LittleMiss_LS
Suka Semprot
- Daftar
- 30 May 2015
- Post
- 12
- Like diterima
- 0
Sebener nya mau copas yg cerbung, tapi berhubung tidak diizin kan dan cuma cerpen yang diizinkan untuk di copas ya sudah, padahal pengeeeen bangeeet bisa berbagi cerbung Kak Hyo disini :'( huhuhu...
Tapi tak apalah ... Semoga suka ya walau ini copas :'D hehe
~cekidottt~
âIDIOTâS DADâ
Aku memang bukanlah surgamu, Aku memang bukanlah segala-galanya mengalahkan sosok malaikatmu. Tapi setidaknya sedikit saja fikirkan aku, Letakkan namaku sedikit saja di bagian cel otakmu. Itu sudah lebih dari cukup. Aku sangat berterima kasih. Aku menyayangimu seperti Ibu mu menyayangimu. Aku sangat sangat menyayangimu.
*****
Pria ini menata balon-balon yang sudah ia tiup sendiri. Ia menatanya disetiap lubang kayu panjang yang berada di tangan kirinya. Hari ini seperti hari kemarin dan kemarin baginya. Inilah pekerjaanya sebagai penjual balon. Bibirnya tak henti-hentinya senyum-senyum sendiri. Tingkah sedikit aneh. Yah, pria tua ini memang sedikit memiliki keterbelakangan mental. Namun ia tau apa yang sedang ia lakukan, Ia mengetahui siapa namanya, ia mengetahui dengan siapa ia tinggal. Namun ia sedikit tak akan mengerti jika ada orang yang mengajaknya bicara.
âBalon. Ayo beli balon. Balonnya saya sendiri yang meniup. Ayo beli balon. Balon untuk bayar sekolahnya Alys. Hehehe. Alys harus sekolah biar jadi anak pintar. Ayo beli balonâ
Itulah yang setiap hari pria tua ini katakana di sepanjang jalan. Tak jarang pun banyak orang yang lewat menganggapnya gila. Namun pria ini Nampak tak peduli. Memang beginilah dirinya yang tidak sesempurna manusia lainnya. Namun ia tetap bersyukur setidaknya ia bisa merasakan bagaimana detakan jantungnya bekerja, bagaimana setiap detik uap hangat akan keluar dari hidungnya.
âBalon ayo beli. Hehehe . balonnya banyak. Balonnya untuk sekolah Alys. Alys harus sekolah. Balon ayo di beli â
*****
Gadis cantik bertubuh tinggi, itulah sosok gadis remaja yang bernamakan Alys. Saat ini ia telah duduk di bangku kelas 2 SMA. Ia mengembuskan nafas beratnya, merasakan bagaimana setiap hari sulitnya hidup yang ia rasakan. Hidup hanya sebatang kara. Ah . . tidak. Gadis ini masih mempunyai sosok ayah yang begitu sangat menyayanginya. Ayah yang rela melakukan apa saja untuknya. Namun bagi gadis ini lelaki itu adalah sebuah mala petaka baginya. Gadis ini selalu saja mengira bahwa ibunya meninggal dikarenakan ayahnya. Namun pada kenyataanya tidaklah seperti itu. Ibu Alys begitu sayang suaminya. Sampai ia mau menerima sang suami dengan apa adanya. Dan membesarkan seorang gadis cantik seperti Alys. Namun sang ibu mengalami sakit berat dan harus pergi meninggalkan Alys sejak gadis ini berjodejiun.
âBaiklah Alys. Kamu adalah seorang putri cantik di sekolah ini. Tidak akan ada yang tau siapa dirimu sebenarnya. Yang mereka tau bahwa Alys adalah gadis lugu.â ujar Alys lantas memasuki kelasnya dengan penuh tenang.
Wajah yang begitu lugu memang tergambar jelas dari ekspreski gadis ini. Siapa pun akan mengira bahwa gadis ini adalah gadis yang memiliki hati yang seperti mutiara. Gadis kecil yang begitu pandai memanipulasi semua yang ada pada dirinnya.
âPagi Alys .. â
Serempak semua teman-teman Alys yang memang begitu menunjung tinggi gadis ini. Mereka berlomba-lomba untuk dapat bisa berteman dengan sang putri lugu ini. Putri lugu yang menjelma menjadi seorang anak pemilik perusahaan batu bara terkenal di kota Kalimantan.
âLys sini. .â panggil Adit yang merupakan kekasih dari gadis ini.
Alys menyunggingkan senyumnya dan mengangguk. Ia segera berjalan menghampiri sang pacar. Alys duduk dibangku sebelah Adit. Kedua anak ini mulai mengobrol ringan seperti biasanya. Adit selalu membanggakan dirinnya karena bisa menjadi kekasih sang putri bernamakan Alys ini.
âNanti pulang sekolah aku antar pulang yaâ ujar Adit yang selalu ingin mengantar Alys pulang.
Selama 5 bulan mereka menjalin hubungan menjadi pasangan kekasih. Adit sama sekali tak pernah menginjakkan kakinya di rumah Alys. Karena Alys selalu beralasan bahwa rumahnya jauh, dia sudah dijemput sama supir, mamanya tidak mengizinkan ada orang lain masuk, dan sebagainya.
âBoleh sih. Tapi jangan salahkan kalau tiba-tiba mama aku gak suka sama kamuâ ujar Alys santai dan tanpa beban.
Raut wajah Adit langsung berubah dengan ketakutan. Ia memfikir ulang kembali kata-katanya.
âYaudah deh gak jadi. â lanjut Adit.
Tentu saja ia tak ingin hubungannya putus dengan sang putri yang penuh kepalsuan ini. Alys tersenyum penuh arti. Kelegaan menyelimuti dirinnya. Setidaknya dewi fortuna kali ini berpihak kembali di posisi dirinya dan menyelamatkannya.
*****
Alys membuka pintu rumahnya dengan malas. Dan saat itu juga ia dapat melihat jelas seorang pria paruh baya dengan rambut sedikit beruban langsung berdiri dan tertawa senang sambil sedikit berloncat-loncat.
âAlys pulang. Alys sudah pulang. Anak ayah sudah pulang . Anak ayah sudah pulangâ ujar Pak Handi sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya.
Alys menatap ayahnya dengan wajah tak suka dan penuh kesinisan.
âCissh . menjijikanâ desis Alys tak suka.
Pak Handi mengeluarkan sebuah lembaran kertas dari kantongnya yang tak lain adalah uang. Pak Handi lantas menjulurkan tangannya yang terdapat lembaran uang seribu bercampur dua ribuan dan sepuluh ribuan kepada sang anak.
âBalon Ayah laku banyak hehehe Alys bisa beli banyak sepatu dan tas . Alys bisa terus sekolah. Heheh alys bisa makan daging dan ayam . Hehhe. Ini uang untuk Alys hehehehâ ujar Pak Handi tak beraturan.
Alys menatap uang tersebut dengan tatapan kosong.
âBerhentilah jadi penjual balon. Aku tidak pernah butuh uangmu . Aku bisa cari uang sendiriâ ujar Alys pelan masih menatap uang tersebut dengan tatapan seperti tadi.
âAlys cepat ambil uangnya dan pergi beli sepatu hehehee. Ini uang untuk Alys. Besok ayah akan lebih banyak meniup balon hehe dan menjual balon heheh. Alys biar rajin sekolah dan jadi anak pintar hehehe. â
âAku bilang berhenti jadi penjual balon. Berhenti ya berhenti... â ujar Alys masih dengan nada pelan namun lebih penuh penekanan.
Alys lebih menundukkan kepalanya.
âAlys uangnya ini banyak , uangnya untuk Alys. Ambil heheh. Ayah tidak butuh. Ayah tadi sudah beli nasi putih dan air putih di warung. Hehe. Ayah sudah kenyang. Hehe biar Alys bisa beli sepatu dan tas yang bagus hehehehe ayo ambil uangnyaâ Alys mencengram kedua tangannya dengan sangat erat.
Menahan bendungan air matanya yang sudah mulai menimbun di pelupuk mata cantiknya.
âAKU GAK PERNAH BUTUH UANGMU! JADI BERHENTI JADI PENJUAL BALON! BERHENTI UNTUK MENGURUSIKU!â Teriak Alys dengan kencang membuat Pak Handi langsung terdiam seribu bahasa dan raut wajahnya mulai takut kedua tangannya pun perlahan mulai ia turunkan.
âDaging ? Sepatu ? Aku gak pernag butuh! Lihat dirimu. Apakah kamu pernah memakan ikan? Apakah kamu pernah memakan daging? Bahkan krupuk saja apakah kamu pernah makan ??â
âAku setiap hari makan semua itu . Aku setiap hari bisa beli sepatu sendiri. Aku setiap hari bisa makan daging. Jadi jangan pernah khawatirkan aku lagi. Aku sama sekali tidak butuhâ
âAlys kenapa menangis ? Alys sakit ? Alys menangis ? Apakah uangnya tidak cukup membeli sepatu ?? Bagaimana ini ? Alys menangis. Alys menangis. Apa yang harus aku lakukanâ Alys menundukkan kepalannya.
Kedua tangannya mencengkram erat rok abu-abunya menahan semua rasa sakit di dadanya saat ini.
âAku harus cari uang lagi untuk Alys. Alys tidak boleh menangis. Alys harus makan daging. Alys harus makan ayam. Alys harus tersenyum. Alys putri ayah yang cantik tidak boleh nangis atau pun sedih. Alys harus tersenyum. Alys tidak boleh nangis. Alys tidak boleh nangis â Pak Handi meletakkan uangnya tadi di atas meja.
Setelah itu ia lantas mengambil topi yang biasa ia pakai jualan dan mulai berjalan keluar rumah. Alys masih terdiam di tempatnhya semula. Ia dapat mendengar suara gaduh diluar. Dimana sang ayah mengambil perlatan yang biasanya dipakai untuk jualan balon.
âAlys tidak boleh nangis. Aku harus bisa jual banyak balon malam ini. Alys tidak boleh nangis â samar-sama suara itu mulai menghilang.
Kaki Alys lemas seketika. Ia langsung terduduk di depan pintu. Entah sebenarnya Alys membencinya atau peduli kepada pria tua itu. Bagi Alys pria itu begitu sangat menyiksanya. Alys sangat benci dengan pria itu tapi kenapa pria itu selalu bersikap seperti ini kepadanya.
DEENGG. .. DENGG. .. DENGG . . .
Alys mendongakkan kepalanya, melihat ke arah jam dinding yang berbunyi menandakan bahwa sekarang sudah jam 10 malam tepat.
âAlys kamu gak perlu mengkhawatirkan pria itu. Pria itu bukan siapa-siiapa. Pria itu yang membuatmu menderita dan membuat mamamu meninggal. Pria itu tidak pantas dikasihani. Alys jangan kasihan. Jangan pernah kasihanâ
âKamu tidak boleh peduli kepada pria ituâ
âTIDAK AKAN!â
******
00.30 (Jalan Raya)
âBalon... Balon ayo dibeli balonnya. Balon bagus . Balon... Balon... Uangnya untuk Alys. Biar Alys tidak menangis lagi. Alys harus tersenyum. Alys harus beli sepatu hehehe Ayo beli balon. Ayo beli balon â
âBalonnya asli aku yang meniupnya sendiri. Balon siapa yang mau beli balon. Ayo beli balon. Balon... Balon... Balon... Beli balon... Dibeli balonnya hehehehhe..â
âBalon... Balon... Balon... Balonnn....â
****
Keesokan Pagi Alys keluar dari kamarnya, ia melihat ke sekitar dan tak ada sosok pria itu di kursi panjang yang biasanaya dibuat tidur oleh sang ayah. Alys seolah tidak peduli dan segera berjalan ke kamar mandi. Ia tak ingin telat berangkat sekolah. Hari ini ia harus mewakili kelasnya dalam perlombaan Miss.School. Dan tentu saja Alys percaya bahwa dirinnya akan menjadi juara pertama seperti tahun yang lalu. Hari ini akan ada acara Festival di sekolah Alys. Dimana terbuka untuk umum. Dan banyak reporter dari luar yang akan meliput acara ini.
*****
Pak Handi menyeka keringatnya. Matahari semakin naik ke atas dan semakin panas. Sedari malam ia sama sekali tak berhenti berjalan dan meniup balon yang akan ia jual.Rasa lelah dan letih tak ia rasakan. Di otaknya hanya terfikirkan satu nama yaitu sang anak. Baginya Alys adalah nyawa dan kebahagiannya.
âBalon... Di beli Balon... Bagus.. Ayo beli balon. . . . â langkah Pak Handi berhenti di sebuah sekolah menengah dan tentu jelas ia tau tentang sekolah ini. kedua matanya seolah mendapat sebuah cahaya terang.
âSekolahnya Alys . Wahh... Rame hehehe. Aku bisa jual balon disana hehe. Alys pasti senang bisa bertemu dengan aku hehehe . Dan balonya terjual banyak . heheh Alys tidak akan menangis lagi . Hehehehehe â
âAku harus masuk hehehehâ
Sebentar lagi waktunya Alys untuk tampil Ia sudah masuk kedalam 3 besar . Dan final Miss.School sudah di depan mata.
âIni dia juara bertahan kita Alys Fyza Putri â suara MC menggelegar di seantro sekolah.
Dan gadis cantik pun keluar dari belakang stage. Gadis ini melenggang begitu cantik diatas panggung dengan dress selutut dan make-up yang sangat natural Alys mengembangkan senyum alaminya.
âBalon. . Ayo dibeli balon. Balon hehe. Balon aku yang meniup sendiri hehhe. Balon balon bagus . hehehe balonnya harus terjual biar Alys tidak menangis lagi. Alys tidak boleh menangis. Bantu beli balon. Ayo bantu saya . Hehehe Ayo beli balonnyaâ
Langkah Alys langsung berhenti di tengah panggung. Dengan jelas dari atas ia dapat melihat sosok pria tua itu. Tubuh Alys mulai menegang. Keringat dingin mulai keluar dari kulitnya. Alys menatap ke orang-orang dan para juri yang binggung kenapa dirinya berhenti tiba-tiba.
âMaaf aku harus pergi â ujar Alys dengan cepat dan segera turun dari panggung.
Semua penonton merasa heran sendiri dan terkejut dengan apa yang dilakukan oleh gadis itu. Alys segera berlari menjauh dari panggung. Ia berlari menuju ke ruang ganti pakaian dengan cepat gadis itu segera mengganti pakaiannya dengan seragam semula. Alys menambahkan jaket ke tubuhnya dan sebuah topi ia kenakkan di kepalannya setelah itu Alys mulai keluar dari ruang ganti dan berjalan ke area lapangan dimana tempat fastival diadakan. Alys mencari sesosok pria tua tadi yang tak lain adalah ayahnya.
âBalon. . Beli balon. Ayo beli balon. Heheheh dibeli heheheâ banyak pasang mata yang menatap pria tua ini dengan tatapan aneh, jijik, mengerikan dan seolah menghindar. Menganggap bahwa pria ini gila. Dua orang satpam berjalan cepat menuju pria tersebut dan saat itu juga dua satpam itu segera menyeret pria tua ini dengan seenaknya dan tanpa rasa kasihan dengan banyak mata yang menonton kejadian ini. Alys mematung ditempat, matanya tak beralih dengan apa yang ia lihat saat ini. Bagaimana pria itu diseret seperti kambing gila.
âBalon. Ayo beli balonnya. Nanti Alys menangis. Ayo dibeli balonnya. Balonnya bagus. Lepaskan saya . Saya harus jual balon iniâ
âAlys harus makan daging. Alys harus makan nasi dan jus jeruk kesukaan Alys. Alys tidak boleh kelaparan . Ayo beli balonâ teriak pria tua tersebut semakin lantang membuat dua satpam itu semakin kasar kepada pria tua ini. Alys menghembuskan nafas beratnya berkali-kali. Ia membenahkan topinya lebih kedalam agar wajahnya tidak terlihat dan merapatkan jaketnya. Setelah itu ia memilih untuk kembali ke kelas saja. Ia tak ingin ada yang mencurigai dirinnya.
*****
Pak Handi mengedarkan pandangannya dengan senyum yang masih terlihat di raut wajahnya. Senyum dengan semua gigi yang terlihat jelas. Dan wajah yang terlihat mulai lelah. Pak handi melihat-lihat sepatu yang ada di toko besar ini.
âAku beli sepatu itu. Buat Alys. Bagus sepatunya heheh. Alys pasti suka. Alys pasti suka sepatu itu. Sepatu yang cantik seperti Alys hehehe. Sepatu cantik heheheâ
âSepatu itu aku ingin beli. Hehehe... Harganya pasti mahal hehe. Aku harus jual balon lagi hehehe. Biar Alys punya sepatu bagus seperti itu hehehe â
âAlys harus tersenyum lagi. Alys tidak boleh menangis heheheâ
*****
Alys menahan semua emosinya, ia sedari tadi sudah berdiri di depan rumahnya. Menunggu kedatangan ayahnya dengan emosi yang sudah di ubun-ubun. Udara dinginnya malam mulai terasa. Dan hari pun semakin gelap. Tanda-tanda kehadiran Pak Handi belum terlihat sedari tadi.
Alys menatap ke atas langit yang nampak hitam pekat. Kilatan petir beberapa kali ia lihat. Bau tanah yang lembab mulai menusuk hidung Alys. Gadis ini masih tetap berdiri disana dengan tatapan tajam.
ZZSSRRRRRR . . .. . .
Akhirnya hujan pun turun dengan derasnya. Gemuruh petir terdengar jelas. Alys menggosok-gosokkan tangannya yang mulai kedinginan. Dan tak lama kemudian Alys dapat melihat jelas seorang pria tua berjalan menuju rumahnya tanpa memakai baju. Alys membelakakan matanya dan mengernyitkan keningnya.
âApa yang dilakukan pria gila ini ??â desis Alys tak mengerti.
Ia menunggu saja sampai pria ini berhenti di depannya.
âAlys. Ayah beli sepatu baru untuk Alys heheh. Sepatunya cantik seperti Alys hehehe... Jadi Alys tidak perlu menangis lagi hehehe. Alys lihat sepatunya hehe sepatu cantik. Sepatu cantik .. â Pak handi yang baru sampai diteras rumah begitu saja meletakkan peralatannya dan segera membuka sebuah kantong kresek hitam besar.
Alys membelakakan matanya kembali, melihat apa yang dikeluarkan oleh sang ayah. Dimana kotak sepatu tersebut terbungkus dengan baju ayahnya.
âSepatunya tidak boleh basah. Heheh jadi harus di tutup baju hehehhe. Nanti Alys sedih kalau sepatunya basah hehehehehâ Alys menatap baju tersebut yang telah di buang begitu saja oleh Pak Handi.
Alys mengikuti kemana baju itu jatuh dan mulai basah karena air hujan.
âAlys lihat ini sepatunya bagus sekali hehehehe. Alys sepatunya cantik seperti Alys heheh. Alys suka sepatunya heheheh. Ayo pakai pakai pakai. Alys harus memakai sepatu ini hehehe. Alys pakai sepatunya heheheâ
âAlys tidak suka sepatunya ??. Sepatunya tidak cantik ?? Alys menangis lagi kah ? Alys tidak suka sepatunya ??â cemas Pak handi melihat sang anak yang masih diam saja dari tadi seperti patung.
Tubuh Alys bergetar kembali, Ia mengigit bibirnya sekkuat-kuatnya menahan agar dirinya tidak menangis kembali. Menahan rasa sakit di dadanya. Ia tak berani menatap ayahnya yang begitu terlihat memiriskan sekali.
âBagaimana ini ? Alys tidak suka sepatunya ? Bagaimana ini. Ayah bodoh. Ayah bodoh. Aku Ayah bodoh. Alys tidak suka. Alys tidak suka ..â Pak handi mulai kebingungan sendiri.
âAku harus menukarnya. Aku harus membelikan Alys sepatu dan tas juga. Yang sangat bagus. Alys juga semakin kurus bagaimana ini ?â
âAlys pasti tidak makan daging hari ini ?? Alys pasti kelaparan. Aku harus menjual balon lagi. Aku harus menjual balon lagi. Alys tidak boleh kurus. Alys tidak boleh nangisâ dengan gerakan cepat Pak Handi segera mengambil peralatannya dan berlari tanpa mengambil atau memakai bajunya yang ia buang tadi.
Seolah tak peduli derasnya hujan malam ini dan dinginnya malam. Pria tua itu begitu menginginkan kebahagian anaknya sampai tidak menghiraukan bagaimana keadaan dirinya.
Alys melangkahkan kakinya kedepan. Langkah demi langkah mendekati baju sang ayah yang sudah basah dan kotor karena tanah yang basah. Air hujan mulai membasahi tubuh gadis ini. tangan Alys perlahan mengambil baju tersebut.
âAyah . . .â lirih Alys penuh gemetar dan saat itu juga air mata gadis ini langsung mengalir.
Dan untuk pertama kalinyalah Alys menyebut kata itu. Kata yang baginya adalah kata yang paling tabu di dunia ini dan tak mungkin ia ucapkan. Alys membersihkan tanah-tanah yang menempel di baju itu. Baju yang sudah tak layak pakai dan banyak jahitan dimana-mana.
Alys melangkahkan kakinya kembali untuk masuk kedalam rumah dengan tangan yang masih memegang baju tersebut. Alys menghapus air matanya dengan cepat. Menghembuskan nafas beratnya lagi.
âTerserah. Aku tidak peduli dengan dia. Aku tidak peduli !â
âDia bukan ayahku! Dia hanya penghancur hidupku !â
âAlys kamu tidak boleh kasihan dengan dia. Dia adalah pria jahat. Pria sangat jahat !â
*****
Wajah Pak Handi terlihat mulai pucat. Bibirnya memutih. Namun ia masih tetap berjalan menjajahkan balon yang berada di tangannya. Dengan suara gemetar ia masih berusaha melantangkan suaranya.
âBalonn... Beli Balon saya. Kasihan Alys menangis lagi. Alys ingin sepatu yang bagus. Alys ingin makan daging. Kasihan Alys kurus. Alys cantik tidak boleh menangis dan kurus . Ayo beli balon saya . Balon bagusâ
âDibeli balon sayaaa. Alys harus makan nasi dan daging. Alys harus beli sepatu cantik. â Pak Handi mengusapi wajahnya yang terkena air hujan. Ia masih terus saja berjalan. Lalu halang suara mobil di jalanan mulai berlomba dengan suara gemetar Pak Handi. Pak Handi memberhentikkan langkahnya di depan rumah sakit. Ia menatap rumah sakit besar itu dengan wajah berbinar.
âAku bisa jual balon ini disana hehehe. Pasti balonnya akan laku banyak hehehe, Aku harus meniup banyak balon lagi hehehe. â
âAku harus bisa membeli sepatu yang paling bagus untuk Alys heheheâ Pak Handi mulai duduk di pinggir trotoar dekat rumah sakit itu. Pria ini mulai meniupi balon tersebut satu persatu. Dengan sisa energinya.
Bagaimana pria ini bisa bertahan hidup seperti ini? tanpa makan? Tidur dan terus bekerja . Dan semangatnya begitu besar hanya demi sang anak yang sama sekali tak peduli kepadanya. Begitu besar pengorbanan pria tua ini kepada anaknya.
âAku harus menjual semuanya hehehe. Balonnya bagus dan cantik seperti Alys hehheâ Pak handi pun mulai memasuki rumah sakit. Di tangannya sudah terdapat banyak balon yang telah ia tiupi tadi.
****
Keesokan harinya... Alys terbangun dari tidurnya karena terdengar ketokan dari pintu rumahnya. Alys membangunkan dirinya ia melihat ke daerah sekitarnya. Alys menghelakan nafas sesaat. Ternyata semalam ia tertidur di sofa yang biasanya digunakan ayahnya tertidur.
âApakah dia tidak pulang lagi ??â tanya Alys dengan nada sedikit sinis.
Alys melihat ke tangannya. Dimana ia masih memegang baju lusuh ayahnya yang sudah mulai mengering.
Tok...Tok...Tokkk...
Suara ketokan pintu menyadarkan Alys kembali. Gadis ini mengernyitkan keningnya heran. Siapa yang bertamu sepagi ini. Alys menatap ke jam dinding rumahnya.
âMasih jam 5 pagi ? Aisshhh... â kesal Alys dan dengan enggan berdiri dari tempat duduknya.
Ia berjalan untuk membukakan pintu. Alys terdiam di depan pintu dengan kepala penuh tanda tanya. Dimana didepannya berdiri seorang pria yang begitu tampan dan tidak terlihat begitu tua. Pria ini seperti berumur sekitar 29 atau 30an. Pria itu tersenyum kepada Alys. Alys melihat pria itu dengan aneh. Dimana di kedua tangan pria itu terdapat sebuah kotak besar berwarna Hijau yang merupakan warna kesukaan Alys.
âSiapa ya ?â tanya Alys datar. Pria itu tersenyum kembali.
âBoleh saya masuk ?â tanya pria itu balik.
Alys yang binggung hanya mengangguk kaku. Dan mempersilahkan pria tersebut masuk kedalam rumahnya. Kini Alys dan pria tersebut telah duduk bersampingan. Nampak pria itu mulai kebingungan membuka alur pembicaraan.
âIni ada kado untuk kamuâ ujar pria itu dan menyerahkan sebuah kotak besar tersebut kepada Alys.
Alys mengernyitkan keningnya kembali. Mulai sedikit takut dan curiga dengan pria ini.
âTenang saja aku bukan orang jahat. Kamu buka dulu saja kadonyaâ lanjut pria itu yang mengerti raut wajah gadis cantik disebelahnya ini.
Dengan ragu-ragu Alys membuka kado itu. Mata Alys langsung kaget melihat isi didalamnya. Dimana didalam kado itu terdapat sebuah sepasang sepatu yang begitu cantik dan bermerk dengan warna hijau dan juga tas cantik yang ia tahu harganya sangatlah mahal dan berwarna hijau juga.
âWaahhh, Keren banget. Sepatunya dan tasnya bagus banget .... â ujar Alys tak sadar.
Ia begitu terpesona akan kecantikan sepatu dan tas di depannya ini.
âItu untuk kamuâ ujar pria itu kembali.
âUntuk aku ??â tanya Alys semakin kaget dan binggung.
Alys menatap pria itu mencari kejujuran. Pria itu tersenyum dan mengangguk dengan yakin.
âKa .. kam ..kamu siapa ?? bagaimana bisa kado sebagus dan semahal ini untuk aku ??â
âItu dari seseorang yang begitu sayang kepada kamu â
âSayang kepada aku ? Siapa ? Adit ??â sahut Alys dengan cepat.
Pria itu mengernyitkan keningnya sebentar lantas menggelengkan kepalanya. Ia mengambil sebuah amplop kecil dari saku celananya.
âOrang itu menuliskan surat untuk kamuâ ujar pria itu kembali dan memberikan amplop kecil tersebut kepada Alys.
Alys pun menerimanya saja dan segera membukanya. Dimana didalam Amplop tersebut terdapat sebuah surat kecil. Alys mengenali tulisan ini, tulisan yang sangat berantakkan dan tidak jelas. Namun bagi Alys ia sudah terbiasa dengan tulisan tak beraturan ini dan sudah mahir membaca tulisan tersebut. Alys perlahan membaca isi surat kecil ini.
âSepatu cantik untuk Alys, Tas cantik untuk Alys. Alys tidak boleh menangis. Alys harus tersenyum. Alys anak ayah yang sangat cantik. Alys jangan menangis . Alys tidak boleh kurus dan harus makan nasi daging. Ayah sangat cinta Alys yang cantik. Alys putri ayah yang cantikâ
Surat tersebut begitu saja terjatuh dari tangan Alys. Tangan Alys mulai gemetar. Bahkan seluru bulu kuduknya merinding sempurna di tubuhnya. Alys merasakan ketakutan. Entah ketakutan apa ini. Alys pun tak mengerti.
âAyah kamu sangat luar biasaâ ujar pria itu dengan senyum keterharuan.
Alys tak peduli dengan ucapan pria itu. yang ia ingin tau adalah dimana ayahnya sekarang berada.
âDimana dia sekarang ?â tanya Alys dengan nada dingin dan masih menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Nafas Alys mulai tak beraturan.
âAyah kamu ??â pria tersebut membalikkan pertanyaan.
Dari nada suaranya pria ini mulai kebingungan untuk menjawab pertanyaan Alys.
âDimana dia sekarang ??â tanya Alys sekali lagi.
Alys mengcengkram tangannya yang mulai berkeringat dan basah.
âAyo ikut aku sekarang. Aku akan menunjukkan dimana ayah kamuâ
-------
Sementara ini dulu yaa... Dipotong karna panjang sekali
(To Be Continue)
Tapi tak apalah ... Semoga suka ya walau ini copas :'D hehe
~cekidottt~
âIDIOTâS DADâ
Aku memang bukanlah surgamu, Aku memang bukanlah segala-galanya mengalahkan sosok malaikatmu. Tapi setidaknya sedikit saja fikirkan aku, Letakkan namaku sedikit saja di bagian cel otakmu. Itu sudah lebih dari cukup. Aku sangat berterima kasih. Aku menyayangimu seperti Ibu mu menyayangimu. Aku sangat sangat menyayangimu.
*****
Pria ini menata balon-balon yang sudah ia tiup sendiri. Ia menatanya disetiap lubang kayu panjang yang berada di tangan kirinya. Hari ini seperti hari kemarin dan kemarin baginya. Inilah pekerjaanya sebagai penjual balon. Bibirnya tak henti-hentinya senyum-senyum sendiri. Tingkah sedikit aneh. Yah, pria tua ini memang sedikit memiliki keterbelakangan mental. Namun ia tau apa yang sedang ia lakukan, Ia mengetahui siapa namanya, ia mengetahui dengan siapa ia tinggal. Namun ia sedikit tak akan mengerti jika ada orang yang mengajaknya bicara.
âBalon. Ayo beli balon. Balonnya saya sendiri yang meniup. Ayo beli balon. Balon untuk bayar sekolahnya Alys. Hehehe. Alys harus sekolah biar jadi anak pintar. Ayo beli balonâ
Itulah yang setiap hari pria tua ini katakana di sepanjang jalan. Tak jarang pun banyak orang yang lewat menganggapnya gila. Namun pria ini Nampak tak peduli. Memang beginilah dirinya yang tidak sesempurna manusia lainnya. Namun ia tetap bersyukur setidaknya ia bisa merasakan bagaimana detakan jantungnya bekerja, bagaimana setiap detik uap hangat akan keluar dari hidungnya.
âBalon ayo beli. Hehehe . balonnya banyak. Balonnya untuk sekolah Alys. Alys harus sekolah. Balon ayo di beli â
*****
Gadis cantik bertubuh tinggi, itulah sosok gadis remaja yang bernamakan Alys. Saat ini ia telah duduk di bangku kelas 2 SMA. Ia mengembuskan nafas beratnya, merasakan bagaimana setiap hari sulitnya hidup yang ia rasakan. Hidup hanya sebatang kara. Ah . . tidak. Gadis ini masih mempunyai sosok ayah yang begitu sangat menyayanginya. Ayah yang rela melakukan apa saja untuknya. Namun bagi gadis ini lelaki itu adalah sebuah mala petaka baginya. Gadis ini selalu saja mengira bahwa ibunya meninggal dikarenakan ayahnya. Namun pada kenyataanya tidaklah seperti itu. Ibu Alys begitu sayang suaminya. Sampai ia mau menerima sang suami dengan apa adanya. Dan membesarkan seorang gadis cantik seperti Alys. Namun sang ibu mengalami sakit berat dan harus pergi meninggalkan Alys sejak gadis ini berjodejiun.
âBaiklah Alys. Kamu adalah seorang putri cantik di sekolah ini. Tidak akan ada yang tau siapa dirimu sebenarnya. Yang mereka tau bahwa Alys adalah gadis lugu.â ujar Alys lantas memasuki kelasnya dengan penuh tenang.
Wajah yang begitu lugu memang tergambar jelas dari ekspreski gadis ini. Siapa pun akan mengira bahwa gadis ini adalah gadis yang memiliki hati yang seperti mutiara. Gadis kecil yang begitu pandai memanipulasi semua yang ada pada dirinnya.
âPagi Alys .. â
Serempak semua teman-teman Alys yang memang begitu menunjung tinggi gadis ini. Mereka berlomba-lomba untuk dapat bisa berteman dengan sang putri lugu ini. Putri lugu yang menjelma menjadi seorang anak pemilik perusahaan batu bara terkenal di kota Kalimantan.
âLys sini. .â panggil Adit yang merupakan kekasih dari gadis ini.
Alys menyunggingkan senyumnya dan mengangguk. Ia segera berjalan menghampiri sang pacar. Alys duduk dibangku sebelah Adit. Kedua anak ini mulai mengobrol ringan seperti biasanya. Adit selalu membanggakan dirinnya karena bisa menjadi kekasih sang putri bernamakan Alys ini.
âNanti pulang sekolah aku antar pulang yaâ ujar Adit yang selalu ingin mengantar Alys pulang.
Selama 5 bulan mereka menjalin hubungan menjadi pasangan kekasih. Adit sama sekali tak pernah menginjakkan kakinya di rumah Alys. Karena Alys selalu beralasan bahwa rumahnya jauh, dia sudah dijemput sama supir, mamanya tidak mengizinkan ada orang lain masuk, dan sebagainya.
âBoleh sih. Tapi jangan salahkan kalau tiba-tiba mama aku gak suka sama kamuâ ujar Alys santai dan tanpa beban.
Raut wajah Adit langsung berubah dengan ketakutan. Ia memfikir ulang kembali kata-katanya.
âYaudah deh gak jadi. â lanjut Adit.
Tentu saja ia tak ingin hubungannya putus dengan sang putri yang penuh kepalsuan ini. Alys tersenyum penuh arti. Kelegaan menyelimuti dirinnya. Setidaknya dewi fortuna kali ini berpihak kembali di posisi dirinya dan menyelamatkannya.
*****
Alys membuka pintu rumahnya dengan malas. Dan saat itu juga ia dapat melihat jelas seorang pria paruh baya dengan rambut sedikit beruban langsung berdiri dan tertawa senang sambil sedikit berloncat-loncat.
âAlys pulang. Alys sudah pulang. Anak ayah sudah pulang . Anak ayah sudah pulangâ ujar Pak Handi sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya.
Alys menatap ayahnya dengan wajah tak suka dan penuh kesinisan.
âCissh . menjijikanâ desis Alys tak suka.
Pak Handi mengeluarkan sebuah lembaran kertas dari kantongnya yang tak lain adalah uang. Pak Handi lantas menjulurkan tangannya yang terdapat lembaran uang seribu bercampur dua ribuan dan sepuluh ribuan kepada sang anak.
âBalon Ayah laku banyak hehehe Alys bisa beli banyak sepatu dan tas . Alys bisa terus sekolah. Heheh alys bisa makan daging dan ayam . Hehhe. Ini uang untuk Alys hehehehâ ujar Pak Handi tak beraturan.
Alys menatap uang tersebut dengan tatapan kosong.
âBerhentilah jadi penjual balon. Aku tidak pernah butuh uangmu . Aku bisa cari uang sendiriâ ujar Alys pelan masih menatap uang tersebut dengan tatapan seperti tadi.
âAlys cepat ambil uangnya dan pergi beli sepatu hehehee. Ini uang untuk Alys. Besok ayah akan lebih banyak meniup balon hehe dan menjual balon heheh. Alys biar rajin sekolah dan jadi anak pintar hehehe. â
âAku bilang berhenti jadi penjual balon. Berhenti ya berhenti... â ujar Alys masih dengan nada pelan namun lebih penuh penekanan.
Alys lebih menundukkan kepalanya.
âAlys uangnya ini banyak , uangnya untuk Alys. Ambil heheh. Ayah tidak butuh. Ayah tadi sudah beli nasi putih dan air putih di warung. Hehe. Ayah sudah kenyang. Hehe biar Alys bisa beli sepatu dan tas yang bagus hehehehe ayo ambil uangnyaâ Alys mencengram kedua tangannya dengan sangat erat.
Menahan bendungan air matanya yang sudah mulai menimbun di pelupuk mata cantiknya.
âAKU GAK PERNAH BUTUH UANGMU! JADI BERHENTI JADI PENJUAL BALON! BERHENTI UNTUK MENGURUSIKU!â Teriak Alys dengan kencang membuat Pak Handi langsung terdiam seribu bahasa dan raut wajahnya mulai takut kedua tangannya pun perlahan mulai ia turunkan.
âDaging ? Sepatu ? Aku gak pernag butuh! Lihat dirimu. Apakah kamu pernah memakan ikan? Apakah kamu pernah memakan daging? Bahkan krupuk saja apakah kamu pernah makan ??â
âAku setiap hari makan semua itu . Aku setiap hari bisa beli sepatu sendiri. Aku setiap hari bisa makan daging. Jadi jangan pernah khawatirkan aku lagi. Aku sama sekali tidak butuhâ
âAlys kenapa menangis ? Alys sakit ? Alys menangis ? Apakah uangnya tidak cukup membeli sepatu ?? Bagaimana ini ? Alys menangis. Alys menangis. Apa yang harus aku lakukanâ Alys menundukkan kepalannya.
Kedua tangannya mencengkram erat rok abu-abunya menahan semua rasa sakit di dadanya saat ini.
âAku harus cari uang lagi untuk Alys. Alys tidak boleh menangis. Alys harus makan daging. Alys harus makan ayam. Alys harus tersenyum. Alys putri ayah yang cantik tidak boleh nangis atau pun sedih. Alys harus tersenyum. Alys tidak boleh nangis. Alys tidak boleh nangis â Pak Handi meletakkan uangnya tadi di atas meja.
Setelah itu ia lantas mengambil topi yang biasa ia pakai jualan dan mulai berjalan keluar rumah. Alys masih terdiam di tempatnhya semula. Ia dapat mendengar suara gaduh diluar. Dimana sang ayah mengambil perlatan yang biasanya dipakai untuk jualan balon.
âAlys tidak boleh nangis. Aku harus bisa jual banyak balon malam ini. Alys tidak boleh nangis â samar-sama suara itu mulai menghilang.
Kaki Alys lemas seketika. Ia langsung terduduk di depan pintu. Entah sebenarnya Alys membencinya atau peduli kepada pria tua itu. Bagi Alys pria itu begitu sangat menyiksanya. Alys sangat benci dengan pria itu tapi kenapa pria itu selalu bersikap seperti ini kepadanya.
DEENGG. .. DENGG. .. DENGG . . .
Alys mendongakkan kepalanya, melihat ke arah jam dinding yang berbunyi menandakan bahwa sekarang sudah jam 10 malam tepat.
âAlys kamu gak perlu mengkhawatirkan pria itu. Pria itu bukan siapa-siiapa. Pria itu yang membuatmu menderita dan membuat mamamu meninggal. Pria itu tidak pantas dikasihani. Alys jangan kasihan. Jangan pernah kasihanâ
âKamu tidak boleh peduli kepada pria ituâ
âTIDAK AKAN!â
******
00.30 (Jalan Raya)
âBalon... Balon ayo dibeli balonnya. Balon bagus . Balon... Balon... Uangnya untuk Alys. Biar Alys tidak menangis lagi. Alys harus tersenyum. Alys harus beli sepatu hehehe Ayo beli balon. Ayo beli balon â
âBalonnya asli aku yang meniupnya sendiri. Balon siapa yang mau beli balon. Ayo beli balon. Balon... Balon... Balon... Beli balon... Dibeli balonnya hehehehhe..â
âBalon... Balon... Balon... Balonnn....â
****
Keesokan Pagi Alys keluar dari kamarnya, ia melihat ke sekitar dan tak ada sosok pria itu di kursi panjang yang biasanaya dibuat tidur oleh sang ayah. Alys seolah tidak peduli dan segera berjalan ke kamar mandi. Ia tak ingin telat berangkat sekolah. Hari ini ia harus mewakili kelasnya dalam perlombaan Miss.School. Dan tentu saja Alys percaya bahwa dirinnya akan menjadi juara pertama seperti tahun yang lalu. Hari ini akan ada acara Festival di sekolah Alys. Dimana terbuka untuk umum. Dan banyak reporter dari luar yang akan meliput acara ini.
*****
Pak Handi menyeka keringatnya. Matahari semakin naik ke atas dan semakin panas. Sedari malam ia sama sekali tak berhenti berjalan dan meniup balon yang akan ia jual.Rasa lelah dan letih tak ia rasakan. Di otaknya hanya terfikirkan satu nama yaitu sang anak. Baginya Alys adalah nyawa dan kebahagiannya.
âBalon... Di beli Balon... Bagus.. Ayo beli balon. . . . â langkah Pak Handi berhenti di sebuah sekolah menengah dan tentu jelas ia tau tentang sekolah ini. kedua matanya seolah mendapat sebuah cahaya terang.
âSekolahnya Alys . Wahh... Rame hehehe. Aku bisa jual balon disana hehe. Alys pasti senang bisa bertemu dengan aku hehehe . Dan balonya terjual banyak . heheh Alys tidak akan menangis lagi . Hehehehehe â
âAku harus masuk hehehehâ
Sebentar lagi waktunya Alys untuk tampil Ia sudah masuk kedalam 3 besar . Dan final Miss.School sudah di depan mata.
âIni dia juara bertahan kita Alys Fyza Putri â suara MC menggelegar di seantro sekolah.
Dan gadis cantik pun keluar dari belakang stage. Gadis ini melenggang begitu cantik diatas panggung dengan dress selutut dan make-up yang sangat natural Alys mengembangkan senyum alaminya.
âBalon. . Ayo dibeli balon. Balon hehe. Balon aku yang meniup sendiri hehhe. Balon balon bagus . hehehe balonnya harus terjual biar Alys tidak menangis lagi. Alys tidak boleh menangis. Bantu beli balon. Ayo bantu saya . Hehehe Ayo beli balonnyaâ
Langkah Alys langsung berhenti di tengah panggung. Dengan jelas dari atas ia dapat melihat sosok pria tua itu. Tubuh Alys mulai menegang. Keringat dingin mulai keluar dari kulitnya. Alys menatap ke orang-orang dan para juri yang binggung kenapa dirinya berhenti tiba-tiba.
âMaaf aku harus pergi â ujar Alys dengan cepat dan segera turun dari panggung.
Semua penonton merasa heran sendiri dan terkejut dengan apa yang dilakukan oleh gadis itu. Alys segera berlari menjauh dari panggung. Ia berlari menuju ke ruang ganti pakaian dengan cepat gadis itu segera mengganti pakaiannya dengan seragam semula. Alys menambahkan jaket ke tubuhnya dan sebuah topi ia kenakkan di kepalannya setelah itu Alys mulai keluar dari ruang ganti dan berjalan ke area lapangan dimana tempat fastival diadakan. Alys mencari sesosok pria tua tadi yang tak lain adalah ayahnya.
âBalon. . Beli balon. Ayo beli balon. Heheheh dibeli heheheâ banyak pasang mata yang menatap pria tua ini dengan tatapan aneh, jijik, mengerikan dan seolah menghindar. Menganggap bahwa pria ini gila. Dua orang satpam berjalan cepat menuju pria tersebut dan saat itu juga dua satpam itu segera menyeret pria tua ini dengan seenaknya dan tanpa rasa kasihan dengan banyak mata yang menonton kejadian ini. Alys mematung ditempat, matanya tak beralih dengan apa yang ia lihat saat ini. Bagaimana pria itu diseret seperti kambing gila.
âBalon. Ayo beli balonnya. Nanti Alys menangis. Ayo dibeli balonnya. Balonnya bagus. Lepaskan saya . Saya harus jual balon iniâ
âAlys harus makan daging. Alys harus makan nasi dan jus jeruk kesukaan Alys. Alys tidak boleh kelaparan . Ayo beli balonâ teriak pria tua tersebut semakin lantang membuat dua satpam itu semakin kasar kepada pria tua ini. Alys menghembuskan nafas beratnya berkali-kali. Ia membenahkan topinya lebih kedalam agar wajahnya tidak terlihat dan merapatkan jaketnya. Setelah itu ia memilih untuk kembali ke kelas saja. Ia tak ingin ada yang mencurigai dirinnya.
*****
Pak Handi mengedarkan pandangannya dengan senyum yang masih terlihat di raut wajahnya. Senyum dengan semua gigi yang terlihat jelas. Dan wajah yang terlihat mulai lelah. Pak handi melihat-lihat sepatu yang ada di toko besar ini.
âAku beli sepatu itu. Buat Alys. Bagus sepatunya heheh. Alys pasti suka. Alys pasti suka sepatu itu. Sepatu yang cantik seperti Alys hehehe. Sepatu cantik heheheâ
âSepatu itu aku ingin beli. Hehehe... Harganya pasti mahal hehe. Aku harus jual balon lagi hehehe. Biar Alys punya sepatu bagus seperti itu hehehe â
âAlys harus tersenyum lagi. Alys tidak boleh menangis heheheâ
*****
Alys menahan semua emosinya, ia sedari tadi sudah berdiri di depan rumahnya. Menunggu kedatangan ayahnya dengan emosi yang sudah di ubun-ubun. Udara dinginnya malam mulai terasa. Dan hari pun semakin gelap. Tanda-tanda kehadiran Pak Handi belum terlihat sedari tadi.
Alys menatap ke atas langit yang nampak hitam pekat. Kilatan petir beberapa kali ia lihat. Bau tanah yang lembab mulai menusuk hidung Alys. Gadis ini masih tetap berdiri disana dengan tatapan tajam.
ZZSSRRRRRR . . .. . .
Akhirnya hujan pun turun dengan derasnya. Gemuruh petir terdengar jelas. Alys menggosok-gosokkan tangannya yang mulai kedinginan. Dan tak lama kemudian Alys dapat melihat jelas seorang pria tua berjalan menuju rumahnya tanpa memakai baju. Alys membelakakan matanya dan mengernyitkan keningnya.
âApa yang dilakukan pria gila ini ??â desis Alys tak mengerti.
Ia menunggu saja sampai pria ini berhenti di depannya.
âAlys. Ayah beli sepatu baru untuk Alys heheh. Sepatunya cantik seperti Alys hehehe... Jadi Alys tidak perlu menangis lagi hehehe. Alys lihat sepatunya hehe sepatu cantik. Sepatu cantik .. â Pak handi yang baru sampai diteras rumah begitu saja meletakkan peralatannya dan segera membuka sebuah kantong kresek hitam besar.
Alys membelakakan matanya kembali, melihat apa yang dikeluarkan oleh sang ayah. Dimana kotak sepatu tersebut terbungkus dengan baju ayahnya.
âSepatunya tidak boleh basah. Heheh jadi harus di tutup baju hehehhe. Nanti Alys sedih kalau sepatunya basah hehehehehâ Alys menatap baju tersebut yang telah di buang begitu saja oleh Pak Handi.
Alys mengikuti kemana baju itu jatuh dan mulai basah karena air hujan.
âAlys lihat ini sepatunya bagus sekali hehehehe. Alys sepatunya cantik seperti Alys heheh. Alys suka sepatunya heheheh. Ayo pakai pakai pakai. Alys harus memakai sepatu ini hehehe. Alys pakai sepatunya heheheâ
âAlys tidak suka sepatunya ??. Sepatunya tidak cantik ?? Alys menangis lagi kah ? Alys tidak suka sepatunya ??â cemas Pak handi melihat sang anak yang masih diam saja dari tadi seperti patung.
Tubuh Alys bergetar kembali, Ia mengigit bibirnya sekkuat-kuatnya menahan agar dirinya tidak menangis kembali. Menahan rasa sakit di dadanya. Ia tak berani menatap ayahnya yang begitu terlihat memiriskan sekali.
âBagaimana ini ? Alys tidak suka sepatunya ? Bagaimana ini. Ayah bodoh. Ayah bodoh. Aku Ayah bodoh. Alys tidak suka. Alys tidak suka ..â Pak handi mulai kebingungan sendiri.
âAku harus menukarnya. Aku harus membelikan Alys sepatu dan tas juga. Yang sangat bagus. Alys juga semakin kurus bagaimana ini ?â
âAlys pasti tidak makan daging hari ini ?? Alys pasti kelaparan. Aku harus menjual balon lagi. Aku harus menjual balon lagi. Alys tidak boleh kurus. Alys tidak boleh nangisâ dengan gerakan cepat Pak Handi segera mengambil peralatannya dan berlari tanpa mengambil atau memakai bajunya yang ia buang tadi.
Seolah tak peduli derasnya hujan malam ini dan dinginnya malam. Pria tua itu begitu menginginkan kebahagian anaknya sampai tidak menghiraukan bagaimana keadaan dirinya.
Alys melangkahkan kakinya kedepan. Langkah demi langkah mendekati baju sang ayah yang sudah basah dan kotor karena tanah yang basah. Air hujan mulai membasahi tubuh gadis ini. tangan Alys perlahan mengambil baju tersebut.
âAyah . . .â lirih Alys penuh gemetar dan saat itu juga air mata gadis ini langsung mengalir.
Dan untuk pertama kalinyalah Alys menyebut kata itu. Kata yang baginya adalah kata yang paling tabu di dunia ini dan tak mungkin ia ucapkan. Alys membersihkan tanah-tanah yang menempel di baju itu. Baju yang sudah tak layak pakai dan banyak jahitan dimana-mana.
Alys melangkahkan kakinya kembali untuk masuk kedalam rumah dengan tangan yang masih memegang baju tersebut. Alys menghapus air matanya dengan cepat. Menghembuskan nafas beratnya lagi.
âTerserah. Aku tidak peduli dengan dia. Aku tidak peduli !â
âDia bukan ayahku! Dia hanya penghancur hidupku !â
âAlys kamu tidak boleh kasihan dengan dia. Dia adalah pria jahat. Pria sangat jahat !â
*****
Wajah Pak Handi terlihat mulai pucat. Bibirnya memutih. Namun ia masih tetap berjalan menjajahkan balon yang berada di tangannya. Dengan suara gemetar ia masih berusaha melantangkan suaranya.
âBalonn... Beli Balon saya. Kasihan Alys menangis lagi. Alys ingin sepatu yang bagus. Alys ingin makan daging. Kasihan Alys kurus. Alys cantik tidak boleh menangis dan kurus . Ayo beli balon saya . Balon bagusâ
âDibeli balon sayaaa. Alys harus makan nasi dan daging. Alys harus beli sepatu cantik. â Pak Handi mengusapi wajahnya yang terkena air hujan. Ia masih terus saja berjalan. Lalu halang suara mobil di jalanan mulai berlomba dengan suara gemetar Pak Handi. Pak Handi memberhentikkan langkahnya di depan rumah sakit. Ia menatap rumah sakit besar itu dengan wajah berbinar.
âAku bisa jual balon ini disana hehehe. Pasti balonnya akan laku banyak hehehe, Aku harus meniup banyak balon lagi hehehe. â
âAku harus bisa membeli sepatu yang paling bagus untuk Alys heheheâ Pak Handi mulai duduk di pinggir trotoar dekat rumah sakit itu. Pria ini mulai meniupi balon tersebut satu persatu. Dengan sisa energinya.
Bagaimana pria ini bisa bertahan hidup seperti ini? tanpa makan? Tidur dan terus bekerja . Dan semangatnya begitu besar hanya demi sang anak yang sama sekali tak peduli kepadanya. Begitu besar pengorbanan pria tua ini kepada anaknya.
âAku harus menjual semuanya hehehe. Balonnya bagus dan cantik seperti Alys hehheâ Pak handi pun mulai memasuki rumah sakit. Di tangannya sudah terdapat banyak balon yang telah ia tiupi tadi.
****
Keesokan harinya... Alys terbangun dari tidurnya karena terdengar ketokan dari pintu rumahnya. Alys membangunkan dirinya ia melihat ke daerah sekitarnya. Alys menghelakan nafas sesaat. Ternyata semalam ia tertidur di sofa yang biasanya digunakan ayahnya tertidur.
âApakah dia tidak pulang lagi ??â tanya Alys dengan nada sedikit sinis.
Alys melihat ke tangannya. Dimana ia masih memegang baju lusuh ayahnya yang sudah mulai mengering.
Tok...Tok...Tokkk...
Suara ketokan pintu menyadarkan Alys kembali. Gadis ini mengernyitkan keningnya heran. Siapa yang bertamu sepagi ini. Alys menatap ke jam dinding rumahnya.
âMasih jam 5 pagi ? Aisshhh... â kesal Alys dan dengan enggan berdiri dari tempat duduknya.
Ia berjalan untuk membukakan pintu. Alys terdiam di depan pintu dengan kepala penuh tanda tanya. Dimana didepannya berdiri seorang pria yang begitu tampan dan tidak terlihat begitu tua. Pria ini seperti berumur sekitar 29 atau 30an. Pria itu tersenyum kepada Alys. Alys melihat pria itu dengan aneh. Dimana di kedua tangan pria itu terdapat sebuah kotak besar berwarna Hijau yang merupakan warna kesukaan Alys.
âSiapa ya ?â tanya Alys datar. Pria itu tersenyum kembali.
âBoleh saya masuk ?â tanya pria itu balik.
Alys yang binggung hanya mengangguk kaku. Dan mempersilahkan pria tersebut masuk kedalam rumahnya. Kini Alys dan pria tersebut telah duduk bersampingan. Nampak pria itu mulai kebingungan membuka alur pembicaraan.
âIni ada kado untuk kamuâ ujar pria itu dan menyerahkan sebuah kotak besar tersebut kepada Alys.
Alys mengernyitkan keningnya kembali. Mulai sedikit takut dan curiga dengan pria ini.
âTenang saja aku bukan orang jahat. Kamu buka dulu saja kadonyaâ lanjut pria itu yang mengerti raut wajah gadis cantik disebelahnya ini.
Dengan ragu-ragu Alys membuka kado itu. Mata Alys langsung kaget melihat isi didalamnya. Dimana didalam kado itu terdapat sebuah sepasang sepatu yang begitu cantik dan bermerk dengan warna hijau dan juga tas cantik yang ia tahu harganya sangatlah mahal dan berwarna hijau juga.
âWaahhh, Keren banget. Sepatunya dan tasnya bagus banget .... â ujar Alys tak sadar.
Ia begitu terpesona akan kecantikan sepatu dan tas di depannya ini.
âItu untuk kamuâ ujar pria itu kembali.
âUntuk aku ??â tanya Alys semakin kaget dan binggung.
Alys menatap pria itu mencari kejujuran. Pria itu tersenyum dan mengangguk dengan yakin.
âKa .. kam ..kamu siapa ?? bagaimana bisa kado sebagus dan semahal ini untuk aku ??â
âItu dari seseorang yang begitu sayang kepada kamu â
âSayang kepada aku ? Siapa ? Adit ??â sahut Alys dengan cepat.
Pria itu mengernyitkan keningnya sebentar lantas menggelengkan kepalanya. Ia mengambil sebuah amplop kecil dari saku celananya.
âOrang itu menuliskan surat untuk kamuâ ujar pria itu kembali dan memberikan amplop kecil tersebut kepada Alys.
Alys pun menerimanya saja dan segera membukanya. Dimana didalam Amplop tersebut terdapat sebuah surat kecil. Alys mengenali tulisan ini, tulisan yang sangat berantakkan dan tidak jelas. Namun bagi Alys ia sudah terbiasa dengan tulisan tak beraturan ini dan sudah mahir membaca tulisan tersebut. Alys perlahan membaca isi surat kecil ini.
âSepatu cantik untuk Alys, Tas cantik untuk Alys. Alys tidak boleh menangis. Alys harus tersenyum. Alys anak ayah yang sangat cantik. Alys jangan menangis . Alys tidak boleh kurus dan harus makan nasi daging. Ayah sangat cinta Alys yang cantik. Alys putri ayah yang cantikâ
Surat tersebut begitu saja terjatuh dari tangan Alys. Tangan Alys mulai gemetar. Bahkan seluru bulu kuduknya merinding sempurna di tubuhnya. Alys merasakan ketakutan. Entah ketakutan apa ini. Alys pun tak mengerti.
âAyah kamu sangat luar biasaâ ujar pria itu dengan senyum keterharuan.
Alys tak peduli dengan ucapan pria itu. yang ia ingin tau adalah dimana ayahnya sekarang berada.
âDimana dia sekarang ?â tanya Alys dengan nada dingin dan masih menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Nafas Alys mulai tak beraturan.
âAyah kamu ??â pria tersebut membalikkan pertanyaan.
Dari nada suaranya pria ini mulai kebingungan untuk menjawab pertanyaan Alys.
âDimana dia sekarang ??â tanya Alys sekali lagi.
Alys mengcengkram tangannya yang mulai berkeringat dan basah.
âAyo ikut aku sekarang. Aku akan menunjukkan dimana ayah kamuâ
-------
Sementara ini dulu yaa... Dipotong karna panjang sekali
(To Be Continue)
Terakhir diubah: