"
"Minumnya Fruit tea lemon 2"

"Rica rica Chiken rice 2
"Minumnya Fruit tea lemon 2" ya pak
"iya mbak"
"Silahkan Ditunggu ya pak"
kami ngobrol ngalor-ngidul sambil sarapan
“Gimana kabar sekolahmu dek?” aku memulai percakapan.

“Baik bi.”

“Sekarang Lagi banyak ulangan latihan bi mau UAS "
"Alhamdulillah nya pelajaran di bimbel mudahin ngerjainnya"
meneruskan studi di amerika, baru berangka
“Oh begitu, baru tahu aku.”

“Ya bagus dek kalau begitu, kan nantinya
juga untuk mesa depan adek juga ya sayang.”

“Iya Abi.”
Makanan kami dah habis
Sambil berjalan Sonya masih memeluk tanganku
Yang bersenggolan dengan payudaranya yang montok
Aku tersenyum, menunduk, mencium ubun-ubun kepalanya.

Sonya mendongak, menatapku sambil tersenyum manis.
Ia menyenderkan kepalanya ke pundakku.
“Luv u, Abi makasih ya ...”
“Luv u too, Adek ...”
Kami benar-benar menikmati jalan-jalan kami Pagi itu sebelum ke sekolah
hari itu; kami berjalan perlahan-lahan menuju mobil
sesekali aku memainkan rambutnya yang pendek panjang,
kemudian aku menciumnya lembut di pipi.
Sonya membalas dengan tusukan nakal jari telunjuknya di pinggangku,
bermaksud menggelitikku.
Kami saling berbagi candaan dan menggoda satu sama lain,
berfoto berdua, pokoknya benar-benar menyenangkan.
Yap. Seperti itu lah aku dan Sonya,
anak perempuanku satu-satunya, sekarang. Mesra sekali.
Setelah itu aku mengantarnya ke sekolahan
Setelah sampai rumah hpku berdering
Anisa menghubungi ku WA diHP saya
"Hallo, mas Erwin ya?"
"Siapa nih?", tanya ku
"Anisa, masa lupa yang kemarin mas Anter pulang.."
"Eeeeeh mbak Anisa to tak kira siapa"
"Oh, iya.. lagi dimana nih. Mbak"
"Lagi dirumah aja libur kerja mas"
"Dah makan belum mbak Anisa"
"Belum eeh jangan panggil mbak dong panggil Anisa saja"
“Ma kasih iya, dah ngingetin aku makan….”kata-kata Anisa terdengar renyah-manja.
“Hehe-iya…jangan lupa iya makannnya…,”balas Erwin lagi sok akrab.
“Iya-iya…,sok perhatian kamu iya…”suara wanita itu manja.
“Iya deh…ga lagi…,”
“Hihihih…,”dibalas renyah.
“Eh, udah dulu iya…ada suamiku pulang..”
“Eh, iya-iya deh, mmuuaahh…,”ucap Anisa pelan.

Dia terdiam… Hatinya jelas senang..
Dan ketika pada saat terakhir dia berani ucapkan “mmmuuuaaahh”
adalah karena Anisa memberitahukan bahwa suaminya
datang dengan cara berbisik.
Dengan cara berbisik seperti itu,
pikiran Erwin itu cepat menarik kesimpulan bahwa Anisa
ini sudah ada dalam “jangkauan”, sehingga dia berani ucapkan
“mmuuaahh”. Dengan wanita itu ada dalam “jangkauan”
maka dia hanya tinggal merawat komunikasi dan merawat kesan,
sesudah itu maka semua akan matang, itulah daalam benak Erwin….!!!
Dan… Hanya lima belas menit kemudian sebuah SMS masuk.

“Mmmuuuaaahhh….” itulah isi WA dari Anisa.
“Jangan dibalas..”WA-nya datang lagi.
“Jangan lupa makan…,”WA-lagi.
Tiga WA yang masuk dalam rentang waktu 5 menit itu membuat
hati Erwin itu terbang ke awan-awan…
Berulang kali WA -WA itu dibacanya dengan hati yang membuncah…
Bahkan ketika matanya ngantuk berat hendak tidur pada malam harinya WA -
WA itu masih dibaca lagi…

Esoknya di setelah Erwin mengantar NIA,SONYA dan SANTY Ke sekolah dan kantor
, jam 10 pagi WA dari ERWIN masuk…
“Allow…,”sapanya. Hmm, pikir Erwin,
cara menyapanya telah membuatku yakin.
Semua hanya menunggu waktu.
“Hai, honey,”balas Erwin dengan berani,”
lg apa nih? Aku lg di kantor, Anisa… tau nggak aku lg ngapain?”

Dia tidak berminat membahas tentang kedatangan suaminya
kemarin atau kenapa tadi malam wanita itu tidak sekalipun WA
memberi kabar.
Jika itu dia bahas dia yakin wanita itu akan kehilangan selera.

“Oh iya… Aku baru pulang kantor terus lagi masak nih… Emang kamu lagi ngapain?”
tanya Erwin.
“Aku lagi nunggu WA darimu…
He-he,”Erwin mulai melangkah maju perlahan.
“Oh iyaaaa? Ma kasih dah menunggu,”balas Anisa.
”Emang kenapa nunggu WAku?”tanyanya kemudian.
“Aku ga mau WA atau call kamu duluan,
sebelum ada Wa atau call-mu,”kata Erwin sok memaklumi.
“Padahal…dari pagi sampai detik ini dia kangeeeennn…!”lanjut
Erwin akhirnya. Dia ga lagi memakai “topeng”.
Dan…
“Sama. Aku juga kangen…,”balas Anisa.

Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!! Erwin menjerit dalam hati.
Sekali lagi ia baca isi Wa itu dengan penuh kesenangan….

Lalu Wa - WA-an berlanjut dengan saling memberitahu.
Erwin memberitahu bahwa ia suka suaranya yang merdu-manja.
Dia suka wanginya yang lembut ketika pertama jumpa dulu.
Pemuda itu bilang bahwa dia suka tutur-bahasanya.
Dia suka cara dia menunduk dan cara dia tertawa…
Dia bilang pada Anisa bahwa ia suka cara dia mengalihkan pandangan…
Dan Anisa senang dengan semua pujian itu…

“Hihihi..gombal!”tukas Anisa kemudian dalam Wa.
Tapi buru-buru wanita itu pun mengirim lagi Wa
,”and I like it!”
Dan Anisa bilang bahwa dia suka dan sekaligus benci dengan mata Erwin .
Dia bilang dia suka dengan cara Erwin memandangnya.
Dan dia bilang dia suka karena ketika berbicara mata Erwin itu selalu tertuju pada matanya.
Anisa suka dengan chat lucu Erwin yang tidak norak.
Ia suka berbagi cerita-cerita dengan Erwin .
Ia suka dengan keluhan-keluhan khas Erwin .
Ketika wanita itu selesai menjelaskan itu semua,
Erwin mengirim Wa padanya. “Mmmuuaahhh!”

“Mmmuuaahhh!”demikian balasan Erwin.
“Mmmuahhhhhhhhhhhhhhhhh….1000 kali,”Erwin melanjutkan Wanya.
Erwin tidak lagi ragu-ragu.
Ia kini dengan mantap menyongsong sebuah cerita yang akan dijalaninya.
“Cup-cup-cup-mmmuuaaahhh! Sejuta kali”
nampaknya Erwin pun sudah tidak peduli dunia.

Huhhh, Erwin begitu terangsang dengan Anisa.
Kontolnya langsung tegang maksimal.

“Hmmm, ma kasih,”dikirimnya Wa dengan sabar.
Lalu ketika dia yakin wanita itu sudah membaca Wa itu,
kembali dia kirim lagi Wa,
”Mmmuahnya yang sejuta itu di mana aja, sayang?
”tanya Erwin. sepenuhnya dikendalikan birahi.

“Maunya di mana sayang?”Anisa membalas Wa menantang.
Anisa tidak pernah berpikir panjang atau
merenungkan semua rangkaian Chatnya dengan Erwin.
Ia begitu terpesona dengan gairah Suami tetangganya itu.
pria itu seperti mengungkit getar-getar birahi yang pernah dilaluinya .
Dan ketika suatu saat ia pernah menyadari,
Anisa hanya tersenyum nakal di depan cermin.
Ia hanya memandangi dengan sepenuh perasaan wajah Pria itu dalam foto di ponselnya.
Anisa dalam kesendiriannya sore itu memandangi foto wajah Erwin
dengan penuh nafsu-birahi.

Membaca Wa yang masuk itu,
kontol Erwin hampir muncrat.
Lalu dia langsung bergegas ke toilet kantor.
Bukan mau onani. Tetapi dia ingin Chat-an dengan Anisa
ini dengan leluasa, tentu saja sambil meremasi kontolnya yang menegang.
“Di leherku…dan..,”Erwin mengirim Wa
segera dengan kalimat tanggung.
“Muahhh di lehermu…!”balas Anisa.
“Mmmuuaahh…di lehermu juga,”pria itu betul-betul terangsang.
“Owh! Lagi…lagi…,”Anisa menunjukkan birahinya dalam chatnya.
“Cup-cup-cup…mmmuuaahhh…di lehermu, pundakmu, dan di bahumu…!”
“I like it dear…more and more…!”.
“Bu Nisa, I want you!”kata Erwin tegas dalam chatnya.
“I want you too, say,”Anisa membalas chatnya.
“Aku ingin memeluk tubuhmu erat sayang…,”Chat Erwin makin maju.
Anisa lalu menelepon. Ketika Erwin menjawab call-nya,
tanpa menunggu lama wanita itu langsung saja….
“Muah-muah-muah…cup-cup-cup-muah-muah…,”begitulah wanita paruh baya itu melepaskan birahinya pada Erwin.
“Muah-muah-muah…oohh-oohh-cup-cup-cup-muah-muah…,”
Erwin membalas dengan keliaran khasnya.
“Hehe…,”Anisa tertawa renyah-manja hampir seperti rajukan dalam telepon.
Dan pria itu langsung mengecupi suara tawanya itu. “Mmuuaahhh…Cup-cup-cup-mmmuuuahhhhhh-mmmuuaahh,”

“Anisa, aku kangen,”suara Erwin hampir seperti bisikan.
“Iya aku tahu. Aku juga kangen kamu sayang.,”suara Anisa mendesah parau.

Lalu telepon-hot yang diwarnai ciuman-ciuman penuh nafsu itu berakhir.
Dan mereka menyepakati sesuatu.
“Hihi, masa kamu ajak aku jumpa di mall. Emang aku abg?”
Anisa merajuk manja.

Inilah strategi Erwin.
Dengan begitu pria itu yakin bahwa Anisa sangat ingin
berjumpa di suatu tempat yang privat.
Erwin memang dengan penuh pertimbangan mengajak Anisa berjumpa di Mall
untuk dilanjutkan nonton bioskop… Dan pemuda itu senang dengan pancingannya!
Mereka akhirnya sepakat berjumpa di wisata pedesaan.
Di tempat yang mereka sepakati itu
memang pengunjung tidak pernah ramai.
Tempat itu memang bukan tempat yang akan sering dikunjungi orang.
Orang-orang biasanya akan datang ke situ untuk
urusan pembicaraan bisnis yang tertutup tetapi santai.
Juga sering digunakan perempuan atau laki-laki yang iseng kencan
dengan sesama teman kerja atau bawahan-atasan.
Dan tentu saja tarif makan siang di sana tidak begitu mahal
dengan rasa pedesaan yang nikmat.
Tempat itu memang cukup indah dan asri.
Berisi pondok-pondok atau saung-saung di atas danau-danau kecil.
Pondok-pondok itu tidak memiliki dinding.
Pondok terbuka.
Akan tetapi pondok itu juga memiliki semacam
tirai bambu yang talinya dapat ditarik untuk
membuat tirai tersebut naik-turun sesuai keinginan pengunjung.
Pondok-pondok itu terhubung ke restoran utama
di sebuah bangunan yang merupakan lobby utama tempat itu
dengan semacam jembatan-jembatan kecil.
Pondok-pondok di atas danau kecil itu dibangun sangat kokoh
sehingga jika terjadi perkelahian sekalipun maka
Tidak akan menimbulkan getaran sama-sekali.
Dan satu lagi, pelayan di situ tidak akan datang jika tidak dipanggil.

Anisa menghitung dalam hatinya.
Jarak antara rumah ke pondok itu hanya sekitar 30 menit
lewat jalan tol. Jadi ia tidak akan telat jika ia ingin segera pulang.
Mereka janji bertemu di sana hari Jum'at pukul 09.00 WIB.
Hari yang benar-benar pas bagi waktu Anisa yang sedang birahi itu.

Jadi, hari itu Jumat pagi pukul 07.00 WIB..

“Dek, jangan lupa nanti tolong bayar kartu kredit,
cicilan mobil, dan tagihan premi asuransi.ucap Seto
Aku dah janji keluar kota ada acara pembuatan iklan susu ASI BOOSTER
,”begitulah yang diucapakan suaminya Seto sebelum meninggal rumah.


“Iya mas,”jawab Anisa yang masih meringkuk dalam tidurnya.

Dan ketika ia mendengar suara Seto meninggalkan rumah
suaminya telah berangkat, Anisa pun bangkit dari tidurnya.
Dengan getar birahi yang merasuki tubuhnya ia mempersiapkan diri.
Erwin sudah duduk di dalam saung.
Ia santai sambil menyeruput juice jeruk pesanannya.
Sekali-sekali ia mencomot kentang goreng lalu asyik memainkan game di Hpnya.
Sepuluh menit lalu ia sudah mengabarkan pada Anisa
bahwa ia sudah di tempat yang disepakati.
Ia sudah menitip pesan pada pelayan yang diberinya uang Rp.50,000
agar mengantarkan tamunya ke pondok.
Dan Erwin sudah memberitahukan kepada Anisa
agar mencari pelayan itu jika sudah sampai.
5 menit lagi aku sampai,”itu adalah Pesan WA dari Anisa.

Dan ketika tirai di pintu tersingkap,
Erwin akhirnya melihat sesosok wanita berkaca-mata hitam.
Erwin membaca senyumnya, lalu berdiri meraih tangan Anisa
dan dengan ringan membimbingnya duduk di bantal gepeng yang ada di lantai pondok.
Setiap pondok itu memang di lengkapi bantal sebagai alas duduk.
Merak tidak lagi bergetar, tetapi bergemuruh… Akan tetapi dengan mantap Erwin bertanya…

“Pesan makanan apa kita,sayang?”
Maka seketika gemuruh di dada Anisa lenyap.
Ia sejenak kagum, lalu dengan renyah
ia berbicara sambil melepaskan kaca-mata hitamnya
dan merapihkan rambutnya… Erwin memandangi wanita di depannya dengan takjub…
Anisa berbicara sambil membaca menu,
sementara Erwin mendengar dan menulis…
Anisa memesan sejumlah makanan yang banyak yang mereka yakin tidak akan di makan… Tetapi Anisa yakin dengan pesanan itu,
pemilik tempat akan senang dan
akan membiarkan mereka berlama-lama di dalam pondok…
Selama menunggu pesanan Erwin tidak pernah melepaskan genggaman dari jemari Anisa..
Ia meremasnya perlahan…
Erwin melontarkan rayuan yang tidak ada dalam kamus rayuan,
juga tidak ada dalam dialog sinetron… Ia melontarkan rayuan kepada wanita terhormat…
Anisa duduk membelakangi dinding terpisah meja kecil dari Erwin di depannya…
dada Erwin begitu bergelora… Betapa tidak?
Anisa yang ada di depannya ini datang dengan rok ketat
yang mencetak pinggul dan pantatnya yang besar…
Roknya sedikit di bawah lutut tetapi hal itu
sudah membuat seluruh batang kaki Anisa yang mulus dan sekal terpampang
ketika ia duduk…
Di bagian atas, Anisa ini hanya memakai blazer coklat tanpa apa-apa lagi
di dalam kecuali BH…

Sehingga Erwin bisa langsung menikmati belahan dada besar yang menggunduk itu
ketika pelayan datang dan selesai menunaikan tugas-tugasnya,
Erwin langsung bergerak dan berpindah duduk di damping wanita cantik itu…
Anisa bergerak menghadapkan wajahnya pada Erwin di sebelahnya.
Matanya nanar… Tangan Erwin
langsung bergerak merangkul pundak Anisa…
Ia meremas pundak itu dan merapatkan tubuhnya denga ketat… Tangan kekar Erwin
mengarahkan tubuh Anisa padanya,
lalu akhirnya wajah Anisa yang menunduk itu diraihnya dengan mulutnya…
Ia mencium lembut di mulut Anisa…
Lalu ia menciumi mulut Anisa lagi… Lagi dan lagi… Ia kini menghisap bibir itu…melumatnya..
Dengan reaksi yang panas Anisa merangkul leher Erwin.
Mengarahkan tubuhnya, lalu Anisa
merangkul sepenuhnya tubuh Erwin di sampingya
dan menikmati ciuman-ciuman dan lumatan-lumatan dari Erwin itu…
Mereka saling lumat dengan rakus…
Memutar-mutar kepala untuk memenuhi mulut mereka bertukar ludah
dengan bibir pasangannya…
“Ohh..,”akhirnya Annisa merintih ketika
tangan Erwin bergerak meremas dadanya.
Anisa menegakkan tubuhnya, dan dengan begitu
ia bisa melumat mulut Erwin dan juga menikamti dadanya di remas-remas.
Mereka menggeliat penuh nafsu. Rok Anisa tersingkap tidak karuan jadinya.
Tangan kiri Ibu Selfi bergerak memasuki kemeja Erwin.
Ia meremas dada Erwin yang hangat.
Tangan kanan Erwin bergerak membuka kancing blazer.
Lalu Erwin akhirnya merasakan BH Anisa di telapaknya.
Dada itu besar. Ia meremas dada itu dari luar BH..
“Okhh,” Ahh .. uhh.”
“Enak Mass .”Okkhhhhh Oooohhhh….. Aaaahhhngghhhhhh…..”
“Enak Mass remas terruuss payudara ku mas
“Akh,ahh,ahh,ahh..sayang,…akh. ucap Anisa ketika merasakan vagina tembemnya di remasi
Erwin

Anisa mengangkat sedikit badannya,
lalu ia menarik roknya ke atas…
Kini tubuh bagian bawahnya sudah terbuka

Erwin berbisik penuh birahi di telinga Anisa…

“Sayang, hoh,”bisik Erwin.
Lalu seketika ia menjilati leher putih mulus Anisa.
Bibirnya dan lidahnya bergerak lembut di leher rambut tengkuk dan telingan Anisa…
Anisa dilanda nafsu birahi…
Ia menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan
mengitkuti irama telapak tangan Erwin
yang menggeseki memeknya.
“Okh,hoh…hoh…ohhh,”nafas Anisa makin hangat memburu…
Lalu ia merasa tali BH-nya diturunkan…
Pundaknya yang terbuka kini polos,
dan diremasi, dikecupi, diciumi, dan dijilati dengan penuh nafsu oleh Erwin
“SLUURRPP… SLUUURRRPPPP” Jilat Erwin pada tengkuk leher Anisa
“Ohh…,”ohhhhh ohhh ahhhhhhhhh” enakkkk mas
makin mendesah. Dan ketika
ia menengadah mendesah itulah Erwin menunduk lalu
mencium gundukan di atas dada Anisa…
“Ohh…,”erang Anisa..
Erwin itu mencimui dan menjilati gundukan
yang membusung di atas buah dada Anisa.

Dan akhirnya tangan Erwin mengeluarkan tetek yang besar itu dari BH…
Seketika Anisa menurunkan wajah…
Dan matanya pun menyaksikan mulut Erwin akhirnya menelan puting susunya…
Susu mu montok… Nisa Hehehe…” Cucup Erwin. “Ssluurrpp cup cup…
Kulit tetekmu putih banget sayang… Mulus…” Erwin
sambil mengecupi payudara Anisa.
“Okhhh…ohhh….mmuah…ohhh sayang…ohhh sayang…ohhh,”tak kuasa akhirnya bibir Anisa bergerak mencium telinga Erwin.

Anisa membisikkan nafsunya ke telinga Erwin, dan pria itu makin liar melumat puting susunya.

“Ohhh sayang…ohhh…ohh…,”erangan berbisik Anisa memenuhi pondok itu.
Dengan gemas, Erwin meremasi payudara Anisa.
Cuuupp… Tetekmu indah sekali mbak… Besar… Empuk…”
Kecup Erwin berulang kali sambil mengusapi puting Anisa
yang sudang mengacung keras.

“Ohhh Maaaasss… Ssshhh… “Ujar Anisa sambil meremas rambut Erwin.
perlakuan lembut Erwin membuatnya berdebar tak karuan.
perselingkuhan pertama Anisa ini membuat Birahinya melambung begitu cepat,
jauh lebih cepat daripada dibandingkan dengan perselingkuhan-perselingkuhan sebelumnya.
“Enak sekali Maaasss… Terusss…”
Desah Anisa keras tanpa malu, seolah mulai tenggelam dalam birahinya.

tangan kanan Erwin bergerak meremas pinggul besar Anisa…
Meremasi pantat yang besar bahenol itu…
Tangan kiri Erwin juga bergerak…
Erwin betul-betul ingin merangsang sampai habis nafsu Anisa…
Tangan kirinya menggesek celana dalam Anisa…
Tangan kanan dan kirinya,
dan juga mulutnya merayapi bagian paling merangsang bagi Anisa…
Dan itu membuatnya menggeliat-geliat bagai cacing…
Darah muda Erwin betul-betul membuat anisa bergelora panuh nafsu seks… Lalu…
Sambil Erwin meremasi gundukan vagina Anisa yang sudah tanpa roh masih dengan CD itu

“Licin banget sayang.. Kaya memek anak SMP….”

“Eeehhmmm. Enak banget mas…” Desah Anisa keenakan,

“Terusin sayang… Mainin Itilku…”
Lenguh Anisa disela-sela aktifitas meremas dan mengocok penis Erwin

“Kamu udah horny ya mbak…?” Tanya Erwin penasaran,
“Memek kamu sudah basah banget…
” Kata Erwin lagi sembari mentowel-towel tonjolan klitoris
Anisa yang mulai menegang keras.

Anisa… Jemarinya langsung menyelusup ke dalam celana dalam Erwin…
Mengeluarkan kontol itu dari celana dalam erwin
Telapak tangannya merasakan kehangatan kontol panjang dan besar Erwin…
Kontol itu sungguh tegang dan keras…

Erwin menarik wajahnya dari payudara Anisa..
Ia menatap mata Anisa yang nanar…
Mereka saling pandang…Lalu merekapun berciuman lagi…
Mereka saling cium dengan penuh kelembutan sementara
tangan mereka menggesek memek dan mengocok kontol…
“Oh sayang…oh bu…oh sayang…oh sayang…oh Anisa..
oh Anisa…ohhh ohhhh…,”Erwin mengerang kenikmatan.

Anisa merapatkan bibirnya ke leher Erwin dan menciuminya, lalu berbisk
,”enak sayang?”Anisa membisiki telinga Erwin sementara tangannya mengocoki kontol Erwin…
Sayang “Okhhh enak sayang…oh kocok nis…ohhhh Nisa…kocok nis…ohhh,”erangan Erwin
Anisa makin merapatkan painggulnya… Lalu akhirnya ia merasakan memeknya
yang masih terbungkus celana dalam itu menekan kontol Erwin…
Seketika ia menggenjoti Erwin dan menggeseki kontol Erwin dengan memeknya…

“Ohhh…ohhh…ohhh…ohhh sayang…ohh enaknya sayang..,”erang Anisa
.”Oh sayang..oh enaknya sayang…ohhh
gesekin kontolmu sayang…ohhh enaknya…oh sayang enaknya kontolmu sayang…oh
sayang…okh…enaknya…ohh sayang enak banget sayang…ahhh
sayang enak banget gini sayang…ohhh,”
menengadah…Tangan Anisa bertumpu di pundak Erwin…
dan dengan cara seperti itu ia terus menggeseki memeknya ke kontol Erwin.
Ia menggenjoti, memompa, dan menggagahi.
Dan Erwin meremasi dengan lahap mengenyoti Tetek Anisa yang besar

Walau mereka masing memakai celana dalam
mereka nampaknya merasa gesekan-gesekan itu sungguh nikmat…
memek Anisa dan kontolnya telah saling menggesek…
Walau masih dihalangi celana dalam masing-masing…
Ia merasakan memek itu begitu empuk…begitu tebal…,
“Ohhh sayang enak banget rasanya memek ku ohhhh sayang…,”bisik Anisa
di telinga Erwin.,”Ohh sayang gesek terus memekku sayang oh…Ohh,
Erwin kontolmu keras dan tegang banget sayang..okhhh enaknya sayang…,”
Anisa terus mengerang di telinga Erwin.

“Okhhh Anisa, kontolku juga enak banget digesek gini..oh nis oh pantatmu seksi nis oh pinggulmu padat banget nis…oh…bu enak nis…ok enaknya nis
kontolku…oh geseki kontolku nis..,”
“Okhh iya sayangku ohhh aku suka kontolmu…
kontolmu keras say..,”bisik Anisa sambil menjilat kuping Erwin
.akhirnya tak kuasa hanya saling gesek begitu. Lalu tangan Erwin bergerak,
ia mencoba menarik celana dalam Anisa
ke samping agar ia dapat mengentoti Anisa di pondok itu.
,”okhhh Nisa sayang…oh enak nis,’desahnya sambil berusaha makin menarik celana dalam anisa…
Dan ketika ia merasa celana dalam itu telah cukup terbuka lebar ke samping,
ia pun mengarahkan kontolnya… Ia merasakan kontolnya
bertemu dengan jembut dan daging yang tebal…,”Okhhh nisa,
“desahnya ketika kontol itu menempeli memek Anisa.
“Kenapa sayng,”akhirnya Erwin menarik kepalanya dan memandangi Anisa.
“Ga bisa sayang…,”bisiknya lalu kembali menjilati mulut Erwin
,”…ga bisa sayang…ga boleh disini…masa begituan di sini…,”
“Di mana nis,”suara Erwin serak. Ia nampak kaku.
“Di tempat tidurlah sayang.
Masa di tempat seperti ini”bisik Anisa.
Erwin menatap Anisa, kemudian ia lumat bibir Anisa itu.

Ia remas pantat yang semok itu. Anisa menimati.

“Kita ke rumahku, sayang?”bisik Anisa.
Erwin dengan tatapan tenang dan dewasa menatap wanita itu, ia tersenyum.
“Iya sayang, tapi jangan sekarang,
nggak hari ini…,” enggak hari ini Anisa berkata pelan.
Erwin menatap mata Anisa penuh selidik.

Hatinya begitu galau,
takut wanita ini kabur darinya atau berubah pikiran.
Tetapi Anisa lebih berpengalaman dari Erwin,
ia langsung tahu ini hati Erwin.
Dengan gerakan ringan ia memagut mulut Erwin
dan merapatkan selangkangannya ke selangklangan erwin.
Ketika ia merasa memeknya telah bertemu kontol erwin,
ciumannya makin liar dan sejenak ia geseki kembali
kontol itu dengan memeknya…

“Apa kamu masih ragu setelah kita sudah begini…,”bisik Anisa di telinga.
Ia pandangi mulut dan mata Erwin.
masih menggeseki kontol Pria itu…,
”hhmmmhh sayang…kamu masih ragu…,”bisiknya.
Ia tersenyum nakal lalu menjulurkan lidahnya ke mulut Erwin…,”jilat say…,”
pinta Anisa.
Erwin dengan antusisa kembali bersemangat.
Ia menyambut lidah yang terjulur itu.
Ia menjilati lidah itu dengan lidahnya… Lama mereka bermain lidah…
Lalu akhirnya Nisa memeluk kepala Erwin ke dadanya.
Lalu ia tarik kepala itu agar memandangnya…

“Say..,”bisiknya Anisa penuh desahan.
“Iya sayaang…,”Erwin membalas.
“Kamu harus tanggung jawab…,”bisik Anisa.
kamu harus tanggung jawab say…aku pengen ngentot sama kamu…
kamu harus cari cara dan waktu yang tepat…
kamu harus tanggung jawab…,”Anisa meraih ke bawah.
Ia meraih kontol Erwin dan meremasnya gemas…,”aku pengen dientot,”desahnya.
Ia menjilati tipis mulut pria itu…,”tetapi aku enggak mau di tempat-tempat seperti ini…
Erwin meremasi tetek Anisa dengan lembut…ia menciumi lembut leher mulus dan jenjang itu…lalu berbisik…,

”Hhhmmhh, iya sayang…mmmuuahhh…mmmuuuahh…,”

Beberapa saat kemudian waktu telah menunjukkan pukul 12.35 WIB
Erwin meminta pelayanan untuk membungkus makanan itu
…mereka sudah rapi dan hendak bergegas meninggalkan tempat itu.
Mereka berpisah dengan kenangan yang sangat indah
dan membekas di hati masing-masing…
Dan dalam hati mereka masing-masing
mereka siap menyambut pertemuan yang tidak akan lama lagi…
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd