Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG 13 sin : Seks itu nikmat

.
13th Sin: Untold Stories part 2
.
(Fany stories)
.
Dua tangannya kurasakan membuka belahan pantatku, dan benda panjang tumpul masih bergerak menekan tepat dilubang pantatku, dan berusaha memasukinya.
Aku mencengkram erat kedua sisi meja itu, gigiku mengigit bibirku sendiri. Ujung kepala kontol Rio terasa sudah menembus lubang anusku, namun tampaknya ia masih kesulitan untuk membenamkan seluruh batang kontolnya..
.
"sempit banget bool lu ci..susah.." ujarnya, "plak.." sambil menepuk pantatku.. Ia meninggalkanku menuju lemari dapur didepanku, aku bisa melihat kontol memang tidak sebesar si om, tapi tetap dalam ukuran besar..
.
"kita pakai ini..!"ujarnya sambil menunjukan botol berisi minyak kearahku, yang masih telungkup diatas meja.
.
Tangan Rio membuka belahan pantatku, dan aku merasakan lengketnya cairan minyak itu tertumpah celah anusku, menetes diantara kedua pahaku, jemari tangannya bergerak meratakan minyak itu, keseluruh celah pantatku, "argkhhh.." aku tersentak karena Rio memasukan jarinya yang berlumur minyak itu kelubang anusku..
.
"kali ini udah licin..pasti bisa..!" guman Rio bersamaan dengan kurasakan kembali sentuhan ujung kontolnya dibibir anusku.
.
Kepala kontolnya memasuki anusku bergerak maju mundur perlahan, pelicin dari minyak itu cukup memberikan efek untukku anusku tidak terlalu sakit, atau mungkin juga karena yang bergerak keluar masuk baru hanya bagian kepalanya saja. ''eakh..ah..ah.." suara dari desahan nafasnya.
.
"arggghhkhh..." erangku, ketika seluruh batang kontol itu amblas tertelan lubang anusku...
"akhirnya..gua..perawanin juga..bol..lu..ci.." ujar Rio sambil menggerakan kontolnya keluar masuk, tanpa memperdulikan aku yang kembali merintih kesakitan.
.

.
"akhhh..enak..akh.,..akh..akh.."
suara Rio diantara desah nafas dan derit meja tempat Rio mengenjot lubang pantatku..
.
"untung..gua.. Masih..sempet..ngerasain bol lu ci.. Sebelum keduluan bokap... Kalo dah kena kontol bokap, bisa dower kaya memek lu ini.." ujar Rio seraya tangannya yang sejak tadi dibokongku berpindah untuk meremas memekku, dan entah kenapa kendati remasannya begitu kasar, tapi aku justru menyukainya.
.
"akh..eakh..akh..akh..akhhh..mmphh..akrgh..eakh.." erangku penuh birahi, tubuhku sangat ingin dipuaskan.
.
"ah..kenap..a..ci.. Lu..ke..enakaan..ya..dianal..sambil.. Dikobel-kobeel..gini..!"
.
"yakh..akh..akh..ter..akh..teruss.." aku tidak perduli lagi, tidak juga memikirkan malu, ini nikmat sekali, birahi ku ingin dipuaskan..
.
"arkhh..akh..eakh.." teriakku merintih dan mendesah, dengan tanganku mencengkram semakin kuat tepian meja yang berada didapur ini..
.
"akh..gilaa..gua..ah..gu..akh.*** ku..kuaat...,aaaahkh.."teriak Rio dan tiba-tiba bergerak cepat sekali, sebelum akhirnya ambruk menindihku, dan disaat yang sama aku juga mencapai orgasmeku.
.
"bravo..bravo..permainan yang luar biasa..." suara dari si 0m yang tidak kuketahui, ternyata menyaksikan kami, aku sempat melihat handycam ditangannya, apakah dia merekam adegan aku dan anaknya, aku terlalu lelah untuk memikirkannya, mataku terpejam aku merasa sangat lelah.
.
~
kendati aku harus melayani nafsu seks ayah dan anak itu, aku cukup senang ketika melihat senyum Lian begitu menerima uang dariku untuk bekalnya nanti.
.
Tapi cerita tidak berlanjut indah, ternyata dikampus Rio menunjukan video rekaman adegan aku, dan hal itu sampai ketelinga Lian, Lian yang murka menghajar Rio sampai babak belur, dan konsekuensi tindakannya itu Lian pun ditahan oleh polisi.
Untunglah kepala polisi ditempat Lian masih bersimpati padanya dan memahami tindakan Lian, dengan mengancam akan memparnjang kasus penyebaran video, om William yang pengusaha terkenal tentu tidak mau karena hal itu akan merusak nama baiknya, jadilah kasus itu tidak diperpanjang, namun dengan pengaruhnya dia berhasil membuat Lian dikeluarkan dari kampus, dan juga gagal membuatnya jadi wakil dikompetisi beladiri.
.
Lian begitu terpuruk, apalagi sikap mama yang selalu sinis dan menyalahkannya, Lian mulai jarang pulang, dan bergaul dengan kehidupan malam hingga akhirnya terjerumus dalam lingkaran obat terlarang.
Andai saja jika waktu itu aku tidak menerima tawaran itu, mungkin Lian tidak akan seperti itu, akulah penyebab semua yang terjadi pada Lian dan kini aku harus bisa mengembalikan Lian, menjadi seperti Lian yang dulu yang selalu ceria dan mempunyai mimpi.
.
.
 
Terakhir diubah:
.
13th SIN Untold Stories
.
(Anie's Stories)
.
Kini hanya aku sendiri, Wiwie dan Linda sudah pergi, dan tempat ini menjadi sepi, hanya tinggal aku dan si Encim.
.
"lu mesti pergi nie,dsini tidak ada apa2, jika waktu nya nanti tiba, mereka akan menjemput lu, dan pada saat itu lu ga akan punya waktu untuk dirilu sendiri.." ujar si encim. (*encim = tante)
.
Mungkin ada benarnya juga ucapan si encim, akhirnya kuputuskan pergi, tapi aku bingung harus kemana, kembali kerumah aku tidak ingin, aku hanya ingin pergi ketempat dimana orang tidak mengenalku.
.
Sejak tadi aku berdiri dihalte ini aku sudah merasakan pandangan tidak enak dari dua orang pria dengan penampilan yang semerawut disudut kiri dari tempatku berdiri.
Tanpa rasa takut sedikitpun aku tatap dua orang itu, salah satunya kemudian menghampiriku sambil cengar cengir.
"lu ani kan...?" ujarnya tiba-tiba mengejukan juga ternyata dia mengenalku.
"gua Wiji.. Masa lu lupa.!" ujarnya melihatku masih bingung.
.
"wiji anak nya bu Nur yang..." aku baru menyadari siapa pemuda kurus ini.
.
"ya wiji anak bu Nur yang kabur karena nyuri kotak amal,.." ujarnya melanjutkan.
.
"hahahaha..." aku tidak dapat menahan tawa, ketika melihat ekspresi wajahnya saat berkata, ya aku ingat siapa Wiji ini, anak paling nakal dikampung dulu, yang selalu mengganggu anak-anak sebayanya. dimana ada anak yang nangis atau berkelahi pasti akan ada keterlibatan dari si Wiji, dan satu-satunya anak yang ditakuti oleh Wiji adalah aku karena sejak kecil aku sudah berbadan besar, dan aku bisa dengan mudah melempar tubuh kurus wiji, kendati anak itu cukup tahan banting juga.
.
"lu makin semok aja ni.." ujarnya sambil menatap tubuhku dari atas kebawah.
.

.
"lu ju masih kerempeng aja." balasku.
.
"eh ngapain lo ada disini,..?" tanyanya.
.
"panjang ceritanya, lu ada tempat buat ngobrol ga..? Sekalian pengen istirahat gua..!"
.
"kekontrakan gua aja.. Deket kq dari sini...!" ajaknya.
.
"oke.." jawabku setuju.
.
Ternyata tempat kontrakan Wiji memang tidak terlalu jauh, kendati tidak terlalu besar tapi lumayanlah aku ada tempat beristirahat.
Kami bercerita tentang nostalgia diwaktu kanak-kanak dulu, tentang kenakalan Wiji dan juga kemana dia kabur setelah mencuri kotak amal dimesjid.
Akupun mengarang cerita kalau aku kabur dari rumah karena ribut dengan orang tua dan ingin menenangkan diri dulu, Wiji menawarkan tempatnya untukku tinggal sementara.
.
"beneran nih gua, ga apa disini..?" tanyaku.
.
"ga pa, lu tenang aja, disini bebas, cuma ya gini tempatnya.." jawabnya
.
"thank's ya.. Eh dah sore .. Gua pengen mandi dulu nih, dimana kamar mandinya..?"
.
"lu masuk aja dibelakang, tuh keluar pintu dapur..!" Wiji menunjukan.
.
Kamar mandi dikontrakan Wiji, terpisah dibelakang, selesai membasuh seluruh tubuh dan merasa segar kembali, uppss..! ternyata tadi aku hanya membawa handuk, tanpa membawa baju ganti, tengok kiri kanan, suasana sepi, akhirnya kubergegas jalan ke pintu dapur, dengan hanya berbalut handuk yang ukurannya sangat tidak mencukupi untuk menutupi tubuhku yang besar ini, langsung kututup pintu itu begitu ku didalam,
.
"wow.. Kau punya barang super gini disimpan sendiri aja ji..!" sebuah suara tiba-tiba dan ketika kuberpaling ternyata disitu sudah ada beberapa orang.
Aku terpaku tidak tahu harus apa, mau bersembunyi pun tidak ada tempat, karena kontrakkan ini hanya terdiri dari sebuah ruangan dan dapur kecil.
.
"siapa dia.. Kau punya pacar kah ... Pantas saja kau betah dirumah, tak mau kerja cari uang buat bayar utang.." ujar pria berambut kribo itu.
.
"itu teman saya bang, dia cuma numpang istirahat aja..!" jawab Wiji dengan tampang yang terlihat sangat ketakutan.
.
"ah..alasan saja kau, bilang saja tak mau bagi-bagi, dengan abangmu ini.." ujar si Kribo itu, lalu mendekatiku, memandang tubuhku yang hanya berbalut handuk.."hey..montok..kau ini teman atau pacarnya si Wiji..?"tanyanya padaku.
.
"teman.!" jawabku.
.
"owh teman..kuberitahu kau temen kau ini, punya hutang sama aku..gimana kalau kalau kau bayari saja hutangnya dia..." ujar siKribo itu.
.
"Bang Ramon, dia ga tau apa2..saya akan cari uangnya bang.." ujar Wiji, kepada si Kribo yang ternyata bernama Ramon ini..
.
"berapa hutangnya..?" tanyaku, karena memang aku membawa cukup uang pemberian si Encim, tapi aku juga bisa menduga si Ramon kribo ini punya maksud lain, sorot matanya menyiratkan pandangan penuh nafsu memandang tubuhku.
.
"tenang saja montok..tak perlulah memikirkan uang, pembayarannya cukup dengan kau layanin saja abang Ramon ini, badan kau itu benar-benar bikin kontol abang ngaceng.." ujarnya.
.
"oke..." jawabku sambil melepas handukku, kini aku berdiri bugil dihadapan empat orang pria, yang memandang dengan mata penuh nafsu.
.
 
Terakhir diubah:
"jangan bang, nanti pasti saya bayar..nie jangan.." ucap Wiji.
.
"berisik kali kau ini, dia nya saja tidak keberatan.. " ujar Ramon sambil menghampiri Wiji. "kau tunggulah diluar, kalian jaga jangan sampe dia macam-macam"lanjutnya memerintah.
Sementara si Ramon kribo itu sibuk menutup gordyn dan pintu, akupun merebahkan diri dikasur yang ada dilantai itu.
.

.
Melihatku yang sudah tergolek telentang dilantai, Ramon melucuti pakaiannya, tubuhnya tegap, hitam, kontolnya panjang mengacung..
.
"siapa nama kau..?"
.
"Anie..!" jawabku.
.
"anie kau punya badan luarbiasa montok..tak tahanlah aku ingin segera mencicipinya.." ujarnya sambil mendekati aku lalu duduk bersimbuh disisi kananku.
.
"besar kali kau punya tetek hah.. Empuk juga.." dia berkata sambil tangannya meremasi kedua payudaraku, diremas dengan begitu kasar..
.
Tak puas hanya dengan tangan, kini mulutnya juga mulai bermain dihisap dan dikulum-kulumnya putingku, sementara satu tangannya, mengelusi selangkanganku.
.
"arggghhh..." erangku ketika merasakan ada jemari yang diselipkan masuk dimemek.
.
Ramon membenamkan dan menguselkan kepalanya dipayudaraku, sementara jemarinyapun terus mengocoki lubang diselangkanganku.
.
"empuk kali kau punya tetek, betahlah aku disini.." ujarnya dan kembali membenamkan kepalanya. Mengemuti kedua putingku bergantian.
Kali ini ia merubah posisi, dikangkanginya tubuhku, dan ia lalu meletakan kontolnya diantara kedua payudaraku
.
"akh..hhh.. Bakalan enak.." katanya sambil memegang kedua buah pepayaku dan digunakan untuk menjepit kontolnya.
.
"hey montok, kau jilat-jilatlah, ujung kontolku ini..julurkan lidah kau.." perintahnya sambil menggerakan maju mundur kontolnya yang terjepit dibelahan tetekku.
.

.
"akh..ya..akh..akh."
suara desahannya ketika lidahku memoles kepala kontolnya, ia terlihat sangat menikmatinya, lenguhannya bergetar setiap kali lidahku menjilat lubang kecil diujung kepala kontolnya, kedua tangannya yang mencengkram kedua payudaraku dan juga kontolnya yang bergerak menggesek diantara kedua tetekku memberi efek rangsangan birahi pada dariku.
Beberapa saat kemudian ia kembali berganti posisi, menyeruakkan kepalanya diantara selangkanganku, dan langsung menjilati memekku.. "akhhh..sedap kali meme kau ini.."
teriaknya dan kembali celah lembabku menjadi sasaran jilatan lidahnya.
.
"akrghh..emphh..." aku mengerang ketika lidahnya mengenai titik paling sensitif dikemaluanku. Dan akupun mulai diselimuti birahi. Tanganku bergerak meremasi dadaku sendiri, pahaku menekuk, dan menjepit kepala Ramon agar jangan pergi dari selangkanganku, pengalaman dengan keluarga Ming, membuat birahiku jadi mudah dibangkitkan dan aku pun menjadi tidak malu lagi mendesah dan mengerang mengekspresikan birahiku.
.
"akh..emmphh..ya..yah.akh...ya..ter..teruuus..yah..en..enaa..akk..ji..laat..ter..uuusss..."
aku tidak perduli jika Wiji dan teman-temannya Ramon diluar mendengar teriakanku, aku sedang menikmati ini dan tak ingin memikirkan yang lain.
.
Ramon mulai mengarahkan batangnya kebibir memekku..
"tembem kali memek kau..empuk rasanya menjepit kontolku..!" ucapnya serasa mendorong seluruh batangnya perlahan namun terus terbenam hingga terasa mentok dirahimku.
"uuggghhh.." desahku menahan nafas dan menggigit bibirku sendiri, ketika seluruh batang berurat itu mengisi dan memenuhi rongga sempit nan basah diselangkanganku, aku bisa merasakan urat-urat dibatang itu, berdenyut diantara himpitan memekku.
.
Dengan posisi diatasku Ramon bergerang menggenjot memekku, sesekali tangannya yang bertumpu disisi kanan dan kiriku, bergerak ke dadaku, dan menjadikan dadaku sebagai tempat bertumpu tangannya, rasanya sakit tapi juga nikmat.
.
"ahh..ah..ah..kenyal..kali...mantaab..ah.." ucapnya dengan nafas begitu berat..
.
"akh..yeah..montok..enak..kan..kontol..abang..ramon..ini...?" tanya nya.
.
"iyaaa..enak..teru..ter..teruss...bang..ah..akh..akh,.."
.
"terus..terus...apakhh..hah..ah.."
.
"ter..terusss..en..entot..ter.***us..akh..ah..entotin..akh..akhu..."
mulutku mengeluarkan kata-kata kotor yang semakin membuat Ramon, bersemangat mencucupkan kontolnya dimemekku. Kendati kontolnya tidak terlalu besar, namun ukurannya lumayan panjang, setiap sodokannya, terasa langsung menyentuh dasar terdalam rahimku.
.
Beberapa menit kemudian gerakan nya mulai tak beraturan dan semakin cepat aku tahu sebentar lagi puncak birahi akan menyentuhnya, seperti juga yang sedang kualami..
.
 
Terakhir diubah:
"akrrggggh...guaaa..ngecreeeth..." teriaknya dan membenamkan seluruh batangnya, aku yang juga sudah tinggal setitik lagi mencapai orgasme, tak mau kehilangan momen, kendati dia sudah terdiam aku tetap menggerakan pantatku dan akhirnya "aruggh.."aku juga mendapat orgasmeku.
.
"hey benarkah kau bukan pacar si Wiji.." tanya Ramon yang masih terbaring lelah, sambil tangannya bermain dimemekku yang basah oleh cairan lengket hasil pertempuran birahi tadi.
.
"iya bang..aku hanya temannya dikampung.."
.
"kalau begitu kau ikutlah saja, denganku..aku suka kali dengan perempuan macam kau ini..!" ajaknya.
.
"ehm..gimana yah, jawabku ragu..
.
"ayolah..lebih enak dengan abang..kuanggap lunaslah hutang kawan kau si Wiji itu.." ujarnya membujuk.
.
Sebenar aku juga cukup tertarik dengan tawaran ini, daripada aku bingung mau kemana.
.
"baiklah...!" jawabku menyetujui.
.
"baguslah.. Sekarang menungginglah..kontol abang sudah ngaceng lagi..tak sabar menyodok memek kau ini" ujarnya sambil meremas bokongku.
.
Sejak tadi aku memang mulai kembali terangsang, jemari Ramon yang terus bermain dimemekku. Membangkitkan birahiku, dan tanpa menunggu lama aku pun menungging dan Ramon kembali menyumpal lubang memekku dari belakang dengan batang kontol. Dan kembali untuk kedua kalinya aku mengalami orgasme dari pria ini.
.
Raut muka Wiji terlihat begitu bersalah ketika aku mengatakan akan ikut dengan Ramon, walaupun aku sudah mengatakan ini tidak ada hubungannya dengan masalah dia.
.
Ramon adalah seorang ketua geng yang menguasai terminal, yang memiliki banyak anak buah yang tinggal dengan nya dan selama aku tinggal dengannya selain menjadi pelayan seks Ramon, aku juga melayani anak buah Ramon tanpa sepengetahuannya.
.
Setiap kali berhubungan dengan Ramon atau anak buah nya aku tidak pernah sekalipun menggunakan pengaman, akhirnya aku hamil, bersamaan dengan kehamilanku, Ramon juga mengetahui kalau selama ini aku juga kerap ditiduri oleh anakbuah nya. Ramon murka tidak mau mengakui anak yang kukandung dan mengusirku.
.
Setelah itu aku kembali ke tempat Wiji dan tinggal dengan nya hingga melahirkan, aku melahirkan seorang bayi perempuan yang sempat kurawat hingga usia 1 tahun lalu aku meminta Wiji untuk menitipkan anakku ini ke panti asuhan, dan wiji jangan pernah memberitahuku dimana panti asuhan tempat dia akan menitipkan anakku nanti. Setelah itu aku tidak pernah lagi bertemu Wiji dan juga tidak pernah berusaha mencari dimana anak perempuanku sekarang berada, aku sadar semakin aku tidak tahu semakin aman untuk anak itu.
.
.
.
 
Terakhir diubah:
awal awal sempet tertipu sama cerita ini. di luar ekspektasi nih. belom pernah baca yang model gini. makasih ts telah membuat cerita ini. jadi nambah pengetahuan baru :pandaketawa:
firasat kalo anaknya si anie ini adalah si fanny :kacamata:
 
wah dah lebaran nih Gan.
Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir batin.

Ngomong2x kpn update nih .....
 
Siapa ya anaknya???.. Hahaha ketebak banget...

Plot maju mundur belakangan ini agak kurang mudeng ane gan hahahah ...maklumlah agak lemot ane mencernanya...
 
Abis pusing kebanyakan makanan santan...
Skrg jd tambah pusing ama alur cerita yg loncat2an...
Eh, ada opor....
Komen nya nanti dulu yah gan
Makan opor dulu :D
 
@inu_dimas: premium gan
.
@sachi: tengkiu
.
@damprat: thx's ya da baca
.
@jumpinglion: tengkiu.
.
@babeh: maaf lahir batin juga, update segera.
.
@bolananas : iya gan
.
@megatron: iya gan emang biar ketauan anaknya sapa, kan dah mau ending.
.
@R-devel: dah terlanjur maju mundur sambil loncat2an gan, tanggung tinggal 1 lagi.
.
Bukannya opor pakai santan juga ya.
.
Terimakasih ya buat semua yang dah baca n koment.
 
.
13th Sin : Final Chapter
.
akan ada beberapa kali perpindahan pov dalam cerita ini
.
(Fany stories)
.
Lian berlari menerjang mereka, dengan dua tangannya memegang potongan pipa besi.
.
Dua orang pria langsung berlari menghadangnya, namun dengan sigap Lian berlutut dengan kedua tangan yang memegang pipa besi itu terbentang dan mengenai lutut kedua orang itu, mereka langsung terjungkal, terlihat mereka semua terpana akan kejadian itu.
.
Seorang lagi datang dengan berlari menuju Lian, namun sungguh diluar dugaan Lian melemparkan salah satu besi yang dipegangnya dan tepat mengenai leher orang, darah memancar dari lehernya, beberapa temannya tampak tercengang, mereka langsung mengelilingi Lian dengan pipa besi ditangan masing-masing.
.
.
Mereka menyerang serempak, Lian langsung bergerak memiringkan badan, menghajar salah satu yang terdekat dengannya, lalu menggunakannya sebagai pijakan untuk meloncat dan menggunakan kesempatan itu untuk memukul kepala salah seorang dari mereka, rupanya Lian bermaksud keluar dari kepungan mereka, setelah berhasil Lian langsung mengejar Mario, pemuda itu berlari menuju sisi gudang tapi karena begitu banyak kardus dan kotak yang menghalangi, Lian berhasil mengejar dan menghajar kepalanya hingga berdarah, beberapa orang bawaan Mario yang tadi berusaha menahan Lian namun Lian bergerak lebih cepat, dan kembali mengangkat pipa besi itu, kembali hendak memukul kepala Mario..
.
"DOORRRRR...!"
.
Semua yang ada ditempat ini langsung terdiam, dan serentak menoleh kearah sumber suara letusan itu.
Seorang pria paruhbaya yang entah darimana datangnya, berdiri didepan pintu masuk gudang ini dengan sebuah pistol yang ditujukan kedepan.
Mataku langsung menyusuri arah dari moncong senjata itu.
.
"MAMAAAAA....!" aku langsung berteriak histeris dan berlari menghampirinya, rupanya tanpa kusadari mama sudah tidak lagi disebelahku, ia menghadang peluru yang ditembakan ke arah Lian oleh pria tua itu..
.
"mama..mama.." aku dan Lian berteriak memanggilnya, dan memeluk tubuhnya yang ambruk, mama meringis kesakitan dengan tangan memegangi bagian perutnya yang berlumuran darah.
.
"mama..mama.." kami memeluknya erat dan tidak mampu menahan tangis akan kondisinya ini.
.
"kalian..kalian..harus..la...ri..." ujar mama terbata-bata sementara dari mulutnya juga sudah mengeluarkan darah.
.
"gak ma.. Kita sama-sama lari..mama harus kuat, mama pasti bisa bertahan...ma.." liat berkata sambil memeluk dan menyandarkan tubuh mama ke tubuhnya.
.

.
"dor..dor..dor..." entah darimana mereka datang tiba-tiba saja begitu banyak orang, suara tembakan dan orang-orang berlarian serta menjerit kesakitan, aku hanya memeluk erat mama dan Lian, hingga akhirnya setelah beberapa saat kemudian tempat ini kembali hening, dan orang-orang berpakaian hitam-hitam mengelilingi kami.
Sedetik kemudian aku merasa ada yang menarik tubuhku menjauh dari mama dan Lian, aku sempat melihat suster Evi yang berlari dari belakang barisan orang-orang ini, mendekati mama yang sedang dipeluk Lian, aku terus meronta sekuat tenaga agar bisa melepaskan diri, berteriak-teriak memanggil mama, aku masih sempat melihat Lian yang berusaha menolongku namun dipegangi oleh dua orang, sementara orang yang menyeretku mulai menarik tubuhku meninggalkan tempat ini, rontaanku sia-sia karena mereka lebih kuat.
."mamaa....!"teriakku, sebelum orang-orang itu menarik tubuhku dan membawaku dengan mobil meninggalkan tempat ini, ya Tuhan tolong lindungi mama dan Lian...
 
Terakhir diubah:
.
==
(LIANA STORIES)
==
.
Aku sudah tidak terlalu memperdulikan penjelasan suster Evi tentang bagaimana ia bisa sampai kesana, karena melihat ada yang mengikuti kami dan juga bagaimana ia terpaksa menelpon tante Anie yang akhirnya mengirimkan orang, semua sudah terlambat, Mario bajingan itu sudah berkhianat dan pak Wicaksana juga menembak mama, mereka berdua kini sudah tewas ketika berusaha lari dari orang-orang suruhan tante Anie, tapi itu semua tidak mengubah keadaan karena kondisi mama sangat kritis, kini aku hanya bisa berharap agar operasinya berhasil, aku juga berharap agar tidak terjadi apa-apa pada ci Fany yang dibawa oleh orang-orang suruhan tante Anie.
.
"Lian.." suster Evi membuyarkan lamunanku."operasinya sudah selesai.." ujarnya
.
Aku segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari pintu ruang operasi..
.
"bagaimana mama saya..dok..?"
.
Dokter itu tidak langsung menjawab pertanyaanku, ia terdiam sejenak lalu menarik nafas dalam-dalam...
.
"pasien kehilangan banyak darah, dan terlalu lama dibawa kesini.. Peluru mengenai jantung, kami tidak bisa mengangkatnya. Maaf kami sudah berusaha semampu kami.." jelas dokter itu.
.
"tidaaaak..mamaa..." aku panik dan berteriak histeris suster Evi langsung memelukku.
.
Aku tidak pernah membayangkan semua ini terjadi pada mama, aku tidak sanggup ditinggal sendiri..
.
"kondisi pasien sekarang sadar, tapi waktunya tidak lama, anda bisa masuk sekarang.." lanjut dokter.
Aku langsung masuk, mama masih terbaring kugenggam tangannya.
"Liaan..!" ujarnya lirih
.
"mama..mama..!" aku tidak bisa lagi menahan tangisku, aku ga mau kehilangan mama.. "mama..lian..sayang..mama..!"
.
"Li..lian.." mama seperti kesulitan untuk bicara, aku mendekatkan wajahku ke wajahnya.. "lari..lar..ri..yang ja..jauh...!" ujarnya lirih disertai hembusan nafas diwajahku..
.
"mamaaa..jangan pergi maa..mama..jangan tinggalin Lian ma..!"aku langsung kalap mengguncang-guncang tubuh mama berharap dia sadar kembali, suster Evi berusaha menenangkanku, tapi aku terus meronta, hingga akhirnya beberapa suster yang ada disitu juga turut memegangiku.
.
Aku hanya bisa meratapi ketika tubuh mama dibawa keluar dari ruang operasi itu, tante Anie juga sudah datang dan berkata dia yang akan mengurus semua pemakaman mama, mama akan dimakamkan di kota kelahirannya di Malang.
.
"lalu cici bagaimana tante?..dimana dia sekarang?"..
.
"tante tidak tahu, mereka membawa Fany kemana, tapi kamu tidak perlu khawatir, keluarga Ming selalu menjaga asetnya, untuk sementara dia aman, sekarang kalian berdua lah yang tidak aman, sekarang konsentrasi mereka sedang terfokus untuk merekayasa kejadian digudang itu, apalagi wicaksana adalah pejabat dinegeri ini.. Dan setelah membereskan semua itu, kalian berdua pasti akan jadi target mereka selanjutnya.!" jelasnya kepada aku dan suster Evi.
.
"apa yang harus kami lakukan..?" tanya suster Evi.
.
"kalian berdua harus lari,." jawab tante Anie.
.
"aku tidak mau, aku mau menyelamatkan ci Fany.." aku menolak saran tante Anie.
.
"kau pikir kau bisa melawan keluarga Ming...jangan bodoh..!"
.
"tolong tante..aku sudah kehilangan mama..apa aku harus kehilangan ci fany juga..aku ga sanggup tante, pasti ada cara untuk menolong nya..tolong cici tante.." ujarku memohon, aku gak mau lagi kehilangan, ci Fany satu-satunya keluargaku yang tersisa, tapi aku bahkan tidak tahu dimana ia kini berada.
.
"apakah kehilangan mamamu tidak membuatmu mengerti juga, jangan bodoh jika kau tetap bersikeras yang ada malah akan semakin menyusahkan fany..kau mau fany bernasib seperti mamamu, karena keegoisanmu..!" tante Anie berkata agak keras..
.
Mungkin benar apa yang dikatakannya, jika saja aku tidak terus membujuk mama untuk kabur dari keluarga Ming mungkin saat ini mama masih hidup ini semua salahku, aku selalu saja menjadi bencana untuk mama dan cici, kenapa bukan aku saja yang menggantikan cici. Maafin Lian mah.. Maafin Lian ci...
.
.
.
.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
===
(FANY STORIES)
===
.
Mereka membawaku kesebuah pulau dikepulauan seribu, dimana terdapat sebuah bangunan tembok besar, aku tidak tahu tempat apa ini, banyak penjaga yang menjaga disetiap sudut.
seluruh pakaian yang kukenakan dilucuti, lalu aku dikurung dalam sebuah ruangan berbentuk penjara tanpa apa-apa didalamnya hanya dinding dan lantai ubin dengan penerangan cahaya yang begitu minim dari celah jeruji kecil, tubuh telanjangku sesekali menggigil akibat dinginnya diruang ini.
.
Aku tidak lagi berteriak untuk minta dilepaskan seperti yang kulakukan sejak pertama kali aku dibawa kesini, karena aku sadar semua itu sia-sia, aku sangat menghawatirkan mama dan Lian, bagaimana mereka sekarang, mama apakah mama baik-baik saja...
.
"sreeeek..." jeruji besi yang merupakan pintu diruangan ini terbuka, seorang wanita yang usianya mungkin sama denganku memakai baju rapi berwarna putih. berdiri didepan dengan dua orang pria berbaju hitam di belakangnya.
.
"sudah selesai berteriak nya.. Jika masih belum puas silahkan lakukan hal tidak berguna itu kami punya banyak waktu..tapi aku tidak yakin apakah kau punya waktu sebanyak itu.." ucapnya datar.
.
"apa maksudnya..siapa kau kenapa aku dibawa kesini, dimana ini...?" tanyaku.
.
"namaku Jessica dan kau berada dipenjara keluarga Ming,.. Kau harus menjalani hukuman karena usahamu untuk lari..jika kau menolak hukuman maka adikmu yang akan menggantikan.." ancamnya.
.
"bajingan kalian.." teriakku.
.
"semakin cepat kau menjalani hukuman semakin cepat kau bisa bertemu kembali keluargamu.." ujarnya lagi.
.
Aku tahu posisiku sudah tidak bisa berbuat banyak, jika memang ini bisa menyelamatkan mama dan Lian, aku akan melakukannya.
.
"apa yang kau inginkan.?" tanyaku lagi.
.
"ikutlah denganku..! Ujarnya sambil berbalik, akupun mengikutinya. Menyusuri lorong gelap dimana disisi kiri dan kanannya ada sel-sel kecil seperti tempat aku dikurung tadi, beberapa ada penghuninya, wanita yang rata-rata tergolek lemah tanpa busana, sungguh biadab kekejaman keluarga Ming ini, aku yakin wanita-wanita ini adalah keturunan keluarga Jia entah apa yang mereka lakukan..
"mereka adalah orang-orang yang melakukan kebodohan sama seperti kamu..berusaha untuk lari..dari takdir.." ucap wanita itu seolah tahu apa yang kupikirkan.
.
"masuklah ke kamar itu, jika kau mampu bertahan melayani pria disana, maka kau bisa bertemu keluarga mu, ingat kau tidak diijinkan untuk melakukan penolakan atau perlawanan sedikitpun..!" ujarnya, menunjuk sebuah pintu berwarna putih diujung lorong. "masuklah dan tunggu disana!"
.
Ruangan ini kondisinya sangat kontras dengan dilorong tadi, semua serba putih dan bersih, juga sangat terang namun begitu sejuk. sebuah matras yang juga berwarna putih tergeletak tepat ditengah ruangan ini dan sebuah jam dinding disalah satu dindingnya.
.
Pintu terbuka, dan wanita tadi masuk dengan seorang pria berprilaku aneh, tubuhnya sedikit bungkuk dan badannya seperti tak pernah berhenti bergetar, matanya menatapku nanar, mulutnya terus berguman sesuatu yang tidak jelas.
.
"selamat bersenang-senang tuan muda.." ujar Jessica pada pria aneh itu, lalu meninggalkan aku hanya berdua dengannya diruangan ini.
.
"tiiduurr...sana..ti..tidur..." katanya padaku tergagap sambil menunjuk matras dilantai itu,
aku menuruti perintahnya, kubaringkan tubuhku telentang, sambil menatap pria ini lebih seksama, tubuhnya begitu kurus tonjolan tulang dan urat-urat tercetak jelas ditubuhnya, bagian kelaminnya juga penuh dengan urat yang menonjol, ukurannya tidak besar namun panjang menjuntai.
.
Ia menghampiriku, bersimpuh disebelahku. Ia membungkuk wajahnya tepat berhadapan dengan wajahku, dan ia menyentuhkan hidungnya keningku, ia menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskannya dengan hidung tetap menempel dikeningku, pria aneh ini terus melakukan hal serupa mengendusi seluruh tubuhku dari wajah, leher dada, terus kebawah..
"akrghhh..." erangku pelan ketika ia menarik nafas dalam-dalam tepat dicelah memekku, lalu menghembuskannya.
.
Setelah mengendus, kali ia mulai menjilati, dari ujung kaki terus keseluruh tubuh, liurnya terasa begitu banyak, aku hanya memejamkan mata ketika lidah penuh liurnya mejulur menjilati sekaligus melumuri seluruh wajahku, serta menebarkan aroma yang tidak sedap.
.
Pria itu kini menduduki tubuhku yang masih telentang tepat diperutku dengan posisi membelakangiku, tubuh orang ini seperti tidak mempunyai daging, aku bisa melihat dengan jelas barisan tulang belakangnya yang agak bongkok itu.
.
Diduduki diperut seperti ini membuatku sulit bernafas, namun aku berusaha untuk menahannya, kaki kiriku diangkatnya hingga menyentuh dadanya, sedikit sakit karena ia memaksakannya, tangannya mengelus-mengelus paha bawahku, sementara tangan satunya memegang kuat bagian ujung mata kakiku, dan aku merasakan ia menarik ujung kakiku, tapi menahan bagian dengkul berlawanan arah.
.
.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd