Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

#1 Rise of the cobra (true story). No Quote.

Stifmeister

Semprot Lover
Daftar
3 Jul 2019
Post
264
Like diterima
604
Lokasi
Bandung
Bimabet
Gw bukan dari keluarga berada, uang pangkal dan uang SPP selalu dalam mode cicilan, seragam2 sekolah gw kebanyakan warisan dari sepupu2 gw yang udah lulus duluan. Entah kenapa, kelas 1 SMA itu gw laris manis dibandingkan teman2 gw yang masuk sekolah dengan seragam baru.
Mostly yang naksir sama gw adalah senior gw, kelas 2 dan kelas 3, ada sih beberapa teman seangkatan tapi mereka takut karena bersaing dengan senior.
Satu yang menarik perhatian gw adalah Dina, dia kelas 2, badannya tegap, bahunya lebar, payudaranya kecil, tapi wajahnya imut. Dina merupakan anggota paskibra di sekolah gw, gw pertama melihat dia dan langsung suka karena pada saat dia mempromosikan paskibra ke kelas gw, dia mengenakan seragam lengkap dan menurut gw itu seksi.
Saat satu hari dalam masa ospek, gw harus memberikan coklat dan surat pada senior, Dina lah target gw. Sejak itu, satu sekolah tau siapa yang menjadi incaran gw.

Ospek berakhir dan teman2 Dina pun manas2in gw untuk segera menyatakan perasaan gw, dengan mengatakan kalau Dina juga ditaksir teman seangkatannya. Karena pesaing gw itu ke sekolah naik mobil pribadi, gw jadi terpacu untuk segera menyatakan agar tidak menyesal.
Ternyata gayung bersambut, Dina pun udah suka sama gw dan meminta teman2nya memanas2i gw agar gw bergerak duluan. Kami pun jadi pasangan.

Beberapa hari berlalu, kami saling tau ternyata rumah kami bertetangga komplek, sepulang sekolah Dina mengajak gw untuk pulang bareng dia dan sahabatnya yang satu komplek juga dengan Dina.
Sampai parkiran, Dina menyerahkan kunci mobilnya ke gw, gw tau maksudnya dia membiarkan cowoknya yang nyetir, masalahnya, gw belum pernah nyetir mobil sebelumnya, meskipun gw bisa mengendarai motor manual.
Karena gengsi, gw ambil kuncinya dan masuk mobil, untungnya karena mobil habis terjemur seharian, sehingga dalamnya panas dan menutupi keringat dingin yang gw keluarkan karena takut.
Gw nyalain mobilnya, masukin gear, dan melepas koplingnya perlahan. Mobil mulai bergerak dan gw makin deg2an jangan sampai terlihat ga bisa nyetir, perlahan tapi pasti gw coba step by step.
Dina masuk mobil bersama sahabatnya, gw langsung melaju, satu tangan di setir, satu tangan di perseneling. Mobil melaju dengan aman sampai Dina mendadak memegang tangan gw yang di perseneling dan menggenggamnya.

D: Kok tangan kamu basah banget??
G: Iya, panas banget mobilnya tadi, gerah...

Dina mengencangkan kipas AC agar cepat dingin, tapi tangan gw ga berhenti berkeringat karena gugup hingga tiba di depan gang rumah gw.

Sorenya, Dina minta ditemani les piano dan menjemput gw, karena akhirnya kami berduaan, gw mengaku kalau tadi siang adalah pertama kalinya gw nyetir mobil, gw gugup banget, makanya tangan gw berkeringat deras. Dina tertawa terbahak2.

D: Ya ampuuun, kamu ih gitu aja malu, tau gitu aku yang nyetir hahahaha...
G: Malu lah di depan temen kamu...

Dina memeluk tangan gw manja, pertama kali gw merasakan payudara perempuan menyentuh gw meskipun tidak secara langsung, jantung gw berdetak dan gw hilang konsentrasi, terlalu cepat melepas kopling dan mobil pun mati.

G: Eh maaf yaa hahaha..
D: Gapapa, coba lagi aja... Klo nabrak nanti aku bilang mama kalau aku yang nabrakin, aku juga lumayan sering kok nyerempet atau nabrak sesuatu hehehe...
G: Hehehe makasih ya, aku bisa bawa motor manual sih, kan prinsipnya sama, cuma harus biasain sama ukurannya aja.
D: Iyaaa.. Pelan2 aja belajarnya.
Sejak itu, menemani Dina les piano dan les bahasa inggris menjadi rutinitas mingguan gw, karena selagi Dina les, gw memperlancar skill mengemudi gw pakai mobilnya, gw jalan2 berputar perumahan2 dan daerah sekitar tempat les nya, lalu jemput Dina saat les nya berakhir.

Beberapa minggu berlalu, kami hanya sebatas berpegangan tangan, sampai hari itu entah bagaimana pembicaraan kami menjurus ke arah skinship. Berhubung gw belum pernah skinship sebelumnya, pembicaraan itu terasa merangsang buat gw, penis gw berdiri tegak terhimpit celana. Pembicaraan berlanjut dari ngomongin sunat hingga spesifik ke penis, berujung pada Dina mau lihat seperti apa bentuknya saat sudah disunat. Gw buka aja celana dan dengan santai menunjukan, Dina yang awalnya memalingkan wajah, perlahan2 melirik dan akhirnya menatap.

G: Pegang aja.
D: Aaaaaww engga ah takuuut!

Gw raih tangannya, Dina melawan tapi juga penasaran, setelah tarik ulur akhirnya Dina menyentuh penis gw dan gw arahkan tangannya untuk menggenggam. Setelah itu kami hanya tertawa2 histeris karena saling menemukan hal baru.
Dina menelpon gw, dia mengajak gw main kerumahnya karena mau dikenalin ke neneknya. Saat sampai rumahnya, orang tuanya ga ada karena dua2nya sedang dinas (militer), dan gw bertemu neneknya. Setelah ngobrol2 beberapa saat, neneknya pergi tidur dikamarnya, Dina ngajak gw melihat kamarnya di lantai 2.
Gw deg2an karena baru pertama kali masuk ke kamar cewek yang merupakan pacar gw. Setelah melihat2, Dina menunjukan foto2 masa kecil hingga SMP nya, Dina lagi asik bercerita, tiba2 timbul niat gw dan langsung gw sambar bibirnya dengan kecupan. Setelah gw lepas, Dina terdiam sejenak seperti mau marah, lalu dia mencium gw balik dan kami melakukan french kiss sama2 untuk pertama kalinya.

Karena terbawa suasana, tangan gw bergerak dengan sendirinya meraba payudara Dina, dari luar kaos sih, tapi Dina terkejut dan melepas ciumannya. Gw spontan minta maaf dan Dina bilang sih gapapa, tapi raut wajahnya seperti ga suka.

Kami berdiam2an beberapa saat, tiba2 Dina menoleh ke arah gw, kami bertatapan, Dina melepas kaos yang dipakainya. Penis gw langsung mengeras karena pertama kali melihat langsung payudara cewek berbalut bra. Dina meraih tangan gw dan meletakannya pada payudaranya, kami bertatapan dan gw mulai meremas pelan2. Gw dekati bibir Dina perlahan dan kami mulai berciuman lagi. Setelah beberapa saat gw meremas, Dina memeluk gw dan kami berciuman lebih liar dari sebelumnya, tangan gw menyelipkan diri dan menyentuh payudara Dina secara langsung, gw bisa merasakan kekenyalannya, putingnya, dan nafas Dina semakin memacu.

Dina meraba bagian selangkangan gw dan meremas oenis gw dari luar celana, gw langsung menurunkan celana pendek dan underwear gw, lalu meletakan tangan Dina pada penis gw. Karena belum berpengalaman, Dina hanya meremas2 penis gw seperti gw meremas payudaranya. Gw genggam tangannya dan menggerakannya keatas dan kebawah seperti saat gw lagi masturbasi, gw lepas tangan gw dan Dina melanjutkan sendiri. Kami terus berpelukan, berciuman, dan saling meremas, hingga akhirnya gw menyemburkan sperma pertama kali ke tubuh cewek. Sperma gw muncrat ke leher, dada, dan perutnya. Dina terkejut melihat tubuhnya dilumuri sperma untuk pertama kalinya.

D: Wooooow... Beneran kaya di film bokep ya!
G: Hah?! Kamu nonton?
D: Eh! Engga... Itu... Ng...
G: Hahahaha ketauan yaaa! Gapapa kok, aku juga nonton hehehe...
D: Emang ga musti ML dulu ya biar bisa keluar?
G: Engga kok, aku dirumah kalau nonton bokep juga suka masturbasi sendiri.
D: Masturbasi?
G: Coli coli....
D: Ooooohhh....

Dina mengambil tissue dan membersihkan tubuhnya, gw ikut membantu sambil sesekali curi2 remas payudaranya.

G: Aku boleh liat punya kamu ga?
D: Iiiiihhh maluuuuu....
G: Liat doooong.....
D: Malu sayang.....
G: Jiee sayang nih?
D: Iyalah udah begini masa ga sayang!!
G: Kalau sayang liat dooong biar adil sama2 liat.

Dina terdiam berpikir, dia keluar kamar ngecek keadaan, masuk lagi dan melepaskan celana dan underwearnya. Bulu kemaluannya lebat belum terjamah, dia menutup2inya dengan tangan. Gw dudukan Dina di kasur dan duduk di depan kakinya, gw letakan tangan gw di lututnya dan perlahan melebarkan kakinya, sedikit ada perlawanan karena malu, tapi akhirnya terbuka lebar dan terlihatlah vagina Dina. Gw yang terkesima dengan pandangan pertama itu hanya terdiam dan memandangi. Tangan gw berulah lagi, perlahan tapi pasti mendekati vagina Dina, namun kali ini berhasil menyentuhnya. Tubuh Dina tersentak kecil namun tidak menghentikan gw, gw raba vaginanya yang udah sedikit berair, Dina merintih2.

D: Gelii...
G: Enak?
D: Iy...Iyaa sih..
G: Aku masukin jari aku ya?
D: Nanti aku ga perawan lagi dong?
G: Yeee perawan mah kalau ML, kalau jari mah engga (sok tau).

Dina mengangguk dan gw mulai membenamkan jari pertama gw dalam vagina. Sudah begitu basah dan licin, masuknya tidak terlalu sulit. Dina merintih lagi. Gw keluar masukin jari gw, Dina makin melebarkan kakinya dan menyodorkan vaginanya ke arah gw. Jari gw terasa hangat, basah, dan licin. Penis gw mengeras lagi. Gw pengen mempraktekan apa yang gw lihat di film, tapi takut.
Kami berciuman sambil gw fingering Dina cukup lama, hingga jari gw keriput. Karena sudah sore, kami berpakaian dan gw pun segera pulang.

Sampai dirumah, Dina telpon gw dan membahas apa yang baru saja kami lakukan, kami sama2 ga percaya itu terjadi dan saling histeris.
Semenjak kejadian terakhir itu, kami suka mencuri2 waktu untuk berciuman kapanpun kami bisa. Sampai suatu hari sepulang les, gw teringat kalau kami selalu melewati sebuah komplek yang memiliki banyak jalan2 gelap, banyak yang memarkirkan mobil diluar rumah, dan sepi, lalu gw coba parkir di deretan mobil2 tersebut dan kami ciuman berjam2.
Satu kali, dua kali, aman2 aja, kami pun mulai berani lebih panas. Malam itu ditengah ciuman, gw menyelisipkan tangan gw ke dalam kaos Dina dan meremas payudaranya dari dalam, nafas Dina terengah2 apalagi kalau gw lakukan itu sambil menjilati lehernya. Gw lepas bra nya dan gw angkat kaosnya, lalu gw hisap putingnya. Dina merintih dan meremas kepala gw, sesekali menjambak rambut gw, dan mengeluarkan desahan2 kecil.

G: Pindah kebelakang yuk?
D: Ayo!

Dina melompat kebelakang dan gw menyusul. Gw hisap lagi payudaranya dan gw angkat kaosnya, gw terkejut saat Dina malah melepas kaosnya. Gw berhenti dan menatap tubuhnya yang setengah telanjang.

D: Kenapa?
G: Gapapa, ga nyangka kamu lepas kaosnya, dan kamu seksi banget...
D: Masa sih? (dengan suara menggoda)

Dina menyodorkan payudaranya, gw hisap dan gw jilat keduanya bergantian, Dina kembali merintih dan mendesah.
Saat tangan gw turun dan melepas kancing celananya, Dina tidak bereaksi, lalu gw selipkan tangan gw hingga menyentuh vaginanya, Dina hanya mendesah dan menggeliat. Vaginanya basah sebasah2nya, gw mainin clitorisnya dengan jari sambil menghisap payudaranya, penis gw udah sangat tegang seperti batu. Gw juga pengen disentuh Dina, tapi pikiran untuk menelanjangi Dina seperti menjadi prioritas utama buat gw.

Gw raih pinggiran celananya dan gw tarik kebawah, ga nyangka kalau Dina ga menolak, bahkan mengangkat pantatnya agar celananya bisa diturunkan. Setelah mencapai paha, gw lepas hisapan gw dan fokus melepas celana dan underwearnya sekaligus. Dina tetap tidak menolak dan memposisikan kakinya agar mudah terlepas celananya.
Lalu gw pandangi tubuh Dina yang telanjang bulat, gw raba kakinya, naik ke lutut, paha, dan gw lebarkan pahanya dengan kedua tangan. Dina hanya memandangi gw, lalu gw mendekat, dan mendekat, sebelum bibir gw mencapai vaginanya, Dina menghentikan gw.

D: Kamu mau ngapain?
G: Aku mau jilat punya kamu, boleh?
D: Ga jijik? Itukan buat pipis...
G: Ya ga tau sih, aku liat di film kaya gitu, jadi mau coba...

Dina melepaskan tangannya dari kepala gw, gw dekati lagi vaginanya, lalu gw beri kecupan. Dina mendesah, lalu gw jilat bibir vaginanya.

D: Euuhhmmm... Geli....

Gw makin semangat karena merasa Dina menyukainya. Gw jilat lagi dan lagi, Dina mendesah, gw jilat clitorisnya, Dina mendesah, begitu gw jilat lubang vaginanya, Dina menjambak gw, bukan menahan tapi menekan agar gw ga berhenti.
Gw jilati lubangnya dan terasa makin basah, desahan Dina semakin menjadi.

D: Hhhmmmppphhhhh..... Oouuuhhh....

Lalu dia mendorong kepala gw.

G: Kenapa sayang?
D: Ga tau, kaya berasa lega gitu, enak banget deh!
G: Oh kamu keluar...
D: Emang bisa? Kaya kamu gitu?
G: Bisa lah, tapi ga muncrat kaya aku gitu, tapi rasanya sama.
D: Asiiiik.... Ternyata cewek bisa juga ya! Mau lagiiii... Enaaak...!
G: Besok ya, tuh liat kaca udah berembun semua, takut nanti orang curiga.
D: Aaaaahhh mau sekaraaaang....
G: Yaudah kita pindah dulu...
Gw celingak celinguk cek ga ada orang yang melihat, starter mobil, lalu mulai bergerak. Gw nyalain AC sampe pol untuk menghilangkan embun2 di kaca. Gw cari spot lain yang serupa, celingak celinguk dan berhenti, kali ini, gw pura2 turun dan mengunci pintu dengan remote agar bersuara. Gw jalan2 disekitar gang itu sambil melirik2 memperhatikan situasi. Ga terlihat ada orang duduk2 diteras atau memeriksa lewat jendela, gw silent alarm remote dan gw masuk lagi ke mobil.

D: Aman?
G: Iya aman.

Dina yang masih telanjang di kursi belakang terlihat begitu seksi dan merangsang. Gw pindah ke kursi belakang dan menjilati vagina Dina hingga orgasme berikutnya.

D: Aku mau isep kamu juga dong...
G: Ga jijik?
D: Kamu aja ga jijik, masa aku jijik...

Gw lepas celana gw dan turunkan sepaha.

D: Lepasin aja.

Gw lepasin semua dan Dina mulai meremas2 penis gw yang mengeras. Dia menjilati bagian kepalanya beberapa kali, lalu memasukan penis gw ke mulutnya. Dia hanya memompa tanpa menghisap, lalu gw bilang kalau itu harus dihisap juga dan mainkan lidahnya dalam mulutnya. Dina menuruti dan mempraktekannya. Seluruh tubuh gw bergetar merasakan hisapan pertama pada penis gw, gw mendesah dan merintih, geli tapi nikmat rasanya.

Gw jambak rambut Dina dan menggerakan kepalanya naik turun, Dina mengikuti ritme yang gw lakukan dan semakin enak terasa di penis gw. Setelah beberapa saat, gw mau keluar, gw pengen bilang Dina tapi takut dia malah melepasnya, akhirnya gw diam dan menahan, lalu gw semburkan sperma ke dalam mulutnya. Keluar begitu banyak karena gw udah nahan dari tadi saat kami memulai.

D: Euuhmmm... Disu.. Disuuu...

Gw ambilin tisu dan Dina mengeluarkan sperma gw yang tertampung dimulutnya.

G: Maaf ya, ga tahan banget, enak banget sayang...
D: Iya gapapa...
G: Gimana rasanya?
D: Hmmm kaya apa ya, creamy2 asin manis gitu...
G: Kok ga ditelen?
D: Oh harusnya ditelen ya? Hehe lain kali yaaa...

Kami pun berpakaian, cek keadaan aman, dan pulang.
Besoknya, sahabat Dina diantar orang tuanya, jadi kami berduaan aja, diperjalanan ke sekolah kami membahas apa yang kami lakukan dan merencanakan untuk melakukannya lagi. Kami ga membahas soal ML karena pada waktu itu kami belum berani untuk mencoba.

Kami pun melakukannya lagi dan lagi sepulang les, Dina akhirnya menelan sperma gw, dan ga bilang itu enak dan tidak enak, biasa aja, tapi karena menurut gw seksi, Dina ga keberatan untuk menelannya agi kalau gw mau.

Suatu malam, saat kami melakukan kegiatan rutin sepulang les itu, kami mencoba posisi 69 dengan gw dibawah. Tiba2 terdengar suara orang berteriak2 tapi terdengar jauh. Saat gw mengadah keatas, ada seseorang dari lantai dua dapat melihat kami dengan jelas karena posisi kaca yang sedikit miring jadi tidak memberikan pantulan gelap. Begitu gw menyadari, gw langsung melompat kedepan, starter, dan melesat.

Kami hanya ketawa2 aja karena hampir tertangkap. Sejak itu kami ga pernah menggunakan komplek itu sebagai spot bermesraan karen menjaga kalau2 plat mobil kami dicatat.

Tapi malah kami menjadi lebih nekat dalam pemilihan tempat. Dina les di ILP kalimalang, sewaktu gw menunggu, gw ke toilet, dan gw perhatikan selama ini, setiap jam pelajaran dimulai, gedung itu terasa kosong dan ga ada orang lalu lalang, toiletnya tidak terpisah cewek cowok, hanya sebuah pintu bertuliskan toilet dan terdapat 2 bersebelahan disetiap lantai.

Jam pelajaran baru dimulai, kecil kemungkinan ada orang ke toilet. Gw sms Dina "aku ditoilet lantai kamu, titit aku udah tegang banget, udah lepas celana nih tinggal nunggu kamu". Ga lama ada seseorang mendorong2 pintu.

D: (berbisik) Ini aku...

Gw buka pintu sedikit untuk memastikan, begitu gw melihat Dina, dia langsung masuk, dan gw kunci pintu.

D: Nanti keluar dari toilet gimana klo ada yang ngantri?
G: Toilet sebelah aku udah kunci dari dalem juga, nanti aku manjat lewat situ (partisi toilet) terus keluar dari sana, kamu dari sini.

Wajah Dina berubah menjadi nafsu, berjongkok, dan menghisap penis gw. Gw mendesah menggunakan wajah tanpa suara. Gw remas2 payudaranya bergantian, Dina meraih kebelakang, melepas kait branya, lalu melepas kaos dan branya sekaligus. Dia menghisap penis gw sambil meremas2 payudara kecilnya yang menggemaskan. Dina menghisap penis gw hingga kelusr di mulutnya, lalu ditelannya sperma gw.

Dina berdiri dan melepaskan jeansnya, duduk di closet yang tertutup, lalu mengangkangkan kakinya. Langsung gw hisap dan jilati vaginanya, sambil gw jilat, gw masukan 1 jari dan mengocok nya. Dina menutup mulutnya dengan satu tangan dan satu tangan lagi meremas payudaranya.
Ga lama dari itu, Dina mengangguk2 memberi kode dia akan orgasme. Gw cabut jari gw dan gw jilati lubangnya dengan cepat. Tubuh Dina mengejang, dia menjambak rambut gw, sedikit terdengar suaranya menahan desah.

D: (berbisik) Masukin please...

Gw menunjuk penis gw.

G: (lip sync) Sekarang? Yakin? Disini?

Dina mengangguk. Gw tempelkan ujung penis gw di vaginanya, gw dorong perlahan, Dina menggigit jarinya sambil mengangguk (maksudnya terusin aja). Masuk sepertiga kepalanya, setengah, dan gw dorong sedikit, lalu terbenamlah penis gw seluruhnya.

Mata Dina terbelalak, dia menahan sakit robek selaput daranya. Darah pun mengalir di vagina dan penis gw. Dina meneteskan air mata sambil menggigit jarinya. Gw mundur perlahan hingga penis gw terlepas, Dina terdiam menahan sakit. Gw ambil tisu dan gw tempelkan pada vaginanya agar menyerap darah yang keluar, setelah berhenti, gw bersihkan dengan tisu.

G: Sakit ya? Lain kali aja coba lagi yah? Sekarang balik ke kelas dulu udah kelamaan, takut curiga.

Dina mengangguk. Setelah berpakaian, gw intip2 ga ada orang, kami keluar aja melalui pintu yang sama. Dina ke kelas dan gw ke mobil.
Di mobil gw masih ga percaya kalau gw baru aja merawanin seorang cewek. Gw merasa bersalah kenapa harus ditempat seperti itu, lalu gw pergi mencari bunga di deretan penjual bunga di Kalimalang. Gw bikinkan buket dan membeli kartu ucapan.

Selesai Dina les, gw menunggu depan kelasnya memegang bunga dan menyerahkannya didepan semua orang. Dina yang malu dan terharu langsung meneteskan air mata dan memeluk gw.

Diperjalanan pulang kami bicara.
G: Makasih ya sayang, udah kasih aku perawan kamu.
D: Jangan disia2in ya, aku percaya dan sayang kamu banget. Makanya aku kasih buat kamu.
G: Iyaaaa sayang.

Sejak itu kami makin mesra bahkan disekolah, sampai2 Dina kena labrak sama senior kelas 3 yang dulu tertarik sama gw habis2an sampai disiram sirup, ditamoar, dan lainnya. Tapi Dina ga terlihat sedih malah dia pura2 mensngis dan minta izin pulang, tentunya dengan alasan ga kuat nyetir dan minta gw untuk mengantarnya. Akhirnya gw dapat izin pulang cepat dan kami bisa jalan2. Dina mengakui memanfaatkan moment dilabrak ini agar bisa keluar sekolah dan pergi jalan sama gw seharian, karena orang tuanya dua2nya kerja jadi mereka ga mungkin tau kalau Dina dipulangkan.
Kami hanya pergi nonton bioskop, makan, jalan di mall, lalu pulang. Enaknya jaman itu, pakai seragam pada jam sekolah masih bisa kesana kesini.
Sekarang, gw udah kelas 2 dan Dina kelas 3. Dalam perjalanan ke sekolah, sebuah mobil menabrak kami dari belakang, yang menabrak kami mengaku salah dan memberikan uang kompensasi 500rb rupiah untuk memperbaiki kerusakannya. Karena kejadian itu, kami terlambat dan dipulangkan.

Berhubung kerusakan mobil ga terlalu parah, kami bawa aja ke ketok magic dan hanya mengeluarkan biaya 75rb. Karena sisanya banyak, kami pergi ke mall aja, makan direstaurant dan belanja. Dina lalu teringat kalau dia sudah memiliki KTP, lalu mengusulkan untuk check in, dan kami pun membeli pakaian ganti.
Jaman itu belum bisa cari hotel via HP karena belum ada internet, lalu kami berkeliling aja cari hotel yang sekiranya murah. Kami ke Hotel Fiducia di Otista. Dina turun duluan untuk membuka kamar dan gw tunggu di mobil, takut ditanya KTP karena gw belum punya. Setelah Dina masuk kamar, dia SMS gw nomor kamarnya dan gw menyusul.

Sampai di kamar gw tanya ke Dina apakah dicurigai oleh resepsionis atau ditanya macam2, Dina bilang engga. Gw nanya karena deg2an takut ditelpon polisi dan sebagainya. Kami begitu kegirangan bisa bebas bermesraan dalam sebuah kamar, kami berciuman, lalu merebahkan diri di kasur.
Kami mulai saling melepaskan satu per satu pakaian kami, gw hisap payudara Dina, Dina meremas2 penis gw yang mengeras. Setelah sama2 telanjang, gw jilat vagina Dina dan gw benamkan lidah gw di dalamnya. Dina merintih2 dan mendesah dengan bebas.

D: Sayang, ML yuk...

Gw memposisikan diri dan menempelkan ujung penis gw di vagina Dina yang udah basah. Gw dorong perlahan, Dina menggigit bibirnya, masuk ujungnya, masuk kepalanya, dan terbenam penis gw ke vagina Dina. Dia meremas lengan gw begitu kencang.

G: Sakit ya?
D: Iyaa sedikit, gapapa kok...

Gw mulai memompa perlahan, kami saling bertatapan, wajah Dina berubah dari menahan sakit menjadi menikmati, desahan dan rintihan mulai keluar sedikit dari mulutnya. Bibirnya begitu seksi, kami berciuman, gw bisa merasakan dengusan nafas Dina di sela2 ciuman kami.

D: Aku geli banget.... Mau keluar kayanya... Cepetin sayang...

Gw oercepat pompaan gw, Dina mendesah2, meremas tangan gw, lalu cairan hangat membasahi penis gw disertai tubuh Dina menggeliat hebat dan mengerang. Setelah itu kami terdiam saling ga percaya, kami bertatapan, Dina merangkul leher gw dan mencium gw.

D: Enak banget sayang...
G: Iyaa enaak...
D: Hadiah buat kamu...
G: Makasih yaaa, love you...
D: Kamu juga keluarin dong... Aku layanin kamu sampe puas...

Gw balikan tubuh Dina, Dina menungging, gw pompa vaginanya perlahan dan pelan2 menambah kecepatanya. Gw remas payudara kecil Dina yang menggantung, desahannya makin hebat, Dina menoleh kebelakang menatap gw penuh nafsu, dan ga lama kemudian Dina berteriak dan tubuhnya menggeliat lagi. Cairannya keluar begitu banyak hingga menetes ke kasur, lalu dia terkapar.

D: Ouuuhhmmm sayang enak banget, tapi aku lemes....
G: Yaudah istirahat aja dulu...
D: Kamu belum keluar tapi.. Aku isepin yaa...

Dina menghisap penis gw yang berlumuran cairannya, hisapannya berbeda, penuh nafsu dan liar. Setelah beberapa saat, Dina menduduki penis gw dan memasukannya ke vaginanya, Dina mulai memompa, payudara kecilnya mantul2 mennggemaskan. Dina meremas kencang dada gw, menggigit bibirnya.

D: Sayang, aku geli... Lagi... Mau... Aaaakkhhhh....

Gw bisa merasakan cairan mengalir ke biji gw hingga ke sun hole.

D: Kamu kuat banget sih, aku udah 3 kali nih...
G: Kamu pengen aku keluar sekarang apa masih mau keluar lagi?
D: Aku mau sperma kamu...
G: Aku keluarin dimana??

Dina menunjuk mulut dan payudaranya. Gw terpancing dan mulai terasa mau keluar. Dina mulai memompa lagi, dia berjongkok dan memompa penis gw begitu cepat.

G: Mau keluar sayang!!

Dina melepaskan penis gw dan berlutut, gw berdiri dikasur dan mengarahkan penis gw ke mulutnya yang menganga. Tangannya menahan payudaranya dari bawah. Gw semburkan sperma ke wajahnya, mulutnya, dan payudaranya.
Saat selesai, Dina menggenggam penis gw dan memasukannya ke mulutnya. Tubuh gw seperti kehilangan nyawa saat penis gw dihisapnya, sungguh nikmat. Dina menggesekan penis gw ke seluruh wajahnya yang terkena sperma lalu menghisapnya lagi.

Dina mengadahkan kepalanya, terlihat mulutnya penuh sperma, Dina lalu menelannya.

G: Sayaaaaang... Seksi banget... Gimana rasanya?
D: Masa sih?? Hihi... Enak soalnya kan punya kamu...

Dina meratakan sperma yang tersembur ke payudaranya dengan tangan. Mengoleskannya pada putingnya, lalu menjilat tangannya.
D: Puas ga sayang?
G: Puas banget, kamu seksi banget...
D: Hihihi mau lagi ga?
G: Mau dooong!
D: Ada syaratnya...
G: Apa?
D: Janji dulu ga boleh ninggalin aku! Aku dah kasih semua buat kamu nih.
G: Iyaaa sayang janji, till death due us part yaa hihi...
D: Hmmm alright... Uhmmm mandi bareng yuk!

Dina beranjak dan menuju kamar mandi, gw menyusul. Dina membasahi dirinya dibawah shower, gw peluk dia dari belakang. Karena tergesek2 belahan pantatnya, penis gw kembali menegang dan Dina merasakannya.

D: Eh ada yang bangun lagi...

Dina berlutut dan menggenggam penis gw.

D: Ini punya aku satu2nya yaa, ga boleh buat orang lain yaa (ngomong sama penis gw)

Dina menghisapnya dan memainkan lidahnya didalam mulut. Terasa sampai ubun2 gelinya. Dina mengocoknya sambil menghisap biji2 gw satu per satu. Dina berdiri dan menungging.

D: (sambil memandang penis gw) Dingin ya? Sini yuk masuk ke selimut biar anget...

Dina mengarahkan penis gw ke vaginanya, gw dorong masuk, Dina mengerang.

D: Euuuhhmmm enak kan di dalem... Itu rumah kamu... Sering2 yaaa...

Dina mulai memompanya sambil membungkuk bersandar ke dinding, desahannya menggema di kamar mandi, tubuhnya yang basah menambah keseksiannya.
Dia melepaskannya dan membalik badannya, dia mencium bibir gw, gw remas pantatnya dan menganggkatnya, Dina melingkarkan kakinya ke pinggang gw, gw masukan penis gw kembali dan mengayun tubuhnya dengan tangan. Sesekali Dina mengentikan ciumannya untuk menatap gw sambil mendesah. Bibir dan matanya begitu seksi dan menggairahkan. Kami berubah dari satu posisi ke posisi lainnya hingga gw sekali lagi memuncratkan sperma ke mulutnya.

Jam pulang sekolah udah tiba, kami berpakaian dan menuju pulang.
Setahun kami melewati hari2 dengan tenang, muncul lah teman seangkatan Dina yang mengganggu. Orang ini udah suka sama Dina sejak kelas 1 dan sayangnya keduluan gw waktu mereka kelas 2. Selama mereka kelas 2, orang ini ga berani mengganggu hubungan kami karena beberapa dari seniornya pada saat itu adalah teman sekomplek gw.

Orang ini membuat cerita yang ga2 ke salah satu guru BP disekolah yang mana adalah tantenya Dina, dia membuat cerita kalau gw ini begajulan, narkoba, suka berkelahi, dan lain2, yang akhirnya cerita itupun sampai ke orang tua Dina. Sejak itu Dina dilarang untuk ketemu gw. Tapi berhubung Dina sukanya sama gw terlebih apa yang udah terjadi diantara kami, Dina malah makin ga suka sama orang itu dan kami melanjutkan hubungan dengan cara backstreet.

Disekolah pun kami ga bisa bertemu seperti biasanya, hanya bisa pulang bareng dan saat Dina les. Kami ga bisa lagi pergi saat weekend karena orang tua Dina berasumsi kalau Dina pergi sama gw, sesekali kami bisa pergi dengan bantuan sahabat Dina yang datang kerumahnya dan pura2 pergi dengan Dina, itupun jarang.

Hal positif dari situasi ini adalah sexnya, kami menjadi semakin liar karena jarang memiliki kesempatan dan saat melakukannya, kami lakukan seperti ga ada hari esok.

Pernah suatu ketika, kami berkesempatan pergi seharian, kami ke mall untuk nonton, selama nonton, Dina meraba2 bagian selangkangan gw. Begitu merasakan penis gw mengeras, dia menyelipkan tangannya kedalam dan meremas2nya selagi nonton.

G: Nakal deh... Nanti aku pengen repot lho...
D: Kamu baru mau pengen, aku udah sejak berangkat pengen dimasukin titit kamu...
G: Yuk...
D: Ikut aku...

Dina berdiri dan mengajak keluar dari bioskop, dia menggandeng gw menuju toko pakaian yang cukup ramai, mengambil beberapa potong pakaian, lalu ke kamar ganti. Dia beberapa kali minta gw mengembalikan dan mengambil pakaian lain, lalu yang terakhir saat dia membuka pintu, dia menarik gw kedalam.

Dina udah ga mengenakan apapun di tubuhnya. Gw hanya terdiam melihat keseksian tubuhnya. Dina langsung meraih celana gw dan menurunkannya, penis gw langsung menunjuk kearah wajahnya. Dina menjilati ujungnya tepat dibagian lubang penis gw, terasa geli banget sampai gw hampir mendesah. Saat Dina memasukan penis gw ke mulutnya, gw harus mendekap mulut gw sendiri agar ga bersuara. Hisapannya ga seperti biasanya, begitu bergairah dan penuh nafsu. Gw remas payudara Dina dan gw dorong2 kepalanya hingga penis gw tertanam lebih dalam sampai Dina meneteskan air mata karena menahan gag-ing.

Dina menungging di karpet menghadap cermin, gw segera benamkan penis gw ke vaginanya. Gw bisa melihat pantulan wajah Dina di cermin, begitu seksi dan bernafsu. Gw mulai memompa, Dina membekap dirinya dengan satu tangan, sesekali dia masukan jari ke mulutnya dan menghisapnya. Gw memompa sambil meremas2 payudaranya yang menggantung, lalu gw jambak rambutnya sebagai pegangan gw dalam memompanya. Dina menegakan tubuhnya sambil menekuk pinggulnya, sekarang terlihat payudara Dina dalam remasan gw di pantulan cermin.

Dia menatap mata gw melalui cermin, mendesah dalam diam dengan mulutnya yang terbuka. Dia melingkarkan tangannya ke belakang, meraih kepala gw, dan menarik kepala gw untuk menciumi lehernya. Gw hisap dan ciumi lehernya, dia meremas payudaranya sendiri. Tiba2 dia menjambak rambut gw begitu kencang, pompaan gw terhenti, dia mengertakan giginya. Ternyata Dina orgasme, karena cairannya mengalir ke biji gw dan menetes ke karpet.

Dia minta gw rebahan di karpet lalu menunggangi gw, goyangannya sangat liar, kadang gw harus menahan tubuhnya karena mulai menimbulkan suara2 hantaman kulit. Dia memompa makin liar dan mungkin udah ga tertahankan, sampai2 saat orgasme dan ga sengaja tercabut penis gw, dia memuncratkan sedikit cairan ke dada gw sambil menahan suaranya.

Karena sudah terlalu lama kami di dalam, gw kocok aja penis gw sambil sesekali dia menghisapnya, ga lama kemudian gw keluar buanyak banget di wajah dan mulutnya. Dina menelannya sebagian dan sebagian lagi di lap menggunakan pakaian yang dicobanya (jahat ya...!).
Dari saat kami keluar ruang ganti hingga di mobil, tangan dan tubuh Dina ga berhenti gemetar.

G: Kamu gapapa??
D: Aku tadi keluar parah banget... Aku ga bisa kendaliin ini gemetarnya... Aku cuma tau kalau aku mau lagi, aku mau titit kamu lagi... ML lagi sayang, please...

Gw suruh Dina pindah ke kursi belakang selagi gw keluar cek situasi. Saat gw rasa aman, gw buka pintu belakang, Dina udah melepas bawahannya dan menungging. Sambil berdiri di balik pintu belakang, gw keluarkan penis gw dan langsung gw benamkan lagi ke vagina Dina. Dina langsung mendesah2 di dalam mobil, dia ga menahan lagi hasratnya, dia mendesah semaunya.
Gw memompa sambil celingak celinguk cek situasi, saat gw lihat aman, gw percepat pompaan gw hingga tubuh kami bertabrakan dengan kuat. Dina makin liar saat gw lakukan itu, kadang dia sampai teriak.

D: Sayaaaang.... Cepetin... Aku mau keluar... Yang kenceng..!

Gw percepat hingga mobil pun bergoyang, ga lama kemudian, Dina mencabut penis gw dan memuncratkan banyak cairan ke kursi belakang mobilnya dan ke pakaian gw. Lalu dia terkulai lemas.

Gw tutup pintu, masuk mobil, dan mulai nyetir. Dina ga bersuara dibakang sampai kami udah dijalan.

D: Sayaaang... Kamu hebat banget sih... Aku ga bisa jauh2 dari kamu nih sekarang...
G: Kamu gapapa? Kok diam daritadi?
D: Lemes sayang... Kamu ga liat tadi aku keluar sampe kaya gitu... Kamu ga keluarin juga?
G: Gapapa sayang, yang penting kamu puas...
D: Banget sayang... Banget banget... Aku kecanduan titit kamu nih...

Dina pindah kedepan dan merogoh2 celana gw, dia mengeluarkan penis gw dan langsung menghisapnya.

G: Aku lagi nyetir sayang...
D: Aku haus... Mau sperma kamu...

Denger kalimat itu sambil ngebayangin bikin gw mau segera keluar dimulutnya. Gw tekan2 kepala Dina dan gw pompa mulutnya sambil nyetir hingga gw keluarin semua sperma gw yang tersisa di mulutnya.

Dina memainkan sperma gw sambil memperlihatkannya disebelah gw, lalu menelannya.

D: Euuhhmmm gulp.. Enak banget emang sperma sayang aku...

Dina berpakaian dan kami menuju pulang.
Suatu ketika, rumah Dina kosong. Neneknya Dina sedang di kampung, orang tuanya sedang dinas militer. Berhubung rumah Dina dan tantenya (guru BP) berdekatan, jadi diminta oleh orang tuanya untuk tidur dirumah menjaga Dina. Malam jam 9 lewat, suami tantenya menelpon kalau anaknya demam tinggi dan harus dibawa kerumah sakit. Saat tantenya pergi, Dina langsung menuju rumah gw dan minta gw keluar rumah, gw masuk mobil, Dina segera mengemudi.

G: Mau kemana sayang? Kok pake baju tidur malah pergi.
D: Rumah aku kosong untuk pertama kalinya sejak kita jadian, mungkin ga ada kesempatan kaya gini lagi, tidur dirumahku ya?
G: Lha tante kamu?
D: Nungguin anaknya di RS, mungkin ga balik kerumah. Kalaupun balik, nanti keluar diem2 aja lewat blakang.
G: Serius nih? Daripada nanti ketauan bahaya mending kapan gitu kita check in aja...
D: Pertama, aku horny banget, nih (meraih tangan gw dan menempelkannya ke vaginanya yang masih terbungkus celana tidur) kerasa kan?
G: Sayang kamu ga pake underwear? Kok basah gini?
D: Aku dah bayangin kamu semenjak tante aku bilang mau pergi, aku ga tahan banget! Dan kedua, aku mau ML sama kamu diseluruh bagian rumah aku...
G: Fuck.... Let's go!

Sampai dirumahnya, gw suruh Dina parkir sesuai posisi awal mobil tadi. Lalu kami masuk ke rumah sebelum terlihat tetangga. Begitu masuk, Dina merebahkan diri meja ruang tamunya sambil melepas celananya, lalu melebarkan kakinya. Terlihat pantulan cahaya di cairan vaginanya yang udah kemana2. Gw jilatin luluhan cairan vagina di pahanya, Dina mendesah.

D: Langsung aja sayang...
G: Sabar sayang, nikmatin yah... Tutup mata kamu...

Gw hisap paha, pantat, dan bibir vaginanya, nafas Dina langsung terengah2. Sesaat bibir dan lidah gw menyentuh clitorisnya, Dina langsung mengejang dan nafasnya tertahan.

D: Hmmpp... Keluar.... Ouhhh...

Gw hisap lubang vaginanya dan gw seruput cairannya. Dina menjambak gw keras dan membenamkan bibir gw ke dalamnya. Tubuh Dina merinding dan pahanya mengejang.

Gw angkat tubuhnya di bahu gw, kami pindah ke ruang tv. Gw sandarkan tubuhnya ke dinding sambil berdiri, pahanya di bahu gw, vaginanya masih di depan mulut gw. Gw jilat lagi clitorisnya, Dina meremas rambut gw sambil meremas payudaranya.

D: Sayang... Sayang... Terus....

Gw angkat letakan tangan gw dipantatnya dan gw angkat Dina keatas, lalu gw benamkan lidah gw di vaginanya. Dina bertumpu pada kepala gw dan menaik turunkan tubuhnya.

D: Enak banget sayang... Mau keluar lagi...

Gw terus mainkan lidah gw di vaginanya, Dina menahan nafasnya dan cairan mengalir ke dagu dan leher gw.

D: Sayaaang udah 2 kali nih...
G: Masih kuat?
D: Iyaah masih sayang...

Gw turunkan Dina dan dia menggandeng tangan gw. Dia membuka pintu sebuah kamar dan itu kamar orang tuanya. Dia melepas kaos tidurnya lalu menungging di kasur.

G: Disini? Yakin?

Dia hanya menoleh, manghisap jarinya, dan memasukannya ke vaginanya.

D: Sinih sayang aku isepin...

Gw turunkan celana dan berlutut dihadapan Dina, dia langsung memasukan penis gw ke mulutnya dan mulai menghisap.

D: Euuhhmm slurpp.. Ini nih.. Euhmmm.. Yang bikin aku selalu basah tiap ngebayangin... Slurpp...

Hisapannya enak banget, lidahnya bermain didalam mulut membuat sensasi luar biasa.
Dina merebahkan tubuh gw dan menduduki penis gw, dia memasukannya perlahan, mengeluarkannya lagi, dan memasukannya hingga penis gw terlumuri dengan cairannya, lalu mulai memompa gw.

D: Ahhkk... Mah.. Pah... Lihat nih cowok yang Dina ga boleh temui, dia lagi muasin Dina di tempat Dina dibuat... Euuhkk...

Dina begitu liar dan memompa penis gw dengan dahsyat.

D: Sayang aahkk.. aku keluarin di mulut kamu ya... Euhhkk..

Dia melepas penis gw dan duduk di wajah gw.

D: Hhhhhaaaahhhhkkhhh.... Ahkk... Ahkkkk..

Beberapa muncratan cairannya mendarat di kasur dan sebagian besar di mulut gw. Karena terlalu penuh mau tumpah, gw segera telan.

G: Ahhhk seger banget sayang... Manis... Udah ketahan yaa??
D: Iyaah... Mau lagi??
G: Mau sayang...
D: Yuk pindah... Gendoooong...
G: Ini gimana? (Nunjuk bekas muncratan)
D: Biarin ajah...

Gw gendong Dina di dada gw dan dia menujuk ke dapur. Sampai disana, gw turunkan Dina, dia berlutut dan menghisap penis gw. Dina lalu menungging bertumpu ke meja dapur, gw masukan penis gw dan mulai memompanya dari belakang. Gw pegangan ke bahu Dina dan menghentakan penis gw ke vaginanya. Dina mendesah kencang dan penuh nafsu.

D: Yes... Yess.... Keluarin sayang... Di muka aku...

Mendengar permintaannya, penis gw langsung berdenyut. Gw cabut dan Dina berlutut dengan wajah menghadap keatas. Gw semburkan sperma di wajahnya dan rambutnya, banyak banget sperma gw yang keluar, mungkin karena udah beberapa waktu ga ML dan permainan Dina hot banget.

Dina menyendok sperma gw dengan jari2nya dan memasukannya ke mulutnya.

D: Euhhmmm kesukaan!
G: Pindah yuk?

Gw gandeng tangan Dina dan mengajaknya ke lantai 2, gw pengen banget ML di kamarnya buat ninggalin jejak kenangan.
Sampai dikamarnya, gw duduk di pinggir kasur. Dina berlutut didepan gw dan memandang gw.

G: Kenapa sayang?
D: Aku bakalan mimpi basah terus nih setelah ini.
G: Kok gitu?
D: Ya kemanapun aku memandang dirumah ini aku bisa bayangin kamu.
G: Ya let's make it hot kalau gitu.

Dina meraba kedua paha gw, tangannya mendekati penis gw yang setengah menegang, lalu meremasnya. Wajahnya makin mendekati penis gw dengan mata tertuju ke mata gw. Dia membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, perlahan2 penis gw mulai terbenam dalam mulutnya.

D: Ehmmmmppp...
G: Ouhh.. Ya sayang... Like that...

Dia memompa penis gw perlahan, lidahnya menari2 dipenis gw. Penis gw perlahan kembali menegang.

D: Aku ga tahan lagi...

Dina mendorong badan gw, gw terlentang dikasurnya, dia menaiki tubuh gw, tangannya meraih penis gw dan diarahkan ke vaginanya, lalu diturunkan badannya. Penis gw amblas kedalam vaginanya, Dina mulai bergerak perlahan memompa penis gw, gw raih payudaranya dan gw remas2. Dina berpegangan pada lengan gw dan menambah intensitas pompaannya.

G: Keluarin di titit aku sayang, suka banget klo kamu basahin pake cairan kamu...
D: Hemmphhh... Iyah... Sebentar lagi kok...

Gw menegakan tubuh gw dan menghisap payudaranya, gw mainin putingnya dengan lidah gw, Dina mendesah, nafasnya mulai ga teratur.

D: Yess sayang... Cumming.. Euuuhh... Ehhmm...

Gw tatap wajahnya, alisnya mulai mengkerut, dia bernafas lewat mulut disertai desahan, lalu dia meremas bahu gw begitu kencang hingga terasa seperti kukunya terbenam. Mulutnya terbuka disertai desahan putus2, matanya terpejam menahan kenikmatan orgasmenya, dan setelah hela nafas panjang, mengucurlah cairan kental keruh kesukaan di penis dan biji gw.

Dina berdiri dan berjalan ke arah lemarinya, berdiri menghadap cermin, lalu sedikit membungkuk. Gw berdiri di belakangnya dan siap memasukan penis gw ke vaginanya. Tapi sebelum itu, gw goda dengan menggesekan penis gw pada vaginanya, sesekali gw dorong masuk dan keluar lagi. Pantulan wajah Dina pada cermin mengatakan tanpa suara meminta gw memasukan penis gw. Gw dorong masuk dan mulai memompa dan tiba2 ada suara memanggil dari lantai bawah.

T: Diiiin..! Bukain pintuuuu..!

Kami terkejut, Dina kebawah memunguti pakaian gw dan melemparkan ke lantai 2. Dia mengenakan pakaian dan segera membuka pintu.

T: Udah tidur ya?
D: Baru mau kok tante, *** gimana?
T: Udah tadi disuntik aja trus disuruh istirahat dirumah, setelah tidur tante langsung kesini kasian kamu sendirian...
D: Gapapa kok tante, jagain *** aja, kaya Dina pertama kali aja ditinggal papa mama dinas.
G: Iyaa tapi mamamu kan minta tante disini, kalau nanti telepon tante ga ada disini, kena marah nanti tante. Yaudah sana tidur, besok kan sekolah.

Dina naik keatas dan masuk kamar. Sambil berbisik kami bicara.

D: Fiuuuh... Tante ga curiga kok... Aman...
G: Kunci pintunya...

Dina berbalik badan dan mengunci pintu. Setelah pintu terkunci, Dina melepaskan kaosnya perlahan sambil membelakangi gw, punggung tegapnya begitu menggairahkan. Lalu dia menurunkan celana dan menjatuhkan kelantai. Dina berbalik dengan muka penuh nafsu, mendekati gw, mencium bibir gw sambil tangannya meraih dan menggenggam penis gw.

G: (bisik2) Nanti ketauan tante kamu lho!
D: (bisik2) Trus kamu mau pulang...? Tega ninggalin aku begini...?
G: (bisik2) Eng... Engga sih, kamu seksi banget sayang kaya gini, nakal!
D: (bisik2) Kamu layani aku sampe puas, tidur disebelah aku, besok kita mandi bareng, kamu keluar lewat belakang, nanti aku jemput abis itu kerumah kamu ambil seragam.

Sebelum gw sempat menjawab, Dina mencium gw sambil mengocok2 penis gw. Penis gw segera menegang kembali, Dina menungging di kasurnya, gw masukan penis gw lalu mulai memompa. Dina membekap mulutnya dengan bantal dan mendesah, hanya terdengar seperti rintihan kecil ditelinga gw. Gw belai punggungnya yang seksi itu dengan jari sambil terus memompanya.

Dina orgasme beberapa kali dengan beberapa posisi, hingga gw menyemburkan sperma ke dadanya. Dia meratakan sperma gw ke payudaranya lalu menjilati jari2nya.

Setelah itu kami membersihkan diri dan Dina merebahkan dirinya disebelah gw tanpa busana.

D: Aku seneng banget bisa tidur disebelah kamu.
G: Aku juga, ga nyangka aja bisa terjadi.

Dina tidur diatas dada gw, tangan gw merangkul tubuhnya, dan kami tertidur.

Esok paginya, kami mandi bersama, quickie sex, lalu Dina make seragam. Gw masih pake baju gw semalem.
Dina keluar kamar melihat tantenya masih tidur, gw keluar lewat pintu belakang dan menunggu. Ga lama Dina menjemput gw, kami kerumah gw, ambil seragam gw, dan berangkat ke sekolah.

Hubungan kami berlanjut, Dina lulus sekolah dan gw naik kelas 3. Sejak itu kami jarang sekali ketemu karena perbedaan jadwal, gw persiapan UAN, Dina masih adaptasi dengan kehidupan kampus.
Suatu hari saat kami pergi berdua, kami bicarain tentang kelanjutan hubungan ini. Entah kenapa orang tuanya terlalu percaya terhadap cerita2 jelek tentang gw, bahkan saat Dina udah kuliah dan bilang kalau selama ini dia tetap pacaran sama gw dan dia tetap lulus dengan nilai baik pun, orang tuanya tetap ga mau membiarkan kami berpacaran dengan berbagai alasan.

Karena Dina udah mengakui masih berpacarans sama gw, orang tuanya marah besar. Gw kasian sama Dina, akhirnya gw bilang untuk udahi saja, Dina nangis sekencang2nya, dan ga mau pulang. Gw terus jelasin kenapa2nya kalau terus berhubungan dan lebih baik menempuh jalan masing2 dan berharap kalau jodoh ya bisa bersama lagi.

Sekarang Dina udah menikah dan punya seorang putri, dia menikah dengan salah satu teman SMP nya. Sekarang Dina menjadi seorang penyiar radio di salah satu stasiun radio di Jakarta.

Yah sepertinya kami tidak berjodoh kembali. Itulah hidup, kalau ga dijalani ya ga akan tau.

THE END


Terima kasih sudah mampir, lanjut series berikutnya ya....!

:Ampun:

...go to next series...
 
Terakhir diubah:
ane demen nih kalau real story
lebih masuk akal biasanya jalan ceritanya
keep update
 
Mantap.***n itu nomor itu alur kehidupan nya kan gan?mau nanya gan...cobranya ukuran berapa?kok smua cewe bilangnya gede?wkakka
 
Bimabet
Wuih serial baru

Selalu dtunggu updatenya suhu
another masterpiece from suhu @Stifmeister. semoga dilancarkan updatenya suhu!!

Makasi sudah menunggu šŸ˜

Akhirnya update cerita baru master yg satu ini:ampun::ampun::ampun:

Paling seneng lah kalau pelanggan lama mampir ke warung saya lagi hihi šŸ˜

Mantap.***n itu nomor itu alur kehidupan nya kan gan?mau nanya gan...cobranya ukuran berapa?kok smua cewe bilangnya gede?wkakka

Iya betul suhu, setelah mengingat beberapa kisah akhirnya mulai ketemu time linenya, makanya saya nomeri biar makin mantap ngikuti alurnya. Standard kok ukuran mah, namanya cewek lagi sayang2nya ya pasti bilang punya kita gede lah... Yang penting permainan nyaaa hahahahaha...


Update sampai C6 dulu yaaa
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd